Anda di halaman 1dari 37

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Anak dengan pertubuhan dan perkembangan yang baik merupakan

generasi penerus suatu bangsa. oleh karena itu, setiap orang tua harus

memperhatikan pertumbuhan dan perkembangan anaknya, agar mencapai masa

depan yang cerdas. Pertumbuhan anak mempunyai ciri-ciri khusus, yaitu

perubahan ukuran, perubahan proporsi, hilangnya ciri-ciri lama, dan munculnya

ciri-ciri baru. Sedangkan perkembangan anak merupakakn maturasi organ tubuh

terutama sistem saraf pusat (SSP).1,2

Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses

pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebelum lahir anak tergantung pada zat

gizi yang terdapat dalam darah ibu. Setelah lahir anak tergantung pada tersedianya

bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Makanan kurang baik secara

kualitas maupun kuantitas akan menyebabkan gizi kurang. Keadaan gizi kurang

dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.1,3

Perkembangan seorang anak dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik

faktor genetik (intrinsik) maupun faktor lingkungan (ekstrinsik). Faktor genetik

yang dapat mempengaruhi perkembangan anak misalnya kelainan kromosom dan

malformasi otak, tetapi masih banyak juga penyebab lainnya. Sedangkan faktor

lingkungan yang dapat mempengaruhi perkembangan anak antara lain pendidikan

orang tua yang rendah, pendapatan keluarga yang rendah, pengetahuan tentang

1
pengasuhan anak masih rendah, kondisi rumah dan lingkungan fisik yang belum

memadai, belum tersedianya lembaga pendidikan anak usia dini, keluarga

memiliki balita 2 orang, letak geografis wilayah yang jauh dari akses pendidikan,

tingkat pendidikan masyarakat rendah, dan sedikitnya kader posyandu.4,5,6

Beberapa faktor yang berhubungan dengan tumbuh kembang memiliki

masalahnya masing-masing, di Indonesia misalnya,80,47% penduduk Indonesia

masuk dalam katagori pendidikan rendah. Hal ini sangat mengkhawatirkan.

Mengingat pendidikan orang tua merupakan salah satu faktor yang dapat

mempengaruhi tumbuh kembang anak, karena dengan pendidikan yang baik

maka orangtua dapat menerima informasi dari luar terutama cara pengasuhan

anak yang baik, bagaimana menjaga kesehatan, pendidikannya dan sebagainya.

Status ekonomi juga merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi

perkembangan anaknya terutama kecerdasan, mungkin karena keterbatasan

keluarga dalam menyediakan berbagai fasilitas bermain sehingga anak kurang

mendapat stimulasi.3,4,7

Berbagai masalah perkembangan anak seperti keterlambatan motorik,

berbahasa, perilaku, autism, hiperaktif, dalam beberapa tahun terakhir ini semakin

meningkat. Angka kejadian gangguan perkembangan anak di Amerika Serikat 12-

16%,Thailand 24%,dan Argentina 22%. Pada penelitian di dua tempat penelitian

anak di PIracicba, SP, Brazil tahun 2010 juga didapatkan 30% anak mengalami

keterlambatan perkembangan motorik kasar dan motorik halus pada subjek

berusia 12-17 bulan. Gangguan perkembangan yang terdeteksi pada anak usia pra

sekolah di Indonesia adalah 12,8%-28,5%.3,4

2
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2010, secara

prevalensi nasional sudah terjadi penurunan prevalensi balita kurus, berat badan

menurut tinggi badan (BB/TB), dimana prevalensi balita kurus menurun dari

13,6% tahun 2007 menjadi 13,3% tahun 2010. Terdapat 19 provinsi di Indonesia

masih memiliki prevalensi balita kurus (BB/TB) di atas angka prevalensi

nasional. Aceh dengan prevalensi 14,2%, berada di posisi 9 dari 19 provinsi yang

masih memiliki prevalensi balita kurus di atas angka prevalensi nasional. Dari 21

Kab/Kota di Aceh, hanya 5 kab yang sudah mencapai target nasional yaitu, Aceh

Tengah, Gayo Luwes, Bener Meriah, Banda Aceh dan Sabang. Sementara untuk

prevalensi gangguan perkembangan di Aceh belum diketahui.8

Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik melakukan

penelitian mengenai tumbuh kembang anak di TK Khiru Ummah Kecamatan

Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar Serta mencari tau apakah terdapat

hubungan antara tingkat pendidikan ibu terhadap tumbuh kembang anak.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, rumusan masalah yang diajukan

dalam penelitian ini adalah :

1. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

pertumbuhan anak di TK Khairu Ummah Kecamatan Krueng Barona

Jaya, Kabupaten Aceh Besar ?

3
2. Apakah terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

perkembangan anak di TK Khairu Ummah Kecamatan Krueng Barona

Jaya, Kabupaten Aceh Besar ?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

pertumbuhan anak di TK Khairu Ummah Kecamatan Krueng Barona

Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

2. untuk mengetahui hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

perkembangan anak di TK Khairu Ummah Kecamatan Krueng Barona

Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat ilmiah

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi tambahan

mengenai pertumbuhan dan perkembangan anak sehingga dapat membantu

sebagai sumber refensi dalam penelitian yang lebih lanjut .

1.4.2 Manfaat praktis

Sebagai sumber informasi bagi masyarakat terutama orang tua dan para

pendidik anak usia dini terhadap pentignya pertumbuhan dan perkembangan anak

4
sehingga dapat segera dilakukan pencegahan terhadap permasalahan yang

berkaitan dengan tumbuh kembang anak.

1.5 Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka hipotesis dalam penelitian ini

adalah :

1. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan pertumbuhan

anak di TK Khairu Ummah Kecamatan Krueng Barona Jaya,

Kabupaten Aceh Besar.

2. Terdapat hubungan antara tingkat pendidikan ibu dengan

perkembangan anak di TK Khairu Ummah Kecamatan Krueng

Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar.

5
BAB II

TINJAUA PUSTAKA

2.1 Konsep Umum Tumbuh Kembang Anak

Periode penting dalam tumbuh kembang anak adalah masa balita, karena

pada masa ini pertumbuhan dasar akan memengaruhi dan menentukan

perkembangan anak selanjutnya. Pada masa balita, perkembangan kemampuan

berbahasa, kreativitas, kesadaran sosial, emosional, dan itelegensia berjalan sangat

cepat dan merupakan landasan perkembangan selanjutnya.9

Tumbuh kembang akan terjalin secara simultan pada anak. Bertumbuh

berarti bertambahnya ukuran tubuh dan jumlah sel serta jaringan diantara sel-sel

sehingga tercapai sesuai indikator berupa adanya pertambahan tinggi badan, berat

badan dan lingkar kepala. Berkembang adalah bertambahnya struktur, fungsi dan

kemampuan anak yang lebih komplek yang dalam hal ini akan meliputi beberapa

aspek, diantaranya ; sensorik, motorik, bahasa-komunikasi, kognitif sosial, kreatif

dan moral-spiritual. Pertumbuhan akan bersifat kuantitatif sehingga anak akan

terlihat menjadi lebih besar secara fisik dangan ukuran struktur organ dan otak

yang juga meningkat, sebaliknya perkembangan berkaitan dengan kualitatif

sehingga terjadi deretan progresif yang teratur dari perubahan yang secara

koheren, hal ini ditandai bahwa perubahan tersebut akan maju dengan terarah.

Dalam proses perkembangan yang simultan dengan pertumbuhan, maka terlihat

bahwa pertumbuhan akan berdampak pada fisik, sedangkan perkembangan akan

mengarah pada fungsi suatu organ atau individu.10,11

6
Seorang anak dapat megembangkan berbagai kecerdasan pada masa

tumbuh kembangnya karena faktor keturunan dan berbagai rangsangan dari dan

oleh lingkungan secara terus menerus. Diperlukan tiga kebutuhan pokok untuk

mengembangkan kecerdasan anak, yaitu kebutuhan fisik, emosi dan stimulasi

dini.9

Ketiga kebutuhan pokok tersebut harus diberikan secara bersamaan.Salah

satu caranya adalah dengan sering mengajak anak berbicara dan

bermain.Mengajaknya bercakap-cakap membacakan cerita berulang, dan

mengajari menyanyi; cara-cara tersebut efektif untuk dapat merangsang

kecerdasan basaha anak. Cara ini juga bertujuan untuk merangsang perasaan dan

pikiran, motorik kasar, serta motorik halus pada leher, tubuh, kaki, tangan dan

jari-jarinya.9

Frankenburg dkk. (1981) melalui denver Develop Mental Screening Test

(DDST) mengemukakan empat parameterperkembangan yang dipakai dalam

menilai perkembngan anak balita yaitusebagai berkut.9

1. Kepribadian tingkah laku social (personal social)

2. Gerakan motor halus (fine motor adaptive)

3. Bahasa (language)

4. Perkembangan motorik kasar (gross motor).

2.2 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang Anak

Tumbuh kembang dipengaruhi oleh dua faktor pokok yaitu keturunan

(genetik) dan lingkungan (biopsikososial).Dua faktor tersebut diuraikan menjadi

7
berbagai macam faktor yang secara khusus yang langsung berpengaruh terhadap

tumbuh kembang walaupun beberapa faktor dapat saling tumpang tindih. Faktor

tersebut adalah : genetik, saraf, hormon, gizi, kecenderungan sekuler, sosio

ekonomi, musim dan iklim, latihan fisik, penyakit dan emosi.12

2.2.1 Pengaruh Genetik

Pengaruh genetik ini bersifat heredo-konstitusional yang berarti bahwa

bentuk untuk konstitusi seseorang ditentukan oleh faktor keturunan. Faktor

herediter akan berpengaruh pada cepat pertumbuhan, kematangan penulangan,

gizi, alat seksual dan saraf. Walaupun konstitusi seseorang ditentukan oleh

tumbuh kembang, namun faktor lingkungan akan memberikan pengaruh dan

sudah mulai berperan sejak konsepsi, dalam perkembangan embrional intra uterin

dan seterusnya.12

2.2.2 Pengaruh Saraf

Telah diketahui bahwa diotak terdapat pusat pertumbuhan (growth centre)

yang diperkirakan terletak di hipotalamus yang berfungsi sebagai pengatur dan

pengendali pertumbuhan yang sesuai dengan kurve pertumbuhan berdasarkan

faktor genetik.Pusat pertumbuhan di hipotalamus itu berhubungan dengan lobus

anterior kelenjar pituitary yang dapat mengeluarkan hormon untuk ikut berperan

melakukan pengawasan terhadap tumbuh kembang. Misalnya bila jaringan otot

tidak mendapat inervasi akan mengalami atrofi, juga bila aliran saraf rasa dikulit

tidak mendapat inervasi akan mengalami degenerasi.12

8
2.2.3 Pengaruh Hormon

Lobus anterior kelenjar pituitri antara lain mengeluarkan hormon

pertumbuhan somatropin. Hormone lainnya adalah hormon tirotropik yang

menstimulasi kelenjar tiroid untuk bersekresi. Hormon lainnya adalah hormon

adrenokortikotropik yang melakukan kontrol pada kortek supraren untuk

menghasilkan kortison dan aldesteron.12

2.2.4 Pengaruh Gizi

Pada malnutrisi protein kalori yang berat (kwashiorkor atau maramus

kwashiorkor) terjadi keterlambatan pertumbuhan tulang dan maturasi; kelambatan

penyatu epifise sekitar 1 tahun dibandingkan dengan anak gizi cukup, dan proses

pubertas juga terlambat. Pada marasmus terjadi pengurusan otot dan jaringan

lemak subkutan yang mencolok sehingga berat badan anak sangat menurun.

Banyak zat atau unsur yang penting untuk pertumbuhan, antara lain ialah yodium,

kalsium, fosfor, magnesium, besi, flour, dan sebagainya. Juga mempengaruhi

pertumbuhan anak.12

2.2.5 Pengaruh Kecenderungan Sekuler

Yang dimaksud dengan kecenderungan sekular (secular trend) disini ialah

fenomena yang menunjukkan bahwa anak-anak pada saat ini petumbuhannya

lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan anak-anak beberapa puluh tahun

yang lalu.Kecenderungan lainnya yang mencolok adalah terjadinya maturasi yang

cepat ditandai dengan lebih cepatnya saat menarche. Beberapa teori ditemukan

tentang fenomena ini, antara lain meningkatkan suhu di beberapa bagian dunia

dan meningkatkan makanan yang bergizi.12

9
2.2.6 Pengaruh Sosio Ekonomi

Berbagai macam penelitian di Indonesia dan Eropa menunjukkan anak

kelompok sosial ekonomi baik, mempunyai ukuran tinggi tubuh lebih panjang

dibandingkan dengan anak keluarga buruh rendah; perbedaan itu lebih kurang 2,5

cm pada usia 3 tahun dan lebih kurang 4,5 cm pada usia remaja.12

2.2.7 Pegaruh Musim Dan Iklim

Di negara-negara yang mempunyai empat musim dalam setahun, dapat

diamati bahwa pertumbuhan tinggi tubuh lebih cepat pada musim semi

dibandingkan dengan pertumbuhan musim gugur; perbedaan tersebut dapat

mencapai 2-2,5 kali. Sebaliknya pertumbuhan berat badan dapat mencapai 4-5

kali lebih pada musim gugur dibandingkan dengan pada musim semi.12

2.2.8 Pengaruh Latihan Fisik

Dengan mengadakan latihan atau berolahraga seorang mempunyai

kesempatan tumbuh lebih baik, karna otot-ototnya bertambah besar, dan supaya

pertumbuhannya berjalan baik. Latihan yang terus menerus juga diperlukan untuk

mengurangi lapisan lemak tubuh, sebaliknya jika kurang latihan menyebabkan

gemuk.12

2.2.9 Pengaruh Penyakit

Pengauh penyakit kronis seperti tuberkulosis, penyakit ginjal dan

sebagainya dapat menghambat pertumbuhan. Sebab-sebab terjadinya kelambatan

pertumbuhan pada seorang sakit karena kekurangannya hormon somatotropin,

sebagai akibat meningkatnya sekresi kartison dari korteks supraren.12

10
2.2.10 Pengaruh Emosi

Faktor emosi dapat berpengaruh pada pertumbuhan, misalnya karena

tekanan batin atau “stress”.12

2.3 Ciri-Ciri Tumbuh Kembang Anak

2.3.1 Ciri-Ciri Pertumbuhan

Secara garis besar terdapat empat katagori perubahan sebagai ciri

pertumbuhan yaitu :

2.3.1.1 Perubahan Ukuran

perubahan ini terlihat secara jelas pada perubahan fisik yang dengan

betambahnya umur anak terjadi pula penambahan berat badan, tinggi badan,

lingkaran kepala dan lain-lain. Organ tubuh seperti jantung, paru-paru atau usus

akan bertambah besar, sesuai dengan peningkatan kebutuhan tubuh.12

2.3.1.2 Perubahan Proporsi

Selain bertambahnya ukuran-ukuran, tubuh juga mempehatikan perubahan

proporsi.Anak bukanlah dewasa kecil, tubuh anak memperlihatkan perubahan

proporsi bila dibandingkan dengan tubuh orang dewasa.Proporsi tubuh seorang

bayi yang baru lahir sangat berbeda dibandingkan tubuh anak ataupun orang

dewasa.Pada bayi baru lahir, kepala relatif mempunyai proporsi yang lebih besar

dibanding dengan umur-umur lainnya.Titik pusat tubuh bayi baru lahir kurang

lebih setinggi umbilikus, sedangkan pada orang dewasa titik pusat tubuh terdapat

kurang lebih setinggi simpisis pubis. Perubahan proporsi tubuh mulai usia

kehamilan 2 bulan sampai dewasa.12

11
2.3.1.3 Hilangnya Cirri-Ciri Lama

Selama proses pertumbuhan terdapat hal-hal yang terjadi perlahan-lahan,

seperti menghilangnya kelenjar timus, lepasnya gigi susu dan menghilangnya

reflek-reflek primitif.12

2.3.1.4 Timbulnya Ciri-Ciri Baru

Timbulnya ciri-ciri baru adalah sebagai akibat pematangan fungsi-fungsi

organ. Perubahan fisik yang penting selama pertumbuhan adalah munculnya gigi

tetap yang menggantikan gigi susu yang telah lepas, dan munculnya tanda-tanda

seks sekunder seperti timbulnya rambut pubis dan aksila, timbulnya buah dada

pada wanita dan lain-lain.12

2.3.2 Ciri-Ciri Perkembangan

Perkembangan merupakan sederatan perubahan fungsi organ tubuh yang

berkelanjutan, teratur dan saling berkaitan. Seperti pertumbuhan, perkembangan

pun mempunyai ciri-ciri tertentu sebagai suatu pola yang tetap walaupun

variasinya sangat luas.12

Perkembangan terjadi secara simultan dengan pertumbuhan.perkembangan

merupakan hasil interaksi kematangan susunan saraf pusat dengan organ yang

dipengaruhinya, antara lain meliputi perkembangan sistem neuromuscular,

berbicara, emosi dan sosial. Kesemua fungsi tersebut berperan penting dalam

kehidupan manusia yang utuh.12

12
2.3.2.1 Perkembangan melibatkan perubahan

Karna perkembangan terjadi bersamaan dengan pertumbuhan, maka setiap

pertumbuhan di sertai dengan perubahan fungsi.Perubahan perkembangan sistem

reproduksi misalnya, disertai perubahan pada organ kelamin, perkembangan

intelegensia menyertai pertumbuhan otak dan serabut saraf. Perubahan-perubahan

ini meliputi perubahan ukuran tubuh secara umum, perubahan proporsi tubuh,

berubahnya cirri-ciri lama dan timbulnya ciri-ciri baru sebagai tanda kematangan

suatu organ tubuh tertentu.12

2.3.2.2 Perkembangan awal menentukan pertumbuhan selanjutnya

Seseorang tidak akan bisa melewati suatu tahap perkembangan sebelum ia

melewati tahapan sebelumnya. Sebagai contoh, seorang anak tidak akan bisa

berjalan sebelum ia bisa berdiri. Kerena itu perkembangan awal ini merupakan

masa kritis karena akan menentukan perkembangan selanjutnya.12

2.3.2.3 Perkembangan mempunyai pola yang tetap

Perkembangan fungsi organ tubuh terjadi menurut dua hukum yang tetap,

yaitu :

1. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah kepala, kemudian menuju

kearah kundal. Pola ini disebut pola sefaloaudal.

2. Perkembangan terjadi lebih dahulu di daerah proksimal (gerakan

kasar) lalu berkembang ke bagian distal seperti jari-jari yang

mempunyai kemampuan dalam gerakan halus. Pola ini disebut

proksimodistal.12

13
2.3.2.4 Perkembangan memiliki tahap yang berurutan

Tahap ini dilalui seorang anak mengikuti pola yang beratur dan berurutan,

tahap-tahap tersebut tidak bisa terjadi terbalik, misalnya anak terlebih dahulu bisa

membuat lingkaran sebelum mampu membuat gambar kotak, berdiri sebelum

berjalan dan sebagainya.12

2.3.2.5 Perkembang mempunyai kecepatan yang berbeda

Seperti halnya pertumbuhan, perkembangan berlangsung dalam kecepatan

yang berbeda-beda. Kaki dan tangan berkembang pesat pada awal masa remaja,

sedangkan bagian tubuh yang lain mungkin berkembang pesat pada masa lainya.12

2.3.2.6 perkembangan berkolerasi dengan pertumbuhan

Pada saat pertumbuhan berlangsung cepat, perkembanga pun demikian,

terjadi peningkatan mental, ingatan, daya nalar, asosiasi dan lain-lain.12

2.4 Tahapan Tumbuh Kembang Anak

Pada dasarnya tumbuh kembang merupakan dasar kehidupan yang

berlangsung melalui tahapan-tahapan tumbuh kembang yang mempunyai ciri-ciri

khas dengan kebutuhan dan permasalahannya. Tumbuh kembang anak merupakan

proses berkesinambungan dimulai sejak konsepsi sampai dewasa. Walaupun

terdapat beberapa variasi akan tetapi setiap anak akan melewati suatu pola

tertentu. Tahap-tahap pertumbuhan dan perkembangan anak dibagi menjadi dua,

yaitu masa pranatal dan postnatal.1,12

14
2.4.1 Masa Pranatal Atau Masa Intra Uterin

2.4.1.1 Masa embrio

Masa embrio adalah masa sejak konsepsi sampai umur kehamilan 8

minggu. Ovum yang telah dibuahi dengan cepat menjadi suatu organisme, terjadi

deferensiasi yang berlangsung cepat,terbentuk sistem organ tubuh.12

2.4.1.2 Masa fetus

Masa fetus adalah masa sejak umur 9 minggu sampai kelahiran. Masa ini

terdiri dari dua periode :

1. masa fetus dini, sejak usia 9 minggu sampai dengan trimester kedua

kehidupan intra uterin, terjadi percepatan pertumbuhan, pembentukan

jasad manusia sempurna dan alat tubuh telah terbentuk dan mulai

berfungsi.

2. masa fetus lanjut, pada trimester akhir pertumbuhan berlangsung pesat

dan adanya perkembangan fungsi-fungsi. Pada masa ini terjadi transfer

imunoglobulin G (IgG) dari (Decosa Hexanic Acit) omega 6

(Arachidonic acid) pada otak dan retina.12

2.4.1.3 Masa Postnatal Atau Masa Setelah Lahir

1. Masa neonatal (0-28 hari)

Pada masa ini, terjadi adaptasi terhadap lingkungan dan terjadi

perubahan sirkulasi darah, serta mulainya berfungsi organ-organ tubuh

lainnya.12

15
2. Masa bayi dibagi menjadi dua bagian :

1) Masa bayi dini (1-12 bulan), pertumbuhan yang pesat dan proses

pematangan berlangsung secara kontinyu terutama meningkatnya

fungsi sistem saraf.

2) masa bayi akhir (1-2 tahun), kecepatan pertumbuhan mulai

menurun dan terdapat kemajuan dalam perkembangan motorik dan

fungsi ekskresi.12

3. Masa prasekolah (2-4 tahun).

Pada masa ini pertumbuhan berlangsung stabil, terjadi

perkembangan dengan aktivitas jasmani yang bertambah dan

meningkatnya keterampilan dan proses berpikr.12

4. Masa sekolah atau masa pubertas (wanita : 6-10 tahun, laki-laki : 8-12

tahun).

Pertumbuhan lebih cepat dibandingkan dengan masa prasekolah,

keterampilan dan intelektual makin berkembang, senang bermain

berkelompok dengan jenis kelamin yang sama.12

5. Masa adolesensi atau masa remaja (wanita : 10-18 tahun, lai-laki : 12-

20 tahun)

Anak wanita 2 tahun lebih cepat memasuki masa adolesensi

dibandingkan anak laki-laki.Masa ini merupakan transisi dari periode anak

ke dewasa.Pada masa ini terjadi percepatan pertumbuhan berat badan dan

tinggi badan yang sangat pesat yang disebut Adolesensi Growth

16
Spurt.Pada masa ini juga terjadi pertumbuhan dan perkembangan pesat

dari alat kelamin dan timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder.12

2.5 Kebutuhan Dasar Anak Untuk Tumbuh Kembang

Kebutuhan dasar anak untuk tumbuh kembang, secara umum digolongkan

menjadi 3 kebutuhan dasar dikutip dari titi 1993 ) :

2.5.1 Kebutuhan Fisik-Biologis ( ASUH )

dalam hal ini, terdiri atas kebutuhan akan nutrisi, imunisasi, kebersihan

tubuh dan lingkungan, pakaian, pelayanan dan pengobatan kesehatan, olah raga,

bermain dan istirahat.13

2.5.2 Kebutuhan Emosi/Kasih Sayang ( ASIH )

Pada tahun-tahun pertama kehidupan, hubungan yang erat, mesra dan

selaras antara ibu/pengganti ibu dengan anak merupakan syarat mutlak untuk

menjamin tumbuh kembang yang selaras baik fisik, mental maupun

psikososial.kasih sayang dari orang tuanya (ayah-ibu) akan menciptakan ikatan

yang erat (bonding) dan kepercayaan dasar (basic trust).13

2.5.3 Kebutuhan Akan Stimulasi Mental ( ASAH )

Stimulasi mental ini mengembangkan perkembangan mental psikososial :

kecerdasan, keterampilan, kemandirian, kreativitas, agama, kepribadian, moral-

etika, produktivitas, dan sebagainya.13

17
2.6 Gizi Untuk Tumbuh Kembang Anak

Gizi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap proses

pertumbuhan dan perkembangan anak. Sebelum lahir, anak tergantung pada zat

gizi yang terdapat dalam darah ibu.Setelah lahir, anak tergantung pada sedianya

bahan makanan dan kemampuan saluran cerna. Makanan yang kurang baik secara

kualitas maupun kuantitas akan menyebabkan gizi kurang. Keadaan gizi kurang

dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan.1,3

2.6.1 Gizi Pada Masa Bayi

Pada masa bayi yaitu pada umur satu tahun pertama merupakan masa

transisi dari makanan cair ke makanan orang dwasa.Pada masa ini ditandai dengan

tumbuh kembang yang sangat pesat. Pada masa ini bayi harus mendapat perhatian

khusus, karena berbagai perubahan jenis makanan ataupun cara pemberian

makanan dapat berpengaruh terhadap asupan makanan. Pola pemberian makanan

bayi selama masa transisi dimulai dari makanan lumat, secara bertahap ke

makanan lembek, dan pada umur satu tahun diharapkan anak sudah makan dari

makan keluarga.12

Jenis makanan yang diberikan tergantung pada umur bayi.pada umur 4-6

bulan, anak dapat diberikan buah-buahan segar dan air buah. Tujuan pemberian

buah-buahan ini selain untuk memperkenalkan makanan selain ASI juga sebagai

sumber vitamin dan mineral sedikit kalori. Pada bayi umur 6 bulan dapat

diberikan makanan lembek berupa nasi tim yang disaring. Hal ini sesuai tingkat

keterampilan si bayi, dimana pada umur 6-9 bulan bayi mulai belajar

mengunyah.Pada umur setahun anak sudah dapat diberikan makanan keluarga

18
yang tidak berbumbu keras dan pedas. Makanan keluarga diberikan secara

bertahap baik jumlah maupun frekuensinya, sampai anak betul-betul mampu.12

2.6.2 Gizi Pada Masa Anak

Pertumbuhan anak umur antara setahun sampai pra-remaja sering disebut

sebagai masa laten atau tenang. Keadaan ini berbeda dengan pada masa bayi

dimana pertumbuhannya sangat pesat.Walaupun pada masa anak ini pertumbuhan

fisiknya lambat, teapi merupakan masa untuk perkembangan sosial, kognitif dan

emosional. Oleh karena pertumbuhan fisik pada maa ini relatif lambat, maka anak

membutuhkan nutrien lebih banyak untuk pertumbuhan tulang, gigi, otot, dan

darah.12

Penentuan status gizi anak dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu

pemeriksaan klinis, biokimia, biofisik dan antropometri. Menurut keputusan

kementrian Kesehatan RI antropometri dapat menjadi standar ukur status gizi

seorang anak dengan penyediaan data berdasarkan umur, berat badan dan tinggi

badan. Dalam keputusan tersebut dijelaskan tentang tiga hal yang berkaitan

yaitu.14

2.6.2.1 Umur

Umur sangat memegang peranan dalam menentukan status gizi, kesalahan

penetuan akan menyebabkan interpretasi status gizi yang salah. Hasil

penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti

bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering

muncul adalah adanya kecendrungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1

tahun ; 1,5 tahun ; 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung

19
dengan cermat. Ketentuannya perhitungan umur adalah dalam bulan penuh,

artinya sisa umur dalam hari tidak diperhitungkan.14

2.6.2.2 Berat badan

Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran

massa jaringan, termasuk jaringan tubuh. Berat badan sangat peka terhadap

perubahan yang mendadak baik karena penyakit infeksi maupun konsumsi

makanan yang menurun.Berat badan ini dinyatakan dalam bentuk indeks BB/U

(Berat Badan Menurut Umur) atau melakukan penilaian dengan melihat

perubahan berat badan pada saat pengukuran dilakukan, yang dalam

penggunaannya memberikan gambaran keadaan kini. Berat badan paling banyak

digunakan karena hanya memerlukan satu pengukuran, hanya saja tergantung

pada ketetapan umur, tetapi kurang dapat menggambarkan kecenderungan

perubahan situasi gizi dari waktu ke waktu.14

2.6.2.3 Tinggi/ panjang badan

Tinggi/ panjang badan memberikan gambaran fungsi pertumbuhan yang

dilihat dari keadaan tinggi/pendeknya badan.Timggi/ panjang badan sangat baik

untuk melihat keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan

berat badan lahir rendah dan kurang gizi pada masa balita.Tinggi badan dinyatkan

dalam bentuk indeks TB/U (tinggi badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB

(berat badan menurut tinggi badan) jarang dilakukan karena perubahana tinggi

badan yang lambat dan biasanya hanya dilakukan setahun sekali. Ukuran panjang

badan (PB) digunakan pada anak usia 0-24 bulan dan diukur secara terlentang.14

20
Table 2.1 Penilaian Status Gizi Berdasarkan Indeks BB/TB

Indek Katagori Status Gizi Ambang Batas

(Z-Score)

Sangat Kurus <-3 Sd


Berat Badan Menurut

Panjang Badan (Bb/Pb) Kurus -3 Sd – <-2 Sd

Normal -2 Sd – 2 Sd

Berat Badan Menurut

Tinggi Badan (Bb/Tb)


Gemuk >2 Sd
Anak Umur 0 – 60 Bulan

Sumber : kepmenkes RI 2011

2.7 Pola Umum Pertumbuhan Fisik Anak Usia Dini

Pada tumbuh kembang didapatkan proses berkesinambungan. Sistem saraf

pusat misalnya, merupakan pusat pengarahan dan koordinasi organisme yang

sedang tumbuh.Karena itu sistem susunan saraf pusat dan bagian-bagian yang

melindunginya tumbuh dan kembang lebih cepat.Pertumbuhan alat kelamin

polanya berbeda dengan pola pertumbuhan jaringan saraf.Pertumbuhan alat

kelamin sangat lambat sampai saat sebelum pubertas dan kemudia tumbuh cepat

sekali sampai akhir masa dewasa. Pertumbuhan jaringan limfoid agak berbeda,

pertumbuhannya cepat sekali hampir mendekati ukuran dewasa diakhir usia 10

tahunan kemudian berkurang dengan cepat sehingga mencapai setengahnya pada

akhir usia 20 tahunan.12

21
Ukuran-ukuran tubuh adalah penting untuk menilai tumbuh kembang

fisik.Anak yang lahir dari ibu yang sehat setelah suatu kehamilan normal

mempunyai berat rata-rata antara 3.000-3.500 gram.Berat badan waktu lahir ini

penting karena dapat dipergunakan untuk menilai apakah pertumbuhan dan

perkembangan dalam kandungan cukup baik atau tidak. Pada usia satu tahun

mencapai berat 3 kali berat lahir dan pada usia 2 tahun mencapai berat 4 kali berat

lahir. Setelah usia 2 tahun penambahan berat badan umumnya berkisar 2.000 gram

dalam satu tahun. Pada usia 6 tahun berat badan rata-rata berkisar 20 kg dan pada

usia ini anak laki-laki umumnya lebih berat.12

Panjang badan waktu lahir rata-rata 50 cm. Pada usia 1 tahun mencapai 75

cm, pada usia 2 tahun 85 cm dan 100 vm pada usia 4 tahun. Pada usia 4 tahun

tingginya mencapai 130 cm. berat otak waktu lahir adalah 350 gram, pada usia

satu tahun menjadi 925 gram dan mencapai 90% pada usia sekitar 6 tahun.

Pengukuran lingkar kepala mempunyai arti penting terutama sampai usia 2 tahun

karena dalam waktu tersebut terjadi pertumbuhan yang cepat. Lingkar kepala lahir

adalah 37 cm, pada usia satu tahun 47 cm, pada usia 2 tahun bertambah 2-3 cm

dan pada usia 6 tahun mencapai ukuran 54-55 cm.12

2.8 Status Sosial Ekonomi Keluarga Dalam Tumbuh Kembang Anak Usia

Dini

2.8.1 Status Pendidikan Orang Tua

Status sosial ekonomi memiliki arti sebagai pengelompokan orang-orang

berdasarkan kesamaan karakteristik pekerjaan, pendidikan dan ekonomi. Biasanya

22
dengan status sosial ekonomi orang akan memiliki akses tingkat pendidikan yang

berbeda juga. Sebagian besar individu yang memiliki akses yang baik dalam hal

pendidikan akan memiliki keselarasan dalam hal status ekonomi. Bebrapa anak

dengan orang tua yang memiliki prestisius pekerjaan yang baik dan tingkat

pendidikam yang baik akan mendapatkan akses yang mudah dalam hal

pengembangan diri mereka, orang tua akan lebih membuka dialog dengan

anaknya disertai perkembangan inisiatif anak menjadi lebih baik dikarenakan

suasana nyaman akan kepedulian. Orang tua dengan tingkat pendidikan rendah

cenderung akan memiliki pola asuh otoriter dimana akan menggunakan hukuman

fisik dalam mendisiplinkan anak. Kualitas lingkungan pengasuhan yang

diterapkan orang tua secara umum memiliki hubungan dengan perkembangan

sosial emosi anak.Namun kualitas pengasuhan tersebut memiliki hubungan

dengan kondisi lama pendidikan orang tua terutama ibu, tingkat pengeluaran

ekonomi dan kualitas lingkingan. Orang tua dengan tingkat pendidikan yang

rendah akan memiliki permasalahan dalam mendorong perkembangan anaknya,

hal ini terkait dengan penyediaan alat bantu stimulasi, mainan, serta aktivitas

stimulasi yang harusnya diberikan oleh orang tua terutama ibu.15,16

2.8.2 Status Ekonomi Keluarga

Kondisi ekonomi orang tua dalam sebuah keluarga dapat memengaruhi

masalah pemberian makanan pada anak, tempat tinggal dan perilaku orang tua.

Efek dari kemiskinan berupa rasa stress kronik bagi orang tua membuat anak tidak

akan mendapatkan stimulasi untuk bantuan sosial yang adekuat serta keadaan

ekonomi yang tidak baik dapat menyebabkan anak tidak memperoleh gizi yang

23
cukup untuk pertumbuhan dan perkembangannya. Secara historis, kemiskinan

didefinisikan dalam istilah ekonomi sederhana yang terkait dengan sejumlah uang

atau harta benda orang harus atau tidak memiliki.Namun, kemiskinan telah

menjadi jauh lebih kompleks pengalaman, multifaktorial yang melampaui

penghasilan tidak mencukupi.Ini menggabungkan efek yang lebih luas seperti

pengucilan, malu dan mengurangi harga diri sebagai akibat kekirangan akses ke

sumber daya material dan budaya. Kemiskinan mempengaruhi orang dari segala

usia, tetapi ada unik isu yang terkait dengan kemiskinan diawal masa kecil.

Pembangunan ketidakdewasaan dalam semua domain – social-emosional, kognitif

dan fisik – membuat anak jadi rentan akan permasalahan akibat kemiskinan.

Beberapa efek kemiskinan yang mempengaruhi individu seorang anak.17,18

2.8.3 Tekanan Stress

Stress yang disebab kan oleh kemiskinan dapat menimbulkan korosi

sebuah keluarga, termasuk hubungan antara orang tua dan anak. Orang tua akan

kesulitan dalam memberikan pengasuhan. Pengasuhan yang terganggu pada masa

awal perkembangan anak akan memberi efek jangka panjang dalam jalur

pengembangan neuron otak anak usia dini. Hal ini akan menjadi maslah dimasa

yang akan dating dalam hal perkembangan sifat, fisik dan mental.18

2.8.4 Kesehatan

Bayi yang dilahirkan dari ibu yang hidup dalam kemiskinan sering

mengalami berat lahir rendah. Kondisi berat lahir rendah akan memberikan

kondisi jangka pendek dan panjang, jangka pendek akan berhubungan dengan

24
tingginya rata-rata infeksi, jangka panjang berkaitan dengan gangguan

perkembangan.18

2.8.5 Orang Tua

Orang tua yang hidup dalam kemiskinan umunya memiliki tingkat

pendidikan yang rendah dan keterampiln yang kurang. Stres yang timbul saat

miskin membuat orang tua memiliki kebiasaan untuk melantarkan anak,

penganiayaan serta meningkatkan resiko kecelakaan selama pengasuhan.18

2.8.6 Perumahan

Keluarga yang hidup dalam kemiskinan biasanya kondisi lingkungan

perumahannya juga kurang stabil. Akan timbul kecenderungan keluarga miskin

untuk sering hidup berpindah-pindah sehingga menggangu kesinambungan

lingkungan dan pengasuhan anak.18

2.8.7 Pendidikan

Orang tua yang hidup dalam kemiskinan umumnya memiliki pendidikan

rendah cenderung sulit memberikan akses sekolah, buku, galeri, perpustakaan

ataupun akses pendidikan lainnya kepada anaknya. Biasanya anak akan tumbuh

dalam keadaan buta huruf.18

2.9 Deteksi Gangguan Tumbuh Kembang Anak Usia Dini

Proses perkembangan dapat diamati dengan bertambahnya kepandaian

keterampilan dan perilaku. Dalam deteksi perkembangan anak, dibutuhkan uji

skrining yang dapat diterima dan harus sensitife dalam deteksi semua masalah

perkembangan anak.12

25
2.9.1 Ukuran Antropometri

2.9.1.1 Berat Badan

Berat badan merupakan ukuran antropometrik yang terpenting, dipakai

pada setiap kesempatan memeriksa kesehatan anak pada setiap kelompok umur.

Merupakan hasil keseluruhan jaringan-jaringan tulang, otot, lemak, cairan tubuh

dan lainnya.12

2.9.1.2 Tinggi Badan

Tinggi badan merupakan ukuran antropometrik kedua yang penting,

keistimewaan adalah nilai tinggi badan meningkat terus, walaupun laju tumbuh

berubah dari pesat pada masa bayi kemudian melambat dan menjadi pesat lagi

pada masa remaja.12

2.9.1.3 Lingkar Kepala

Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial. Dipakai untuk

menaksir pertumbuhan otak. Laju tumbuh pesat pada 6 bulan pertama bayi, dari

35 cm saat lahir menjadi 43 cm pada 6 bulan. Laju tumbuh kemudian berkurang,

hanya 46,5 cm pada usia 1 tahun dan 49 cm pada usia 2 tahun. Selanjutnya

berkurang menjadi drastis hanya bertambah 2 cm sampai usia 3 tahun dan

bertabah lagi kira-kira 5 cm sampai usia remaja/dewasa. Oleh karena itu manfaat

pengukuran lingkar kepala terbatas sampai usia 3 tahun, kecuali bila diperlukan

seperti pada kasus hydrocephalus.12

2.9.1.4 Lingkar Lengan Atas

Lingkar lengan atas mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan

otot yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh yang dibandingkan

26
dengan berat badan. Dapat dipakai untuk menilai keadaan gizi/keadaan tumbuh

kembang pada kelompok usia prasekolah. Laju tumbuh lambat, dari 11 cm pada

saat lahir menjadi 16 cm pada usia 1 tahun. Selanjutnya tidak banyak berubah

selama 1-3 tahun.12

2.9.1.5 Lipatan Kulit

Tebalnya lipatan kulit pada daerah triceps dan subskapular merupakan

refleksi tubuh kembang jaringan lemak bawah kulit, yang mencerminkan

kecukupan energi. Dalam keadaan defisiensi lipatan kulit menipis dan sebaliknya

menebal jika masukan energi berlebihan, dimanfaatkan untuk menilai terdapatnya

keadaan gizi lebih, khususnya pada kasus obesitas.15

2.10 Gangguan Pertumbuhan Dan Perkembangan Anak

Masalah yang sering timbul dalam pertumbuhan dan perkembangan

motorik, bahasa, emosi, dan perilaku.9

2.10.1 Gangguan Pertumbuhan Fisik

Gangguan pertumbuhan fisik meliputi gangguan pertumbuhan di atas

normal dan gangguan pertumbuhan dibawah normal. Pemantauan berat badan

menggunakan kartu menuju sehat (KMS) dapat dilakukan secara mudah untuk

mengetahui pola pertumbuhan anak.9

Menurut Soetjiningsih (2003), apabila grafik berat badan anak lebih dari

120% kemungkinan anak mengalami obesitas atau kelainan hormonal; sementara

itu apabila grafik berat badan dibawah normal kemungkinan anak mengalami

kurang gizi, mederita penyakit kronis, atau kelainan hormonal. Lingkar kepala

27
juga menjadi salah satu parameter yang penting dalam mendeteksi gangguan

pertumbuhan dan perkembangan anak.9

Ukuran lingkar kepala menggambarkan isi kepala termasuk otak dan

cairan serebrospinal. Lingkar kepala yang lebih dari normal yang dapat dijumpai

pada anak yang menderita hidrosefalus, megaensefali, tumor otak, ataupun hanya

merupakan variasi normal.9

Menurut hendarmin (2000), tuli pada anak dapat disebabkan karena faktor

prenatal dan postnatal. Faktor prenatal antara lain adalah genetik dan infeksi

TORCH yang terjadi selama kehamilan, sedangkan faktor postnatal yang sering

mengakibatkan ketulian adalah infeksi bakteri atau virus yang terkait dengan otitis

media.9

2.10.2 Gangguan Perkembangan Motorik

Perkembangan motorik yang lambat dapat disebabkan oleh beberapa

hal.Salah satu penyebabnya adalah kelainan tonus atot atau penyakit

neuromuscular. Anak dengan serebral palsi dapat mengalami keterbatasan

perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athetosis, ataksia, atau

hipotonia.9

Kelainan sumsum tulang belakang seperti spina bifida juga dapat

menyebabkan perkembangan motorik sebagai akibat spastisitas, athenosis,

ataksia, atau hipotonia, serta dapat juga menyebabkan keterlambatan

perkembangan motorik. Penyakit neuromuscular seperti distrofi merepakan

gangguan perkembangan motorik yang selalu didasari adanya penyakit tersebut.9

28
Faktor lingkungan serta kepribadian anak juga dapat mempengaruhi

keterlambatan dalam perkembangan motorik. Anak yang tidak mempunyai

kesempatan belajar seperti sering digendong atau diletakkan di baby walker dapat

mengalami keterlambatan dalam mencapai kemampuan motorik.9

2.10.3 Gangguan Perkembangan Bahasa

Gangguan perkembangan bahasa pada anak dapat di akibatkan oleh

berbagai faktor, yaitu faktor genetic, gangguan pendengaran, intelegensi rendah,

kurangnya interaksi anak dengan lingkungan, maturasi yang terlambat, dan faktor

keluarga.9

Selain itu, gangguan bicara juga dapat disebabkan karena adanya kelainan

fisik seperti bibir sumbing dan serebral pals. Gagap juga dapat terjadi karena

intelegensi rendah, kurangnya interaksi dengan lingkungan, maturasi yang

terlambat, dan faktor keluarga. Gangguan ini juga termasuk salah satu gangguan

perkembangan bahasa yang dapat disebabkan karena adanya tekanan dari orang

tua agar anak bisa bicara jelas.9,13

2.10.4 Gangguan Emosi Dan Perilaku

Selama tahap perkembangan, anak juga dapat mengalami berbagi

gangguan yang terkait dengan psikiatri.Kecemasan adalah salah satu gangguan

yang muncul pada anak dan memerlukan suatu intervensi khusus apabila

memengaruhi interaksi sosial dan perkembangan anak.Contoh kecemasan yang

dapat dialami anak adalah fobia sekolah, kecemasan berpisah, fobia sosial, dan

kecemasan setelah mengalami trauma. Gangguan perkembangan pervasif pada

anak akan meliputi autisme, serta gangguan perilaku dan interaksi sosial.9

29
Menurut widyastuti (2008) autism adalah kelainan neurobiologist yang

menunjukkan gangguan komunikasi, interaksi, dan perilaku. Autisme ditandai

dengan terlambatnya perkembangan bahasa, munculnya gerakan-gerakan aneh

seperti berputar-putar, melompat-lompat, atau mengamuk tanpa sebab.9

30
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Dan Desain Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasional dengan desain

cross sectional. Study cross sectional merupakan jenis penelitian yang variabel

variabelnya dilakukan hanya satu kali dan pada satu saat.20

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di TK Khairu Ummah Kecamatan Krueng Barona

Jaya, Kabupaten Aceh Besar.Penelitian ini dilakukan dari bulan Desember 2014 –

Maret 2015.

3.3 Populasi Dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi Penelitian

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa/i TK Khairu Ummah

Kecamatan Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar tahun 2015.

3.3.2 Sampel Penelitian

Sampel dalam penelitian ini siswa/i TK Khairu Ummah Kecamatan

Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar dan juga orang tua pengasuhnya

yang memenuhi kriteria iklusi dan ekslusi serta telah terpilih secara acak dengan

teknik sampling.

31
3.3.3 Kriteria Sampel

3.3.3.1 kriteria inkulasi.

1. Anak yang terdaftar sebagai siswa/i di TK Khairu Ummah Kecamatan

Krueng Barona Jaya, Kabupaten Aceh Besar dengan usia minimal 4-6

tahun selama rentan waktu penelitian.

2. Orang tua pengasuh (ibu) yang bersedia berpartisipasi dalam penelitian

ini.

3.3.3.2 Kriteria Ekslisi

1. Anak yang sakit dan memiliki kecatatan fisik.

3.4 Teknik Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling,

artinya sampel yang digunakan adalah total populasi. Metode ini diperolehkan

karena jumlah populasi yang tersedia terbatas atau sedikit yaitu 43 responden,

sehingga jumlah tersebut dijadikan sampel dalam penelitian. Penggunaan total

populasi di harapkan akan lebih mewakili fakta yang ada.20

3.5 Kerangka Konsep Penelitian

Variabel Independen Variabel Dependen

Tingkat Pendidikan Ibu Pertumbuhan Dan


Perkembangan Anak Usia 4-
6 Tahun

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

32
3.6 Definisi Operasional Variabel

3.6.1 Variabel Dependen

Variabel dependen dalam penelitian ini adalad petumbuhan dan

perkembangan.

3.6.1.1 Pertumbuhan

Pertumbuhan adalah perubahan ukuran fisik dari waktu ke waktu yang

merupakan suatu proses berkelanjutan dan mengikuti perjalanan waktu, perubahan

yang terjadi meliputi perubahan ukuran, besar, jumlah atau dimensi pada tingkat

sel, organ maupun individu.1

3.6.1.2 Perkembangan

Bertambahnya ukuran struktur, fungsi dan kemampuan anak yang lebih

kompleks yang dalam hal ini akan meliputi beberapa aspek, diantaranya sensorik,

motorik, bahasa kounikasi kognitif sosial, kreatifitas dan moral-spiritual.10

3.6.2 Variabel Independen

Variabel independen dalam penelitian ini adalah tingkat pendidikan ibu

dan status ekonomi keluarga.

3.6.2.1 Tingkat Pendidikan Ibu

Tingkat pendidikan adalah tingkat jenjang pendidikan terakhir orang

tua.Pembagiannya tingkat pembagian dibagi atas Rendah (tidak tamat / tamat SD

atau SMP/sederajat), menengah (jika tamat SMA/sederajat atau tidak tamat

akademi/sederajat). Katagori dalam variabel yang diambil adalah tingkat

pendidikan Rendah, Menengah Dan Tinggi.21

33
3.7 Bahan Penelitian

Bahan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. timbang injak (camry)

2. alat pengukur tinggi badan (Microtoise)

3. table standar atropometri BB/TB untuk anak umur 0 sampai 72 bulan

dari kepmenkes RI 2011

4. kuesioner Pra skrining perkembangan ( KPSP )

5. lembaran petanyaan tentang tingkat pendidikan orang tua

3.8 Prosedur Pengumpulan Data

3.8.1 Sumber Data

Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder.Data primer

adalah data yang diperoleh langsung dari siwa/i TK dan orang tua. Pengumpulan

data primer dilakukan oleh peneliti dengan menggunakan kuesioner dan

melakukan pengukuran pertumbuhan yaitu tinggi badan dan berat badab anak.

Data primer terdiri dari berat badan (kg), tinggi badan (cm), karakteristik siswa/i

(umur, jenis kelamin), karakteristik orang tua (tingkat pendidikan) serta status

perkembangan anak yang di ukur dengan pengisian Kuesioner KPSP oleh orang

tua. Data sekunder adalah data jumlah siswa yang diperolah dari TK yg dlakukan

penelitian.

3.8.2 Metode Pengumpulam Data

Metode pengumpulan data yang digunakan adalah dengan pengisian KPSP

oleh orang tua dan observasi dengan melakukan pengukuran tinggi badan dan

berat badan untuk mengetahui status pertumbuhan anak berdasarkan Tabel

34
Antropometri Kementrian Kesehatan Republik Indonesia untuk anak umur 0-72

bulan. Penentuan umur anak di tentukan dari hasil pengurangan tanggal

pemeriksaan dengan tanggal lahir anak. Umur dihitung dalam bulan penuh.14

3.9 Prosedur Penelitian

1. peneliti mengurus surat pengantar dari Fakultas Kedokteran universitas

Abulyatama Aceh dan meminta izin dari Kepala Dinas Pendidikan

Kab. Aceh Besar untuk melakukan beberapa penelitian di TK.

Penelitian di masing-masing TK diwaktu yang berbeda.

2. penelitian menentukan sampel dengan metode proportional stratified

random sampling. Setelah ditentukan proporsi setiap anak disetiap TK

maka dilakukan pengambilan secara acak hingga proporsi sampel

tercukupi. Penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu meminta

persetujuan dari calon sampel untuk dapat berpartisipasi dalam

penelitian dengan menandatangani lembar persetujuan yang telah

disediakan. Setelah mendapat izin, peneliti memberikan arahan kepada

sampel dan orang tuanya untuk mengisi kuesioner data anak, data

orang tua dan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) dengan

tetap didampingi oleh peneliti. Dalam waktu yang sama peneliti

dibantu enumerator juga melakukan pengukuran Umur (U), Berat

Badan (BB), Tinggi Badan (TB), untuk menilai pertumbuhannya. Data

yang telah terkumpul dari pengisian kuesioner dan pengukuran

antropometri akandikonversikan berdasarkan kelompok pada masing-

masing variabel yang telah dijelaskan pada definisi operasional.

35
3. peneliti mengoreksi kembali kelengkapan kuesioner yang telah diisi

oleh responden, dan melengkapi kekurangan dengan memberikan

penjelasan kembali dan dipandu dengan kuesioner oleh peneliti sendiri

kemudian dilakukan pengolahan dan analisis terhadap data tersebut.

3.10 Pengolahan Dan Analisa Data

Analisa data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu :

3.10.1 Analisi univarat

Analisis univarat dilakukan disetiap variabel dari hasil penelitian, yang

pada umumnya hanya menghasilkan distribusi dan presentasi dari tiap

variabel.Data yang diperoleh, dicatat dan dikumpulkan, kemudian disajikan dalam

bentuk table distribusi frekuensi.

3.10.2 Analisis bivariate

Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berpengaruh

atau berkolerasi.22 pada penelitian ini, analisis bivariat digunakan untuk menguji

hipotesis, maka digunakan uji chi-square (x2) dengan rumus sebagai berikut :

(0 − 𝐸)2
𝑥2 = ∑
𝐸

Keterangan:

X2 = nilai kai-kuadrat

0 = nilai observasi

E = nilai ekspektasi

36
Derajat kemaknaan yang digunakan dalam penelitian inu yaitu 𝛼 = 0,05

sehingga :

a. Jika p-value< 0,05 tolak H0 maka hasil perhitungan statistik bermakna.

b. Jika p-value ≥ 0,05terima H0 maka hasil perhitungan ststistik tidak

bermakna.

37

Anda mungkin juga menyukai