Anda di halaman 1dari 147
PEDOMAN Konstruksi Dan Bangunan No. 01/P/ BM / 2013 PENYUSUNAN KERANGKA ACUAN KERJA (KAK) UNTUK PERENCANAAN DAN PENGAWASAN TEKNIS JALAN DAN JEMBATAN KEMENTERIAN PEKERJAAN UMUM DIREKTORAT JENDERAL BINA MARGA PRAKATA Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) untuk Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan ini merupakan revisi dari Pedoman Penyusunan KAK yang lama menecakup ketentuan umum, ketentuan teknis, dimana di dalam ketentuan umum memuat sistematika kerangka acuan kerja, dan ketentuan teknis memuat persyaratan teknis yang harus dimuat dalam penyusunan kerangka acuan Kerja. Revisi Pedoman ini juga dilengkapi dengan contoh Kerangka Acuan Kerja, baik untuk perencanaan maupun untuk pengawasan teknis jalan dan jembatan ‘Acuan yang digunakan pada Pedoman ini mengacu pada ketentuan yang ada pada standar, pedoman, dan manual yang diterbitkan baik oleh Direktorat Jenderal maupun oleh Kementerian Pekerjaan Umum yang berkaitan dengan perencanaan dan pengawasan teknis jalan dan jembatan Revisi pedoman ini diharapkan agar para Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen Perencanaan dan pengawasan jalan dan jembatan memiliki suatu acuan mutakhir yang dijadikan dasar dalam penyusunan Kerangka Acuan Kerja Perencanaan dan Pengawasan ‘Teknis Jalan dan Jembatan. Dengan adanya revisi pedoman ini maka pedoman Penyusunan KAK lama dinyatakan tidak berlaku. Jakarta, Februari 2013 Direktur Jenderal Bina Marga Djoko Murjéinto toy DAFTAR ISI PRAKATA Daftar Isi Daftar Tabel 1. Ruang Lingkup 2. Acuan Normatif 3. _Istilah dan Defi 4. Ketentuan Umum 5. Ketentuan Teknis 5.1 Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan 5.2 53 54 5A 5.1.2 5.1.3 5.1.4 515 5.1.6 5.2. 5.2.1 5.22 5.23 5.24 Persiapan (Pengumpulan Data Sekunder) Survey Lapangan Pengendalian Survey Pendahuluan dan Survey Detail Proses Desain/ Perencanaan Teknis Tenaga Ahii Pelaporan Pengawasan Manajemen Mutu Teknis Jalan dan Jembatan Persiapan Proses dan Pelaksanaan Kegiatan Keluaran dan Pelaporan Pengorganisasian dan Tenaga Ahii Core Team Konsultan Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan 5.3.1 5.3.2 5.3.3 5.3.4 Konsultan Manajemen Proyek Balai Re; Persiapan Tenaga Ahli Keluaran Pelaporan al Project Management Consultant (RPMC) 5.44 542 5.43 544 Persiapan Tenaga Anli Keluaran Pelaporan 35 35 37 38 38 39 39 a 4 4 LAMPIRAN oeena Format Kerangka Acuan Kerja (KAK) Contoh Kerangka Acuan Kerja Untuk Perencanaan Jalan Contoh Kerangka Acuan Kerja Untuk Perencanaan Jembatan Contoh Kerangka Acuan Kerja Untuk Pengawasan Manajemen Mutu Contoh Kerangka Acuan Kerja Untuk Konsultan Manajemen Proyek Balai Regional Project Management Consultant (RPMC) Contoh Kerangka Acuan Kerja Untuk Core Team Bagan Alir Proses Desain Pengujian Geoteknik 43 47 7 108 142 153 163 164 Tabel 4 Tabel 2. Tabel 3, Tabel 4. Tabel 5. Tabel 6, Tabel 7. Tabel 8. Tabel 9. Tabel 10. Tabel 13. DAFTAR TABEL Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia Persyaratan Data Geoteknik Persyaratan Uji Pemboran : Jenis dan Aplikasi Persyaratan Penggunaan Penduga, Sumur Uji, Parit Uji, dan Lubang Uji Persyaratan Standar Tata Letak dan Kedalaman Pemboran Persyaratan Standar Minimum untuk Sampling dan Pengujian dari Pemboran Pengujian Perkerasan dan Interval Sampling (dalam meter) Matriks Tenaga Ahli untuk Perencanaan Pelaporan untuk Perencanaan Penyiapan DED Tenaga Ahli untuk Pengawasan " " 12 14 15 18 23 24 27 33 Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Untuk Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan 1. Ruang Lingkup Pedoman Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) ini menjelaskan hal-hal yang berkaitan dengan proses perencanaan, pengawasan teknis, Core Team serta Konsultan Manajemen Proyek Balai Regional Project Management Consultant (RPMC) pekerjaan jalan dan jembatan dari tahap persiapan sampai pada tahap pelaporan, 2. Acuan Normatif * Pd.T.18-2008-B © Pd.T-01-2002-B © RSNIT-14-2004-B © 038/T/BM/1997 © 002/T/BNKT/1991 © O1/T/BNKT/992 © PtT-02-2002-B © Pd.T.20-2004-B * 06/BM/2005 © 032/T/BM/1999 © 014/T/BM/1995, © 007/T/BNKT/1990 * 014/T/BNKT/1990 © Pd.T/15-2004-B © Pd.1/17-2004-B © O1S/T/BNKT/1990 = 003/PWi2004 © of0/Pwi2004 © Pd.T-11-2003 ° Pd T-06-2004-8 © 03/BM/2009 © Pd T.14-2003 © Pd T-05-2005-B © 008/T/BM/1999 Pedoman Perencanaan Perkerasan Kaku Pedoman Perencanaan Tebal Lapis Perkerasan Lentur. Pedoman Perencanaan Geometrik Jalan Perkotaan Perencanaan Geometrik Antar Kota Perencanaan Persimpangan Sederhana Jalan Perkotaan Perencanaan Persimpangan Sebidang Jalan Tata Cara Perencanaan Geometrik Persimpangan Sebidang Perencanaan Bundaran untuk Persimpangan Sebidang Pedoman Perencanaan Putaran Balik (U-Turn) Pedoman Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki pada Jalan Umum Perencanaan Fasilitas Pejalan Kaki di kawasan Perkotaan Perencanaan Trotoar Perencanaan Pemisah Perencanaan Separator Jalan Perencanaan Median Jalan Perencanaan Penghentian Bus Manual Perencanaan Bangunan Pengaman Gerusan Pantai untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan Pedoman Pengukuran Topografi untuk pekerjaan jalan dan jembatan Perencanaan Timbunan Jalan Pendekat Jembatan Perencanaan Konstruksi Timbunan Jalan di atas Gambut dengan Metode Pra-pembebanan Pedoman Perencanaan dan Pelaksanaan Perkuatan Tanah dengan Geosintetik Perencanaan Jalan Beton Semen Perencanaan Tebal Lapis Tambah Perkerasan Lentur dengan Metode Lendutan Perencanaan Pembuatan Jalan diatas Tanah Gambut dengan Menggunakan Pondasi Galar Kayu 1 dari 142 nn SEE ESSE CoE EASES SELEE EO SES TSE SESS SOC SOEOS IOS SSSSECOSOSOSOCOREOSOOIO® © Pd.T.02-2006-B Pedoman Perencanaan Drainase Jalan = 002/PWi2004 Manual Perencanaan Bangunan Pengaman Gerusan Air ‘Sungai untuk Konstruksi Jalan dan Jembatan + Pd.T-04-2006-B Perencanaan Beban Gempa untuk Jembatan © =027/T/Bt1995 : Perencanaan Teknik Jembatan Penyeberangan untuk Pejalan Kaki di Perkotaan © Pt T-12-2005-B : Perencanaan Lantai Jembatan Rangka Baja dengan Menggunakan Corrugated Steel Plate © 009/8M/2008 =: _Perencanaan Struktur Beton Bertulang untuk Jembatan * 019/BM/2009 Pengawasan Teknis Pekerjaan Fisik + 08/8M/2005, Pedoman Umum Pengelolaan Lingkungan Hidup Bidang Jalan © PLT-8-2002-B Pedoman Proses Pembentukan dan Sifat-Sifat Dasar Tanah Lunak * PtT-9-2002-8 : Pedoman Penyelidikan Tanah Lunak, Desain dan Pekerjaan Lapangan. + PEM-01-2002-B Pedoman Penyelidikan Tanah Lunak, —Pengujian Laboratorium. © PtM- 10-2002-B Pedoman Geoteknik desain dan konstruksi, * SNI19-6724-2002 : _Jaring Kontrol Horizontal, Tahun 2002. + SNI19-6988-2004 : Jaring Kontrol Vertikal dengan Metode Sipat Datar, Tahun 2005. 3. Istilah dan Definisi 34. badan jalan bagian jalan yang meliputi seluruh jalur lalu lintas, median, dan bahu jalan, 3.2, jalan antar kota jalanjalan yang menghubungkan simpul-simpul jasa distribusi dengan ciri-ciri tanpa perkembangan yang menerus pada sisi mana pun termasuk desa, rawa, hutan, meskipun mungkin terdapat perkembangan permanen, misalnya rumah makan, pabrik, atau perkampungan. 3.3. tanah gambut Tanah organik yang mengandung kadar abu lebih kecil dari 25% atau kadar organik 275%. 3.4, bench mark Titik yang telah mempunyai koordinat fixed, dan direpresentasikan dalam bentuk monumen/patok di lapangan. 2 dari 142 3.5. Global Positioning System (GPS) adalah satu-satunya sistem navigasi satelit yang berfungsi dengan baik. Sistem ini Menggunakan 24 satelit yang mengirimkan sinyal gelombang mikro ke Bumi. Sinyal ini diterima oleh alat penerima di permukaan, dan digunakan untuk menentukan posisi, kecepatan, arah, dan waktu. 3.6. Elektronic Distance Measurement (EDM) Merupakan alat ukur jarak elektronik yang menggunakan gelombang elektromagnetik sinar infra merah sebagai gelombang pembawa sinyal pengukuran dan dibantu dengan sebuah reflektor berupa prisma sebagi target. 37. Total Station Alat ukur yang menggabungkan secara elektronik antara teknologi theodolite dengan teknologi elektronic distance measurement (EDM) 3.8. Analisis Mengenai Dampak Lingkungan (AMDAL) kajian mengenai dampak besar dan penting suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan. 3.9, Analisis Dampak Lingkungan Hidup (ANDAL) telaahan secara cermat dan mendalam tentang dampak besar dan penting suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. 3.10. Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup (RKL) upaya penanganan dampak besar dan penting terhadap lingkungan hidup yang ditimbulkan akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan. 3.11. Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup (RPL) upaya pemantauan komponen lingkungan hidup yang terkena dampak besar dan penting akibat dari rencana usaha dan/atau kegiatan 3.12. Upaya Pengelolaan Lingkungan (UKL) dan Upaya Pemantauan Lingkungan (UPL) Pengelolaan dan pemantauan terhadap usaha dan/atau kegiatan yang tidak berdampak Penting terhadap lingkungan hidup yang diperlukan bagi proses pengambilan keputusan tentang penyelenggaraan usaha dan/atau kegiatan 3 dari 142 3.13. Surat Pernyataan Kesanggupan Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup (SPPL) Pernyataan kesanggupan dari penanggung jawab usaha dan/atau kegiatan untuk melakukan pengelolaan dan pemantauan lingkungan hidup atas dampak lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatannya di luar usaha dan/atau kegiatan yang wajib amdal atau UKL-UPL. 4. Ketentuan Umum Kerangka Acuan Kerja merupakan bagian dari dokumen lelang yang berisi tentang ketentuan/persyaratan yang harus dikuti dalam suatu proses perencanaan dan pengawasan teknis. Kerangka Acuan Kerja harus memuat : a) Latar belakang; Latar belakang menerangkan tentang alasan perlunya kegiatan _tersebut dilaksanakan dalam hubungannya dengan tugas pokok dan fungsi Satuan Kerja (Satker) tersebut. b) Maksud dan Tujua Maksud dan tujuan, menguraikan mengenai penjelasan pengertian apa dan output apa yang akan dihasilkan. ¢) Sasaran; Sasaran menguraikan mengenai manfaat yang akan dicapai dari kegiatan pekerjaan d) Nama dan Organisasi Pengguna Jasa; Nama dan Organisasi Pengguna Jasa dalam hal ini Satker yang mempunyai tugas. pokok Perencanaan dan Pengawasan, menijelaskan tentang penanggungjawab kegiatan dan siapa sasaran yang akan menerima layanan tersebut. ®) Sumber Pendanaan; ‘Sumber Pendanaan, menguraikan tentang rencana sumber dan jumlah dana yang diperlukan untuk pelaksanaan kegiatan. f) Lingkup, Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas Penunjang serta Alih Pengetahuan; Lingkup, Lokasi Kegiatan, Data dan Fasilitas Penunjang serta Allh Pengetahuan, ‘menguraikan tentang lingkup kegiatan yang dilakukan guna mencapai ouput yang dinarapkan didukung dengan fasilitas penunjang serta alin pengetahuan sebagai bentuk transfer teknologi 9) Metodotogi; Metodologi, menjabarkan tentang bagaimana kegiatan tersebut akan dilaksanakan. h) Jangka Waktu Pelaksanaa Jangka Waktu Pelaksanaan, menjelaskan rencana waktu pelaksanaan kegiatan. i) Tenaga Abii; Tenaga Ahli, menerangkan jumlah dan jenis keahlian yang diperlukan dengan dibuktikan sertifikat keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi yang dilegalisasi oleh Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi untuk Arsitektur, Sipil, Mekanikal dan Elektrikal, Teknik Lingkungan atau dari lembaga lain untuk keahlian khusus. i) Keluaran; Hasil Keluaran, menerangkan mengenai produk yang harus dihasilkan. 4 dari 142 k) Laporan. Laporan menguraikan seluruh kegiatan yang disesuaikan dengan jenis laporan baik adminitrasi maupun teknis. 5. Ketentuan Teknis 5.1 Perencanaan Teknis Jalan dan Jembatan 5.1.1. Persiapan (pengumpulan Data Sekunder) 1. Tujuan Tyjuan dari tahap persiapan ini adalah untuk mengumpulkan informasi awal mengenai kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalu lintas, serta lingkungan pada koridor lokasi pekerjaan. 2. Lingkup Lingkup kegiatan pada pengumpulan data sekunder meliputi: a) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 4: 50.000 ') Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan ©) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1 : 250.000, daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase 4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah ) Peta tata guna lahan f) Metakukan koordinasi dengan instansi terkait di sekitar lokasi proyek 3. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi : a. Laporan studi koridor (ka diperlukan), b. Laporan studi rancang-bangun pendahuluan, c. Rencana pendahuluan dari alternatif perencanaan teknis (desain) yaitu: profil atau 'embar rencana, bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali dan dialokasikan, dan 4. Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk altemnatif desain 5.1.2. Survey Lapangan 1. Survey Pendahuluan a. Tujuan Tyjuan Survey Pendahuluan ini adalah untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek-aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasar/referensi survey Detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang ahii utama, b. Lingkup kegiatan Survey Pendahuluan * Survey Pendahuluan Geometrik © Menentukan titik awal dan akhir proyek; Mengidentifikasi medan secara ‘stationing/urutan jarak; Mengidentifikasi penerapan desain geometric: Survey utilitas jalan dan jembatan; ‘Memperhitungkan kebutuhan alinyemen untuk lokasi galian, timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong-gorong, jembatan, dan persimpangan; e000 5 dari 142 a © Membuat patok-patok sementara dan tanda banjir pada lokasi proyek; ‘© Menghitung perkiraan volume pekerjaan. ‘Survey Pendahuluan kondisi existing perkerasan © Inventarisasi terhadap data history penanganan jalan; © Ientifikasi jenis pavement; © Identifikasi kerusakan pavement. Survey Pendahuluan Survey Topografi © Mengamati kondisi topografi © Menyarankan posisi patok permanen (bench marks) pada lokasi yang aman dan mudah dilihat. Survey Pendahuluan Bangunan Pelengkap dan perlengkapan Jalan © Memperkirakan lokasi bangunan pelengkap jalan yang akan dibuat. Survey Pendahuluan Jembatan © Menentukan dan memperkirakan total panjang, lebar, kelas Pembebanan jembatan, tipe konstruksi, dengan pertimbangan terkait dengan LHR, estetika, lebar sungai, kedalaman dasar sungai, profil sungai/ada tidaknya palung, kondisi arus dan arah aliran, sifat-sifat sungai, scouring vertikal/horisontal, jenis material bangunan atas yang tersedia dan paling efisien; Menentukan dan memperkirakan ukuran dan bahan tipe abutmen, pilar, pondasi, bangunan pengaman (bila diperlukan); Memperkirakan elevasi muka jembatan dengan mempertimbangkan MAB (banjir), MAN (normal), MAR (rendah) dan banjir terbesar yang pernah terjadi; © Menentukan dan memperkirakan posisi/letak lokasi jembatan dengan mempertimbangan situasi dan kondisi sekitar lokasi. ‘Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik © Melakukan pengambilan data mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber material, dan mengantisipasi dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor; Mengidentifikasi lokasititik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit; Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan; Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan batasan-batasan proyek; © Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS. ‘Survey Pendahuluan Drainase © Melakukan pengumpulan data mengenai curah hujan, luas daerah tangkapan, drainase eksisting, serta karakterisitik aliran sungai; Mengamati kondisi lokasi berkaitan dengan kemiringan tanah dan pola aliran serta tata guna lahan; © Mengamati Muka Air Banjir maksimum yang pemah terjadi Survey Pendahuluan/Identifikasi Rona Lingkungan Awal dilakukan apabila tidak terdapat Dokumen Lingkungan pada saat Pra Studi Kelayakan/Studi Kelayakan (Pra FS/FS), © Mengidentifikasi Komponen lingkungan dari berbagai aspek (biologi, fisik-kimia, sosial, ekonomi dan kesehatan masyarakat); © Mengumpulkan data mengenai lokasi bangunan bersejarah/bangunan budaya serta benda cagar budaya; ° Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan lindung di sekitar rencana trase alinyemen jalan; © Memprakirakan kebutuhan lahan untuk ruang milk jalan (rumija) rencana trase alinyemen jalan; © Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun (AMDAL/UKL-UPL/SPPL). ¢. Keluaran survey pendahuluan meliputi: * Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep desain yang merupakan koreksi atau review dari desain awal yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan faktorfaktor berdasarkan seluruh hasil survey Pendahuluan termasuk gambar sketsa, foto-foto dan data sekunder yang dibutuhkan; + Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan data; * Laporan kriteria desain perencanaan yaitu konsep desain jalan atau jembatan berdasarkan kondisi terain, survey, dan lingkungan. Penerapan Survey Pendahuluan dan lingkup kegiatan survey dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan 2. Survey Detail a. Survey Topografi (1) Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi (2) Lingkup Pekerjaan: Pengukuran titik kontrol horisontal; Pengukuran titik kontrol vertikal; Pengukuran situasi; Pengukuran penampang melintang; Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan. (3) Persyaratan (@) Pengukuran Topografi mengacu pada pedoman pengukuran Topografi untuk Jalan dan Jembatan No. 010/PW/2004; (b) Titik kontrol horisontal diukur dengan menggunakan metode penentuan Posisi Global Positioning System (GPS) secara diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System. Metode yang digunakan adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang Paons 7 dari 142 Sanna EESEE CEES ESOS ESOE ELE AOEEE LOSES SL ESOS ELE SOSOSOSERESSOCOSOSSSLCSOSESS SISOS OCESESSOOEISSESICISS (c) akan diukur. Titik referensi yang digunakan adalah titik referensi Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan {itik kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode poligon dengan menggunakan alat Total Station; Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM). Ketentuan proyeksi UTM: © Proyeksi adalah Transverse Mercator * Lebar zona adalah 6° * Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah dan ekuator + Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996 ‘* Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 500.000 meter kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah + Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 10.000.0000 meter kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan. + Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan bujur 174° barat dan seterusnya ke arah Timur sampai zona 60. untuk bujur 174° timur sampai dengan 180° timur. + Satuan dalam meter © Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan. * Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan Utara (U) « Datum DGN-95 Tabel 1. Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia 46 90% 93° 47 96-102" 99° 48 102°-108° 105° 49 108°-114° 111° 50 114-420 [117° 51 120°-126° 123° 52 126°-132° 129° 53 132°-138° | 135° ‘54 138°-144° 141° (@) e) Pengukuran dengan menggunakan GPS dilakukan setiap interval 5000 m (setiap 5 Km) Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan Jenis Total Station (TS) dengan Ketelitian 10Vn untuk sudut serta 10VD untuk jarak. 8 dari 142 () Pengukuran untuk titik Kontrol Vertikal harus menggunakan peralatan Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2 mm. (4) 5 Komponen yang berhubungan dengan mutu data: (@) Akurasi posisi. Seberapa dekat koordinat dari suatu objek dengan lokasi aktualnya. (b) Akurasi atribut. Seberapa detil dan benar penjelasan dari suatu objek. (©) Konsistensi Logis. Tingkatan dari permasalahan geometris dan inkonsistensi dalam pekerjaan drafting dari kumpulan data, (d) Kelengkapan data. Keputusan-keputusan yang menentukan apakah isi yang terdapat dalam kumpulan data. () Legalitas. Apa sumber yang digunakan untuk menyusun himpunan data dan apakah langkah-langkah yang diambil untuk memproses data? (5) Keluaran survey Topografi meliputi : (@) Laporan survey Topografi meliputi - Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang telah diterima; - Data Koordinat dan elevasi Bench Mark; ~ Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark. (b) Peta topografi (peta transies) yang dilengkapi peta kontur terrain dengan skala yang disesuaikan dengan jenis perencanaan teknis yang akan dilakukan. b. Survey Drainase (1) Tyjuan drainase dan hidrolika yang dilaksanakan dalam pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperiuan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), perencanaan drainase dan bangunan pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperlukan (2) Lingkup: (@) Melaksanakan survai lapangan mengumpulkan informasi yang cukup untuk menggambarkan tingkat histori banjir, tanggal terjadinya banjir dan setiap perubahan-perubahan fisik infrastruktur yang berdampak pada aliran banjir (b) Pengukuran struktur-struktur hidrolik harus didasarkan pada kombinasi prosedur-prosedur perkiraan curahan hujan wilayah, teknik-teknik seperti metode rasional probabilistic serta pengamatan terbaru dan tingkat histori banjir. (©) Menentukan daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta; (d) Mengumpulkan informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan penanggalan); (©) Mencatat lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan banjir; (f) Mencatat dan memberi acuan banjir/sumber informasi drainase; 9 dari 142 (9) Kapasitas aliran air (run off) dan Debit aliran air yang akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan; (h) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase. (3) Persyaratan Proses analisa perhitungan harus mengacu pada Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724- 1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02- 2006-8, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta pedoman lain yang dipersyaratkan. (4) Keluaran Survey Drainase Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase berupa Laporan Drainase yang di dalamnya memuat: (@) Data Identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan drainase; (b) Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi; (©) Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal kejadian); (d) Lokasi-lokasi drainase yang ada meliputi permasalahan bani, (e) Acuan banjir/sumber informasi drainase; () Kapasitas aliran air (run off) dan Debit aliran air permukaan yang akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan; (9) Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase; (h) Dimensi saluran dan gorong-gorong; ()) Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi umum (general scouring) maupun local (local scouring). ¢. Survey Geologi dan Geoteknik (1) Tujuan (a) Tujuan yang utama dari penyelidikan geoteknik lapangan dan bawah Permukaan adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi bawah permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada perencana. (b) Sangat disarankan untuk menggunakan Pedoman Geoteknik untuk penyelidikan tanah lunak Pt.T-9-2002-B dan pengujian laboratorium untuk tanah lunak Pt.M-01-2002-B bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft Soil). (2) Lingkup (a) Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji (b) Pengambilan contoh tanah tak terganggu (c) Melakukan pemboran mesin dan pemboran tangan (@) Melakukan sondir (e) Pengukuran DCP () Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan yang timbul. (9) Pengujian Test Properties tanah baik dari contoh tanah tidak terganggu (undisturb samples) maupun tanah terganggu (disturb sample) berupa Unconfined, Kadar air, berat jenis, nilai kohesi, nilai sudut geser dalam, 10 dari 142 tekanan air pori tanah, nilai permeabilitas, dan lain-lain yang diperiukan berkaitan dengan kebutuhan perencanaan. (3) Persyaratan Tabel 2. Persyaratan Data Geoteknik 1. | Sub grade [CBR Lapangan 2. | Timbunan a.Lebih Kecil sama dengan 3 m Kompresibilty CBR Lapangan, Kuat Geser, biLebih Besar dari 3m CBR Laboratorium, Kuat Geser, Kompresibilty & Test Properties CBR Laboratorium, Kuat Geser, Kompresibility & Test Properties CBR Laboratorium, Kuat Geser, Kompresibilty & Test Properties 3. | Tanah Asii 4. | Galian 5. | Tanah Lunak *) CBR Laboratorium, Kuat Geser, Kompresibilty & Test Properties *) Penyelidikan Tanah Lunak harus melakukan penyelidikan geohidrologi Pemboran Auger (AASHTO 1203) Menggunakan tenaga orang atau ‘mesin dengan pembuangan material secara berkala Dalam beberapa kasus, pemboran auger menerus hanya memeriukan satu penarikan. Perubahan lapisan diperoleh dari material yang terambil Tabel 3. Persyaratan Uji Pemboran : Jenis dan Aplikasi Pemboran sampai batuan dasar dan contoh tanah terganggu yang dangkal , umumnya kurang dari 6 m Penggunaan Umum + Contoh tanah terganggu ‘+ Menentukan kedalaman beban lebin (overburden). ‘Auger Batang Berongga, Hollow-Stem Auger (AASHTO 1251) Dioperasikan dengan mesin Batang berongga berfungsi sebagai pipa lindung (casing) Metode pemboran untuk tanah dan batuan sangat lemah memerlukan pipa lindung lubang bor Penggunaan Umum + Contoh tanah terganggu/tak terganggu ‘+ Pengujian lapangan. + Penyelidikan untuk pondasi, Pemboran Berputar, Rotary Drilling (AASHTO T225) Pemutaran mata bor menggunakan tenaga mesin. Sirkulasi air mengeluarkan hasil pemboran dari lubang bor. Perubahan lapisan ditandai oleh tingkat kecepatan pemboran, sgerakan mata bor dan peralatan bor, serta observasi material hasi Metode pemboran yang ekonomis dan relatif cepat pada material yang bervariasi, termasuk bongkah batu dan batu yang pecah Penggunaan Umum + Dapat memperoleh int atu 14 dari 142 pemboran yang keluar bersama Pemboran dengan dengan a penduga (probe) ipa lindung biasanya tidak . , diperlukan, kecuali di dekat | ¢_ tnstalast instrumen eee + Pondasi,longsoran, dan penyelidikan pemotongan batuan Pemboran dengan | Metoda pemboran tipe berputar | Metoda yang efsien untuk Garis Kawat (Wire-Line | dimana alat core (pengambil contoh | memperoleh recovery int Driling) int terintegrasi dengan kawat batuan. baatang bor, yang juga berfungsi sebagai pipa lindung Penggunaan Umum Contoh inti diperoieh dengan Sa Acasa a memisahkan tabung bagian dalam barrel dari tabung pengambil contoh inti batang bor Barrel bagian dalam dilepaskan dengan pengambil (retriever) yang diturunkan oleh kawat melalui batang bor pengambilan contoh inti batuan Pondasi, longsoran, pemotongan batuan, dan penyelidikan sumber bahan. Pemboran Udara (Air Driling) Menggunakan udara yang Tipe pemboran ini umumnya dimampatkan untuk mengeluarkan | cepat tetapi mahal hasil potongan ketika pemboran | Penagunaan Umum berlangsung, . Teknik berputar dan teknik perkusi dapat digunakan pada lubang terbuka lainnya (putaran sirkulasi terbalik) atau pada lubang dengan Pipa lindung Pengujian SPT dimungkinkan, tetapi material antar contoh ujt sangat terganggu Digunakan pada lubang bor dalam dengan material kerikil dan bongkah padat, dimana metode Pemboran Berputar dan Pemboran Batang Berongga tidak dapat dilakukan secara efekti Longsoran yang bergerak cepat. Pemboran angkur batuan Tabel 4. Persyaratan Penggunaan Penduga, Sumur Uji, Parit Uji, dan Lubang Uji Pemboran sulit dilanjutkan jika ‘menemui lapisan | batuan atau material padat ‘Auger Penduga | Contoh curah (bulk) Berguna di area Tangan (Hand Inspeksi secara visual | dengan akses el ee) Identifikasi kedalaman | ‘erbatas endapan tanah lunak Memberikan yang dangkal dan gangguan tanah bagian teratas dari asli yang minim lapisan batuan dasar Cepat, ekspiorasi yang dangkal yang hemat biaya Cocok untuk ‘endapan yang dangkal (<5 m) ‘Sumur dan lubang | Contoh curah (bulk) Berguna di area Uji yang digali Inspeksi secara visual dengan akses Relatif memakan waktu lama dan 12 dari 142 tangan (Hand- Pengujian lapangan terbatas ‘mahal, excavated test pits | \dentifikasi kedalaman Memberikan Kedalaman terbatas and shaft) lapisan batuan dasar | sedikit angguan | sampai di atas dan muka air tanah pada tanah muka air tanah. yang dangkal sekeliling. ‘Sumur dan part | Contoh curah (bulk) Cepat dan hemat ‘Akses peralatan no yang digali Inspeksi secara visual biaya. terbatas fengan Kedalaman hingga 6 Umumnya Pengujian In-situ 199% We ekskavator cia m dapat diperiksa. kedalaman galian (Back hoe ecepeten pepeiaeen terbatas sampai di Excavated Test pits and Trench) cepat Identifikasi kedalaman lapisan batuan dasar dan muka air tanah yang dangkal atas muka air tanah, Contoh tanah tak terganggu yang dapat diperoleh terbatas Gangguan terhadap tanah sekitar cukup signifikan Lubang Bor (Orilled Shafts) ‘Contoh curah (bulk) Inspeksi secara visual Pengujian lapangan Kedalaman lapisan batuan dan air tanah Pra eskavasi untuk tiang dan tiang bor Investigasi longsoran ‘Sumur drainase Eksplorasi dengan biaya yang hemat, ccepat (dibandingkan dengan menggunakan tangan) Diameter minimum 0,75 meter sampai 2 meter ‘Akses peralatan terbatas Mobilisasi mahal Kemungkinan inspeksi secara visual dapat terganggu oleh selubung (casing) Contoh tanah tak terganggu yang dapat diperoleh terbatas Gangguan terhadap tanah sekitar cukup signifikan Potongan Dozer Contoh curah Inspeksi secara visual Pengujian lapangan Tingkat eskavasi yang cepat Kedalaman lapisan batuan dan air tanah yang dangkal Penentuan kemudahan penggalian Meningkatkan kemampuan kedalaman backhoe Menyediakan akses untuk peralatan eksplorasi Eksplorasi dengan biaya yang hemat, ‘cepat (dibandingkan dengan ‘menggunakan tangan) Membuat singkapan yang dibutuhkan dalam pemetaan geologi ‘Akses peralatan terbatas Umumnya kedalaman galian terbatas sampai di atas muka air tanah Contoh tanah tak terganggu yang dapat diperoleh terbatas Gangguan terhadap tanah sekitar cukup signifikan 13 dari 142 Tabel 5. Persyaratan Standar Tata Letak dan Kedalaman Pemboran Pondasi Struktur Minimum dua bor untuk dermaga atau abutmen jembatan dengan lebar di atas 30m Minimum satu bor untuk dermaga atau abutmen jembatan dengan lebar di bawah 30 m ‘Sediakan bor tambahan di area dengan kondisi bawah tanah yang tak menentu ‘Semua kedalaman pemboran harus lebih dalam dari estimasi kedalaman erosi ondasi Dangkal nah} © 2B dimana L<2B + 4B dimana L>5B dan, + Interpolasi antara 2B dan 48 ketika 2Bs L 2 58, (L adalah panjang dan B adalah lebar pondasi) Pondasi Dalam: + Tiang dalam tanah: 6 m di bawah elevasi ujung tiang atau 2 kali dari dimensi tiang grup maksimum; pilin yang paling besar. + Tiang pada batuan: 3 m ke dalam lapisan batuan dibawah elevasi ujung tiang. ‘+ Tiang bor pada batuan: teruskan pemboran 3m di bawah ujung tiang ke dalam lapisan batuan atau 3D kedalam lapisan batuan untuk tiang bor tunggal atau 2 kali dari dimensi maksimum tiang bor group; piling yang paling besar. (D adalah diameter tiang bor) ‘Struktur Penahan Tanah Minimum satu titik bor untuk setiap struktur penahan tanah Jarak setiap tik bor adalah 30 mm hingga 60m, | Lakukan penyelidikan tambahan pada daerah kaki dinding enahan dan zona angker dengan tik bor tambahan, Perdalam pemboran 0,75 hingga 1,5 kali dari tinggi struktur penahan tanah, dika lapisan tanah teridentifikasi ‘akan menimbulkan masalah stabilitas dan penurunan, maka Perdalam pemboran hingga lapisan tanah keras. Untuk pondasi dalam, gunakan kriteria pondasi struktur di atas, Galian dan timbunan Minimum satu bor per potongan lereng Jarak bor setiap 60 m (kondisi heterogen) hingga 120 m (kondisi homogen) dengan satu 14 dari 142 Galan. + Pada tanah yang stabil: 5 m di bawah kedalaman galian + Pada tanah yang buruk: perdalam pemboran hingga _ tik bor per bentuk lahan. ‘mencapai lapisan tanah Kaku (firm) atau 2 kali kedalaman ‘Tempatkan titk-titk bor pada it daerah galian dan timbunan ‘gelan pn yang paling Kec tinggi secara tegak lurus arah jalan untuk menentukan potongan geologi melintang, | Timbunan: Gunakan eksplorasidangkal | Perdalam bor hingga ke tambahan untuk menentukan fapisan tanah kaku (firm) atau ketebalan dan luas lapis hingga dua kali tinggi permukaan tanah yang buruk, aaa pilih yang paling ec Longsoran ‘Tempatkan titititik pemboran | Perdalam pemboran di bawah tegak lurus arah jalan untuk bidang gelincir ke dalam lapisan membuat potongan geologi tanah kaku, atau sampai rmelintang untuk analisis. kedalaman tertentu dimana tidak i Tempatkan paling sedikit satu | “UN6KIn tenadi gelincir. titk bor di atas area yang Perpanjang inclinometer di bawah longsor. bidang gelinci. Gorong-gorong Minimum satu bor untuk satu | Gunakan kriteria untuk timbunan di sgorong-gorong utama atas. Lakukan pemboran tambahan tuntuk gorong-gorong yang ssangat panjang atau pada area dengan kondisi lapisan tanah yang tak menentu, ‘Sumber bahan Pemboran setiap 30m hingga | Perdalam pemboran 1,5 m di 60 m. bawah dasar deposit bahan. kerikil ‘Tabel 6. Persyaratan Standar Minimum untuk Sampling dan Pengujian dari Pemboran Tanah pasir dan Lakukan uji SPT dengan interval 1,5 m, atau saat terjadi perubahan lapisan tanah yang signifikan. ‘+ Ambil contoh tanah dari SPT menerus sampai kedalaman 4,5 m jike pondasi dangkal akan ditempatkan di tanah asl ‘+ Serahkan contoh tanah SPT ke laboratorium untuk ui Klasifikast tanah dan untuk memverifkasi hasil identifikasi tanah secara visual di lapangan, ‘Tanah lempung dan lanau ‘+ Lakukan uji SPT dan pengambitan contoh tanah tak terganggu dengan tabung dinding tipis dengan interval 1,5 m atau saat erubahan lapisan tanah yang signifikan ‘+ Lakukan uji SPT berselingan dengan pengambilan contoh tabung {dari lubang pemboran yang sama, atau lakukan pengambilan tabung dari lubang bor tak terganggu yang terpisah, ‘+ Serahkan contoh tanah ke laboratorium untuk uji klasifikasi tanah dan untuk memverifikasi hasil identiikasi tanah secara visual di lapangan. ‘+ Serahkan contoh tabung ke laboratorium untuk uji Konsolidasi (analisis penurunan) dan uji kuat geser (untuk stabilitas lereng 18 dari 142 dan analisis daya dukung pondasi). Batuan + Lakukan pengambilan contoh inti menerus dengan menggunakan double atau triple tube core barrel. Ambil foto inti batu setelah diambil dari tempat pemboran sebelum dimasukkan ke boks int. * Untuk investigasi struktur pondasi, lakukan pengambilan inti ‘minimum 3 m ke dalam batu untuk memastkan bahwa yang diambil adalah lapisan batuan, bukan bongkahan batuan. + Tentukan persentase pemulihan inti (core revocery) dan Rock Quality Designation (RQD) di lapangan setiap pengambitan inti dan catat pada penampangan pemboran * Serahkan contoh inti ke laboratorium untuk uji kuat tekan bebas (analisis daya dukung pondasi, kiasifikasi_ massa batuan, estimasi modulus). Air tanah | * Catat tinggi air selama pemboran, saat pemboran selesai dan 24 jam setelah pemboran selesai (ka lubang pemboran tidak tertutup), * Pada tanah dengan permeabilitas rendah seperti anau dan lempung, dapat terjadi kesalahan pembacaan tinggi muka air jika dalam pemboran digunakan air dan setelah pemnboran selesai air tidak sempat mencapai kesetimbangan (dibutuhkan waktu lebih dari seminggu). Pada jenis tanah tersebut dan dimana tinggi air ‘merupakan faktor kritis dalam disain, pasanglah piezometer pipa terbuka sehingga monitoring tinggi muka air dapat dilakukan terus menerus. ‘+ Tentukan fluktuasi muka air musiman jika fluktuasi tersebut ‘sangat berpengaruh terhadap disain atau konstruksi. + _Ukur dan catat zona air artesis dan aliran bawah permukaan. ‘Sumber Tanah * Gunakan backhoe, dozer, atau auger diameter besar untuk eksplorasi di atas muka air. ‘+ Lakukan pemboran untuk eksplorasi selanjutnya di bawah muka air. Lakukan uji SPT pada interval 1,5 m, atau pada perubahan lapisan tanah yang signifikan, © Serahkan contoh tanah SPT ke laboratorium untuk ui Kiasifikasi | tanah dan untuk memverifikasi hasil identifikasi tanah secara Visual di lapangan ‘© Catat tinggi muka air tanah. Pasang piezometer atau sumur observasi untuk memonitor tinggi air jika dipertukan. ‘Sumber Batuan + Gunakan pengambilan inti batuan untuk eksplorasi lokasi quarry yang baru. Gunakan penginti bertabung dua atau tiga untuk memaksimalkan pemulihan inti ‘+ Untuk sumber bahan batu bronjong, ukur jarak retakan batu untuk menilai ukuran batu pecah yang dapat dinasikan dengan peledakan + Untuk sumber agregat, catat jumiah dan tipe retakan, + Serahkan contoh int ke laboratoium untuk pengujian kualitas batu hingga menentukan kesesuaian untuk batu bronjong atau agregat. 16 dari 142 (4) Keluaran survey Geologi/ Geoteknik Keluaran dari survey Geologi/Geoteknik berupa: (@) Laporan penyelidikan tanah yang didalamnya memuat - Tanah berupa nilai CBR, - Properties Tanah berupa nilai (Strength and index properties of soil) ~ Kadar air, - Berat Jenis. - dil (b) Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat : - Kondisi lapiasan tanah. - Daerah rawan longsor - Dil (0) Foto Dokumentasi d. Survey Lalu Lintas (1) Tujuan Survey lalu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi lalu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi jalan yang ada, serla menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata- rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan. (2) Lingkup (@) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui koridor trase lokasi perencanaan yang akan dilakukan, yang merupakan hasil keluaran dari pengumpulan data awal berupa titiktitik survey. (b) Data alu lintas yang telah didapatkan harus dianalisis sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan smp/hari serta kecepatan perjalanan pada kondisi tata guna lahan tertentu dalam kmijam. (3) Persyaratan Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MK4JI) 036/T/BM/1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalulintas dengan cara Manual Pd/T.19-2004-B, atau Pedoman yang dipersyaratkan. (4) Keluaran dari Survey Lalu lintas Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa laporan yang didalamnya memuat : (@) Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan perhitungan perkerasan jalan. (b) Data spektrum beban untuk perhitungan perkerasan jalan. (©) Foto dokumentasi. (d) Data lapangan. 17 dari 142 e. Survey Kondisi Perkerasan (1) Tujuan ‘Survey kondisi perkerasan bertujuan untuk mengetahui kondisi perkerasan jalan eksisting, jenis perkerasan, serta permasalahan yang sering terjadi pada jalan tersebut. Hal ini digunakan sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan. (2) Lingkup (a)Menganalisa data lapangan, desain, dan gambar yang diperoleh dari survey pendahuluan (b)Menentukan variabel-variabel rencana seperti nilai CBR, nilai lendutan. (c)Melakukan desain perkerasan yaitu tebal dan tipe perkerasan. (3) Persyaratan Persyaratan survey kondisi perkerasan harus mengacu pada pedoman yang berlaku atau sesuai dengan yang dipersyaratkan dalm Kerangka Acuan Kerja. Tabel 7. Pengujian Perkerasan dan Interval Sampling (dalam meter) Peningkatan jalanjaian | DCP 100 | 500 eksisting yang tidak beraspal Test Pit 500, 2000 Rekonstruksi jalan OcP 100 500 eksisting yang beraspal [~ Test pit 500 | 2000 Detieksi | 25 | 200 DcP Minimumnya 4 || testisample per 5000 Lapisan aspal pada meter atau jalan-jalan eksisting Alperhian defleksi- dengan tanpa pelebaran defleksi ketinggian Seer Test Pit | atau dimana adanya kerusakan permukaan yang luas Peningkatanjaian-aian | Deflesi | 25 | 200 exsisting yang tak - beraspal dengan be 00) 200} — pelebaran UiGatian | 600 | 2000 (4) Keluaran survey kondisi perkerasan jalan Keluaran yang dihasilkan dari survey kondisi perkerasan berupa laporan yang didalamnya memuat (a) Data history penanganan (b) Data lendutan (c) Data CBR eksisting 18 dari 142, f ‘Survey Lingkungan (1) Tujuan (@) Mengidentifikasi Komponen kegiatan yang berpotensi_menimbulkan dampak terhadap lingkungan. (b) Mengidentifikasi komponen lingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak sebagai akibat adanya proyek peningkatan/ pembangunan jalan. (©) Memprediksi dan mengevaluasi besamya dampak lingkungan yang terjadi (d) Merumuskan saran tindak lanjut (pengelolaan dan pemantauan) yang dapat dilaksanakan oleh proyek atau instansi lain yang terkait guna mengurangi dampak negatif atau meningkatkan dampak positif. Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen lingkungan baik berupa AMDAL, UKL-UPL maupun SPPL harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku. (2) Lingkup (a) Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. (b) Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan komponen lingkungan yang ada (aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat) (©) Merumuskan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan (4) Melakukan koordinasi dengan instansi lain terkait masalah lingkungan (3) Persyaratan (@) Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. (b) Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. (©) Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. (d) Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. (e) Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan. (f) Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang, (@) Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. (h) Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. ( Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. ()_ Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan, (W) Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional () Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum (m)Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan AMDAL 19 dari 142 (n) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL. (0) Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 10/PRT/M/2008. tentang Penetapan Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL. (p) Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL- UPL dan SPPL. (q) Acuan yang dapat digunakan Pedoman Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup No.008/BM/2009, No. 009/BM/2009, NO. 010/BM/2009, dan 011/BM/2008, atau pedoman lain yang dipersyaratkan. (4) Keluaran survey lingkungan Keluaran yang dihasilkan pada identifikasi ingkungan berupa: (a) Laporan AMDAL, atau; (b) Laporan UKUUPL, atau; (c) Laporan SPPL. Identifikasi kebutuhan lingkup kegiatan baik survey pendahuluan maupun survey detail disesuaikan dengan kebutuhan dengan memperhatikan keluaran yang akan dihasilkan serta durasi waktu yang tersedia. 5.1.3, Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail. Pengendalian survey bertyjuan sebagai kendali mutu pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya: 1. Setiap akan melaksanakan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang dilengkapi dengan konsep perencanaan (Desain) yang akan diterapkan termasuk metode survey yang akan dilakukan dan kemudian ditindaklanjuti dengan surat jin melakukan survey baik Pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. 2. Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. 3. Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. proses desain dapat dilakukan apabila data hasil survey detail sudah dapat diterima atau disetujui oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. 4. Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan Mmaupun survey detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. 5.1.4. Proses Desain/Perencanaan Teknis 4. Tujuan Menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering estimate. 2. Lingkup a. Merencanakan desain geometrik jalan dengan mengacu pada ketentuaan Standar Perencanaan Geometrik Jalan baik antar kota maupun perkotaan 20 dari 142 b. Merencanakan geometrik dan tipe jembatan dengan mengacu pada ketentuaan Standar Bangunan Atas Jembatan yang berlaku di lingkungan Direktorat Jenderal Bina Marga. ¢. Melakukan perencanaan tebal perkerasan baik perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku. d. Melakukan perencanaan drainase dan bangunan perlengkapan jalan. e. Melakukan perencanaan manajemen dan keselamatan lalu lintas. f. Melakukan perencanaan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) konstruksi sesuai permen PU. 09 tahun 2008. g. Melakukan analisa resiko yang harus dituangkan dalam laporan perencanaan teknis yang di dalamnya memuat: + Identifikasi resiko * Analisis resiko * Penilaian resiko + Mitigasi resiko * Alokasi resiko h. Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi. Persyaratan Proses perencanaan harus mengacu pada Standar, Pedoman yang berlaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan normatif atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja. . Penggambaran a. Penggambaran Desain Jalan - Alinyemen Horizontal dengan Skala 1: 1000 - Alinyemen Vertikal dengan Skala 1: 100 - _ Potongan Melintang Skala Horizontal: 1:200, Skala Vertikal: 1:10 b. Penggambaran Desain Jembatan, Longsoran dan Persimpangan Sebidang - Alinyemen Horizontal dengan Skala 1: 500 - Alinyemen Vertikal dengan Skala 1: 50 - Potongan Melintang Skala Horizontal: 1:100, Skala Vertikal: 1:50 Pengendalian proses perencanaan teknis. Pengendalian pada saat proses perencanaan teknis dilakukan agar desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian dilakukan terhadap: a. Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen, b. Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail yang review terhadap desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen. . Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan Kerja /Pejabat Pembuat Komitmen 24 dari 142 d. Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus mendapat persetujuan dari Pejabat Eselon 1 dengan melampirkan alasan desain yang dipilih yang dilengkapi dengan perhitungan serta mitigasi resiko. e. Penggunaan teknologi baru dapat digunakan sesuai dengan surat edaran Dirjen No. 05/SE/Db/2008 dari Direktorat Jenderal Bina Marga. f. Penerapan dan penggunaan Spesifikasi Khusus dapat mengikuti Pedoman No. 006/8M/2009 Tentang Penyusunan Spesifikasi Khusus Jalan dan Jembatan 6. Keluaran yang dihasilkan dalam proses perencanaan Keluaran yang dihasilkan pada tahap perencanaan adalah : a. Laporan Detail Desain + Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan. + Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur / perkerasan kaku termasuk analisisnya. * Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat seluruh penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah serta foto dokumentasi * Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi. * Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey hidrologi termasuk analisis perhitungan b. Laporan Engineering Estimate ¢. Laporan Analisa Resiko d. Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas e. f. Laporan konsep metode konstruksi Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis. 5.15 Tenaga Ahli Persyaratan Tenaga Ahli untuk yang berkaitan dengan bidang Arsitektur, Sipil, Mekanikal dan Elektrikal (ASMET) wajib memiliki Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Untuk Tenaga Ahli Lingkungan, cukup memiliki Sertiikat AMDAL A/B, terkecuali bagi Penyusun Dokumen AMDAL harus memenuhi syarat kompetensi seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun AMDAL. Tenaga Ahli harus lulusan D3, $1, S2 dari perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah terakreditasi atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk lulusan perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian negara Tenaga Ahli D3 harus memenuhi persyaratan pengalaman sesuai dengan S1 yang dipersyaratkan ditambah 3 tahun, dan tidak dapat ditempatkan pada posisi Team Leader. 22 dari 142 ‘Tabel 8. Matriks Tenaga Ahli untuk Perencanaan Tenaga Ahi Ketua Tin Site Engineer ‘Ahli Geometrik Jalan . Anli Pavement! Perkerasan ‘Anli Struktur/Teknik Jembatan ‘Ahli Geodesi ‘Anli Geologi/ Geoteknik Ahli Hidrologi Ahli Struktur Beton ‘Anli Struktur Baja ‘Ahli Pondasi ‘Anli Kuantitas & Harga Anli Kualitas ‘Ani Lingkungan 47 5 ‘Ahli Dokumen Kontrak | « : ‘Anli K3 : ‘Anli Manajemen Konstruksi Anli Lalu Lintas— Asisten ‘Ass. Muda Ahii Strukturl Teknik . . . . Jembatan ‘Ass. Muda Ahli Geodesi | + : : : ‘Ass. Muda Ahi: Geoteknik, 4. ‘Ass. Muda Ahir Hidrologi *) Kebutuhan Tenaga Ahii Lingkungan diperlukan apabila tidak terdapat identifikasi lingkungan pada saat pra studi kelayakan/studi kelayakan Catatan: Ketua Tim/Team Leader/Site Engineer, keahlian disesuaikan dengan kegiatan yang q akan dilaksanakan Kebutuhan Tenaga Ahli dapat disesualkan dengan kompleksitas kegiatan Durasi yang dibutuhkan oleh seorang Tenaga Ahli dianalisa berdasarkan volume pekerjaan 5.1.6 Pelaporan ”q 2 Tujuan Sebagai salah satu pengendali dalam setiap kegiatan agar berjalan sesuai dengan schedule dan waktunya Lingkup Laporan Administrasi 23 dari 142 a. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan survei b. Laporan Bulanan Laporan bulanan berisikan kegiatan yang dilakukan pada bulan terebut yang dilaporkan bulan berikutnya dan merupakan pengendali kegiatan fisik dimana Progres fisik dapat dimonitor sesuai dengan rencana kegiatan yang tertuang dalam kurva “S” c. Laporan Antara Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data sekunder maupun data primer, Hasil kajian terhadap data survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan rencana selanjutnya dd. Laporan Draft Akhir Laporan Draft Akhir yang berisikan: Draft desain termasuk memuat kriteria desain yang diambil, Gambar rencana, Konsep Dokumen Lelang, Progres Kegiatan, Kesimpulan dan Rekomendasi fe. Laporan Akhir Laporan Akhir yang berisikan: * Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan + Detailed Engineering Design + Estimasi biaya * Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender standar yang disyaratkan oleh pengguna jasa * Laporan Perencanaan Teknis 3. Tahapan Pelaporan Perencanaan Teknis Mekanisme penerimaan Produk Perencanaan Teknis didasarkan kepada tahapan pelaporan sesuai ketentuan dalam Kerangka Acuan Kerja (lihat POS KAK) Tabel 9. Pelaporan untuk Perencanaan Metodologi dan Rencana Kerja Organisasi Pekerjaan Pemahaman KAK yang dituangkan dalam konsep awal_-—kerangka ~~ pemikiran penyelesaian Mobilisasi personil Penyampaian desain kriteria perencanaan Penyampaian persiapan survei lapangan Hasil kegiatan yang telah dilakukan pada bulan tersebut Progres keuangan pada bulan tersebut c._Rencana kegiatan untuk bulan selanjutnya s ° Laporan Pendahuluan pl->ea 2 | Laporan Bulanan 24 dari 142 a. Hasil pengumpulan data sekunder dan primer - Laporan Survey Pendahuluan - Laporan Survey Topografi - _ Laporan Survey Hidrologi - Laporan Survey Geoteknik ail Hasil kajian terhadap data survey Konsep perencanaan jalan / jembatan Progres kegiatan dan rencana selanjutnya Draft desain Gambar rencana Konsep dokumen lelang |_ Progres kegiatan dan rencana selanjutnya . Finalisasi laporan perencanaan Detailed Engineering Design Dokumen Lelang mencakup *Babl. | : Pengumuman "Bab. II : Instruksi Kepada Peserta Lelang * Bab. Ill: Lembar Data pemilihan = Bab.IV : Bentuk Surat Penawaran, Lampiran, | | Surat Penunjukan, dan Surat 5 | Laporan Akhir Perjanjian Kontrak | * Bab. V: Syarat-syarat umum kontrak = Bab. VI : Syarat-syarat Khusus Kontrak "Bab. Vil : Spesifikasi Teknik * Bab. Vill: Gambar-Gambar * Bab. IX : Daftar Kuantitas dan Harga, Daftar Personil Inti, Daftar Peralatan | Utama, dan Metode Pelaksanaan = Bab. X : Bentuk-bentuk Jaminan. 3. | Laporan Antara 4 | Laporan Draft Akhir ecelaocelacg a. Pengendalian Mutu Perencanaan Teknis Setiap tahapan pelaporan di atas memerlukan pengendalian mutu berupa presentasi atau diskusi Dokumen Perencanaan Teknis kepada TIM TEKNIS untuk mendapatkan persetujuan yang dibuktikan dengan REKAMAN BERITA ACARA HASIL PEMBAHASAN yang dilengkapi dengan notulen rapat pembahasan. b. Tim Teknis Tim Teknis adalah tim diketuai oleh Satker SNVT P2JJ, sekretaris Asisten Teknik P2JJ dan anggota tim melibatkan Balai Regional dan/atau Bintek. 25 dari 142 c. Rekaman Berita Acara Pembal Rekaman Berita Acara Pembahasan berupa Notulen rapat pembahasan berisikan langkah-langkah penyelesaian yang terkendali dan bertanggung jawab sehingga kegiatan dapat berjalan sesuai jadwal rencana. d. Legalisasi Produk Perencanaan Teknis Mekanisme legalisasi dokumen produk perencanaan teknis mengikuti Surat Edaran Dirjen Bina Marga No. UM-0103-Db/27-1 tanggal 10 Januari 2007 sebagai berikut (1) Pengesahan setiap lembar gambar Direncanakan oleh Diperiksa oleh Disetujui oleh (Tenaga ahli sebagai (Tenaga ahli sebagai perencana) perencana) Ce eee (2) Sampul depan DED di belakang Cover Diserahkan oleh Disetujui oleh Diketahui oleh , (Institusi organisasi (Direktur utama konsuitan) (PPKiKasatker) eS se *) Ditentukan lebih lanjut sesuai wewenang teknis yang bertaku 26 dari 142 e. Kewenangan Pengesahan Produk Perencanaan Teknis Tabel 10. Penyiapan DED Jalan hae P2uJ/ Balai | Ka, Balai 2 | Jalan Nasional/Strategis Subdit Teknik dengan penanganan Jalan Dir. Eintsk: kompleks / khusus 3 | Rangka, Gelagar Dua Tumpuan & Jembatan P2dd Balai Sistem Lanta. Te a 4 | Gelagar Menerus, Penyiapan Reneana Pelengkung & Teknis dibantu Tim Jembatan Sistem P2JJ Bintek Teknis/ Konsultan | Kabel serta Jembatan Independent Proof |__| Non-Standar lainnya. Checker *) 5 | Semua Jenis Penyiapan Rencana Jembatan termasuk Teknis dapat dibantu dengan Sumber Dana | Subdt Teknik Bintek | Tim Teknis/ Konsultan Loan Independent Proof Checker *) */tergantung kompleksitas perencanaan jalan dan jembatan dan yang disiapkan dalam format Engineering Procurement Contract/Tum-key. 5.2. Pengawasan Manajemen Mutu Teknis Jalan dan Jembatan 5.21 Persiapan 1. Tujuan Terlaksananya pengawasan atas penerapan Sistem Manajemen Mutu pada pelaksanaan pekerjaan jalan atau jembatan untuk memastikan kesesuaian hasil pekerjaan dengan desain dan spesifikasi yang digunakan sebagai dasar pelaksanaan, sehingga pembayaran yang dibuat hanya untuk pekerjaan yang telah diterima, dan dapat berdasarkan pengambilan benda uji dan pengujian dalam jumiah terbatas. 2. Lingkup (1)Penyusunan Rencana Mutu (Quality Planning) meliputi (a) Pemahaman terhadap dokumen-dokumen: * Desain (DED), + Spesifikasi Umum, dan + Dokumen Lingkungan, untuk memberikan gambaran matrik antara setiap Holding Points, syarat mutu dan daftar pemeriksaan hasil pekerjaan sesuai lingkup kontrak konstruksi, (b) Rekomendasi terhadap penyusunan RMK Kontraktor yang terkait dengan Quality Management Plan dan Process Improvement Plan. 27 dari 142 (©) Sinkronisasi dan integrasi Rencana Mutu yang terdiri dari komponen tanggung jawab Direksi Pekerjaan dengan komponen tanggung jawab Kontraktor (2) Pelaksanaan Penjaminan Mutu (Quality Assurance) meliputi (@) Kajian terhadap Laporan Hasil Pelaksanaan dari Unit Pelaksana Kontraktor yang mencakup Implementasi Perintah Perubahan, Implementasi Tindak Perbaikan, Implementasi Perbaikan Cacat, Implementasi_Tindak Pencegahan, dan Laporan Pemenuhan Kinerja (b) Kajian terhadap Data Hasil Pengendalian Mutu oleh Unit Pengendali Mutu Kontraktor. (©) Penilaian atas Pengukuran Hasil Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu berdasarkan bukti data pekerjaan, terhadap persyaratan yang ditetapkan di dalam Reneana Mutu (Quality Planning). (d) Pelaksanaan uji acak terhadap Hasil Pelaksanaan, bila dipandang perlu. (e) Rekomendasi manajemen dan teknis kepada PPK/KASATKER. (3) Bantuan teknis dan manajemen kepada PPK untuk halhal yang tidak berpotensi terjadinya Konflik kepentingan terhadap fungsi Penjaminan Mutu, antara lain: (a) Membantu PPK dalam pengendalian waktu pelaksanaan_ kontrak konstruksi, termasuk: penyelenggaraan Rapat Pra Pelaksanaan (PCM), kajian proyek kritis (SCM), dan persiapan Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO). (b) Membantu PPK dalam pengendalian biaya pelaksanaan_ kontrak konstruksi, termasuk: pemeriksaan berkas tagihan Kontraktor (MC/Backup Data), penyusunan Addendum Kontrak, penyusunan status keuangan kontrak konstruksi. (c) Membantu PPK dalam evaluasi kewajaran jumlah dan mutu personil, peralatan, dan bahan yang tersedia untuk pelaksanaan kontrak konstruksi. 5.2.2 Proses dan Pelaksanaan Kegiatan 1 Rencana Mutu (Quality Planning) Rencana Mutu yang harus dibuat oleh Konsultan adalah gambaran kebutuhan mutu dan metoda pemenuhan mutu dari pekerjaan konstruksi yang Rencana Teknisnya disediakan oleh Pengguna Jasa, sedangkan pekerjaan konstruksi dimaksud dilaksanakan oleh Kontraktor yang bertanggungjawab memenuhi syarat-syarat mutu sebagaimana dinyatakan di dalam dokumen kontrak. Secara umum terdapat selang waktu antara pembuatan Rencana Teknis dan Pelaksanaan Konstruksi sehingga tidak tertutup kemungkinan adanya perubahan yang perlu dilakukan terhadap Rencana Teknis yang pada saatnya harus dikuti dengan penyesuaian pada Pelaksanaan Konstruksi. Yang dimaksud dengan Rencana Teknis adalah meliputi_gambar-gambar rencana, perhitungan teknis, perhitungan dan daftar kuantitas setiap jenis pekerjaan, perkiraan waktu pelaksanaan, serta Spesifikasi Umum yang dipakai sebagai rujukan mutu. Untuk dapat menghasilkan Rencana Mutu yang effektif, maka Konsultan harus melaksanakan pemahaman secara inci terhadap dokumen-dokumen terkait sebagaimana diuraikan berikut ini (1) Pemahaman Dokumen DED. 28 dari 142 (2) Konsultan harus melakukan kajian terhadap dokumen DED yang disediakan oleh Pengguna Jasa melalui PPK, termasuk ketersediaan data yang dipergunakan dalam perhitungan teknis yang adalah merupakan bagian keluaran dari Perencanaan Teknis. Untuk hal-hal yang patut diduga perlu adanya penyesuaian rencana teknis, konsultan harus menyampaikan permasalahan serta rekomendasi secara tertulis kepada PPK. Berdasarkan hasil kajian tersebut selanjutnya konsultan harus membuat daftar “Holding Points’ yang merupakan peristiwa-peristiwa pengujian mutu harus mendapatkan Pernyataan Tidak Berkeberatan (No Objection Letter, NOL) dari Direksi Teknis. ‘Holding Points" yang terkait dengan potensi penyesuaian rencana teknis harus diberikan catatan atau keterangan berdasarkan masalah dan rekomendasi tertulis yang telah disampaikan kepada PPK. Untuk keperluan penerapannya daftar “Holding Points” tersebut harus dibuat lebih ‘inci dengan mempertimbangkan urutan pelaksanaan sebagaimana tergambar pada skedul pelaksanaan Pemahaman Spesifikasi Umum. Konsultan harus memastikan bahwa Spesifikasi Umum yang di pergunakan untuk —kontrak konstruksi memuat ketentuan bahwa —Kontraktor bertanggungjawab terhadap Pengendalian Mutu (Quality Contro), sedangkan Konsultan bertanggungjawab untuk Penjaminan Mutu (Quality Assurance). Konsultan harus memahami secara rinci semua kewajiban Kontraktor sebagaimana diuraikan pada Divisi 1. UMUM, khususnya yang termasuk dalam lingkup kontrak konstruksi terkait. Berdasarkan Spesifikasi Umum yang digunakan, konsultan harus menyusun daftar rincian pengujian dan syarat mutu yang harus dipenuhi untuk setiap “Holding Points’. Apabila terdapat hal-hal yang rancu dalam menerapkan Spesifikasi Umum yang ada terhadap masing-masing “Holding Points’ termasuk catatan atau rekomendasinya, konsultan harus menyampaikan masalah dan rekomendasinya secara tertulis kepada PPK. Frekuensi pengujian yang akan digunakan sebagai bahan pertimbangan menentukan frekuensi uji acak untuk penjaminan mutu harus memperhatikan besarnya kuantitas setiap pekerjaan yang dapat diperhitungkan dari kuantitas, Mata Pembayaran yang dapat diperoleh dari PPK. 29 dari 142 @) @) 6) Pemahaman Dokumen Pengelolaan Lingkungan. Pelaksanaan kegiatan lingkungan hidup harus disesuaikan dengan apa yang tertuang dalam dokumen lingkungann, dan selalu dimonitor serta dilaporkan. Rekomendasi Penyusunan RMK Kontraktor. Bagian Rencana Mutu yang harus disusun oleh konsultan adalah kebutuhan ‘mutu berdasarkan DED yang metoda pengujian dan pengukurannya dilakukan berdasarkan ketentuan pada Spesifikasi Umum, sedangkan bagian Rencana Mutu yang harus disusun Kontraktor, terkait dengan pengelolaan seluruh sumber daya pelaksanaan untuk memberikan hasil pekerjaan yang memenuhi syarat mutu, dan selesai dalam jangka waktu, serta biaya yang ditetapkan dalam kontrak Konstruksi. Ke dua bagian Rencana Mutu tersebut harus dilihat sebagai kesatuan Rencana Mutu yang lengkap. Konsuitan harus memberikan rekomendasi penyesuaian dan penyelarasan RMK Kontraktor dengan Rencana Mutu yang dibuat Konsultan termasuk untuk mengakomodasi adanya catatan-catatan terkait aspek Rencana Teknis dan Spesifikasi Umum yang digunakan. Seluruh ‘Holding Points" harus terakomodasi di dalam RMK Kontraktor termasuk penerapannya yang diselaraskan dengan urutan dan segmentasi pekerjaan yang harus tergambar pada Skedul Pelaksanaan yang dibuat oleh Kontraktor. Sinkronisasi Rencana Mutu. Selama pelaksanaan konstruksi Konsultan harus melakukan_sinkronisasi Rencana Mutu terhadap kemajuan pelaksanaan konstruksi _termasuk pekerjaan yang terdapat di dalam adendum kontrak konstruksi. Penjaminan Mutu (Quality Assurance). Penjaminan Mutu adalah merupakan penerapan Rencana Mutu di dalam melaksanakan pekerjaan dengan pengendalian mutu yang sistematis untuk memastikan bahwa semua proses dilakukan sesuai dengan kebutuhan. Tindakan Konsultan dalam melaksanakan Penjaminan Mutu, juga harus menyediakan wadah untuk perbaikan proses secara berkesinambungan. Melalui perbaikan proses secara berkesinambungan, kegiatan-kegiatan sia-sia dan yang tidak memberikan nilai tambah akan berkurang sehingga seluruh proses mencapai tingkat efektif dan efisiensi yang lebih baik. Dalam melaksanakan Penjaminan Mutu, Konsultan harus menggunakan dokumen dan informasi, dengan cara yang diuraikan berikut ini 30 dari 142 (O) 2) @) (4) Rencana Mutu Rencana Mutu yang dibuat oleh Konsultan dan RMK Kontraktor, termasuk hasil pemutakhirannya harus digunakan sebagai induk rujukan dalam pelaksanaan Penjaminan Mutu. Laporan Hasil Pelaksanaan Konstruksi Pada dasarnya Konsultan dalam melaksanakan Penjaminan Mutu tidak secara langsung berhubungan dengan proses pelaksanaan pekerjaan, tetapi akan memperoleh gambaran tentang kemajuan pekerjaan berdasarkan Laporan Hasil Pelaksanaan Konstruksi yang disampaikan oleh Unit Pelaksana dari Kontraktor. Laporan tersebut harus memberikan informasi tentang hal-hal sebagai berikut * Kemajuan pelaksanaan pekerjaan, termasuk Skedul Pelaksanaan dan pencapaiannya, tenaga kerja, peralatan, dan bahan yang digunakan, status pemenuhan mutu dari bahan-bahan dan hasil pelaksanaan, serta tindakan koreksi yang diperlukan. ‘* Implementasi dari perubahan pekerjaan yang telah disetujui + Implementasi dari tindakan koreksi. * Implementasi dari perbaikan cacat mutu. Implementasi dari tindakan preventif. Data Hasil Pengendalian Mutu. Unit Pengendali Mutu dari Kontraktor harus melaksanakan semua pengujian dan pengukuran mutu sesuai dengan ketentuan di dalam Spesifikasi Umum yang merupakan bagian dari kontrak konstruksi. Hasil pengujian dan pengukuran mutu tersebut termasuk tanda bukti pendukungnya harus disampaikan kepada Konsultan untuk keperiuan Penjaminan Mutu. Konsultan harus melakukan verifikasi hasil pengujian dan pengukuran mutu berdasarkan tanda bukti yang diterima dari Unit Pengendali Mutu Kontraktor. Apabila terdapat tanda bukti yang kurang maka hasil pengujian terkait harus dinyatakan sebagai hasil yang belum terverifikasi Pengujian berdasarkan “Holding Points” dan Penilaian terhadap pemenuhan Rencana Mutu. Untuk setiap “Holding Points" yang telah ditetapkan di dalam Rencana Mutu, Unit Pengendali Mutu akan melaksanakan pengujian dan/atau pengukuran 31 dari 142 6) mutu dengan disaksikan oleh Konsultan yang hadir berdasarkan permintaan secara terjadwal dan tertulis dari Unit Pelaksana Kontraktor. Terhadap hasil Pengujian dan/atau pengukuran mutu tersebut, jika Konsultan berpendapat sudah memenuhi syarat sebagaimana ditentukan di dalam Spesifikasi terkait, maka PPK berdasarkan rekomendasi dari Konsultan akan menerbitkan Surat Tidak Berkeberatan (No Objection Letter, NOL) sehingga Kontraktor harus ‘segera melanjutkan pekerjaan terkait. Jika Konsultan berpendapat bahwa hasil Pengujian dan/atau pengukuran mutu tersebut belum memenuhi syarat, maka Konsultan dapat memberikan saran untuk tindakan koreksi dan Kontraktor harus segera melakukan langkah-langkah perbaikan termasuk dengan mempertimbangkan saran dari Konsultan. Surat Tidak Berkeberatan yang diterbitkan oleh PPK atas hasil pengujian dan/atau pengukuran mutu “Holding Points” tidak membebaskan Kontraktor dari tanggung jawab mutu hasil pekerjaan secara keseluruhan. Berdasarkan Laporan Hasil Pelaksanaan Pekerjaan dan Data Hasil Pengendalian Mutu yang terverifikasi, serta perubahan pekerjaan yang telah disetujui_ yang informasinya disampaikan oleh PPK, Konsultan melakukan kajian secara menyeluruh terkait pemenuhannya terhadap Rencana Mutu. Gambaran yang diperoleh dari kajian menyeluruh harus disusun ke dalam bentuk Hasil Penilaian Pemenuhan Rencana Mutu yang memberikan informasi tentang seluruh “Holding Points’ berdasarkan Skedul Pelaksanaan serta realisasinya, standar mutu serta hasil pengujian dan penyimpangannya termasuk untuk komponen-komponen pembentuk ‘Holding Points", keterangan yang memuat opini Konsultan dan catatan tentang langkah-langkah yang diperlukan terhadap hal-hal yang dipandang masih meragukan (bita ada). Pelaksanaan Uji Acak. Apabila dari hasil kajian menyeluruh yang dilakukan oleh Konsuttan ditemukan hal-hal yang meragukan terhadap pemenuhan Rencana Mutu, maka Konsultan dapat memerintahkan Unit Pengendali Mutu untuk melakukan uji acak terhadap Pekerjaan yang menimbulkan keraguan dimaksud. Jumlah dan frekuensi Pengujian untuk uji acak, umumnya diambil dalam rentang 0 ~ 10% dari jumlah dan frekuensi standar pengujian terkait sebagaimana telah ditetapkan pada Rencana Mutu, Penetapan nilai tersebut tergantung dari tingkat kepercayaan terhadap Kontraktor dalam menyampaikan data kepada Konsultan. Jika hasil uji acak menyatakan bahwa mutu hasil pekerjaan telah terpenuhi maka seluruh biaya yang dibutuhkan untuk pengujian tersebut harus 32 dari 142 dibayarkan oleh PPK, sedangkan jika hasilnya menyatakan bahwa mutu hasil Pekerjaan tidak terpenuhi maka seluruh biaya pengujian menjadi tanggungan Kontraktor. (6) Rekomendasi Manajemen dan Teknis, Berdasarkan Hasil Penilaian Pemenuhan Rencana Mutu yang sudah dibuat dan mengintegrasikannya dengan hasil uji acak, Konsultan harus memberikan masukan kepada PPK untuk hal-hal sebagai berikut: + Hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat mutu (Non Conformance Product, NCR). + Perubahan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan dan/atau pengendalian mutu. ‘+ Rekomendasi untuk tindakan koreksi terhadap hasil pekerjaan, ‘+ Pemutakhiran Rencana Mutu dan RMK Kontraktor. Bantuan Teknis dan Manajemen. Bantuan ini dimaksudkan sebagai pendukung bagi PPK dalam menyelenggarakan Kontrak yang tanggung jawab pengendalian mutu (quality contro!) berada pada Kontraktor sedangkan tanggung jawab penjaminan mutu (quality assurance) berada pada Konsultan. Oleh karena keberadaan bantuan ini merupakan kesatuan di dalam Konsultan, harus dihindari terjadinya_konflik kepentingan antara Pengendalian mutu dan penjaminan mutu. Tugas utama bantuan ini adalah melakukan pengolahan datafinformasi yang merupakan masukan dari Unit Pengendali Mutu Kontraktor kepada PPK. Data/informasi tersebut meliputi Hasil Pengukuran/Pengujian Mutu pekerjaan; Pemutakhiran RMK Kontraktor termasuk di dalamnya pemutakhiran Skedul Pelaksanaan dan “Holding Points"; Rekomendasi tindakan koreksi; Rekomendasi tindakan pencegahan; Rekomendasi perbaikan atas cacat mutu; Hasil pekerjaan yang sudah divalidasi; Hasil perbs in cacat mutu yang sudah divalidasi; Perubahan-perubahan yang diperiukan. Pengolahan datalinformasi tersebut harus dilakukan dengan keahlian yang terintegrasi menghasilkan informasi yang bermanfaat bagi PPK dalam melakukan: ‘+ Pengendalian waktu pelaksanaan kontrak konstruksi, termasuk pengendalian kontrak kritis, dan persiapan Serah Terima Pekerjaan (PHO/FHO) 33 dari 142 * Pengendalian biaya pelaksanaan kontrak Konstruksi termasuk pemeriksaan berkas tagihan Kontraktor (MC/Backup Data), penyusunan variasi dan adendum kontrak, serta penyusunan status keuangan kontrak Konstruksi yang dilakukan ‘secara berkala. * Monitoring dan Evaluasi terhadap penggunaan sumber daya Kontraktor meliputi personil, peralatan, dan bahan. Dalam hal dipandang perlu dukungan ini dapat digunakan juga pada penyelenggaraan Rapat Pra Pelaksanaan (Pre Construction Meeting, PCM) 5.2.3. Keluaran dan Pelaporan. Konsultan Pengawasan Teknik Manajemen Mutu selama kurun waktu layanannya harus menghasilkan Keluaran-Keluaran yang disusun berdasarkan keahlian terintegrasi pada setiap tahapan proses yang mencakup Penyusunan Rencana Mutu, Penerapan Penjaminan Mutu, dan Pengolahan data/informasi Pengendalian Mutu. Adapun Keluaran- Keluaran tersebut meliputi tetapi tidak terbatas dari yang disebutkan berikut ini * Rencana Mutu ("Holding Points”, Daftar Pengujian Mutu), termasuk pemutakhiran. * Rekomendasi terhadap penyusunan dan pemutakhiran RMK Kontraktor * Hasil Penilaian Pemenuhan Rencana Mutu yang dibuat secara berkala. * Hasil Pelaksanaan Uji Acak. + Rekaman hasil pekerjaan yang tidak memenuhi syarat mutu (Non Conformance Product, NCR). * Perubahan terhadap proses pelaksanaan pekerjaan dan/atau pengendalian mutu. * Rekomendasi untuk tindakan koreksi terhadap hasil pekerjaan. + Rekaman tentang masukan untuk pemutakhiran RMK Kontraktor. + Hasil pengolahan data/informasi pengendalian mutu Untuk keperluan pengukuran efektivitas layanannya Konsultan harus membuat Laporan- Laporan menurut tahapan atau periode tertentu. Masing-masing laporan sekurang- kurangnya harus mencakup hal-hal yang diuraikan berikut ini * Laporan Pendahuluan, Laporan Pendahuluan harus sudah mencakup tentang: © Pemahaman terhadap lingkup layanan konsultan selama jangka waktu kontrak; © Rencana Kerja dan Pengorganisasian Pekerjaan. © Jadwal Pelaksanaan dan Penugasan Tenaga Anil © Ringkasan kemajuan pelaksanaan layanan. (bila sudah ada) 34 dari 142 Laporan Pendahuluan harus sudah selesai di dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) hari sejak tanggal mobilisasi konsultan. Laporan Berkala (Triwulan), Laporan Berkala harus memberikan gambaran akumulasi layanan setiap periode tiga bulan sejak tanggal mobilisasi konsultan, yang berisi hal-hal sebagai berikut: © Rencana Kerja untuk selama periode layanan termasuk pemutakhiran periode sebelumnya. © Kemajuan pelaksanaan layanan sampai dengan periode tiga bulanan terakhir © Rencana Kerja untuk sisa masa fayanan termasuk pemutakhiran sebagai konsekuensi jika hasil kemajuan pelaksanaan tidak sesuai dengan reneana, © Jadwal Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli sampai dengan Periode tiga bulan terakhir. © Realisasi Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli sampai dengan periode tiga bulan terakhir. © Evaluasi sementara dan Saran kepada Pengguna Jasa. Seluruh Rencana Kerja tersebut di atas harus sudah diselaraskan dengan Jadwal Pelaksanaan dan Pengendalian Mutu yang dipergunakan dan dimutakhirkan oleh Kontraktor. Laporan Akhir. Laporan ini harus mencakup seluruh layanan dalam masa kontrak Konsultan yang memuat: © Rencana Kerja awal untuk selama periode layanan; © Rencana Kerja yang dimutakhirkan setama periode layanan; © Realisasi pelaksanaan layanan selama perioe layanan; © Jadwal Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli selama periode layanan; © Realisasi Pelaksanaan dan Penggunaan Tenaga Ahli selama periode layanan; © Evaluasi layanan secara menyeluruh dan Saran kepada Pengguna Jasa. dengan melampirkan: © Salinan seluruh keluaran selama masa layanan, dan © Salinan dokumentasi lainnya yang dipandang penting. 36 dari 142 5.2.4 Pengorganisasian dan Tenaga Abli Struktur Organisasi Konsultan harus disusun sedemikian rupa untuk menghindari adanya konflik kepentingan fungsi penjaminan mutu (quality assurance) yang berpotensi terjadi pada: * Penyusunan Rencana Mutu terkait hasil Perencanaan Teknik dan Spesifikasi, yang pada dasamya adalah bagian dari RMP (Rencana Mutu Proyek) yang disusul oleh PPK bersama SATKER pekerjaan konstruksi. + Pengolahan data/informasi dari Unit Pengendalian Mutu khususnya yang terkait dengan validasi untuk pembayaran. Persyaratan untuk Ketua Tim perlu mempertimbangkan penguasaan terhadap Sistim Manajemen Mutu yang dapat dinilai dari * Pengalaman sebagai “Core Team Leader’, “Team Leader’, atau “Site Engineer’ pada pelaksanaan kontrak yang telah menerapkan Sistem Manajemen Mutu yang umumnya diterapkan pada kontrak untuk pekerjaan terintegrasi seperti Kontrak Rancang Bangun, Kontrak Konstruksi Berbasis Kinerja atau sejenisnya. + Memiliki Sertfikat Pengenalan dan Pemahaman SNI 2001 atau ISO 2001, yang diterbitkan oleh Lembaga Akreditasi yang diakui. Kebutuhan akan penguasaan Sistem Manajemen Mutu, dapat juga dilakukan dengan menempatkan seorang Asisten Ketua Tim yang memilki sertifikat selaku “Auditor” Persyaratan Tenaga Ahli untuk yang berkaitan dengan bidang Arsitektur, Sipil, Mekanikal dan Elektrikal (ASMET) wajib memiliki Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Untuk Tenaga Ahli Lingkungan, cukup memiliki Sertifikat AMDAL A/B, terkecuali bagi Penyusun Dokumen AMDAL harus memenuhi syarat kompetensi seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun AMDAL. Penggunaan Tenaga Ahli dapat berupa D3, $1, S2, yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau Perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian negara. Tenaga Ali D3 tidak dapat digunakan sebagi Team Leader/Site Engineering dan harus memenuhi persyaratan pengalaman sesuai dengan S1 yang dipersyaratkan ditambah 3 tahun. Untuk Tenaga Ahli Utama hanya dapat bekerja dalam jarak tempuh maks 100 Km dan/atau dengan waktu tempuh dari satu lokasi pekerjaan ke pekerjaan akhir yang diawasi_maksimum 2 jam. Penggunaan Tenaga Ahli dapat disesuaikan dengan kebutuhan pekerjaan serta target fisik yang harus dicapai 36 dari 142 Tabel 13. Tenaga Ahi untuk Pengawasan *) Ketua Tim . . 2, | Anli Pavement/ Perkerasan a . /Structure/Jembatan 3._| Ahli Kuantitas & Harga . . 4. | Anli Manajemen Mutu . : 5._| Ahli Lingkungan ° . 6._| AniiK3 . . 7._| Ahli Manajemen Konstruksi . . “) Tenaga ahii dapat disesuaikan dengan kebutuhan 5.3. Core Team Konsultan Perencanaan dan Pengawasan Teknis Jalan dan Jembatan 5.3.1 Persiapan 1) 2) Tujuan ‘agar pekerjaan perencanaan dan pengawasan jalan nasional terlaksana sesuai rencana dengan menggunakan standar dan prosedur yang berlaku serta untuk tercapainya pekerjaan perencanaan dan pengawasan fisik yang tepat mutu, tepat waktu dan tepat biaya Lingkup 1. Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Core Team sesuai dokumen kontrak pekerjaan konstruksi 2, Membantu SNVT P2JJ dalam pencapaian mutu data hasil survey IRMS dan BMS serta terlaksananya pelaporan survey secara tertib; 3. Membantu SNVT P2JJ dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan perencanaan teknis serta pemeriksaan mutu perencanaan; 4, Membantu SNVT P2JJ dalam pelaksanaan perencanaan teknis lainnya jika diminta; 5. Membantu SNVT P2JJ dalam pelaksanaan monitoring dan evaluasi pelaksanaan Pengawasan teknis serta pemeriksaan mutu pengawasan; 6. Membantu SNVT P2JJ dalam pelaksanaan pengawasan teknis lainnya jika dipertukan; 7. Membantu SNVT P2JJ dalam pelaksanaan leger jalan; 8. Membantu SNVT P2JJ dalam pelaksanaan tugas-tugas lainnya sesuai dengan fungsinya 9. Melaksanakan koordinasi dengan konsultan manajemen regional pada wilayah Balai terkait dan konsultan manajemen pusat. 10. Merencanakan dan melaksanakan proses dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang metiputi 37 dari 142, 11. 12. a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja atau rencana mutu pelaksanaan kegiatan atau rencana mutu kontrak. b. Setiap kegiatan dapat diketahui ketersediaan informasi yang menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan. c. Setiap kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam proses kegiatan. 4. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan serta_mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan_ hasil pekerjaan. Monitoring dan pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal — hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan monitoring antara lain : @. Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus menetapkan metode yang tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan, b. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi bahwa persyaratan telah dipenuhi ¢. Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang sesuai berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan. d. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus dipelihara kedalam pengendalian rekamar/bukti kerja. Mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan. Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan pengukuran atau dari sumber terkait lainnya, Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses kegiatan termasuk peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak ‘sesuai atau tidak memenuhi persyaratan harus diidentifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali Tindakan yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan diidentifikasi dan dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan tahapan sebelumnya. b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan bagian dari prosedur mutu. . Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup : = Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan. - _ Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk tata cara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai. - Mekanisme verifikasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan. d. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsensi oleh Pengguna atau pemanfaatan hasil pekerjaan. 38 dari 142 5.3.2 Tenaga Ahli Persyaratan Tenaga Ahli untuk yang berkaitan dengan bidang Arsitektur, Sipil, Mekanikal dan Elektrikal (ASMET) wajib memiliki Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Untuk Tenaga Ahli Lingkungan, cukup memiliki Sertifkat AMDAL A/B, terkecuali bagi Penyusun Dokumen AMDAL harus memenuhi syarat kompetensi ‘seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun AMDAL. Penggunaan Tenaga Ahli dapat berupa D3, $1, $2, yang telah ulus dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau erguruan tinggi interasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian negara. ‘Tenaga Ahli D3 tidak dapat digunakan sebagi Team Leader/Site Engineering dan harus ‘memenuhi persyaratan pengalaman sesuai dengan S1 yang dipersyaratkan ditambah 3 tahun. Tabel 14. Tenaga Ahli untuk Core Team *) i dumiah | Jumlah No. PosisiJabatan ‘renigal |! toad 1 | Ketua Tim Torang | *) 2 | Ahli Teknik Jalan orang] *) 3. | Ahli Material dan Bahan Jalan orang} +) 4 | Ahli Teknik Jembatan orang} *) 5 | Ahli Manjemen Konstruksi orang *) 6 | Ahii Geoteknik orang} *) *) Kebutuhan tenaga Ahii dan WIM dapat disesuaikan dengan kebutuhan 5.3.3 Keluaran Keluaran dari kegiatan pengawasan teknis adalah : © Laporan Pendahuluan Laporan Bulanan Laporan Teknis atau Laporan Khusus. Laporan Perencanaan. (bila ada) Laporan Akhir Sementara © Laporan akhir dan Executive Sumarry 5.3.4 Pelaporan 1) Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi administrasi laporan seluruh kegiatan, setiap tenaga ahii diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap sesuai dengan tugas dan fungsinya 2) Lingkup 1. Laporan Pendahuluan Tidak lebih dari 30 (tiga puluh) hari setelah dimulainya kontrak. Konsultan harus menyerahkan 5 (lima) rangkap/buku untuk setiap laporan yang isinya melaporkan mengenai jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara eo 000 39 dari 142 lengkap dan terperinci termasuk kuantitas masing-masing pekerjaan serta Personil-personil pendukung Konsultan yang telah disetujui aktif di lapangan 2. Laporan Bulanan Pada setiap akhir bulan kalender, konsultan harus membuat kemajuan laporan bulanan sebanyak 5 (lima) rangkap/buku. Laporan ini merupakan laporan singkat mengenai kemajuan kegiatan Konsultan pada bulan tersebut, permasalahan yang dialami oleh konsultan bila ada (menyangkut administrasi, teknik atau keuangan) dan rekomendasi untuk menyelesaikan permasalahan tersebut. 3. Laporan Teknis atau Laporan Khusus Laporan teknis/laporan khusus akan menguraikan berbagai masalah khusus baik dari segi teknik, Kondisi alam, maupun sosial yang sedang/akan dihadapi. Laporan ini disusun berdasarkan masalah khusus yang dihadapi di lapangan atau atas permintaan khusus dari Pengguna Jasa untuk tujuan kajian atau analisa atas masalah-masalah tertentu termasuk melakukan pengawasan sementara pada pekerjaan yang belum memobilisasi konsultan pengawas. Laporan-laporan tersebut dibuat rangkap 5 (lima). 4. Laporan Perencanaan (bila ada) Laporan perencanaan terdiri dari Laporan Detail Desain, Laporan Engineering Estimate, Laporan Analisis Resiko, Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu Lintas, Laporan Konsep Metode Konstruksi dan Standar Dokumen Lelang termasuk di dalamnya Spesifikasi Teknis. Laporan-laporan tersebut dibuat rangkap 5 (lima) 5. Laporan Akhir Sementara Laporan ini merupakan produk akhir sementara, setelah dilakukan pembahasan dan disetujui oleh pengguna jasa maka disempumakan menjadi laporan akhir. Jumlah buku laporan yang diserahkan sebanyak 3 (tiga) buku 6. Laporan Akhir dan Executive Summary 5.4. Pada akhir masa layanan jasa, konsultan harus menyerahkan laporan akhir sebanyak 5 (lima) set bersama-sama dengan Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) dan Compact Disc (CD). Laporan ini merupakan Penyempumaan dari laporan akhir sementara yang telah dikoreksi dan ditambahkan dengan masukan baru. Konsultan Manajemen Proyek Balai Regional Project Mangement Consultant (RPMC). 5.4.1 Persiapan 1) 2) Tujuan melakukan monitoring dan evaluasi kinerja secara sistematis serta _mampu memberikan masukan dan tindak lanjut atas permasalahan yang ada sehingga tercapainya sasaran pekerjaan tepat mutu, waktu dan biaya di setiap unit pelaksana kegiatan pekerjaan jalan dan jembatan di ingkungan BBPJN / BPJN. Lingkup 40 dari 142 N Menyusun Rencana Mutu Kontrak (RMK) Core Team sesuai dokumen kontrak Pekerjaan konstruksi, Monitoring dan evaluasi kegiatan perencanaan teknik, pelaksanaan dan Pengawasan konstruksi jalan nasional termasuk jalan bebas hambatan di unit BBPJN / BPJN; 3. Membantu BBPJN / BPJN dalam penyelesaian jika terjadi masalah—masalah Penyelenggaraan kontrak jasa konstruksi terkait dengan klaim, perselisihan kontrak dan pemutusan hubungan kontrak; Membantu BBPJN / BPJN dalam mengidentifikasi permasalahan-permasalahan lebih dini yang potensial terjadi pada kegiatan pelaksanaan dan pengawasan jalan nasional dan mengusulkan tindakan yang bersifat preventif agar permasalahan dapat dicegah; Membantu BBPJN / BPJN dalam melaksanakan audit mutu atas kualitas ekerjaan di lingkungan BBPJN / BPJN; 6. Membantu BBPJN / BPJN dalam penyelenggaraan pelayanan dan penyediaan bahan dan peralatan; 7. Membantu BBPJN / BPJN dalam melaksanakan sistem pelaporan yang efektif baik internal Balai maupun antara Balai dengan Satker-Satker di bawahnya. 8. Merencanakan dan melaksanakan proses dan pelaksanaan kegiatan secara terkendali yang meliputi a. Memastikan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam rencana mutu unit kerja atau rencana mutu pelaksanaan kegiatan atau rencana mutu kontrak. Setiap _kegiatan dapat diketahui_ketersediaan _informasi yang menggambarkan karakteristik kegiatan dan ketersediaan dokumen kegiatan Setiap Kegiatan memenuhi persyaratan ketersediaan sumber daya yang diperlukan dalam proses kegiatan. Ketersediaan peralatan monitoring dan pengukuran pelaksanaan pekerjaan serta_mekanisme proses penyerahan dan pasca penyerahan hasil pekerjaan. 9. Monitoring dan pengendalian mutu hasil pekerjaan, agar semua hasil kegiatan yang diserahkan dapat memenuhi persyaratan kriteria penerimaan pekerjaan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam melaksanakan monitoring antara lain : Penanggung jawab untuk tiap-tiap tahapan kegiatan harus menetapkan metode yang tepat untuk monitoring dan pengukuran hasil pekerjaan dari setiap tahapan pekerjaan. Monitoring dan pengukuran dilakukan dengan cara memverifikasi bahwa persyaratan telah dipenuhi Setiap monitoring dan pengukuran dilaksanakan pada tahapan yang sesuai berdasarkan pengaturan yang telah direncanakan. Rekaman bukti monitoring dan pengukuran hasil kegiatan harus dipelihara kedalam pengendalian rekaman/bukti kerja. 41 dari 142 10.Mengumpulkan dan menganalisis data yang sesuai dan memadai untuk memperagakan kesesuaian dan keefektifan. Analisis data bertujuan untuk mengevaluasi dimana dapat dilaksanakan perbaikan berkesinambungan dan analisis harus didasarkan pada data yang dihasilkan dari kegiatan monitoring dan Pengukuran atau dari sumber terkait lainnya. Hasil analisis harus berkaitan dengan manfaat hasil pekerjaan, kesesuaian terhadap persyaratan hasil pekerjaan dan karakteristik dari proses-proses Kegiatan termasuk peluang untuk tindakan pencegahan. Sedangkan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai atau tidak memenuhi persyaratan harus diidentifikasi dan dipisahkan dari hasil pekerjaan yang sesuai untuk mencegah penggunaan yang tidak terkendali Tindakan yang harus dilaksanakan pada pekerjaan yang tidak memenuhi persyaratan antara lain : a. Penanggung jawab pada setiap kegiatan harus memastikan bahwa hasil dari setiap tahapan kegiatan yang tidak memenuhi persyaratan dildentifikasi dan dikendalikan untuk tindak lanjut tahapan kegiatan yang berhubungan dengan tahapan sebelumnya. b. Pelaksanaan pengendalian hasil pekerjaan yang tidak sesuai harus diatur dalam prosedur pengendalian hasil pekerjaan tidak sesuai yang merupakan bagian dari prosedur mutu. Prosedur hasil pekerjaan yang tidak sesuai minimal harus mencakup - Penetapan personil yang kompeten dan memiliki kewenangan untuk menetapkan ketidaksesuaian hasil pekerjaan untuk setiap tahapan. - Mekanisme penanganan hasil kegiatan tidak sesuai termasuk tata cara pelepasan hasil kegiatan tidak sesuai = Mekanisme verifixasi ulang untuk menunjukkan kesesuaian dengan persyaratan yang ditetapkan. d. Pengendalian pekerjaan tidak sesuai harus dilaksanakan dengan mengesahkan penggunaan dan penerimaannya berdasarkan konsensi oleh Pengguna atau pemanfaatan hasil pekerjaan. 5.4.2 Tenaga Ahli Persyaratan Tenaga Ahli untuk yang berkaitan dengan bidang Arsitektur, Sipil, Mekanikal dan Elektrikal (ASMET) wajib memilki Sertifikat Keahlian yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Untuk Tenaga Ahli Lingkungan, cukup memiliki Sertifikat AMDAL VB, terkecuali bagi Penyusun Dokumen AMDAL harus memenuhi syarat kompetensi seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2010 tentang Sertifikasi Kompetensi Penyusun AMDAL. Penggunaan Tenaga Ahli dapat berupa D3, $1, S2, yang telah lulus dari suatu perguruan tinggi negeri, perguruan tinggi swasta yang telah disamakan atau perguruan tinggi internasional yang diakui. Untuk perguruan tinggi swasta yang belum disamakan, harus telah lulus ujian negara. Tenaga Ahli D3 tidak dapat digunakan sebagi Team Leader/Site Engineering dan harus memenuhi persyaratan pengalaman sesuai dengan S1 yang dipersyaratkan ditambah 3 tahun. Tabel 15. Tenaga Ahli untuk RPMC *) 42 dari 142 Jurmiah | Jumiah No. _PosisilJabatan, renaia:| | a 1 | Ketua Tim Torang | *) 2 | Ahli Teknik Jalan orang | *) 3 | Ahli Material dan Bahan jalan Torang | *) 4 | Anli Teknik Jembatan Torang | +) 5 | Ahli Manjemen Konstruksi Torang | *) 6 | Ahli Geoteknik Torang ] *) 7 | Ahli Keselamatan Jalan *) _ orang ‘) 8 | Ahli Lingkungan *) orang 5 9 | Ahli Peralatan *) Torang | +) 10 | Ahi Sistem Informasi *) Torang | *) *) Kebutuhan tenaga Ahli dan MM dapat disesuaikan dengan kebutuhan 5.4.3 Keluaran Keluaran dari kegiatan pegawasan teknis adalah : © _Laporan Pendahuluan Laporan Bulanan Laporan Teknis atau Laporan Khusus Laporan Perencanaan (bila ada) Laporan Akhir Sementara Laporan akhir dan Executive Sumarry eo o000 5.4.4 Pelaporan 4) Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi administrasi laporan seluruh kegiatan, setiap tenaga ahli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap sesuai dengan tugas dan fungsinya. 2) Lingkup 1. Laporan Pendahuluan * Rencana kerja Penyedia Jasa secara menyeluruh; + Mobilisasi tenaga ahi, asisten muda dan tenaga pendukung lainnya; + Metode Monitoring dan Evaluasi; + Konsep pengembangan sistem data informasi; + Jadwal kegiatan Penyedia Jasa; Laporan Pendahuluan harus diserahkan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan sejak SPMK diterbitkan, dan diserahkan sekurang-kurangnya 5 (lima) buku laporan 2. Laporan Bulanan Laporan kemajuan pekerjaan hasil pengawasan yang telah dilaksanakan pada setiap bulan termasuk laporan monitoring dan evaluasi dilengkapi dengan data Pendukungnya serta progres kegiatan yang telah dilaksanakan. Laporan harus diserahkan setiap bulan sekurang — kurangnya § (lima) buku laporan. 43 dari 142 3. Laporan Teknis atau Laporan Khusus Laporan yang dibuat secara khusus pada unit kegiatan yang mengalami kendala atau permasalahan di lapangan dengan menyiapkan hasil kajian teknis dengan manajemen serta rekomendasi penanganannya. Laporan harus diserahkan setiap bulan sekurang — kurangnya 5 (lima) buku laporan. Laporan Akhir dan Executive Summary Laporan Akhir harus diserahkan pada akhir masa kontrak, sekurang-kurangnya berisi pelaksanaan jasa konsultansi termasuk didalamnya analisis dan evaluasi kegiatan yang telah dilaksanakan, status monitoring seluruh unit kerja, hasil evaluasi seluruh unit kerja dan rekomendasi sesuai yang dimaksud dalam kerangka acuan kerja. Laporan akhir diserahkan sebanyak 5 (lima) set bersama- sama dengan Laporan Ringkasan Eksekutif (Executive Summary) dan Compact Disc (CD). 44 dari 142 LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN SASARAN NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN SUMBER PENDANAAN LINGKUP, LOKAS! KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH Lampiran 1. Format Kerangka Acuan Kerja (KAK) *) diisi oleh Panitia Pengadaan Maksud . woe) isi oleh Panitia Pengadaan 2) ) 3. eosseseeee *) *) diisi oleh Panitia Pengadaan Gdiisi oleh panitia pengadaan, contoh : Pejabat Pembuat Komitmen Kegiatan Penyusunan/Penyempurnaan PengkajianPeraturan Perundang-Undangan Satuan Kerja Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia) Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperlukan biaya kurang lebih Rp. eee }) termasuk PPN dibiayai....... Tahun ‘Anggaran 20.... *) *) (diisi oleh Panitia Pengadaan) a. Lingkup Kegiatan Lingkup kegiatan ini, adalah Doron iD) 2 a) 3)dst.... 9) b. Lokasi Kegiatan Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah PENGETAHUAN Negara Kesatuan Republik Indonesia. ¢. Data dan Fasilitas Penunjang 1). Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Data dan fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa: a). Laporan dan Data (bila ada) Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi (bila ada). (nyatakan bila ada laporan dan data/informasi yang dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa) b). Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada) (Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan ruangan kantor yang akan disediakan oleh pejabat Pembuat —komitmen —misalnya, ruangan —_kantor luas/ukurannya dan keadaannya, atau harus disediakan 45 dari 142 PENDEKATAN DAN METODOLOGI JANGKA WAKTU PELAKSANAAN TENAGA AHLI oleh penyedia jasa sendiri dengan cara sewa) ©). Staf Pengawas/Pendamping (Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau pendamping/counterpart (apabila diperlukan) *), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi) d). Fasiitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (bila ada, cantumkan nama barang tersebut)*) 2). Penyediaan oleh penyedia jasa Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasilias dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. (Cantumkan disini barang-barang yang harus disediakan ‘oleh penyedia jasa dan tetapkan juga apakah harus dibeli atas nama pejabat pembuat komitmen ataukah harus dengan cara sewa)*) 4. Alih Pengetahuan Apabila dipandang perlu oleh Pejabat_ Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan_pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di ingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen. a esses oss“) b. 0) ©. dSt rece seseenssnees SY *) (disi oleh panitia pengadaan) Jangka waktu pelaksanaan kegiatan ini diperkirakan (0... bulan. *) diisi Panitia Pengadaan Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekeraan ini adalah sebagai berikut: Contoh a. Ketua Tim (Team Leader) Mempunyai sertikat keahlian... (bagi Tenaga ahli yang dibutuhkan sebagai tenaga ahli teknik sesuai UU Jasa Konstruksi)*) dengan jumiah Orang Bulan sebesar ... .OB "*). Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana ... *) Strata ... (S...) *) Jurusan *) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan *) lebih diutamakar’ disukai...(....) *) tahun/bulan, Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman 46 dari 142 40. KELUARAN "1. LAPORAN sebagai ketua tim selama... ...(.. ...) *) tahun/bulan/paket ekerjaan,diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan selesai. b. Tenaga Abii .......0......*) Mempunyai sertifikat keahlian... ......(bagi Tenaga ahli yang dibutunkan sebagai tenaga ahli teknik sesual UU Jasa Konstruksi)*) dengan jumlah Orang Bulan sebesar .... OB *) Tenaga ahi yang disyaratkan adalah Sarjana ..*) Strata ...... (S...) *) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan —_pekerjaan lebih diutamakan/disukai... ( .....)*) tahun/bulan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya.. *). c.Tenaga Ahli i) Mempunyai sertfikat keahlian... ....bagi Tenaga ahli yang dibutuhkan sebagai tenaga ahli tehnik sesuai UU Jasa Konstruksi)") dengan jumlah Orang Bulan sebesar ... . OB *) Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana ...*) Strata ...... (S...) *) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan —_pekerjaan lebih diutamakan/disukai... ( .....)") tahur/bulan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya... *) Keluaran yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah: *) Jenis laporan yang harus diserahkan kepada Pejabat Pembuat Komitmen: Contoh: a. Laporan Pendahuluan, berisi 1). Rencana kerja penyedia jasa secara menyeluruh; 2). Mobilisasi tenaga ahii dan tenaga pendukung lainnya; 3). Jadwal kegiatan penyedia jasa, Laporan harus diserahkan selambat-lambatnya ... (-.n00)") bulan sejak SPMK diterbitkan sebanyak. ( ” buku laporan. 47 dari 142 b. Laporan Bulanan, berisi : 1 2). y 3). dst . . nt) Laporan harus —diserahkan _—_selambat-lambatnya tanggal...... - * ) — setiap bulan sebanyak. buku laporan ©. Laporan Antara/interim, berisi Hasil sementara pelaksanaan pekerjaan harus dilaporkan selambatlambatnya ...(.......) *)bulan — sejak_SPMK diterbitkan sebanyak (. )*) buku laporan. d. Laporan Khusus (bila dipertukan), berisi: Dav 2).. 3). dst =) “) : *) e. Laporan Akhir, berisi 1). *) nee cot) 3). dst ee ee *) Laporan _harus diserahkan selambat-lambatnya ..(....)*) bulan sejak SPMIK diterbitkan —sebanyak .... (....c.-.---..)*) bUKU laporan dan dalam bentuk Compact Disk/...... *) berisi seluruh laporan termasuk sumarry report .... (.......) buah. *) PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN NIP. *) (disi oleh panitia pengadaan) *) untuk metode evaluasi pagu anggaran tidak perlu mencantumkan jumlah tenaga ahii 48 dari 142 Lampiran 2, Contoh Kerangka Acuan Kerja Untuk Perencanaan Jalan LATAR BELAKANG MAKSUD DAN TUJUAN SASARAN NAMA DAN ORGANISASI PEJABAT PEMBUAT KOMITMEN ‘SUMBER PENDANAAN LINGKUP, LOKASI KEGIATAN, DATA DAN FASILITAS PENUNJANG SERTA ALIH PENGETAHUAN * *) diisi oleh Panitia Pengadaan Maksud » oa) 4) diisi Kegiatan Penyusunan/Penyempurnaan Pengkajian _Peraturan Perundang-Undangan Satuan Kerja Badan Pembinaan Konstruksi dan Sumber Daya Manusia) Untuk pelaksanaan kegiatan ini diperiukan biaya Kurang lebih Rp. ee ( ...) termasuk PPN dibiayai ....... Tahun Anggaran 20... *) *) (disi oleh Panitia Pengadaan) a. Lingkup Kegiatan 1) Persiapan a) Tujuan Tujuan dari tahap persiapan adalah —_untuk mengumpulkan informasi awal mengenai_kondisi topografi, geologi, tata guna lahan, lalulintas, serta lingkungan b) Lingkup (1) Peta Topografi berupa peta kontur, dengan Skala minimum 1 : 50.000 (2) Peta jaringan jalan, dokumen leger jalan, data base jaringan jalan, daerah rawan kecelakaan (3) Peta kondisi tanah, peta geologi dengan Skala minimal 1: 250000, daerah rawan bencana, dokumen tanah terdahulu, dan koridor trase (4) Peta wilayah Rencana Tata Ruang Wilayah (6) Peta tata guna lahan (6) Melakukan kordinasi dengan instansi terkait dengan di sekitar lokasi proyek ©) Keluaran Keluaran yang dihasilkan dalam persiapan meliputi (1)Laporan studi koridor (jka bisa diterapkan), 49 dari 142 (2)Laporan studi rancang-bangun pendahuluan, (3)Rencana pendahuluan dari altematif desain (yaitu: profil atau lembar rencana, bagian-bagian yang umum, materi pekerjaan utama yang dikenali_ dan dialokasikan), dan (4)Perkiraan biaya konstruksi pendahuluan untuk alteratif desain. 2) Survey Lapangan a) Survey Pendahuluan (1), Tujuan Tujuan survey pendahuluan adalah —_untuk mengumpulkan data-data awal berdasarkan aspek- aspek yang diperlukan yang akan digunakan sebagai dasarireferensi survey _detail/survey berikutnya dan harus dilakukan oleh seorang abli utama. (2) Lingkup Pekerjaan Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah : (a) Survey Pendahuluan Desain Geometrik 4. Menentukan awal proyek ( Sta. 0 + 000) dan akhir proyek yang tepat untuk mendapatkan overlapping yang baik dan memenuhi syarat geometrik. Pada penentuan titik awal dan titik akhir pekerjaan, diwajibkan mengambil data sejauh 200 m sebelum titik awal dan 200 m setelah titik akhir pekerjaan seperti disajikan dalam Gambar 1 berikut: ‘Gambar 1. Koridor Pengambilan Data. 2. Mengidentifikasi medan secara_ stationing! urutan jarak dengan _mengelompokkan kondisi : medan datar, rolling, perbukitan, pegunungan/ bukit curam dalam bentuk tabelaris. 50 dari 142 3. Mengidentifikasi/ memperkirakan secara tepat penerapan desain geometrik (alinyemen horizontal dan vertikal) —_berdasarkan Pengalaman dan keahlian yang harus dikuasai sepenuhnya oleh Highway Engineer yang melaksanakan pekerjaan ini dengan melakukan pengukuran-pengukuran secara sederhana dan benar (jarak, _azimut, kemiringan dengan helling meter) dan membuat sketsa desain alinyemen horizontal maupun vertikal secara khusus untuk lokasi- lokasi yang dianggap sulit untuk memastikan trase yang dipiilh akan dapat memenuhi Persyaratan geometrik yang — dibuktikan dengan sketsa horizontal dan penampang memanjang rencana trase jalan. 4. Di dalam penarikan perkiraan desain alinyemen horizontal dan vertikal harus sudah diperhitungkan dengan cermat sesuai dengan kebutuhan perencanaan untuk lokasi : galian/ timbunan, bangunan pelengkap jalan, gorong- gorong dan jembatan (oprit jembatan), persimpangan yang bisa terlihat dengan dibuatnya sketsa-sketsa serta tabelaris di lapangan dari identifikasi kondisi lapangan secara stationing dari awal sampai dengan akhir proyek. 5. Semua kegiatan ini harus — sudah dikonfirmasikan _sewaktu. _mengambil keputusan dalam pemilihan trase dengan anggota team yang saling terkait dalam pekerjaan ini. 6. Di lapangan harus diberi/ dibuat tanda-tanda berupa patok dan tanda banjir dengan diberi tanda bendera sepanjang daerah rencana dengan interval 50 m untuk memudahkan tim Pengukuran, serta pembuatan _foto-foto Penting untuk pelaporan dan panduan dalam melakukan survey detail selanjutnya 7. Dari hasil survey recon ini secara kasar harus sudah bisa dihitung perkiraan volume Pekerjaan yang akan timbul serta bisa dibuatkan perkiraan rencana biaya secara sederhana dan diharapkan dapat mendekati final design. (b)Survey Pendahuluan kondisi eksisting perkerasan 1. Inventarisasi terhadap data his jalan 2. identifikasi jenis perkerasan 3. identifikasi kerusakan perkerasan tori penanganan 51 dari 142 (c) Survey Pendahuluan Survey Topografi Kegiatan yang dilakukan oleh geodetic engineer pada survey pendahuluan adalah : 1. Menentukan awal dan akhir pengukuran serta pemasangan patok beton Bench Mark di awal dan akhir Proyek 2. Mengamati kondisi topografi 3. Mencatat daerah-daerah yang akan dilakukan Pengukuran khusus serta, morfologi dan lokasi yang perlu dilakukan_perpanjangan koridor 4, Membuat rencana kerja untuk survey detail pengukuran. 5. Menyarankan posisi patok Bench Mark pada lokasi/titik yang akan dijadikan referensi. (d) Survey pendahuluan Bangunan Pelengkap Jalan 1. Untuk perencanaan jalan baru perlu dicatat data lokasi/ Sta........... perkiraan lokasinya apa sudah sesuai dengan geometrik serta rencana jenis konstruksi, dimensi yang diperlukan 2. Untuk lokasi yang sudah ada, existing perlu dibuatkan inventarisasinya dengan lengkap antara lain Sta... , jenis konstruksi, dimensi, kondisi_serta__ mengusulkan Penanganan yang diperlukan. (lihat format survey inventarisasi jembatan). 3. Untuk lokasi yang ada aliran aimya perlu dicatat tinggi muka air normal, muka air banjir dan muka air banjir tertinggi pemah terjadi serta adanya tanda-tanda/ gejala-gejala erosi yang dilengkapi dengan sket lokasi, morfologi serta karakter aliran sungai dan dilengkapi foto-foto jika dipertukan 4, Mendiskusikan dengan team geometrik, geologi, amdal dan hidrologi apakah data- data dan usul penempatan lokasi serta usul Perencanaan/ penanganan sudah sesuai secara teknis. 5. Membuat sket dan kalau perlu foto-foto beserta catatan-catatan khusus serta saran- Saran yang sangat berguna _dijadikan panduan dalam pengambilan data untuk Perencanaan pada waktu melakukan survey detail nanti dan pengaruhnya terhadap keamanan/ kestabilan. (e) Survey Pendahuluan Geologi dan Geoteknik. Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan geologi dan geoteknik adalah 52 dari 142 1, Melakukan pengambilan data _mengenai karakteristik tanah, perkiraan lokasi sumber material, dan mengantisipasi_ dan mengidentifikasi lokasi yang akan longsor, 2. Mengidentifikasi lokasifiiik pengujian antara lain Bor, Sondir, DCP, Test Pit; 3. Memberikan rekomendasi rencana trase alinyemen jalan; 4. Mengidentifikasi masalah-masalah geoteknik, bahaya, resiko-resiko, dan batasan-batasan proyek; 5. Mencatat pengamatan visual menurut stasiun, patok kilometer atau informasi lokasi lain seperti GPS. () Survey Pendahuluan Drainase. Kegiatan yang dilakukan pada survey pendahuluan Drainase adalah: 1. Mengumpulkan data curah hyjan. 2. Menganalisa luas daerah_—_tangkapan (Catchment Area). 3. Mengamati kondisi terrain pada daerah tangkapan sehubungan dengan bentuk dan kemiringan yang akan mempengaruhi pola aliran. 4. Mengamati tata guna lahan. 5. Menginventarisasi bangunan —_drainase existing 6. Melakukan pemotretan pada lokasi-lokasi Penting. 7. Membuat rencana kerja untuk survey detail 8. Mengamati karakter aliran sungai/ morfologi yang mungkin berpengaruh —_terhadap konstruksi dan saran-saran yang diperlukan untuk — menjadi pertimbangan dalam Perencanaan berikutnya. (g)Survey _Pendahuluan/Identifkasi_—- Rona Lingkungan Awal dilakukan apabila tidak terdapat Dokumen Lingkungan pada saat Pra. FSIFS. 4. Mengidentifkasi komponen_lingkungan dari berbagai aspek (biologi, fisik-kimia, sosial, ‘ekonomi dan kesehatan masyarakat) 2.Mengumpulkan data mengenai_—_lokasi bangunan. bersejarab/bangunan budaya serta benda cagar budaya 3. Mengidentifikasi lokasi dan batas-batas wilayah kawasan lindung di sekitar rencana trase jalan 53 dari 142 4, Memprakirakan kebutuhan lahan untuk rumija Tencana trase jalan. 5. Menentukan jenis dokumen lingkungan yang harus disusun (AMDAL/UKL-UPLISPPL). (h) Keluaran survey pendahuluan meliputi : 1. Laporan seluruh hasil survey pendahuluan berkaitan dengan konsep desain yang akan diterapkan dengan mempertimbangkan faktor- faktor berdasarkan seluruh hasil survey pendahuluan: 2. Laporan tindak lanjut survey pendahuluan yaitu survey detail yang didalamnya memuat beberapa survey detail yang harus dilakukan termasuk batasan koridor pengambilan data. b) Survey Topografi (1) Tujuan Tujuan pengukuran topografi dalam pekerjaan ini adalah mengumpulkan data koordinat dan ketinggian permukaan tanah sepanjang rencana trase jalan dan jembatan di dalam koridor yang ditetapkan untuk penyiapan peta topografi dengan skala 1:1000 yang akan digunakan untuk perencanaan geometrik jalan. (2) Lingkup Pekerjaan (a) Pemasangan patok-patok Patok-patok BM harus dibuat dari beton dengan ukuran 10x10x75 cm atau pipa pralon ukuran 4 inci yang diisi dengan adukan beton dan di atasnya dipasang nut dari baut dengan ujung kepala baut (nut) diberi tanda alur silang (cross grooving), ditempatkan pada tempat yang aman, mudah terlihat. Patok BM dipasang setiap 1 (satu) km dan pada setiap lokasi_ rencana jembatan dipasang serta pada awal dan akhir proyek minimal 2 dan ditempatkan pada daerah yang aman terhadap kemungkinan tercabut atau berubah posisi dan mudah terlihat, masing- masing 1 (satu) pasang di setiap sisi sungai/ alur. - Patok BM dipasang/ ditanam dengan kuat, bagian yang tampak di atas tanah setinggi 20 cm, dicat warna kuning, diberi lambang Bina Marga, notasi dan nomor BM dengan warna hitam. - Patok BM yang sudah terpasang, kemudian difoto sebagai dokumentasi yang dilengkapi dengan nilai koordinat serta elevasi. ~ Untuk setiap titik poligon dan sifat datar harus digunakan patok kayu yang cukup keras, lurus, 54 dari 142 dengan diameter sekitar 5 cm, panjang sekurang-kurangnya 50 cm, bagian bawahnya diruncingkan, bagian atas diratakan diberi paku, ditanam dengan kuat, bagian yang masih nampak diberi nomor dan dicat wama kuning Dalam keadaan khusus, perlu ditambahkan_ patok bantu, ~ Untuk memudahkan pencarian patok, sebaiknya pada daerah sekitar patok diberi tanda-tanda khusus. ~ Pada lokasi-lokasi khusus dimana tidak mungkin dipasang patok, misalnya di atas permukaan jalan beraspal atau di atas. permukaan batu, maka titik-titik poligon dan sifat datar ditandai dengan paku seng dilingkari ‘cat kuning dan diberi nomor. (b) Pengukuran titik kontrol horizontal ~ Pengukuran titik kontrol horizontal dilakukan dengan sistem poligon, dan semua tik ikat (BM) harus dijadikan sebagai titik poligon. - Sisi poligon atau jarak antar titik poligon maksimum 100 meter, diukur dengan meteran atau dengan alat ukur secara optis ataupun elektronis. ~ Sudut-sudut poligon diukur dengan alat ukur theodolit dengan ketelitian baca dalam detik. Disarankan untuk menggunakan Electronik Distance Meter/theodolit jenis T2 atau yang setingkat. (©) Pengukuran titk kontrol vertikal = Pengukuran ketinggian dilakukan dengan cara 2 kali berdiri/ pembacaan pergi- pulang. ~ Pengukuran sifat datar harus mencakup semua titik pengukuran (poligon, sifat datar, dan potongan melintang) dan titik BM. - Rambu-rambu ukur yang dipakai harus dalam keadaan baik, berskala benar, jelas dan sama. - Pada setiap pengukuran sifat datar harus_ dilakukan pembacaan ketiga benangnya, yaitu Benang Atas (BA), Benang Tengah (BT), dan Benang Bawah (B8), dalam satuan milimeter. Pada setiap pembacaan harus dipenuhi: 2 BT = BA + BB. Dalam satu seksi (satu hari pengukuran) harus dalam jumiah slag (pengamatan) yang genap. (@) Pengukuran situasi - Pengukuran situasi dilakukan dengan sistem tachimetri, yang mencakup semua obyek yang 55 dari 142 dibentuk oleh alam maupun manusia yang ada disepanjang jalur pengukuran, seperti alur, sungai, bukit, jembatan, rumah, gedung dan sebagainya = Dalam pengambilan data agar diperhatikar keseragaman penyebaran dan kerapatan ti yang cukup sehingga dihasilkan gambar situasi Pada lokasi-lokasi _khusus (misalnya: sungai, persimpangan dengan jalan yang sudah ada) pengukuran harus dilakukan dengan tingkat kerapatan yang lebih tinggi. ~ Untuk pengukuran situasi harus digunakan alat yang benar. theodolit. (e) Pengukuran Penampang Melintang, Pengukuran penampang m dilakukan dengan persyarata Lebar koridor, | Interval, Kondisi (m) (m) Jalan baru - Datar, landai, 75 +75 50 dan lurus + Pegunungan | 75 +75 25 + Tikungan | 50 (luar) + 100 25 (dalam) Untuk pengukuran penampang melintang harus digunakan alat theodolit. (f) Pengukuran pada perpotongan rencana trase jembatan dengan sungai atau jalan - Koridor pengukuran ke arah hulu dan hilir masing-masing minimum 200 m dari perkiraan potongan atau daerah sekitar sungai dengan _ interval garis (hulu/ hilir) yang masih berpengaruh terhadap keamanan —jembatan Pengukuran penampang melintang sungai ‘sebesar 25 meter. ~ Koridor pengukuran searah rencana trase jembatan masing-masing minimum 100 m dari garis tepi sungai/ jalan atau sampai pada garis pertemuan antara oprit jembatan dengan jalan dengan interval pengukuran melintang rencana trase jalan sebesar 25 meter. - Pada posisi pengukuran 56 dari 142 penampang lokasi jembatan interval penampang melintang dan memanjang baik terhadap sungai maupun jalan sebesar 10 m, 15 m, dan 25 m Pengukuran situasi lengkap menampilkan segala obyek yang dibentuk alam maupun manusia disekitar persilangan tersebut. (3) Persyaratan (a)Pemeriksaan dan koreksi alat ukur. Sebelum melakukan pengukuran, setiap alat ukur yang akan digunakan harus diperiksa dan dikoreksi. Hasil pemeriksaan dan koreksi alat ukur harus dicatat dan dilampirkan dalam laporan. (b)Ketelitian dalam pengukuran Ketelitian untuk pengukuran poligon adalah ‘sebagai berikut 1. Kesalahan sudut yang diperbolehkan adalah 10"vn, (n adalah jumlah titik poligon dari pengamatan matahari pertama ke pengamatan matahari selanjutnya atau dari pengukuran Global Position System (GPS) geodetic yang mempunyai presisi tinggi pertama ke pengukuran GPS berikutnya). 2. Kesalahan azimuth pengontrol tidak lebih dari Ba (©)Perhitungan ~ Perhitungan Koordinat. Perhitungan koordinat poligon dibuat setiap seksi, Koreksi sudut tidak boleh diberikan atas dasar nilai rata-rata, tapi harus diberikan berdasarkan panjang kaki sudut (kaki sudut yang lebih pendek mendapatkan koreksi yang lebih besar), dan harus dilakukan di lokasi pekerjaan, Perhitungan Sifat Datar. Perhitungan sifat datar harus dilakukan hingga 4 desimal (keteliian 0,5 mm), dan harus dilakukan kontrol perhitungan pada setiap lembar perhitungan dengan menjumlahkan beda tingginya - Perhitungan Ketinggian Detail. Ketinggian detail ihitung _berdasarkan ketinggian patok ukur yang dipakai sebagai titik pengukuran detail dan dihitung secara tachimetris, 87 dari 142 - Seluruh perhitungan sebaiknya menggunakan sistim komputerisasi. (d)Penggambaran - Penggambaran poligon harus dibuat dengan skala 1 : 1.000. ~ Garis-garis grid dibuat setiap 10 Cm. ~ Koordinat grid terluar (dari gambar) harus dicantumkan harga absis (x) dan ordinat (y)- nya, - Pada setiap lembar gambar dan/ atau setiap 1 meter panjang gambar harus dicantumkan Petunjuk arah Utara, ~ Penggambaran titik poligon harus berdasarkan hasil perhitungan dan tidak boleh dilakukan secara grafis. ~ Setiap titik ikat (BM) agar dicantumkan nilai X.Y,Z-nya dan diberi tanda khusus, (Titik kontrol horisontal_diukur__ dengan menggunakan metode penentuan posisi Global Positioning System (GPS) secara_diferensial. GPS atau nama lengkapnya NAVSTAR GPS merupakan singkatan dari Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning System. Metode yang digunakan adalah metode diferensial dengan menggunakan lebih dari satu receiver GPS dimana minimal satu titik digunakan sebagai titik referensi (base station) dan yang lainnya ditempatkan pada titik yang akan diukur. Titik referensi_ yang digunakan adalah _titik referensi Bakosurtanal ataupun Badan Pertanahan Nasional. Untuk merapatkan titik kontrol horisontal dapat dilakukan pengukuran menggunakan metode _poligon. dengan menggunakan alat Total Station; (f) Sistem koordinat proyeksi yang digunakan adalah sebagai Sistem koordinat proyeksi Universal Transverse Mercator (UTM) Ketentuan proyeksi UTM: + Proyeksi adalah Transverse Mercator © Lebar zona adalah 6° * Titik awal setiap zona adalah perpotongan meridian tengah dan ekuator * Faktor skala pada meridian tengah ko = 0,9996 * Timur (T) didefinisikan dengan penambahan 58 dari 142 500.000 meter kepada nilai x yang dihitung dari meridian tengah * Utara (U) didefinisikan dengan penambahan 410.000.0000 meter kepada nilai y yang dihitung dari ekuator selatan * Zona 1 dimulai dari bujur 180° barat sampai dengan bujur 174° barat dan seterusnya ke arah Timur sampai zona 60 untuk bujur 174° timur sampai dengan 180° timur. + Satuan dalam meter * Batas lintang 84° Utara dan lintang 80° selatan. + Notasi koordinat UTM, Timur (T) diletakkan di depan Utara (U) * Datum DGN-95 ‘Tabel Penomoran Zona dalam UTM di Wilayah Indonesia 46 90°-96° 93° 47 96°-102° gor 48 102°-108° 105° 49 108°-114° 41° 50 114°-120° 117° 51 120°-126° 123° 52 126°-132° 129° 53 132°-138° 135° 54 138°-144° 141° (g)Pengukuran dengan _menggunakan GPS dilakukan setiap interval 5000 m (setiap 5 Km) (h)Pengukuran Titik Kontrol Horisontal Harus menggunakan Jenis Total Station (TS) dengan Ketelitian 10Vn untuk sudut serta 10VD untuk jarak; () Pengukuran untuk tik control Vertikal_ harus mengunakan peralatan Waterpass jenis auto level dengan ketelitian 2 mm. Semua hasil perhitungan tiik pengukuran detail, situasi, dan penampang melintang _harus digambarkan pada gambar polygon, sehingga membentuk gambar situasi dengan interval garis, ketinggian (contour) 1 meter. 59 dari 142 Proses pengambilan data untuk Topografi mengacu pada Pedoman —Pengukuran —_—_Topografi ‘NO.010/PW/2004, atau = Pedoman yang dipersyaratkan. (4) Keluaran a) (2) (3) (4) Keluaran survey Topografi meliputi (a) Laporan survey Topografi meliputi : - Data pengukuran dan hitungan pengukuran topografi yang telah diterima. - Data Koordinat dan elevasi Bench Mark. - Foto dokumentasi proses pengukuran dan Bench Mark (b) Peta tofografi (peta transies) dengan skala yang disesuaikan dengan jenis perencanaan yang akan dilakukan ©) Survey Lalu lintas. ‘Tujuan Survey [alu lintas bertujuan untuk mengetahui kondisi alu lintas, kecepatan kendaraan rata-rata, menginventarisasi. jalan yang ada, _serta menginventarisasi jumlah setiap jenis kendaraan yang melewati ruas jalan tertentu dalam satuan waktu, sehingga dapat dihitung lalu lintas harian rata-rata sebagai dasar perencanaan peningkatan jalan. Lingkup (a) Pengumpulan data lalu lintas dilakukan setelah mengetahui Koridor trase lokasi perencanaan yang akan dilakukan, yang merupakan ha: keluaran dari pengumpulan data awal berupa titk-titik survey. (b) Data lalu fintas yang telah didapatkan harus dianalisis sehingga mendapatkan data yang siap pakai berupa kondisi LHR eksisting dalam satuan kendaraan/hari dan smp/hari serta kecepatan Perjalanan pada kondisi tata guna lahan tertentu dalam km/jam. Persyaratan Standar pengambilan dan perhitungan data harus mengacu pada buku Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MK4JI) 036/T/BM/1997, Pedoman Survey Pencatatan Lalu lintas dengan cara Manual Pd/T.19- 2004-B, atau Pedoman yang disyaratkan. Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari survey lalu lintas berupa laporan yang di dalamnya memuat: 60 dari 142 (@)Data LHR untuk perhitungan kapasitas jalan dan perhitungan perkerasan jalan (b)Data spektrum beban untuk perhitungan Perkerasan jalan (¢)Foto dokumentasi (@)Data lapangan 4) Survey Drainase. (1) Tujuan Tujuan survey drainase yang dilaksanakan dalam Pekerjaan ini adalah untuk mengumpulkan data hidrologi dan karakter/ perilaku aliran air pada bangunan air yang ada (sekitar jembatan maupun jalan), guna keperluan analisis hidrologi, penentuan debit banjir rencana (elevasi muka air banjir), Perencanaan teknis drainase dan bangunan Pengaman terhadap gerusan, river training (pengarah arus) yang diperiukan. (2) Lingkup Pekerjaan Lingkup pekerjaan survey hidrologi dan hidrolka ini meliputi: (@) Mengumpulkan data curah hujan arian maksimum (mm/hr) paling sedikit dalam jangka 10 tahun pada daerah tangkapan (catchment area) atau pada daerah yang berpengaruh terhadap lokasi pekerjaan, data tersebut bisa diperoleh dari Badan Meteorologi dan Geofisika dan/ atau instansi terkait di kota terdekat dari lokasi perencanaan. (b) Mengumpulkan data bangunan pengaman yang ada seperti gorong-gorong, jembatan, selokan yang meliputi: lokasi, dimensi, kondisi, tinggi muka air banji. (©) Menganalisis data curah hujan dan menentukan curah hujan rencana, debit dan tinggi muka air banjir rencana dengan periode ulang 10 tahunan untuk jalan arteri, 7 tahun untuk jalan kolektor, 5 tahunan untuk jalan lokal dan 50 tahunan jembatan dengan metode yang sesuai (d) Menganalisa pola aliran air pada daerah rencana untuk memberikan masukan dalam proses perencanaan yang aman. (e) Menghitung dimensi dan jenis_ bangunan pengaman yang diperlukan. (f) Menentukan rencana elevasi aman untuk jalan/ jembatan termasuk pengaruhnya akibat adanya bangunan air (aflux). (@) Merencanakan bangunan pengaman jalan/ jembatan terhadap gerusan samping atau horisontal dan vertikal. 61 dari 142 (3) Persyaratan Proses analisa perhitungan harus mengacu pada ‘Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-3424-1994 atau Standar Nasional Indonesia (SNI) No: 03-1724- 1989 SKBI-1.3.10.1987 (Tata Cara Perencanaan Hidrologi dan Hidrolika untuk Bangunan di Sungai), Pedoman Perencanaan Drainase Jalan Pd.T.02- 2006-8, Manual Hidrolika untuk Jalan dan Jembatan No.01/BM/05, serta_ pedoman lain yang dipersyaratkan. (4) Keluaran Keluaran yang dihasilkan dari Survey Drainase adalah berupa Laporan Drainase yang di dalamnya memuat: (@)Data identifikasi semua aliran air yang ada dan lintasan-lintasan drainase (b)Daerah-daerah tangkapan berdasarkan peta-peta topografi (©)Informasi histori banjir yang tersedia (tingkatan dan tanggal kejadian) (@)Lokasi-lokasi drainase yang ada meliput permasalahan banjir (e)Acuan banjir/sumber informasi drainase () Kapasitas aliran air dan debit aliran air permukaan yang akan diterima oleh drainase yang akan direncanakan (g)Data curah hujan yang digunakan dalam desain drainase (h)Dimensi saluran dan gorong-gorong () Potensi erosi baik erosi tebing maupun erosi dasar sungai/saluran baik erosi umum maupun loka. €) Survey Geologi dan Geoteknik (1) Tujuan (a)Tujuan tama dari _penyelidikan —_geoteknik lapangan dan bawah permukaan adalah untuk memberikan informasi tentang kondisi bawah permukaan tanah, bahaya geoteknik, dan ketersediaan tanah, agregat dan batuan pada Perencana (b)Sangat_disarankan untuk ~~ menggunakan Pedoman Geoteknik untuk penyelidikan tanah lunak Pd.T-9-2002-B dan pengujian laboratorium untuk tanah lunak PtM-01-2002-B bilamana terdapat suatu kondisi tanah dasar yang lunak (Soft soil). (2) Lingkup Kegiatan penyelidikan —_geoteknik —_-meliputi 62 dari 142 Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji (@)Pengambilan contoh tanah dari sumuran uji 25 - 40 kg untuk setiap contoh tanah. Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor sumur uji, lokasi, kedalaman). Penggalian sumuran uji dilakukan pada setiap jenis satuan tanah yang berbeda atau maksimum 5 km bila jenis tanah sama, dengan kedalaman 1-2 m. Setiap sumuran uji yang digali dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat jelas identitas nomor sumur uji, dan lokasi. Ukuran test pit panjang 1,5 m (Utara-Selatan) lebar 1,0 m, Log sumuran uji digambarkan dalam 4 bidang, dengan deskripsi yang lengkap dan 1 kolom untuk unit satuan batuan. (lihat daftar fampiran) (b) Pengambilan contoh tanah tak terganggu Pengambilan contoh tanah tak terganggu dilakukan dengan cara bor tangan menggunakan tabung contoh tanah (‘split tube” untuk tanah keras atau “piston tube” untuk tanah lunak). Setiap contoh tanah harus diberi identitas yang jelas (nomor bor tangan, lokasi, kedalaman). Pemboran tangan dilakukan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan ditimbun (untuk perhitungan penurunan) dengan ketinggian timbunan lebih dari 4 meter dan pada setiap lokasi yang diperkirakan akan digali (untuk perhitungan stabilitas lereng) dengan kedalaman galian lebih dari 6 meter; dengan interval sekurang-kurangnya 100 meter dan/atau setiap Perubahan jenis tanah dengan kedalaman sekurang-kurangnya 4 meter. Setiap pemboran tangan dan contoh tanah yang diambil harus difoto. Dalam foto harus terlihat elas identitas nomor bor tangan, dan lokasi. Semua contoh tanah harus diamankan baik selama penyimpanan di lapangan maupun dalam pengangkutan ke laboratorium. ()Pemboran Mesin Pemboran mesin dilaksanakan dengan ketentuan-ketentuan berikut : + Pada dasamya mengacu pada ASTM D 2113- 94, ‘+ Pendalaman dilakukan dengan menggunakan sistem putar (rotary driling) dengan diameter mata bor minimum 75 mm. 63 dari 142 * Putaran bor untuk tanah lunak dilakukan dengan kecepatan maksimum 1 putaran per detik. * Kecepatan penetrasi dilakukan maksimum 30 mm per detik + Kestabilan galian atau lubang bor pada daerah deposit yang lunak dilakukan dengan menggunakan bentonite (drilling mud) atau casing dengan diameter minimum 100 mm * Apabila drilling mud digunakan_ pelaksana harus menjamin bahwa tidak terjadi tekanan yang berlebih pada tanah * Apabila casing digunakan, casing dipasang setelah mencapai 2 m atau lebih. Posisi dasar ‘casing minimal berjarak 50 cm dari posi pengambilan sampel berikutnya Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah ekspansif atau tanah lunak. (d)Pemboran Tangan. Pemboran tangan dilakukan dengan mengacu pada ASTM D 4719 (e)Pengujian Kompaksi Batu Gamping Suatu studi untuk menilai kelayakan batu gamping sebagai bahan timbunan dilakukan dengan memperhatikan: ‘+ Perilaku pemadatan laboratorium. + Persyaratan material untuk timbunan termasuk yang berkaitan dengan kekuatan dan konsistensi material. * Sifat kimia yang berkaitan dengan pengaruh lingkungan dan air terhadap durabiltas kinerja timbunan. (f) Sondir (Prutrometer Static) Sondir dilakukan untuk mengetahui kedalaman lapisan tanah keras, menentukan lapisan-lapisan tanah berdasarkan tahanan ujung Konus dan daya lekat tanah setiap kedalaman yang diselidiki, alat ini hanya dapat digunakan pada tanah berbutir halus, tidak boleh digunakan pada daerah aluvium yang mengandung komponen brangkal dan kerikil serta batu gamping yang berongga, karena hasilnya akan memberikan indikasi lapisan tanah keras yang salah. Ada dua macam alat sondir yang digunakan 1. Sondir ringan dengan kapasitas 2,5 ton 2. Sondir berat dengan kapasitas 10 ton 64 dari 142 Pembacaan dilakukan pada setiap penekanan Pipa sedalam 20 om, pekerjaan sondir dihentikan apabila pembacaan pada manometer berturut- turut menunjukkan harga >150 kg/cm”, alat sondir terangkat ke atas, apabila_ pembacaan manometer belum menunjukan angka yang maksimum, maka alat sondir perlu diberi Pemberat yang diletakkan pada baja kanal jangkar. Hasil yang diperoleh adalah nilai sondir (qc) atau perlawanan penetrasi_ konus dan jumlah hambatan pelekat (JHP). Grafik yang dibuat adalah periawanan penetrasi konus (qc) pada tigp_kedalaman dan jumiah hambatan pelekat (HP) secara kumulatit. Pemboran mesin dilakukan pada kondisi tanah ekspansif atau tanah lunak. (g)Lokasi Quarry Penentuan lokasi quarry baik untuk perkerasan jalan, struktur jembatan, maupun untuk bahan timbunan (borrow pit) diutamakan yang ada di sekitar lokasi pekerjaan. Bila tidak dijumpai, maka harus menginformasikan lokasi quarry lain yang dapat dimanfaatkan. Penjelasan mengenai quarry meliputi jenis dan karakteristik bahan, perkiraan kuantitas, jarak ke lokasi pekerjaan, serta kesulitan-kesulitan yang mungkin timbul dalam proses penambangannya, dilengkapi dengan foto-foto. (3) Keluaran Keluaran dari survey geologi/geoteknik berupa (@)Laporan penyelidikan tanah yang di dalamnya memuat tanah berupa nilai CBR ‘+ properties tanah berupa nilai strength dan index properties of soil © kadar air * berat jenis (b)Peta penyebaran tanah yang di dalamnya memuat: kondisi lapisan tanah * daerah rawan longsor (©)Foto Dokumentasi 65 dari 142 f) Survey Lingkungan (1) Tujyan (a)Mengidentifikasi_komponen kegiatan yang berpotensi_menimbulkan dampak — terhadap lingkungan (b)Mengidentifikasi komponenlingkungan yang diperkirakan akan terkena dampak sebagai akibat adanya proyek peningkatan’ — pembangunan jalan. (c)Memprediksi dan mengevaluasi _besarnya dampak lingkungan yang terjadi. (d)Merumuskan saran_tindak lanjut (pengelolaan dan pemantauan) yang dapat dilaksanakan oleh proyek atau instansi lain yang terkait guna mengurangi dampak negatif atau meningkatkan dampak positif. Ketentuan mengenai identifikasi dampak lingkungan yang ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen lingkungan baik berupa AMDAL, UKL-UPL maupun SPPL harus mengacu pada peraturan perundang- undangan yang berlaku. (2) Lingkup (a) Mengumpulkan data sekunder terkait aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat. (b) Mengumpulkan data primer terkait rencana kegiatan dan komponen lingkungan yang ada (aspek fisik-kimia, biologi, sosial, ekonomi, budaya dan kesehatan masyarakat) (©) Merumuskan upaya-upaya pengelolaan dan pemantauan lingkungan (d) Melakukan koordinasi dengan instansi_ lain terkait masalah lingkungan (3) Persyaratan = Undang-undang No. 5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya. = Undang-undang No. 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan = Undang-undang Republik Indonesia No. 7 Tahun 2004 tentang Sumber Daya Air. + Undang-undang No. 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah. * Undang-undang No. 38 tahun 2004 tentang Jalan. = Undang-undang No. 26 tahun 2007 tentang 66 dari 142 Penataan Ruang. = Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan = Undang-undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup. * Undang-undang No. 41 Tahun 2009 tentang Perlindungan Lahan Pertanian Pangan Berkelanjutan. * Peraturan Pemerintah No. 34 tahun 2006 tentang Jalan. * Peraturan Pemerintah No. 26 tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional = Peraturan Presiden No. 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi Pelaksanaan Pembangunan untuk Kepentingan Umum. * Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 8 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyusunan ‘AMDAL. "= Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 11 Tahun 2006 tentang Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan Yang Wajib Dilengkapi Dengan AMDAL. + Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 10/PRT/M/2008 tentang Penetapan _Jenis Rencana Usaha dan atau Kegiatan Bidang Pekerjaan Umum Yang Wajib Dilengkapi Dengan UKL-UPL. * Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 13 Tahun 2010 tentang UKL-UPL dan SPPL. * Acuan yang dapat digunakan Pedoman Pengelolaan dan Pemantauan Lingkungan Hidup No.008/BM/2009, No. 009/BM/2009, NO. 010/BM/2009, dan 011/BM/2009, atau pedoman lain yang dipersyaratkan. (4) Keluaran survey lingkungan Keluaran yang dihasikan pada _identifikasi lingkungan berupa (2) Laporan AMDAL (b)Laporan UKUUPL (©) Laporan SPPL Ketentuan mengenai _identifikasi_ dampak lingkungan yang ditindaklanjuti dengan penyusunan dokumen lingkungan baik berupa AMDAL, UKL- UPL maupun SPPL harus mengacu pada peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan dilakukan apabila tidak ada data FS. 3) Pengendalian survey Pendahuluan dan Survey Detail Pengendalian survey bertujuan sebagai kendali_ mutu 67 dari 142 4) pengambilan data, kendali mutu tersebut diantaranya a) _Setiap akan kegiatan survey baik pendahuluan maupun survey detail pelaksana kegiatan wajib mengajukan jadwal kegiatan yang kemudian ditindaklanjuti dengan surat jin melakukan survey baik pendahuluan maupun detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. b) Proses survey baik pendahuluan maupun survey detail wajib diawasi dimulai dari persiapan peralatan sampai pada proses survey oleh petugas yang ditunjuk oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. c) Data hasil pengambilan pada survey detail wajib diperiksa kebenarannya sebelum dilakukan proses desain. proses desain dapat dilakukan apabila data hasil survey detail sudah dapat diterima oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen. d) Adanya berita acara pemeriksaan baik terhadap survey pendahuluan maupun survey detail yang dikeluarkan oleh Kepala Satuan Kerja atau Pejabat Pembuat Komitmen, Proses Desain a) Tujuan Persiapan desain ini bertujuan : (1) mempersiapkan dan mengumpulkan data-data awal. (2) menetapkan desain sementara dari data awal untuk dipakai sebagai panduan survey pendahuluan. (3) menyiapkan dokumen perencanaan teknis yang terdiri dari gambar desain, spesifikasi, engineering estimate, b) Lingkup Pekerjaan Hal lain yang menjadi lingkup pekerjaan adalah (1) Menetapkan awal dan akhir rencana proyek pada peta, serta menarik beberapa Alternatif rencana As Jalan/Alinyemen Horizontal dengan _dilakukan pengecekan Alinyemen Vertikal sesuai dengan kondisi medan yang = memenuhi — Standar Perencanaan Geometrik Jalan dan dibahas bersama- sama dengan Ahli Geologi, Ahli Geodesi, Ahi Hidrolika, Ahli Lingkungan. (2) Melakukan perencanaan alinyemen horisontal dan vertikal berdasarkan alternatif yang dipakai dengan tetap mengacu pada standar geometrik jalan antar kota maupun perkotaan. (3) Melakukan perencanaan_tebal_perkerasan_baik Perkerasan kaku maupun fleksibel dengan mengacu pada pedoman perencanaan tebal perkerasan lentur dan tebal perkerasan kaku (4) Melakukan perencanaan drainase dan bangunan Perlengkapan jalan. 68 dari 142 5) (6) Melakukan perencanaan manajemen traffic pada saat pelaksanaan (6) Melakukan perencanaan K3_konstruksi_ berkaitan dengan resiko yang ditimbulkan dengan adanya kegiatan konstruksi (7) Menyiapkan peta penyebaran tanah berkaitan dengan kondisi geologi. (8) Membuat Estimasi panjang jalan, jumlah dan Panjang jembatan, box culvert/ gorong-gorong dan bangunan pelengkap jalan lainnya yang mungkin akan terdapat pada rute jalan tersebut. (9) Melakukan analisis resiko yang harus dituangkan dalam laporan perencanaan teknis yang di dalamnya membuat identifikasi resiko, analisis resiko, penilaian resiko, mitigasi resiko, alokasi resiko, ) Persyaratan Proses perencanaan harus mengacu pada standar, Pedoman yang beriaku seperti standar atau pedoman yang tertulis pada acuan normatit atau referensi lain yang tertuang dalam Kerangka Acuan Kerja. d) Penggambaran Penggambaran Desain Jalan: * Alinyemen Horisontal dengan Skala 1:1000 * Alinyemen Vertikal dengan Skala 1:100 * Potongan Melintang Skala Horisontal 1:1200, Skala Vertikal 1:100 Pengendalian proses perencanaan Pengendalian pada saat proses perencanaan dilakukan agar desain yang dihasilkan memenuhi persyaratan secara teknis, proses pengendalian dilakukan tethadap a) b) ©) a) Konsep desain awal berdasarkan data sekunder harus mendapat persetujuan dari Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen. Konsep desain berdasarkan data survey pendahuluan dan survey detail yang merupakan review terhadap desain awal harus diperiksa dan diasistensikan kepada Kepala satuan kerja atau pejabat pembuat komitmen, Pemeriksaan dan Asistensi perencanaan secara bertahap wajib dilaksanakan oleh pelaksana kegiatan kepada Kepala Satuan Kerja /Pejabat Pembuat Komitmen Pengecualian terhadap desain yang tidak memenuhi standar harus mendapat persetujuan dari pejabat setingkat eselon | Penggunaan teknologi baru dapat digunakan_apabila diterima oleh Tim yang dibentuk oleh pejabat Eselon II dan mendapat persetujuan dari Direktorat Jenderal Bina Marga. 69 dari 142 7. PENDEKATAN DAN METODOLOGI b. Lokasi Kegiatan Kegiatan jasa konsultansi ini harus dilaksanakan di wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia c. Data dan Fasilitas Penunjang 1). 2), Penyediaan oleh Pejabat Pembuat Komitmen Data dan fasiltas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat digunakan dan harus dipelihara oleh penyedia jasa: a). Laporan dan Data (bila ada) Kumpulan laporan dan data sebagai hasil studi terdahulu serta photografi (bila ada). (nyatakan bila ada laporan dan data/informasi yang dapat dipakai sebagai referensi oleh penyedia jasa) b). Akomodasi dan Ruangan Kantor (bila ada) (Jelaskan dan nyatakan apakah ada akomodasi dan ruangan kantor yang akan disediakan oleh pejabat pembuat komitmen, misainya untuk ruangan kantor, luas/ukurannya dan keadaannya, atau harus disediakan oleh penyedia jasa sendiri dengan cara sewa) ©). Staf Pengawas/Pendamping (Pejabat Pembuat Komitmen akan mengangkat petugas atau wakilnya yang bertindak sebagai pengawas atau _ pendamping/counterpart (apabila dipertukan) *), atau project officer (PO) dalam rangka pelaksanaan jasa konsultansi) d). Fasilitas yang disediakan oleh Pejabat Pembuat Komitmen yang dapat digunakan oleh penyedia jasa (bila ada, cantumkan nama barang tersebut)*) Penyediaan oleh penyedia jasa Penyedia jasa harus menyediakan dan memelihara semua fasllitas dan peralatan yang dipergunakan untuk kelancaran pelaksanaan pekerjaan. (Cantumkan disini barang-barang yang harus disediakan oleh penyedia jasa dan tetapkan juga apakah harus dibeli atas nama pejabat pembuat komitmen ataukah harus dengan cara sewa)") d. Alih Pengetahuan Apabila_ dipandang perlu. oleh Pejabat + Pembuat Komitmen, maka penyedia jasa harus mengadakan pelatihan, kursus singkat, diskusi dan seminar terkait dengan substansi pelaksanaan pekerjaan dalam rangka alih pengetahuan kepada staf di lingkungan organisasi Pejabat Pembuat Komitmen. c. dst. ve » *) (diisi oleh panitia pengadaan) 70 dari 142 8. JANGKAWAKTU Jangka waktu pelaksanaan kegitatan ini diperkirakan PELAKSANAAN 9, TENAGA AHLI (. *) bulan *) diisi Panitia Pengadaan Tenaga ahli yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan ini adalah sebagai berikut: a Team Leader Mempunyai_sertiikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan Oleh Asosiasiterkait dengan dilegalisasi ‘oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Ketua Tim disyaratkan seorang Sarjana Teknik Sipil Strata 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman dalam melaksanakan pekerjaan_sejenis, lebih diutamakary disukai Perencanaan Jalan. Diutamakan yang telah mempunyai pengalaman sebagai ketua tim selama 7 tahun/bular/paket pekerjaan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahii Konsuitansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Sebagai ketua tim, tugas utamanya adalah memimpin dan mengkoordinir seluruh kegiatan anggota tim kerja dalam pelaksanaan pekerjaan sampai dengan pekerjaan dinyatakan ‘selesai. b. Ahli Jalan Raya ‘Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan Oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi yang berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli Konsultansi bidang ke- PU-an dari LPUK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya membantu ‘Team Leader/Ketua Tim dalam Proses Perencanaan dari mulai pesiapan sampai paca proses desain dan penyiapan dokumen fang. . Abii Struktur Mempunyai sertifkat keahlian Perencana Jembatan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa_Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan ‘melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun diutamakan/disukaiperencanaan — Jembatan, iutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga abli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Nene anh terest gas, ulamenya membantu Team Leader/Ketua Tim, merencanakan 74 dari 142 melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan perencanaan ‘teknis struktur, dan bangunan pelengkap yang diperiukan, serta harus menjamin bahwa rencana struktur yang dihasilkan adalah pilihan yang paling ekonomis dan sesuai dengan standar teknis yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal Bina Marga Abli Lalu Lintas Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahii yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun diutamakan/disukai perencanaan jalan,diutamakan yang telah mengikuti pelatinan tenaga ahli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data lalu lintas, analisis dan menyusun rencana mengenai hal-hal yang menyangkut falu lintas di dalam perencanaan konstruksi jalan. Ahli Geologi/Geoteknik Mempunyai sertiikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil/Geologi Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun diutamakan/disukai perencanaan jalan,diutamakan yang telah mengikuti pelatinan tenaga abli konsultansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan dalam pekerjaan geologi yang mencakup pelaksanaan survey geologi, pengolahan dan analisis data geologi, dan penggambaran data geologi, serta harus menjamin bahwa gambar geologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang inci mengenai kondisi dan stabilitas badan jalan untuk tahap perencanaan teknis jalan, dan dapat memberikan masukan yang rinci mengenai sumber bahan beserta sifat-sifat bahannya Anli Hidrologi/Hidraulika Mempunyai sertifikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang 72 dari 142 telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsuitansi bidang ke-PU-an dari LPUK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan merencanakan dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pelaksanaan pengumpulan data hidrologi, pengolahan dan analisis data hidrologi, dan Perhitungan-perhitungan hidrologi untuk perencanaan bentuk dan dimensi bangunan hidrologi, serta harus menjamin bahwa data, analisis dan perhitungan hidrologi yang dihasilkan adalah benar, akurat, siap digunakan, dapat memberikan masukan yang _rinci mengenai curah hujan dan pola aliran air permukaan untuk tahap perencanaan teknis jalan dan jembatan. Ahli Geodesi Mempunyai sertifikat keahlian Geodesi yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatinan tenaga ahii Konsultansi bidang ke- PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu ‘Team Leader/Ketua Tim dan_melakukan persiapan desain, survei pendahuluan, survei topografi, perencanaan teknis. Abli Kuantitas Mempunyai sertiikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke- PU-an dari LPJK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya membantu ‘Team Leader/Ketua Tim dan melakukan perencanaan teknis yang berhubungan dengan kuantitas pekerjaan. Ahli Dokumen Kontrak Mempunyai sertiikat keahlian Perencana Jalan yang dikeluarkan ‘oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). ‘Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1 (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli Konsultansi bidang ke- PU-an dari LPJK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua dan menyiapkan dokumen pelelangan pekerjaan fisik konstruksi jalan dan jembatan. 73 dari 142 10. KELUARAN j. bli Lingkungan Mempunyai_ setifikat AMDAL A/B, terkecuali bagi Penyusun Dokumen AMDAL harus memenuhi syarat kompetensi seperti yang tercantum pada Peraturan Menteri Lingkungan Hidup No. 7 tahun 2010 tentang Spesifikasi Kompetensi Penyusun AMDAL. Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Lingkungan Strata. 1. (S.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun, diutamakan/disukai perencanaan jalan,diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsuitansi bidang ke-PU-an dari LPJK. Tenaga ahii tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan melaksanakan semua kegiatan yang mencakup pengumpulan data, analisis dan menyusun rekomendasi mengenai hal-hal yang menyangkut aspek lingkungan akibat pekerjaan konstruksi jalan dan jembatan. k. Ali K3 Konstruksi Mempunyai_ sertfikat keahlian K3 Konstruksi yang dikeluarkan oleh Asosiasi terkait dengan dilegalisasi oleh Lembaga Pengembang Jasa Konstruksi (LPJK). Tenaga ahli yang disyaratkan adalah Sarjana Teknik Sipil Strata. 1 (8.1) lulusan universitas/perguruan tinggi negeri atau perguruan tinggi swasta yang telah diakreditasi atau yang telah lulus ujian negara atau perguruan tinggi luar negeri yang telah diakreditasi dan berpengalaman melaksanakan pekerjaan sejenis lebih dari 5 Tahun diutamakan/disukai perencanaan jalan, diutamakan yang telah mengikuti pelatihan tenaga ahli konsultansi bidang ke- PU-an dari LPJK. Tenaga ahli tersebut tugas utamanya membantu Team Leader/Ketua Tim dan menjaga keamanan dan keselamatan kerja. Keluaran yang dihasiikan dari pelaksanaan pekerjaan ini adalah: a. Laporan Detail Desain © Gambar Perencanaan Teknis (Desain) jalan/jembatan dalam ukuran kertas A3, agar dapat digunakan pada saat penerapan di lapangan. ‘* Laporan perencanaan tebal perkerasan lentur / perkerasan kaku termasuk analisisnya * Laporan Geologi/Geoteknik yang didalamnya memuat seluruh penyelidikan tanah serta peta penyebaran tanah serta foto dokumentasi. © Laporan Topografi yang didalamnya memuat seluruh data pengukuran termasuk hasil perhitungan serta foto dokumentasi; ‘* Laporan Drainase yang didalamnya memuat seluruh data survey hidrologi termasuk analisis perhitungan. 74 dari 142 Laporan Engineering Estimate Laporan Analisa Resiko Laporan Action Plan Manajemen dan Keselamatan Lalu lintas Laporan konsep metode konstruksi Standar Dokumen Lelang termasuk didalamnya Spesifikasi Teknis. seaeog 11. LAPORAN Jenis laporan yang dihasilkan dari pelaksanaan pekerjaan ini: 4. Tujuan Kegiatan ini bertujuan untuk melengkapi data perencanaan serta sebagai bahan pelaksanaan, setiap tenaga abli diwajibkan untuk membuat laporan secara detail dan lengkap. 2. Laporan Pendahuluan Laporan yang harus dibu: ‘A. Laporan Administrasi antara lain: a. Laporan Pendahuluan Laporan Pendahuluan yang berisikan: Pemahaman terhadap KAK, Metodologi dan Rencana Kerja, Menyampaikan Kriteria Desain secara detail, Pengenalan Lokasi Awal, Organisasi Pelaksanaan kegiatan, dan Jadwal pelaksanaan termasuk persiapan survei, b. Laporan Bulanan Laporan bulanan berisikan kegiatan yang ditakukan pada bulan tersebut yang dilaporkan bulan berikutnya dan merupakan pengendali kegiatan fisik dimana progres fisik dapat dimonitor sesuai dengan rencana kegiatan yang tertuang dalam kurva “S" ¢. Laporan Antara Laporan Antara yang berisikan: Hasil pengumpulan data sekunder maupun data primer, Hasil kajian terhadap data survei, Konsep perencanaan, Progres kegiatan dan rencana selanjutnya, dd. Laporan Draf Akhir Laporan Draft Akhir yang berisikan: Draft desain termasuk memuat kriteria desain yang diambil, Gambar rencana, Konsep Dokumen Lelang, Progres Kegiatan, Kesimpulan dan Rekomendasi. fe. Laporan Akhir Laporan Akhir yang berisikan: * Penyempurnaan laporan dan progres perencanaan. 75 dari 142 + Detailed Engineering Design © Estimasi biaya © Dokumen tender, sesuai dengan dokumen tender standar yang disyaratkan oleh pengguna jasa. B. Laporan Perencanaan Teknis. Laporan Teknis yang dihasiikan a. b. °. Laporan perencanaan Laporan perencanaan jini dipisahkan berdasarkan paket pekerjaan masing-masing laporan berisi: - Daftar isi - Peta lokasi proyek. - Daftar bangunan pelengkap. - Uraian yang berisi data perencanaan beserta perhitungan struktur bangunan bawah beserta pondasinya, drainase, jalan dan lain-lain. - Gambar rencana yang dibuat di atas kertas kalkit ukuran A1, untuk kemudian diperkecil menjadi A3. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya Laporan ini berisi perkiraan kuantitas dan biaya yang dihitung untuk tiap item pekerjaan yang kemudian digabungkan sebagai kesimpulan perkiraan biaya. Laporan perkiraan kuantitas dan biaya ini dipisahkan sesuai dengan pekerjaan yang dilaksanakan dengan isi sebagai berikut. - Dafarisi - Peta lokasi proyek. ~ Daftar bangunan pelengkapijembatan = Perhitungan perkiraan kuantitas. - Analisa biaya. - Perkiraan biaya. Laporan penyelidikan tanah Laporan Akhir Geologi dan Geoteknik harus mencakup sekurang-kurangnya pembahasan mengenai hal-hal berikut - Data proyek. - Peta situasi proyek yang menunjukkan secara jelas lokasi proyek terhadap kota besar terdekat. - Kondisi morfologi sepanjang lokasi. - Kondisi badan jalan yang ada sepanjang trase jalan. - Batuan penyusun (stratigrafi) sepanjang trase jalan. Untuk peta penyebaran batuan disiapkan dalam kertas HVS ukuran A3 dan diwarnai sesuai dengan standar pewaraan geologi dan diberi notasi sesuai dengan Lampiran 1-D. - Hasil akhir pemeriksaan laboratorium dijadikan acuan 76 dari 142

Anda mungkin juga menyukai