Rancangan Pembelajaran
4.2. Siklus O2
Oksigen atau zat asam adalah unsur kimia dalam sistem tabel periodik yang mempunyai lambang O
dan nomor atom 8. Ia merupakan unsur golongan kalkogen dan dapat dengan mudah bereaksi dengan
hampir semua unsur lainnya (utamanya menjadi oksida). Pada Temperatur dan tekanan standar, dua
atom unsur ini berikatan menjadi dioksigen, yaitu senyawa gas diatomik dengan rumus O2 yang tidak
berwarna, tidak berasa, dan tidak berbau. Oksigen merupakan unsur paling melimpah ketiga di alam
semesta berdasarkan massa dan unsur paling melimpah di kerak Bumi. Gas oksigen diatomik mengisi
20,9% volume atmosfer bumi.
Semua kelompok molekul struktural yang terdapat pada organisme hidup, seperti protein,
karbohidrat, dan lemak, mengandung oksigen. Demikian pula senyawa anorganik yang terdapat pada
cangkang, gigi, dan tulang hewan. Oksigen dalam bentuk O2 dihasilkan dari air oleh sianobakteri,
ganggang, dan tumbuhan selama fotosintesis, dan digunakan pada respirasi sel oleh hampir semua
makhluk hidup. Oksigen beracun bagi organisme anaerob, yang merupakan bentuk kehidupan paling
dominan pada masa-masa awal evolusi kehidupan. O2 kemudian mulai berakumulasi pada atomsfer
sekitar 2,5 milyar tahun yang lalu. Terdapat pula alotrop oksigen lainnya, yaitu ozon (O3). Lapisan
ozon pada atomsfer membantu melindungi biosfer dari radiasi ultraviolet, namun pada permukaan
bumi ia adalah polutan yang merupakan produk samping dari asbut.
Oksigen secara terpisah ditemukan oleh Carl Wilhelm Scheele di Uppsala pada tahun 1773 dan
Joseph Priestley di Wiltshire pada tahun 1774. Temuan Priestley lebih terkenal oleh karena
publikasinya merupakan yang pertama kali dicetak. Istilah oxygen diciptakan oleh Antoine Lavoisier
pada tahun 1777, yang eksperimennya dengan oksigen berhasil meruntuhkan teori flogiston
pembakaran dan korosi yang terkenal. Oksigen secara industri dihasilkan dengan distilasi bertingkat
udara cair, dengan munggunakan zeolit untuk memisahkan karbon dioksida dan nitrogen dari udara,
ataupun elektrolisis air, dll. Oksigen digunakan dalam produksi baja, plastik, dan tekstil, ia juga
digunakan sebagai propelan roket, untuk terapi oksigen, dan sebagai penyokong kehidupan pada
pesawat terbang, kapal selam, penerbangan luar angkasa, dan penyelaman.
Gambar 34. Siklus Nitrogen mempunyai komponen atmosfir yang dihubungkan dengan tanah melalui
penambatan (fiksasi) nitrogen dan denitrifikasi.
Secara keseluruhan penambatan N dari atmosfir sejumlah kira-kira 2% dari jumlah asimilasi-N7-
sisanya berdaur dalam bentuk gas.Penambatan tersebut oleh bakteri yang bersimbiosis hidup dalam
akar tumbuhan dan sebagian kecil oleh bakteri tanah yang hidup bebas.
Ganggang hijau biru (Cyanobacteria) juga menambat N, dan penting dalam sistem aquatik, tetapi di
daratan relatif tak penting. Rayap menambat nitrogen dan atmosfir, memiliki mikroflora mutualistik
dalam perutnya, seperti rayap pohon di hutan Kostarika, menambat 0,25 mg dan 1,0 mg per koloni pen
jam, dengan laju tinggi dicapai jika konsentrasi Nitrogen dalam hara rendah (Prestwicth dan Bentley,
1981 dalam Desmukh, 1992).
Bakteri-bakteri tanah yang khusus memegang peranan penting dalam nitrifikasi melalui
pengoksidasian senyawa amonium yang dihasilkan dalam dekomposisi menjadi nitrat. Beberapa
bakteri mengoksidasi ion amonium (NH4) menjadi nitrit (NO2), dan bakteri-bakteri lain
merampungkan proses ini dengan cara mengubah menjadi nitrat (NO3). Bakteri denitrifikasi mengubah
nitrat menjadi nitrogen gas ke dalam keadaan an-aerobik dengan mengembangkan sebagian kecil
nitrogen yang beredar dalam biosfir ke atmosfir. Siklus N dapat terjadi secara fisik (elektrolit), melalui
peran mikroorganisme (simbiotik dan non-simbiotik) dan kimia (pabrik) (Vickery, 1984).
4.5. Siklus P
Lebih sederhana dibandingkan dengan siklus N. Fosfor merupakan bagian protoplasma yang
penting, cenderung beredar, senyawa-senyawa organik pecah dan akhirnya menghasilkan fosfat yang
kembali tersedia bagi tanaman. Reserview yang besar dan fosfor bukanlah udara melainkan batu-batu
atau pengendapan-pengendapan lain yang telah terbentuk pada abad-abad geologis masa lampau,
melalui pengendapan sedimen-sedimen dangkal dan sedimen dalam.
Gambar 35. Siklus posfat Fosfor merupakan bagian protoplasma yang penting, cenderung beredar,
senyawa-senyawa organik pecah dan akhirnya menghasilkan fosfat yang kembali tersedia
bagi tanaman
Burung-burung taut berperan dalam pengendalian fosfor ke dalam siklus (seperti endapan guano di
Peru). Terkadang manusia mempercepat hilangnya fosfor dan menjadikan siklusnya kurang sempurna.
Batuan fosfat cadangan masih banyak, tetapi perhatian diarahkan kepada “kekacauan atau kemacetan
dalam lalu lintas fosfat” yang larut dalam jalan-jalan perairan yang diakibatkan dart meningkatnya
pengikisan-pengikisan yang tidak dapat diimbangi atau diganti oleh sistem protoplasma dan
sedimentasi. Walaupun demikian, akhirnya manusia harus dapat melengkapi siklus fosfor dalam
ukuran besar jika tidak ingin kelaparan. Tinggal bagaimana manusia mampu mengelola cadangan P
yang ada, baik cadangan P yang berupa senyawa P in-organik (rock) maupun senyawa P organik
(litter) yang jumlahnya sedikit dan mudah terkikis.
Kalium adalah unsur kimia dalam jadual berkala. Ia mempunyai simbol K (Bahasa Latin:
"Kalium" daripada bahasa Arab: "alqali") dan nomor atom 19. Perkataan kalium kemungkinannya
berasal dari perkataan Arab yang bermaksud memanggang, iaitu abu tumbuh-tumbuhan yang dibakar.
Kalium adalah logam alkali putih keperakan lembut yang wujud secara semulajadi terikat dengan lain-
lain unsur dalam air laut atau kebanyakan mineral. Ia teroksida cepat dalam udara, sangat reaktif,
terutamanya dalam air, dan menyerupai natrium secara kimia.
Dengan ketumpatan lebih rendah daripada air, kalium adalah logam kedua ringan selepas litium. Ia
adalah pepejal lembut yang mudah dikerat dengan pisau dan mempunyai warna keperakan pada
permukaan yang baru dipotong. Ia teroksida dengan cepat dalam udara dan haruslah disimpan dalam
minyak mineral atau kerosin untuk penyimpanan.
Seperti juga logam-logam alkali lain, kalium bertindak dengan cergas dengan air menghasilkan
hidrogen. Apabila berada dalam air, ia mungkin akan terbakar serta-merta. Garamnya memancarkan
warna ungu apabila didedahkan kepada nyala api.
Beberapa tanah mempunyai kalium yang melimpah, dan tanaman ditumbuhkan dalam tanah
tersebut tidak menanggapi pemupukan kalium; walaupun tanaman pada umumnya menggunakan lebih
banyak kalium dari tanah daripada setiap unsur hara kecuali nitrogen. Merupakan perbedaan yang
kaku tentang apa yang telah kita catat, dengan memperhatikan kebutuhan pada umumnya pemupukan
nitrogen dan fosfor di agroecosystem. Pada dasarnya, kalium dalam tanah ditemukan dalam mineral-
mineral yang terlapuk dan melepaskan ion-ion kalium. Ion-ion yang diadsorbsi pada kation tertukar
dan cepat tersedia untuk diserap tanaman.
Kalium tersedia terkumpul dalam tanah dengan regim kelembapan ustic atau kering dimana tidak
ada pencucian. Seperti tanah-tanah netral atau alkali pada umumnya, tidak membutuhkan kapur, dan
tidak membutuhkan pemupukan kalium, sama untuk hasil tanaman yang tinggi. Pencucian di daerah
basah memindahkan kalium tersedia dan menimbulkan satu kebutuhan pupuk kalium bila hasil
tanaman yang tinggi atau cukup yang diinginkan.
Tanah-tanah organik terkenal dalam hal defisiensi kalium, sebab berisi sedikit mineral yang
mengandung kalium. Pembahasan kita mengenai kalium akam mengutamakan keadaan alami kalium
dalam tanah dan factor-faktor yang mempengaruhi kemampuan tanah untuk meenyediakan kebutuhan
kalium dari tanaman. Tanaman-tanaman menyerap kalium dalam bentuk K+ terdapat dalam larutan
tanah dalam kebanayakan tanah mineral. Pengikisan kalium terjadi dalam tanah ketika tanaman
dorman.
4.7. Siklus Hara
Tubuh organisme, termasuk tanaman tersusun atas unsur-unsur kimia atau hara (nutrient). Unsur-
unsur ini didapat oleh tanaman dan sumber-sumber an-organik dan lingkungan dan dipersatukan ke
dalam molekul organik dengan menggunakan energi yang disediakan oleh fotosintesis.
Unsur hara dikategorikan ke dalam dua golongan, meliputi:
a. Hara makro, unsur-unsur kimia utama digunakan jumlah besar oleh organisme hidup. Hara
makro yang membentuk komponen utama jaringan hidup antara lain : karbon, hidrogen,
oksigen, memiliki siklus di atmosfir, serta beberapa hara yang diperoleh dari tanah seperti
fosfor dan kalium.
b. Hara Mikro, unsur-unsur kimia yang digunakan dalam jumlah 1ebih sedikit, tetapi juga penting
bagi kehidupan. Hara mikro, seperti Cu, Fe, CO memiliki siklus yang bersumber dan tanah,
disebut juga siklus edafik.
Jumlah total suatu unsur tertentu dalam batuan dan tanah mungkin relatif sangat besar dibandingkan
dengan pemanfaatannya oleh komunitas biotik, karena terikat secara kimia sehingga tidak siap pakai
bagi organisme. Berbagai proses biokimia mengatur kaitan antara hara edafik yang tersedia dan tidak
tersedia.
Untuk menyatakan taraf toleransi nisbi, satu sen istilah telah menjadi umum dipakai dalam ekologi
yang menggunakan awalan “steno” dan “eury”, Jadi jika ada istilah stenothermal berarti eury thermal
menunjukkan kepada temperatur, stenohydrik berarti eury hidrik menunjukkan kepada air, stenophagik
berarti eury phagik berhubungan dengan makanan dan lain-lainnya.
Organisme menyesuaikan diri dan mengubah lingkungan fisik sedemikian rupa untuk mengurangi
pengaruh-pengaruh membatasi dan air, temperatur, sinar dan faktor lainnya dalam kehidupan. Faktor
kompensasi demikian terutama efektif pada tingkat komunitas dibandingkan organisasi, tetapi terjadi
dalam satuan jenis atau individu. Jenis dengan kisaran geografi yang luas hampir selalu membentuk
populasi yang dikenal dengan istilah “ecotype”. Penyesuaian tersebut mempunyai batas-batas toleransi
yang sesuai dengan keadaan setempat.
Dengan menggabungkan ide/konsep minimum dan batas-batas toleransi kita sampai pada konsep
yang lebih umum dan berguna mengenal faktor-faktor pembatas. Adapun yang mengendalikan
organisme di alam adalah:
a. Jumlah dan keragaman material dimana terdapat suatu kebutuhan minimum
b. Batas-batas toleransi organismenya sendiri terhadap keadaan yang ada dan komponen-
komponen lainnya.
Nilai utama dan konsep faktor-faktor pembatas terletak pada kenyataan bahwa dapat memberikan
celah masuk kepada ahli ekologi ke dalam studi dan situasi-situasi yang komplek. Ringkasnya,
perhatian pertama dan pokok harus diberikan kepada faktor-faktor yang secara operasional adalah
nyata bagi organisme pada sementara waktu selama siklus hidupnya. Adalah sangat penting untuk ahli
ekologi baru untuk memahami dan menyadari bahwa tujuan dan pada analisis lingkungan bukanlah
membuat daftar yang panjang dan faktor-faktor yang mungkin.
Tujuan-tujuan yang lebih nyata yang harus dicapai adalah:
a. Menemukan dengan cara pengamatan analisis dan percobaan, faktor-faktor mana yang secara
operasional nyata.
b. Untuk menentukan bagaimana faktor-faktor itu membawa pengaruhnya terhadap individu,
populasi atau komunitas, apabila hal itu memungkinkan.
4.11. Tugas
Tugas 4. Presentasi dan Diskusi tentang Siklus Biogeokimia
Deshmukh. 1992. Ekologi dan Biologi Tropika. Yayasan Obor Indonesia, Jakarta.
Samingan, T. 1975. Dasar-Dasar Ekologi Umum Bagian II. Program Pascasarjana IPB, Bogor.
Vickery, M. L. 1984. Ecology of Tropical Plants. John Wiley and Sons, New York.
Internet Links
1. Siklus Biogeokimia: http://bebas.vlsm.org/v13/Sponsor/_Sponsor-
Pendamping/Praweda/Biologi/0032%20Bio%201-7c.htm
2. Daur Biogeokimia: http://www.e-dukasi.net/mapok/mp_files/mp_299/materi02.html
3. Siklus Biogeokimia: http://ilmupedia.com/akademik/7/32-siklus-biogeokimia-.html