Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Up hecting merupakan suatu tindakan yang dilakukan untuk mengangkat
jahitan. Up hecting ini dilakukan pada pasien yang telah dilakukan tindakan
hecting dalam jangka waktu tertentu dan diharuskan untuk mengangkat jahitannya
karena pada proses penjahitan yang dilakukan sebelumnya menggunakan jenis
benang yang tidak dapat diserap oleh kulit. Up hecting ini dilakukan saat terdapat
indikasi untuk melakukan up hecting. Indikasi yang dilakukan pada saat up
hecting adalah keadaan luka sudah kering dan bersih sehingga diperlukan untuk
melakukan up hecting.

Pengangkatan jahitan luka bertujuan untuk meningkatkan proses


penyembuhan jaringan dan juga untuk mencegah infeksi. Bila luka telah kuat dan
sembuh primer, maka jahitan atau benangnya dapat diangkat.
Seringkali dalam 5 – 10 hari pasca operasi.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1 Bagaimana cara mengangkat jahitan luka?
1.2.2 Bagaimana prosedur dalam melakukan pengangkatan jahitan luka?

1.3. Tujuan Penulisan


1.3.1 Untuk mengetahui cara mengangkat luka jahitan

1
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Mengangkat Jahitan


Suatu penanganan luka yang terdiri dari membersihkan luka, mengangkat
jahitan, menutup dan membalut luka sehingga dapat membantu proses
penyembuhan luka. Membuka jahitan adalah tindakan untuk mengangkat atau
membuka jahitan pada luka yang dijahit. Guna dari mengangkat jahitan adalah
untuk mencegah timbulnya infeksi silang dan mempercepat proses penyembuhan.
2.1.1 Tujuan :
 Mencegah terjadinya infeksi
 Mempercepat proses penyembuhan luka
 Meningkatkan kenyaman fisik dan psikologis

2.1.2 Persiapan :
a. Alat
 Set perawatan luka dan angkat jahitan dalam bak instrument steril:
 Sarung tangan steril
 Pinset 4 (2 anatomis, 2 sirurgis)
 Gunting hatting up
 Lidi wotten
 Kom 2 buah
 Kasa steril
 Plester
 Gunting perban
 Bengkok 2 buah
 Larutan Nacl
 Perlak alas
 Betadin
 Korentang
 Alkohol 70%
 Kapas bulat dan sarung tangan bersih

2
b. Lingkungan
 Menutup tirai/jendela
 Merapikan tempat tidur

c. Pelaksanaan
 Mengatur posisi sesuai dengan kenyamanan pasien
 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan yang akan dilakukan
 Inform consent

2.1.3 Prosedur pelaksanaan


 Jelaskan prosedur pada pasien dengan menggambarkan langkah-langkah
perawatan luka
 Dekatkan semua peralatan yang diperlukan
 Dekatkan bengkok didekat pasien
 Tutup ruangan dengan tirai disekitar tempat tidur
 Bantu klien pada posisi nyaman
 Cuci tangan secara menyeluruh
 Pasang perlak dan alas
 Gunakan sarung tangan bersih sekali pakai dan lepaskan plester, angkat
balutan dengan pinset
 Lepaskan plester dengan melepaskan ujung dan menariknya dengan
perlahan, sejajar dengan kulit yang mengarah pada balutan
 Dengan sarung tangan/pinset, angkat balutan
 Bila balutan lengket pada luka, lepaskan dengan menggunakan NaCl
 Observasi karakter dan jumlah drainase
 Buang balutan kotor pada bengkok, lepaskan sarung tangan dan buang
pada bengkok yang berisi clorin 5%
 Buka bak instrument, siapkan betadin dan larutan NaCl pada kom, siapkan
plester
 Kenakan sarung tangan steril
 Inspeksi luka, perhatikan kondisinya, letak drain, integritas jahitan dan
karakter drainase serta palpasi luka (kalau perlu)

3
 Bersihkan luka dengan NaCl dan betadin dengan memggunakan pinset.
Gunakan satu kasa untuk sekali usapan. Bersihkan dari area yang kurang
terkontaminasi. Gunakan dalam tekanan progresif menjauh dari insisi/ tepi
luka
 Gunakan kasa baru untuk mengeringkan luka, usap dengan cara seperti
pada langkah sebelumnya
 Melepaskan jahitan satu persatu selang seling dengan cara: menjepit
simpul jahitan dengan pinset sirurgis dan ditarik sedikit ke atas kemudian
menggunting benang tepat dibawah simpul yang berdekatan dengan kulit/
pada sisi lain yang tidak ada simpulnya.
 Olesi luka dengan betadin
 Menutup luka dengan kasa steril dan di plester
 Merapikan pasien
 Membersihkan alat-alat dan mengembalikan ke tempatnya
 Melepaskan sarung tangan
 Perawat cuci tangan

e. Hal-hal yang perlu diperhatikan


 Pengangkatan balutan dan pemasangan kembali balutan dapat
menyebabkan pasien terasa nyeri
 Cermat dalam menjaga kesterilan
 Mengangkat jahitan sampai bersih tidak ada yang ketinggalan
 Teknik pengangkatan jahitan disesuaikan dengan tipe jahitan
 Peka terhadap privasi pasien

4
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Up hecting atau yang sering kita dengar ialah pengangkatan jahitan, yang
dilakukan oleh tenaga medis profesional, sebagai tanda bahwa luka jahitan
tersebut sudah kering dan benangnya harus dilepaskan. Melepaskan jahitan
sebenarnya tidak dapat dipatokkan oleh berapa hari setelah kita melakukan
penjahitan, namun sampa sijahitan mengering dan tidak basah lagi.

3.2 Saran
Sebaiknya dalam melakukan up hecting dilakukan dengan cara yang benar
sesuai dengan prosedur. Peralatan yang steril dan kemampuan yang bisa
dipertanggungjawabkan. Agar pengangkatan jahitan tidak ada yang tertinggal.

5
DAFTAR PUSTAKA

Asmadi. 2008. Teknik Prosedural Keperawatan: Konsep dan Aplikasi


Kebutuhan Dasar Klien. Jakarta: Salemba Medika
Bobak, K. Jensen. 2005. Perawatan Maternitas. Jakarta: EGC.
Dudley HAF, Eckersley JRT, Paterson-Brown S. 2000. Pedoman Tindakan Medik
dan Bedah. Jakarta: EGC.
Effendy, Christantie dan Ag. Sri Oktri Hastuti. 2005. Kiat Sukses
menghadapi Operasi. Yogyakarta: Sahabat Setia.
Potter & Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai