Anda di halaman 1dari 14

GAMBARAN KEAKTIFAN KADER DALAM KEGIATAN

POSYANDU DI PUSKESMAS

OLEH :
KELOMPOK II

MUH. IQBAL MUSLIMIN

SYAFRUDDIN

SUCI SAKKA

RIRIS DARIYANTI

PUSPITASARI

PROGRAM STUDI NERS JENJANG STRATA SATU (S1)


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
MUHAMMADIYAH SIDRAP T.A 2017/2018
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan

memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan dalam

memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan

angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI, 2011 dalam

Legi,Rumagit,Montol,Lule, 2015 ).

Adapun tujuan umum posyandu yaitu menunjukkan percepatan

penurunan angka kematian Bayi (AKB) dan angka kematian anak balita

(AKABA) Di Indonesia melalui upaya pemberdayaan masyarakat. Peranan

kader sangatlah penting karena kader bertanggung jawab dalam

pelaksanaan posyandu. Bila kader tidak aktif maka pelaksanaan posyandu

juga akan menjadi tidak lancar dan akibatnya status gizi bayi atau balita

dibawah lima tahun tidak dapat dideteksi secara jelas, hal ini akan

mempengaruhi tingkat keberhasilan program posyandu khususnya dalam

pemantauan tumbuh kembang balita. Pada tahun 2007, kurang lebih

250.000 posyandu di indonesia hanya 40% kader yang masih aktif dan

diperkirakan hanya 43% anak balita yang terpantau status kesehatannya

(Martinah, 2008 dalam Legi, Rumagit, Montol, Lule, 2015 ).

Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN

dimana (S):wilayah kerja posyandu, (K):jumlah balita yang memilki KMS,

(D):balita yang di timbang, (N):balita yang berat badanya naik.


Berdasarkan data dari puskesmas xx pada bulan januari tahun

2014 terdapat :5 kelurahan, 33 lingkungan, 18 posyandu dan jumlah

seluruh kader posyandu ada 85 orang, kader yang aktif dalam posyandu

terdapat 55, dan kader yang tidak aktif 30 orang.

Ada beberapa faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader:

(1) Pengetahuan kader, (2) Pendidikan kader, (3) Pelatihan kader.

Menurut Notoatmodjo (2005) dalam Legi, Rumagit, Montol, Lule,

2015 ). Pengetahuan merupakan suatu bagian yang pertama dari tingkatan

pengetahuan yang membentuk suatu tindakan atau perilaku seseorang.

Sedangkan menurut penelitian Muzakkir H (2013), Pendidikan

ialah suatu proses dengan tujuan utama menghasilkan perubahan perilaku

manusia. Semakin tinggi pendidikan seseorang maka akan semakin mudah

dalam menerima informasi yang di peroleh untuk dapat di aplikasikan

dalam kehidupan sehari- hari.

Dan menurut Syafei A (2010) dalam Legi, Rumagit, Montol, Lule,

2015 ). Pelatihan merupakan salah satu upaya dalam meningkatkan

pengetahuan, keterampilan, dan kemandirian.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik melakukan penelitian

tentang “Gambaran Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu Di

Puskesmas”.
B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah tersebut adalah:

Bagaimana gambaran keaktifan kader dalam kegiatan posyandu di

puskesmas?.

C. Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Untuk mengetahui gambaran pelayanan kesehatan dan keaktifan

kader dalam kegiatan posyandu di puskesmas.

D. Manfaat Penelitian

Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat:

1. Dapat menghasilkan informasi yang mengungkapkan faktor-faktor yang

berhubungan dengan keaktifan kader di posyandu.

2. Menjadikan umpan balik atas aktifitas yang dilakukan oleh kader

sehingga dapat lebih meningkatkan diri untuk lebih aktif.

3. Menambah pengalaman dan wawasan ,terutama tentang faktor-faktor

yang dapat meningkatkan keaktifan kader.


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum tentang Posyandu


Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya kesehatan
bersumber daya masyarakat yang di kelolah dan di selenggarakan untuk
masyarakat dalam penyelanggaraan pembangunan kesehatan,
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada
masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk
mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes RI,
2011 dalam Legi,Rumagit,Montol,Lule, 2015 ).

B. Tinjauan Umum tentang Kader


Kader adalah masyarakat yang di pilih dari oleh masyarakat
setempat, di setujui dan dibina oleh LKMD, mau dan mampu bekerja
secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf lain serta
mempunyai waktu untuk bekerja bagi masyarakat disamping usahanya
mencari nafkah. Keberadaan kader merupakan bentuk peran serta
masyarakat dan merupakan indikator bagi partisipasi masyarakat
khususnyadalam pembangunan dalam bidang kesehatan, sehingga
keberadaan kader dalam pencapaian tujuan posyandu sangat penting
(Notoatmodjo 2005 dalam Suhat, Hasanah , 2014).
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Dasar Pemikiran Variabel


Kerangka konsep penelitian adalah hubungan atau kaitan antara
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin
diteliti.
Variabel independen (bebas) dalam penelitian ini adalah
posyandu. Dimana Posyandu merupakan salah satu bentuk upaya
kesehatan bersumber daya masyarakat yang di kelolah dan di
selenggarakan untuk masyarakat dalam penyelanggaraan pembangunan
kesehatan, memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan
kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar
untuk mempercepat penurunan angka kematian ibu dan bayi (Depkes
RI, 2011 dalam Legi, Rumagit, Montol, Lule, 2015 ).
Sedangkan Variabel dependen ( terikat) dalam penelitian
ini adalah keaktifan kader. Dimana Kader adalah masyarakat yang di
pilih dari masyarakat setempat, di setujui dan dibina oleh LKMD, mau
dan mampu bekerja secara sukarela, dapat membaca dan menulis huruf
serta mempunyai waktu untuk bekerja bagi masyarakat disamping
usahanya mencari nafkah. Keberadaan kader merupakan bentuk peran
serta masyarakat dan merupakan indikator bagi partisipasi masyarakat
khususnya dalam pembangunan dalam bidang kesehatan, sehingga
keberadaan kader dalam pencapaian tujuan posyandu sangat penting
(Notoatmodjo,2005 dalam Suhat, Hasanah ,2014).

B. Bagan Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dari penelitian yang berjudul “Gambaran

Keaktifan Kader dalam Kegiatan Posyandu Di Puskesmas”.


”ini adalah sebagai berikut:

Variabel Bebas Variabel Terikat

Posyandu Keaktifan kader


A. Definisi Operasional Dan Kriteria Objektif

Variabel Definisi Alat dan cara Hasil Skala

Operasional ukur

Variabel Posyandu Alat ukur yang 1.Baik : jika

independent: merupakan digunakan responden

posyandu salah satu adalah lembar menjawab Ordinal

bentuk upaya koesioner yang pertanyaan

kesehatan terdiri dari 15 dengan nilai

bersumber pernyataan >80% total

daya dengan jawaban skor

masyarakat ya diberi skor 1 1. Kurang :

yang di kelolah dan jawaban jika

dan di tidak diberi skor responden

selenggarakan 0 menjawab

untuk pertanyaan

masyarakat dengan

dalam nilai.

penyelanggara < 60%

an total skor

pembangunan

kesehatan,

memberdayaka

n masyarakat
dan

memberikan

kemudahan

kepada

masyarakat

dalam

memperoleh

pelayanan

kesehatan

dasar untuk

mempercepat

penurunan

angka

kematian ibu

dan bayi

Variabel Kader adalah Alat ukur yang 1.Puas : jika

dependent : pria atau digunakan responden

kader wanita yang adalah lembar menjawab Ordinal

berbadan sehat koesioner yang pertanyaan

jasmani dan terdiri dari 9 dengan nilai ≥

rohani serta pernyataan median

mau bekerja dengan jawaban 1. Tidak


secara sukarela ya diberi skor 1 puas :

mengelola dan jawaban jika

posyandu. tidak diberi skor responden

0 menjawab

pertanyaa

n dengan

nilai

<median

BAB IV
METODE PENELITIAN

A. Jenis penelitian ini adalah penelitian survay dengan pendekatan

deskriptif. Untuk mengetahui gambaran keaktifan kader dengan

pelayanan kesehatan di puskesmas palasari

B. Lokasi penelitian dan waktu


1. Lokasi penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan di puskesmas ranotana weru selama

bulan Mei 2015

2. Waktu penelitian

Penelitian ini telah di laksanakan pada bulan Mei 2015

C. Populasi dan sampel

1.populasi

Populasi dari penelitian ini adalah seluruh kader yang ada di wilayah

kerja ranotana weru palasari ,yaitu sebanyak 228 orang.

2.Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian kader ,sebanyak 70

orang.Adapun teknik pengambilan sampel adalah teknik ramdom

sampling.ramdom sampling yaitu teknik mengumpulkan data

menggunakan kuesioner , data yang di kumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Kriteria penelitian ini yaitu kriteri inklusi dan eksklusi

sebagai berikut.

a. Kriteria inklusi

1.kader yang bersedia membagikan kuesioner kepada responden

2.kader yang berumur >20 tahun

b. kriteria eksklusi

1. kader yang tidak bisa membaca dan menulis

2. kader yang mengalami gangguan komunikasi


3. kader yang mengundurkan diri pada saat proses penelitian

berlangsung

D. Pengumpulan data dan penyajian data

1. Instrumen penelitian

Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner

2. Prosedur pengumpulan data

a. Mengidentifikasikan tempat penelitian dan populasi target

b. Mengajukan surat permohonan izin untuk mengadakan Penelitian di

puskesmas palasari

c.Setelah mendapatkan persetujuan dari wilayah setempat maka

penelitian melakukan pendekatan kepada calon responden dan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian

d. Setelah responden bersedia maka responden kemudian di persilahkan

untuk mengisi lembar kuesioner yang di berikan sesuai dengan instruksi pada

lembar kuesioner tersebut.


DAFTAR PUSTAKA

Legi, N, N. Rumagit, F.Montol, A,B. Lule. R.2015. Faktor yang berhubungan


dengan keaktifan kader pos yandu di wilayah kerja puskesmas ranotana
weru. GIZIDO vulome 7 No. 2 November 2015.
hhtp://ejurnal.poltekkesmanado.ac.id/index.php/gizido/article/view/283
di akses pada 02 november 2017.

Suhat, Hasanah,R.2014. Faktor Faktor yang berhubungan dengan keaktifan kader


dalam kegiatan pos yandu. (studi di puskesmas palasari kabupaten
subang.
http://ejurnal.poltekesmanado.ac.id/index.php/gizido/.article/view/283

Anda mungkin juga menyukai