neonatus prematur. Dalam beberapa tahun terakhir, telah dikemukan perihal hubungan
antara jumlah hitung platelet dengan penutupan PDA. Percobaan pada binatang telah
menunjukkan adanya penempelan platelet aktif pada lumen ductus arteriosus (DA)
beberapa menit setelah lahir, hal ini diperkirakan berperan penting dalam penutupan DA
oleh remodeling luminal dan luminal.
Berbagai penelitian pada manusia yang mencari hubungan antara jumlah platelet
dan penutuan PDA menggunakan metoda retrospektif, seringkali tanpa rancangan penelitan
yang baik, dan mendapatkan kesimpulan yang saling bertentangan. Sebuah penelitian
sistematik terbaru melaporkan ditemukannya hubungan marginal antara trombositopenia
pada beberapa hari pertama setelah lahir dan PDA pada bayi prematur. Namun, terdapat
beberapa kelemahan dari penelitian yang diikutsertakan dalam meta-analisis. Tidak ada
penelitian prospektif pada analisis tersebut, dan hanya sedikit penelitian yang mengevaluasi
trombositopenia dalam waktu 24 jam setelah lahir. Dengan pertimbangan terebut, peneliti
merancang penelitian kohort prospektif ini untuk mengevaluasi, apakah trombositopenia di
hari pertama setelah lahir pada neonatus prematur berkaitan dengan keterlambatan
penutupan PDA dan dengan proporsi hemodynamically significant PDA (Hs-PDA) yang
leibh tinggi dalam 72 jam dan hari 7 setelah lahir.
Metode Penelitian
Penelitian kohort prospektif pada NICU tingkat III di India Utara dari Juli 2013
hingga Desember 2014. Penelitian telah mendapatkan ijin dari komite etik penelitian.
Dalam waktu 24 jam setelah lahir, peneliti melakukan skrining terhadap seluruh
bayi prematur (usia gestasi 26 0/7 hingga 33 6/7 minggu) dengan platelet yang telah diperiksa
(menggunakan SF-3000 [Sysmex, Ramsey, MN] atau LH-750 [Beckman Coulter, Brea,
CA]) untuk indikasi klinis yang telah memiliki hasil pemeriksaan. Untuk memaksimalkan
peluang mendapatkan pasien stabil dengan trombositopenia, peneliti juga melakukan
skrining pada bayi prematur dari ibu dengan pregnancy-induced-hypertension (PIH).
Peneliti mengelompokan subyek penelitian dalam waktu 24 jam setelah lahir hingga jumlah
sampel penelitian setiap kelompok tercapai: kelompok A, jumlah platelet >150.000/µL;
kelompok B, jumlah platelet 100.000 – 149.000/ µL; dan kelompok C, jumlah platelet
<100.000/ µL.
Peneliti mengeksklusi pasien bayi dengan kondisi sebagai berikut: asfikisa perinatal (Nilai
Apgar <7 pada 5” atau pH umbilical <7.1), sindrom klinis sepsis awitan dini (EOS) dengan
adanya faktor resiko sepsis dan atau rontgen dada menunjukkan pneumonia, suspek atau
terbukti infeksi intrauterin, penyakit jantung bawaan dari hasil pemeriksaan
echokardiografi, malformasi mayor, atau sindroma yang diketahui berkaitan dengan PDA.
Definisi PDA berdasarkan temuan adanya aliran darah pada DA yang terdeteksi
menggunakan Doppler warna. Konfirmasi tersebut menggunakan mode Doppler pulse-
wave kontinyu serta untuk melihat arah aliran darah pada DA. Peneliti mengukur diameter
DA, kecepatan ductal maksimal Vmax (m/s), perbandingan PDA terhadap diameter arteri
pulmonal kiri, aliran diastolik antegrade arteri pulmonal, aliran diastolik antegrade arteri
pulmonal kiri, rasio atrium kiri/aorta dan rasio ventrikel kiri/aorta, output ventrikel kiri,
output ventrikel kanan, aliran output ventrikel kiri ke vena cava superior, rasio E/A (early
diastolic filling/kontraksi atrium), waktu isovolumetrik-relaksasi, dan pola aliran diastolik
pada aorta descending berdasarkan gambaran standar. Setiap parameter diukur dua kali dan
dirata-rata untuk meminimalisir variabilitas antara pemeriksa. Jika perbedaan antara 2
bacaan >20%, peneliti mengulang seluruh pnegukuran, kemudian langsung dikonfrimasi
oleh ahli. Peneliti menilai parameter diatas serta menggunakan nilai gabungan ≥21 untuk
menentukan Hs-PDA, sesuai kriteria yang telah divalidasi dan dipublikasikan.
Hasil penelitian
Proporsi neonatus dengan PDA pada usia 72 jam pada kelompok A,B, dan C secara
berurutan ialah 8.6%, 16.7%, dan 82.4% (p < 0.001) (Tabel 3). Hanya pada kelompok C
ditemui adanya subyek usia 7 hari dengan PDA (47.1%), 64.3% diantaranya ditemui Hs-
PDA. Pada kelompok A dan B, seluruh PDA menutup pada hari ke 7. Proporsi PDA yang
memerlukan pengobatan farmakologis lebih tinggi secara signifikan pada kelompok C
dibandingkan kelompok A dan B (15 dari 17 [88.2%], 1 dari 35 [2.9%], 2 dari 18 [11.1%],
secara berurutan ; p < 0.001). Mortalitas dalam periode penelitian pada kelompok A,B, dan
C ialah ; 5 kematian (14.3%), 1 (5.6%), dan 5 (29.4%), (p = 0.035). Tidak ditemukan sepsis
dengan bukti kultur darah positif dalam periode penelitian.
Pembahasan
Hasil dari penelitian kami menunjukkan bahwa neonatus dengan jumlah platelet
awal <100.000/µL, secara signfikan memerlukan waktu yang lebih lama hingga PDA
menutup. Fenomena tersebut tetap ditemukan dan akurat, walaupun saat pemeriksaan,
subyek dipisahkan dari berbagai hal yang berpotensi mempengaruhi penutupan PDA,
seperti ; sepsis, transfuse platelet, dan pemberian NSAID. Subyek dengan jumlah platelet
<100.000/ µL memiliki proporsi PDA dalam waktu 72 jam dan 7 hari lebih tinggi secara
signifikan. Jumlah platelet absolut merupakan prediktor indepeden resiko penutupan PDA
setelah analisa lanjutan cofounding potensial.
Subyek dengan sindroma klinis sepsis awita dini tidak diikutsertakan, sebab sepsis
berpotensi menjadi cofounding yang mempengaruhi jumlah dan fungsi platelet, dan,
melalui sebuah mekanisme yang belum diketahui secara jelas, dapat mempredisposisi PDA
secara independen. Peneliti tidak mengkonfirmasi sepsis awitan dini dengan kultur darah,
sebab subyek telah diikutsertakan dalam penelitian dalam 24 jam setelah lahir dan pada saat
tersebut, seluruh hasil kultur darah belum tersedia. Terdapat penelitian lain yang juga
menganalisis sepsis dengan analisis lanjutan dengan model regresi multivariat untuk sepsis.
Peneliti juga mengekskulsi asfiksia perinatal, sebuah cofounder potensial yang berkaitan
dengan trombositopenia dan disfungsi platelet, dan secara berkaitan dengan PDA secara
independen.
Hasil statsitik serupa dengan meta-analisis terbaru Echtler et al, Alyamac Dizdar et
al, dan Dani et al yang juga mendapatkan hubungan antara jumlah platelet dengan PDA,
sedangkan penelitian Fujioka et al, Shah et al, dan Sallmon et al, tidak menemukan
hubungan tersebut. Terdapat sebuah penelitian prospektif oleh Boo et al yang bertujuan
menentukan prediktor kegagalan penutupan PDA setelah administrasi indometachin dosis
tunggal. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa jumlah platelet yang rendah sebagai facto
resiko independen terhadap kegagalan tersebut dan berhipotesis bahwa kegagalan formasi
thrombus pada lumen duktal menjadi penyebabnya. Trombositopenia merupakan
kontraindikasi pemberian NSAID yang sudah diketahui secara luas, NSAID seperti
indometachin dan ibuprofen, hal tersebut disebabkan karena NSAID dapat menyebabkan
disfungsi platelet. Penggunaan NSAID pada kondisi diatas dapat menganggu pengobatan
PDA sekunder oleh karena trombositopenia, oleh karena itu perlu digunakan medikasi yang
tidak menyebabkan disfungsi platelet.
Kesimpulan