Anda di halaman 1dari 13

Praktikum ke-14 Tanggal : 21 Desember 2017

Mata Kuliah: Kewirausahaan Dosen : Intani Dewi

LAPORAN PRAKTIKUM KEWIRAUSAHAAN

KEDAI TUSUK (HALAL, HIGENIS, LEZAT)

Disusun Oleh:

Kelompok 8

Muhammad Alam Rizki J3I115012

Muhammad Fauzan Rahadian J3I115023

Dias Harry Noviady J3I215086

Muhammad Aditya J3I215102

Tiara Devi Fransiska J3I215105

PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI DAN MANAJEMEN TERNAK


PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2017
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kewirausahaan adalah padanan kata dari entrepreneurship yang berarti


peluang, pencipta, dan pengelola usaha. Istilah tersebut dikenalkan oleh Richard
Cantillon (1755). Istilah tersebut digunakan untuk menggambarkan para
pengusaha yang mampu memindahkan sumber daya ekonomis dari tingkat
produktivitas rendah ke tingkat yang lebih tinggi serta menghasilkan lebih banyak
lagi.
Kewirausahaan yaitu sistem mengidentifikasi, mengembangkan, serta
membawa visi ke dalam kehidupan untuk mencapai Misi. Visi tersebut dapat
berbentuk inspirasi inovatif, kesempatan, cara yang tambah baik saat menjalankan
suatu hal. Hasil akhir dari system tersebut yaitu penciptaan usaha baru yang
dibentuk pada kondisi resiko atau ketidakpastian.
Bakso ikan adalah produk makanan berbentuk bulat pada umunya terbuat
dari terigu dan ada campuran daging ikan. Pada umunya bakso yang kita kenal
adalah bakso yang terbuat dari daging sapi, seiring dengan perkembangan jaman
bakso juga terbuat dari daging ayam, ikan, dan yang lainnya. Bakso biasanya
disajikan diatas mangkuk dan memiliki kuah, seiring dengan perkembangan dunia
kuliner bakso juga dapat disajikan tanpa kuah, misalnya dibakar atau digoreng.
Bakso juga memiliki kandungan protein yang cukup tinggi dan bermanfaat
untuk tubuh, dan memiliki rasa yang khas. Kedai Tusuk menghadirkan produk
baru yaitu bakso ikan yang digoreng, ditambah dengan kentang yang kaya akan
sumber karbohidrat. Produk ini memiliki daya tarik dari cara memakannya yang
unik yaitu di tusuk dan memiliki rasa yang khas tanpa penyedap rasa.
Peluang pada bakso ikan ini terbilang masih lebar karena kebanyakan bakso
terbuat dari daging sapi. Tantangan dari penjualan produk ini adalah banyaknya
saingan yang menjual produk sejenis yaitu bakso, dan memiliki cara pengolahan
yang berbeda-beda.

1.2 Tujuan

Tujuan dilakukannya praktikum ini adalah agar mahasiswa mampu


mengetahui langkah-langkah dalam memulai wirausaha, teknik pemasaran, teknik
produksi, dan permasaahan-permasalahan yang dapat ditemukan dan menghambat
dalam proses berwirausaha, lalu tujuan dari pembuatan dan penjualan produk ini
adalah sebagai bentuk pengaplikasian dari proses berwirausaha, sehingga
mahasiswa benar-benar dapat merasakan bagaimana proses wirausaha dijalankan.
1.3 Ruang Lingkup

Kami melakukan produksi sendiri dan pembelian produk yang sudah jadi
(reseller) dari bahan baku bakso ikan dengan menggunakan modal berkelompok,
kemudian ditambah bahan-bahan lain seperti kentang dan saus, lalu dikemas
didalam kotak makanan.

BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Bahan baku

2.1 Fishball

Pengembangan berbagai produk olahan hasil perikanan dapat dijadikan alternatif


menumbuhkan kebiasaan mengkonsumsi ikan bagi masyarakat Indonesia,
sekaligus merupakan upaya untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat. Salah satu
bentuk dari produk olahan ikan tersebut adalah bakso ikan.

Bakso pada umumnya merupakan daging yang dihaluskan dan ditambahkan


Dengan bumbu-bumbu, filler (tepung), dan bahan pengikat (putih telur). Dibentuk
Bulat-bulat baik secara manual ataupun dengan menggunakan mesin pembuatan
Bakso dan dimasak dengan air panas untuk siap saji (Zulkarnain, 2013).
Sedangkan fishball dapat didefinisikan sebagai produk makanan berbentuk
bulatan atau lain, yang diperoleh dari campuran daging ikan dan pati atau serealia
dengan atau tanpa penambahan bahan tambahan makanan yang diijinkan
(Syahril,2015).

Dalam membuat fishball, daging ikan yang baik untuk digunakan adalah daging
ikan yang segar, karena belum mengalami fase rigor mortis. Sehingga daging
memiliki daya ikat air yang tinggi, dalam arti kemampuan protein daging
mengikat dan mempertahankan air tinggi sehingg menghasilkan bakso dengan
kekenyalan tinggi (Prastuti, 2010). Secara teknis pengolahan fishball cukup
mudah. Bila ditinjau dari upaya kecukupan gizi masyarakat, bakso dapat dijadikan
sebagai sarana yang tepat, karena produk ini bernilai gizi tinggi dan disukai oleh
semua lapisan masyarakat (Kurniawan dan Kusrahayu, 2012)
2.2 Syarat Mutu Fishball

Kriteria fishball yang baik dapat dilihat dari syarat mutu bakso yang terdapat
didalam SNI 01-7266.12006 adalah:

 Bentuk : bulat halus, berukuran seragam, bersih dan cemerlang, tidak


kusam.
 Warna : putih merata tanpa warna asing lain. • Rasa : lezat, enak, rasa ikan
dominan sesuai jenis ikan yang digunakan.
 Aroma : bau khas ikan segar rebus dominan sesuai jenis ikan yang
digunakan dan bau bumbu cukup tajam.
 Tekstur : kompak, elastis, tidak liat atau membal, tidak ada serat daging,
tanpa duri atau tulang, tidak lembek, tidak basah berair, dan tidak rapuh.

Fishball yang aman untuk dikonsumsi harus sesuai dengan syarat mutu. Syarat
mutu dan keamanan untuk bakso ikan berdasarkan SNI 7266:2014 dapat dilihat
pada Tabel berikut.
Sumber : Badan Standarisasi Nasional (2014).

2.3 Aspek-aspek studi kelayakan bisnis

Studi kelayakan bisnis adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam
tentang suatu usaha atau bisnis yang akan dijalankan, dalam rangka menentukan
layak atau tidak usaha tersebut dijalankan (Jakfar & Kasmir, 2010). Studi
kelayakan membantu menemukan pendekatan dan solusi alternatif untuk
mempraktekkan suatu ide (Thompson, 2003). Pada studi kelayakan, masing-
masing aspek tidak berdiri sendiri, akan tetapi saling berkaitan. Artinya jika salah
satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan perbaikan atau tambahan yang
diperlukan.

2.4 Aspek pasar

Pasar merupakan tempat pertemuan antara penjual dengan pembeli, atau saling
bertemunya antara kekuatan permintaan dengan kekuatan penawaran untuk
membentuk suatu harga. Permintaan dapat diartiakan sebagai jumlah barang yang
dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada
berbagai tingkat harga. Permintaan yang didukung oleh kekuatan tenaga beli
disebut permintaan efektif, sedangkan permintaan yang didasari pada kebutuhan
saja disebut sebagai permintaan potensial.

Hukum permintaan mengatakan bahwa bila harga suatu barang meningkat, maka
kuantitas harga barang yang diminta akan berkurang, begitu pula sebaliknya, bila
harga barang yang diminta menurun, maka kualitas barang yang diminta menaik
(asumsi cetris paribus). Sedangkan penawaran dapat diartikan sebagai berbagai
kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Tingkat
harga ditentuakan oleh beberapa faktor, antara lain; harga barang itu sendiri, harga
barang lain, ongkos produksi, tingkat teknologi, dan tujuan-tujuan perusahaan.

2.5 Aspek Manajemen

Tujuan studi aspek manajemen adalah untuk mengetahui apakah pembangunan


dan implementasi bisnis dapat direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan,
sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau tidak. Dalam pembangunan
proyek bisnis dan implementasinya dapat dilakukan melalui pendekatan-
pendekatan, antara lain:

 Perencanaan (planning) Bertujuan agar dilakukanya persiapan yang


sistematis bagi produksi yang akan dijalankan.
 Pengorganisasian (organizing) Didalam organisasi dikenal beberapa
bentuk organisasi atau lebih tepat disebut struktur organisasi.
 Penggerakan (actuanting) Bertujuan agar mempengaruhi seseorang supaya
bersedia menjadi pengikut , melakukan daya tolak pada seseorang ,
membuat seseorang suka mengerjakan tugas dengan lebih baik
 Pengendalian (controlling) Bertujuan agar pelaksanaan kegiatan dapat
berjalan sesuai dengan rencana.

2.6 Aspek finansial

Konsep cost of capital (biaya-biaya untuk menggunakan modal) dimaksudkan


untuk menentukan berapa besar biaya riil dari masing-masing sumber dana yang
dipakai dalam investasi. Aspek finansial merupakan suatu gambaran yang
bertujuan untuk menilai kelayakan suatu usaha untuk dijalankan atau tidak
dijalankan dengan melihat dari beberapa indikator yaitu keuntungan, Break Event
Point (BEP) dan Payback Period (PP) yang dapat diuraikan sebagai berikut :

1. Keuntungan suatu perusahaan didapatkan dari hasil penjualan produk setelah


dikurangi dengan biaya-biaya yang dikeluarkan perusahaan untuk memproduksi
produk tersebut.
2. Payback Period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup kembali
pengeluaran investasi (initial cash investment) dengan menggunakan aliran kas,
yang bertujuan untuk mengetahui seberapa lama modal yang telah ditanamkan
dapat kembali dalam satuan waktu.

3. Break Event Point (BEP) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui sampai batas
mana usaha yang dilakukan dapat memberikan keuntungan atau pada tingkat tidak
rugi dan tidak untung. Estimasi ini digunakan dalam kaitannya antara pendapatan
dan biaya (Syarif, 2011).

BAB 3
PEMBAHASAN
3.1 Gambaran Umum Industri

Penjualan yang dilakukan dengan menggunakan strategi pasar. Strategi


pemasaran merupakan knci berhasilnya penjalan produk. Berikut strategi untuk
meningkatkan penjualan produk:

1. Mengenali Pelanggan
Lakukan identifikasi terhadap target pasar. Target pasar adalah
Mahasiswa dan umum. Target pasar ini mempermudah pemasran yang
efektif dan menghindarkan dari pembuangan biaya dan waktu yang sia-
sia.
2. Memilih Lokasi yang Strategis
Lokasi penjualan umumnya di Kampus Diploma IPB dan khusunya di
Prorgam Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak. Pemilihan lokasi
tersebut merupakan strategi untuk menjaring pelanggan. Lokasi yang
dipillih harus mudah dijangkau pembeli.
3. Melakukan Promosi
Promosi dilakukan melalui media social dan secara visual. Pengenala
produk atau promosi kepada kinsmen dengan cara kreatif agar pembeli
berminat untuk membeli produk tersebut.

3.2 Gambaran Umum Usaha

- Deskripsi Produk
Kedai tusuk adalah jenis makan ringan cepat saji berbahan utama baso dan
kentang goreng yang di sajikan secara praktis dan higienis. Makanan ini
merupakan makanan ringan cepat saji yang memiliki nilai gizi yang tinggi. Bahan
baku dari Kedai Tusuk ini adalah baso ikan salmon yang didapat dari pasar dan
kentang segar pilihan yang di peroleh dari petani langsung sehingga kandungan
protein dan karbohidrat yang terkandung didalamnya cukup tinggi.
- Cara pembuatan dari Kedai Tusuk ini adalah :
1. Menyiapkan alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan fish
ball
2. Panaskan minyak pada wajan yang sudah disiapkan
3. Setelah panas, masukan fish ball kedalam wajan sesuai kebutuhan
untuk digoreng.
4. Tunggu hingga mengembang dan berubah warna agak kecoklatan
5. Angkat fish ball dan tiriskan
6. Potong kentang berbentuk stick
7. Panaskan minyak baru untuk menggoreng kentang
8. Setelah panas, masukan kentang ke dalam wajan untuk digoreng
9. Angkat kentang setelah berwarna kuning kecoklatan dan kering dan
tiriskan
10. Kemas fish ball dan kentang goreng pada box “Kedai Tusuk”
- Alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan Kedai Tusuk sebagai
berikut :
1. Wajan
2. Sodet
3. Kompor
4. Tusuk gigi
5. Tissue
6. Box “Kedai Tusuk”

Manfaat dari produk “Kedai Tusuk” adalah memberikan makanan ringan


cepat saji. Inovasi yang dilakukan adalah menambah varian rasa pada bakso yang
kami olah.
Perencanaan Sumber Daya Manusia

o Struktur organisi

Desain
kemasan dan
produksi
Desain M. Fauzan
Rahian Perencanaan dan
kemasan dan
promosi
produksi
Muhammad
M. Fauzan K Aditya
Rahadian d
e

a
i
T
u
s
u
k
Opersional Produksi
Dias Harry Muhammad
Noviady Alam Rizky
Keuangan
Tiara Devi
Fransiska

Desain kemasan dan pemasaran


Mendesain kemasan produk Kedai Tusuk yang akan di gunakan sebagai kemasan
Keuangan
Mengatur da bertanggung jawab atas perputaran sekaligus pengelolaan keuangan
Produksi
Memasarkan produk “Kedai Tusuk” kepada semua konsumen
Operasional
Membantu jalannya proses mobilisasi pembelian bahan baku dan proses
pemasaran
Perencanaan dan promosi
Melakukan perencanaan dalam pemasaran, pengembangan produk, dan
mekanisme promosi.
 Perencanaan Keuangan
a. Biaya Pendapataan dan Pengeluaran Produksi

Pengeluaran

Fishball 200 Pcs Rp 500 Rp 100,000


Minyak 1 Liter Rp 22,900 Rp 22,900
Kentang 1 Kg Rp 21,500 Rp 21,500
Saus tomat 1 Botol Rp 13,000 Rp 13,000
Kertas Tissue 1 Bungkus Rp 4,000 Rp 4,000
Box 30 Pcs Rp 500 Rp 15,000
Biaya Produksi Rp 176,400

Pendapataan

Pemasukan 30 Box Rp 5000/Pcs Rp 150,000


Pengeluaran Rp 176,400
Keuntungan Rp -26,400

b. BEP :
Rp 176,400
a. Unit :
Rp 5,000

: 35,3 Pcs / 36 Pcs


Rp 176,400
b. Harga :
30 Pcs

: Rp. 5,880 / Rp. 6,000

Pada produksi fishball selama penjualan, BEP unit yang diperoleh adalah
sebanyak 36 box. Oleh karena itu penjualan yang sudah kami lakukan belum
memenuhi target untuk mencapai titik impas. Dan untuk BEP harga dengan
penjualan 30 box adalah Rp 6000 untuk mencapai titik impas.

BEP akan tercapai jika harga jual RP 5000,00 dengan penjualan 36 box. Akan
tetapi jika untuk menghasilkan keuntungan harga jual harus melebihi Rp 6,000,00
atau kuantitas penjualan produksi ditingkatkan.
c. Penetapan Harga

Di dalam menetapkan harga, terdapat berbagai macam metode. Metode mana


yang digunakan, tergantung kepada tujuan penetapan harga yang ingin dicapai.
Penetapan harga biasanya dilakukan dengan menambah persentase di atas nilai
atau besarnya biaya produksi bagi usaha manufaktur, dan di atas modal atas
barang dagangan bagi usaha dagang.

Metode yang kami gunakan adalah penetapan harga berbasis permintaan. Metode
ini lebih menekankan faktor-faktor yang mempengaruhi selera dan preferensi
pelanggan daripada faktor-faktor biaya, laba dan persaingan. Permintaan
pelanggan sendiri didasarkan pada berbagai pertimbangan, di antaranya yaitu;
kemampuan para pelanggan untuk membeli (daya beli), kemauan pelanggan untuk
membeli, posisi suatu produk dalam gaya hidup pelanggan, manfaat yang
diberikan produk tersebut kepada pelanggan, harga produk-produk substitusi,
pasar potensial bagi produk tersebut, sifat persaingan non-harga, perilaku
konsumen secara umum, segmen-segmen dalam pasar.

Pada penetapan harga berbasis permintaan terdapat beberapa metode yang dapat
digunakan. Pada kesempatan ini kelompok kami menggunakan metode
Penetrasion Pricing. Dalam Strategi ini suatu usaha berusaha memperkenalkan
suatu produk baru dengan harga rendah dengan harapan akan dapat memperoleh
volume penjualan yang besar dalam waktu relatif singkat. Tujuan dari strategi ini
untuk mencapai skala ekonomisdan mengurangi biaya per unit. Pada saat
bersamaan strategi penetrasi juga dapat mengurangi minat dan kemampuan
pesaing karena harga yang rendah menyebabkan marjin yang diperoleh setiap
peusahaan menjadi terbatas.

 Rencana Pemasaran
o Target pasar
Target produk “Kedai Tusuk” ini adalah dapat dipasarkan secara cepat ke
masyarakat melalui promosi di media elektronik maupun media cetak.
o Segmentasi pasar
Segmentasi pasar dari produk “Kedai Tusuk” ini adalah semua kalangan, baik
masyarakat ekonomi kealas bawah, menengah, hingga atas terutama para
mahasiswa Program Diploma IPB.
o Persaingan dan peluang pasar
Persaingan dalam pemasaran produk ini adalah banyaknya produk makanan cepat
saji yang beredar di pasaran dan banyaknya mahasiswa yang melakukan penjualan
di kalangan mahasiswa Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak.
Sementara peluang dari usaha ini adalah belum banyak produk makanan cepat saji
yang bergizi tinggi, higiensi dan lezat.
o Strategi Pemasaran
Memasksimalkan upaya promosi dan produksi. Promosi melalui media sosial dan
promosi secara langsung dengan mendatangi mahasiswa-mahasiswa IPB terutama
Mahasiswa Program Keahlian Teknologi dan Manajemen Ternak.
o Kendala pemasaran
Kendala pemasaran dari produk Kedai Tusuk ini adalah keterbatasan alat dalam
pengolahan, dan harga yang tergolong tinggi dibandingkan produk olahan cepat
saji yang dijual di pasaran.

BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

4.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

Cantillon, Richard. 1755. Esai sur la Nature du Commerce en General. London,


UK: Mac Millan.

Anda mungkin juga menyukai