Anda di halaman 1dari 14

HUBUNGAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI DENGAN TUGAS

PERKEMBANGAN PADA ANAK USIA PRA SEKOLAH

OLEH :

SUCI SAKKA

201401035

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH SIDRAP


PRODI SI KEPERAWATAN
2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai
akibat dari arus globalisasi. Berbagai upaya perlu dilakukan agar
kelak mendapat kehidupan yang layak di negara Indonesia.
Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan potensi anak agar
menjadi manusia yang berilmu, mandiri, dan bertanggung jawab.
Sebelum memasuki pendidikan dasar anak dapat mengembangkan
potensi yang dimiliki dalam taman kanak-kanak atau PAUD (Rahman
2009).
PAUD adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 3
sampai dengan 6 tahun (PP No.27/1990 pasal 6), akan tetapi
menurut UU No 20 Tahun 2003 pasal 28 menyatakan bahwa
pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan
dasar. Pendidikan usia dini perlu dilaksanakan dari lahir sampai usia
6 tahun, sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar (Rahman
2009).
Pertumbuhan anak usia prasekolah berlangsung dengan
stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang
bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir
(Narendra 2002).
Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun.
Anak usia prasekolah mengalami perkembangan motorik, verbal, dan
ketrampilan sosial secara progresif. Perkembangan pada masa ini
meningkatnya energi untuk belajar dan menggali banyak hal
(Supartini 2004).
Tahap perkembangan ini menunjukan hal yang unik dan
memerlukan perhatian yang khusus dari orang dewasa untuk
tumbuh danberkembang. PAUD menjadi salah satu pilihan untuk
pendidikan awal anak. PAUD juga sebagai lembaga pendidikan untuk
mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh anak, juga melatih
anak mengembangkan motorik halus, motorik kasar, bahasa,
sosialisasi (Hidayat 2008).
Motorik halus adalah gerakan menggunakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
keinginan untuk belajar dan berlatih. Contohnya kemampuan
memindahkan benda dari tangan, mencoret coret, menyusun balok,
menggunting, menulis, dan lain-lain. Perkembangan gerakan motorik
halus anak ditekankan pada koordinasi gerakan yang berkaitan
dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan
menggunakan jari tangan. Pada usia 3-6 tahun koordinasi gerakan
motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna
(Arikunto 2006).
WHO (World Health Organitation)tahun 2007melaporkan
bahwa 5-25% dari anak-anak usia dini menderita disfungsi otak
minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus (WHO
dalam Sidiarto, 2007). Depkes RI (2006), bahwa 0,4 Juta (16%) balita
Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan
motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang
dan keterlambatan bicara sedangkan menurut Dinkes (2006) sebesar
85.779 (62,02%) anak usia prasekolah mengalami gangguan
perkembangan motorik, bahasa, dan personal sosial.
Banyak kegiatan yang dapat kitaberikan kepada anak untuk
meningkatkanperkembangan motorik halusnya, yaitu bermain
warna, melukis, bermain balok, bermain bola, membaca, menulis,
dan menyebut nama benda. Kegiatan yang bisa di lakukan oleh
sebagian anak (Agung 2010).
Motorik kasar adalah aktivitas yang menggunakan otot-otot
besar yang meliputilokomotorik dan non-lokomotorik. Anak usia
prasekolah sebagian belum memiliki kemampan motorik kasar yang
baik, untuk menjaga kondisi gerak yang bagus. Anak harus dilatih
dengan permainan yang tertata, terarah, terpercaya sesuai dengan
perkembangan anak dalam pendidikan (Samsudin 2005, dalam
Gustiana 2011).
Kemampuan motorik kasar erat hubunganya dengan gerakan
dasar dalam observasi dan evaluasi. Gerakan lari yang mempunyai
komponen dasar tungkai dan lengan, melompat yang mempunyai
komponen dasar lengan, togok, serta tungkai, melempar yang
mempunyai komponen dasar lengan, togok, serta tungkai,
menangkap mempunyai komponen dasar kepala, lengan, tangan, dan
menendang mempunyai komponen dasar lengan, togok, tungkai
(Suherman 2008, dalam Gustiana 2011).
Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangatlah pesat.
Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh faktor internal
dan eksternal (lingkungan). Perkembangan bahasa pada anak usia
dini dipengaruhi paling banyak adalah di lingkungan. Pergaulan di
lingkunan tanpa diawasi keluarga membuat perkembangan bahasa
pada anak menjadi tidak baik. Pola asuh orang tua juga turut serta
dalam pembentukan perkembangan bahasa pada anak, pola asuh
orang tua yang baik dan tepat akan membuat perkembangan bahasa
pada anak semakin baik. Tempat rehabilitasi medik RSCM tahun
2006 dari 1125 anak terdapat 10,13% anak mengalami gangguan
bicara dan bahasa. RS Karyadi Semarang tahun 2007 terdapar 2,98%
anak mengalami gangguan bicara (Kumboyono, Kapti, Hayati 2013).
Keterampilan sosial sangat penting bagi setiap manusia.
Sehingga perkembangan sosial perlu dipantau sejak dini.
Keberhasilan anak dalam menjalin interaksi dengan lingkungan
sosial khususnya dengan teman sebaya akan sangat berpengaruh
terhadap perkembangan selanjutnya. Hubungan dengan teman
sebaya sangat efektif dalam perkembangan sosial anak. Bukan nilai
pelajaran sekolahnya, dan bukan perilaku dalam kelasnya,
melainkan kualitas hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang
sangat berpengaruh (Astutu 2013).
PAUD Chinta Ananda Sukoharjo merupakan salah satu
tempat pendidikan usia dini di jawa tengah. PAUD ini menampung
anak sebanyak 24 orang. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan
yang dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2013 di dapatkan hasil
5 anak yang masing-masing berumur 3 tahun 2 anak, 4 tahun 1
anak, dan 5 tahun 2 anak. Anak yang berumur 3 tahun rata-rata
hanya bisa melakukan kegiatan seperti mencorat-coret, menirukan
kata-kata, sebagian belum bisa bersosialisasi dengan baik pada
teman sebayanya. Anak yang berumur 4 tahun rata-rata hanya bisa
mewarnai gambar, berdiri sendiri, dan untuk yang lain seperti
menggunakan sendok garpu, memakai pakaian sendiri belum bisa.
Anak yang berumur 5 tahun rata-rata hanya bisa melakukan
menyusun kubus, mewarnai, menyebut nama sedangkan yang
lainnya seperti memakai kaos, mengerti 2 katasifat, menyebut warna
belum bisa dilakukan dengan baik.
Studi pendahuluan yang dilakukan di RW 06 Desa Gawanan
Timur Karanganyar di dapatkan hasil 5 dari 24 anak yang berusia
3-6 tahun rata-rata hanya bisa melakukan sebagian dari tugas
perkembangan yang ada di Denver II, seperti anak seharusnya bisa
melakukan tugas perkembangan seperti personal sosial sebanya 7
kegiatan yaitu menyebutkan nama teman, mencuci dan
mengeringkan tangan tanpa bantuan, gosok gigi dengan bantuan,
memakai baju, memakai kaos, berpakaian tanpa bantuan, bermain
ular tangga tapi hanya bisa melakukan 4 kegiatan saja, motorik
halus seharusnya dapat melakukan 7 kegiatan seperti menara dari
kubus, meniru gambar vertikal, menara dari 4 kubus, menara dari
3 kubus, menara dari 2 kubus, menggoyangkan ibu jari,
menggambar lingkaran tetapi hanya bisa melakukan 5 kegiatan
saja, bahasa seharusnya dapat melakukan 8 kegiatan seperti bicara
dengan dimengerti, menyebutkan 4 gambar, mengetahui 2 kegiatan,
menyebut 1 warna, kegunaan benda, menghitung kubus,
mengetahui 4 kegiatan, mengerti 2 kata depan tetapi hanya bisa
melakukan 7 kegiatan saja, motorik kasar seharunya dapat
melakukan 8 kegiatan seperti menendang bola ke depan, melompat,
melempar bola lengan ke atas, lompat jauh, berdiri 1 kaki 1detik,
berdiri 1 kaki 2 detik, melompat dengan 1 kaki, berdiri 1 kaki 3
detik, tetapi hanya bisa melakukan 7 kegiatan saja.

Adanya kenyataan inilah peneliti terdorong untuk melakukan


penelitian tentang hubungan pendidikan anak usia dini dengan
tugas perkembangan padaanak usia prasekolah di Paud Chinta
Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.

1.2 Rumusan Masalah

Adakah hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas


perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda
Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar?.
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan
pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak
usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa
Gawanan Timur Karanganyar.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui tugas perkembangan motorik halus pada anak
usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06
Desa Gawanan Timur Karanganyar .
2. Untuk mengetahui tugas perkembangan motorik kasar pada anak
usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06
Desa Gawanan Timur Karanganyar.
3. Untuk menetahui tugas perkembangan bahasa pada anak usia
prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa
Gawanan Timur Karanganyar.
4. Untuk mengetahui tugas perkembangan sosialisasi pada anak
usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06
Desa Gawanan Timur Karanganyar.
5. Menganalisa hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas
perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta
Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.

1.4 Manfaat Penelitian


1.4.1 Bagi Masyarakat
Memberikan masukan kepada masyarakat khususnya orang tua
berkenaan dengan pendidikan anak usia dini dengan tugas
perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda
Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.
1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan
Menambah pengetahuan tentangpendidikan anak usia dini dengan
tugas perkembangan anak prasekolah yang ada di lingkungan
masyarakat dan bahan bacaan di lembaga pendidikan STIKES
Kusuma Husada Surakarta.
1.4.3 Bagi Peneliti Lain
Bahan bacaan atau refrensi untuk menambah wawasan bagi
mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada
Surakarta.
1.4.4 Bagi Peneliti
Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberi masukan
terhadap peneliti tentang pendidikan anak usia dini dengan tugas
perkembangan anak prasekolah di PAUD Chinta Ananda dan
Sukoharjo RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori


2.1.1 Pengertian Perkembangan
Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami
individu menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara
sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik fisik maupun
psikis. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang
progresif dan berkesinambungan dalam diri individu dari mulai
lahir sampai mati (Yusuf 2012).
Menurut Nursalam (2005) perkembangan adalah
bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang
lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan
diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan
tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi.
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak
Faktor yang mempengaruhi perkembangan anakprasekolah (3-6
tahun) menurut Yusuf (2012 )yaitu :
1. Hereditas (Keturunan/Pembawaan)
2. Lingkungan Perkembangan
a. Lingkungan keluarga
b. Lingkungan sekolah
3. Kelompok Teman Sebaya
2.1.3 Ciri Perkembangan Anak
Yusuf (2012) ciri perkembangan anak prasekolah (3-6 tahun) yaitu
1. Terjadinya Perubahan Dalam
a. Aspek fisik : perubahan berat badan, tinggi badan, bentuk
tubuh serta organ-organ lain nya.
b. Aspek psikis : matangnya kemampuan berfikir, mengingat,
serta menggunakan imajinasi kreatifitas.
2. Terjadinya Perubahan Dalam Bentuk Proporsi
a. Aspek fisik : proposi tubuh berubah sesuai dengan fase
perkembanganya.
b. Aspek psikis : perubahan perhatiannya yang semula hanya
tertuju untuk dirinya sendiri perlahan beralik kepada orang
lain (teman sebayanya)
3. Lenyapnya Tanda-Tanda yang Lama
a. Aspek fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak-
kanak), rambut-rambut halus, dan gigi susu.
b. Aspek psikis : lenyapnya masa-masa mengoceh, dan bentuk
gerak gerik kanak-kanak seperti merangkak.
4. Diperoleh Tanda-Tanda yang Baru
a. Tanda fisik : pergantian gigi
b. Tanda psikis : perkembangan rasa ingin tahu, nilai-nilai
moral, keyakinan beragama.

2.2 Pendidikan Anak Usia Prasekolah


2.2.1 Pengertian
Pendidikan anak usia prasekolah adalah pendidikan yang
ditujukan untuk anak usia 3 sampai dengan 6 tahun (PP No. 27/
1990 Pasal 6). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28
menyatakan bahwa pendidikan usia prasekolah adalah pendidikan
sebelum memasuki jenjang sekolah dasar (Rahman 2003).
2.2.2 Undang-Undang tentang Pendidikan Anak Prasekolah
Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003,
pemerintah memasukkan atau mengkatagorikan pendidikan
prasekolah sebagai pendidikan usia dini dimana pada pasal 28 ini
terdapat 6 item tentang pendidikan usia prasekolah di antaranya:
1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang
pendidikan dasar.
2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur
pendidikan formal, non formal, dan atau informal.
3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal
berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau
bentuk lain yang sederajat.
4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal
berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA),
atau bentuk lain yang sederajat.
5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal
berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang
diselenggarakan oleh lingkungan.
6. Ketentuan mengenai Pendidikan anak usia dini sebagaimana
dimaksud ayat (I), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur
lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (Harini 2003).

2.3 Pendidikan Formal di PAUD


2.3.1 Pengertian PAUD
PAUD adalah suatu lembaga pendidikan yang ditujukan
kepada anak, sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang
dilakukan melalui pembarian pemulaan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani
supaya anak memiliki kesiapan dalam memasuki dunia pendidikan
yang lebih lanjut (Hidayah 2009).
PAUD merupakan pendidikan yang ditujukan pada anak usia
3 sampai dengan 6 tahun, akan tetapi menurut UU No 20 tahun
2003 pasal 28 mengatakan bahwa pendidikan anak
diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan
anak usia dini perlu dilakukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6
tahun (Rahman 2009).
2.3.2 Tujuan di Bentuknya PAUD
Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini dalah memfasilitasi
pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang mencakup
aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Diharapkan anak
lebih siap untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara
akademik disekolah, melainkan juga sosial emosional, serta moral
di semua lingkungan (Hartanti, Sarno 2010).

2.3.3 Kurikulum PAUD

Kurikulum PAUD terdiri dari seperangakt bahan


pembelajaran yang mencakup lingkup perkembagan, yaitu
perkembangan moral dan agama, fisik-motorik, kognitif, bahasa,
dan sosial emosional.
Kurikulum PAUD merupakan rencana yang akan dilakukan
selama proses pembelajaran, sehingga mutlak diperlukan oleh
setiap satuan pendidikan.
Untuk menyusun kurikulum PAUD komponen-komponenya adalah:
1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
Yaitu kurikulum nasional yang dikembangkan, disusun dan
dikelola oleh sebuah lembaga sesuai kebutuhan dan kultur
lembaga tersebut.
2. Kalender Pendidikan
Yaitu merupakan pengaturan waktu kegiatan pembelajaran
peserta didik dalam kurun waktu satu tahun.
3. Program Tahunan
4. Program Semester
Yaitu program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema
yang ditata secara urut dan sistematis.
5. Rencana Kerja Mingguan
Yaitu berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator
yang telah direncanakan dalam minggu sesuai dengan keluasan
pembahasan tema dan sub tema yang telah direncanakan pada
program semester.
6. Rencana Kerja Harian
Yaitu merupakan penjabaran dari kegiatan mingguan, yang
memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, individu maupun,
kelompok.
7. Komponen-komponen Penilaian

2.4 Pendidikan Non Formal di Keluarga


2.4.1 Pengertian Keluarga
Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam
kehidupan anak di dalam keluargalah anak mendapat contoh
pendidikan serta bimbingan awal dari orang tua bagaimana
seharusnya bersikap, berperilaku dan bekerjasama dengan baik.
Penanaman dan pembentukan sikap, kebiasaan maupun pola
tingkah laku pada masa kanak-kanak dapat dikatakan sepenuhnya
terletak pada cara orang tua mengasuh (Yusuf, 2006).
2.4.2 Fungsi Keluarga dalam Pendidikan
a. Keluarga bukan lagi tempat sosial
b. Adanya perubahan perananan orangtua yang digantikan oleh
orang lain
c. Wanita telah banyak bekerja diluar negeri
d. Tingkatan pendidikan orangtua sangat rendah
e. Kondisi rumah tidak memadai (Sudjana 2000).
2.4.3 Faktor Mempengaruhi Perkembangan Anak
1. Pendapatan keluarga
2. Pendidikan orang tua
3. Besarnya keluarga
4. Urutan kelahiran
5. Pribadi orang tua
6. Pengasuhan orang tua (Turmadji 2011)
2.4.4 Upaya Meningkatkan Partisipasi terhadap Proses Pendidikan
Keluarga
Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan proses pendidikan bisa
berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat khususnya
keluarga. Upaya- upaya yang dapat dilakukan, yaitu :
a. Masyarakat punya kesadaran terhadap pendidikan keluarga
b. Melibatkan diri dalam aktivitas keluarga
c. Melaksanakan proses kegiatan pendidikan keluarga
d. Membantu keluarga yang kurang mampu
e. Melibatkan diri sebagai pendidik bagi anak yangmembutuhkan
(Sudjana 2000).

2.5 Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah


2.5.1 Pengertian
Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul
pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Tugas-
tugas perkembangan berhubungan dengan sikap, perilaku, atau
ketrampilan yang dimiliki oleh individu yang sesuai dengan usia
dan fase perkembanganya (Yusuf 2012).
2.5.2 Perkembangan Psikomotorik pada usia 3-6 tahun
Perkembangan psikomotorik pada anak tidak hanya
ditemukan pada motorik kasar tapi juga pada motorik halus.
1. Motorik Halus
Menurut Marliza, 2012 pada usia anak 3-6 tahun (Prasekolah),
anak sudah bisa melakukan kegiatan memegang atau
meletakkan suatu objek dengan menggunakan jari-jari
tangannya, seperti menggunting, mewarnai, menganyam,
menulis, menggengam, dan melukis.
2. Motorik kasar
Pada anak usia 3-6 tahun (prasekolah), anak sudah bisa
melakukan aktivitas yang menggunakan otot-otot besar, gerak
darsar lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif. Seperti lari,
melompat, menangkap, melempar, dan menendang (Gustiana
2011).

2.5.3 Perkembangan Bahasa pada usia 3-6 tahun


Bahasa merupakan elemen yang sangat penting untuk belajar
bersosialisasi dengan lingkungan. Pada anak usia 3-6 tahun dalam
perkembangan bahasanya suadah bisa mengucapkan satu warna,
mengucapkan kata seperti papa mama, membuwat kalimat sederha
na,
kosa kata terus berkembang,dapat berkomunikasi dengan orang lain,
dan bisa menguasai struktur kalimat sederhana seperti kata tanya, ka
ta
perintah, dsb (Adriyani 2006).
Menurut Yusuf (2012) tugas perkembangan anak dibagi
menjadi 4 yaitu :
1.
Pemahaman
Kemampuan memahami makna ucapan orang lain
2.
Pengembangan perbendaharaan kata
Perbendaharaan kata anak-anak berkembang dimulai sangat lambat
pada usia dua tahun pertama.
3.
Penyusunan kata-kata menjadi kalimat
Penyusunan kata-kata menjadi kalimat biasanya berkembang
sebelum umur dua tahun. Bentuk kalimat pertama biasanya kalimat
tunggal (kalimat satu kata).

Anda mungkin juga menyukai