PENDAHULUAN
Setiap makhluk hidup membutuhkan air, ruang, udara dan nutrisi untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. Kebutuhan yang terpenuhi secara tepat atau optimum
akan menghasilkan pertumbuhan yang baik dan sehat, bahkan akan menghasilkan buah
yang nikmat. Tumbuhan, manusia dan hewan dalam memperoleh kebutuhan hidupnya
perlu mengadakan persaingan baik antar spesies bahkan antar organ satu dengan yang
lain dalam satu tubuh (Sitompul et al., 1980).
Kebutuhan tanaman mengenai unsure hara dan air berbeda maka tingkat
kompetisi tanamn dapat berbeda pada tanaman yang dikombinasi. Perbedaan intensitas
kebutuhan zat, perbedaan sistem perakaran (dangkal-dalam) digunakan sebagi dasar
diterapkannya tumpangsari. Untuk mendapatkan sistem yang tepat, factor yang harus
diperhatikan yaitu kombinasi tanaman, penelitian yang telah dilakukan mengenai
kombinasi kacang tanah – jagung berproduksi lebih tinggi dari pada kacang tanah –
padi (Anonim, 1974 cit. Gunawan et al.,1996).
Fuller,J.H. and L.B. Caronthus.1964. The Plant World (4rd edition).Holt, Ricard
Winston, Inc.,USA.
Gunawan.1996. Pengaruh jumlah daun, buah dan pemberian GA terhadap hasil dan
kadar sukrosa buah tanaman melon (Cucumis sativus L). Agrotropika I:27-30.
Indayani.2000. Kajian biometrika daya saing antara varietas kedelai pada pertanaman
campuran dan baris berseling. Agrosains XII:183-184.
3.2.2. ALAT
1. Cangkul
2. Garu
3. Gembor
4. Meteran
5. Timbangan analitik
Dimana :
NKL = Nisbah Kesetaraan Lahan
HA1 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara tumpangsari
HB1 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara tumpangsari
HA2 = Hasil jenis tanaman A yang ditanam secara monokultur
HB2 = Hasil jenis tanaman B yang ditanam secara monokultur
h. Indeks kompetisi dihitung.
IV.HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 2. Tinggi tanaman jagung umur 2,4,6, dan 8 MST ( Tumpang Sari )
Tanaman ke- Minggu ke – (cm)
2 4 6 8
1 28 60 200
2 33 60 215
3 37 60 210
4 28 66 205
5 33 60 206
Rata-rata
Tabel 3. Jumlah daun tanaman jagung umur 2,4,6, dan 8 MST ( Monokultur )
Tanaman ke- Minggu ke – (helai)
2 4 6 8
1 5 8 9
2 5 6 10
3 5 6 9
4 5 8 8
5 5 7 9
Rata-rata
Tabel 4. Jumlah cabang kacang tanah umur 2,4,6, dan 8 MST ( Monokultur )
Tanaman ke- Minggu ke – (helai)
2 4 6 8
1 15 28 71
2 18 29 75
3 10 35 80
4 7 27 70
5 9 22 46
Rata-rata
Tabel 5. Jumlah daun jagung dan jumlah cabang kacang tanah umur 2,4,6, dan 8 MST
( Tumpang Sari )
Tanaman ke- Minggu ke – (cm)
2 4 6 8
JAGUNG 1 5 9 13
2 6 10 12
3 5 8 12
4 5 8 12
5 4 8 12
Rata-
rata
KACANG 1 2 13 52
HIJAU 2 7 17 70
3 9 23 80
4 13 24 44
5 11 31 75
Rata-
rata
Tabel 6. Berat tongkol jagung berkelobot, tanpa kelobot, serta panjang tongkol
Tanaman ke- Berat tongkol Berat tongkol Panjang tongkol
berkelobot (g) tanpa kelobot (g) tanpa kelobot (cm)
1
2
3
4
5
Rata-rata
4.2. PEMBAHASAN
Pada dasarnya kompetisi terbagi 2, yaitu kompetisi inter spesifik dan
kompetisi intra spesifik. Kompetisi inter spesifik yaitu persaingan yang terjadi
diantara 2 individu atau lebih dalam spesies yang berbeda. Kompetisi intra spesifik
yaitu persaingan yang terjadi pada 2 individu atau lebih dalam spesies yang sama.
Jenis-jenis kompetisi berupa ruang tumbuh, CO2, cahaya matahari sebagai
energi gerak fotosintesis, nutrisi atau materi, unsur, dan air. Untuk mempertahankan
kelangsungan kelangsungan hidup suatu organisme, baik manusia, hewan, maupun
tumbuhan misalnya saja dalam mendapatkan bahan makanan maka mereka harus
berkompetisi. Hal tersebut disebabkan jumlah yang tersedia terbatas sedangkan dalam
keadaan bersama-sama membutuhkan. Banyak hal yang mempengaruhi terjadinya
kompetisi, antara lain kehadiran suatu individu atau kelompok tanaman lain sehingga
mengganggu tanaman tersebut untuk memperoleh bahan makanan dan jumlah faktor
pertumbuhan yang tersedia.
Kompetisi dapat dibuktikan dengan percobaan kepadatan tanaman pada suatu
luas lahan tertentu. Tekanan kompetisi pada jarak tertentu relatif konstan, karena
tanaman dapat mempunyai sifat penyesuaian. Tanaman tumbuh dengan baik pada
jarak tanam lebar dan akan buruk pada jarak tanam sempit, sehingga tekanan
kompetisi akan relatif konstan. Dalam lahan yang hanya terdapat sedikit tanaman.
Maka tanaman dapat tumbuh dengan lebih subur, karena antara individu satu dengan
yang lain tidak terjadi persaingan yang ketat. Semakin banyak tanaman dalam lahan,
maka antar satu individu dengan individu lain akan saling bersaing ketat untuk
memperoleh unsur pertumbuhan. Apabila unsur pertumbuhan ini belum terpenuhi
secara optimal, maka bisa saja pertumbuhan tanaman akan terhambat.
Berdasarkan teori, pertumbuhan tumpang sari lebih bagus dibandingkan
dengan monokultur, contohnya jika ditinjau dari pengambilan unsur hara maka tidak
terjadi persaingan antar tanaman pada tumpang sari. Hal ini karena ada perbedaan
panjang akar. Pada monokultur terjadi persaingan karena panjang akar relatif sama,
sehingga terjadi kompetisi pada pengambilan unsur hara atau unsur lain dalam tanah.
Komposisi dalam pertumbuhan tanaman sangat mempengaruhi hasil produksi dan
pertumbuhan. Dalam hal ini, kompetisi yang terjadi adalah persaingan memperoleh
nutrisi, air, dan ruang lingkup.
Berdasarkan praktikum yang telah kami laksanakan, pertumbuhan jagung dan
kacang tanah yang di tanam secara tumpang sari lebih cepat dibandingkan dengan
tanaman jagung dan kacang tanah yang di tanam secara monokultur. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa pertumbuhan tanaman yang di tanam secara tumpang sari lebih
cepat di bandingkan dengan pertumbuhan tanaman yang di tanam secara monokultur.
Hal tersebut terjadi karena perbedaan panjang akar, pada tumbuhan yang di tanam
secara monokultur panjang akar tanaman tersebut relatif sama sehingga terjadi
kompetisi pada pengambilan unsur hara. Sedangkan, pada tanaman yang di tanam
secara tumpang sari, panjang akar antara jagung dan kacang tanah berbeda sehingga
tidak terjadi kompetisi dalam pengambilan unsur hara di dalam tanah.
Hal ini di buktikan dengan hasil praktikum yang telah kami lakukan, bahwa
tinggi dan jumlah daun/cabang tanaman jagung yang di tanam secara tumpang sari dan
kacang tanah memiliki tinggi dan jumlah daun yang lebih banyak di bandikangkan
dengan tinggi dan jumlah daun/cabang tanaman jagung dan kacang tanah yang di tanam
secara monokultur.
V.KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. KESIMPULAN
Dari praktikum yang telah kami laksanakan, maka dapat ditarik kesimpulan
bahwa :
1. Pertumbuhan tanaman yang di tanam secara tumpang sari lebih cepat di
bandingkan pertumbuhan tanaman yang di tanam secara monokultur.
2. Pada monokultur terjadi kompetisi dalam menyerap unsur hara di dalam tanah
dikarenakan panjang akar antar tanaman relatif sama.
3. Pada tumpang sari tidak terjadi kompetisi dalam menyerap unsur hara di dalam
tanah dikarenakan panjang akar antar tanaman berbeda
4.
5.
5.2. SARAN
Diharapkan agar posisi bedeng lebih strategis di karenakan bedeng yang kami
miliki kurang terkena sinar matahari yang menjadi salah satu faktor penting dalam
pertumbuhan tanaman.
LAMPIRAN