Anda di halaman 1dari 15

Nadya Yosvara 03012183

CEDERA TULANG BELAKANG


Kompetensi Dokter umum :
 Membedakan pasien dengan cedera tulang belakang
 Mendiagnosa lesi level cedera tulang belakang
Jika lesi diatas Th-6 → emergensi !! bisa autonomic disrefleksia→henti jantung / apnoe

ANAMNESIS Prinsip: Harus memiliki alasan mengapa menanyakan hal tersebut! Tidak semua ditanyakan, sesuaikan dengan kasus.

- Inspeksi cara jalan pasien dan mimik muka pasien


- Menyapa pasien, memperkenalkan diri dan mempersilahkan duduk
- “Selamat siang, Pak. Saya dokter muda Nadya Yosvara. Silahkan duduk ,Pak”
IDENTITAS (NUJASASPP)
Alasan Keterangan
Nama Membedakan pasien
Usia Faktor risiko (prevalensi suatu penyakit).
Jenis kelamin Contoh : Osteoarthritis pada lansia Terlihat dari nama dan fisik
Alamat  Menghubungi keluarga bila ada Biasanya dilengkapi dengan no.telp
kasus emergensi
 Mengetahui lingkungan Tidak mutlak, lihat juga dari faktor lain. Contoh : Tn. A tinggal di daerah
 Mengetahui sosioekonomi elit, tetapi pekerjaannya adalah tukang kebun.
 Rencana terapi Lihat akses fasilitas kesehatan dengan alamat pasien. Apabila terlalu
jauh, lebih baik rujuk pasien ke tempat dengan akses lebih mudah.
Karena kebanyakan kasus pada RMS memerlukan terapi lanjut seperti
fisioterapi (perlu berkali-kali datang)
Suku  Pola makan Contoh: Padang → bersantan, jeroan, sayuran hijau → tinggi purin →
tinggu asam urat → arthritis
 Aktifitas sehari-hari / ritual suku Contoh : Nias → ritual melompati batu yang sangat tinggi untuk
tertentu dianggap dewasa → cedera
Agama Posisi ibadah : memperberat Dapat dilakukan modifikasi.
cedera/tidak Misal: cedera lutut→ dapat diberi bantal untuk menumpu lutut saat
ibadah posisi berlutut, mengajarkan cara berdiri dari posisi berlutut
yang benar.
Status  Edukasi membantu exercise di Dapat memantau minum obat, menjauhi makanan yang dilarang dokter,
pernikahan rumah membantu mengurus pasien.
 Melihat sosialekonomi Sudah menikah → kebutuhan biaya semakin besar → lebih
mengutamakan memenuhi kebutuhan sehari-hari.
Pendidikan  Edukasi saat terapi. Contoh : Pada pasien pendidikan rendah gunakan bahasa yang mudah
dimengerti.
 Pola pikir Dosis 3x1 = dapat berarti banyak
3 tablet 1 hari
3 tablet 1 kali minum
3 hari 1 tablet
Pekerjaan  Faktor risiko cedera
 Melihat sosialekonomi
 Edukasi pasien Contoh :
Memberi surat izin (istirahat / pindah bagian pekerjaan) bila pekerjaan
akan memperberat cedera
Menghindari ↑↓ tangga di kantor bila memperberat cedera
KELUHAN UTAMA : keluhan yang membawa pasien datang ke dokter
o Symptom dan lokasi → Contoh : nyeri bahu kiri
o Onset → akut / kronis. Dapat menentukan working diagnosis, terapi dan prognosis
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG (MoiSKP ± x)
1. Mechanism of injury (MOI) = tidak untuk arthritis
Contoh :
- Kecelakaan apa?

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 1


Nadya Yosvara 03012183

- Mengapa bisa kecelakaan?


- Saat kecelakaan, kecepatannya berapa?
- Arah benturan pertama kali dari mana?
- Bagaimana posisi jatuhnya?
- Saat jatuh kepalanya terbentur atau tidak?
2. Symtomp (S)
- Bagaimana dengan kualitas(ringan→berat) dan kuantitas(hilang timbul, terus menerus, dll) nyeri?
- Nyeri tajam (terlokalisir) atau tumpul?
- Adakah faktor yang memperberat dan memperingan nyeri?
- Keluhan tambahan
3. Komplikasi (K)
a. Cedera tulang belakang b. Cedera olahraga
- motorik : lumpuh Bengkak, kemerahan, fraktus, dislokasi
- sensorik : baal / mati rasa
c. Arthritis
- otonom : BAK dan BAB
bengkak, kemerahan, deformitas, thofi
- brain injury : mual dan muntah hingga pingsan
4. Pertolongan pertama (P)
- Siapa yang menolong pertama ( medis / awam)? →berbeda dalam cara evakuasi
- Dibawa kemana? (Contoh : RS, Tukang urut, dll)
- Sudah mimun obat apa dan efeknya apa?
5. Khusus cedera olahraga (x)
- Pemanasan / tidak?
- Pakai perlengkapan olahraga lengkap atau tidak?
- Kondisi lapangan bagaimana?
- Ada pelatih / tidak?
- Sudah berapa lama olahraganya? Intensitasnya bagaimana?
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
- Apakah pernah mengalami trauma yang sama di posisi/lokasi yang sama sebelumnya?
o Bila Iya → Apakah sampai dirawat di RS?
 Bila Iya → Apakah sampai operasi?
 Bila tidak → tidak perlu ditanya lebih lanjut
o Bila tidak → tidak perlu ditanya lebih lanjut
-. Apakah ada alergi obat?
Alasan: agar tidak memberikan obat yang alergi untuk pasien saat terapi, >> OAINS yang menyebabkan alergi.
- Apakah menderita tekanan darah tinggi atau kencing manis?
Alasan: DM → mikroangiopati dan neuritis perifer
Hipertensi+tahanan terhadap nyeri >> → rangsang simpatis → ↑↑↑ tekanan darah →→ pecah pembuluh
darah
- Apakah ada sakit maag?
Alasan: OAINS → (-) PG → ↓lapisan lambung & ↑ asam lambung
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA
- Apakah ada riwayat keluarga tekanan darah tinggi / kencing manis?
- Apakah ada riwayat kelebihan berat badan?
Arthritis
- Bagaimana pola makan dalam keluarga?
RIWAYAT KEBIASAAN, SOSIOEKONOMI, DAN PSIKOSOSIAL
- Apakah mengkonsumsi alkohol?
- Apakah rumah bertingkat?
- Kamar Bapak dilantai berapa?
- Kamar mandinya seperti apa? Duduk / jongkok?
- Mandinya bagaimana ? shower / gayung?
- Apakah ada pembantu?
- Apakah ada asuransi kesehatan? ( jika ada →bisa cover biaya terapi RMS yang besar)

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 2


Nadya Yosvara 03012183

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 3


Nadya Yosvara 03012183

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 4


Nadya Yosvara 03012183

PEMERIKSAAN SENSORIS
PENILAIAN:
0= tidak berasa
1=kurang berasa, tidak bisa membedakan rasa tajam dan raba halus
2=normal

ALAT :
- Pin Prick (jarum dari palu refleks)
- Light Touch (tisu / kapas)

PENDAHULUAN:
- Inspeksi cara jalan pasien dan mimik muka pasien
- Menyapa pasien, memperkenalkan diri dan meminta pasien berbaring
“Selamat siang, Pak. Saya dokter muda Nadya Yosvara. Saya akan melakukan pemeriksaan rasa tajam dan raba halus apakan Bapak
bersedia? Silahkan berbaring dan dibuka bajunya, Pak.
- Beri contoh rasa tajam dan raba halus di kening (N. Facialis) → saraf perifer
“Pak, rasa tajam itu seperti ini ya, dan rasa halus itu seperti ini (sambil memberi contoh rasa tajam dan raba halus di kening). Nanti
saya akan melakukan seperti ini di bagian tubuh Bapak lainnya.”

PEMERIKSAAN
“Sekarang kita mulai pemeriksaannya, silahkan Bapak tutup matanya. Nanti tolong disebutkan apa yang Bapak rasakan ya, Pak. Apa bila
kurang terasa dibanding dengan yang di kening tolong bilang ya, Pak.”

Mulai dari C2 hingga S4-5 kanan dan kiri.

C2(Protuberansia oksipitalis)

“Pak, ini rasanya apa? (Tajam). Ini rasanya apa? (halus)” → kanan dan kiri
“Sama tidak pak sensasinya dengan yang di kening?”

Pemeriksaan selesai
“Pak, pemeriksaan telah selesai dilakukan, terimakasih atas kerja samanya.”
Perhatikan : Hanya jarum dan kapas yang boleh mengenai tubuh pasien.
Keterangan :
 C6-C8 → periksa di bagian dorsum, tangan pasien di paha.
 Pemeriksaan T11-L2 dan S3-5 pada tentamen dianggap sudah dilakukan karena pasien menggunakan celana.
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Apabila pada pemeriksaan pasien, lokasi L4 tidak berasa / kurang berasa, maka lesi setinggi L3.
Apabila pada pemeriksaan pasien, lokasi L3 tidak berasa/ kurang berasa, tanyakan terlebih dahulu pada penguji L2 normal atau tidak
berasa/ kurang berasa. Karena T11-L2 dianggap sudah dilakukan. Bila L2 tidak berasa/ kurang berasa, tanyakan kembali L1 normal atau
tidak berasa / kurang berasa. Bila L1 normal, maka lesi setinggi L1.
DERMATOM
C2 Protuberansia oksipitalis T8 ICS 8 (antara T6 dan T10) midclavicula
C3 Fossa klavikularis T9 Antara T8 dan T10 midclavicula
C4 Ujung sendi akromioklavikula T10 Umbilikus midclavicula
C5 Fossa antekubiti lateralis T11 Antara T10 dan T12 midclavicula
C6 dorsum Jempol (MCP) T12 Ligamentum inguinal midclavicula
C7 dorsum Jari tengah (MCP) L1 Antara T12 dan L2
C8 dorsum Jari kelingking (MCP) L2 Pertengahan paha anterior
T1 Fossa antekubiti medialis L3 Kondilus femoralis medial
Tengah ketiak L4 Malleolus medial
T3 ICS 3 midclavicula L5 Dorsum kaki, sendi MTP3
T4 ICS 4 midclavicula S1 Tumit lateral
T5 ICS 5 midclavicula S2 (tekuk lutut) Fossa poplitea (midline)
T6 ICS 6 midclavicula (proc.xipoideus) S3 Tuberositas ischial
T7 ICS 7 (antara T6 dan T8) midclavicula S4-5 perianal

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 5


Nadya Yosvara 03012183

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 6


Nadya Yosvara 03012183

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 7


Nadya Yosvara 03012183

PEMERIKSAAN MOTORIK
PENILAIAN:
0= total paralisis
1= kontraksi otot dapat dilihat dan dirasakan, tidak bisa gerak
2= dapat bergeser, ada gerakan aktif, tidak bisa angkat
3= gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi, tidak bisa lawan tahanan ringan
4= gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi dan tahanan ringan
5= gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi dan tahanan berat

PENDAHULUAN:
- Inspeksi cara jalan pasien dan mimik muka pasien
- Menyapa pasien, memperkenalkan diri dan meminta pasien berbaring
“Selamat siang, Pak. Saya dokter muda Nadya Yosvara. Dengan Bapak siapa? Haari ini, saya akan melakukan pemeriksaan kekuatan
otot, apakan Bapak bersedia? Silahkan berbaring ,Pak.”
- Meminta pasien mengangkat kedua tangan dan kaki, bila bisa = minimal nilainya 3 (gerakan aktif dapat melawan arah gravitasi, tidak
bisa lawan tahanan ringan)

PEMERIKSAAN (KANAN DAN KIRI)


“Pertama saya akan memeriksa C5 yaitu fleksor siku tujuannya untuk menilai otot biceps.”
1. Pasien diinstruksikan untuk mengikuti gerakan pemeriksa secara aktif
“Yang pertama Bapak lakukan sendiri dan yang kedua nanti saya akan memberikan tahanan, Bapak coba lawan sekuat tenaga. Pak
coba diikuti tangan saya seperti ini.”
2. Mengulang gerakan dan diberi tahanan oleh pemeriksa dengan satu tangan pemeriksa fiksasi di sendi atas lokasi pemeriksaan
KETERANGAN
C7 → siku harus di angkat
C8 → fleksikan 1 ruas jari
T1 → posisi tangan telungkup
L3 → lutut ditekuk dahulu
L5 → mengangkat jempol kaki
S1 → seperti menginjak rem
Untuk menilai kekuatan otot pada T1 bila pasien tidak dapat melawan tahanan ringan, maka posisi tangan pasien diubah dahulu agar
posisinya melawan gravitasi.
Untuk menilai kekuatan otot pada L2-L3 bila pasien tidak dapat melawan gravitasi, maka posisi tubuh pasien dimiringkan.
Untuk menilai kekuatan otot pada L4-S1 bila pasien tidak dapat melawan gravitasi, maka posisi kaki pasien silangkan ke lutut sebelahnya
agar tidak melawan gravitasi
KESIMPULAN PEMERIKSAAN
Jika pada pemeriksaan pasien tidak dapat mengangkat kaki pada L2, maka lesi setinggi T1
PEMERIKSAAN SELESAI
“Pak, pemeriksaan telah selesai dilakukan, terimakasih atas kerja samanya.”
TITIK MOTORIK

OTOT
C5 Fleksor siku m. biceps brachii
C6 Ekstensor pergelangan tangan m. extensor carpi radialis longus
C7 Ekstensor siku m. trisep
C8 Flexikan jari tangan m. flexor digitorum profundus
T1 Abduksi jari kelingking m. abductor digiti minimi
L2 Fleksor pinggang m. iliopsoas
L3 Knee extensor m. quadriceps femoris
m.rectus femoris, m.vastus lateral, m.vastus intermedius, m. vastus medialis
L4 Ankle dorsoflexi m. tibialis anterior
L5 Ekstensor hallucis longus m. extensor hallucis longus
S1 Ankle plantar m. gastrocnemius

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 8


Nadya Yosvara 03012183

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 9


Nadya Yosvara 03012183
ASIA – SANDARD NEORULOGICAL CLASSIFICATION OF SPINAL CORD INJURY

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 10


Nadya Yosvara 03012183

CEDERA OLAHRAGA  Apakah ada bagian lain yang cedera/luka?


 Apakah ada tulang yang menonjol keluar?
ANAMNESIS  Apakah ada pendarahan?
Menyapa pasien dan memperkenalkan diri  Apakah ada kesemutan/kebas?
IDENTITAS NUJASASPPA RIWAYAT PENYAKIT DAHULU
 Apakah ada riwayat cidera/jatuh sebelumnya?
KELUHAN UTAMA
 Apakah ada riwayat penyakit sendi?
 Keluhan (apa yang Bapak/Ibu keluhkan)?
 Apakah ada riwayat operasi sendi?
 Onset (sejak kapan)?
 Apakah ada riwayat alergi obat?
 Lokasi (disebelah mana? Dikanan/kiri? Satu sisi/ keduanya?)
 Apakah ada riwayat sakit mag?
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
 Apakah ada riwayat : darah tinggi, kencing manis?
Karakteristik nyeri:
KONDISI LINGKUNGAN RUMAH
 Sifat nyeri? (Tajam/tumpul)
 Rumahnya bertingkat atau tidak? Berapa lantai?
 Intensitas nyeri? Nyeri semakin berat/tidak?
 Kamarnya ada di lantai berapa?
 Nyeri hilang timbul/menetap?
 Apakah suka naik turun tangga?
 Faktor yang memperingan dan memperberat nyeri? (apakah
 Bagaimana kondisi WC nya? Duduk atau jongkok?
nyerinya membaik saat istirahat? Apakah bertambah berat
saat berjalan/beraktifitas)? RIWAYAT PRIBADI DAN SOSIAL DAN EKONOMI
 Apakah ada nyeri ditempat lain?  Apakah bapak/ibu menggunakan asuransi? (berobat disini,
 Apakah ada penjalaran nyeri? membayar sendiri/dibayarin kantor)?
 Dirumah tinggal dengan siapa saja?
Mekanisme cedera  Pekerjaannya apa? Bagaimana posisi sehari-hari sewaktu
 Posisi jatuh? bekerja?
 Arah jatuh?  Pasangannya (suami/istri) nya apa pekerjaanya?
 Asal dorongan?  Apakah ada pekerjaan lain selain pekerjaan yang bapak
 Jarak / ketinggian jatuh? jalani sekarang?
 Tempat jatuh ? (jatuh dimana? Aspal/rumput/tanah)? Menentukan diagnosis kerja (berdasarkan anamnesis)
 Setelah jatuh bisa langsung bangun apa tidak? Mengucapkan terima kasih atas kerja sama pasien
 Apakah bisa berjalan setelah jatuh? Meminta izin pada pasien untuk melakukan pemeriksaan fisik
 Apakah setelah jatuh bisa melanjutkan permainan?
 Apakah ada bagian yang terbentur? Bagian mana yang PEMERIKSAAN FISIK DAN KHUSUS
terbentur? Terbentur apa? Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
 Apakah ada benturan dikepala? Penampilan
 Memperhatikan gaya berjalan pasien
Pertolongan pertama dan efeknya  Memperhatikan apakah pasien menggunakan alat bantu
 Siapa yang menolong? (tongkat) saat berjalan
 Bagaimana cara menolongnya? (dipapah/ditandu)?  Memperhatikan raut wajah pasien (visual analog scale)
 Setelah jatuh, apa saja yang sudah dilakukan?  Memperhatikan bentuk tubuh pasien / postur tubuh
 Apakah sudah di kompres es/ di spray? Keadaan Umum
 Apakah sudah minum obat penghilang rasa sakit? Sakitnya  kesadaran pasien
membaik atau tidak setelah minum obat?  tanda vital :
 Suhu : dengan meletakan termometer pada axilla kiri
Faktor resiko pasien selama 5 menit
 Apakah sering olahraga? Berapa kali dalam seminggu?  Tekanan darah : dengan menggunakan tensimeter dan
 Apakah sebelumnya sudah pemanasan? stetoskop, dilakukan pada tangan kanan
 Apakah menggunakan alat pelindung? Apakah ada  Nadi : dengan meraba nadi pada arteri radialis, selama 15
pelatihnya/pengawas? detik, kemudian hasilnya dikalikan 4
 Bagaimana kontur/keadaan lapangannya? (licin, becek,  Laju pernafasan : dengan memperhatikan gerakan
rumput, aspal) pernafasan abdominal (untuk pria) atau gerakan thorax
 Sepatu apa yang digunakan? (untuk wanita) selama 15 detik, kemudian hasilnya
dikalikan 4
Keluhan tambahan/keluhan lain  TB/BB : melalui anamnesis
 Apakah ada bengkak? Status generalis
 Apakah ada bunyi “krek”? 1. Kepala, mata, hidung, mulut
 Apakah ada pusing?  Kepala : memperhatikan ukuran kepala (Normochepal)
 Apakah ada pingsan/penurunan kesadaran?  Mata : (pada kedua mata)

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 11


Nadya Yosvara 03012183

 Memperhatikan apakah konjungtiva anemis atau tdiak 6. Melihat ada tidaknya memar/hematom
 Memperhatikan apakah sklera ikterik atau tidak 7. Melihat ada tidaknya atrofi otot
 Memperhatikan apakah ada tanda pendarahan dimata B. Feel
(hifema) 1. Mengetahui suhu pada bagian yang cedera, dengan
 Hidung meletakan dorsum manus pada daerah tersebut, ini
 Memperhatikan apakah terdapat deviasi septum nasi dilakukan pada kedua kaki sebagai perbandingan
 Memperhatikan apakah concha hiperemis atau tidak 2. Mengetahui ada tidaknya nyeri tekan dengan menekan
 Memperhatikan apakah ada luka/jejas/memar daerah cidera secara lokalisir dengan ketiga jari sambil
 Memperhatikan apakah ada pendarahan atau tidak : melihat reaksi pasien dan ditanyakan apakah nyeri/tidak
apakah keluar sekret atau tidak 3. Mengecek ada tidaknya efusi sendi (balllotement).
 Telinga Dilakukan jika cairannya banyak, dengan cara menekan
bagian patella kebawah kemudian mengembalikannya
 Memperhatikan apakah terdapat deformitas
ke atas. Jika positif efusi sendi akan terasa ada cairan
 Memperhatikan apakah ada luka/jejas
yang kembali menekan keatas/ke jari pemeriksa.
 Memperhatikan apakah ada pendarahan atau tidak ;
4. Mengecek ada tidaknya efusi sendi dengan cara
apakah keluar sekret atau tidak
undulasi. Dilakukan jika cairannya sedikit, terlebih
 Memperhatikan apakah ada memar di retroaurikuler
dahulu dikumpulkan cairannya ditengah patella, lalu
(battle sign)
memberi tekanan pada tepi patella menggunakan satu
 Mulut
jari, jari yang lain merasakan undulasi jika positif efusi
 Memperhatikan apakah ada luka/jejas
sendi.
 Memperhatikan apakah ada pendarahan atau tidak
5. Mengukur ukuran lutut dengan menggunakan pita
 Memperhatikan apakah ada pembesaran tonsil ; faring
meteran pada kedua kaki, untuk mengetahui besarnya
hipermis atau tidak bengkak, lalu mencatatnya. Pada lutut yang bengkak,
2. Leher dilakukan pengukuran pada bagian yang paling bengkak
Memperhatikan apakah ada deformitas; jejas/luka ;
sedangkan pada lutut yang tidak sakit, dilakukan
pendarahan pengukuran sejajar ditempat yang saat mengukur
Meminta pasien untuk membuka pakaian bagian yang sakit.
3. Thorax
C. Move
 Melakukan auskultasi untuk mengetahui bunyi jantung, 1. Aktif
ada tidaknya bunyi jantung tambahan, bising jantung, Dilakukan oleh pasien sendiri, pasien diminta untuk
spliting memfleksikan lututnya, kemudian dihitung sudut
 Melakukan auskultasi untuk mengetahui suara nafas maksimal yang dapat dicapainya. Dari pemeriksaan ini
pada thorax dapat diketahui adanya : (a) nyeri gerak, (b) range of
4. Abdomen motion (ROM) berapa derajat sudutnya; (c)
 Melakukan auskultasi untuk mengetahui bising usus keterbatasan lingkup gerak sendi akibat nyeri
 Melakukan palpasi terhadap terhadap hepar dan lien 2. Pasif
 Mempersilahkan pasien untuk kembali memakai pakaiannya Dilakukan dengan bantuan dokter, pasien diminta untuk
 Meminta pasien untuk menggulung lengan baju sampai siku memfleksikan lututnya, kemudian dihitung sudut
 Meminta pasien untuk menggulung celana sampai lutut maksimal yang dapat dicapainya. Dari pemeriksaan ini
dapat diketahui adanya : (a) nyeri gerak, (b) range of
5. Ekstremitas atas motion (ROM) berapa derajat sudutnya; (c)
Look : simetris atau tidak, apakah ada deformitas ; apakah ada keterbatasan lingkup gerak sendi akibat nyeri
bengkak dan kemerahan; apakah ada jejas / luka 3. Mengetahui ada tidaknya krepitasi pada lutut pasien,
6. Ekstremitas bawah dengan meletakan salah satu tangan pada lutut yang
Look : simetris atau tidak, apakah ada deformitas ; apakah ada fleksi, sambil mengekstensikannya
bengkak dan kemerahan; apakah ada jejas / luka Pemeriksaan khusus (LUTUT)
Status lokalis 1. Valgus stress test
(meminta pasien untuk menaikan celana sampai lutut terlihat)  Untuk mengetahui apakah ada cedera pada ligament
A. Look kolateral medial.
1. Melihat apakah kaki kanan dan kiri simetris/sama  Cara :
panjang - Fleksikan femur 20-30 derajat
2. Melihat ada tidaknya bengkak dan membandingkan - Gunakan satu tangan untuk memfiksasi tungkai
lutut kanan dan kiri atas(bagian atas patella, sedangkan tangan yang lain
3. Melihat ada tidaknya deformitas memberikan dorongan kearah lateral (valgus stress)
4. Melihat warna kulit, apakah kemerahan pada tungkai bawah
5. Melihat ada tidaknya luka/jejas - Hasil positif apabila ada jarak antara femur dan tibia

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 12


Nadya Yosvara 03012183

serta terasa nyeri PENATALAKSANAAN


2. Valgus stress test NON-MEDIKAMENTOSA (PRICE)
 Untuk mengetahui apakah ada cedera pada ligament 1. Protection
kolateral medial. Edukasikan kepada pasien untuk melakukan proteksi /
 Cara : melindungi bagian yang cedera (dengan kursi roda, tongkat
- Fleksikan femur 20-30 derajat atau brace), supaya mempercepat proses penyembuhan.
- Gunakan satu tangan untuk memfiksasi tungkai Hal ini bertujuan untuk menghindari reinjury yang dapat
atas(bagian atas patella, sedangkan tangan yang lain memperlambat proses penyembuhan dan memperburuk
memberikan dorongan kearah lateral (valgus stress) prognosis sehingga menyebabkan kekambuhan.
pada tungkai bawah 2. Rest
- Hasil positif apabila ada jarak antara femur dan tibia Edukasikan pada pasien untuk mengistirahtkan bagian tubuh
serta terasa nyeri yang cedera selama 1-2 hari, untuk mempercepat proses
3. Anterior drawer test penyembuhan dan mencegah cedera lebih lanjut.
 Untuk mengetahui apakah ada cedera pada ligament Istirahat akan mengurangi tekana pada tempat cedera sehingga
krusiatum anterior dapat mempercepat proses penyembuhan
 Cara : 3. Ice
- Fleksikan lutut 90 derajat Memberikan aplikasi dingin (cold pack atau es batu dalam
- Duduki kaki pasien kain/handuk) pada bagian yang cidera selama fase akut (2-3
- Letakan kedua tangan pada proksimal tibia hari) pertama ; 10 – 20 menit dan mengedukasikan pasien
(tuberositas tibia) untuk mengulang pemberiannya setiap jam selama 5-10 menit.
- Tarik tibia ke arah depan Ice → vasokonstriksi → mengurangi reaksi radang, meringankan
- Hasil positif apabila tibia dapat ditarik kebelakang gejala dan mempercepat penyembuhan.
4. Posterior drawer test Hati-hati refleks Hunting: reflek terjadi efek sebaliknya dari
 Untuk mengetahui apakah ada cedera pada ligament yang diinginkan yaitu menjadi vasodilatasi.
krusiatum posterior 4. Compresion = maks. 4 jam
 Cara : Pasien dalam posisi duduk.
- Fleksikan lutut 90 derajat Memberikan tekanan pada bagian tubuh yang cedera (dengan
- Duduki kaki pasien verban elastic secara figure of eight / menyilang) selama 2-3
- Letakan kedua tangan pada proksimal tibia hari untuk mengurangi edema. Mengedukasikan kepada pasien
(tuberositas tibia) untuk mempererat kembali balutan secara berkala bila kendur.
- Tarik tibia ke arah belakang 5. Elevation
- Hasil positif apabila tibia dapat ditarik kedepan Meninggikan bagian tubuh yang cedera lebih tinggi dari
5. Lachman test jantung/dada untuk mengurangi efek gravitasi dan
 Untuk mengetahui apakah ada cedera pada ligament pengumpulan darah sehingga mengurangi edema pada bagian
krusiatum anterior tubuh yang cedera. Mengedukasi pasien untuk melakukan hal
 Cara : yang sama dirumah pada saat istirahat.
- Fleksikan femur 20 - 30 derajat
- Gunakan satu tangan untuk memfiksasi femur MEDIKAMENTOSA
- Tangan yang lain menarik tibia ke anterior Dapat diberikan OAINS ( aspirin ),untuk mengurangi edema dan
- Hasil positif apabila tibia dapat ditarik kedepan inflamasi.
6. McMurray test
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Untuk mengetahui apakah ada cedera pada meniscus
Menjelaskan pemeriksaan yang diinginkan, bagian tubuh mana
(terutama : meniscus medial)
yang diperiksa dan proyeksi/posisi fotonya. Contoh : X-ray lutut
 Cara :
kanan, Ap/Lateral
- Gunakan satu tangan untuk memegang tumit
- Fleksikan lutut 90 derajat
RUJUKAN
- Tagan yang lain memegang daerah sendi lutut dengan
Jika pada pemeriksaan X-ray ditemukan fraktur atau butuh
jari tangan memegang sisi medial dan ibu jari
penangan lebih lanjut, dapat dirujuk ke otopedi atau rehabilitasi
memegang sisi lateral
medik
- Lakukan rotasi interna dan eksterna pada kaki untuk
mengendurkan sendi lutut
Mengucapkan terima kasih atas kerja sama pasien
- Berikan dorongan pada sendi lutut sambil pada saat
yang bersamaan gerakkan kaki ke arah rotasi eksterna
- Ekstensikan sendi lutut perlahan-lahan
- Hasil (+) bila terdengar/teraba bunyi pada sendi lutut

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 13


Nadya Yosvara 03012183

ARTHRITIS PEMERIKSAAN FISIK


Menyapa pasien dan memperkenalkan diri
ANAMNESIS Penampilan
Menyapa pasien dan memperkenalkan diri  Memperhatikan gaya berjalan pasien
IDENTITAS NUJASASPPA  Memperhatikan apakah pasien menggunakan alat bantu
KELUHAN UTAMA (tongkat) saat berjalan
 Keluhan (apa yang Bapak/Ibu keluhkan)?  Memperhatikan raut wajah pasien (visual analog scale)
 Onset (sejak kapan)?  Memperhatikan bentuk tubuh pasien / postur tubuh
 Lokasi (disebelah mana? Dikanan/kiri? Satu sisi/ keduanya?) Keadaan Umum
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG  kesadaran pasien
Karakteristik nyeri:  tanda vital :
 sifat nyeri?  Suhu : dengan meletakan termometer pada axilla kiri
 Kualitas? pasien selama 5 menit
 Faktor yang memperingan dan berat?  Tekanan darah : dengan menggunakan tensimeter dan
 Hilang timbul atau menetap?
stetoskop, dilakukan pada tangan kanan
 Berapa lama (gout=hari, RA=beberapa bulan)?
 Nadi : dengan meraba nadi pada arteri radialis, selama 15
 Nyeri menjalar?
 Nyeri mendadak (gout) perlahan (OA&RA) detik, kemudian hasilnya dikalikan 4
 Laju pernafasan : dengan memperhatikan gerakan
pernafasan abdominal (untuk pria) atau gerakan thorax
Keluhan tambahan:
(untuk wanita) selama 15 detik, kemudian hasilnya x 4
 Bengkak? Lokasi nya dimana? (RA=sendi kecil, OA=sendi
besar)  TB/BB : melalui anamnesis
 Teraba panas ? (RA OA ya) Status generalis
 Kekakuan sendi ? kapan? Berapa lama? (RA=pagi & >1 jam,  Mata (RA= kornea hiperemis, konjungtiva anemis &
OA= <30 menit) hiperemis)
 Benjolan ? (gout= warna berkilat dan licin, di telingan dan tofi)  leher, thorax, abdomen
(RA=benjolan di siku)  ekstremitas
 Demam? (gout & RA)  inspeksi :
 Ada pembengkokan tangan atau lutut ?(RA) simetris? Deformitas? Atrofi? Pembengkakan?
 Ada kekakuan otot atau kelemahan otot ? (RA) Palpasi: suhu? Kelembaban? Nyeri?
 Di kulit ada ulcer, gangrene, nekrosis? Status lokalis (lokasi ekstremitas)
 Bunyi pada pergerakan (krepitasi) ? (OA) o Look : simetris, deformitas, efloresensi, atrofi,
 Ada kesemutan ga? (RA) pembengkakan (gout=licin dan berkilat), warna kulit
 Batuk sesak ada tidak ? (RA) (bandingkan kanan dan kiri)
 Pembesaran KGB (RA) o Feel : hangat, kelembaban,nyeri tekan local pada OA dan RA
 KHUSUS OA : o Move (aktif dan pasif) , OA: ada krepitasi
pada saat aktivitas tambah nyeri/ tidak ? BB berapa?
Riwayat penyakit dahulu Status lokalis (lokasi pergelangan tangan)
 Ada alergi obat ? o Look : deformitas, efloresensi, atrofi, pembengkakan
 Konsumsi obat-obat apa? (gout=licin dan berkilat), warna kulit (bandingkan kanan kiri)
 Dirawat di RS ? di operasi? Riwayat kecelakaan? o Feel : hangat, kelembaban,nyeri tekan local pada OA dan RA
 Hipertensi/DM/ osteoporosis? o Move (aktif dan pasif)
 Riwayat sakit sendi ? Mengucapkan terimakasih kepada pasien
Riwayat penyakit keluarga
 Hipertensi / DM? Diagnosis : OA, RA
 Di keluarga ada nyeri sendi Diagnosis banding : OA, RA
Riwayat kebiasaan Penunjang :
 Konsumsi alcohol ?
1. RA : lab (LED, CRP, darah lengkap, analisa cairan sendi)
 Rokok ? jamu-jamuan?
 Makanan (emping, jeroan, daging)? Pola makan? Nafsu : radiologi (rontgen)
makan? 2. OA : radiologi (rontgen)
 Mandi/BAB ? wc duduk/jongkok?
 suka naik turun tangga atau gak ? Tatalaksana :
Riwayat social ekonomi 1. RA : medikamentosa (MTX)
 Kerja apa ? di lantai berapa? : bedah (tenosinovektomi, total joint replacement)
 Asuransi kesehatan ? 2. OA :
Riwayat psikososial medikamentosa (OAINS: acetaminophen, opioid) & suntikan
 Rumah bertingkat ? cairan sendi intraartikular
 Kamar tidur lantai brp? Sering naik turun tangga?
edukasi (penurunan BB, makanan), rehab
 Dirumah tinggal sama siapa ?
 Ada pembantu ? RA OA

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 14


Nadya Yosvara 03012183

Definisi Penyakit inflamasi Non inflamasi


Etiologi autoimun degeneratif
Epid Dewasa muda Lansia
Patof Hipersensitivitas tipe 4, penuaan→↓fungsi
gang. sistem komplemen organ
Manifest ARA: 1.Kaku pagi <30min
1. Kaku pagi hari ≥1jam 2.Monoartikular
2. Mengenai ≥3 sendi 3.Sendi besar
3. Mengenai sendi kecil 4.Simetris
4. Simetris 5.Nodul heberden (DIP)
5. Nodul reumathiod 6.Nodul Bouchard (PIP)
6. F. Remathiod serum Tidak ada gejala
7. Perubahan radiologi sistemik
Ada gejala sistemik
(demam, lemas, ↓BB, ↓
napsu makan, mual)
PP Lab darah : Rontgen
 ↑CRP - Celah sendi
 reumathoid factor menyempit
 anemia mikrositik - Sklerotik subkondral
hipokrom - osteofit
 LED↑
Lab cairan sendi
Rontgen : erosi tl.rw
Th/ OAINS, DMARD, KS, antisitokin

Ketrampilan Klinik Dasar RMS – FKU TRISAKTI 15

Anda mungkin juga menyukai