Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

REKAYASA BAHAN GALIAN INDUSTRI

(Pengolahan Bahan Galian Mineral Dolomit)

KELOMPOK 9

1. ASWAN
2. MUH. YUSUF S.

JURUSAN TEKNIK PERTAMANGAN


FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KEBUMIAN
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan
rahmat-NYA, karena hanya dengan rahmat-NYA lah kami dapat menyusun
makalah Rekayasa bahan galian industri tentang pengolahan bahan galian mineral
dolomit ini.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada yang telah memberikan kritikan
dan saran yang membangun terhadap materi dalam menyajikan makalah ini.Kami
menyadari dengan adanya masukan, makalah ini dapat lebih lengkap dan lebih
layak sebagai bahan referensi.

Kami menyadari pada makalah ini masih terdapat kekurangan.Oleh karena itu,
kami senantiasa mengharapkan masukan dari pembaca demi penyempurnaan
makalah ini.Akhirnya, semoga makalah ini bisa bermanfaat dalam mencerdaskan
generasi muda bangsa.

Terima kasih.

Kendari, Maret 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dengan semakin bertambahnya penduduk maka kebutuhan manusia akan
bahan-bahan terutama bahan yang berasal dari tambang akan semakin
meningkat pula, baik dalam hal jenis dan jumlah bahan tambang. Manusia
semakin berusaha untuk mencari solusi bagaimana cara untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya,hal tersebut juga disebabkan karena perkembangan
teknologi yang sangat cepat dan pesat, sehingga memunculkan kreasi manusia
untuk mengolah bahan tambang menjadi bahan galian industri. Pengolahan
bahan galian industri tersebut bertujuan untuk meningkatkan mutu dan
berbagai nilai seperti konsentrat, kadar sesuatu unsur kimia, mutu fisik, mutu
bentuk dan penampilan dari bahan tambang. Golongan bahan galian industri
meliputi bahan galian tambang untuk industri pupuk (potasium, pospat,
nitroge, belerang), industri kimia (garam NaCl, abu soda, boraks), industri
bahan bangunan (tanah liat, batugamping, gipsum) dan industri-industri
lainnya (feldspar, granit, andesit, marmer).
Dolomit merupakan salah satu contoh bahan galian industri yang termasuk
rumpun mineral karbonat yang digunakan sebagai bahan baku penting dalam
industri gelas dan kaca lembaran, industri keramik dan porselin, industri
refraktori, pupuk, dan pertanian. Dalam industri hilir pemakai, dolomit dapat
digunakan, baik secara langsung dalam bentuk dikalsinasi terlebih dahulu,
maupun dalam bentuk kimia dolomite.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun Rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini
adalah sebagai berikut:
1. keterdapatan Mineral dolomite.
2. Sifat fisik atau kimia yang digunakan
3. Sumber daya dan cadangan.
4. Metode penambangan dan Teknologi pengolahan
5. Kegunaan
6. Prospek ekonomi
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang dapat diketahui dari rumusan masalah diatas adalah
sebagai berikut:
1. Mengetahui dimana keterdapatan mineral dolomite
2. Mengetahui apakah sifat fisik atau kimia yang dimanfaatkan pada mineral
dolomite.
3. Mengetahui sumber daya dan cadangan mineral dolomite di Indonesia.
4. Mengetahui Metode penambangan yang digunakan.
5. Mengetahui teknologi apa yang digunakan dalam pengolahan mineral
dolomite.
6. Mengetahui kegunaan mineral dolomite.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Keterdapatan Mineral Dolomit di Indonesia

Tushadi (1990) menyatakan bahwa penyebaran dolomit yang cukup


besar tedapat di Sumatera Utara, Sumatera Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur
dan Madura, dan Papua. Selain itu sebenarnya dolomite juga tersebar di daerah
lain, namun jumlahnya relatif jauh lebih kecil dan hanya berupa lensa-lensa
pada endapan batu gamping.

a.Provinsi Jawa Barat


Dijumpai di daerah Cibinong, Bogor yaitu dipasir
Gedongan.Dolomit di daerah ini umumnya berwarna putih abu-abu dan
putih, serta termasuk batu gamping dolomit yang bersifat keras, kompak
dan kristalin.
b.Provinsi Jawa Tengah
Dijumpai di daerah Pamotan, tepatnya sekitar 1 km di sebelah
timur laut Pamotan.Galian tambang daerah ini berupa batuan dolomit atau
batu gamping dolomit.
c.Provinsi Jawa Timur
Dijumpai dibeberapa daerah yaitu:
- Di daerah G. Ngaten, dan G. Ngembang, Tuban yang terdapat pada
bagian atau formasi batu gamping yang berumur pliosen. Cadangan
dolomit dengan kandungan MgO 18,50% sebesar 9 juta m3, sedangkan
dengan kandungan MgO 14,5% sebesar 3 juta m3.
- Di daerah Sekapuk, endapan dolomit terdapat disebelah uatara kampng
Sekapuk yang terletak antara Sedayu-Tuban. Endapan batu gamping dan
dolomit di daerah ini membentuk bukit Sekapuk, Kaklak, dan Malang.
Batuan dolomite di daerah ini terdapat formasi gamping berumur pliosen
dengan ketebalan 50 m dan mempunyai sifat lunak serta berwarna putih.
Jumlah cadangan sekitar 50 juta m3.
- Di daerah Pacitan, Sentul, dan Pancen umumnya batu gamping yang
mengandung dolomit 4,5 – 90,4% berumur pliosen. Di daerah G.
Kaklak, Tuban galian dolomit terdapat dalam formasi batu gamping
pliosen, dengan ketebalan sekitar 35 m dan besar cadangan diperkirakan
sekitar 70 juta m3.
- Di G. Lengis, Gresik pada umumnya batuan dolomit yang terdapat di
daerah ini bersifat keras dan pejal, kompak serta kristalin. Di daerah
Socah, Bangkalan Madura, yaitu sekitar 1 km sebelah timur Socah.,
batuan dolomit termasuk formasi Kalibening (fasis batu gamping) yang
berumur pliosen. Mineral dolomit disini berwarna putih agak lunak dan
sarang, dengan cadangan ditaksir sekitar 430 juta meter ton.
d. Provinsi Sumatera Barat
Dijumpai didaerah G. Kajal, analisa batu gamping yang diambil
dari bongkahan lepas yang berasal dari dapur bakar batu gamping dekat
Kajal ( antara Bukit Tinggi – Payakumbuh), diperkirakan berumur
permokabron.
e.Provinsi Papua
Terdapat di daerah Abe Pantai , sekitar G. Sehajiro, G. Mer, dan
Tanah hitam dengan kandungan MgO sekitar 10,7% - 21,8%, merupakan
lensa-lensa dan kantong-kantong dalam batu gamping.
f.Provinsi Nangroe Aceh Darussalam
Terdapat di Aceh Tenggara, desa Kungki berupa marmer dolomit.
Cadangan masih berupa sumberdaya dengan kandungan MgO = 19%.
g.Provinsi Sumatera Utara
Terdapat di Tapanuli Selatan, desa Pangoloan, berupa lensa dalam
batugamping. Cadangan berupa sumberdaya dengan kandungan MgO =
11 - 18%.
h.Propinsi Sulawesi Selatan
Dijumpai di daerah Tonasa, beberapa contoh batu gamping yang
berasal dari Tonasa telah dianalisa, hasilnya menunjukkan bahwa contoh
tersebut adalah dolomit yang berumur Eosen dan merupakan lensa-lensa
dalam batu gamping.
2.2 Sifat Fisika/Kimia Mineral Dolomit
2.2.1 Sifat Fisika Mineral Dolomit
Dolomit merupakan variasi batu gamping yang mengandung >50%
karbonat. Berdasarkan kandungan MgO, Dolomit tahan terhadap api. Dolomit
tahan terhadap cuaca.Dolomit dikalsinasi pada 1000oC untuk mengeluarkan
CO2dan memyisakan campuran CaO dan MgO. Dolomit dikalsinasi pada
1700-1800oC (sintering), dimana magnesium dikonversi ke periklas (bentuk
kristalisasi magnesium) dan produk lembam padat yaitu kapur bebas (Dolomit
bakar/mati(matter)).
Dolomit memiliki struktur tiga arah belahan yang sempurna. Namun
kemungkinan besar hal ini tidak akan terlihat jika dolomit berbentuk
butiranbutiran yang halus. Tekstur itu hanya bisa terlihat ketika terjadi
pengkristalan,barulah belahan tersebut dapat dengan mudah diamati yaitu
dengan menggunakan lensa. Dolomit memiliki kekerasan Mohs antara 3,5
hingga 4. Mineral ini dapat menghasilkan reaksi yang sangat lemah terhadap
dingin maupun asam klorida encer.Namun, jika asam tersebut dalam kondisi
hangat, mineral dolomit dapat bereaksi sangat kuat terhadap reaksi asam. Hal
ini menyebabkan kemudahan pengamatan terhadap proses tersebut.
Berikut ini ciri-ciri fisik dolomit :

1. Memiliki klasifikasi chemical karbonat


2. Memiliki beberapa warna diantaranya tidak berwarna, putih, merah muda,
hijau, abu-abu, coklat, dan hitam
3. Memiliki garis-garis warna putih
4. Bertekstur seperti mutiara dan tembus pandang, serta memiliki belahan
tiga arah yang sempurna.
5. Memiliki kekerasan antara 3.5 hingga 4
6. Memiliki berat jenias antara 2.8 hingga 2.9
7. Memiliki sistem kristal Trigonal dan bentuk kelas Rombohedron
(Saddleshaped)
8. Memiliki komposisi kimia CaMg (CO3)
9. Apabila bereaksi dengan HCl akan berbuih lemah
10. Asosiasi Mineral dengan Kalsit, Magnesit, Fluorit (CaF), Barit, Kuarsa,
Mineral bijih Sulfida, dan adakalanya dengan emas
11. Memiliki Rumpun Mineral Manganodolomit (CaMg(CaCO3)2) dan
Ferrodolomit (MgFe(CaCO3)2)
12. Memiliki kuat tekan 100-1000 kg/m2 dan kuat tarik 20-100 kg/m2
13. Biasanya digunakan untuk agregat konstruksi,manufaktur semen, batu
dimensi, dikalsinasi untuk menghasilkan kapur, kadang-kadang reservoir
minyak dan gas, sumber magnesium untuk industri kimia, perawatan tanah
pertanian, serta fluks metalurgi.

Meskipun berbeda, namun dolomit sangat mirip dengan mineral kalsit.


Perbedaan dua senyawa ini antara lain adalah :

• Kalsit terdiri dari kalsium karbonat (CaCO3) sedangkan dolomit adalah


kalsium magnesium karbonat (CaMg (CO3)2). Kedua mineral tersebut
merupakan pasangan yang paling umum dalam identifikasi di
laboratorium.
• Kalsit memiliki kekerasan tingkat kekerasan 3, sedangkan dolomit sedikit
lebih keras daripada kalsit, yaitu 3.5 sampai 4.
Kalsit sangat reaktif dengan asam klorida dingin, sedangkan dolomit memiliki
reaksi yang lemah terhadap asam klorida dingin

2.2.2 Sifat Kimia Mineral Dolomit


• Rumus kimianya CaCO3, MgCO3 atau MgCa(CO3)2. Secara teori dolomit
murni mengandung 45,7 % MgCO3 dan 54,3 % CaCO dimana 30,4 %
CaO, 21,8 % MgO dan 47,8 % CO2.
• Berat molekut 184,4 gram.

• Mudah menyerap air


• Suhu pembentukan refraktory = 905 - 1200◦C.
• Suhu leleh = 1415 - 2800◦C.
• MgO lebih besar dari 19% SiO2, Al2O3 + Fe2O3 kurang dari 2%.
• Dolomit harus dipanaskan dulu sebelum dipakai sebagai bata tahan api.
• Pada temperatur 737◦C akan terjadi reaksi searah dan akan terbentuk
MgCO3n, CaCO, dan MgO.
• Sebelum membuat refractory dolomite harus distabilkan, 3 CaOSiO2
(mempunyai daya tahan terhadap air).
• SiO2 yang ditambahkan harus banyak untuk mengikat CaO bebas ,
umumnya dalam bentuk silikat 3MgO 2SiO2 2H2O (serpentin).
• Pembuatan refractory : diawali dengan penstabilan dolomit, dilakukan
peemukan dicampur dengan air (12%), dextrin (5%) dicetak,
dianginanginkan kemudian dipanaskan 1350◦-1450◦C (Anonim, 2009).

2.3 Sumber Daya dan Cadangan Mineral Dolomite di Indonesia

Sumber Daya Mineral (Mineral Resources) adalah endapan mineral


yang diharapkan dapat dimanfaatkan secara nyata. Sumber daya mineral
dengan keyakinan geologi tertentu dapat berubah menjadi cadangan
setelah dilakukan pengkajian kelayakan tambang dan memenuhi kriteria
layak tambang
Cadangan (Reserve) adalah endapan mineral yang telah diketahui
ukuran, bentuk, sebaran, kuantitas dan kualitasnya dan yang secara
ekonomis, teknis, hukum, lingkungan dan sosial dapat ditambang pada
saat perhitungan dilakukan.

2.4 Metode Penambangan Dan Teknologi Yang Digunakan.


2.4.1 Eksporasi
Untuk mengetahui keberadaan potensi sumberdaya mineral, salah satu
metode yang banyak digunakan dan paling baik serta efektif ádalah dengan
melakukan eksplorasi.Eksplorasi disamping bertujuan untuk menentukan
jumlah cadangan, dapat juga digunakan untuk menginterpretasikan bentuk
tubuh endapan, luas penyebaran, dan strukrur yang dominan di daerah
tersebut.Eksplorasi bahan galian industri pada umumnya lebih sederhana
dibandingkan dengan mineral logam, karena sebaran fisik bahan galian
industri biasanya lebih muda ditemukan.Eksplorasi biasanya dilakukan apabila
hasil penyelidikan pendahuluan memenuhi syarat untuk perencanaan
penambangan. Eksplorasi batuan dolomit dilakukan secara bertahap, dimana
kegiatan ini dapat dilakukan dengan menggunakan cara pemboran dan atau
sumur uji. Perhitungan cadangan dilakukan berdasarkan korelasi data
pemboran dengan data geologi permukaan.

2.4.2 Penambangan
Karena pada umumnya Dolomit terdapat bersama-sama dengan
batugamping. Penambangan umumnya dilakukan dengan cara tambang
terbuka dengan metoda quarry karena umumnya di Indonesia endapannya
berupa perbukitan dan dataran dilingkungan pegunungan
kapur.Pengupasan lapisan Tanah penutup (overburden) yang terdiri dari
tanah liat, pasir dan koral. Pengupasan dilakukan dengan menggunakan
bulldozer atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara
konvensional dan mekanis.Penambangan batuan secara berjenjang dengan
pengeboran dan peledakan atau dengan menggunakan peralatan sederhana.
Pada umumnya dolomite terdapat dibawah deposit batu gamping
yang biasaditemukan dalam bentuk bukit. ditinjaudari segi teknik
penambangan, bahan galian ini cukupsulit untuk digali, karena letak
endapannya yang berada di bawah batugamping, sehingga perlu membuat
lubang-Iubang mendatar/ terowongan dari arah tepi bukit. Cara
demikianmemang cukup mudah, namun mengandung resiko yang cukup
tinggi, karena atap guasewaktu-waktu bisa runtuh. Penambangan akan
lebih baik dan aman apabila batugampingyang berada di atasnya
ditambang terlebih dahulu, walaupun untuk menambang
batugampingtersebut cukup sulit, karena sifatnya yang sangat keras. Untuk
deposit dolomit yang letaknyatidak begitu dalam (kurang dari 2 m), maka
penambangannya bisa dilakukan dengan sistem tambang terbuka
Untuk penambangan skala besar pembongkaran dilakukan dengan
system peledakan beruntun dengan dibantu peralatan berat antara lain
eescavator dan ripper (penggaru), sedanguntuk penambangan skala kecil
dilakukan dengan alat sederhana antara lain cangkul, ganco,dan sekop.
Apabila batu gamping yang terletak di atasnya tidak keras, pemberaian
dibantudengan membuat sederetan lubang tembak yang diisi dengan
lempung.Sesudah lempungdiisikan pada masing-masing lubang lalu
dituangkan air kedalamnya.Akibatnya lempungmengembang dan dengan
bantuan linggis, batu gamping tersebut mudah dibongkar.
Gambar . Penambangan Dolomit Dengan Alat Power Scrapper

2.4.3 Pengolahan

Pengolahan bahan galian (mineral beneficiation/mineral processing/mineral


dressing)adalah suatu proses pengolahan dengan memanfaatkan perbedaan-
perbedaan sifat fisik bahangalian untuk memperoleh produkbahan galian yang
bersangkutan.
Dari segi ekonomis pengolahan ini bertujuan untuk :
1) Memudahkan dalam pengolahan lebih lanjut.
Umumnya, setelah ditambang, bahan galian tidak dapat langsung
digunakan. Namunkembali digunakan sebagai bahan baku dari industri lain
dengan diadakannya pengolahan awal. Maka hal ini akan memudahkan
konsumen untuk langsungmenggunakan bahan galian tersebut tanpa harus
mengeluarkan cost untuk pengolahanawal, sehingga konsumen akan dapat
membeli bahan galian dengan harga yang lebihtinggi jika dibandingkan
dengan sebelum pengolahan awal.
2) Memaksimalkan jumlah daya angkut
Dengan dipisahkannya antara tailing dengan konsentrat, maka pada saat
proses pemindahan bahan galian, kita tidak perlu memindahkan zat
pengotornya, sehingga jumlah bahan galian yang dapat kita pindahkan
menjadi maksimal dan hal ini akanmempengaruhi pada cost transportasi
pemindahan bahan galian (Hauling) yangsemakin rendah.
3) Mengurangi ongkos peleburan
Dari segi teknis, pengolahan awal ini juga memliki beberapa keuntungan,
diantaranya :
1. Memudahkan dalam pengolahan lanjutan.Dengan sudah terpisahnya
konsentrat dan tailing, maka pengolahan lanjutan untuk konsentrat ini akan
menjadi lebih mudah.
2. Kemungkinan mendapatkan mineral ikutan.Pada saat pengolahan, proses
utama yang dilakukan adalah memisahkan bahan galianutama dengan
material lain. Namun dalam beberapa kasus, material tersebut jugadapat
berupa bahan galian ekonomis,seperti adanya unsur emas pada
penambangantembaga yang dilakukan PT Free Port Indonesia.
3. Mengurangi kehilangan (losses) logam berharga pada saat peleburan
4. Proses pemisahan (pengolahan) secara fisik jauh lebih sederhana dan
menguntungkandaripada proses pemisahan secara kimia
Pengolahan Dolomit dilakukan dengan cara yang sederhana pula. Bongkah-
bongkah Dolomit dari penambangan diangkut ke unit pengolahan. Kemudian
bongkah-bongkah Dolomit tersebut direduksi ukurannya dengan menggunakan
alat pemecah batu, hasil proses ini selanjutnya digiling untuk mendapatkan
Dolomit yang berukuran halus (tepung) dengan ukuran tertentu yang disesuaikan
dengan permintaan.
Tahap-tahap utama dalam proses PBG dolomite terdiri dari:
a) kominusi atau reduksi ukuran (comminution)
Kominusi atau pengecilan ukuran merupakan tahap awal dalam proses
pengolahan bahangalianyang bertujuan untuk :
 Membebaskan / meliberasi (to liberate) mineral berharga dari material
pengotornya.
 Menghasilkan ukuran dan bentuk partikel yang sesuai dengan kebutuhan
pada proses berikutnya.
 Memperluas permukaan partikel agar dapat mempercepat kontak dengan
zatlain, misalnya reagen flotasi.
Kominusi ada 2 (dua) macam, yaitu :
 Peremukan / pemecahan (crushing)
 Penggerusan / penghalusan (grinding)
Disamping itu kominusi, baik peremukan maupun penggerusan, bisa terdiri dari
beberapatahap, yaitu :
 Tahap pertama / primer (primary stage)
 Tahap kedua / sekunder (secondary stage)
 Tahap ketiga / tersier (tertiary stage)
 Kadang-kadang ada tahap keempat / kwarter (quaternary
stage)1.Peremukan / Pemecahan (Crushing)Peremukan adalah proses
reduksi ukuran dari bahan galianyang langsung daritambang (ROM = run
of mine) dan berukuran besar-besar (diameter sekitar 100 cm)menjadi
ukuran 20-25 cm bahkan bisa sampai ukuran 2,5 cm.Peralatan yang dipakai
antara lain adalah :Jaw crusher,Gyratory crusher,Conecrusher, Roll
crusher, Impact crusher, Rotary breaker, dan Hammer mill

b. Penggerusan adalah proses lanjutan pengecilan ukuran dari yang sudah


berukuran 2,5cm menjadi ukuran yang lebih halus. Pada proses
penggerusan dibutuhkan media penggerusan yang antara lain terdiri dari :
 Bola-bola baja atau keramik (steel or ceramic balls).
 Batang-batang baja (steel rods).
 Campuran bola-bola baja dan bahan galian atau bijihnya sendiri
yang disebutsemi autagenous mill(SAG).
 Tanpa media penggerus, hanya bahan galian atau bijihnya yang
salingmenggerus dan disebutautogenous mill
Peralatan penggerusan yang dipergunakan adalah :
 Ball mill, dengan media penggerus berupa bola-bola baja atau
keramik.
o Rod mill, dengan media penggerus berupa batang-batang baja.
o Semi autogenous mill(SAG), bila media penggerusnya sebagian
adalah bahangalian atau bijihnya sendiri.
o Autogenous mill, bila media penggerusnya adalah bahan galian atau
bijihnyasendiri

c. Pemisahan Berdasarkan Ukuran (Sizing)


Setelah bahan galian atau bijih diremuk dan digerus, maka akan diperoleh
bermacam-macam ukuran partikel. Oleh sebab itu harus dilakukan pemisahan
berdasarkan ukuran partikel agar sesuai dengan ukuran yang dibutuhkan pada
proses pengolahan yang berikutnya.
Pengayakan atau penyaringan adalah proses pemisahan secara mekanik
berdasarkan perbedaan ukuran partikel. Pengayakan (screening) dipakai dalam
skala industri,sedangkan penyaringan (sieving) dipakai untuk skala
laboratorium.Produk dari proses pengayakan/penyaringan ada 2 (dua), yaitu :
o Ukuran lebih besar daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(oversize).
o Ukuran yang lebih kecil daripada ukuran lubang-lubang ayakan
(undersize).Saringan (sieve) yang sering dipakai di laboratorium
adalah :
o Hand sieve
o Vibrating sieve series/Tylervibrating sive
o Sieve shaker /rotap
o Wet and dry sieving
Sedangkan ayakan (screen) yang berskala industriantara lain :
Stationary grizzly, Roll grizzly, Sieve bend, Revolving screen,Vibrating screen
(single deck, double deck, tripledeck, etc.), Shaking screen, Rotary shifter

Gambar . Unit Pengolahan Dolomit

2.5 Kegunaann Mineral Dolomit

Dolomit banyak digunakan untuk keperluan bahan bangunan, pertanian.


Dalam dunia industri, Dolomit banyak digunakan pada metalurgi, industri
refraktory, tungku pemanas atau tungku pencair, pupuk yaitu unsur Mg
digunakan untuk meningkatkan pH tanah, sebagai pengisi dalam industri cat,
industri kaca, plastik, kertas, bahan pembuat semen portland, sorel, sea water
magnesia, industri peleburan dan pemurnian, industri alkali, pembersih air,
dempul rekahan kayu (ply wood), industri ban, industri obat-obatan, komestik,
campuran makanan ternak, industri keramik dan porselin, sebagai filter limbah
dan bahan penggosok (abrassive). Dari sekian banyak pemanfaatannya,
pemanfaatan Dolomit dapat dikelompokkan menjadi 3 yakni:
1) Pemanfaatan Dolomit secara langsung
a. Pertanian: digunakan untuk menaikkan pH atau pengapuran tanah masam
dan sebagai sumber magnesium. Pada tanah-tanah masam unsur yang
banyak terkandung adalah unsur Mg dan Fe serta kekurangan unsur Mg,
yang mengakibatkan tanaman tidak dapat mengasimilasi CO2. Pupuk bagi
tanah dan tanaman yang berfungsi menyuplai unsur Kalsium (CaO) dan
Magnesium (MgO) untuk kebutuhan tanaman.

- Kiserit Sintesis :
Pupuk kiserit adalah pupuk yang terbuat dari unsur magnesium dalam
bentuk Chlorida ataupun sulfat.Pupuk Kiserit dimanfaatkan untuk
pemenuhan kebutuhan pupuk yang kaya Mg untuk pertanian
perkebunan seperti perkebunan tebu dan kelapa sawit.
b. Semen Klinker Mortar: Penambahan Dolomit sampai 40% terhadap semen
mempercepat hidrasi semen (Soroka and Setter,1997). Butiran halus
Dolomit berkisar 1.150 hingga 10.300 cm2/g. untuk membuat semen
Portland, material halus Dolomit ini ditambahkan dengan ratio 1:2,75 ke
mortar, yang secara alamiah membentuk pasir silisius dan yaitu dolomit
yang perbandingan darganya saat ini 1:6.
c. Penyemenan atau Dempul Rekahan: Selain Batugamping, Dolomit atau
campuran keduanya dapat juga dimanfaatkan untuk dibuat sebagai
penyemen rekahan-rekahan kayu
d. Industri refraktory: di Pusat Penelitian Teknologi Batubara (TEKMIRA)
pembuatan bahan refraktory berbasis MgO dan tahan pada temperatur
yang sangat tinggi, bersifat isolator dan memiliki muai rendah.
e. Industri kertas (Pembuatan Kalsium Karbonat Presipitat): Penelitian dan
Pengembangan Kalsium Karbonat Presipitat (PCC) yang dilakukan oleh
TEKMIRA adalah pembuatan kalsium karbonat presaipitat skala pilot
plant. Hasil yang diperoleh berupa produk kalsium karbobnat presipitat
dengan bulk density pada range 5 - 4 g I ml dengan ukuran butiran sekitar
150 mesh.
f. Dolomit klinker
2) Pemanfaatan Dolomit yang telah dikalsinasi
a. Semen Magnesium Oksiklorida: Disebut juga semen sorel
[(MgO)2(MgCl2)(H2O)12] yang dibuat dengan kondisi pengerasan yang
cepat (3-4 jam)tetapi tidak tahan terhadap air, dan untuk menghindarinya
dapat dilindungi dengan pemolesan dengan menggunakan terpentin. Sorel
semen dapat digunakan untuk lantai gerbong kereta api, dapur dan kamar
mandi dan juga dapat digunakan dalam industri polister (SMC) yang
digunakan dalam industri komponen kendaraan mobil.
b. Semen Magnesium Oksisulfat: semen yang cepat kering (10 menit) yang
berguna untuk memperbaiki retakan pada jalan raya beton.
c. Busa anorganik magnesium
d. Bata Dolomte/ Bata Dolomit
3) Pemanfaatan kimia Dolomit
a. Magnesium Oksida (MgO)
- Industri kaca dan kaca lembaran
- Industri refraktori
- Industri peleburan dan pemurnian logam
- Industri bahan penggosok
b. Hidroksida magnesium
c. Magnesium Karbonat
Dalam bidang farmasi: Dolomit murni (MgCO3) yang telah diolah akan
ditambahkan sebagai zat inert dengan konsentrasi mencapai 45% ke dalam
obat sebagai pengencer yang disebut dengan Eksipien.

2.6 Prospek Ekonomi Mineral Dolomit


Dolomit adalah mineralyang berasal dari alam yang mengandung unsur
hara magnesium dan kalsium berbentuk tepung.Dolomit umumnya terdapat
bersama-sama dengan Batugamping.Pembentukan Dolomit sekunder dapat
terjadi karena beberapa faktor diantaranya adalah tekanan air (air laut, air
bawah tanah, dan larutan hirotermal) yang banyak mengandung unsur
magnesium dan prosesnya berlangsung dalam waktu lama. Dengan semakin
tua umur batu gamping, semakin besar kemungkinannya untuk berubah
menjadi dolomit.Dolomit primer umumnya berbentuk urat, yang terbentuk
bersama-sama dalam cebakan bijih.
Dari segi penambangannya penambangan umumnya dilakukan dengan
cara tambang terbuka dengan metoda quarry, karena pada umumnya dolomit
terdapat bersama-sama dengan batugamping. Umunya di Indonesia
endapannya berupa perbukitan dan dataran dilingkungan pegunungan
kapur.Pengupasan lapisan tanah penutup (overburden) yang terdiri dari tanah
liat, pasir dan koral.Pengupasan dilakukan dengan menggunakan bulldozer
atau power scraper. Penambangan dilakukan dengan cara konvensional dan
mekanis.
Pengolahan Dolomit merupakan pengolahan bahan galian yang dilakukan
dengan cara yang sederhana. Setelah dolomit diangkut kemudian direduksi
ukurannya dengan alat/mesin penghancur batuan.Kemudian dolomit digiling
menjadi serbuk dengan ukuran sesuai dengan kebutuhan.

Tabel 2. Perkembangan Pertambangan Dolomit

Dalam perkembangannya dolomit banyak dimanfaatkan oleh industri hilir,


baik secara langsung dolomit itu sendiri, setelah dikalsinasikan, dan semi
kalsinasi atau kandungan oksidasinya. Produksi dolomit dari tahun
1997hingga tahun 2003 menunjukan kenaikan dari 180.000 ton hingga
1.168.837,83 ton, sedangkan konsumsi akan dolomit oleh beberapa industry
pupuk, keeramik, kaca, dan gelas.
Sampai saat ini ekspor komoditi dolomit terjadi kenaikan dan penurunan
dari tahun 1997-2003 sedangkan impornya mengalami kenaikan pada tahun
1997 sebesar 1.170,67 naik menajadi 4.307,64 pada tahun 2003.
Pemanfaatan dolomit dibagi menjadi 3, pertama pemanfaatan dolomit
secara langsung.Dalam pemanfaatan secara langsung contohnya dalam
pertanian dolomit dapat digunakan untuk menetralisir tanah yang sudah
masamdan untuk menahan keasaman yang ditimbulkan oleh penggunaan
pupukseperti urea. Dolomit menetralisasi keasaman tanah melalui ion,
kationkalsium dan magnesium menghilangkan ion hidrogen di dalam
tanah.Berdasarkan hasil penelitian proses ini akan meningkatkan sekitar 15 -
40%produksi tanaman.Kedua adalah Pemanfaatan Dolomit yang telah
dikalsinasi, misalnya pembuatan semen, bata dolomit.Ketiga adalah
Pemanfaatan kimia Dolomit contohnya dalam industry refractory dan farmasi.
Dari segi penyebaran mineralnya dan industri/pihak yang mengolah dan
pemanfatannya di Indonesia, dolomit adalah salah satu dari bahan galian C
yang menjanjikan dari segi ekonomi.Karena dolomit tidak hanya dapat
dimanfaatkan dalam 1 (satu) bidang melainkan banyak bidang.Produk dari
penambangan dolomit didistribusikan keberbagai industry yang berbeda sesuai
dari ukuran butir/bongkah dan kadarnya.
BAB 3

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Dolomit adalah mineral yang berasal dari alam yang mengandung unsur hara
magnesium dan kalsium berbentuk tepung. Dolomit umumnya terdapat
bersama-sama dengan Batugamping.
2. Dolomit terbentuk karena adanya proses pelindian (leaching) atau peresapan
unsur magnesium dari air laut ke dalam batu gamping, atau yang lebih
dikenal dengan proses dolomitisasi yaitu proses perubahan mineral kalsit
menjadi dolomit.
3. Penambangan dolomit umumnya dilakukan dengan cara tambang terbuka
dengan metoda quarry. Untuk pemanfaatan Dolomit dapat dikelompokkan
menjadi 3 yakni pemanfaatan dolomit secara langsung, pemanfaatan dolomit
yang telah dikalsinasi, dan pemanfaatan kimia dolomit.
4. Mineral dolomit MgCa(CO3)2 dapat digunakan sebagai bahan baku industri
hilir, seperti : industri gelas dan kaca lembaran, industri keramik. mineral
Sedangkan dolomit yang memiliki komposisi MgO tinggi (> 20%)dapat
digunakan sebagai bahan baku industri pupuk kiserit.

3.2 Saran

• Dari tabel ekspor dan impor pada tahun 2003 tidak ada ekspor dan banyak
impor, hal ini menunjukan perlu ditingkatkannya eksplorasi dan produksi
dolomit.
• Negara Indonesia adalah negara agraria, sebaiknya pengolahan dolomit dalam
industri pertanian ditingkatkan (pembuatan pupuk).
DAFTAR PUSTAKA

Adiningsih, J.S.,Sudarsono, Hardjono dan Joesoef, S., 1993. Evaluasi Pupuk


Magnesium Sulfat Untuk Tanaman Perkebunan. APPI, Bogor.
Adjat Sudradjat., 1991. The Strategy of Mineral Exploration in Indonesia Toward
The Year 2000. IMA, Bandung.
Agung Budi, Hardjatmo, Sardjono, Soedjoko T.S., 2000. Pemanfaatan Pilot Plant
Dolomit Untuk Pembuatan Pupuk Kiserit Gresik JawaTimur. Laporan
Penelitian Pusat Penelitian dan Pengembangan Teknologi Mineral dan
Batubara, Bandung.
Atangsaputra, K., 2000. Penelitian Pembuatan Pupuk Kiserit dari Serpentinit
Jampang Kulon, Sukabumi Selatan. Laporan Penelitian Pusat
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Minera dan Batubara,
Bandung.

Dhadar J.R.., Bahan Galian Di Iindonesia, Direktorat Sumberdaya Mineral Bandung,

1990.

Anda mungkin juga menyukai