Anda di halaman 1dari 19

Sejarah tari merak

Tari Merak merupakan tarian kreasi baru dari tanah Pasundan yang diciptakan

oleh Raden Tjetjep Somantri pada tahun 1950an dan dibuat ualng oleh dra.

Irawati Durban pada tahun 1965 .

Banyak orang salah kaprah mengira jika tarian ini bercerita tentang kehidupan

dan keceriaan merak betina, padahal tarian ini bercerita tentang pesona merak

jantan yang terkenal pesolek untuk menarik hati sang betina.

Sang jantan akan menampilkan keindahan bulu ekornya yang panjang dan

berwarna-warni untuk menarik hati sang betina. Gerak gerik sang jantan yang

tampak seperti tarian yang gemulai untuk menampilkan pesona dirinya yang

terbaik sehingga sang betina terpesona dan melanjutkan ritual perkawinan

mereka.

Setiap gerakan penuh makna ceria dan gembira, sehingga tarian ini kerap

digunakan sebagai tarian persembahan bagi tamu atau menyambut pengantin pria

menuju pelaminan.

Kostumnya yang berwarna warni dengan aksen khas burung merak dan ciri

khas yang paling dominan adalah sayapnya dipenuhi dengan payet yang bisa

dibentangkan oleh sang penari dengan satu gerakan yang anggun menambah indah

pesona tarian ini, serta mahkota yang berhiaskan kepala burung merak yang

disebut singer yg akan bergoyang setiap penari menggerakkan kepalanya.


Dalam setiap acara tari Merak paling sering ditampilkan terutama untuk

menyambut tamu agung atau untuk memperkenalkan budaya Indonesia terutama

budaya Pasundan ke tingkat Internasional.

Tari Merak merupakan salah satu tarian daerah kreasi baru yang

dikreasikan oleh Raden TjetjepSomantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian

direvisi kembali oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965.

Pada tahun 1985 dra. Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan

mengajarkannya secara langsung pada Romanita Santoso pada tahun 1993.

Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini

mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad

merak betina.

Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik

perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan

panjang.

Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona

terbaik yang ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan

berlanjut pada ritual pekawinan.


Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan keceriaan

dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai keceriaan

yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan kostum

yang digunakan oleh sang penari.

Dalam membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan kostum

yang berwarna – warni dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan burung

merak jantan.

Dan yang tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung

merak yang bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang –

goyang ketika penari menggerakan kepalanya.


Fungsi Tari Merak

Sedangkan untuk fungsi tari merak, tarian ini sering ditampilkan sebagai tarian

persembahan atau tarian penyambutan. Berikut adalah beberapa fungsi tari

merak :

 sebagai tarian persembahan untuk para tamu yang hadir dalam resepsi

pernikahan

 sebagai tarian penyambutan untuk rombongan pengantin pria ketika menuju

pelaminan

 sebagai tarian penyambutan tamu agung dalam sebuah acara atau ritual

 sebagai sarana untuk memperkenalkan budaya Indonesia dalam kancah

internasional.

merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan kehidupan

binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari kehidupan

merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje

SomantriMerak yaitu binatang sebesar ayam, bulunya halus dan dikepalanya

memiliki seperti mahkota.[3] Kehidupan merak yang selalu mengembangkan bulu

ekornya agar menarik burung merak wanita meninspirasikan R. Tjetje Somantri

untuk membuat tari Merak ini.[2]

Dalam pertunjukannya, ciri bahwa itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai

penarinya memiliki motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan

bentuk dan warna bulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam.[2] Ditambah lagi

sepasang sayapnya yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang

dikembangkan. Gambaran merak bakal jelas dengan memakai mahkota yang


[2]
dipasang di kepala setiap penarinya.

Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan, biasanya tiga penari atau bisa juga
lebih yang masing-masing memiliki fungsi sebagai wanita dan laki-lakinya.[2]

Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan Ucul biasanya. Dalam adegan gerakan

tertentu terkadang waditra bonang dipukul di bagian kayunya yang sangat keras

sampai terdengar kencang, itu merupakan bagian gerakan sepasang merak yang

sedang bermesraan.[2]

Dari sekian banyaknya tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri,

mungkin tari Merak ini merupakan tari yang terkenal di Indonesia dan luar

negeri.[2] Tidak heran kalau seniman Bali juga, diantaranya mahasiswa ASKI

Denpasar menciptakan tari Manuk Rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip

dengan tari Merak.[2]

Tari Merak merupakan salah satu ragam tarian kreasi baru yang mengekspresikan

kehidupan binatang, yaitu burung merak. Tata cara dan geraknya diambil dari

kehidupan merak yang diangkat ke pentas oleh Seniman Sunda Raden Tjetje

Somantri.

Merak yaitu binatang sebesar ayam, bulunya halus dan dikepalanya memiliki

seperti mahkota. Kehidupan merak yang selalu mengembangkan bulu ekornya agar

menarik burung merak wanita meninspirasikan R. Tjetje Somantri untuk membuat

tari Merak ini.

Dalam pertunjukannya, ciri bahwa itu adalah terlihat dari pakaian yang dipakai

penarinya memiliki motif seperti bulu merak. Kain dan bajunya menggambarkan

bentuk dan warna bulu-bulu merak; hijau biru dan/atau hitam. Ditambah lagi

sepasang sayapnya yang melukiskan sayap atau ekor merak yang sedang

dikembangkan. Gambaran merak bakal jelas dengan memakai mahkota yang

dipasang di kepala setiap penarinya. Tarian ini biasanya ditarikan berbarengan,

biasanya tiga penari atau bisa juga lebih yang masing-masing memiliki fungsi

sebagai wanita dan laki-lakinya. Iringan lagu gendingnya yaitu lagu Macan Ucul
biasanya. Dalam adegan gerakan tertentu terkadang waditra bonang dipukul di

bagian kayunya yang sangat keras sampai terdengar kencang, itu merupakan

bagian gerakan sepasang merak yang sedang bermesraan.

Dari sekian banyaknya tarian yang diciptakan oleh Raden Tjetje Somantri,

mungkin tari Merak ini merupakan tari yang terkenal di Indonesia dan luar negeri.

Tidak heran kalau seniman Bali juga, diantaranya mahasiswa ASKI Denpasar

menciptakan tari Manuk Rawa yang konsep dan gerakannya hampir mirip dengan

tari Merak.

Tari Merak merupakan salah satu tarian daerah kreasi baru yang dikreasikan oleh

Raden TjetjepSomantri sekitar tahun 1950-an, yang kemudian direvisi kembali

oleh dra. Irawati Durban pada tahun 1965.

Pada tahun 1985 dra. Irawatai merevisi kembali koreografi tari merak dan

mengajarkannya secara langsung pada Romanita Santoso pada tahun 1993.

Walaupun tarian ini dibawakan oleh penari wanita, namun sebenarnya tarian ini

mengambarkan tingkah laku merak jantan dalam menebatkan pesonanya kepad

merak betina.

Dalam tarian ini digambarkan bagaimana usaha merak jantan untuk menarik

perhatian merak betina dengan memamerkan bulu ekornya yang indah dan

panjang.

Dalam usahanya menarik merak betina, sang jantan akan menampilkan pesona

terbaik yang ada pada dirinya hingga mampu membuat sang betina terpesona dan

berlanjut pada ritual pekawinan.

Gerakan tari merak lebih didominasi oleh gerakan yang menggambarkan keceriaan

dan kegembiraan yang dipancarkan oleh sang merak jantan. Dan nilai keceriaan
yang digambarkan dalam tari merak semakin jelas dengan penggunaan kostum

yang digunakan oleh sang penari.

Dalam membawakan tarian merak, umumnya penari akan menggunakan

kostum yang berwarna – warni dengan aksesoris yang semakin mempertegas kesan

burung merak jantan.

Dan yang tidak pernah ketinggalan dalam kostum tari merak adalah sayap burung

merak yang bisa dibentangkan dan hiasan kepala (mahkota) yang akan bergoyang –

goyang ketika penari menggerakan kepalanya.

TARI SAMAN

Tari Saman (ditarikan pria) atau Tari Ratoh Jaroe (ditarikan wanita) adalah

sebuah tarian suku Gayo (Gayo Lues) yang biasa ditampilkan untuk merayakan

peristiwa-peristiwa penting dalam adat. Syair dalam tarian Saman

mempergunakan bahasa Arab dan bahasa Gayo. Selain itu biasanya tarian ini juga

ditampilkan untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad SAW. Dalam beberapa

literatur menyebutkan tari Saman di Aceh didirikan dan dikembangkan oleh

Syekh Saman, seorang ulama yang berasal dari Gayo di Aceh Tenggara. Tari
Saman ditetapkan UNESCO sebagai Daftar Representatif Budaya Takbenda

Warisan Manusia dalam Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah untuk Pelindungan

Warisan Budaya Tak benda UNESCO di Bali, 24 November 2011.[

Sedikit Sejarah Tari Saman

Tari ini berasal dari dataran tinggi tanah Gayo. Di ciptakan oleh seorang Ulama

Aceh bernama Syekh Saman. Pada mulanya tarian ini hanya merupakan permainan

rakyat biasa yang disebut Pok Ane. Melihat minat yang besar masyarakat Aceh

pada kesenian ini maka oleh Syekh disisipilah dengan syair-syair yang berisi Puji-

pujian kepada Allah SWT. Sehingga Saman menjadi media dakwah saat itu.

Dahulu latihan Saman dilakukan di bawah kolong Meunasah (sejenis surau, saat itu

bangunan aceh masih bangunan panggung). Sehingga mereka tidak akan

ketinggalan untuk shalat berjamaah.

Sejalan kondisi Aceh dalam peperangan maka syekh menambahkan syair-syair

yang manambah semangat juang rakyat Aceh. Tari ini terus berkembang sesuai

kebutuhannya. Sampai sekarang tari ini lebih sering di tampilkan dalam perayaan-

perayaan keagamaan dan kenegaraan. Tarian ini pada awalnya kurang mendapat

perhatian karena keterbatasan komunikasi dan informasi dari dunia luar. Tari ini

mulai mengguncang panggung saat penampilannya pada Pekan Kebudayaan Aceh

(PKA) II dan peresmian pembukaan Taman Mini Indonesia Indah (TMII).


Gemuruh Saman di TMII menggemparkan tidak hanya nusantara namun sampai ke

manca negara. Saya sebagai anak negeri ini berharap semoga tari Saman bisa

terus menggema.

Makna dan Fungsi

Tari saman merupakan salah satu media untuk pencapaian pesan (dakwah).

Tarian ini mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun,

kepahlawanan, kekompakan dan kebersamaan.

Sebelum saman dimulai yaitu sebagai mukaddimah atau pembukaan, tampil

seorang tua cerdik pandai atau pemuka adat untuk mewakili masyarakat setempat

(keketar) atau nasihat-nasihat yang berguna kepada para pemain dan penonton.

Lagu dan syair pengungkapannya secara bersama dan kontinu, pemainnya terdiri

dari pria-pria yang masih muda-muda dengan memakai pakaian adat. Penyajian

tarian tersebut dapat juga dipentaskan, dipertandingkan antara group tamu

dengan grup sepangkalan (dua grup). Penilaian ditititk beratkan pada kemampuan

masing-masing grup dalam mengikuti gerak, tari dan lagu (syair) yang disajikan

oleh pihak lawan.

Paduan Suara

Tari Saman biasanya ditampilkan tidak menggunakan iringan alat musik,

akan tetapi menggunakan suara dari para penari dan tepuk tangan mereka yang

biasanya dikombinasikan dengan memukul dada dan pangkal paha mereka sebagai

sinkronisasi dan menghempaskan badan ke berbagai arah. Tarian ini dipandu oleh
seorang pemimpin yang lazimnya disebut Syech. Karena keseragaman formasi dan

ketepatan waktu adalah suatu keharusan dalam menampilkan tarian ini, maka para

penari dituntut untuk memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius

agar dapat tampil dengan sempurna. Tarian ini khususnya ditarikan oleh para pria.

Pada zaman dahulu,tarian ini pertunjukkan dalam acara adat tertentu,diantaranya

dalam upacara memperingati hari kelahiran Nabi Muhammad SAW. Selain itu,

khususnya dalam konteks masa kini, tarian ini dipertunjukkan pula pada acara-

acara yang bersifat resmi,seperti kunjungan tamu-tamu Antar Kabupaten dan

Negara,atau dalam pembukaan sebuah festival dan acara lainnya.

Nyanyian

Nyanyian para penari menambah kedinamisan dari tarian saman. Cara

menyanyikan lagu-lagu dalam tari saman dibagi dalam 5 macam :

1. Rengum, yaitu auman yang diawali oleh pengangkat

2. Dering, yaitu regnum yang segera diikuti oleh semua penari.

3. Redet, yaitu lagu singkat dengan suara pendek yang dinyanyikan oleh

seorang penari pada bagian tengah tari

4. Syek, yaitu lagu yang dinyanyikan oleh seorang penari dengan suara

panjang tinggi melengking, biasanya sebagai tanda perubahan gerak

5. Saur, yaitu lagu yang diulang bersama oleh seluruh penari setelah

dinyanyikan oleh tari solo

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar

dalam tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada.Diduga,ketika menyebarkan

agama islam,syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,kemudian

menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam

demi memudakan dakwahnya.Dalam konteks kekinian,tarian ritual yang bersifat


religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan

dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tarian saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik,kerena hanya

menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak

Penari

Pada umumnya,Tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki,

tetapi jumlahnya harus ganjil.Pendapat Lain mengatakan Tarian ini ditarikan

kurang lebih dari 10 orang,dengan rincian 8 penari dan 2 orang sebagai pemberi

aba-aba sambil bernyanyi.Namun, dalam perkembangan di era modern yang

menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak apabila ditarikan oleh

penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur berbagai gerakannya

ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syeikh. Selain mengatur gerakan para

penari,Syeikh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu saman. yaitu ganit.

Tari saman merupakan salah satu tari tradisional yang berasal dari Aceh, yaitu

dari Suku Gayo. Tari Saman dari Aceh ini umumnya disajikan ketika sedang ada

acara-acara penting dalam adat. Tari Saman menggunakan syair bahasa arab dan

bahasa gayo. Tari saman juga ditampilkan dalam rangka merayakan Maulid Nabi

Muhammad SAW (kelahiran nabi muhammad SAW). Pada 24 November 2011,

Tari saman telah ditetapkan sebagai Daftar Representatif Budaya Tak benda

Warisan Manusia oleh UNESCO pada Sidang ke-6 Komite Antar-Pemerintah

untuk Pelindungan Warisan Budaya Tak benda.

Sejarah Tari Saman

Tari dari Aceh ini disebut Tari Saman karena diciptakan oleh seorang

ulaman yang bernama Syekh Saman pada sekitar abad XIV Masehi, dari dataran

tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa permainan rakyat yang dinamakan
Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan syair-syair yang berisi puji-pujian

kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh kombinasi tepukan-tepukan para

penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu media dakwah. Tari Saman

mencerminkan pendidikan, keagamaan, sopan santun, kepahlawanan, kekompakan

dan kebersamaan.

Penari Tari Saman

Para pemain Tari Saman ini terdiri dari pemuda laki-laki yang menggunakan

pakaian adat. Pada umumnya, Tarian saman dimainkan oleh belasan atau puluhan

laki-laki, namun jumlahnya harus ganjil. Ada Pendapat lain yang mengatakan bahwa

Tarian ini ditarikan kurang lebih dari 10 orang, dengan rincian 8 penari dan 2

orang sebagai pemberi aba-aba sambil bernyanyi. Namun, dalam perkembangan di

era modern yang menghendaki bahwa suatu tarian itu akan semakin semarak

apabila ditarikan oleh penari dengan jumlah yang lebih banyak. Untuk mengatur

berbagai gerakannya ditunjuklah seorang pemimpin yang disebut syeikh. Selain

mengatur gerakan para penari, Syeikh juga bertugas menyanyikan syair-syair lagu

saman. yaitu ganit.

Gerakan Tari Saman

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam

tarian saman, Yaitu Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan

agama islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno,kemudian

menghadirkan kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah islam

untuk memudakan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat

religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan

dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan. Tarian saman termasuk salah satu

tarian yang cukup unik,kerena hanya menampilkan gerak tepuk tangan gerakan-
gerakan lainnya, seperti gerak guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua

gerak ini adalah bahasa Gayo)

Tari saman membutuhkan keseragaman formasi dan ketepatan waktu, jadi para

penari harus memiliki konsentrasi yang tinggi dan latihan yang serius agar dapat

membawakan tari sampan dengan sempurna.

Di antara beraneka ragam tarian dari pelosok Indonesia, tari saman termasuk

dalam kategori seni tari yang sangat menarik. Keunikan tari saman ini terletak

pada kekompakan gerakannya yang sangat menakjubkan. Para penari saman dapat

bergerak serentak mengikuti irama musik yang harmonis. Gerakan-gerakan

teratur itu seolah digerakkan satu tubuh, terus menari dengan kompak, mengikuti

dendang lagu yang dinamis. Sungguh menarik, bukan? Tak salah jika tari saman

banyak memikat hati para penikmat seni tari. Bukan hanya dari Indonesia, tapi

juga dari mancanegara. Sekarang, mari kita ulas lebih dalam lagi mengenai tarian

unik ini.

Sejarah

Mengapa tarian ini dinamakan tari Saman? Tarian ini di namakan Saman karena

diciptakan oleh seorang Ulama Aceh bernama Syekh Saman pada sekitar abad

XIV Masehi, dari dataran tinggi Gayo. Awalnya, tarian ini hanyalah berupa

permainan rakyat yang dinamakan Pok Ane. Namun, kemudian ditambahkan iringan

syair-syair yang berisi puji-pujian kepada Allah SWT, serta diiringi pula oleh

kombinasi tepukan-tepukan para penari. Saat itu, tari saman menjadi salah satu

media dakwah.

Pada mulanya, tari saman hanya ditampilkan untuk even-even tertentu, khususnya

pada saat merayakan Hari Ulang Tahun Nabi Besar Muhammad SAW atau disebut

peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW. Biasanya, tari saman ditampilkan di


bawah kolong Meunasah (sejenis surau panggung). Namun seiring perkembangan

zaman, tari Saman pun ikut berkembang hingga penggunaannya menjadi semakin

sering dilakukan. Kini, tari saman dapat digolongkan sebagai tari

hiburan/pertunjukan, karena penampilan tari tidak terikat dengan waktu,

peristiwa atau upacara tertentu. Tari Saman dapat ditampilkan pada setiap

kesempatan yang bersifat keramaian dan kegembiraan, seperti pesta ulang tahun,

pesta pernikahan, atau perayaan-perayaan lainnya. Untuk tempatnya, tari Saman

biasa dilakukan di rumah, lapangan, dan ada juga

Tari Saman biasanya ditampilkan dipandu oleh seorang pemimpin yang lazimnya

disebut Syekh. Penari Saman dan Syekh harus bisa bekerja sama dengan baik

agar tercipta gerakan yang kompak dan harmonis.

Gerakan

Tarian saman menggunakan dua unsur gerak yang menjadi unsur dasar dalam

tarian saman: Tepuk tangan dan tepuk dada. Diduga, ketika menyebarkan agama

Islam, syeikh saman mempelajari tarian melayu kuno, kemudian menghadirkan

kembali lewat gerak yang disertai dengan syair-syair dakwah Islam demi

memudahkan dakwahnya. Dalam konteks kekinian, tarian ritual yang bersifat

religius ini masih digunakan sebagai media untuk menyampaikan pesan-pesan

dakwah melalui pertunjukan-pertunjukan.

Tarian Saman termasuk salah satu tarian yang cukup unik, karena hanya

menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-gerakan lainnya, seperti gerak

guncang, kirep, lingang, surang-saring (semua gerak ini adalah bahasa Gayo).

Selain itu, ada 2 baris orang yang menyanyi sambil bertepuk tangan dan semua

penari Tari Saman harus menari dengan harmonis. Dalam Tari Saman biasanya,

temponya makin lama akan makin cepat supaya Tari Saman menarik.
Bila anda menyaksikan pementasan tarian Saman ini, anda akan terdiam seketika

saat mendengar gumaman para penari dan ikut larut bersama emosi para

penarinya. Rengum ini diucapkan dengan suara rendah namun menggema.

Menggetarkan panggung dan jiwa-jiwa penari dan penontonnya. Bagi yang pernah

menonton pertunjukan Saman tentu tahu maksud saya. Suasana hening langsung

tercipta saat itu. Penonton diajak untuk ikut hikmat dalam mentauhidkan Tuhan.

Gerak tarinya sendiri masih sangat terbatas dan sederhana. Kepala tertunduk

dan tangan bersikap sembah. Regum menunjukan penyerahan diri kepada Allah

SWT, juga berperan menyamakan vokal dan konsentrasi. Setelah tercipta

suasana khidmat lalu dilanjutkan dengan persalaman. Ucapan salam ditujukan

kepada penonton dan berbagai pihak dengan ucapan Assalamualaikum. lalu

meminta izin untuk bermain Saman (adab dan etika).

Setelah persalaman barulah dilanjutkan dengan Ulu Ni Lagu. Secara harfiah ulu ni

lagu berarti kepala lagu. Namun disini lebih berarti ragam-ragam gerak tari.

Dalam babakan ulu ni lagu ini gerakan telah bervariasi, kesenyawaan antara gerak

tangan, tepuk didada – gerakan badan dan kepala. Namun gerakan masih lamban.

Suasana khidmat masih terasa disini. Bagian ini seperti pemanasan sebelum kita

diajak dalam ekstase gerak cepat Saman lainnya. Lalu yang disebut sebagai syekh

dengan suara melengking akan memberkan aba-aba pada saat akhir gerak ulu ni

lagu yang menandakan akan segera berganti gerak dan memasuki ritme cepat

dengan ucapan syair:

Masuklah kita pada babak lagu-lagu. Babak ini adalah puncak gerakan tari saman.

Para penari dituntut konsentrasi optimal dan stamina yang prima. Selain harus

bergerak cepat babak ini juga diselingi dengan vokal bersama (derek). Gerakan

yang utuh tampak pada kecepatan gerak tangan yang menghentak dada, paha

maupun tepukan, gerakan badan keatas-kebawah secara serentak maupun


bersilang, badan miring kekiri – ke kanan kiri serentak maupun bersilang (singkeh

kuwen), gerakan kepala mengangguk cepat maupun kepala berputar dibawah

(girik), maupun petikan jari. Diselingi gerakan lambat yang diawali ucapan syair

dari syekh.

Demikian gerakan ini berulang-ulang antara cepat dan lambat, dengan iringan

beberapa lagu. Selain penari yang terbawa dalam ekstase gerakan cepat dan

kedinamisannya, para penontonpun ikut menahan nafas mengikuti pergantian

gerak dan naik-turunnya ritme tarian. Bagai tersihir dalam gerak indah itu. Saya

yakin saat anda menyaksikan babak ini anda tak ingin mengedipkan mata

sedikitpun. Karena kecepatan dan keseragaman yang memukau itulah yang

menarik anda seakan ikut dalam irama penari yang bergerak serentak.

Lalu anda diajak mengendorkan ketegangan dan mengembalikan pernafasan dalam

babak Uak Ni Kemuh yang berarti secara harfiah obatnya gerak. Diiringi nyanyian

sederhana dan nada rendah tidak memaksa. Apabila kondisi penari telah pulih,

dimulai gerak cepat yang diawali aba-aba oleh syekh dengan ragam gerak yang

lain. Pada saat gerak menggebu-gebu puncak, iringan vokal berhenti hanya

terlihat gerak saja. Disini tak ada suara selain suara memukul, menghentakkan

dada, tepuk tangan, meghentak paha yang di tarikan secara cepat. Anda dapat

bayangkan suasana yang tercipta saat itu. Gerak cepat tanpa vokal inilah yang

kemudian bagai menciptakan suasana magis bagi penari dan penontonnya.

Barulah setelah itu anda akan kembali menyaksikan gerak sederhana sebagai

penutup dalam tarian saman. Dalam babak ini yang dipentingkan adalah syair,

ungkapan kata, kata perpisahan, permintaan maaf kepada penonton dan pihak-

pihak tertentu.

Setelah menyaksikan tari saman secara keseluruhan anda akan mendapat kesan

yang mendalam terhadap tarian ini. Bisa karena kecepatan dalam membawakannya
atau suasana magis yang anda rasa saat mengikuti setiap gerak dan ritme

tariannya. Namun apa yang saya gambarkan masih jauh dari keindahan tari saman

itu sendiri. Akhir kata saya mengucapkan “Selamat menikmati Kekuatan Magis

dalam Gerak Tarian Aceh, Tari Saman”

Seluk-beluk Tari Saman

Bagi para penikmat seni tari, Saman menjadi salah satu primadona dalam

pertunjukan. Dalam setiap penampilannya, selain menyedot perhatian yang besar

juga menyedot para penikmat seni tari. Tarian Saman termasuk salah satu tarian

yang cukup unik, karena hanya menampilkan gerak tepuk tangan dan gerakan-

gerakan lainnya, seperti gerak badan, kepala dan posisi badan. Keunikan lainnya

terlihat dari posisi duduk para penari dan goyangan badan yang dihentakkan ke

kiri atau ke kanan, ketika syair-syair dilagukan.

Tari ini biasanya dimainkan oleh belasan atau puluhan laki-laki, tetapi jumlahnya

harus ganjil. Namun, dalam perkembangan selanjutnya, tarian ini dimainkan pula

oleh kaum perempuan atau campuran antara laki-laki dan perempuan. Dan

tentunya dengan modifikasi gerak lainnya. Saya kadang bertanya bagaimana orang

sebanyak itu bisa dengan serentak memainkan tarian yang memiliki kecepatan

tinggi? Selain latihan tentunya, pasti ada formasi tertentu dalam meletakkan

tiap-tiap penari itu sehingga kerapatan dan keseimbangan tarian terlihat

harmonis dan dinamis.

Hampir semua tarian Aceh dilakukan beramai-ramai. Ini memerlukan kerjasama

dan saling percaya antara syeikh (pemimpin dalam tarian) dengan para penarinya.

Namun apa saja unsur yang membuat tarian ini menjadi begitu indah dalam gerak,

irama dan kekompakan tidak banyak kita mengetahuinya.


Sekarang mari kita mulai mengupas unsur pendukung dalam tari saman ini.

Mungkin saat kita mengetahui segala aspek yang terdapat dalam tarian ini, kita

dapat lebih memahami. Dan mendapatkan tidak hanya keindahan namun juga

makna filosofi dari posisi, gerak, syair yang terlantun saat pertunjukan Saman di

gelar.

Dalam penampilan yang biasa saja (bukan pertandingan) dimana adanya

keterbatasan waktu, Saman bisa saja dimainkan oleh 10 – 12 penari, akan tetapi

keutuhan Saman setidaknya didukung 15 – 17 penari. Yang mempunyai fungsi

sebagai berikut :

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17

 Nomor9 disebut Pengangkat

Pengangkat adalah tokoh utama (sejenis syekh dalam seudati) titik sentral

dalam Saman, yang menentukan gerak tari, level tari, syair-syair yang

dikumandangkan maupun syair-syair sebagai balasan terhadap serangan

lawan main (Saman Jalu / pertandingan)

 Nomor 8 dan 10 disebut Pengapit

Pengapit adalah tokoh pembantu pengangkat baik gerak tari maupun

nyanyian/ vokal

 Nomor 2-7 dan 11-16 disebut Penyepit

Penyepit adalah penari biasa yang mendukung tari atau gerak tari yang

diarahkan pengangkat. Selain sebagai penari juga berperan menyepit

(menghimpit). Sehingga kerapatan antara penari terjaga, sehingga penari

menyatu tanpa antara dalam posisi banjar/ bershaf (horizontal) untuk

keutuhan dan keserempakan gerak.

 Nomor 1 dan 17 disebut Penupang

Penupang adalah penari yang paling ujung kanan-kiri dari barisan penari
yang duduk berbanjar. Penupang selain berperan sebagai bagian dari

pendukung tari juga berperan menupang/ menahan keutuhan posisi tari

agar tetap rapat dan lurus. Sehingga penupang disebut penamat kerpe

jejerun (pemegang rumput jejerun). Seakan-akan bertahan memperkokoh

kedudukan dengan memgang rumput jejerun (jejerun sejenis rumput yang

akarnya kuat dan terhujam dalam, sukar di cabut.

Anda mungkin juga menyukai