PENDAHULUAN
Asam oksalat,”Ethanedioic Acid” merupakan salah satu bahan kimia yang cukup
penting dan banyak dibutuhkan di Indonesia. Asam oksalat tidak berbau, higroskopis, berwarna
putih sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90,04 gr/mol. Asam oksalat
digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti manufaktur tekstil dan pengolahan
permukaan logam, penyamakan kulit, produksi kobalt dan pemisahan dan pemulihan unsur
tanah. Sejumlah besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan
turunan kimia lainnya.
Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Pusat Statisik, kebutuhan asam oksalat di
Indonesia meningkat setiap tahunnya. Di sepanjang tahun 2012 saja kebutuhan asam oksalat
mencapai 1438,517 ton. Pada tahun 2013 kebutuhan asam oksalat menjadi 149,626 ton. Angka
ini meningkat hingga pada tahun 2016 sebanyak 1661,93 ton.
Dari banyaknya kebutuhan serta luasnya penggunaan asam oksalat inilah. Perlu
didirikan sebuah pabrik asam oksalat dengan kapasitas yang memadai. Sehingga Indonesia
tidak tergantung pada impor untuk memenuhi kebutuhan asam oksalat yang di tahun-tahun
mendatang pasti akan terus meningkat.
Dalam mendirikan sebuah pabrik pemilihan lokasi sangat menentukan hal ini
didasarkan pada berbagai pertimbangan, yaitu:
2. Lokasi pabrik dekat dengan sungai, sehingga kebutuhan air sebagai salah satu sarana
produksi dapat terpenuhi dengan mudah.
3. Tersedianya sarana transportasi yang lengkap baik melalui darat maupun laut.
4. Tenaga kerja mudah diperoleh dengan upah yang tidak terlalu mahal.
Asam oksalat disintesis untuk pertama kali pada tahun 1776 oleh Scheele melalui
oksidasi gula dengan asam nitrat. Kemudian oleh Wohler disintesis dengan hidrolisis sianogen
pada tahun 1824. Asam oksalat digunakan dalam berbagai bidang industri, seperti manufaktur
tekstil dan pengolahan permukaan logam, penyamakan kulit dan produksi kobalt. Sejumlah
besar asam oksalat juga dikonsumsi dalam produksi agrokimia, farmasi dan turunan kimia
lainnya (Kirk Othmer, 2007).
Pada tahun 1829, Gay Lussac menemukan bahwa asam oksalat dapat diproduksi
dengan cara meleburkan serbuk gergaji dalam larutan alkali. Asam oksalat merupakan turunan
dari asam karboksilat yang mengandung 2 gugus karboksil yang terletak pada ujun-ujung rantai
karbon yang lurus yang mempunyai rumus molekul C2H2O4 tidak berbau, higroskopis,
berwarna putih sampai tidak berwarna dan mempunyai berat molekul 90 gr/mol (Kirk Othmer,
2007).
Ada 4 proses pembuatan asam oksalat, yang digolongkan sebagai proses komersial,
yaitu :
1. Oksidasi karbohidrat
2. Proses ethylene glikol
3. Proses propilen
4. Peleburan alkali
Asam nitrat adalah larutan asam kuat yang mempunyai nilai pKa sebesar -2. Di
dalam air, asam ini terdisosiasi menjadi ion-ionnya, yaitu ion nitrat NO3− dan ion
hidronium (H3O+). Garam dari asam nitrat disebut sebagai garam nitrat (contohnya
seperti kalsium nitrat atau barium nitrat). Dalam temperatur ruangan, asam nitrat
berbentuk uap berwarna merah atau kuning.
Asam sulfat, H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini
larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan
dan merupakan salah satu produk utama industri kimia. Produksi dunia asam sulfat pada
tahun 2001 adalah 165 juta ton, dengan nilai perdagangan seharga US$8 juta. Kegunaan
utamanya termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah
dan pengilangan minyak.
Nitrogen dioksida adalah senyawa kimia dengan rumus NO2. Satu dari
beberapa oksida nitrogen, NO2 digunakan sebagai bahan sintesis untuk pembuatan
asam nitrit, yang produksinya mencapai jutaan ton tiap tahunnya. Gas ini berwarna
merah-kecoklatan dan merupakan gas beracun, baunya menyengat, dan merupakan
salah satu polutan udara utama.
Berat bersih
Tahun % pertumbuhan
(kg)
2012 1438517
Pabrik akan didirikan pada tahun 2018 dan akan beroperasi tahun 2020 dengan
kapasitas 40% dari kebutuhan asam oksalat pada tahun 2020, yaitu sebesar 2.432.986,981 kg.
Atas pertimbangan tersebut, maka ditetapkan kapasitas pabrik yang akan didirikan sebesar
973194,792 kg/tahun.