Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Mutu pelayanan rumah sakit merupakan salah satu aspek yang

akan terus berusaha untuk di tingkatkan oleh seluruh rumah sakit. Salah

satu dari enam indikator utama kualitas mutu pelayanan pelayanan

kesehatan di rumah sakit adalah aspek perilaku (pengetahuan, sikap,

keterampilan) pasien (Nursalam, 2015). Perubahan perilaku yang di

harapkan ini dalam pelayanan kesehatan yang diberikan oleh fasilitas

pelayanan kesehatan adalah promosi kesehatan melalui pendidikan

kesehatan.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009

tentang kesehatan mengemukakan fasilitas pelayanan kesehatan

menyelenggarakan upaya pelayanan kesehatan baik promotif, preventif,

kuratif maupun rehabilitatif yng dilakukan oleh pemerintah, pemerintah

daerah, dan/atau masyarakat. Dalam memberikan pelayanan kesehatan,

fasilitas kesehatan seperti rumah sakit tidak terlepas dalam upaya promosi

kesehatan guna peningkatan mutu pelayanan. Dalam Undang-Undang

Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2004 tentang Rumah Sakit

menjelaskan bahwa rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang

menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna baik

rawat inap, rawat jalan maupun gawat darurat. Kesehatan paripurna yang
dimaksud adalah pelayanan kesehatan yang meliputi promotif, preventif,

kuratif, dan rehabilitatif.

Akreditasi merupakan upaya peningkatan mutu pelayanan rumah

sakit yang wajib dilakukan secara berkala. Komisi Akreditasi Rumah

Sakit (KARS), sebagai lembaga independen untuk akreditasi yang

mengacu pada Joint Commission International (JCI) mewajibkan

pendidikan pasien dan keluarga (PPK) dalam penilaian akreditasi 2012.

Promosi kesehatan sebagai proses yang komprehensif

memungkinkan orang dalam mengatur dan meningkatkan kesehatannya

yang salah satunya bia dilakukan melalui pendidikan kesehatan (Nursalam

& Efendi, Pendidikan dalam keperawatan, 2012). Pendidikan kesehatan

adalah proses yang direncanakan dengan sadar untuk memberikan

kesempatan seseorang untuk selalu belajar meningkatkan kesadaran,

pengetahuan, dan keterampilannya demi kepentingan kesehatannya. Hal

ini sesuai dengan tujuan pendidikan kesehatan yaitu terjadi perubahan

perilaku sikap dan tingkah laku, individu, keluarga, kelompok khusus dan

masyarakat dalam membina serta memelihara perilaku hidup sehat serta

berperan aktif dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan yang optimal.

Pentingnya pendidikan kesehatan dalam perubahan perilaku seperti

yang tercremin dalam salah satu penelitian (Kapti, Rustina, & Widyatuti,

2013) yang mengemukakan bahwa terdapat perubahan pengetahuan dan

sikap yang bermakna antara sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan

kesehatan melalui media audiovisual. Hal yang sama dalam penelitian lain
bahwa melalui penyuluhan kesehatan (family gathering) akan memberikan

informasi untuk mengubah pengetahuan dari pengetahuan yang merugikan

ke pengetahuan yang menguntungkan untuk meningkatkan penyembuhan

pasien skizofrenia dengan halusinasi (Lukitasari & Hidayati, 2013).

Pelayanan keperawatan sebagai bagian dari pelayanan kesehatan

rumah sakit akan terkait juga dalam pendidikan kesehatan. Tidak dapat

dipungkiri bahwa keperawatan sebagai kelompok profesi terbanyak dan

paling sering kontak dengan pasien tentunya berperan penting terhadap

kualitas layanan rumah sakit yang salah satu bentuk asuhannya melalui

pendidikan kesehatan. Pendidikan kesehatan sebagai gambaran penting

dari peran perawat profesional sebagai pendidik dalam promosi kesehatan

yang dapat dilakukan di rumah sakit atau diluar rumah sakit sebagai

bentuk pelayanan dan kegiatan keperawatan (Nursalam & Efendi,

Pendidikan dalam keperawatan, 2012). Dalam praktik keperawatan,

perawat bertugas sebagai penyuluh dan konselor bagi pasiennya, dimana

hal tersebut tekait hak pasien yaitu mendapatkan informasi secara benar,

jelas, dan jujur tentang tindakan keperawatan yang akan dilakukan

(Undang-undang RI nomor 38, 2014).

Salah satu bentuk peran pendidik perawat dikemukakan dalam

penelitian (Aalaa, Malazy, Sanjari, Peimani, & Tehrani, 2012)

mengemukakan berbagai peran perawat sebagai pendidik dalam

pencegahan luka kaki diabetik dan perawatannya seperti mengajarkan

pasien melakukan pemeriksaan fisik dan perawatan luka setiap hari


melalui pemakaian sepatu yang cocok, kebersihan kaki, perawatan kuku

dan kulit. Perawat dapat mengevaluasi kebutuhan pasien dan merancang

dan mengembangkan program pendidikan yang komprehensif bagi pasien

dan keluarga serta mendidik pentingnya kunjungan rutin ke klinik serta tes

gula darah.

Observasi awal yang dilakukan di Rumah Sakit La Temmamala

ditemukan bahwa pelaksanaan program pendidikan pasien dan keluarga

belum terlaksana sepenuhnya. Hal ini tergambar dari pelaksanaan

pendidikan kesehatan pasien dan keluarga yang belum terlaksana sesuai

dengan panduan dan Standar Prosedur Operasional (SPO). Contohnya

pendidikan kesesehatan pasien dan keluarga pada pasien rawat inap dan

rawat jalan yang tidak terjadwal. Untuk pasien rawat inap, belum ada

pendidikan kesehatan pasien dan keluarga tentang penyakit pasien.

Pendidikan kesehatan terhadap pasien dan keluarga yang

dilaksanakan secara terpadu, menyeluruh dan berkesinambungan tentu

akan berdampak positif bukan hanya terhadap pasien dan keluarga tetapi

bagi rumah sakit. Selain mengubah perilaku sehat pasien, manfaat

pendidikan kesehatan bagi pasien dan keluarga adalah mempercepat

proses penyembuhan, melindungi keluarga dan sekitarnya terhadap

penularan penyakit dari pasien. Manfaat bagi rumah sakit adalah

meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit, meningkatkan citra rumah

sakit, serta meningkatkan angka hunian rumah sakit.


Melihat pentingnya pendidikan kesehatan terhadap peningkatan

mutu pelayan kesehatan rumah sakit serta kegiatan pendidikan kesehatan

yang terjadi di Rumah Sakit La Temmamala sehingga melatarbelakangi

penulis tertarik untuk mengidentifikasi masalah tersebut sebagai penelitian

dengan judul faktor-faktor yang mepengaruhi efektifitas pelaksanaan

pendidikan kesehatan di Rumah Sakit La Temmamala Soppeng .

B. Rumusan Masalah

Dalam peningkatan mutu pelayanan kesehatan khususnya

pelayanan keperawatan, tidak dapat dipungkiri salah satu hal penting

adalah pendidikan kesehatan. Hal ini berarti pula bahwa pendidikan

kesehatan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan secara keseluruhan di

rumah sakit. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa pendidikan

kesehatan memegang peranan penting dalam perubahan perilaku untuk

kepentingan kesehatan seseorang .

Dalam latar belakang masalah diatas telah diuraikan dan memberi

alasan bagi pe nulis untuk merumuskan masalah sebagai berikut:”Faktor-

faktor apa yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan pendidikan

kesehatan di Rumah Sakit La Temmamala Soppeng ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum
Mengetahaui faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas

pelaksanaan pendidikan kesehatan di Rumah Sakit La Temmamala

Soppeng.

2. Tujuan Khusus

a. Melihat gambaran pelaksanaan pendidikan kesehatan di Rumah

Sakit La Temmamala Soppeng.

b. Memperoleh data yang mempengaruhi perawat dalam pelaksanaan

pendidikan kesehatan.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat bagi institusi rumah sakit :

a. Memberikan gambaran bagi rumah sakit tentang proses pendidikan

kesehatan pasien dan keluarga yang ada sekarang ini di rumah

sakit.

b. Memberikan informasi bagi rumah sakit faktor penghambat dalam

pendidikan kesehatan pasien dan keluarga.

c. Sebagai data yang memberikan alasan kepada rumah sakit untuk

membuat kebijakan tentang pendidikan kesehatan pasien dan

keluarga.

2. Manfaat dalam bidang keperawatan

Memberikan informasi dalam pelayanan keperawatan profesional

tentang peran perawat sebagai pendidik yaitu memberikan pendidikan

kesehatan pasien dan keluarga.

3. Manfaat bagi penelitian


Menjadi salah satu bahan referensi bagi penelitian selanjutnya dalam

peningkatan mutu pelayanan kesehatan melalui pelaksanaan

pendidikan kesehatan pasien dan keluarga

Anda mungkin juga menyukai