NIM : 14.IK.375
Mudjiati, pegawai Puskesmas Peneleh Surabaya yang menjadi terdakwa kasus aborsi ilegal
terancam hukuman penjara 5,5 tahun. Mudjiati yang dalam kasus ini didakwa membantu dr
Suliantoro Halim (terdakwa lain) melakukan aborsi janin dijerat Pasal 348 (1) KUHP Jo
Pasal 56 ke 1 KUHP jo Pasal 65 (1) KUHP. Dalam dakwaan yang dibacakan Jaksa Penuntut
Umum (JPU) Mulyono SH, terungkap bahwa tindakan yang dilakukan Mudjiati telah
menyalahi praktek kesehatan Pasal 15 ayat (1) dan (2) Undang-Undang Kesehatan.
Menurut Mulyono, praktek aborsi itu dilakukan terhadap tiga pasien, yakni Ade Tin Suertini,
Indriwati Winoto dan Yuni Kristanti. Aborsi terhadap Tin terjadi pada 18 Juni 2015 pukul
17.00 WIB sampai dengan 19.30 WIB di lokasi praktek dr Halim, Jl Kapasari Nomor 4
Surabaya. Dalam praktek ini, dr Halim meminta pasien membayar Rp 2 juta, namun oleh Tin
baru dibayar Rp 100 ribu.
Peranan Mudjiati dalam kasus ini adalah membantu memersiapkan peralatan untuk operasi
aborsi dengan cara suction (dihisap) menggunakan alat spet 50 cc. & ldquo; Adanya aborsi
ini diperkuat dengan visum et repertum Nomor 171/VI/2007 atas nama Ade dari RS
Bhayangkara Samsoeri Mertojoso,” kata Mulyono.
ANALISIS KASUS :
2. Beneficience
Individu berkewajiban melakukan hal yang baik sebagai kebalikan hal yang
membahayakan. Prinsip beneficence adalah suatu kewajiban moral untuk bertindak demi
keuntungan orang lain. Sedangkan dalam kasus ini, Perawat Mudjiati sama sekali tidak
melakukan tindakan yang menguntungkan bagi klien malah melakukan tindakan yang
membahayakan.
3. Non-Maleficence
Tindakan aborsi dapat menyebabkan injury jika dilakukan dengan prosedur yang salah
dan oleh orang yang tidak kompeten. Perawat Mudjiati membantu tindakan pengguguran
dengan memersiapkan peralatan untuk operasi aborsi dengan cara suction. Tindakan ini
berpotensi membahayakan klien dan janin yang dikandungnya.
Perawat tersebut juga tidak menjunjung prinsip Beneficence dan Non-Maleficence yang
dikemukakan oleh Wilian Frank, yaitu :
a. Seseorang tidak boleh jahat atau merugikan
(Perawat Mudjiati malah bertindak merugikan dengan ikut membantu
memepersiapkan peralatan operasi aborsi. Dan secara tidak langsung telah
berbuat jahat)
b. Seseorang harus mencegah kerugian
(Perawat Mudjianti tidak mencegah kerugian yang dapat diderita oleh klien)
c. Seseorang harus mengurangi kerugian
d. Seseorang harus melakukan atau meningkatkan kebaikan
4. Justice
Individu memiliki hak untuk diperlakukan setara, keadilan antara hak dan kewajiban,
serta klien berhak mendapat pelayanan sesuai dengan haknya.
Prinsip keadilan:
a. Pada tiap orang dengan porsi yang sama
b. Pada tiap orang sesuai kebutuhan
c. Pada tiap orang sesuai usaha
d. Pada tiap orang sesuai bobot individu atau jasa
e. Pada tiap orang sesuai free market exchange
Perawat Mudjiati, tidak menghormati Hak sang janin untuk Hidup. Suatu pernyataan
pernah dikemukakan bahwa janin yang ada dalam kandungan seorang wanita merupakan
makhluk hidup yang harus dijaga haknya untuk hidup.