Bab I: Latar Belakang Masalah
Bab I: Latar Belakang Masalah
PENDAHULUAN
Pada bab ini akan dijelakan mengenai latar belakang masalah, rumusan
sistematika penelitian.
perlindungan dan pendidikan dari orang tuanya atau orang dewasa lainnya
yang ada di sekeliling mereka. Namun sampai saat ini masih banyak anak-
anak yang ditelantarkan atau bahkan dieksploitasi oleh orang tuanya sendiri
untuk turun kejalanan dengan alasan membantu orang tua mengais rekjeki
Tidak jarang anak-anak dari keluarga mampu pun juga sering dipaksa
mempertahankan hidup. Fisik dan jiwa mereka yang masih rentan, secara
terpaksa harus berhadapan dengan dunia yang keras dan kejam, yaitu dunia
1
jalanan. Padahal anak-anak itu seharusnya diberi ruang yang luas untuk
Masalah anak jalanan sendiri dewasa ini sering dikaitkan dengan masalah
atau krisis ekonomi secara makri yang terjadi di Indonesia sejak pertengahan
tua untuk memenuhi kebutuhan dan hak anak secara wajar. Akibatnya banyak
adalah masalah personal dan interpersonal yang dihadapi anak jalanan yang
emosional yang kokoh, sementara itu anak jalanan harus bergelut dengan
2
dunia jalanan yang keras dan cenderung berpengaruh negatif bagi
berdampak kuat pada aspek sosial. Dimana labilitas emosi dan mental anak
pencitraan negatif oleh sebagian besar masyarakat terhadap anak jalanan yang
Selain itu persoalan nyata yang anak-anak jalanan hadapi adalah adanya
yang lebih luas. Sodomi, pergaulan dengan WTS, kumpul kebo, merupakan
Jakarta ini. Ada dua kekhawatiran anak-anak jalanan terhadap orang baru
3
yang mendekati mereka. Pertama takut diajak homo, kedua takut dijual.
bersedia meladeni nafsu bejat pedofil. Tercatat sejak tahun 1994 anak-anak
Centre for Street Children (JCSC) menduga masih banyak warga asing yang
jalanan. Namun, hingga kini pedofilia baik yang dilakukan oleh warga negara
dari negara dan Pemerintahan Indonesia. Padahal, para korban sangat berisiko
kepuasan seksual baik fisik maupun non fisik. Kekerasan seksual terjadi
terhadap korban.
4
Kenyataan ini sangat menyedihkan karena semakin banyak saja anak-
anak jalanan yang menjadi korban kekerasan seksual, hal ini dikarenakan
kekerasan.
Hidup di jalan tentu tidak ingin dialami siapa pun, namun itulah
orang tua menyediakan kebutuhan dasar, ditolak orang tua, salah perawatan
terpisah dengan orang tua, maupun sikap yang salah terhadap anak.
Adanya jurang pemisah dan komunikasi yang kurang baik antar orang
tua dan anak juga merupakan awal terjadinya tindak kekerasan di lingkungan
keluarga yang membuat anak memilih berada di jalanan. Selain itu faktor
psikologis seperti belum matangnya emosi anak juga menjadi salah satu
penyebab yang membuat anak-anak turun ke jalanan. Semua itu terjadi karena
ketegangan emosilah yang sering memicu anak lari dari rumah dan memilih
5
Emosi sendiri menurut Santrock (2002:205) adalah sebagai perasaan atau
jantung yang cepat) dan perilaku yang tampak (senyuman atau tangisan).
seperti marah, takut, dan suka cita yang meriah seringkali muncul. Tetapi
banyak cara yang berbeda, tetapi satu karakteristik dari hampir semua
klasifikasi ialah apakah emosi itu positif atau negatif. Afektifitas positif
(positive affectivity, PA) mengacu kepada derajat emosi yang positif, dari
tenang, dan menarik diri. Suka cita, kegembiraan, dan tertawa termasuk
emosi. Anak-anak yang dibesarkan di dalam lingkungan yang ribut dan penuh
tekanan terus menerus untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan orang tua
6
Cara mendidik anak yang otoriter mendorong perkembangan rasa cemas
dan takut, sedangkan mendidik anak yang serba membolehkan (permisif) atau
emosional. Stereotip ini merupakan suatu citra yang kuat dan berakar dalam
kita seharusnya tidak heran bahwa stereotip ini didukung ketika pengalaman-
laki dalam emosi lebih cenderung terjadi dalam konteks yang menyoroti
7
Pengalaman emosional yang sesuai pada tiap tahap merupakan dasar
baik bersifat material maupun non material atau manusiawi dan non
manusiawi.
seksual pada masa anak-anak akan menimbulkan trauma pada diri anak yang
bersangkutan. Trauma itu akan menutup diri dan sulit bergaul dengan teman-
8
suatu saat anak tersebut menjadi pelaku kekerasan seksual atau pemerkosaan
sementara itu 2 juta anak Indonesia juga terpaksa harus bekerja, baik untuk
Itulah kehidupan anak jalanan, siapa yang ingin menjadi anak jalanan?
Tidak satu pun dari anak-anak itu yang menginginkan dirinya menjadi anak
pemerintah, dan keadilan dari masyarakat. Tapi siapa yang mau peduli
terhadap suara dan nasib mereka? Nyaris tidak ada. Konon katanya sesuai
UUD 1945 Pasal 34 “fakir Miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh
Sebuah perjuangan yang hanya sekedar untuk bisa bertahan hidup, tidak lebih
9
B. Rumusan Masalah dan Pokok Bahasan
1. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
2. Pokok Bahasan
a. Anak jalanan
Anak jalanan adalah anak dibawah umur 16 tahun yang sebagian besar
b. Kekerasan Seksual
c. Perkembangan Emosi
10
Tahapan perkembangan yang sesuai, yang pada tiap tahap merupakan
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
anak-anak jalanan.
2. Manfaat Praktis
11
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi
digunkan sebagai dasar pemberian bantuan yang tepat dan efektif bagi
E. Sistematika Penelitian
sistematika penelitian.
prosedur penelitian.
12
mendalam yang dilakukan pada anak jalanan yang mengalami kekerasan
seksual.
diakhiri dengan perjodohan pola antara temuan empiris dari data kasus
saran pada hasil penelitian, dengan mengacu kepada hasil wawancara dan
observasi.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Anak-anak jalanan
kesenjangan sosial, dan suatu bentuk penyia-nyiaan dari potensi sumber daya
manusia.
bahwa anak jalanan adalah anak usia antara 7 sampai 15 tahun yang bekerja
14
Faktor usia anak pada kelompok anak jalanan berkisar 6 sampai 18
tahun. Rentang usia itu dianggap rawan karena belum mampu berdiri sendiri,
disimpulkan bahwa anak jalanan adalah anak yang berusia 6 sampai 18 tahun,
yang bekerja di jalan atau pada persimpangan jalan, baik menjajakan barang
Berwatak keras
Kreatif
Mandiri
15
Indikator anak-anak jalanan, yaitu :
hari.
d. Tempat tinggal :
1) Pasar
2) Terminal bus
4) Taman-taman kota
16
f. Aktivitas anak jalanan :
1) Menyemir sepatu
2) Mengasong
3) Menjadi calo
5) Mengelap mobil
6) Mencuci kendaraan
7) Menjadi pemulung
8) Mengamen
1) Modal sendiri
2) Modal kelompok
h. Permasalahan :
3) Ditangkap petugas
17
6) Ditolak masyarakat lingkungannya
2) Kasih sayang
3) Bantuan usaha
4) Pendidikan
5) Bimbingan keterampilan
Secara umum ada tiga tingkatan sebab-sebab masalah anak jalanan yakni :
masyarakat.
struktur makro.
Pada tingkatan mikro, sebab yang bisa diidentifikasi dari anak dan
a. Lari dari keluarga, disuruh bekerja baik karena masih sekolah atau
18
b. Sebab dari keluarga adalah terlantar, ketidakmampuan orang tua
kriminal.
diidentifikasi adalah :
mendorong urbanisasi.
19
4. Kategori Anak Jalanan
1999) :
street children)
20
dan berada di jalan sebelum atau sesudah pergi ke sekolah. Motivasi
koran.
B. Kekerasan Seksual
21
seksual tersebut merupakan kekerasan seksual atau bukan. Selain itu
tindakan membujuk atau tindakan lain yang mengakali korban, serta dapat
rentang yang sangat bervariasi mulai dari bentuknya sampai modus operandi
22
c. Perkosaan lebih memiliki arti spesifik daripada bentuk kekerasan
c. Pelaku perkosaan dapat dilakukan oleh satu orang atau lebih (gang
rape), dapat dilakukan oleh orang yang dikenal atau tidak dikenal.
a. Dendam
23
Motif yang satu ini memang jarang terjadi, namun ada kasus yang terjadi
karena cinta ditolak atau putus hubungan asmaranya, seorang lelaki tega
Misalnya, saat malam telah larut ada seorang wanita yang berjalan sendirian
dan apalagi bila jumlah laki-laki di tempat itu ada beberapa orang, akan
c. Ada niat/keinginan
Adapun waktu dan tempat terjadinya perkosaan seperti dikemukakan oleh Sri
a. Tempat sepi
Di tempat sepi ini mereka bebas melakukan aksinya tanpa diketahui orang
dilalui orang, sawah, ladang atau bahkan hutan kecil tempat orang memilih
b. Malam hari
Saat malam yang gelap pelaku bisa dengan leluasa melakukan perkosaan dan
dengan mudah pula melarikan diri bila terjadi sesuatu, misalnya di kejar
masa.
c. Daerah konflik
24
Kekerasan dan perkosaan yang terjadi biasanya dilakukan oleh musuh atau
d. Di rumah
teman, pacar, atau orang asing yang menyamar sebagai tamu. Motifnya juga
kandung maupun tiri, kakek, sepupu, atau bahkan saudara laki-laki. Hal itu
terjadi karena kondisi rumah yang memang sempit sehingga tidur tidak
yang ekonominya sulit, hal itu sering terjadi. Apalagi bekal agama yang
e. Di tempat kerja
biasanya kantor telah sepi, karena masih pagi atau bisa juga karena lembur di
malam hari. Cara- cara yang digunakan biasanya juga berupa ancaman atau
intimidasi halus.
f. Di kendaraan umum
orang lain disana, biasanya yang terjadi di tempat ini adalah pelecehan
25
seksual. Pelaku biasanya awak angkutan umum itu, melarikan korban ke
g. Di tempat kost
Perkosaan di tempat kost saat ini sangat marak terjadi. Pelaku biasanya orang
h. Di tempat-tempat umum
baik berupa hotel, motel atau bahkan losmen. Beberapa kasus yang pernah
psikologis :
Dampak fisik
dampak jangka pendek dan jangka panjang pada korban. Dampak jangka
pendek berupa cedera fisik seperti luka-luka, memar, patah tulang, kehilangan
fungsi alat tubuh seperti rusaknya alat reproduksi seksual atau keguguran.
• Dampak psikis
26
Menurut Sampurna (Maharani, 2005:45), kekerasan memiliki dampak
jangka pendek berupa gejala sisa dibidang kesehatan dan psikologis seperti
pada dirinya.
itu terjadi. Selain itu juga berkembang perasaan helplessness, sebab korban
lebih berat. Korban sering merasa jijik dengan dirinya sendiri dan timbul rasa
tidak percaya kepada orang lain, dimana ia memiliki anggapan bahwa orang
sebagian korban yang mengalami perubahan pada perilaku seksual. Ada yang
menolak hubungan seksual, dan ada juga yang mencari hubungan seksual
pada setiap orang yang menjalin intimidasi dengannya, hal ini antara lain
antara untuk melihat apakah dirinya masih bisa menikmati seks sebagai
27
C. Perkembangan Emosi
1. Definisi Emosi
yang cepat) dan perilaku yang tampak (senyuman atau tangisan). Sedangkan
kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (a strid up state) yang
disertai warna afektif baik pada tingkat lemah maupun pada tingkat yang luas.
contohnya gembira, bahagia, putus asa, terkejut, benci, tidak senang, takut,
mengetahui kapan seorang anak atau seorang dewasa berada di dalam suatu
keadaan emosional. Tubuh dan wajah memainkan peran yang penting dalam
seberapa penting kedua hal itu dalam menentukan apakah seseorang berada di
dalam suatu keadaan emosional. Jadi emosi adalah pengalaman afektif yang
disertai penyesuaian dari dalam diri individu tentang keadaan mental dan fisik
28
2. Metode Belajar Yang Menunjang Perkembangan Emosi
Berikut ini Malah jenis kegiatan belajar yang turut menunjang pola
Belajar secara coba dan ralat terutama melibatkan aspek reaksi. Anak
Cara belajar ini lebih umum digunakan pada masa anak-anak awal
sekali.
emosi tertentu pada orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan
membangkitkan emosi orang yang ditiru. Metode ini berbeda dari metode
menirukan dalam dua segi. Pertama, anak hanya menirukan orang yang
29
ialah, motivasi untuk menirukan orang yang dikagumi lebih kuat
mudah dan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan karena anak kecil
suka.
e. Pelatihan (training)
aspek reaksi. Kepada anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima
apabila memungkinkan.
30
3. Ciri Khas Emosi Anak
seringkali sangat berbeda dari emosi anak yang lebih tua atau orang dewasa.
Berikut ini adalah ciri khas emosi anak menurut Harlock (1978:216) :
Anak kecil bereaksi dengan intensitas yang sama, baik terhadap situasi yang
remeh maupun yang serius. Anak praremaja bahkan bereaksi dengan emosi
yang kuat terhadap hal-hal yang tampaknya sepele bagi orang dewasa.
Peralihan yang cepat pada anak-anak kecil dari tertawa kemudian menangis,
atau dari marah ke tersenyum, atau dari cemburu ke rasa sayang merupakan
dan rentang perhatian yang pendek sehingga perhatian itu mudah dialihkan.
31
d. Reaksi mencerminkan idividualitas
Semua bayi yang baru lahir pola reaksinya sama. Secara bertahap, dengan
berlari ke luar dari ruangan jika mereka ketakutan, sedangkan anak lainnya
Dengan meningkatnya usia anak, pada usia tertentu emosi yang sangat kuat
a. Rasa Takut
Usia dua sampai enam tahun merupakan masa puncak bagi rasa takut yang
khas di dalam pola perkembangan yang normal. Pada anak-anak yang lebih
32
tua, rasa takut terpusat pada bahaya yang fantastis, adikodrati (supernatural),
mereka takut gagal, takut dicemooh, dan takut "berbeda” dari anak-anak
lain.
b. Rasa Malu
Rasa malu merupakan bentuk ketakutan yang ditandai oleh penarikan diri
dari hubungan dengan orang lain yang tidak dikenal atau tidak sering
berjumpa. Anak-anak yang lebih tua menunjukkan rasa malu dengan muka
c. Rasa Canggung
diri. Perasaan ini biasanya tidak akan muncul sebelum anak berusia lima
d. Rasa Khawatir
berbahaya yang mungkin akan meningkat. Hal ini tidak akan terjadi sampai
33
e. Rasa Cemas
Rasa cemas ialah keadaan mental yang tidak enak berkenaan dengan sakit
Rasa cemas seringkali dijumpai pada masa sekolah awal dan cenderung
meningkat pada masa anak-anak, terutama dari kelas empat sampai kelas
f. Rasa Marah
Rasa marah adalah ekspresi yang lebih Bering diungkapkan pada masa anak
- anak jika dibandingkan dengan rasa takut. Pada anak-anak mereka marah
atau teman mereka ditegur atau dihukum secara tidak adil atau jika mereka
g. Rasa Cemburu
Rasa cemburu adalah reaksi normal terhadap kehilangan kasih sayang yang
cemburu pada anak kecil bersifat langsung dan agresif sedangkan pada anak
yang lebih besar reaksinya lebih beraneka macam dan tidak langsung,
meskipun terkadang timbal sikap agresif Ada dua puncak frekuensi, pertama
34
pada usia 3 tahun dan kedua adalah menjelang puber, yaitu pada usia 11
tahun.
h. Dukacita
disebabkan oleh hilangnya sesuatu yang dicintai. Dalam keadaan yang lebih
ringan keadaan ini dikenal sebagai kesusahan atau kesedihan. Ekspresi yang
ditandai oleh hilangnya selera makan, sukar tidur, mimpi buruk, dan
i. Keingintahuan
termasuk diri mereka sendiri. Mereka ingin mengetahui tubuh mereka, apa
yang ada di dalam tubuh mereka seperti di mana letak perut, jantung, paru-
paru dan sebagainya. Anak-anak juga ingin tahu tentang manusia dan
35
Kegembiraan adalah emosi yang menyenangkan, yang juga dikenal dengan
emosi yang menyenangkan pada umur yang lebih muda masih tetap
fisik yang sehat, permainan-permainan kata, dan suara yang datangnya tiba-
tiba tetap mampu menimbulkan senyum dan tawa. Perasaan gembira ini
tentu saja muncul ketika anak merasa senang dengan sesuatu. Hal ini juga
dapat terjadi ketika anak diberi hadiah oleh orang tuanya atau ketika anak
umum dari kegembiraan pada anak yang lebih tua adalah keberhasilan
mencapai tujuan yang telah mereka tetapkan untuk diri mereka sendiri.
k. Kasih Sayang
benda. Hal ini menunjukkan perhatian yang hangat, dan mungkin terwujud
suka kepada orang yang menyukai mereka dan anak-anak bersikap "ramah-
tamah" terhadap orang itu. Agar menjadi emosi yang menyenangkan dan
l. Rasa Humor
Tertawa merupakan hal yang sangat universal. Anak lebih banyak tertawa di
bandingkan orang dewasa. Anak tertawa ketika melihat sesuatu yang lucu.
36
Pola-pola emosi yang umum di atas terdiri dari emosi negatif dan positif.
Rasa takut, malu, canggung, khawatir, cemas, rasa marah, rasa cemburu dan
Ciri-ciri emosi :
sosial
37
9) Dapat membuka rahasia
Ciri-ciri emosi :
4) Rasa humor yang diungkapkan melalui teka teki dan lelucon praktis
5) Membedakan antara yang baik dan buruk, tetapi masih belum matang
6) Sensitif
D. Kerangka Berfikir
dapat dilakukan oleh siapa saja, baik orang yang dikenal anak jalanan
38
aparat berwenang lainnya. Banyaknya masalah yang dihadapi anak jalanan
kekerasan oleh pelaku dan tidak diinginkan oleo korban. Namun kekerasan
tindakan membujuk atau tindakan lain yang mengakali korban, serta dapat
Segala macam bentuk kekerasan seksual yang dialami anak jalanan akan
emosi anak negatif, maka anak cenderung memiliki banyak masalah dan anak
akan merasa malu, takut, cemas, khawatir yang berlebihan terhadap orang
disekitamya dan biasanya anak ini akan menarik diri dari lingkungannya.
39
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
yang dirasakan individu mengenai topik yang diangkat. Berikut ini akan
yang diteliti.
40
Pada pendekatan kualitatif ini yang digunakan adalah metode studi kasus,
dimana peneliti mempelajari dan meneliti suatu masalah. Metode studi kasus
peristiwa yang relevan tidak dapat dimanipulasi. Oleh karena itu, studi kasus
ini mendasarkan diri Pada teknik-teknik yang sama dengan kelaziman yang
ada pada strategi historis, tetapi dengan menambah dua sumber bukti yaitu
Maka dari itu, data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar dan
kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, laporan penelitian
lapangan, foto, video tape, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan
yang sangat kaya tersebut dan sejauh mungkin dalam bentuk aslinya menurut
Robert K Yin, (2006:46) dikatakan bahwa ada empat tipe desain dari
1. Desain studi kasus tunggal holistik, jika hanya berdasarkan sebuah kasus
41
3. Desain multi kasus holistik, jika berdasarkan multi kasus dengan satu
unit analisis.
multi analisis.
dan utuh mengenai bagaimana latar belakang anak-anak bisa menjadi anak
seksual.
sampel. Karena tujuan dari pengambilan sampel ini adalah untuk merinci
42
kekhususan, oleh karenanya tidak selamanya diperlukan sampel dalam jumlah
yang besar.
a. Diarahkan tidak pada jumlah sampel yang besar, melainkan pada kasus-
b. Tidak ditentukan secara kaku sejak awal, tetapi dapat berubah baik dalam
Maka anak yang digunakan peneliti sebagai subyek penelitian ini adalah
anak jalanan usia sekolah atau anak yang berada pada masa pertengahan
Pertengahan dan Akbir Anak-anak (midddle and late child), ialah periode
43
kira-kira setara dengan tahun-tahun sekolah dasar, periode ini kadang-
dan sebagainya).
1. Wawancara
atas pertanyaan itu. Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini bukanlah
penelitian.
44
Patton (Kristi Poerwandari, 2005:127-128) tiga pendekatan dasar dalam
a. Wawancara informal
45
Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah
berkaitan dengan masalah yang diteliti. Pedoman ini bersifat fleksibel dan
2. Observasi
Istilah observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti "melihat" dan
Poerwandari, 2005:116).
tingkah laku atau ekspresi dari subyek penelitian sebelum dan sesudah
wawancara dilakukan.
46
Kristi Poerwandari (2005:118) tujuan observasi adalah mendeskripsikan
yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian dilihat dari perspektif
mereka yang terlibat dalam kejadian yang diamati tersebut. Deskripsi harus
akurat, faktual sekaligus teliti tanpa harus dipenuhi berbagai catatan panjang
lebar yang tidak relevan. Data dari hasil observasi menjadi penting karena
dalam wawancara.
lebih mendalam dibandingkan jika dilakukan secara non partisipan atau tidak
anak-anak jalanan.
c. Cara berbicara
47
d. Ekspresi emosi
f. Sikap subyek selama di jalan dan ketika berinteraksi dengan orang lain
3. Triangulasi
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data yang sudah ada. Teknik triangulasi
derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan alat
48
d. Membandingkan keadaan dan perspektif seseorang dengan berbagai
berkaitan.
analis lainnya.
tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori.
Kemudian hal itu dapat dilaksanakan dengan cara, penjelasan banding (rival
cara induktif dan cara logika. Secara, induktif dilakukan dengan menyertakan
49
dilakukan dengan jalan memikirkan kemungkinan logis lainnya dan
yang ada, baik berupa tulisan, wawancara ataupun dokumen lainnya. Setelah
diperoleh secara empirik dengan teori yang telah ada (Robert K Yin,
50
menguatkan validitas data yang ada. Dan tahap terakhir yang dilakukan
adalah menafsirkan data yang telah dianalisis hingga melahirkan suatu hasil
atau kesimpulan.
Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis dengan cars sebagai berikut:
bahasan
E. Kredibilitas Penelitian
51
Untuk meningkatkan kredibilitas penelitian kualitatif adalah dengan
sumber- sumber data yang berbeda, dengan cara berbeda untuk memperoleh
berbeda pula. Hal ini pula berguna untuk mengecek kembali derajat
kepercayaan data.
Selain hal-hal yang telah disebutkan diatas dalam penelitian ini peneliti
akan sebisa mungkin untuk mengambil data pada kondisi alamiah responden,
sebenamya atau apa adanya. Sehingga kondisi yang nantinya di temui akan
1. Pedoman Wawancara
penelitian dan menjadi daftar terhadap semua aspek yang telah ditentukan.
52
dari wawancara dan untuk memastikan peneliti memperoleh semua informasi
2. Pedoman Observasi
Pedoman observasi berisi hal-hal yang harus peneliti amati pada setiap
3. Alat Perekam
Alat perekam yang digunakan adalah tape recorder bertujuan agar dapat
merekam seluruh jawaban yang diberikan sehingga tidak ada data yang
kekurangan yang bisa dilakukan oleh subyek ataupun peneliti sehingga bila
53
4. Foto
induktif Dalam penelitian ini, foto akan diambil oleh peneliti sendiri dan
G. Prosedur Penelitian
1. Tahap Persiapan
terutama dari anak-anak jalanan yang akan dijadikan sampel penelitian. Perlu
menjalin kontak yang baik dengan subyek penelitian. Persiapan lainnya yang
tape recorder, kamera, dan buku catatan. Persiapan ini penulis lakukan
2. Tahap Pelaksanaan
54
prosedur pelaksanaan penelitian kualitalif dengan pendekatan studi kasus.
menceritakan pengalamannya.
lebih terperinci serta mendalam maka penulis tidak hanya mengambil data
dari subyek yang bersangkutan tetapi juga dari anggota keluarganya yang
lebih awal
f. Memulai wawancara
55
h. Menanyakan kesediaannya untuk diwawancarai kembali Main hari
apabila diperlukan
data mentah yaitu dengan penulisan kembali hasil observasi dan wawancara.
Lalu dilakukan analisa data untuk memilih mana yang terpakai sesuai dengan
penelitian.
56
BAB IV
Dalam bab ini akan diuraikan hasil observasi, wawancara, dan data-data yang
subyek, maka nama-nama yang digunakan pada setiap kasus berupa inisial saja.
A. Kasus I
1. Identitas Subyek
Nama :N
Alamat : Bekasi
Pedidikan Sekarang : SD
Nama Ayah :E
Pendidikan : SMP
57
Suku / Agama : Sunda / Islam
Alamat : Bekasi
Nama Ibu :D
Pendidikan : SMA
Alamat : Bekasi
2. Pelaksanann Wawancara
3. Status Present
postur tubuh dengan tinggi sekitar 125 cm, dan berat sekitar 25 kg. N berkulit
sawo matang, berambut hitam pendek sebahu, selain itu N juga memiliki mata
yang bulat, berbulu mata lentik dengan bentuk wajah yang oval.
yaitu pada hari Selasa, 26 juni 2012, N mengenakan baju kaus berwarna hijau
lengan panjang bermotif garis-garis dan celana pendek berwama hitam merah. N
membawa tas kecil berwama merah muds bergambar barbie yang sudah agak
58
Saat pertama kali peneliti melihat N ketika N sedang mengamen di lampu
maksud dan tujuan peneliti, N bersedia membantu untuk berbagi cerita tentang
N adalah Anak ke dua dari tiga bersaudara. Saat ini N tinggal bersama kedua
mengamen di jalanan karena N ingin membantu kedua orang tuanya dan untuk
menabung jika N ingin membelikan ibunya kado jika ibunya melahirkan kembali,
N termasuk anak yang riang dan ceria, karena itu N memiliki banyak teman.
begitu orang tua N tetap memberi semangat dan dukungan untuk N agar terus
belajar.
59
5. Hasil Observasi
yang pemah menimpanya. Hal ini terlihat dari volume suara N yang tiba-tiba
mengecil saat menjawab pertanyaan peneliti mengenai kasus tersebut, selain itu N
sempat terlihat gugup dan terdiam seperti ingin menangis. Sehingga peneliti
berusaha menenangkan N agar tidak perlu takut ataupun malu. Setelah agak
dengan sikap jujur dan terbuka, sehingga peneliti tidak mempunyai kesulitan
merasa terpukul dan tidak mau bertemu siapa-siapa. Namun kini N sudah dapat
menjalani hari-harinya seperti sedia kala meskipun jika merasa sendiri perasaan
60
santai, dan terbuka. N menguraikan setiap pertanyaan menggunakan bahasa anak-
diajukan oleh peneliti, namun ada beberapa pertanyaan yang tidak N mengerti,
peneliti karena telah diajak makan. Peneliti pun mengucapkan terima kasih karena
Salah satu kerabat yang peneliti temui adalah ibu N, yaitu D. Ibu N
sebelumnya, ibu N sempat terkejut saat melihat peneliti datang. Tetapi dengan
sangat ramah dan sedikit sungkan ibu N mempersilahkan peneliti untuk masuk ke
dalam rumahnya yang terbilang kecil dan cukup berantakan karena memiliki bayi
kecil.
Pada saat pertama kali bertemu, ibu N mengenakan baju kaus. berwama biru
tua serta mengenakan celana pendek coklat. Peneliti kembali menjelaskan maksud
kedatangannya untuk menemui ibu N. lbu N terlihat mengerti dan bersedia untuk
61
Sebelumnya ibu N telah diberitahu oleh anaknya N perihal kedatangan
penulis untuk mengkonfirmasi kebenaran cerita yang telah dialami oleh putrinya,
karena ibu N mengetahui tentang kejadian yang menimpa anaknya tersebut. Pada
saat penulis menanyakan kebenaran kejadian itu, ibu N membenarkan semua yang
N ceritakan dan beliau sempat menangis karena mengingat kembali kejadian yang
6. Hasil Wawancara
N adalah anak kedua dari tiga bersaudara dan berusia 9 tahun. N lahir di
Bekasi, namun orang tua N berasal dari Cisarua, Jawa Barat. N mempunyai cita-
membantu ibunya seperti mencuci piring dan menjaga adiknya yang masih bayi.
N mulai bekerja di jalanan sejak kelas 1 SD tepatnya hampir tiga tahun yang lalu.
N mulai mengamen dari jam dua Siang sampai jam delapan malam, hal ini
dikarenakan N harus bersekolah pada pagi harinya. Namun hari minggu N dapat
mulai bekerja di jalanan pada pagi hari. N biasanya mengamen di angkutan umum
K O1 dari depan stasiun Bekasi, K 10, K 07, atau di lampu merah seperti lampu
dua puluh lima ribu rupiah. Uang itu N gunakan sebagian untuk membantu orang
tuanya dan sebagiannya lagi N tabung untuk membelikan ibunya kado jika ibunya
62
mereka juga mempunyai penghasilan sendiri sehingga N tertarik juga ingin
saja, karena ayah dan ibu N menyayangi N, karena itu sebenamya mereka
melarang dan menasehati agar N belajar saja di rumah dari pada mengamen di
jalanan. Orang tua N juga memberi batasan pads N agar tidak pulang larut
malam, paling malam jam delapan sampai jam sembilan malam. Lingkungan
tetangga di tempat tinggal N juga baik. Mereka perhatian terhadap N, mereka juga
kemudian bekerja.
Selain itu N termasuk anak yang pintar karena N selalu masuk sepuluh besar di
sekolah menjadi menurun, meski begitu orang tua N terus memberi semangat dan
63
lagi. N tidak pemah terkena razia di jalanan karena N selalu mengumpat di
di jalanan untuk mengamen justru hal tersebut yang menimbulkan masalah bagi N
Malam itu N sedang berjalan sendiri di dalam stasiun Bekasi. N merasa tenang-
tenang saja saat itu tidak ada perasaan khawatir sedikitpun, khususnya ketika
melewati pangkalan koasi yang ada di dalam stasiun tersebut. Sebab bukan sekali
ini saja N menelusuri jalanan itu. Namun pada hari itu sekitar jam 22.30 atau
23.30 N mengamen sampai malam, karena saat itu N sedang liburan sekolah dan
suasana di tempat itu terlihat sepi dan gelap hanya ada beberapa angkutan umum
di sana.
tersebut. Saat itu N berniat untuk pulang ke rumah. Namun ketika N melewati
pangkalan angkutan itu ada seseorang yang memangilnya. Orang itu adalah supir
angkutan umum yang sedang mengetem malam itu. Supir itu meminta N untuk
menolaknya dan mengatakan akan pulang ke rumah. Namun, supir itu terus saja
membujuknya. Karena sudah tidak sabar lagi, supir itu langsung menarik N dan
64
membawanya ke mobil angkutanya. N takut dan berteriak minta tolong. Tetapi
supir tersebut semakin menjadi dan bahkan mengancam akan memukul N jika N
tidak diam dan mengikuti perintahnya. Karena takut N hanya bisa terdiam dan
Karena itu, N hanya bisa menangis menghadapi kejadian tersebut dan tidak ada
seorang pun yang menolongnya saat itu. Setelah supir itu puas menyalurkan nafsu
N begitu saja yang masih tergolek lemah tidak berdaya dengan memberikan uang
Setelah mengalami perkosaan tersebut, N mengalami rasa sakit dan rasa tidak
enak pada alat kelaminnya. N merasa terpukul dan malu kepada teman-temannya,
takut kepada orang tuanya. N juga merasa takut terhadap orang-orang yang tidak
umum itu lagi. Kedua orang tua N awalnya tidak mengetahui peristiwa perkosaan
yang N alami. Hal itu dikarenakan N merasa takut dimarahi jika orang tuanya
karena orang tua N curiga dengan perubahan sikap N yang menjadi pemurung.
Selain itu N yang selalu mengeluh sakit saat buang air kecil. Saat mendengar
cerita N, orang tua N sangat shock mengetahui kejadian yang terjadi pada anaknya
tersebut Ayah N sangat marah terhadap supir angkot tersebut, bahkan ayah N
terminal, tetapi orang tersebut tidak ditemukan. Orang tua N hanya bisa pasrah
dan ibunya hanya bisa menangis. Orang tua N sempat melarang N mengamen
65
sementara semenjak mengetahui kejadian tersebut. Tetapi mereka tidak memarahi
melupakan kejadian tersebut. Selain itu orang tua N juga menasehati agar lebih
sendiri lagi atau berpisah dengan teman-temannya di jalan jika N tetap ingin
sesama anak jalanan. Tetapi sikap teman N tidak berubah, bahkan mereka
menghibur N dan menjaga N ketika di jalan sehingga N tidak merasa sendiri dan
lebih kuat dan dengan cepat melupakan peristiwa yang merenggut masa kanak-
pemerkosaan tersebut, N mengatakan bahwa saat ini N merasa biasa saja dengan
dirinya tidak ada yang berubah. Mungkin karena N masih terlalu kecil saat
dukungan dan semangat kedua orang tua juga teman-temannya yang tidak pernah
putus. Tetapi orang tua N terus meminta untuk tetap selalu waspada jika ada orang
baru yang tidak N kenal mendekatinya. Bila ada yang menasehati, N senang-
66
senang saja tidak keberatan ataupun marah, begitu pula jika ada orang yang
memberinya pujian.
menjawab bahwa terkadang N merasa takut dan malu jika mengingat kejadian
tersebut N juga terkadang merasa khawatir jika jalan sendiri atau terpisah dengan
sendiri. N tidak pemah merasa marah atau cemburu terhadap suatu hal sekalipun
bila orang tuanya N lebih memperhatikan adik bayinya. N merasa, senang jika N
mendapatkan nilai yang bagus, mendapat duit banyak, dan dapat membahagiakan
kedua orang tuanya. N juga selalu ingin tahu jika ada temannya yang tertangkap
67
DATA VERBATIM SUBYEK I
Pelaksanaan Wawancara
Iter : Kakak mau tanya seputar kejadian kekerasan seksual yang waktu itu pernah
Itee : Namanya N.
Itee : Proyek...
Iter : Maksud kakak kamu daerah asalnya dari mana, orang Bekasi asli apa orang
Itee : Ooo... kalo saya lahirnya di Bekasi, tapi mama sama bapak saya orang
Cisarua.
68
Itee : Mau jadi dokter.
Itee : Eemm... Kegiatannya selain di jalanan sekolah abis itu bantuin mama,
Itee : dari jam 2 sampe jam 8 malem... dulu dari jam 2 sampe tengah malem tapi
sekarang udah gak boleh pulang malem-malem lagi sama mama sama bapak.
Itee : Kalo ada PR dikerjain dulu abis itu baru ngamen, kan kalo udah balik
Itee : Jadi kalo misalnya ada temennya yang ketangkep kantib misalnyakan nyari
69
Iter : Emm... kalau dapet duit sendiri?
Itee : Iya kan punya duit sendiri juga jadinya mau ngamen...
Itee : Duitnya bakal ngebantu orang tua di rumah, terus sebagian lagi bakal mama,
jadi nanti kalo mama lahiran lagi mau ngasi kado ke mama.
Itee : Dikasih taunya kalo salah "udah... (apa yah) emm... udah jangan begitu..."
70
Iter : Mama sama Bapak gimana ngeliat ade jadi pengamen?
Itee : Nggak...
Itee : Ada...
Iter : Siapa?
Itee : Tetangga...
Itee : Emm... itu “N jangan ngamen aja, lulus sekolah dulu baru kerja".
Iter : Ooo lulus sekolah baru kerja. Kalo orang tua ngelarang gak?
Itee : Ngelarang...
Itee : Iyaa...
10.
71
Iter : Dulu? Emang kalo sekarang kenapa?
Iter : Kenapa?
Itee : Iya gak tau dari kelas 3 udah gak pernah dapet rengking lagi. Nilainya turun.
Itee : Nggak tau... nggak, tapi dikasih tau terus biar rajin belajar sama mama sama
bapak.
Itee : Kerja...
Iter : Di mana?
Itee : Di... misalnya ada di... Proyek, di rumah misalnya ada cucian kotor di cuci.
Itee : Ada...
Iter : Siapa?
Itee : Mama...
Iter : Apa?
72
Itee : Katanya pulangnya jangan malem-malem batesnya paling sampe jam 8,
Itee : Gak pernah kan kalo ada razia ngumpet di warung. Pura-pura jajan aja kan
lampu merah Kranji, kadang lampu merah Grand Mall mau-maunya aja, kalo
Itee : Enggak...
Itee : Kan ceritanya kan waktu itu udah malem, terus mau pulang terus lewat
stasiun gitu.
73
Iter : Sama siapa waktu itu?
Itee : Lupa, tapi udah malem tau setengah sebelas apa setengah dua belas. Emang
udah malem banget ka, cuma biasanya gak papa. Lagian waktu itu libur,
Itee : 7 tahun apa 8 tahun gitu, lupa kan waktu itu lagi liburan naek kelas 3...
Itee : Nggak takut kan udah biasa, jadi tenang-tenang aja... soalnya sering lewat
Iter : Terus?
Itee : Iyaa terus ada yang manggil-manggil gitu, katanya "neng sini dah, sini
Itee : Nggak nyamperin, takut... jadinya jalan terns... lagian gak tau orangnya, gak
kenal... kan mau pulang udah malem, tapi orangnya manggil-manggil terus...
Itee : Iya terus orang itu malah nyamperin, terus narik-narik saya suruh masuk ke
angkotnya. Saya gak mau, saya teriak -teriak tapi gak ada yang dateng, saya
takut banget, pengen lari tapi tangannya dipegangin, terus teriak-teriak minta
74
dipukul kalo berisik, saya nangis aja, bingung mau diapain... udah gitu terus
Itee : Iya...
Iter : Emang udah gak ada angkot sama sekali malem itu?
Itee : Ada tapi dikit, tapi gak tau orangnya mana abis teriak-teriak gak ada yang
Iter : Setelah orang itu perkosa kamu (maaf yah), kamunya diapain?
Itee : Abis digituin orangnya langsung pergi, sayanya ditinggalin terus dilemparin
duit 10 ribu...
Itee : Abiz digituin kalo pipis suka sakit... itunya jadi perih ...terus malu kalo
ketemu temen, takut gak ditemenin lagi terus diledekin. Makanya jadi diem di
rumah aja gak mau kemana-mana... Terus dulu kalo ketemu orang yang gak
dikenal apalagi cowo takut, takut diapa-apain lagi... makanya gak berani
sendiri... Saya jugs takut kak, lewat pangkalan koasi disitu lagi.
Itee : Jarang, kalo inget maen aja lama temen-temen terus lupa deh.
Iter : Terus gimana kamu mandang diri kamu setelah kejadian itu?
75
Itee : Biasa aja...
Iter : Terus?
Itee : Iya mama nanya-nanya mulu, katanya kenapa koq jadi suka diem di rumah,
gak mau maen lagi, gak mau ngamen, suka nangis. Terus mama juga curiga
soalnya kalo pipis waktu itu suka kesakitan, jadinya nanya-nanya mulu.
Iter : Cerita, terus mama nangis-nangis. Mama teriak-teriak manggil bapak terus
mamanya nangis-nagis.
Iter : Sikap orang tua setelah kamu cerita tentang kejadian itu gimana?
Itee : Dilarang ngamen, suruh di rumah aja belajar, sekolah, kata mama... Enggak
dimarahin, malah disuruh jangan sedih, terus disuruh maen sama temen-
Itee : Pernah.
Iter : Siapa?
76
Itee : Biasa aja, terus katanya jangan sedih, jangan nangis, suruh sabar. Terus
Iter : Maksud kakak, kaya misalnya kalo kamu gak suka sama suatu hal terus
kamu, bebas gak bilang sama orang tua kalo kamu gak suka atau sebaliknya
Itee : Iya dulu, tapi dah enggak lagi soalnya kata mama jangan diinget-inget. Dah
Itee : Iya.
Itee : Enggak, cuma kalo ada orang gak kenal ati-ati takutnya orang jahat.
Iter : Kalo ada yang ngasih pujian sama kamu reaksinya gimana?
77
Itee : Seneng.
Itee : Kadang-kadang takut kalo inget pernah digituin... iya malu, tapikan gak
inget-inget lagi. Kalo jalan sendirian juga suka takut, iya khawatirjuga.
Itee : Nggak...
Iter : Kalo mama lebih sayang sama adik bayi gak cemburu?
Itee : Kalo dapet nilai bagus, terus dapet duit banyak, sama nyenening orang tua.
Itee : Iya kalo ada temen yang ketangkep kantib nyari tau siapa-siapa aja.
Itee : Suka.
Itee : dua-duanya.
78