Lapkas Tumor Mammae
Lapkas Tumor Mammae
PRESENTASI LAPORAN
TUMOR MAMMAE SUSP. MALIGNAN
PEMBIMBING
dr. H. Nano Sukarno, Sp. An
dr. Teguh Santoso Efendi, Sp. An-KIC,. M.Kes
dr. Andika Chandra Putri, Sp. An
Oleh :
PRESENTASI KASUS
A. IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Usia : 39 tahun
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Ibu rumah tangga
Alamat : Kp. Bojong Tritura, Rt/Rw 02/05, Kec. Cipedes,
Kota Tasikmalaya
Tanggal Masuk RS : 11 Oktober 2013
No. CM : 13892034
Dokter Anestesi : dr. Andika Chandra Putri, Sp. An
Dokter Bedah : dr. Panji, Sp. An
B. PERSIAPAN PRE-OPERASI
1. Anamnesa
a. A (Alergy)
Tidak ada alergi terhadap obat-obatan, makanan dan asma;
b. M (Medication)
Tidak sedang menjalani pengobatan penyakit tertentu;
c. P (Past Medical History)
Riwayat DM (-), hipertensi (-), sakit yang sama dan riwayat operasi (-);
d. L (Last Meal)
Pasien terakhir makan 12 jam pre-operasi;
e. E (Elicit History)
Pasien datang ke RSUD Kota Tasikmalaya pada tanggal 11 November
2013 pukul 10.00 WIB dibawa keluarganya dengan keluhan terdapat
2
2. Pemeriksaan Fisik
Tanggal Periksa : 13 November 2013
Waktu pemeriksaan : 11.30 WIB
Dirawat di : 3A kamar 1
Vital sign
a. KU : Tampak sakit sedang
b. Kesadaran : Compos mentis
c. TD : 110/70 mmHg
d. Nadi : 68x/ menit
e. Respirasi : 20 x/ menit
f. Suhu : 37.10 C
Status Genealisata
Berat badan : 45 Kg
Kepala
o Mata
Palpebra : tidak bengkak dan cekung
Konjungtiva : anemis ( + ) / ( + )
Sklera : ikterik ( - ) / ( - )
Pupil : refleks cahaya ( + ) / ( + ), pupil
Isokor dextra = sinistra
o Hidung
Pernapasa cuping hidung :(-)
3
Sekret ` :(-)
Mukosa hiperemis :(-)
o Telinga
Nyeri tekan ragus :(-)/(-)
Auricula : tidak tampak kelainan
Meatus akustikus eksternus : ( + ) / ( + )
o Mulut
Bibir : mukosa bibir kering, sianosis ( - )
Tonsil : T2 / T2
o Leher
KGB : pembesaran ( - ) / ( - )
o Thoraks
Infeksi : Bentuk gerak simetris dextra = sinistra,
rektraksi supraclavicula ( - ) / ( - ), retraksi
intercostalis ( - ) / ( - ), retraksi subcostalis
( - ) / ( - ) dan retraksi epigastrium ( + )
Palpasi : iktus kordis teraba,
teraba massa di region mammae dextra.
Perkusi : sonor
Auskultasi : Vesiculer breathing sound ( + ) / ( + ),
Weezhing ( - ) / ( - ), Ronki ( - ) / ( - ), Bunyi
Jantung I, II regular, Gallop (-), Mur-Mur (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Auskulasi : Bising usus ( + ) meningkat
Palpasi : Difens muscular ( - ) seluruh lapang
abdomen, nyeri tekan kuadran kanan bawah
Perkusi : Timpani
Hepar dan Lien
Palpasi : Tidak teraba
Ekstremitas
4
Mallampati Score:
Graduasi II
3. Pemeriksaan Penunjang
Hematologi
C28 Waktu Perdarahan (BT) 1.00 1-3 Menit Duke
C27 Waktu Pembekuan (CT) 3.00 1-7 Menit Slide Test
G28 Golongan Darah O Slide Test
G29 Rhesus POSITIF Slide Test
H01 Hemoglobin 10.7 P: 12-16; L: 14-18 g/dl Auto Analyzer
H14 Hematokrit 31 P: 35-45; L: 40-50 % Auto Analyzer
H15 Jml Leukosit 8.100 5.000-10.000 /mm3 Auto Analyzer
H22 Jml Trombosit 238.000 150.000-350.000 /mm3 Auto Analyzer
E48 Laju Endap Darah 62/75 P= < 20; L= <15 mm/jam Ves Matic
KARBOHIDRAT
K01 Glukosa Sewaktu 113 76-110 mg/dl GOD – POD
FAAL GINJAL
K04 Ureum 14 15-45 mg/dl Urease Klinetik UV
K05 Keratini 0.56 P: 0.5-0.9; L: 0.7-1.12 mg/dl Kinetic Jaffe
FAAL HATI/JANTUNG
K11 SGOT (ASAT) 27 P: 10-31; L: 10-38 U/L/37^ Klinek UV-IFCC
5
- Hasil Radiologi
4. Diagnosa Klinis
Tumor Mammae permagna susp. Maligna
5. Kesimpulan
Status ASA I.
Maintenance Cairan = 4 : 2 : 1
Kebutuhan Basal 10 x 4 = 40 cc
10 x 2 = 20 cc
7
10 x 1 = 25 cc +
85 cc/jam
Defisit Cairan Puasa = Puasa jam x maintenance cairan
= 12 x 45 cc/jam
= 1020 cc
= IWL + maintenance
= 360 + 85 cc
= 445 cc
Diuresis = 20 cc
Propofol 90 mg
Rocuronium 30 mg
Pemberian gas anestesi dengan O2 dan N2O perbandingan 50:50
(O2 3L/menit dan N2O 3L/menit) serta Isofluran 2Vol% selama
1-2 menit sesuai dengan onset dari Rocuronium.
Dipastikan airway pasien paten dan terkontrol
Dipastikan pasien sudah dalam kondisi tidak sadar dan stabil
untuk dilakukan intubasi ETT dengan nomor 6.5
Pemasangan ETT dibantu dengan laryngoschope
Setelah intubasi ETT cek suara nafas pada apek paru kanan dan
paru kiri, bassis paru kanan dan paru kiri serta lambung dengan
stetoskop, pastikan suara nafas dan dada mengembang simetris
Fiksasi ETT dan sambungkan ke conector Jackson-Rees
Maintenance dengan inhalasi O2 3 liter/menit, N2O 3 liter/menit,
Isofluran 2 vol%
Monitor tanda – tanda vital pasien (nadi), saturasi oksigen,
tanda–tanda komplikasi (perdarahan, alergi obat, obstruksi jalan
nafas, nyeri)
Pada saat operasi dipasang selimut penghangat dan blood warmer untuk
mengjaga suhu tubuh pasien agar tidak hipotermi. Setelah operasi selesai gas
anestesi yang di pakai hanya Oksigen sebanyak 8 liter/menit. Selanjutnya
dilakukan ekstubasi bangun (awake extubation), sebelumnya dilakukan suction
untuk membersihkan jalan napas. Setelah pasien bangun dan jalan napas benar-
benar bersih maka dilakukan ekstubasi. Oksigenisasi setelah ekstubasi dengan
cara di cuff sampai pasien memberikan respon gerak tangan sebagai tanda
bahwa pasien telah bangun dan jalan napas pasien telah aman. Pasien
diperbolehkan pindah ruang (keluar dari ruangan operasi) bila Aldrete Score ≥
8
D. POST-OPERASI
Setelah pasien dinilai dengan Aldrete Score dan didapatkan nilai Aldrete
Score ≥ 8, maka pasien diperbolehkan pindah ruangan.
Infuse : RL 20 gtt/menit
Analgetik Tramadol 100 mg dan ketorolac 60 mg diberikan perdrip dalam
500 cc RL
Antibiotik : sesuai TS bedaha
Makan dan minum dapat dimulai bila pasien sudah padar penuh sekitar 6
jam (bising usus +)
11
Monitoring Post-operasi :
Tensi :
Jumlah darah yang tertampung dalam drainge
S = 36,4o C
R = 22 x/menit
F. PEMBAHASAN
1. Pre-Operatif
a. Anamnesa
Dikeluhkan benjolah pada payudara kanan sejak 3 bulan lalu disertai
denga nyeri.
Riwayat asma, hipertensi, diabetes, penyakit jantung disangkal oleh
pasien.
b. Pemeriksaan Fisik
Berat badan : 45 kg
Nadi : 68 x/menit
Nafas : 18 x/menit
Suhu : 37.1o C
Kesadaran : Compos mentis
Keadaan umum : Tampak sakit sedang
Kepala : Dalam batas normal
Leher : Dalam batas normal
Thoraks : teraba benjolan di region mammae dextra,
konsistensi keras, batas tidak tegas.
Abdomen : Dalam batas normal
Ekstremitas : Dalam batas normal
3 - - +
4 - - -
c. Pemeriksaan Penunjang
Data tanggal 30 oktober 2013
- BT, CT : Dalam batas normal
- HB : Rendah (anemis)
- HT, Trombosit, Leukosit : Dalam batas normal
- Gula darah sewaktu : Sedikit meningkat
- Ureum, kreatinin : Dalam batas normal
- SGOT, SGPT : Dalam batas normal
- Na, K, Ca : Dalam batas normal
2. Durante Operatif
Teknik Anestesi : Intubasi Endotrachealtube
15
Pada kasus ini pemilihan teknik anestesi yang dipilih adalah anestesi
umum (general Anestesi), yang dikarenakan pasien masih berumur 8 bulan
(bayi). Pada anestesi umum trias anestesi dilakukan untuk menginduksi
pasien dengan obat hipnotik sedasi, analgetik dan pelemas otot. Disini pada
obat hipnotik sedasi menggunakan Sevofluran sebanyak 8 Vol.% sebagai
pengganti propofol.
Sevofluran merupakan sedative/hipnotika inhalasi yang digunakan
dalam menginduksi atau memelihara anestesi. dengan waktu induksi dan
pulih yang cepat. Baunya tidak menyengat dan tidak merangsang jalan
napas, sehingga digemari untuk induksi anestesi inhalasi. Efek terhadap
kardiovaskular cukup stabil, jarang menyebabkan aritmia. Sevofluran
menurunkan curah jantung, tekanan darah. Sevofluran juga menurunkan laju
metabolisme otak terhadap oksigen, tetapi meninggikan TIK dan aliran
darah otak. Ini dapat dikurangi dengan teknik hiperventilasi. Setelah
pemberian dihentikan sevofluran cepat dikeluarkan oleh tubuh. Awitan aksi
sevofluran untuk menghilangkan reflek kelopak mata, memerlukan waktu
1,6 menit pada konsentrasi 1,8 MAC. Sevofluran mempunyai tingkat
kelarutan dalam jaringan yang rendah (Koifisien partisi lemak/darah 53,4)
sehingga menimbulkan eliminasi dan keadaan terjaga yang cepat.
16
1-3 menit dan lama aksi 15-150 menit tergantung dosis. Blockade
neuromuscular diperkuat oelh aminoglosida antibiotic anestetik local,
anestetik folatyl, diuretic angsa, obat-obatan penyekat ganglion, hipotermi,
hipokalemia, asidosis respiratori, dan pemberian suksinilkolin sebelumnya.
Kebutuhan dosis berkurang (sekitar 30-45%). Dan lamanya blockade
neuromuscular diperpanjang hingga 25% oleh anestetik foletyl.
Kelumpuhan kambuhan dapat terjadi dengan kuinidin, peningkatan
neuromuscular dapat terjadi pada pasien dengan niestinia grafis. Efek dari
rocula diantagonis oleh inhibitor antikolinesterase seperti neostigmin
edrofonium piridostigmin.
Selain menggunakan sevofluran digunakan juga Nitrogen Oksida
(N2O) untuk maintanence yang mempunyai sifat analgesik kuat dan
anestetik lemah. Perpindahan kedalam dan keluar tubuh sangat cepat
sehingga dapat meningkatkan volume (pneumotoraks) atau tekanan (sinus –
sinus) dalam bagian tubuh yang berdekatan. Kecepatan perpindahannya juga
dapat memperlambat ambilan oksigen selama sadar kembali, jadi
menyebabkan difusi hipoksia. N2O tidak menekan pernapasan, tidak
merelaksasi otot, efek terhadap kardiovaskular dan SSP (otak) sedikit, efek
hepatotoksik paling sedikit. Tapi pemberian N2O harus selalu diiringi
dengan pemberian O2 dengan perbandingan 50:50, dimana diberikan N2O
sebanyak 3 L/menit juga dibarengi pemberian O2 3 L/menit.
Saat tindakan operasi selesai dan akan dilakukan ekstubasi dalam
kondisi tanda vital dalam keadaan normal, pemberian Sevofluran dan N2O
dihentikan. Dan pasien diberikan O2 100% 5-6L/menit selama ± 15 menit.
tidak bergerak 0
perlu bantuan 0
Kesadaran : menangis 2
tidak bereaksi 0
Bila total Steward Score ≥ 5 maka pasien sudah dapat dipindahkan dari
ruang operasi.
3. Post-Operatif
Pasien dipuasakan sekitar 4 – 6 jam atau setelah bising usus positif. Tes
minum 4 – 6 jam post-operasi atau setelah bising usus positif
Diberikan obat analgetik : tamoliv 200 mg
Cairan : 1000cc D ¼ NS dalam 42 tetes/menit
Selalu monitoring tanda tanda vital (suhu, satrurasi dan nadi) dan kesadaran
pasien atau sesuai advice dokter bedah.
19
G. DAFTAR PUSTAKA
1. (MIMS Pharmacy Guide) UBM Medica Asia Pte Ltd. MIMS Indonesia
Petunjuk Konsultasi Edisi 11. 2011/2012. PT. Bhuana Ilmu Populer
(Kelompok Gramedia). Jakarta.
2. Mycek Mary J., Harvey Richard A., Champe Pamela A. Farmakologi Ulasan
Bergambar Edisi 2. 2001. Widya Medika. Jakarta.
3. Dr. H. Soerasdi Erasmus, Sp.An, KIC, KMN; M. Dwi Satriyanto, dr, Sp.An,
M.Kes, Susanto Edi. Obat – Obat Anesthesia Sehari – hari.
5. Latief Said A., Suryadi Kartini A., Dahlan M. Ruswan. Petunjuk Praktis
Anestesiologi Edisi Kedua. 2002. Bagian Anestesiologi dan Terapi Intensif
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Jakarta. Jakarta.