23i LP CA Bronko
23i LP CA Bronko
KARSINOMA BRONKOGENIK
Oleh:
IFA KARIMATUN NISAK
Anatomi pernafasan
Sistem pernafasan berfungsi sebagai pendistribusi udara dan pertukaran gas sehingga
oksigen dapat disuplai dan karbon dioksida dikeluarkan dari sel-sel tubuh (Asih, 2003:2).
Secara sistematis saluran pernafasan dibagi menjadi saluran pernafasan atas dan saluran
pernafasan bawah. Organ saluran pernafasan atas terletak di luar toraks atau rongga dada,
sementara saluran pernafasan bawah terletak hampir seluruhnya di dalam toraks (Asih,
2003:2).
a. Saluran pernafasan atas terdiri dari:
- Hidung
Hidung adalah pintu masuk pertama udara yang kita hirup. Udara keluar
melalui sistem pernafasan yaitu hidung yang terbentuk atas dua tulang hidung dan
beberapa kartilago. Terdapat dua pipi pada dasar hidung-nostril (lubang hidung),
atau nares eksternal yang dipisahkan oleh septum nasal di bagian tengah. Lapisan
mukus hidung adalah sel epitel bersila dengan sel goblet yang menghasilkan
lendir dan juga sebagai sistem pembersih pada hidung( Asih, 2003:2). Zat mukus
yang disekresi hidung mengandung enzim lisosom yang dapat membunuh bakteri
(Alsagaff, 2006:9).
- Faring
Faring atau tenggorokan adalah tuba muskular yang terletak di posterior
rongga nasal dan oral dan di anterior vertebra servikalis. Faring dapat dibagi
menjadi tiga segmen, setiap segmen dilanjutkan oleh segmen lain nasofaring,
orofaring, dan laringofaring. Nasofaring terletak di belakang rongga nasal,
orofaring terletak di belakang mulut sedangkan laringofaring terletak di belakang
laring (Asih, 2003:5).
- Laring
Laring menghubungkan trakhea dengan faring (Underwood, J.C.E, :1999:14).
Laring sering disebut kotak suara fungsinya untuk berbicara, selain itu juga untuk
mencegah benda padat agar tidak masuk ke dalam trakhea. Dinding laring
dibentuk oleh tulang rawan (kartilago) dan bagian dalamnya dilapisi oleh
membran mukosa bersilia, kartilago laring tersusun 9 buah, kartilago yang
terbesar adalah kartilago tiroid atau disebut dengan buah jakun pada pria, terkait
di puncak tulang rahang tiroid terdapat epiglotis yang fungsinya membantu
menutup laring sewaktu orang menelan makanan. Pita suara terletak di kedua sisi
selama bernafas, pita suara tertahan di kedua sisi glotis sehingga untuk dapat
masuk dan keluar dengan bebas dari trakhea. Selama berbicara otot intrinsik laring
menarik pita suara untuk menghasilkan bunyi yang selanjutnya diubah menjadi
kata-kata. Saraf kranial motorik yang mempersarafi faring untuk berbicara adalah
nervus vagus dan nervus aksesorius (Asih, 200:5).
b. Saluran pernafasan bawah terdiri atas
- Trakhea (pipa udara)
Adalah saluran udara tubular yang mempunyai panjang sekitar 13 cm. Trakhea
terletak di depan esofagus, tepat di permukaan leher. Dinding trakhea disangga
oleh cincin-cincin kartilago, otot polos dan serat elastik. Cincin kartilago
berbentuk kaku guna mencegah agar tidak kolaps dan menutup jalan udara.
Bagian dalam trakhea dilapisi membran mukosa bersilia (Asih, 2003:5).
- Bronkhial
Ujung distal trakhea terbagi menjadi bronkhus primer kanan dan kiri yang
terletak di dalam rongga dada. Bronkhus kanan lebih pendek dan lebih besar
daripada yang kiri. Fungsi percabangan bronkhial untuk memberikan saluran bagi
udara antara trakhea dan alveoli agar jalan udara tetap terbuka dan bersih (Pearce,
2006:215).
- Alveoli
Alveoli berjumlah sekitar 300 sampai 500 juta di dalam paru-paru orang
dewasa. Fungsinya adalah sebagai satu-satunya tempat pertukaran gas antara
lingkungan eksternal dan aliran darah. Alveoli dikelilingi oleh dinding yang tipis
yang terdiri atas satu lapis epitel skuamosa. Di antara sel epitel terdapat cairan
khusus yang menyekresi lapisan molekul lipid yang disebut surfaktan. Cairan ini
dibutuhkan untuk menjaga agar permukaan alveolar tetap lembab, tanpa surfaktan
tekanan permukaan akan menjadi demikian besar sehingga membutuhkan upaya
muskular yang sangat besar untuk mengembangkan alveoli (Asih, 2003:3-8).
Surfaktan adalah suatu zat campuran antara lemak fosfat, lemak jenis lain, protein
dan karbohidrat yang disekresi oleh epitel alveol tipe II, surfaktan berperan
menurunkan tegangan permukaaan pada cairan alveol sehingga alveol lebih
mudah berkembang pada waktu inspirasi dan mencegah alveol menutup pada
akhir respirasi. Faktor yang dapat mempengaruhi sintesa surfaktan adalah hormon
tiroid dan hormon kortikosteroid.(Alsagaff, 2006:12)
- Paru-paru
Paru-paru terletak di kedua sisi jantung di dalam rongga dada dan dikelilingi
serta dilindungi oleh sangkar iga. Bagian dasar setiap paru terletak atas diafragma,
bagian apeks paru (ujung superior) terletak setinggi klavikula. Pada permukaan
tengah dari setiap paru terdapat identasi yang disebut hilus tempat bronkus primer
dan masuknya arteri serta vena pulmonasi ke dalam paru. Bagian kanan dan kiri
paru terdiri atas percabangan saluran yang membentuk jutaan alveoli, jaring-jaring
kapiler dan jaringan ikat.
Setiap paru dibagi menjadi kompartemen yang lebih kecil pembagian pertama
disebut lobus. Paru kanan terdiri atas 3 lobus dan lebih besar dari kiri yang hanya
terdiri 2 lobus. Lapisan yang membatasi antara lobus disebut fisura. Lobus
kemudian dibagi lagi menjadi segmen. Setiap segmen terdiri atas banyak lobulus
yang masing-masing mempunyai bronkhiale, arterioale, venula dan pembuluh
limfatik. Dua lapis membran serosa mengelilingi setiap paru dan disebut sebagai
pleura. Lapisan terluar disebut pleura parietal yang melapisi dinding dada dan
mediastinum. Lapisan dalamnya disebut pleura viseral yang mengelilingi paru.
Rongga pleura ini mengandung cairan yang dihasilkan sel-sel serosa di dalam
pleura. Jika cairan yang dihasilkan berkurang atau membran pleura membengkak,
akan terjadi suatu kondisi yang disebut pleuritis dan terasa sangat nyeri karena
membran pleura saling bergesekan (Asih, 2003:9).
- Toraks
Rongga toraks terdiri atas rongga pleura kanan dan kiri dan bagian tengah
yang disebut mediastinum. Satu-satunya organ dalam rongga toraks yang tidak
terletak di dalam mediastinum adalah paru-paru. (Asih, 2003:9).
Fisiologi pernafasan
Fisiologi pernafasan adalah serangkaian proses interaksi dan koordinasi yang
kompleks yang mempunyai peranan sangat penting dalam mempertahankan kestabilan
atau homeostasis lingkungan internal tubuh kita. Ventilasi pulmonal adalah istilah teknis
dari bernafas terdiri dari inspirasi yaitu gerakan perpindahan udara masuk ke dalam paru-
paru dan ekspirasi yaitu gerakan udara meninggalkan paru-paru. Adapun prosesnya
adalah sebagai berikut:
a. Inspirasi
Diafragma berkontraksi, bergerak ke arah bawah dan mengembangkan rongga
dada dari atas ke bawah. Otot-otot interkosta eksternal menarik iga dari atas keluar
yang mengembangkan rongga dada ke arah samping kiri dan kanan, dengan begitu
pleura parietal ikut mengembang diikuti oleh pleura viseral, yang menyebabkan
tekanan intrapulmonal turun di bawah tekanan atmosfer dan udara masuk melalui
hidung dan akhirnya sampai alveoli (Asih, 2003:11). Otot – otot yang digunakan
untuk inspirasi adalah difragma (paling utama), muskulo intercostalis externus,
muskulo scaleneus, muskulo sternocleidomastoideus dan muskulo pectoralis minor
(Alsagaff, 2006:13)
b. Ekspirasi
Diafragma dan otot-otot interkosta rileks, karena rongga menjadi lebih sempit,
paru-paru terdesak dan jaringan elastiknya meregang selama inhalasi, mengerut dan
juga mendesak alveoli. Dengan meningkatnya tekanan intrapulmonal di atas tekanan
atmosfir, udara didorong keluar paru sampai kedua tekanan sama kembali (Asih,
2003:10-11). Otot-otot yang digunakan untuk ekspirasi adalah intercostalis internus
dan otot-otot dinding perut (Alsagaff, 2006:13)
2. DEFINISI KARSINOMA BRONKOGENIK
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru adalah tumor ganas paru primer yang
berasal dari saluran napas atau epitel bronkus. Terjadinya kanker ditandai dengan
pertumbuhan sel yang tidak normal, tidak terbatas, dan merusak sel-sel jaringan yang
normal. Proses keganasan pada epitel bronkus didahului oleh masa pra kanker. Perubahan
pertama yang terjadi pada masa prakanker disebut metaplasia skuamosa yang ditandai
dengan perubahan bentuk epitel dan menghilangnya silia (Robbin & Kumar, 2007).
Karsinoma bronkogenik atau kanker paru dapat berupa metastasis atau lesi primer.
Tumor ganas dapat ditemukan di bagian tubuh mana saja. Metastasis pada kolon dan
ginjal merupakan tumor ganas yang paling sering ditemukan di klinik, keduanya dapat
menyebabkan tumor paru. Metastasis tumor paru sering ditemukan terlebih dahulu
sebelum lesi primernya diketahui. Hal yang berbahaya adalah pada keadaan klinis lokasi
lesi primer sering tidak diketahui selama hidup klien (Muttaqin, 2007).
Alsagaff, H dan Mukty, A. 2006. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Paru. Surabaya: Airlangga
University Press.
Amin. Z. 2006. Kanker Paru dalam : Sudoyo, A.W. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam
Edisi IV.Jakarta : Pusat Penerbit FK UI.
Asih, Niluh Gede Yasmin. 2003. Keperawatan Medikal Bedah : Klien dengan Gangguan
Sistem Pernapasan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC
Bahar A., 1998., Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam., Jilid II., Balai Penerbit Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia., Jakarta.,Hal: 915-926.
Kumar V., Robbin, SL. 2007. Buku Ajar Patologi : Paru dan Saluran Nafas Atas. 7thed, vol.
2. Jakarta : EGC.
Pearce, Evelyn C, 2006, Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis, Jakarta : PT Gramedia
Pustaka Utama.
Prince A.S, Wilson M.L., 2001., Patofisiologi ; Konsep Klinis Proses-proses Penyakit ;
Tumor Ganas Paru-paru., EGC., Jakarta.,Hal: 745-751.
Sudoyo, Aru W, dkk. 2007. Buku Ajar Ilmu penyakit Dalam. Edisi 4, Jilid 1. Jakarta :
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI.
Wilson, LM. 2005. Patofisiologi. Konsep Klinik Proses-proses Penyakit. Jakarta : EGC.