Anda di halaman 1dari 13

PENGELOLAAN LINGKUNGAN TAMBANG

PERSAMAAN DAN PERBEDAAN PERMEN ESDM NO


18 TAHUN 2008 DAN PERMEN ESDM NO 07 TAHUN
2014

DOSEN PEMBIMBING :
Ibu HJ. RR. HARMINUKE EKO HANDAYANI, ST.,MT

OLEH :
DWI PUTRI SURYANI
03021181419035
KELAS A

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
UNIVERSITAS SRIWIJAYA
2015 / 2016
Berdasarkan Permen ESDM No.18 Tahun 2008 dan Permen ESDM No.07 Tahun 2014, maka
dapat dilihat adanya persamaan dan perbedaan antara peraturan menteri ESDM. Adpaun
persamaan dan perbedaannya dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

PERSAMAAN
NO PERMEN ESDM NO.18 PERMEN ESDM NO.07
TAHUN 2008 TAHUN 2014
1 BAB I Pasal 1 Ayat 2 yang BAB I Pasal 1 Ayat 1 yang
berisi tentang pengertian berisi tentang pengertian
reklamasi dimana tujuan reklamasi dimana tujuan
dari reklamasi adalah dari reklamasi adalah untuk
untuk menata dan menata dan memperbaiki
memperbaiki lingkungan lingkungan agar dapat
agar dapat berfungsi sesuai berfungsi sesuai dengan
dengan peruntukannya. peruntukannya.
2 BAB I Pasal 1 Ayat 4 yang BAB I Pasal 1 Ayat 16 yang
berisi tentang jaminan berisi tentang jaminan
reklamasi, dimana jaminan reklamasi, dimana jaminan
reklamasi merupakan dana reklamasi merupakan dana
yang disiapkan oleh yang disiapkan oleh
perusahaan tambang pemegang izin usaha
sebagai jaminan untuk tambang atau izin usaha
melakukan reklamasi. pertambangan khusus
sebagai jaminan untuk
melakukan kegiatan
reklamasi.
3 BAB I Pasal 1 Ayat 5 yang BAB I Pasal 1 Ayat 17 yang
berisi tentang jaminan berisi tentang jaminan
penutupan tambang, pascatambang, dimana
dimana jaminan penutupan jaminan pascatambang
tambang merupakan dana merupakan dana yang
yang disediakan oleh disediakan oleh oleh
perusahaan tambang untuk pemegang izin usaha
melaksanakan penutupan tambang atau izin usaha
tambang. pertambangan khusus
sebagai jaminan untuk
melakukan kegiatan
pascatambang.
4 BAB II Pasal 2 menjelaskan BAB II Pasal 2 Ayat 1a dan
tentang kegiatan reklamasi b dan Ayat 2a,b,danc
yang harus menjalakan menjelaskan tentang
prinsip – prinsip kegiatan reklamasi yang
lingkungan hidup, harus menjalakan prinsip –
keselamatan dan kesehatan prinsip lingkungan hidup,
kerja, serta konservasi keselamatan dan kesehatan
bahan galian. kerja, serta konservasi
bahan galian.
5 BAB II Pasal 3a. BAB II Pasal 2 Ayat 3a.
Menjelaskan tentang Menjelaskan tentang prinsip
prinsip perlindungan perlindungan lingkungan
lingkungan hidup meiputi hidup meiputi kualitas air
kualitas air permukaan, air permukaan, air tanah, air
tanah, air laut, tanah, serta laut, tanah, serta udara
udara sesuai dengan baku sesuai dengan baku mutu
mutu lingkungan. lingkungan.
6 BAB II Pasal 3b. BAB II Pasal 2 Ayat 3b.
Menjelaskan tentang Menjelaskan tentang
stabilitas dan keamanan stabilitas dan keamanan
timbunan batuan penutup, timbunan batuan samping
kolam tailing, lahan bekas dan/atau tanah/batuan
tambang dan struktur penutup, kolam tailing,
buatan (man – made lahan bekas tambang dan
structure) lainnya; struktur buatan lainnya;
7 BAB II Pasal 3d. BAB II Pasal 2 Ayat 3d.
Menjelaskan tentang Menjelaskan tentang
Pemanfaatan lahan bekas Pemanfaatan lahan bekas
tambang sesuai dengan tambang sesuai dengan
peruntukannya. peruntukannya.
8 BAB III Pasal 8 Ayat 1 BAB III Pasal 16 Ayat 2
menjelaskan tentang menjelaskan tentang
rencana penutupan rencana penutupan meliputi
meliputi : :
a. profil wilayah; a. profil wilayah;
b. deskripsi kegiatan b. deskripsi kegiatan
pertambangan; pertambangan;
c. gambaran rona akhir c. gambaran rona akhir
tambang; tambang;
d. hasil konsultasi dengan e. program penutupan
pemangku kepentingan tambang;
(stakeholders); f. pemantauan;
e. program penutupan g. organisasi;
tambang; h. rencana biaya penutupan
f. pemantauan;
g. organisasi; dan
h. rencana biaya penutupan
9 BAB III Pasal 8 Ayat 2 BAB III Pasal 18 Ayat 2
Menjelaskan tentang Menjelaskan tentang
rencana penutupan rencana penutupan
tambang sesuai dengan tambang sesuai dengan
pedoman penyusunan pedoman penyusunan
seperti yang terlampir. seperti yang terlampir.
10 BAB III Pasal 8 Ayat 3 BAB III Pasal 18 Ayat 1
menjelaskan tentang menjelaskan tentang
perusahaan wajib pemegang izin usaha
melaporkan rencana tambang atau izin usaha
penutupan tambang kepada tambang khusus wajib
menteri, gubernur, melaporkan rencana
bupati/walikota sesuai pascatambang kepada
dengan kewenangan masing menteri, gubernur,
– masing sebelum bupati/walikota sesuai
dimulainya kegiatan dengan kewenangan masing
operasi – masing sebelum
produsksi/eksploitasi. dimulainya kegiatan operasi
produsksi.
11 BAB IV bagian kesatu BAB IV bagian kesatu
Pasal 9 Ayat 1 menjelaskan Paragraf 1Pasal 19 Ayat 1
tentang menteri, gubernur, menjelaskan tentang
bupati/walikota sesuai menteri, gubernur,
kewenangan masing – bupati/walikota sesuai
masing memberikan kewenangan masing –
penilaian dan persetujuan masing memberikan
atas rencana reklamasi penilaian dan persetujuan
selama 30 (tiga puluh) hari atas rencana reklamasi
kerja terhitung dari sejak selama 30 (tiga puluh) hari
diterimanya rencana kerja terhitung dari sejak
reklamasi,dan tidak diterimanya rencana
termasuk jumlah hari yang reklamasi,dan tidak
diperlukan untuk termasuk jumlah hari yang
penyempurnaan rencana diperlukan untuk
reklamasi. penyempurnaan rencana
reklamasi.
12 BAB IV bagian kesatu BAB IV bagian kesatu
Pasal 9 Ayat 2 menjelaskan Paragraf 2 Pasal 22 Ayat 4
tentang apabila tidak diberi menjelaskan tentang apabila
persetujuan dan tanpa tidak diberi persetujuan dan
saran oleh menteri, tanpa saran oleh menteri,
gubernur, bupati/walikota gubernur, bupati/walikota
dalam jangka 30 (tiga dalam jangka 30 (tiga
puluh) hari kerja, maka puluh) hari kerja, maka
rencana reklamasi yang rencana reklamasi yang
diajukan dianggap setuju. diajukan dianggap setuju.

13 BAB IV bagian kesatu BAB IV bagian kesatu


Pasal 10 Ayat 2 tentang Paragraf 2 Pasal 23 Ayat 2
pengajuan perubahan tentang pengajuan
rencana reklamasi perubahan rencana
diserahkan paling lambat reklamasi diserahkan paling
180 (seratus delapan puluh) lambat 180 (seratus delapan
hari sebelum pelaksanaan puluh) hari sebelum
reklamasi periode tahun pelaksanaan reklamasi
berikutnya. tahap operasi produksi
periode tahun berikutnya.

14 BAB IV bagian kedua Pasal BAB IV bagian kedua Pasal


12 Ayat 2 menjelaskan 26 Ayat 2 menjelaskan
tentang perubahan rencana tentang perubahan rencana
penutupan tambang paling pascatambang paling
lambat diajukan lambat diajukan
2(dua)tahun sebelum 2(dua)tahun sebelum
kegiatan penutupan kegiatan penutupan
tambang. tambang.
15 BAB IV bagian kedua Pasal BAB IV bagian kedua Pasal
12 Ayat 3 menjelaskan 26 Ayat 3 menjelaskan
tentang kewenangan tentang kewenangan
penilaian dan persetujuan penilaian dan persetujuan
oleh menteri, gubernur, oleh menteri, gubernur,
bupati/walikota terhadap bupati/walikota terhadap
perubahan rencana perubahan rencana
penutupan tambang dalam pascatambang.dalam jangka
jangka waktu paling lambat waktu paling lambat 90
90 (sembilan puluh) hari (sembilan puluh) hari kerja
kerja sejak menerima sejak menerima pengajuan
pengajuan perubahan perubahan pascatambang.,
penutupan tambang, tidak tidak termasuk jumlah hari
termasuk jumlah hari yang yang diperlukan untuk
diperlukan untuk penyempurnaan perubahan
penyempurnaan perubahan rencana pascatambang.
rencana penutupan
tambang.
16 BAB VI bagian kesatu BAB V bagian kesatu
Pasal 19 Ayat 1 Paragraf kesatu Pasal 28
menjelaskan perusahaan Ayat 1 menjelaskan
wajib memberikan jaminan pemegang IUP dan IUPK
reklamasi sesuai dengan wajib memberikan jaminan
perhitungan perencanaan reklamasi sesuai dengan
biaya reklamasi menurut perhitungan perencanaan
persetujuan menteri, biaya reklamasi menurut
gubernur, bupati/walikota persetujuan menteri,
dengan kewenangannya. gubernur, bupati/walikota
dengan kewenangannya.
17 BAB VI bagian kedua Pasal BAB V bagian kesatu
26 Ayat 2 menjelaskan Paragraf kedua Pasal 36
tentang Menteri, gubernur Ayat 2 menjelaskan tentang
atau bupati/walikota sesuai Menteri, gubernur, atau
kewenangan masingmasing bupati/walikota sesuai
memberikan persetujuan dengan kewenangannya
perubahan bentuk Jaminan memberikan persetujuan
Reklamasi berdasarkan perubahan bentuk Jaminan
pertimbangan sebagai Reklamasi
berikut: berdasarkan pertimbangan
a. kinerja Perusahaan; sebagai berikut:
dan/atau a. kinerja pemegang IUP
b. kemampuan keuangan Operasi Produksi dan IUPK
Perusahaan. Operasi Produksi;
dan/ atau
b. kemampuan keuangan
pemegang IUP Operasi
Produksi dan IUPK Operasi
Produksi.
18 BAB VIII Pasal 45 Ayat 2 BAB X Pasal 68 Ayat 1
menjelaskan tentang sanksi menjelaskan tentang sanksi
administratif yang diterima administratif yang diterima
oleh perusahaan berupa : oleh perusahaan berupa :
a. peringatan tertulis; a. peringatan tertulis;
b. penghentian sementara b. penghentian sementara
sebagian atau seluruh sebagian atau seluruh
kegiatan kegiatan
penambangan; dan/atau penambangan; dan/atau
c. pencabutan izin. c. pencabutan izin.
19 BAB VIII Pasal 46 Ayat 2 BAB VIII Pasal 69
menjelaskan tentang menjelaskan tentang
Peringatan tertulis Peringatan tertulis
diberikan paling banyak 3 diberikan paling banyak 3
(tiga) kali dalam jangka (tiga) kali dalam jangka
waktu peringatan masing- waktu peringatan masing-
masing masing
1 (satu) bulan. 1 (satu) bulan.
20 BAB X Pasal 54 BAB XII Pasal 75
menjelaskan tentang menjelaskan tentang
Peraturan Menteri ini Peraturan Menteri ini mulai
mulai berlaku pada tanggal berlaku pada tanggal
ditetapkan. diundangkan.
PERBEDAAN
NO PERMEN ESDM NO.18 PERMEN ESDM NO.07
TAHUN 2008 TAHUN 2014
1. Pada PERMEN ESDM Pada PERMEN ESDM
No.18 Tahun 2008 terdapat No.07 Tahun 2014 terdapat
X BAB dan 45 Pasal XII BAB dan 75 Pasal
2. Pada PERMEN ESDM Pada PERMEN ESDM
No.18 Tahun 2008 No.07 Tahun 2014
membahas tentang membahas tentang
reklamasi dan penutupan pelaksanaan reklamasi dan
tambang. (belum pascatambang pada
terdapatnya pembagian kegiatan usaha
masalah mineral dan pertambangan mineral dan
batubara, sehingga objek batubara.
pertambangan masih
disebut dengan bahan
galian.)
3. BAB I Pada PERMEN BAB I Pasal 1 Ayat 3
ESDM No.18 Tahun 2008 menjelaskan tentang
Tidak terdapat pengertian Pertambangan adalah
pertambangan. Yang ada sebagian atau seluruh
yaitu : pengertian usaha tahapan kegiatan dalam
tambang. rangka penelitian,
Pada BAB I Pasal 1 pengelolaan, dan
menjelaskan tentang Usaha pengusahaan mineral atau
Pertambangan adalah batubara yang meliputi
kegiatan usaha penyelidikan umum,
pertambangan bahan eksplorasi, studi kelayakan,
galian. konstruksi, penambangan,
pengolahan dan pemurnian,
pengangkutan dan
penjualan, serta kegiatan
Pascatambang.
4. Tidak menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 4
pengertian mineral, karena menjelaskan tentang
semua tergabung menjadi Mineral adalah senyawa
bahan galian. anorganik yang terbentuk
di alam, yang memiliki sifat
fisik dan kimia tertentu
serta susunan kristal
teratur atau gabungannya
yang membentuk batuan,
baik dalam bentuk lepas
atau padu.
5. Tidak menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 5
pengertian batubara, menjelaskan tentang
karena semua tergabung Batubara adalah endapan
menjadi bahan galian. senyawa organik karbonan
yang terbentuk secara
alamiah dari sisa tumbuh-
tumbuhan.
6. Tidak menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 6
pengertian IUP Eksplorasi, menjelaskan tentang
karena semua tergabung IUP Eksplorasi adalah izin
menjadi izin usaha. usaha yang diberikan untuk
melakukan tahapan
kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan.

7. Tidak menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 7


pengertian IUPK menjelaskan tentang
Eksplorasi, karena semua IUPK Eksplorasi adalah
tergabung menjadi izin izin usaha yang diberikan
usaha. untuk melakukan tahapan
kegiatan penyelidikan
umum, eksplorasi, dan studi
kelayakan di wilayah izin
usaha pertambangan
khusus.
8. Tidak menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 8
pengertian IUP Eksplorasi menjelaskan tentang
Produksi, karena semua IUP Operasi Produksi
tergabung menjadi izin adalah izin usaha yang
usaha. diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUP Ekplorasi
untuk melakukan tahapan
kegiatan operasi produksi.
9. Tidak menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 9
pengertian IUPK menjelaskan tentang
Eksplorasi Produksi, IUPK Operasi Produksi
karena semua tergabung adalah izin usaha yang
menjadi izin usaha. diberikan setelah selesai
pelaksanaan IUPK
Ekplorasi untuk melakukan
tahapan kegiatan operasi
produksi di wilayah izin
usaha pertambangan
khusus.
10. Tidak Menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 10
Pengertian Eksplorasi menjelaskan tentang
Eksplorasi adalah tahapan
kegiatan usaha
pertambangan untuk
memperoleh informasi
secara terperinci dan teliti
tentang lokasi, bentuk,
dimensi, sebaran, kualitas,
dan sumber daya terukur
dari bahan galian, serta
informasi mengenai
lingkungan sosial dan
lingkungan hidup.
11. Tidak Menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 11
Pengertian Studi menjelaskan tentang
Kelayakan Studi Kelayakan adalah
tahapan kegiatan usaha
pertambangan untuk
memperoleh informasi
secara rinci seluruh aspek
yang berkaitan untuk
menentukan kelayakan
ekonomis dan teknis usaha
pertambangan, termasuk
analisis mengenai dampak
lingkungan serta
perencanaan
Pascatambang.
12. Tidak Menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 12
Pengertian Operasi menjelaskan tentang
Produksi Operasi Produksi adalah
tahapan kegiatan usaha
pertambangan yang
meliputi konstruksi,
penambangan, pengolahan,
pemumian, termasuk
pengangkutan dan
penjualan, serta sarana
pengendalian dampak
lingkungan sesuai dengan
hasil studi kelayakan.
13. Tidak Menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 13
Pengertian Penambangan menjelaskan tentang
Penambangan adalah
bagian kegiatan usaha
pertambangan untuk
memproduksi mineral
dan/atau batubara dan
mineral ikutannya.
14. Tidak Menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 14
Pengertian Wilayah Izin menjelaskan tentang
Usaha Pertambangan Wilayah Izin Usaha
Pertambangan, yang
selanjutnya disebut WIUP,
adalah wilayah yang
diberikan kepada
pemegang Izin Usaha
Pertambangan.
15. Tidak Menjelaskan BAB I Pasal 1 Ayat 15
Pengertian Wilayah Izin menjelaskan tentang
Usaha Pertambangan Wilayah Izin Usaha
Khusus Pertambangan Khusus,yang
selanjutnya disebut
WIUPK, adalah wilayah
yang diberikan kepada
pemegang Izin Usaha
Pertambangan
Khusus.
16. BAB I Pasal 1 Ayat 6 Tidak Menjelaskan
menjelaskan tentang Pengertian Perusahaan
Perusahaan adalah
pemegang Surat Izin
Pertambangan Daerah,
Kuasa Pertambangan (Izin
Usaha Pertambangan),
Kontrak Karya,
dan Perjanjian Karya
Pengusahaan
Pertambangan Batubara.
17. BAB I Pasal 1 Ayat 7 BAB I Pasal 1 Ayat 18
menjelaskan tentang menjelaskan tentang
Analisis Mengenai Dampak Dokumen Lingkungan
Lingkungan Hidup, Hidup adalah Analisis
selanjutnya disebut Mengenai Dampak
AMDAL adalah kajian Lingkungan Hidup atau
mengenai dampak besar Upaya Pengelolaan
dan penting suatu usaha Lingkungan-Upaya
dan/atau kegiatan yang Pemantauan Lingkungan,
direncanakan pada atau Surat Pernyataan
lingkungan hidup yang Pengelolaan Lingkungan.
diperlukan bagi proses
pengambilan keputusan
tentang penyelenggaraan
usaha dan/atau kegiatan.
18. BAB I Pasal 1 Ayat 8 Tidak Menjelaskan tentang
menjelaskan tentang Upaya Upaya pengelolaan
Pengelolaan Lingkungan lingkungan dan upaya
selanjutnya disebut UKL pemantauan lingkungan.
dan Upaya Pemantauan
Lingkungan selanjutnya
disebut UPL adalah upaya
yang dilakukan dalam
pengelolaan dan
pemantauan lingkungan
hidup oleh
penanggungjawab usaha
dan/atau kegiatan yang
tidak wajib melakukan
AMDAL.
19. Tidak terdapat direktur BAB I Pasal 1 Ayat 20
jendral. menjelaskan tentang
Direktur Jenderal adalah
Direktur Jenderal yang
melaksanakan tugas dan
bertanggung jawab atas
perumusan serta
pelaksanaan kebijakan dan
standardisasi teknis di
bidang Mineral dan
Batubara.
20. BAB I pada PERMEN BAB I pada PERMEN
ESDME No.18 Tahun 2008 ESDME No.07 Tahun 2014
terdapat 9 Pasal terdapat 20 Pasal
21. BAB II Pasal 5 BAB II Pasal 2 Ayat 5
menjelaskan tentang menjelaskan tentang
Prinsip-prinsip konservasi Prinsip konservasi Mineral
bahan galian sebagairnana dan Batubara sebagaimana
dimaksud dalam dimaksud pada ayat (2)
Pasal 2 meliputi huruf c meliputi:
pengumpulan data yang a. Penambangan yang
akurat mengenai bahan optimum;
galian yang tidak b. penggunaan metode dan
dieksploitasi dan/atau teknologi pengolahan
diolah serta sisa dan/ atau pemurnian yang
pengolahan bahan galian. efektif dan efisien;
c. pengelolaan dan/ a tau
pemanfaatan cadangan
marjinal, Mineral kadar
rendah, dan Mineral ikutan
serta Batubara kualitas
rendah; dan
d. pendataan sumber daya
serta cadangan Mineral dan
Batubara yang tidak
tertambang serta sisa
pengolahan
dan/ atau pemurnian.
22. Terdapat perbedaan pada Terdapat perbedaan pada
BAB III dimana,untuk BAB III dimana,untuk
KEPMEN ESDM No.18 KEPMEN ESDM No.07
Tahun 2008, BAB III Tahun 2014, BAB III
membahas mengenai Tata membahas tentang
Laksana, dimana penyusunan rencana
didalamnya terdapat 3 reklamasi dan rencana
bagian, bagian kesatu pasca tambang, yang mana
(umum) dan bagian didalamnya terdapat 3
kedua(reklamasi), serta bagian, bagian kesatu
bagian ketiga(rencana (umum), bagian
penutupan tambang). kedua(penyusunan rencana
reklamasi), dan bagian
ketiga(penyusunan rencana
pascatambang).
23. Pada BAB III, untuk Pada BAB III, untuk bagian
bagian kedua(reklamasi) kedua(penyusunan rencana
tidak dibahas secara rinci reklamasi) terbagi menjadi
apakah terkait masalah 2, yaitu : rencana reklamasi
reklamasi eksplorasi tahap eksplorasi, dan
ataupun reklamasi tahap rencana reklamasi tahap
operasi produksi. operasi produksi.
24. BAB IV PENILAIAN DAN BAB IV PENILAIAN DAN
PERSETUJUAN Bagian PERSETUJUAN Bagian
Kesatu :Penilaian dan Kesatu :Penilaian dan
Persetujuan Rencana Persetujuan Rencana
Reklamasi; Bagian Kedua Reklamasi Paragraf 1
Penilaian dan Persetujuan Penilaian dan Persetujuan
Rencana Penutupan Rencana Reklamasi Tahap
Tambang Eksplorasi; Paragraf2
Penilaian dan Persetujuan
Rencana Reklamasi Tahap
Operasi Produksi; Bagian
Kedua Penilaian dan
Persetujuan Rencana
Pascatambang.
25. BAB V PELAKSANAAN Tidak menjelaskan tentang
DAN PELAPORAN seorang petugas untuk
BagianKesatu Umum Pasal memimpin langsung masing
13 menjelaskan tentang – maisng pelaksanaan
Perusahaan wajib reklamasi dan penutupan.
mengangkat seorang
petugas untuk memimpin
langsung masing-masing
pelaksanaan Reklamasi
dan Penutupan

Anda mungkin juga menyukai