Anda di halaman 1dari 5

Analisa AC penguat diferensial

Sekarang kita telah mendapat gambaran utama dari kerja dc,sekarang marilah kita
selidiki apa yang di lakukan oleh sinyal AC.Dalam Gambar 17-8a,output diambil antara
kolektor-kolektor.Jika kedua paruhan dari penguat diferensial identic,tegangan output
adalah nol jika v1 dan v2 sama dengan nol.Jika v1 dan v2 di berubah dengan jumlah yang
tepat sama,tegangan output tepat nol karena kesimetrian.Kita dapatkan tegangan output
hanya jika ada perbedaan antara v1 dan v2.Jika v1 lebih positif dari v2,lebih banyak arus
kolektoryang mengalir melalui transistor sebelah kiri;karena ini, tegangan output
mempunyai polaritas seperti ditunjukkan dalam Gambar 17-8a.
Teorema Superposisi
Dalam rancangan penguat diferensial yang baik,VEE dan RE menimbulkan arus ekor yang
hamper konstan dan kita dapat membayangkat penguat diferensial dengan rangkaian
ekivalen Gambar 17-8b.Jika digunakan bias sumber arus ,Gambar 17-8b menjadi rangkaian
ekivalen yang sangat teliti.
Untuk mendapatkan rangkaian ekivalen AC,bayangkan semua sumber DC dalam gambar
17-8b menjadi nol.Ini ekivalen dengan menghubungkan ke tanah secara AC titik catu Vcc
dan pembukaan sumber arus IT .Karena dua sumber AC menggerakan penguat
diferensial,kita dapat menggunakan teorema superposisi untuk mendapatkan tegangan
outputac.Ini berarti mengambil sumber ac sekaligus mencari kontribusinya terhadap output
AC dan kemudian menjumlahkannya secara aljabar kontribusi masing-masing.
Mulai dengan v1 aktif dan v2 off,seperti ditunjukan dalam gambar 19-9a.Q1 berlaku dengan
penguat CE; karena itu pada kolektornya muncul sinusoida yang terbalik.Tegangan AC
adalah antara kolektor Q1 dan tanah.Arus emitter AC dari Q1 harus mengalir ke dalam
emitter dari Q2 karena sumber aurs IT terbuka untuk AC.Karena itu Q2 berlaku sebagai
penguat CB,dan pada kolektornya muncul sinyal dengan fase yang sama. Tegangan output
AC diambil antara kolektor-kolektor.karena ini merupakan perbedaan antara dua
gelombang sinus yang sama dan berlawanan,amplitudo output menjadi dua kalinya (lihat
Gambar 19-9b).Jadi kontribusi dari sumber pertama bekerja sendiri adalah
Vout(1)=Av1 (17-3a)
di mana A≈Rc/re’
Selanjutnya,v2 di aktifkan dari v1 off (gambar 17-9c).Sekarang,Q2 berlaku sebagai penguat
CE dan Q1 sebagai penguat CB.Pada kolektor Q1 muncul sinyal sefase dan pada
kolektor,Q2 muncul sinyal terbalik.Perbedaan aljabar dari kedua tegangan tersebut adalah
output AC (gambar 17-9d). Tegangan output AC ini adalah kontribusi yang kedua:
Vout(2)=Av2 (17-3b)
Dimana A=.Ini adalah output AC yang ditimbulkan oleh V2 sendiri.Tanda negative berarti
kontribusi tersebut mempunyai polaritas yang berlawanan dengan yang di tunjukkan dalam
gambar 17-9b.
Teorema superposisi mengatakan bahwa tegangan output ac jika.kedua sumber bekerja
serentak.adalah sejumlah aljabar dari kontribusi masing-masing;
Vout= Vout(1)+ Vout(2)
Atau Vout=Av1-AV2 (dua input) (17-4)
Dimana A kira2 sama dengan RC/re’.Karena itu,jika kita menginginkan tegangan AC yang
keluar dari penguat diferensial,kita kalikan tiap tegangan input dengan A dan ambil
perbedaannya.
Impedansi Input
Tiap sumber yang bekerja sendiri melihat sebuah impedansi input.Dalam gambar 17-9a
sumber v1 melihat impedansi input.
Zin=ß(re+r’e)
Karena Q2 bertindak seperti tingkat CB.rE=re’ dan
Zin=2 ßr’e
Demikian juga sumber V2 melihat impedansi input sebesar 2 ßr’e.
Input inverting dan non inverting
Dalam penguat diferensial pada Gambar 17-10a tegangan output dapat menggerakan
tingkat lainnya,mungkin sebuah penguat diferensial.Seperti kita lihat v1 positif yang bekerja
sendiri menimbulkan tegangan output positif .Karena alas an ini ,input v1 adalah non-
inverting input.Di pihal lain,v2 positif yang bekerja sendiri menimbulkan tegangan
negatif.Inilah sebabnya input v2 disebut input inverting.
Input Diferensial
Disamping tidak mempunyai kapasitor kopling dan bypass penguat diferensial mempunyai
keuntungan lain.Jika kita mau, kita dapat menghubungkan ke tanah satu input dan
menggerakan input lainnya.Hal yang khusus ini disebut input berujung tunggal.(serupa
dengan gambar 17-9a).
Atau,kita dapat menggerakan penguat diferensial dengan sinyal antara basis seperti
ditunjukkan dalam gambar 17-10b.Ini dikenal sebagai input berujung ganda atau input
diferensial.Jika kita mempunyai sebuah input diferensial Vin adalah perbedaan dari v1 dan
v2.Dengan symbol,
Vin=v1-v2
Dengan sudut pandangan ini,Persamaan(17-4)menjadi
Vout=Av1-Av2=A(v1-v2)
Atau
Vout=Avin (input diferensial) (17-6)
Dimana A sama dengan Rc/r’e.
Jika kita mempunyai dua sumber sinyal yang terpisah,kita ingat bahwa tegangan output
Av1-Av2.Di pihak lain,jika kita hanya mempunyai satu sumber sinyal yang menggerakan
penguat diferensial di dalam mode deferensial,kita ingat output sama dengan AVin.
Input Common-mode
Gambar 17-10c melukiskan input common-mode;sinyal yang sama di berikan pada kedua
input.Jika tiap paruhan dari penguat diferensial adalah identik,tegangan output AC akan
sama dengan nol.Kita dengan sengaja menggunakan sinyal input common-mode,adalah jika
kita mentest penguat diferensial untuk melihat bagaimana baiknya keseimbangan dari
kedua paruhan tersebut.
Common mode rejection ratio CMRR didefinisikan sebagai
CMRR=Avin(CM)
vout(CM)
Dimana pembilang di hitung dan penyebut di ukur.Sebagai contoh,misalkan Vin(CM)
dalam gambar 17-10c adalah 1V. Secara Ideal kita harus tidak mendapatkan sesuatu yang
keluar,tetapi mungkin ada sinyal output yang kecil,karena adanya ketidak
simetrian.Misalkan A adalah 100 dan Vout(CM) adalah 0,01V.Maka,dengan persamaan 17-
7a),
100(1𝑉)
CMRR = = 10.000
0,01𝑉

Pada lembar data,CMRR di berikan dalam decibel.Jadi,dalam hal yang khusus ini
CMRR’=2 log 10,000=8B=80 dB
Makin besar harga CMRR,Penguat diferensial makin baik.Secara ideal input common-
mode harus menimbulkan tegangan output nol;karena itu penguat diferensial mempunyai
CMRR tak terhingga.
Kita dapat menyusun kembali Persamaan(17-7a)untuk mendapatkan
𝐴𝑣𝑖𝑛(𝐶𝑀)
Vout(CM) = (17-7b)
𝐶𝑀𝑅𝑅
Dengan persamaan ini kita dapat menghitung berapa banyak tegangan output common
mode terjadi untuk sinyal input common-mode.Kebanyakan bentuk
interferens,statik,tegangan yang diintuksi dan sebegainya menggerakan penguat diferensial
dalam common-mode.Penguat diferensial yang baik mempunyai harga CMRR yang
besar,yang berarti penguat tersebut bebas dari sinyal interferensi
Output Berujung Tunggal
Sebuah penguat diferensial dengan output berujung tunggal (gambar 17-10d) kadang-
kadang digunakan dalam tingkat-tingkat yang belakangan dari sebuah penguat.Karena
hanya separuh tegangan output yang ada yang di gunakan penguatan tegangan turun
separuhnya.
Dimana A sama dengan Rc/re’.
Contoh 17-4
Hitung tegangan output kira-kira untuk tiap penguat diferensial dalam Gambar 17-11.
Penyelesaian
Dalam semua penguat diferensial
Karena itu,tiap transistor mempunyai arus emitter DC kira-kira 1mA;ini berarti re’
mendekati 25 Ω.Penguat tegangan ideal adalah
Dalam Gambar 17-11a kita menggunakan input tak terbalik berujung tunggal.Karena V2
adalah nol, Persamaan (17-4)memberikan
Sinyal output AC sefase dengan sinyal input.
Dalam Gambar 17-11b,kita memasukan sinyal input diferensial.Karena itu dengan
menggunakan Persamaan (17-6),kita dapatkan.
Dalam Gambar 17-11c kita masih menggunakan sinyal input dalam mode diferensial,tetapi
sekarang kita menggunakan output berujung tunggal.Dengan persamaan(17-8).
Contoh 17-5
Misalkan anda menghubungkan output dari Gambar 17-11a ke input dari gambar 17-
11b.Maka output ujung ganda (double-ended output) dari penguat diferensial yang pertama
menjadi input diferensial untuk penguat diferensial yang kedua.Anda tidak hanya
mendapatkan sinyal input yang di inginkan untuk penguat diferensial ke dua,tetapi juga
akan mendapat ripple catu daya pada tiap kolektor.Ripple ini masuk ke dalam penguat
diferensial kedua dalam common-mode.
1. Jika sinyal input diferensial untuk penguat diferensial kedua adalah 1mV,berapa
tegangan outputnya?Gunakan penguatan sebesar 400 untuk tingkat kedua.
2. Ripple pada tiap basis dari penguat diferensial kedua sama dengan 1mV.Berapakah
besarnya ripple output disana jika CMRR sama dengan 10.000?
3. Hitung rasio sinyal keripple pada input bagi penguat diferensial kedua dan pada
output.
Penyelesaian
1. Tegangan output dari penguat diferensial kedua adalah
2. Dengan persamaan (17-7b),
3. Pada input bagi penguat diferensial kedua,rasio sinyal ke ripple adalah
Pada output dari penguat diferensial kedua,rasio adalah

Hasil akhir ini menunjukan bagaimana efektifnya penguat diferensial membedakan ripple
dalam catu daya.Waktu masuk penguat diferensial kedua sinyal input dan ripple adalah
sama, tetapi sinyal output adalah 10.000 kali lebih besar daripada ripple output.
Seperti ditunjukkan,kebanyakan bentuk interferensi diberikan dengan intensitas sama pada
kedua sisi dari penguat diferensial,yaitu dalam common-mode.misalnya derau(noise) yang
di timbulkan dari luar dari motor listrik,tada neon,system penyalaan,penerangan,dan
sebagainya,menginduksi tengangan common-mode.Rasio sinyal ke derau(derau common-
mode)karenannya akan di perbaiki dengan faktor CMRR

Anda mungkin juga menyukai