4 Pemeliharaan Puyuh
A. Profil Puyuh
Burung puyuh merupakan jenis burung yang tidak dapat terbang tinggi, ukuran tubuhnya
relatif kecil dan berkaki pendek. Burung puyuh merupakan burung liar yang pertama kali
diternakkan di Amerika Serikat pada tahun 1870. Burung puyuh yang dipelihara di Amerika
disebut dengan Bob White Quail, Colinus Virgianus sedangkan di China disebut dengan Blue
Breasted Quail, Coturnix Chinensis (Tetty, 2002). Masyarakat Jepang, China, Amerika dan
beberapa negara Eropa telah mengkonsumsi telur dan da gingnya karena burung puyuh bersifat
dwiguna. Burung puyuh terus dikembangkan keseluruh penjuru dunia, sedangkan di Indonesia
burung puyuh mulai dikenal dan diternakkan sejak tahun 1979 (Progressio, 2003).
Sistem pemeliharaan yang digunakan adalah Sistem Sangkar Baterai. Dinding dan lantai
sangkar sistem ini terbuat dari kawat kasa/ram. Hal ini menyebabkan di bawah lantai setiap
sangkar perlu disediakan alas guna menampung kotoran (dropping board). Ukuran sangkar
tinggisangkar 20-30 cm, bagianatassangkarpasangjala, pintu di bagiansamping, alas dibuat
darikawatloket 1.5 x 1.5 cm.
LAMA PAKAN
PEMELIHARAAN TERKONSUMSI
(GRAM)
Minggu 1 11324,45
Minggu 2 13558,9
Minggu 3 14260
Minggu 4 13605,9
Minggu 5 13967,1
Minggu 6 13251,1
Minggu 7 12960
Minggu 8 10369,1
Minggu 9 9453,1
Minggu 10 8335,1
Minggu 11 6968,1
B. Pakan
Minggu 3
Minggu 4
Minggu 5
Minggu 6
Minggu 7
Minggu 8
Minggu 9
Minggu 10
Minggu 11
Minggu2
Pakan yang diberikan adalah pakan ayam petelur atau layer dengan pemberian
20gr/ekor/hari dikarenakan puyuh yang kami pelihara memasuki fase prelayer. Dari data diatas
dapat dapat dilihat konsumsi pakan perhari berkisar antara 15-20 gr/ ekor/ hari. Pemberian pakan
puyuh masa produksi harus benar-benar diperhatikan dengan teliti. Sebab pemberian pakan yang
berlebihan tidak akan meningkatkan produksi justru merupakan suatu pemborosan. Burung puyuh
membutuhkan pakan dengan kandungan protein yang berbeda pada tiap periode. Pada data grafik
diatas konsumsi pakan keseluruhan semakin menurun ini disebabkan oleh jumlah puyuh yang
berkurang pada saat minggu ke 1-3 : 108 ekor, 4-8 :107,ekor 9 : 100 ekor , 10-11 : 95 dan 90 ekor
dan juga di pengaruhi oleh jumlah sisa pakan setiap minggunya.
C. Produksi Telur
Dari data diatas dapat dilihat produksi puyuh meningkat dari minggu pertama-sampai
minggu ke 5 kemudian mengalami penurunan pada minggu ke 6,setelah itu mengalami kenaikan
kembali pada minggu ke 7. Selanjutnya pada minggu ke 8-11 mengalami penurunan,dari data
grafik bisa disimpulkan bahwa salah satu faktor produksi telur naik turun yaitu manajemen
pemberian pakan yang dilakukan yang kurang baik. Burung puyuh merupakan salah satu jenis
unggas yang cukup produktif (Sunarno, 2004), dapat bertelur sebanyak 300 butir/tahun (Helinna
dan Mulyantono, 2002). Produksi telur yang optimum dapat ditentukan oleh tiga faktor utama
yaitu breeding, feeding dan management.
PAKAN JUMLAH BETINA FCR BOBOT
TERKONSUMSI SETIAP SAAT
(GRAM) (EKOR)
11324,45 461 11,8
13558,9 532 6,68
14260 532 6,28
13605,9 532 6,06
13967,1 532 5,45
13251,1 532 6,24
12960 532 5,96
10369,1 399 15,85
9453,1 399 9,89
8335,1 399 8,51
6968,1 399 6,32
FCR Bobot
18
15.85
16
14
11.8
12
9.89
10 8.51
8 6.68 6.28 6.06 6.24 5.96 6.32
5.45 FCR Bobot
6
4
2
0
Pada grafik diatas dapat dilihat FCR bobot telur dari minggu 1-11 mengalami naik turun,
FCR bobot telur paling tinggi yakni pada minggu ke 8 sedangkan FCR paling rendah yaitu pada
minggu ke 5. Hal ini di pengaruhi oleh berapa jumlah pakan yang terkonsumsi setiap minggu dan
jumlah produksi telur peminggu,berikut cara untuk menghitung FCR bobot telur : Jumlah Pakan
Terkonsumsi / Jumlah Bobot Telur total.
PAKAN TERKONSUMSI JUMLAH FCR BUTIR
(GRAM) TELUR
11324,45 41 276,21
10369,1 67 154,76
9453,1 97 97,45
FCR Butir
300
250
200
150
50
Hasil grafik diatas menjelaskan bahwa angka FCR butir tertinggi ada pada minggu ke 1
dan FCR terendah ada di minggu ke 5, pada minggu ke 5 FCR rendah karena puyuh yang
dipelihara sedang dalam masa puncak produksi. Sedangkan pada minggu 1 puyuh yang dipelihara
masi dalam periode belajar bertelur.
E. BEP
BEP Harga
2500
1933.44
2000
1500
1083.34
1000 BEP Harga
708.3 682.18
577.68
499.1
500 388.74386.44439.61421.95 406.47
BEP Produk
BEP Butir
332.73
350 316.37 317.47 325.9 309.19
302.4
300 264.24
250 214.95220.57
194.49
200 162.59
150
BEP Butir
100
50
0
Dari data diatas dapat dilihat rataan BEP Harga selama pemeliharaan Rp 532,29,- yang
artinya jika kita ingin mendapat kembali modal atau tidak mendapat rugi maka kita harus menjual
telur puyuh dengan harga Rp 532,29,-/butir. Dan rataan BEP Produk adalah 272 butir maksudnya
jika kita ingin mendapat kembali modal atau tidak mendapat rugi maka kita harus memproduksi
telur puyuh sebanyak 60 butir per minggu.
F.IOFC
IOFC
0
-10000
-20000 -12776.7
-21741.3
-21869.7
-30000 -26220
-29457.7 -28045.7
-40000 -37071.7 IOFC
-39820
-50000
-54712.3 -52483.7
-60000
-70000 -66971.15
-80000
Dari data diatas dapat diperoleh IOFC selama pemeliharaan sebesar –Rp391.170,. Hal ini
merugikan bagi kita sebagai peternak,salah satu penyebab kerugian adalah pertama biaya produksi
lebih tinggi dari biaya penerimaan, kedua pemberian pakan yang kurang efisien sehingga perlu
adanya perbaikan dalam segi manajemen pemeliharaan atau perbaikan peralatan. Jika diteruskan
merugi maka peternakan yang kita bangun lama-lama akan bangkrut.
Quail Day
50 46.05 47.56
45 39.66 40.41
40 37.59
35 30.08
30 25.19 24.31 25.31
25
20 16.79
Quail Day
15
8.89
10
5
0