Anda di halaman 1dari 12

IV.

SIKLUS BIOGEOKIMIA DAN FAKTOR PEMBATAS

Rancangan Pembelajaran

Kompetensi Mahasiswa mampu memahami dan menjelaskan tentang siklus


biogeokimia dan faktor pembatas.
Materi 1. Pengertian dan Proses Biogeokimia
Pembelajaran 2. Siklus O2, CO2, N, P, dan K
3. Siklus hara
4. Siklus hidrologi
Kegiatan 1. Perkuliahan
Pembelajaran 2. Presentasi
3. Seminar Springboard
4. Self-Direct Learning
5. Diskusi
6. Tugas
7. Quis
Indikator 1. Kelengkapan dan Kebenaran Penjelasan Quis.
Keberhasilan 2. Tingkat responsif mahasiswa selama presentasi dan diskusi
kelompok.
3. Sikap dan prilaku mahasiswa selama proses pembelajaran.
4. Hasil penelusuran internet pada tugas Self-Direct Learning.
Penilaian Proses 1. Hasil Quis
dan Kinerja 2. Keaktifan Mahasiswa
Pembelajaran 3. Prilaku Mahasiswa
4. Laporan Tugas Self-Direct Learning
Fasilitas 1. Ruang Kelas,
Pembelajaran 2. LCD Projector,
3. Komputer Laptop,
4. Perpustakaan Prodi,
5. Akses Internet
Waktu Total 500 menit:
1. Feedback Quis-1 30'
2. Uji respon 20'
3. Presentasi 60'
4. Diskusi 70'
5. Penjelasan Tugas 10'
6. Ujian Quis 20'
7. EPBM 10'
8. Presentasi Kelompok 250'
9. Feedback Kelompok 15'
10. Feedback Dosen 15'
Tugas Dosen 1. Menyiapkan Modul dan Pedoman Tugas Self-Direct Learning.
2. Mencari dan menginformasikan Website dan Literatur yang relevan
dengan Modul II. Konsep Ekosistem
3. Menjelasan Rencana Program dan Kegiatan Pemebelajaran
Semester (RPKPS)
4. Memberikan presentasi singkat tetapi padat
5. Memberikan tutorial kepada mahasiswa
6. Menyiapkan soal, memberikan ujian, memeriksa ujian,
memberikan umpan balik/komentar, dan mengembalikan hasil Quis
7. Menyiapkan slide serta melakukan presentasi
8. Mengarahkan dan menyimpulkan diskusi
Tugas Mahasiswa 1. Membaca Modul II tentang Konsep Ekosistem dan Pedoman Tugas
Self-Direct Learning.
2. Mempelajari Program dan Rencana Pembelajaran Modul II
3. Mencari dan membaca Website dan Literatur yang relevan dengan
Modul II
4. Menyiapkan diri untuk ujian Quis
5. Menyiapkan laporan tugas Self-Direct Learning.
6. Mendengar dan memperhatikan presentasi dosen
7. Merespon presentasi baik dengan bertanya maupun memberikan
pendapat yang mendukung atau mengkritik dosen atau mahasiswa
8. Menyimpulkan diskusi
Referensi Deshmukh. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor
Indonesia, Jakarta.
Samingan, T. 1975. Dasar-Dasar Ekologi Umum Bagian II. Program
Pascasarjana IPB, Bogor.
Vickery, M. L. 1984. Ecology of Tropical Plants. John Wiley and
Sons, New York.

Kembali Ke Awal Pindah Ke Bagian Akhir

4.1. Pengertian dan Proses Biogeokimia


Dari 90 unsur yang telah diketahui terdapat di alam, diantara 30 dan 40 diketahui diperlukan oleh
organisme-organisme hidup termasuk tanaman. Beberapa unsur seperti karbon, hidrogen dan oksigen
diperlukan dalam jumlah yang besar, yang lainnya dalam jumlah yang kecil atau sedikit sekali.
Ditinjau dan tingkat perlunya, baik unsur-unsur penting atau tidak, akan memperlihatkan siklus
Biogeokimia yang tertentu pula.
Dari segi pengertiannya, bio dimaksudkan organisme hidup, geo berarti batu, udara, dan air dari
bumi. Geokimia merupakan ilmu fisika yang penting membahas komposisi kimia bumi dengan
pertukaran unsur antara berbagai bagian dari kulit bumi dan lautan, sungai-sungai dan perairan-
perairan lainnya (Valletyne, 1960 dalam Samingan, 1975). Biogeokimia istilah yang dibuat terkenal
oleh G.E. Hutchinson (1944, 1950), yang merupakan studi pertukaran atau perubahan yang terus
menerus (baik gerakan ke belakang dan ke. depan) dan bahan-bahan antara komponen yang hidup dan
yang/ tidak hidup (Hutchinson, 1944 dalam Samingan, 1975).
Menurut Samingan (1975), gerakan unsur-unsur tersebut dari senyawa in-organik yang diperlukan
untuk hidup disebut sebagai siklus makanan. Untuk tiap siklus dengan mudah menunjukkan dua
kompartemen yang terdiri dari:
a. Kompartemen cadangan, umumnya komponen non-biologi, besar dan gerakannya lamban.
b. Kompartemen pertukaran (peredaran), merupakan bagian yang lebih kecil tetapi lebih aktif
yakni yang selalu berubah (bergerak maju-mundur) secara cepat antara organisme-
organisme dan lingkungannya.
Dari segi biosfir sebagai keseluruhan siklus biogeokimia dapat digolongkan ke dalam dua golongan
dasar:
a. Tipe berbentuk gas, berada dalam atmosfir/ lautan
b. Tipe sedimen, terdapat di dalam kulit bumi.
Berdasarkan gambar di atas dan dari beberapa kajian, proses biogeokimia terdiri dari tiga fase, yaitu:
a. Siklus Gas (Atmosfir, pada troposphere dapat berupa siklus Nitrogen dan Karbon,
merupakan siklus yang konstan. Siklus hidrologi juga merupakan bagian dan siklus
atmosfir.
b. Siklus Biologis (Biosfir), dalam hal ini terjadi proses ekskresi, respirasi, sintesis dan
dekomposisi.
c. Siklus Geologis (Hidrostir dan Litosfir), di dalam siklus ini terjadi proses sedimentasi,
proses pembentukan batuan dan formasi tanah, proses erosi. Proses-proses yang terjadi
termasuk tidak konstan, salah satunya siklus mineral tanaman.
Melihat dan rangkaian/prosesnya maka siklus biogeokimia secara ringkas dapat diartikan rangkaian
keseluruhan proses yang terdiri dari siklus-siklus gas, biologis dan geologis. Deshmukh (1992),
menambahkan siklus biogeokimia adalah suatu proses yang menekankan pada sifat biologis, geologi
(dalam batuan, tanah, sedimen) dan kimia.

Kembali Ke Awal Pindah Ke Bagian Akhir

4.2. Siklus O2
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O
dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan
hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak

berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam
semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi
20,9% volume atmosfer bumi.
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein,
karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada
cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri,

ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua
makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling
dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer

sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan

ozon pada atomsfer membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan
bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.

Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan
Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena
publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoisier
pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan oksigen berhasil meruntuhkan teori flogiston
pembakaran dan korosi yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat
udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara,
ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada
pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.

4.3. Siklus CO2


Mencakup gas karbondioksida dan atmosfir yang terikat ke dalam bahan organik melalui
fotosintesis, dan pelepasan selanjutnya melalui respirasi oleh semua biota. Karbon juga terdapat dalam
batuan bumi, terutama dalam kalsium karbonat dan magnesium karbonat. Kedua senyawa tersebut
berasal dan bahan organik, hasil mineralisasi sisa-sisa tulang organisme lautan. Melalui penaikkan (up
lifting) geologi, batuan kapur juga berada di daratan dan menambah hara tanah dan hara tanaman
melalui pelapukan selanjutnya. Pada skala global, pengalihan yang demikian termasuk kecil jika
dibandingkan perubahan-perubahan antara biota dan atmosfir.
Jika produksi primer melebihi respirasi komunitas, senyawa organik yang kaya akan karbon dapat
terkumpul dalam berbagai ekosistem. Pada masa lampau akumulasi demikian menyebabkan
pengendapan bahan bakar fosil yaitu batubara dan minyak. Proses ini juga terjadi dalam skala kecil di
tanah gambut. Dua bagian penting dan siklus CO2 yaitu konversi di mana CO2 menjadi karbon
organik (dalam lautan) bersifat konstan dan degradasi, senyawa organik menjadi CO2
(Vickery, 1984).

Kembali Ke Awal Pindah Ke Bagian Akhir


4.4. Siklus N
Siklus Nitrogen (Gambar 34) tidak seluruhnya edafik, tetapi sebagian besar mempunyai
komponen atmosfir yang dihubungkan dengan tanah melalui penambatan (fiksasi) nitrogen dan
denitrifikasi. Tanaman memperoleh sebagian besar N dan tanah sebagai ion nitrat dan amonium.
Penambatan N dan atmosfir dalam skala dunia berjumlah sekitar 10 kg/ha/th dan aliran N biosfir. Di
atas tanah lebih dari 60 % penambatan dilakukan oleh agroekosistem, dan sebagian besar dari sisanya
ditambah oleh hutan. Ekosistem lainnya mencakup kira-kira 7 % dan jumlah penambatan N teristerial
(Burn dan Handy, 1975 dalam Samingan 1975).

Gambar 34. Siklus Nitrogen mempunyai komponen atmosfir yang dihubungkan dengan tanah melalui
penambatan (fiksasi) nitrogen dan denitrifikasi.

Secara keseluruhan penambatan N dari atmosfir sejumlah kira-kira 2% dari jumlah asimilasi-N7-
sisanya berdaur dalam bentuk gas.Penambatan tersebut oleh bakteri yang bersimbiosis hidup dalam
akar tumbuhan dan sebagian kecil oleh bakteri tanah yang hidup bebas.
Ganggang hijau biru (Cyanobacteria) juga menambat N, dan penting dalam sistem aquatik, tetapi di
daratan relatif tak penting. Rayap menambat nitrogen dan atmosfir, memiliki mikroflora mutualistik
dalam perutnya, seperti rayap pohon di hutan Kostarika, menambat 0,25 mg dan 1,0 mg per koloni pen
jam, dengan laju tinggi dicapai jika konsentrasi Nitrogen dalam hara rendah (Prestwicth dan Bentley,
1981 dalam Desmukh, 1992).
Bakteri-bakteri tanah yang khusus memegang peranan penting dalam nitrifikasi melalui
pengoksidasian senyawa amonium yang dihasilkan dalam dekomposisi menjadi nitrat. Beberapa
bakteri mengoksidasi ion amonium (NH4) menjadi nitrit (NO2), dan bakteri-bakteri lain
merampungkan proses ini dengan cara mengubah menjadi nitrat (NO3). Bakteri denitrifikasi mengubah
nitrat menjadi nitrogen gas ke dalam keadaan an-aerobik dengan mengembangkan sebagian kecil
nitrogen yang beredar dalam biosfir ke atmosfir. Siklus N dapat terjadi secara fisik (elektrolit), melalui
peran mikroorganisme (simbiotik dan non-simbiotik) dan kimia (pabrik) (Vickery, 1984).
4.5. Siklus P
Lebih sederhana dibandingkan dengan siklus N. Fosfor merupakan bagian protoplasma yang
penting, cenderung beredar, senyawa-senyawa organik pecah dan akhirnya menghasilkan fosfat yang
kembali tersedia bagi tanaman. Reserview yang besar dan fosfor bukanlah udara melainkan batu-batu
atau pengendapan-pengendapan lain yang telah terbentuk pada abad-abad geologis masa lampau,
melalui pengendapan sedimen-sedimen dangkal dan sedimen dalam.

Gambar 35. Siklus posfat Fosfor merupakan bagian protoplasma yang penting, cenderung beredar,
senyawa-senyawa organik pecah dan akhirnya menghasilkan fosfat yang kembali tersedia
bagi tanaman

Burung-burung taut berperan dalam pengendalian fosfor ke dalam siklus (seperti endapan guano di
Peru). Terkadang manusia mempercepat hilangnya fosfor dan menjadikan siklusnya kurang sempurna.
Batuan fosfat cadangan masih banyak, tetapi perhatian diarahkan kepada “kekacauan atau kemacetan
dalam lalu lintas fosfat” yang larut dalam jalan-jalan perairan yang diakibatkan dart meningkatnya
pengikisan-pengikisan yang tidak dapat diimbangi atau diganti oleh sistem protoplasma dan
sedimentasi. Walaupun demikian, akhirnya manusia harus dapat melengkapi siklus fosfor dalam
ukuran besar jika tidak ingin kelaparan. Tinggal bagaimana manusia mampu mengelola cadangan P
yang ada, baik cadangan P yang berupa senyawa P in-organik (rock) maupun senyawa P organik
(litter) yang jumlahnya sedikit dan mudah terkikis.

Kembali Ke Awal Pindah Ke Bagian Akhir


4.6. Siklus K

Kalium adalah unsur kimia dalam jadual berkala. Ia mempunyai simbol K (Bahasa Latin:
"Kalium" daripada bahasa Arab: "alqali") dan nomor atom 19. Perkataan kalium kemungkinannya
berasal dari perkataan Arab yang bermaksud memanggang, iaitu abu tumbuh-tumbuhan yang dibakar.
Kalium adalah logam alkali putih keperakan lembut yang wujud secara semulajadi terikat dengan lain-
lain unsur dalam air laut atau kebanyakan mineral. Ia teroksida cepat dalam udara, sangat reaktif,
terutamanya dalam air, dan menyerupai natrium secara kimia.
Dengan ketumpatan lebih rendah daripada air, kalium adalah logam kedua ringan selepas litium. Ia
adalah pepejal lembut yang mudah dikerat dengan pisau dan mempunyai warna keperakan pada
permukaan yang baru dipotong. Ia teroksida dengan cepat dalam udara dan haruslah disimpan dalam
minyak mineral atau kerosin untuk penyimpanan.
Seperti juga logam-logam alkali lain, kalium bertindak dengan cergas dengan air menghasilkan
hidrogen. Apabila berada dalam air, ia mungkin akan terbakar serta-merta. Garamnya memancarkan
warna ungu apabila didedahkan kepada nyala api.
Beberapa tanah mempunyai kalium yang melimpah, dan tanaman ditumbuhkan dalam tanah
tersebut tidak menanggapi pemupukan kalium; walaupun tanaman pada umumnya menggunakan lebih
banyak kalium dari tanah daripada setiap unsur hara kecuali nitrogen. Merupakan perbedaan yang
kaku tentang apa yang telah kita catat, dengan memperhatikan kebutuhan pada umumnya pemupukan
nitrogen dan fosfor di agroecosystem. Pada dasarnya, kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-
mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion yang diadsorbsi pada kation tertukar
dan cepat tersedia untuk diserap tanaman.
Kalium tersedia terkumpul dalam tanah dengan regim kelembapan ustic atau kering dimana tidak
ada pencucian. Seperti tanah-tanah netral atau alkali pada umumnya, tidak membutuhkan kapur, dan
tidak membutuhkan pemupukan kalium, sama untuk hasil tanaman yang tinggi. Pencucian di daerah
basah memindahkan kalium tersedia dan menimbulkan satu kebutuhan pupuk kalium bila hasil
tanaman yang tinggi atau cukup yang diinginkan.
Tanah-tanah organik terkenal dalam hal defisiensi kalium, sebab berisi sedikit mineral yang
mengandung kalium. Pembahasan kita mengenai kalium akam mengutamakan keadaan alami kalium
dalam tanah dan factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk meenyediakan kebutuhan
kalium dari tanaman. Tanaman-tanaman menyerap kalium dalam bentuk K+ terdapat dalam larutan
tanah dalam kebanayakan tanah mineral. Pengikisan kalium terjadi dalam tanah ketika tanaman
dorman.
4.7. Siklus Hara
Tubuh organisme, termasuk tanaman tersusun atas unsur-unsur kimia atau hara (nutrient). Unsur-
unsur ini didapat oleh tanaman dan sumber-sumber an-organik dan lingkungan dan dipersatukan ke
dalam molekul organik dengan menggunakan energi yang disediakan oleh fotosintesis.
Unsur hara dikategorikan ke dalam dua golongan, meliputi:
a. Hara makro, unsur-unsur kimia utama digunakan jumlah besar oleh organisme hidup. Hara
makro yang membentuk komponen utama jaringan hidup antara lain : karbon, hidrogen,
oksigen, memiliki siklus di atmosfir, serta beberapa hara yang diperoleh dari tanah seperti
fosfor dan kalium.
b. Hara Mikro, unsur-unsur kimia yang digunakan dalam jumlah 1ebih sedikit, tetapi juga penting
bagi kehidupan. Hara mikro, seperti Cu, Fe, CO memiliki siklus yang bersumber dan tanah,
disebut juga siklus edafik.
Jumlah total suatu unsur tertentu dalam batuan dan tanah mungkin relatif sangat besar dibandingkan
dengan pemanfaatannya oleh komunitas biotik, karena terikat secara kimia sehingga tidak siap pakai
bagi organisme. Berbagai proses biokimia mengatur kaitan antara hara edafik yang tersedia dan tidak
tersedia.

4.8. Siklus Hidrologi


Bukan merupakan siklus unsur, karena mengikuti arus suatu senyawa yaitu air. Gerakan air di
dalam dan antara berbagai ekosistem merupakan landasan dalam pemahaman siklus hara, dengan
alasan:
a. Tanaman memperoleh hidrogen untuk fotosintesis dan pecahnya molekul-molekul air.
b. Tanaman menggunakan sejumlah besar air dalam mempertahankan kerangka hidrostatis untuk
menggerakkan bahan kimia dalam seluruh tubuhnya.
c. Tanaman mengambil unsur-unsur dalam larutan air tanah, tanpa larutan air, tanaman tidak
mampu mempertahankan keseimbangan mineral yang diperlukan dalam kehidupannya. (Akan
dibahas secara jelas pada materi: “Tanaman dan Air”)

4.9. Azas-azas Mengenai Faktor Pembatas


Suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting dan diperlukan untuk pertumbuhan dan
berkembang biak, demikian juga untuk dapat bertahan dan hidup. Keperluan-keperluan dasar dalam
hidup dan mempertahankannya sangat bervariasi sesuai dengan jenis dan keadaan. Dalam keadaan
“stedy state” bahan yang penting tersedia dalam jumlah paling dekat mendekati minimum dan
diperlukan akan cenderung sebagai faktor pembatas. Hukum ini kurang dapat diterapkan di bawah
keadaan “transient state” yaitu apabila jumlah dan pengaruh dan banyak bahan-bahan sangat cepat
berubah.
Faktor-faktor pembatas yang diusulkan oleh Liebig baik dalam keadaan sedikit dan terlalu banyak
tapi membatasi, misalnya; faktor-faktor panas, sinar dan air. Organisme-organisme memiliki
maksimum dan minimum ekologi, kisaran di antaranya merupakan batas-batas toleransi.
Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada lengkapnya komplek-komplek
keadaan. Kegagalan suatu organisme dapat dikendalikan oleh kekurangan atau kelebihan secara
kualitatif atau kuantitatif dart salah satu di antara beberapa faktor yang mendekati batas-batas
toleransi organisme tersebut.
Konsep pengaruh yang membatasi dari keadaan maksimum serta minimum telah digambarkan
oleh V.E. Shelford dalam tahun 1913. Mulai sekitar tahun 1910 telah banyak karya yang dikerjakan
mengenai “ekologi toleransi” sebagai batas-batas di dalam mana berbagai tumbuh dan hewan
berada dapat diketahui. Terutama sekali faedahnya apa yang disebut “uji tekanan-tekanan di
laboratorium” di mana organisme-organisme dicobakan terhadap kisaran keadaan eksprimen.
Pendekatan secara fisiologi demikian telah membantu kita untuk memahami penyebaran organisme di
alam.
Menurut Samingan (1975), beberapa azas tambahan terhadap Hukum Toleransi dapat dinyatakan
sebagai berikut:
a. Organisme-organisme dapat memiliki kisaran toleransi yang tebar bagi suatu faktor dan
kisaran yang sempit bagi faktor lain,
b. Organisme-organisme dengan kisaran-kisaran yang luas untuk semua faktor wajar memiliki
penyebaran yang paling luas.
c. Apabila keadaan tidak optimum bagi suatu jenis faktor ekologi, batas-batas toleransi
terhadap faktor-faktor lainnya dapat dikurangi. Misalnya kajian Penman (1956 dalam
Samingan, 1975) mengenal N sebagai faktor pembatas. Apabila N total merupakan
pembatas, ketahanan rumput terhadap kekeringan dikurangi. Dengan kata lain lebih banyak
air diperlukan untuk menjaga kelayuan pada tingkat N yang rendah daripada yang tinggi.
d. Seringkali dikemukakan organisme-organisme di alam sebenarnya tidak hidup pada kisaran
optimum dalam hat faktor fisik tertentu. Di dalam hal demikian faktor sementara/ faktor-
faktor ditemukan mempunyai anti yang lebih besar. Seperti Anggrek Tropik, tumbuh lebih
baik dalam sinar matahari panas dibandingkan dalam naungan, asalkan mereka tetap pada
kondisi yang sejuk (Went, 1957 dalam Samingan, 1975); di alam anggrek tersebut hanya
tumbuh dalam naungan sebab tidak tahan pada pengaruh panas matahari secara langsung.
e. Periode reproduksi biasanya merupakan periode-periode yang gawat apabila faktor-faktor
lingkungan bersifat membatasi.

Untuk menyatakan taraf toleransi nisbi, satu sen istilah telah menjadi umum dipakai dalam ekologi
yang menggunakan awalan “steno” dan “eury”, Jadi jika ada istilah stenothermal berarti eury thermal
menunjukkan kepada temperatur, stenohydrik berarti eury hidrik menunjukkan kepada air, stenophagik
berarti eury phagik berhubungan dengan makanan dan lain-lainnya.
Organisme menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan fisik sedemikian rupa untuk mengurangi
pengaruh-pengaruh membatasi dan air, temperatur, sinar dan faktor lainnya dalam kehidupan. Faktor
kompensasi demikian terutama efektif pada tingkat komunitas dibandingkan organisasi, tetapi terjadi
dalam satuan jenis atau individu. Jenis dengan kisaran geografi yang luas hampir selalu membentuk
populasi yang dikenal dengan istilah “ecotype”. Penyesuaian tersebut mempunyai batas-batas toleransi
yang sesuai dengan keadaan setempat.

Dengan menggabungkan ide/konsep minimum dan batas-batas toleransi kita sampai pada konsep
yang lebih umum dan berguna mengenal faktor-faktor pembatas. Adapun yang mengendalikan
organisme di alam adalah:
a. Jumlah dan keragaman material dimana terdapat suatu kebutuhan minimum
b. Batas-batas toleransi organismenya sendiri terhadap keadaan yang ada dan komponen-
komponen lainnya.

Nilai utama dan konsep faktor-faktor pembatas terletak pada kenyataan bahwa dapat memberikan
celah masuk kepada ahli ekologi ke dalam studi dan situasi-situasi yang komplek. Ringkasnya,
perhatian pertama dan pokok harus diberikan kepada faktor-faktor yang secara operasional adalah
nyata bagi organisme pada sementara waktu selama siklus hidupnya. Adalah sangat penting untuk ahli
ekologi baru untuk memahami dan menyadari bahwa tujuan dan pada analisis lingkungan bukanlah
membuat daftar yang panjang dan faktor-faktor yang mungkin.
Tujuan-tujuan yang lebih nyata yang harus dicapai adalah:
a. Menemukan dengan cara pengamatan analisis dan percobaan, faktor-faktor mana yang secara
operasional nyata.
b. Untuk menentukan bagaimana faktor-faktor itu membawa pengaruhnya terhadap individu,
populasi atau komunitas, apabila hal itu memungkinkan.

Kembali Ke Awal Pindah Ke Bagian Akhir

4.10. Soal-soal Latihan


1. Proses biogeokimia terdiri dari tiga fase, yaitu Siklus Gas, Siklus Biologis (Biosfir), dan
Siklus Geologis. Uraikan dengan rinci dan jelas bagaimana semua proses itu terjadi.
2. Gerakan air di dalam dan antara berbagai ekosistem merupakan landasan dalam
pemahaman siklus hara. Mengapa?
3. Jelaskan faktor-faktor yang mengendalikan pertumbuhan dan perkembangan organisme di
alam.
4. Jelaskan beberapa azas tambahan terhadap Hukum Toleransi yang telah dikemukan oleh
beberapa ahli.
5. Adalah sangat penting untuk ahli ekologi baru untuk memahami dan menyadari bahwa
tujuan dan pada analisis lingkungan. Kemukakan tujuan-tujuan yang lebih nyata yang harus
dicapai.

4.11. Tugas
Tugas 4. Presentasi dan Diskusi tentang Siklus Biogeokimia

Mata Kuliah : AGT 111 Agroekologi 3 SKS


Semester : II
1. Bentuk tugas : 1. Penulisan Paper
2. Presentasi Paper di Depan Kelas
2. Tujuan Tugas : Agar mahasiswa dapat memahami dan mengkomunikasikan
Pemahamannya tentang siklus biogeokimia
3. Uraian Tugas :
a. Obyek garapan : 1. Mendeskripsikan siklus-siklus biogeokimia
2. Menguraikan siklus-siklus hara pada
kehidupan tumbuhan
b. Yang harus dikerjakan : 1. Mahasiswa wajib mempelajari modul kuliah
dan batasan-batasan 2. Mencari referensi tambahan di perpustakaan
atau internet bersama kelompok
3. Menyusun paper bersama kelompok
4. Mempresentasikan paper di depan kelas
5. Merespon pertanyaan/ tanggapan dalam kelas
6. Menyimpulkan diskusi

c. Metodologi/cara : 1. Menelaah kepustakaan


pengerjaan, 2. Seminar Kelompok Kecil 3-5 orang per
acuan yang digunakan kelompok

d. Kriteria luaran tugas :


yan dihasilkan/dikerjakan Hasil studi disajikan dalam bentuk paper
minimum 20 halaman diketik dengan font 12 dpi
dengan 1.5 spasi.
4. Kriteria Penilaian:
a. Kecermatan dalam mengamati dan ketajaman masalah yang dibahas
b. Kejelasan dalam penyampaian masalah
c. Kekompakan bekerja dalam kelompok dan kerapian
d. Kemampuan berdiskusi/merespon pertanyaan yang berkembang
e. Kemampuan menyimpulkan hasil diskusi

4.12. Daftar Pustaka

Deshmukh. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Samingan, T. 1975. Dasar-Dasar Ekologi Umum Bagian II. Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Vickery, M. L. 1984. Ecology of Tropical Plants. John Wiley and Sons, New York.

Internet Links
1. Siklus Biogeokimia: http://bebas.vlsm.org/v13/Sponsor/_Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0032%20Bio%201-7c.htm
2. Daur Biogeokimia: http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_299/materi02.html
3. Siklus Biogeokimia: http://ilmupedia.com/akademik/7/32-siklus-biogeokimia-.html

Menu Kembali Ke:


1. Pengertian dan Proses Biogeokimia
2. Siklus O2, CO2, N, P, dan K
3. Siklus hara
4. Siklus hidrologi
5. Rancangan Pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai