BAB I (PENDAHULUAN)………………………………………………………………………………..…………....... 2
B.Tujuan. ……………………………………………………………………………………………………………………….3
C.Manfaat……………………………………………………………………………………………………………………...3
2.2.1.Pengertian pengelasan………………………………………………………………. 4
3.1.Kesimpulan. ………………….………………………………………………….…………………………………….12
3.2.Saran………….…………………………………………………………………………………………………………...12
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………….. 13
1
BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Perkembangan zaman yang disertai oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
(IPTEK) yang pesat dewasa ini menciptakan era globalisasi dan keterbukaan yang
menuntut setiap individu untuk ikut serta didalamnya,sehingga sumber daya manusia
harus menguasai IPTEK serta mampu mengaplikasikannya dalam setiap
kehidupan.Pengelasan merupakan bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan peningkatan
industri karena memegang peran utama dalam rekayasa dan reparasi produksi
logam.Hampir tidak mungkin pembangunan suatu pabrik tanpa melibatkan unsur
pengelasan.Pada era industrialisasi dewasa ini teknik pengelasan telah banyak
dipergunakan secara luas pada penyambungan batang-batang pada konstruksi bangunan
baja dan konstruksi mesin.
Luasnya penggunaan teknologi ini disebabkan karena bangunan dan mesin yang dibuat
dengan teknik penyambungan menjadi ringan dan lebih sederhana dalam proses
pembuatannya.Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam bidang konstruksi sangat
luas, meliputi perkapalan, jembatan, rangka baja, pipa saluran dan lain sebagainya.Di
samping itu proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi misalnya untuk mengisi
lubang-lubang pada coran, membuat lapisan keras pada perkakas, mempertebal bagian-
bagian yang sudah aus dan lain-lain.Pengelasan bukan tujuan utama dari konstruksi,
tetapi merupakan sarana untuk mencapai pembuatan yang lebih baik.Karena itu
rancangan las harus betul-betul memperhatikan kesesuaian antara sifat-sifat las yaitu
kekuatan dari sambungan dan memperhatikan sambungan yang akan dilas, sehingga hasil
dari pengelasan sesuai dengan yang diharapkan.Dalam memilih proses pengelasan harus
dititik beratkan pada proses yang paling sesuai untuk tiap-tiap sambungan las yang ada
pada konstruksi.Dalam hal ini dasarnya adalah efisiensi yang tinggi, biaya yang murah,
penghematan tenaga dan penghematan energi sejauh mungkin.Mutu dari hasil
pengelasan di samping tergantung dari pengerjaan lasnya sendiri dan juga sangat
tergantung dari persiapan sebelum pelaksanaan pengelasan, karena pengelasan adalah
proses penyambungan antara dua bagian logam atau lebih dengan menggunakan energi
panas.
2
B. Tujuan
C. Manfaat
3
BAB 2
ISI
Tidak boleh merokok pada saat bekerja di dalam ruang bengkel praktek.
Apabila saat ingin meninggalkan ruangan praktek, peralatan harus di rapikan dahulu dan
ruangan harus di bersihkan terlebih dahulu.
1.Pengertian pengelasan
Pengelasanadalah suatu proses penyambungan logam dimana logam menjadi satu akibat
panas dengan atau tanpa tekanan, atau dapat didefinisikan sebagai akibat dari metalurgi
yang ditimbulkan oleh gaya tarik menarik antara atom.Sebelum atom-atom tersebut
membentuk ikatan, permukaan yang akan menjadi satu perlu bebas dari gas yang
terserap atau oksida-oksida.Berdasarkan klasifikasinya pengelasan di bagi dalam 2 kelas
utama yaitu:
Las busur listrik atau pada umumnya disebut las listrik termasuk suatu proses
penyambungan logam dengan menggunakan tenaga listrik sebagai sumber panas.Jadi
sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh busur api arus listrik, antara elektroda las
dan benda kerja.Benda kerja merupakan bagian dari rangkaian aliran arus listrik las.
4
Elektroda mencair bersama-sama dengan benda kerja akibat dari busur api arus
listrik.Gerakan busur api diatur sedemikian rupa, sehingga benda kerja dan elektroda
yang mencair, setelah dingin dapat menjadi satu bagian yang sukar dipisahkan.
Busur listrik yang terjadi diantara ujung elek-troda karbon dan logam atau diantara dua
ujung elektroda karbon akan memanaskan dan mencairkan logam yang akan
dilas.Sebagai bahan tambah dapat dipakai elektroda de-ngan fluksi atau elektroda yang
berselaput fluksi.
a. Las Oksi-Asetilin
Pengelasan dengan oksi – asetilin adalah proses pengelasan secara manual dengan
pemanasan permukaan logam yang akan dilas atau disambung sampai mencair oleh
nyala gas asetilin melalui pembakaran C2H2 dengan gas O2 dengan atau tanpa logam
pengisi. Proses penyam bungan dapat dilakukan dengan tekanan (ditekan), sangat
tinggi sehingga dapat mencairkan logam. Untuk memperoleh nyala pembakaran
yang baik perlu pengaturan campuran gas yang dibakar. Jika jumlah gas O2 di
tambah maka akan dihasilkan suhu yang sangat tinggi, lebih tinggi dari pada suhu
lebur baja atau metal lainnya sehingga dalam waktu sekejap mampu mencairkan
logam tersebut yang cukup tebal. Pemakaian jenis las ini misalnya untuk keperluan
pengelasan produksi, kerja lapangan dan reparasi. Umumnya las asetilin sangat baik
untuk mengelas baja karbon, terutama yang berbentuk
lembaran-lembaran dan pipa berdinding tipis. Pada umumnya semua jenis logam fero
dan non fero dapat dilas dengan las jenis lain, baik dengan fluks maupun tanpa fluks.
5
Peralatan Las OAW :
Oksigen
Penggunaan oksigen yang diambil dari udara bebas kurang efisien, karena kandungan
oksigen lebih rendah dibanding komposisi gas lain. Untuk mengefisiensikan
penggunaannya, oksigen perlu disediakan dalam keadaan siap pakai dan mempunyai
kemurnian yang tinggi.
Tabung oksigen
Tabung oksigen adalah suatu silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang
berfungsi sebagai tempat untuk menyimpan gas oksigen dengan tekanan kerja tertentu.
Tabung oksigen biasanya berwarna biru atau hitam mempunyai katup atau pembuka
katup berupa roda tangan dan baut serta mur pengikatnya adalah ulir kanan. Pada bagian
atas ada dudukan untuk memasang regulator. Gas yang terdapat dalam tabung baja ini
mempunyai tekanan yang cukup
besar dan dalam satu tabung terdapat 40 liter atau 60 liter gas oksigen. Penyimpanan gas
oksigen dalam tabung-tabung baja dibagi ke dalam kelas-kelas yaitu kelas medium
dengan tekanan sampai 15 kg/cm dan kelas tekanan tinggi dengan tekanan kerja hingga
165 kg/cm.
Asetilin
Asetilin diperoleh lewat reaksi kimia dalam bentuk gas. Karena berbentuk gas, maka
asetilin memerlukan perlakuan khusus, terutama dalam penyimpanan dan
penggunaannya. Agar lebih fleksibel dalam penggunaanya gas asetilin disimpan dalam
tabung, yang dapat dipindah dan mudah penggunaanya.
Tabung Asetilin
Tabung asetilin adalah silinder atau botol yang terbuat dari bahan baja yang berfungsi
sebagai tempat untuk menyimpan gas asetilin dengan tekanan kerja tertentu. Didalam
tabung asetilin terdapat beberapa alat misalnya bahan berpori seperti kapas sutra tiruan
atau asbes yang berfungsi sebagai penyerap aseton, yaitu bahan agar asetilin dapat larut
dengan baik dan aman di bawah pengaruh tekanan. Sistem penyimpanan asetilin dalam
tabung asetilin relatif aman jika tidak terjadi kebocoran atau tidak terkena suhu yang
tinggi. Untuk mengantisipasi bahaya yang timbul, maka pada bagian bawah tabung diberi
sumbat pengaman atau sumbat lebur. Sumbat pengaman akan meleleh dan lubang yang
disumbat akan bocor bila sumbat pengaman bersuhu 100derajat Celcius. Jika botol
mempunyai suhu yang berlebihan maka sumbat akan meleleh dan gas asetilin akan
keluar silinder sebelum tabung meledak. Panas tabung asetilin juga dapat disebabkan
oleh proses pengeluaran atau
6
penggunaan gas asetilin berlebihan. Setiap pengeluaran gas asetilin botol bertambah
panas, maka pengeluaran gas tidak boleh lebih dari 750 liter tiap jam. Seperti tabung
oksigen tabung ini berisi 40 sampai 60 liter gas asetilin, tetapi bentuknya pendek dan
gemuk, biasanya berwarna merah, tekanan isinya sampai 15 kg / cm.
SMAW (Shield Metal Arch Welding) adalah las busur nyala api listrik terlindung dengan
mempergunagakan busur nyala listrik sebagai sumber panas pencair logam. Jenis ini
paling banyak dipakai dimana–mana untuk hampir semua keperluan pekerjaan
pengelasaan. Tegangan yang dipakai hanya 23 sampai dengan 45 Volt AC atau DC,
sedangkan untuk pencairan pengelasan dibutuhkan arus hingga 500 Ampere. Namun
secara umum yang dipakai berkisar 80 – 200 Ampere.
SAW (Submerged Arch Welding) adalah las busur terbenam atau pengelasan dengan
busur nyala api listrik. Untuk mecegah oksidasi cairan metal induk dan material
tambahan, dipergunakan butiran–butiran fluks / slag sehingga bususr nyala terpendam di
dalam ukuran–ukuran fluks tersebut
ESW (Electro Slag Welding) adalah pengelasan busur terhenti, pengelasan sejenis SAW
namun bedanya pada jenis ESW busurnya nyala mencairkan fluks, busur terhenti dan
proses pencairan fluk berjalan terus dam menjadi bahan pengantar arus listrik
(konduktif). Sehingga elektroda terhubungkan dengan benda yang dilas melalui
konduktor tersebut. Panas yang dihasilkan dari tahanan terhadap arus listrik melalui
cairan fluk / slag cukup tinggi untuk mencairkan bahan tambahan las dan bahan induk
yang dilas tempraturnya mencapai 3500° F atau setara dengan 1925°C
SW (Stud Welding) adalah las baut pondasi, gunanya untuk menyambung bagian satu
konstruksi baja dengan bagian yang terdapat di dalam beton (baut angker) atau “ Shear
Connector “
ERW (Electric Resistant Welding) adalah las tahanan listrik yaitu dengan tahanan yang
besar panas yang dihasilkan oleh aliran listrik menjadi semakin tinggi sehingga
mencairkan logam yang akan dilas. Contohnya adalah pada pembuatan pipa ERW,
pengelasan plat–plat dinding pesawat, atau pada pagar kawat.
EBW (Electron Beam Welding) adalah las dengan proses pemboman elektron, suatu
pengelasan uang pencairannya disebabkan oleh panas yang dihasilkan dari suatu berkas
loncatan elektron yang dimamapatkan dan diarahkan pada benda yang akan dilas.
Penelasan ini dilaksanakan di dalam ruang hampa, sehingga menghapus kemungkinan
terjadinya oksidasi atau kontaminasi.
7
c. Berdasarkan Panas Listrik dan Gas
GMAW (Gas Metal Arch Welding) terdiri dari ; MIG (Metal Active Gas) dan MAG (Metal
Inert Gas) adalah pengelasan dengan gas nyala yang dihasilkan berasal dari busur nyala
listrik, yang dipakai sebagai pencair metal yang di–las dan metal penambah. Sebagai
pelindung oksidasi dipakai gas pelindung yang berupa gas kekal (inert) atau CO2. MIG
digunakan untuk mengelas besi atau baja, sedangkan gas pelindungnya adalah
mengunakan Karbon dioxida CO2. TIG digunakan untuk mengelas logam non besi dan gas
pelindungnya menggunakan Helium (He) dan/atau Argon (Ar).
GTAW (Gas Tungsten Arch Welding) atau TIG (Tungsten Inert Gas) adalah pengelasn
dengan memakai busur nyala dengan tungsten/elektroda yang terbuat dari wolfram,
sedangkan bahan penambahnyyadigunakan bahan yang sama atau sejenis dengan
material induknya. Untuk mencegah oksidasi, dipakai gas kekal (inert) 99 % Argon (Ar)
murni.
FCAW (Flux Cored Arch Welding) pada hakikatnya hampir sama dengan proses
pengelasan GMAW. Gas pelindungnya juga sama-sama menggunakan Karbon dioxida
CO2. Biasanya, pada mesin las FCAW ditambah robot yang bertugas untuk menjalankan
pengelasan biasa disebut dengan super anemo
PAW (Plasma Arch Welding) adalah las listrik dengan plasma yang sejenis dengan GTAW
hanya pada proses ini gas pelindung menggunakan bahan campuran antara Argon (Ar),
Nitrogen (N) dan Hidrogen (H) yang lazim disebut dengan plasma. Plasma adalah gas yang
luminous dengan derajat pengantar arus dan kapasitas termis / panas yang tinggi dapat
menampung tempratur diatas 5000°C
OAW (Oxigen Acetylene Welding) adalah sejenis dengan las karbid / las otogen. Panas
yang didapat dari hasil pembakaran gas acetylene (C2H2) dengan zat asam atau Oksigen
(O2). Ada juga yang sejenis las ini dan memakai gas propane (C3H8) sebagai ganti
acetylene. Ada pula yang memakai bahan pemanas yang terdiri dari campuran gas
hidrogen (H) dan zat asam (O2) yang disebit OHW (Oxy Hidrogen Welding)
EXW (Explosion Welding) adalah las yang sumber panasnya didapatkan dengan
meledakkan amunisi yang dipasang pada suatu mold/cetakan pada bagian tersebut dan
mengisi cetakan yang tersedia. Cara ini sangat praktis untuk menyambung kawat baja /
wire rope, slenk. Cara pelaksanaannya adalah ujung-ujung tambang kawat dimasukkan ke
dalam mold yang telah terisi amunisi selanjutnya serbuk ledak tersebut dinyalakan
dengan pemantik api, maka terjadilah reaksi kimia eksotermis yang sangat cepat sehingga
menghasilkan suhu yang sangat tinggi sehingga terjadilah ledakan. Ledakan tersebut
mencairkan kedua ujung kawat baja yang terdapat didalam mold tadi, sehingga cairan
metal terpadu dan mengisi ruangan yang tersedia didalam mold.
8
D. Alat – alat bantu las:
1) Kabel Las
Kabel las biasanya dibuat dari tembaga yang dipilin dan dibungkus dangan karet isolasi
Yang disebut kabel las ada tiga macam yaitu :
i. kabel elektroda
ii. kabel massa
iii. kabel tenaga
Kabel elektroda adalah kabel yang menghubungkan pesawat las dengan elektroda. Kabel
massa menghubungkan pesawat las dengan benda kerja. Kabel tenaga adalah kabel yang
menghubungkan sumber tenaga atau jaringan listrik dengan pesawat las. Kabel ini
biasanya terdapat pada pe-sawat las AC atau AC – DC.
2) Pemegang Elektroda
Ujung yang tidak berselaput dari elektroda dijepit dengan pemegang elektroda.
Pemegang elektroda terdiri dari mulut penjepit dan pegangan yang dibungkus oleh bahan
penyekat. Pada waktu berhenti atau selesai mengelas, bagian pegangan yang tidak
berhubungan dengan kabel digantungkan pada gantungan dari bahan fiber atau kayu.
3) Palu Las
Palu Ias digunakan untuk melepaskan dan me-ngeluarkan terak las pada jalur Ias dengan
jalan memukul-kan atau menggoreskan pada daerah las.Berhati-hatilah membersihkan
terak Ias dengan palu Ias karena kemungkinan akan memercik ke mata atau ke bagian
badan lainnya.
4) Sikat Kawat
Dipergunakan untuk :
5) Klem Massa
Klem massa edalah suatu alat untuk menghu-bungkan kabel massa ke benda kerja.
Biasanya klem massa dibuat dari bahan dengan penghantar listrik yang baik seperti
9
Tembaga agar arus listrik dapat mengalir dengan baik, klem massa ini dilengkapi
dengan pegas yang kuat.Yang dapat menjepit benda kerja dengan baik.Walaupun
demikian permukaan benda kerja yang akan dijepit dengan klem massa harus
dibersihkan terlebih dahulu dari kotoran-kotoran seperti karat, cat, minyak.
Macam-macam pesawat las ini seperti transfor-mator las, pembangkit listrik motor diesel
atau motor ben-sin.Transformator las yang kebanyakan digunakan di industri-industri
mempunyai kapasitas 200 sampai 500 amper.Pesawat las ini sangat banyak dipakai
karena biaya operasinya yang rendah disamping harganya yang relatif murah.Voltase
keluar dari pesawat transformator ini antara 38 sampai 70 volt.
Busur nyala kecil, sehingga memperkecil kemungkinan timbulnya keropos pada rigi-rigi
las dan perlengkapan dan perawatan lebih murah.
Mesin ini mengubah arus listrik bolak-balik (AC) yang masuk, menjadi arus listrik searah
(DC) keluar.Pada mesin AC, kabel masa dan kabel elektroda dapat dipertukarkan tanpa
mempengaruhi perubahan panas yang timbul pada busur nyala.
Busur nyala stabil, dapat menggunakan elektroda bersalut dan tidak bersalut, dapat
mengelas pelat tipis dalam hubungan DCRP, dan dapat dipakai untuk mengelas pada
tempat-tempat yang lembab dan sempit.
10
3)Mesin las AC-DC
Pesawat las ini merupakan gabungan dari pesawat las arus bolak-balik dan arus
searah.Dengan, pesawat ini akan lebih banyak kemungkinan pemakaiannya karena arus
yang keluar dapat arus searah maupun arus bolak-balik.Pesawat las jenis ini misalnya
transformator-rectifier maupun pembangkit listrik motor diesel.
BAB 3
PENUTUP
11
Kesimpulan
Setelah penulis membaca dari semua referensi yang di dapatkan dan dari penyusunan
makalah ini maka penulis dapat menyimpulkan bahwa : Pada akhirnya penulis
mengetahui Pengertian las listrik, alat-alat yang digunakan pada proses pengelasan las
listrik, Posisi pengelasan laslstrik, tingkat kesususahan dalam pengelasan las listrik serta
keselamatan kerja yang semestinya dilaksanakan dalam proses pengelasan las listrik.
Penulis akhirnya dapat mengetahui pengertian las gas, perlengkapan yang digunakan
pada praktik las gas, jenis-jenis nyala api, serta posisi pengelasan pada proses las gas.
Saran
12
DAFTAR PUSTAKA
Messler R.W, Jr., “Principles of Welding” John Wiley & Sons, Inc. USA, 1999.
http://laslistrik.blogspot.com/2009/06/.html http://materi-
kuliah.blogspot.com/2009/06/.
html http://.arcwelding&gasweldingblogspot.com/2009/06/.html
13