Pendidikan saat ini menghadapi tantangan besar sebagai akibat dari arus globalisasi. Berbagai upaya perlu dilakukan agar kelak mendapat kehidupan yang layak di negara Indonesia. Lingkungan pendidikan dapat mengembangkan potensi anak agar menjadi manusia yang berilmu, mandiri, dan bertanggung jawab. Sebelum memasuki pendidikan dasar anak dapat mengembangkan potensi yang dimiliki dalam taman kanak-kanak atau PAUD (Rahman 2009). PAUD adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 3 sampai dengan 6 tahun (PP No.27/1990 pasal 6), akan tetapi menurut UU No 20 Tahun 2003 pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini dilaksanakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan usia dini perlu dilaksanakan dari lahir sampai usia 6 tahun, sebelum memasuki pendidikan sekolah dasar (Rahman 2009). Pertumbuhan anak usia prasekolah berlangsung dengan stabil, terjadi perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan meningkatnya ketrampilan dan proses berfikir (Narendra 2002). Anak prasekolah adalah anak yang berusia 3 sampai 6 tahun. Anak usia prasekolah mengalami perkembangan motorik, verbal, dan ketrampilan sosial secara progresif. Perkembangan pada masa ini meningkatnya energi untuk belajar dan menggali banyak hal (Supartini 2004). Tahap perkembangan ini menunjukan hal yang unik dan memerlukan perhatian yang khusus dari orang dewasa untuk tumbuh danberkembang. PAUD menjadi salah satu pilihan untuk pendidikan awal anak. PAUD juga sebagai lembaga pendidikan untuk mengembangkan kemampuan yang dimiliki oleh anak, juga melatih anak mengembangkan motorik halus, motorik kasar, bahasa, sosialisasi (Hidayat 2008). Motorik halus adalah gerakan menggunakan otot-otot halus atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh keinginan untuk belajar dan berlatih. Contohnya kemampuan memindahkan benda dari tangan, mencoret coret, menyusun balok, menggunting, menulis, dan lain-lain. Perkembangan gerakan motorik halus anak ditekankan pada koordinasi gerakan yang berkaitan dengan kegiatan meletakkan atau memegang suatu objek dengan menggunakan jari tangan. Pada usia 3-6 tahun koordinasi gerakan motorik halus anak sangat berkembang bahkan hampir sempurna (Arikunto 2006). WHO (World Health Organitation)tahun 2007melaporkan bahwa 5-25% dari anak-anak usia dini menderita disfungsi otak minor, termasuk gangguan perkembangan motorik halus (WHO dalam Sidiarto, 2007). Depkes RI (2006), bahwa 0,4 Juta (16%) balita Indonesia mengalami gangguan perkembangan, baik perkembangan motorik halus dan kasar, gangguan pendengaran, kecerdasan kurang dan keterlambatan bicara sedangkan menurut Dinkes (2006) sebesar 85.779 (62,02%) anak usia prasekolah mengalami gangguan perkembangan motorik, bahasa, dan personal sosial. Banyak kegiatan yang dapat kitaberikan kepada anak untuk meningkatkanperkembangan motorik halusnya, yaitu bermain warna, melukis, bermain balok, bermain bola, membaca, menulis, dan menyebut nama benda. Kegiatan yang bisa di lakukan oleh sebagian anak (Agung 2010). Motorik kasar adalah aktivitas yang menggunakan otot-otot besar yang meliputilokomotorik dan non-lokomotorik. Anak usia prasekolah sebagian belum memiliki kemampan motorik kasar yang baik, untuk menjaga kondisi gerak yang bagus. Anak harus dilatih dengan permainan yang tertata, terarah, terpercaya sesuai dengan perkembangan anak dalam pendidikan (Samsudin 2005, dalam Gustiana 2011). Kemampuan motorik kasar erat hubunganya dengan gerakan dasar dalam observasi dan evaluasi. Gerakan lari yang mempunyai komponen dasar tungkai dan lengan, melompat yang mempunyai komponen dasar lengan, togok, serta tungkai, melempar yang mempunyai komponen dasar lengan, togok, serta tungkai, menangkap mempunyai komponen dasar kepala, lengan, tangan, dan menendang mempunyai komponen dasar lengan, togok, tungkai (Suherman 2008, dalam Gustiana 2011). Perkembangan bahasa pada anak usia dini sangatlah pesat. Perkembangan bahasa pada anak dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal (lingkungan). Perkembangan bahasa pada anak usia dini dipengaruhi paling banyak adalah di lingkungan. Pergaulan di lingkunan tanpa diawasi keluarga membuat perkembangan bahasa pada anak menjadi tidak baik. Pola asuh orang tua juga turut serta dalam pembentukan perkembangan bahasa pada anak, pola asuh orang tua yang baik dan tepat akan membuat perkembangan bahasa pada anak semakin baik. Tempat rehabilitasi medik RSCM tahun 2006 dari 1125 anak terdapat 10,13% anak mengalami gangguan bicara dan bahasa. RS Karyadi Semarang tahun 2007 terdapar 2,98% anak mengalami gangguan bicara (Kumboyono, Kapti, Hayati 2013). Keterampilan sosial sangat penting bagi setiap manusia. Sehingga perkembangan sosial perlu dipantau sejak dini. Keberhasilan anak dalam menjalin interaksi dengan lingkungan sosial khususnya dengan teman sebaya akan sangat berpengaruh terhadap perkembangan selanjutnya. Hubungan dengan teman sebaya sangat efektif dalam perkembangan sosial anak. Bukan nilai pelajaran sekolahnya, dan bukan perilaku dalam kelasnya, melainkan kualitas hubungan sosialnya dengan anak-anak lain yang sangat berpengaruh (Astutu 2013). PAUD Chinta Ananda Sukoharjo merupakan salah satu tempat pendidikan usia dini di jawa tengah. PAUD ini menampung anak sebanyak 24 orang. Berdasarkan dari hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan pada tanggal 16 Desember 2013 di dapatkan hasil 5 anak yang masing-masing berumur 3 tahun 2 anak, 4 tahun 1 anak, dan 5 tahun 2 anak. Anak yang berumur 3 tahun rata-rata hanya bisa melakukan kegiatan seperti mencorat-coret, menirukan kata-kata, sebagian belum bisa bersosialisasi dengan baik pada teman sebayanya. Anak yang berumur 4 tahun rata-rata hanya bisa mewarnai gambar, berdiri sendiri, dan untuk yang lain seperti menggunakan sendok garpu, memakai pakaian sendiri belum bisa. Anak yang berumur 5 tahun rata-rata hanya bisa melakukan menyusun kubus, mewarnai, menyebut nama sedangkan yang lainnya seperti memakai kaos, mengerti 2 katasifat, menyebut warna belum bisa dilakukan dengan baik. Studi pendahuluan yang dilakukan di RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar di dapatkan hasil 5 dari 24 anak yang berusia 3-6 tahun rata-rata hanya bisa melakukan sebagian dari tugas perkembangan yang ada di Denver II, seperti anak seharusnya bisa melakukan tugas perkembangan seperti personal sosial sebanya 7 kegiatan yaitu menyebutkan nama teman, mencuci dan mengeringkan tangan tanpa bantuan, gosok gigi dengan bantuan, memakai baju, memakai kaos, berpakaian tanpa bantuan, bermain ular tangga tapi hanya bisa melakukan 4 kegiatan saja, motorik halus seharusnya dapat melakukan 7 kegiatan seperti menara dari kubus, meniru gambar vertikal, menara dari 4 kubus, menara dari 3 kubus, menara dari 2 kubus, menggoyangkan ibu jari, menggambar lingkaran tetapi hanya bisa melakukan 5 kegiatan saja, bahasa seharusnya dapat melakukan 8 kegiatan seperti bicara dengan dimengerti, menyebutkan 4 gambar, mengetahui 2 kegiatan, menyebut 1 warna, kegunaan benda, menghitung kubus, mengetahui 4 kegiatan, mengerti 2 kata depan tetapi hanya bisa melakukan 7 kegiatan saja, motorik kasar seharunya dapat melakukan 8 kegiatan seperti menendang bola ke depan, melompat, melempar bola lengan ke atas, lompat jauh, berdiri 1 kaki 1detik, berdiri 1 kaki 2 detik, melompat dengan 1 kaki, berdiri 1 kaki 3 detik, tetapi hanya bisa melakukan 7 kegiatan saja.
Adanya kenyataan inilah peneliti terdorong untuk melakukan
penelitian tentang hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan padaanak usia prasekolah di Paud Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.
1.2 Rumusan Masalah
Adakah hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas
perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar?. 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 1.3.2 Tujuan Khusus 1. Untuk mengetahui tugas perkembangan motorik halus pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar . 2. Untuk mengetahui tugas perkembangan motorik kasar pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 3. Untuk menetahui tugas perkembangan bahasa pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 4. Untuk mengetahui tugas perkembangan sosialisasi pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 5. Menganalisa hubungan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Masyarakat Memberikan masukan kepada masyarakat khususnya orang tua berkenaan dengan pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan pada anak usia prasekolah di PAUD Chinta Ananda Sukoharjo dan RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. 1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan Menambah pengetahuan tentangpendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan anak prasekolah yang ada di lingkungan masyarakat dan bahan bacaan di lembaga pendidikan STIKES Kusuma Husada Surakarta. 1.4.3 Bagi Peneliti Lain Bahan bacaan atau refrensi untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Prodi S1 Keperawatan STIKES Kusuma Husada Surakarta. 1.4.4 Bagi Peneliti Menambah wawasan dan pengetahuan serta memberi masukan terhadap peneliti tentang pendidikan anak usia dini dengan tugas perkembangan anak prasekolah di PAUD Chinta Ananda dan Sukoharjo RW 06 Desa Gawanan Timur Karanganyar. BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Teori
2.1.1 Pengertian Perkembangan Perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami individu menuju tingkat kedewasaan yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan berkesinambungan, baik fisik maupun psikis. Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan berkesinambungan dalam diri individu dari mulai lahir sampai mati (Yusuf 2012). Menurut Nursalam (2005) perkembangan adalah bertambahnya kemampuan dan struktur atau fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur, dapat diperkirakan, dan diramalkan sebagai hasil dari proses diferensiasi sel, jaringan tubuh, organ-organ, dan sistemnya yang terorganisasi. 2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan Anak Faktor yang mempengaruhi perkembangan anakprasekolah (3-6 tahun) menurut Yusuf (2012 )yaitu : 1. Hereditas (Keturunan/Pembawaan) 2. Lingkungan Perkembangan a. Lingkungan keluarga b. Lingkungan sekolah 3. Kelompok Teman Sebaya 2.1.3 Ciri Perkembangan Anak Yusuf (2012) ciri perkembangan anak prasekolah (3-6 tahun) yaitu 1. Terjadinya Perubahan Dalam a. Aspek fisik : perubahan berat badan, tinggi badan, bentuk tubuh serta organ-organ lain nya. b. Aspek psikis : matangnya kemampuan berfikir, mengingat, serta menggunakan imajinasi kreatifitas. 2. Terjadinya Perubahan Dalam Bentuk Proporsi a. Aspek fisik : proposi tubuh berubah sesuai dengan fase perkembanganya. b. Aspek psikis : perubahan perhatiannya yang semula hanya tertuju untuk dirinya sendiri perlahan beralik kepada orang lain (teman sebayanya) 3. Lenyapnya Tanda-Tanda yang Lama a. Aspek fisik : lenyapnya kelenjar thymus (kelenjar kanak- kanak), rambut-rambut halus, dan gigi susu. b. Aspek psikis : lenyapnya masa-masa mengoceh, dan bentuk gerak gerik kanak-kanak seperti merangkak. 4. Diperoleh Tanda-Tanda yang Baru a. Tanda fisik : pergantian gigi b. Tanda psikis : perkembangan rasa ingin tahu, nilai-nilai moral, keyakinan beragama.
2.2 Pendidikan Anak Usia Prasekolah
2.2.1 Pengertian Pendidikan anak usia prasekolah adalah pendidikan yang ditujukan untuk anak usia 3 sampai dengan 6 tahun (PP No. 27/ 1990 Pasal 6). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan usia prasekolah adalah pendidikan sebelum memasuki jenjang sekolah dasar (Rahman 2003). 2.2.2 Undang-Undang tentang Pendidikan Anak Prasekolah Dalam Undang-Undang Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, pemerintah memasukkan atau mengkatagorikan pendidikan prasekolah sebagai pendidikan usia dini dimana pada pasal 28 ini terdapat 6 item tentang pendidikan usia prasekolah di antaranya: 1. Pendidikan anak usia dini diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. 2. Pendidikan anak usia dini dapat diselenggarakan melalui jalur pendidikan formal, non formal, dan atau informal. 3. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal berbentuk taman kanak-kanak (TK), raudatul athfal (RA), atau bentuk lain yang sederajat. 4. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan non formal berbentuk kelompok bermain (KB), taman penitipan anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. 5. Pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan informal berbentuk pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan. 6. Ketentuan mengenai Pendidikan anak usia dini sebagaimana dimaksud ayat (I), ayat (2), ayat (3), ayat (4), dan ayat (5) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah (Harini 2003).
2.3 Pendidikan Formal di PAUD
2.3.1 Pengertian PAUD PAUD adalah suatu lembaga pendidikan yang ditujukan kepada anak, sejak lahir sampai dengan usia 6 tahun yang dilakukan melalui pembarian pemulaan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani supaya anak memiliki kesiapan dalam memasuki dunia pendidikan yang lebih lanjut (Hidayah 2009). PAUD merupakan pendidikan yang ditujukan pada anak usia 3 sampai dengan 6 tahun, akan tetapi menurut UU No 20 tahun 2003 pasal 28 mengatakan bahwa pendidikan anak diselenggarakan sebelum jenjang pendidikan dasar. Pendidikan anak usia dini perlu dilakukan bagi anak sejak lahir sampai usia 6 tahun (Rahman 2009). 2.3.2 Tujuan di Bentuknya PAUD Tujuan utama Pendidikan Anak Usia Dini dalah memfasilitasi pertumbuhan dan perkembangan anak sejak awal yang mencakup aspek fisik, psikis, dan sosial secara menyeluruh. Diharapkan anak lebih siap untuk belajar lebih lanjut. Bukan hanya belajar secara akademik disekolah, melainkan juga sosial emosional, serta moral di semua lingkungan (Hartanti, Sarno 2010).
2.3.3 Kurikulum PAUD
Kurikulum PAUD terdiri dari seperangakt bahan
pembelajaran yang mencakup lingkup perkembagan, yaitu perkembangan moral dan agama, fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Kurikulum PAUD merupakan rencana yang akan dilakukan selama proses pembelajaran, sehingga mutlak diperlukan oleh setiap satuan pendidikan. Untuk menyusun kurikulum PAUD komponen-komponenya adalah: 1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Yaitu kurikulum nasional yang dikembangkan, disusun dan dikelola oleh sebuah lembaga sesuai kebutuhan dan kultur lembaga tersebut. 2. Kalender Pendidikan Yaitu merupakan pengaturan waktu kegiatan pembelajaran peserta didik dalam kurun waktu satu tahun. 3. Program Tahunan 4. Program Semester Yaitu program pembelajaran yang berisi jaringan-jaringan tema yang ditata secara urut dan sistematis. 5. Rencana Kerja Mingguan Yaitu berisi kegiatan-kegiatan dalam rangka mencapai indikator yang telah direncanakan dalam minggu sesuai dengan keluasan pembahasan tema dan sub tema yang telah direncanakan pada program semester. 6. Rencana Kerja Harian Yaitu merupakan penjabaran dari kegiatan mingguan, yang memuat kegiatan-kegiatan pembelajaran, individu maupun, kelompok. 7. Komponen-komponen Penilaian
2.4 Pendidikan Non Formal di Keluarga
2.4.1 Pengertian Keluarga Keluarga adalah lingkungan pertama dan utama dalam kehidupan anak di dalam keluargalah anak mendapat contoh pendidikan serta bimbingan awal dari orang tua bagaimana seharusnya bersikap, berperilaku dan bekerjasama dengan baik. Penanaman dan pembentukan sikap, kebiasaan maupun pola tingkah laku pada masa kanak-kanak dapat dikatakan sepenuhnya terletak pada cara orang tua mengasuh (Yusuf, 2006). 2.4.2 Fungsi Keluarga dalam Pendidikan a. Keluarga bukan lagi tempat sosial b. Adanya perubahan perananan orangtua yang digantikan oleh orang lain c. Wanita telah banyak bekerja diluar negeri d. Tingkatan pendidikan orangtua sangat rendah e. Kondisi rumah tidak memadai (Sudjana 2000). 2.4.3 Faktor Mempengaruhi Perkembangan Anak 1. Pendapatan keluarga 2. Pendidikan orang tua 3. Besarnya keluarga 4. Urutan kelahiran 5. Pribadi orang tua 6. Pengasuhan orang tua (Turmadji 2011) 2.4.4 Upaya Meningkatkan Partisipasi terhadap Proses Pendidikan Keluarga Upaya yang dilakukan untuk meningkatkan proses pendidikan bisa berasal dari pemerintah maupun dari masyarakat khususnya keluarga. Upaya- upaya yang dapat dilakukan, yaitu : a. Masyarakat punya kesadaran terhadap pendidikan keluarga b. Melibatkan diri dalam aktivitas keluarga c. Melaksanakan proses kegiatan pendidikan keluarga d. Membantu keluarga yang kurang mampu e. Melibatkan diri sebagai pendidik bagi anak yangmembutuhkan (Sudjana 2000).
2.5 Tugas Perkembangan Anak Usia Prasekolah
2.5.1 Pengertian Tugas perkembangan merupakan suatu tugas yang muncul pada periode tertentu dalam rentang kehidupan individu. Tugas- tugas perkembangan berhubungan dengan sikap, perilaku, atau ketrampilan yang dimiliki oleh individu yang sesuai dengan usia dan fase perkembanganya (Yusuf 2012). 2.5.2 Perkembangan Psikomotorik pada usia 3-6 tahun Perkembangan psikomotorik pada anak tidak hanya ditemukan pada motorik kasar tapi juga pada motorik halus. 1. Motorik Halus Menurut Marliza, 2012 pada usia anak 3-6 tahun (Prasekolah), anak sudah bisa melakukan kegiatan memegang atau meletakkan suatu objek dengan menggunakan jari-jari tangannya, seperti menggunting, mewarnai, menganyam, menulis, menggengam, dan melukis. 2. Motorik kasar Pada anak usia 3-6 tahun (prasekolah), anak sudah bisa melakukan aktivitas yang menggunakan otot-otot besar, gerak darsar lokomotor, non lokomotor, dan manipulatif. Seperti lari, melompat, menangkap, melempar, dan menendang (Gustiana 2011).
2.5.3 Perkembangan Bahasa pada usia 3-6 tahun
Bahasa merupakan elemen yang sangat penting untuk belajar bersosialisasi dengan lingkungan. Pada anak usia 3-6 tahun dalam perkembangan bahasanya suadah bisa mengucapkan satu warna, mengucapkan kata seperti papa mama, membuwat kalimat sederha na, kosa kata terus berkembang,dapat berkomunikasi dengan orang lain, dan bisa menguasai struktur kalimat sederhana seperti kata tanya, ka ta perintah, dsb (Adriyani 2006). Menurut Yusuf (2012) tugas perkembangan anak dibagi menjadi 4 yaitu : 1. Pemahaman Kemampuan memahami makna ucapan orang lain 2. Pengembangan perbendaharaan kata Perbendaharaan kata anak-anak berkembang dimulai sangat lambat pada usia dua tahun pertama. 3. Penyusunan kata-kata menjadi kalimat Penyusunan kata-kata menjadi kalimat biasanya berkembang sebelum umur dua tahun. Bentuk kalimat pertama biasanya kalimat tunggal (kalimat satu kata).