Anda di halaman 1dari 5

1.

SEBUTKAN SEMBILAN TIPE DEMAM :


1. Demam kontinyu atau sustained fever:
Ditandai oleh peningkatan suhu tubuh yang menetap dengan fluktuasi
maksimal 0,4oC selama periode 24 jam. Fluktuasi diurnal suhu normal
biasanya tidak terjadi atau tidak signifikan.
Contoh : Demam tifoid .

2. Demam remiten :
Ditandai oleh penurunan suhu tiap hari tetapi tidak mencapai normal
dengan fluktuasi melebihi 0,5oC per 24 jam. Pola ini merupakan tipe
demam yang paling sering ditemukan dalam praktek pediatri dan tidak
spesifik untuk penyakit tertentu. Variasi diurnal biasanya terjadi,
khususnya bila demam disebabkan oleh proses infeksi.
Contoh : Sebagian besar penyakit virus dan bakteri

3. Demam intermiten :
Suhu kembali normal setiap hari, umumnya pada pagi hari, dan
puncaknya pada siang hari. Pola ini merupakan jenis demam terbanyak
kedua yang ditemukan di praktek klinis.
Contoh : Malaria, limfoma, endokarditis

4. Demam septik atau hektik :


Terjadi saat demam remiten atau intermiten menunjukkan perbedaan
antara puncak dan titik terendah suhu yang sangat besar.
Contoh : Penyakit Kawasaki, infeksi pyogenik

5. Demam quotidian :
Disebabkan oleh P. Vivax, ditandai dengan paroksisme demam yang
terjadi setiap hari.
Contoh : Malaria P. Vivax

6. Demam quotidian ganda :


Memiliki dua puncak dalam 12 jam (siklus 12 jam)
Contoh : Kala azar, arthritis gonococcal, juvenile rheumathoid arthritis,
beberapa drug fever (contoh karbamazepin)
7. Demam periodik atau relapsing fever:
Ditandai oleh episode demam berulang dengan interval regular atau irregular.
Tiap episode diikuti satu sampai beberapa hari, beberapa minggu atau beberapa
bulan suhu normal. Contoh yang dapat dilihat adalah malaria (istilah tertiana
digunakan bila demam terjadi setiap hari ke-3, kuartana bila demam terjadi
setiap hari ke-4).
Contoh : Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis.

Relapsing fever adalah istilah yang biasa dipakai untuk demam rekuren
yang disebabkan oleh sejumlah spesies Borrelia dan ditularkan oleh kutu
(louse-borne RF) atau tick (tick-borne RF). ditandai oleh demam tinggi
mendadak, yang berulang secara tiba-tiba berlangsung selama 3 – 6 hari, diikuti
oleh periode bebas demam dengan durasi yang hampir sama. Suhu maksimal
dapat mencapai 40,6oC pada tick-borne fever dan 39,5oC pada louse-borne.
Contoh : Malaria tertiana atau kuartana, brucellosis.

8. Demam bifasik :
Menunjukkan satu penyakit dengan dua episode demam yang berbeda
(Saddle back fever).
Contoh : Poliomyelitis, Leptospirosis, Demam Dengue, Yellow Fever.

9. Demam rekuren :
Demam yang timbul kembali dengan interval irregular pada satu penyakit
yang melibatkan organ yang sama.
Contoh : infeksi traktus urinarius.

(Clinical manual of fever in children. Edisi ke-9. Berlin: Springer-Verlag;


2009.h.1-24.)
2. JELASKAN PATOFISIOLOGI DEMAM :

Patofisiologi Demam :

3. SEBUTKAN BEBERAPA MACAM PEMERIKSAAN SUHU BESERTA


KELEBIHAN DAN KEKURANGANNYA :

PEMERIKSAAN SUHU TUBUH INTI DAN SUHU TUBUH PERMUKAAN:

Suhu inti (core temperatur) :


Suhu yang terdapat pada jaringan dalam, seperti kranial, toraks, rongga abdomen, dan rongga pelvis.
Suhu ini biasanya dipertahankan relatif konstan (sekitar 37°C).
Tempat pengukuran suhu inti yang paling efektif : membran timpani, esophagus, arteri pulmonel,
kandung kemih, rektal.

Suhu permukaan (surface temperatur):


Suhu yang terdapat pada kulit, jaringan subkutan, dan lemak. Suhu ini biasanya dapat berfluktuasi
sebesar 20°C sampai 40°C.
Tempat pengukuran suhu permukaan yang paling efektif : kulit, aksila, oral.
KEUNTUNGAN DAN KERUGIAN PENGUKURAN SUHU TUBUH :

1. Membran Timpani
Keuntungan:
tempat mudah dicapai.
perubahan posisi yang dibutuhkan minimal.
memberi pembacaan inti yang akurat.
waktu pengukuran sangat cepat (2-5 detik).
Dapat dilakukan tanpa membangunkan atau mengganggu pasien.

Kerugian:
Alat bantu dengar harus dikeluarkan sebelum pengukuran.
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah telinga atau membran timpani.
Membutuhkan pembungkus probe sekali pakai.
Impaksi serumen dan otitis media dapat mengganggu pengukuran suhu.

Teknik Pengukuran suhu membran tympani:

Pengukuran suhu membran timpani kini semakin banyak dikerjakan dan merupakan cara
pengukuran yang cepat, aman, serta dapat diandalkan jika dilaksanakan dengan benar.
Pastikan bahwa di dalam kanalis auditorius tidak terdapat serumen. Atur posisi ujung
(probe) di dalam kanalis auditorius agar pancaran sinar infra merah tertuju ke membran
timpani. Tunggu selama 2-3 detik sebelum angka digital menunjukkan hasil pengukuran
suhu. Metode ini mengukur suhu inti tubuh (body core temperature) yang lebih tinggi
sekitar 0,8 derajat celcius bila dibandingkan dengan suhu oral yang normal. (Bates, 20012)

2. Rektal

Keuntungan:
Terbukti lebih dapat diandalkan bila suhu oral tidak dapat diperoleh
Menunjukkan suhu inti

Kerugian:
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah rektal, kelainan rektal, nyeri pada
area rektal, atau cenderung perdarahan.
Memerlukan perubahan posisi dan dapat merupakan sumber rasa malu dan ansietas pasien.
Risiko terpajan cairan tubuh
Memerlukan lubrikasi
Dikontradiksikan pada bayi baru lahir

Pengukuran suhu tubuh rektal :


Letakan ujung termometer yang telah diberi pelumas, instruksikan pasien untuk mengambil
napas dalam selaman memasukan termometer, jangan paksakan termometer jika dirasakan
ada tahanan.masukan 1/2 inchi (3,5 cm) pada orang dewasa dan 2,5 cm pada anak - anak.
3. Oral

Keuntungan :
Mudah dijangkau dan tidak membutuhkan perubahan posisi
Nyaman bagi pasien
Memberi pembacaan suhu permukaan yang akurat

Kerugian:
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang bernapas lewat mulut
Tidak boleh dilakukan pada pasien yang mengalami bedah oral, trauma oral, riwayat
epilepsi, atau gemetar akibat kedinginan
Tidak boleh dilakukan pada bayi, anak kecil, anak yang sedang menangis atau pasien konfusi,
tidak sadar atau tidak kooperatif
Risiko terpapar cairan tubuh

Pengukuran suhu tubuh oral:


Probe harus tetap pada sublingual untuk periode waktu tertentu untuk memastikan
pengukuran oral akurat. Periode ini umumnya beberapa detik untuk thermometer
elektronik kontak dalam model prediktif, tetapi pada model monitor pengukuran yang sama
mungkin memakan waktu tiga menit atau lebih. Satu menit diperlukan untuk termometer
kimia. Waktu pengukuran yang diperlukan ditentukan oleh waktu yang dibutuhkan untuk
suhu probe untuk menyeimbangkan dengan yang area kontak.

4.Aksilla

Keuntungan:
Aman dan non-invasif
Cara yang lebih disukai pada bayi baru lahir dan pasien yang tidak kooperatif.

Kerugian:
Waktu pengukuran lama
Memerlukan bantuan perawat untuk mempertahankan posisi pasien

Pengukuran suhu tubuh aksilla:


Penempatan yang benar dalam pengukuran suhu aksila dan kontak kulit secara langsung
adalah penting. Termometer ditempatkan dibawah lengan dengan bagian ujungnya berada
di tengah aksila dan jaga agar menempel pada kulit, bukan pada pakaian, pegang lengan
anak dengan lembut agar tetap tertutup. Termometer elektronik kontak membutuhkan
waktu 5 menit untuk mengukur suhu yang akurat.

1. E-book Buku Ajar Pemeriksaan Fisik dan Riwayat kesehatan, Barbara Bates, EGC Jakarta,
Edisi 8, 2012.

2. Sari Pediatri, Vol. 2, No. 2, Agustus 2000: 103 – 108.Dr. Ismoedijanto Sp.A (K) Divisi
Penyakit Infeksi dan Pediatri Tropik, Bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUNAIR/RS Dr. Soetomo

Anda mungkin juga menyukai