ANAMNESIS Prinsip: Harus memiliki alasan mengapa menanyakan hal tersebut! Tidak semua ditanyakan, sesuaikan dengan kasus.
PEMERIKSAAN SENSORIS
PENILAIAN:
0= tidak berasa
1=kurang berasa, tidak bisa membedakan rasa tajam dan raba halus
2=normal
ALAT :
- Pin Prick (jarum dari palu refleks)
- Light Touch (tisu / kapas)
PENDAHULUAN:
- Inspeksi cara jalan pasien dan mimik muka pasien
- Menyapa pasien, memperkenalkan diri dan meminta pasien berbaring
“Selamat siang, Pak. Saya dokter muda Nadya Yosvara. Saya akan melakukan pemeriksaan rasa tajam dan raba halus apakan Bapak
bersedia? Silahkan berbaring dan dibuka bajunya, Pak.
- Beri contoh rasa tajam dan raba halus di kening (N. Facialis) → saraf perifer
“Pak, rasa tajam itu seperti ini ya, dan rasa halus itu seperti ini (sambil memberi contoh rasa tajam dan raba halus di kening). Nanti
saya akan melakukan seperti ini di bagian tubuh Bapak lainnya.”
PEMERIKSAAN
“Sekarang kita mulai pemeriksaannya, silahkan Bapak tutup matanya. Nanti tolong disebutkan apa yang Bapak rasakan ya, Pak. Apa bila
kurang terasa dibanding dengan yang di kening tolong bilang ya, Pak.”
C2(Protuberansia oksipitalis)
“Pak, ini rasanya apa? (Tajam). Ini rasanya apa? (halus)” → kanan dan kiri
“Sama tidak pak sensasinya dengan yang di kening?”
Pemeriksaan selesai
“Pak, pemeriksaan telah selesai dilakukan, terimakasih atas kerja samanya.”
Perhatikan : Hanya jarum dan kapas yang boleh mengenai tubuh pasien.
Keterangan :
C6-C8 → periksa di bagian dorsum, tangan pasien di paha.
Pemeriksaan T11-L2 dan S3-5 pada tentamen dianggap sudah dilakukan karena pasien menggunakan celana.
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Apabila pada pemeriksaan pasien, lokasi L4 tidak berasa / kurang berasa, maka lesi setinggi L3.
Apabila pada pemeriksaan pasien, lokasi L3 tidak berasa/ kurang berasa, tanyakan terlebih dahulu pada penguji L2 normal atau tidak
berasa/ kurang berasa. Karena T11-L2 dianggap sudah dilakukan. Bila L2 tidak berasa/ kurang berasa, tanyakan kembali L1 normal atau
tidak berasa / kurang berasa. Bila L1 normal, maka lesi setinggi L1.
DERMATOM
C2 Protuberansia oksipitalis T8 ICS 8 (antara T6 dan T10) midclavicula
C3 Fossa klavikularis T9 Antara T8 dan T10 midclavicula
C4 Ujung sendi akromioklavikula T10 Umbilikus midclavicula
C5 Fossa antekubiti lateralis T11 Antara T10 dan T12 midclavicula
C6 dorsum Jempol (MCP) T12 Ligamentum inguinal midclavicula
C7 dorsum Jari tengah (MCP) L1 Antara T12 dan L2
C8 dorsum Jari kelingking (MCP) L2 Pertengahan paha anterior
T1 Fossa antekubiti medialis L3 Kondilus femoralis medial
Tengah ketiak L4 Malleolus medial
T3 ICS 3 midclavicula L5 Dorsum kaki, sendi MTP3
T4 ICS 4 midclavicula S1 Tumit lateral
T5 ICS 5 midclavicula S2 (tekuk lutut) Fossa poplitea (midline)
T6 ICS 6 midclavicula (proc.xipoideus) S3 Tuberositas ischial
T7 ICS 7 (antara T6 dan T8) midclavicula S4-5 perianal
PEMERIKSAAN MOTORIK
PENILAIAN:
0= total paralisis
1= kontraksi otot dapat dilihat dan dirasakan, tidak bisa gerak
2= dapat bergeser, ada gerakan aktif, tidak bisa angkat
3= gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi, tidak bisa lawan tahanan ringan
4= gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi dan tahanan ringan
5= gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi dan tahanan berat
PENDAHULUAN:
- Inspeksi cara jalan pasien dan mimik muka pasien
- Menyapa pasien, memperkenalkan diri dan meminta pasien berbaring
“Selamat siang, Pak. Saya dokter muda Nadya Yosvara. Dengan Bapak siapa? Haari ini, saya akan melakukan pemeriksaan kekuatan
otot, apakan Bapak bersedia? Silahkan berbaring ,Pak.”
- Meminta pasien mengangkat kedua tangan dan kaki, bila bisa = minimal nilainya 3 (gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi, tidak
bisa lawan tahanan ringan)
OTOT
C5 Fleksor siku m. biceps brachii
C6 Ekstensor pergelangan tangan m. extensor carpi radialis longus
C7 Ekstensor siku m. trisep
C8 Flexikan jari tangan m. flexor digitorum profundus
T1 Abduksi jari kelingking m. abductor digiti minimi
L2 Fleksor pinggang m. iliopsoas
L3 Knee extensor m. quadriceps femoris
m.rectus femoris, m.vastus lateral, m.vastus intermedius, m. vastus medialis
L4 Ankle dorsoflexi m. tibialis anterior
L5 Ekstensor hallucis longus m. extensor hallucis longus
S1 Ankle plantar m. gastrocnemius
Memperhatikan apakah konjungtiva anemis atau tdiak 6. Melihat ada tidaknya memar/hematom
Memperhatikan apakah sklera ikterik atau tidak 7. Melihat ada tidaknya atrofi otot
Memperhatikan apakah ada tanda pendarahan dimata B. Feel
(hifema) 1. Mengetahui suhu pada bagian yang cedera, dengan
Hidung meletakan dorsum manus pada daerah tersebut, ini
Memperhatikan apakah terdapat deviasi septum nasi dilakukan pada kedua kaki sebagai perbandingan
Memperhatikan apakah concha hiperemis atau tidak 2. Mengetahui ada tidaknya nyeri tekan dengan menekan
Memperhatikan apakah ada luka/jejas/memar daerah cidera secara lokalisir dengan ketiga jari sambil
Memperhatikan apakah ada pendarahan atau tidak : melihat reaksi pasien dan ditanyakan apakah nyeri/tidak
apakah keluar sekret atau tidak 3. Mengecek ada tidaknya efusi sendi (balllotement).
Telinga Dilakukan jika cairannya banyak, dengan cara menekan
bagian patella kebawah kemudian mengembalikannya
Memperhatikan apakah terdapat deformitas
ke atas. Jika positif efusi sendi akan terasa ada cairan
Memperhatikan apakah ada luka/jejas
yang kembali menekan keatas/ke jari pemeriksa.
Memperhatikan apakah ada pendarahan atau tidak ;
4. Mengecek ada tidaknya efusi sendi dengan cara
apakah keluar sekret atau tidak
undulasi. Dilakukan jika cairannya sedikit, terlebih
Memperhatikan apakah ada memar di retroaurikuler
dahulu dikumpulkan cairannya ditengah patella, lalu
(battle sign)
memberi tekanan pada tepi patella menggunakan satu
Mulut
jari, jari yang lain merasakan undulasi jika positif efusi
Memperhatikan apakah ada luka/jejas
sendi.
Memperhatikan apakah ada pendarahan atau tidak
5. Mengukur ukuran lutut dengan menggunakan pita
Memperhatikan apakah ada pembesaran tonsil ; faring
meteran pada kedua kaki, untuk mengetahui besarnya
hipermis atau tidak bengkak, lalu mencatatnya. Pada lutut yang bengkak,
2. Leher dilakukan pengukuran pada bagian yang paling bengkak
Memperhatikan apakah ada deformitas; jejas/luka ;
sedangkan pada lutut yang tidak sakit, dilakukan
pendarahan pengukuran sejajar ditempat yang saat mengukur
Meminta pasien untuk membuka pakaian bagian yang sakit.
3. Thorax
C. Move
Melakukan auskultasi untuk mengetahui bunyi jantung, 1. Aktif
ada tidaknya bunyi jantung tambahan, bising jantung, Dilakukan oleh pasien sendiri, pasien diminta untuk
spliting memfleksikan lututnya, kemudian dihitung sudut
Melakukan auskultasi untuk mengetahui suara nafas maksimal yang dapat dicapainya. Dari pemeriksaan ini
pada thorax dapat diketahui adanya : (a) nyeri gerak, (b) range of
4. Abdomen motion (ROM) berapa derajat sudutnya; (c)
Melakukan auskultasi untuk mengetahui bising usus keterbatasan lingkup gerak sendi akibat nyeri
Melakukan palpasi terhadap terhadap hepar dan lien 2. Pasif
Mempersilahkan pasien untuk kembali memakai pakaiannya Dilakukan dengan bantuan dokter, pasien diminta untuk
Meminta pasien untuk menggulung lengan baju sampai siku memfleksikan lututnya, kemudian dihitung sudut
Meminta pasien untuk menggulung celana sampai lutut maksimal yang dapat dicapainya. Dari pemeriksaan ini
dapat diketahui adanya : (a) nyeri gerak, (b) range of
5. Ekstremitas atas motion (ROM) berapa derajat sudutnya; (c)
Look : simetris atau tidak, apakah ada deformitas ; apakah ada keterbatasan lingkup gerak sendi akibat nyeri
bengkak dan kemerahan; apakah ada jejas / luka 3. Mengetahui ada tidaknya krepitasi pada lutut pasien,
6. Ekstremitas bawah dengan meletakan salah satu tangan pada lutut yang
Look : simetris atau tidak, apakah ada deformitas ; apakah ada fleksi, sambil mengekstensikannya
bengkak dan kemerahan; apakah ada jejas / luka Pemeriksaan khusus (LUTUT)
Status lokalis 1. Valgus stress test
(meminta pasien untuk menaikan celana sampai lutut terlihat) Untuk mengetahui apakah ada cedera pada ligament
A. Look kolateral medial.
1. Melihat apakah kaki kanan dan kiri simetris/sama Cara :
panjang - Fleksikan femur 20-30 derajat
2. Melihat ada tidaknya bengkak dan membandingkan - Gunakan satu tangan untuk memfiksasi tungkai
lutut kanan dan kiri atas(bagian atas patella, sedangkan tangan yang lain
3. Melihat ada tidaknya deformitas memberikan dorongan kearah lateral (valgus stress)
4. Melihat warna kulit, apakah kemerahan pada tungkai bawah
5. Melihat ada tidaknya luka/jejas - Hasil positif apabila ada jarak antara femur dan tibia