Anda di halaman 1dari 4

Nilai ini cukup dekat dengan nilai yang di asumsikan dari 108,3◦C, sehingga tidak ada uji

coba lebih lanjut yang akan di lakukan.

4.8B Kondensasi
1. Mekanisme kondensasi

Kondensasi uap ke cair dan penguapan cairan menjadi uap keduanya melibatkan
perubahan fase cairan dengan besarnya koefisien perpindahan panas. Kondensasi terjadi
ketika uap jenuh seperti uap mengalami kontak dengan padatan yang suhu permukaannya di
bawah suhu saturated, untuk cairan seperti air.

Biasanya, ketika uap berkondensasi pada permukaan seperti tabung vertikal atau
horizontal atau permukaan lain, film kondensat terbentuk di permukaan dan mengalir di atas
permukaan oleh gaya gravitasi. Film ini adalah cairan antara permukaan dan uap yang
membentukresistensi utama perpindahan panas. Ini disebut film jenis kondensasi.

Tipe lain dari kondensasi, kondensasi tetes demi tetes, bisa terjadi ketika tetes kecil
terbentuk di permukaan. Penurunan ini tumbuh, menyatu, dan aliran cairan dari permukaan.
Selama kondensasi ini, daerrah yang paling luas adalah tabung tanpa cairan apapun dan
terpapar langsung ke uap. Tingkat yang sangat tinggi dari perpindahan panas terjadi pada
daerah-daerah telanjang. Koefisien rata-rata dapat sebesar 110.000 W/m2.K, yaitu 5 sampai
10 kali lebih besar dari jenis koefisien film. Kondensasi koefisien film yang biasanya jauh
lebih besar daripada yang ada di fored konveksi dan urutan besarnya beberapa ribu W/m 2.K
atau lebih.

Kondensasi tetes demi tetes terjadi pada permukaan yang terkontaminasi dan ketika
kotoran yang ada. Jenis film kondensasi lebih di andalkan dan lebih umum. Oleh karena itu,
untuk keperluan perencanaan normal, jenis film yang di kondensasi harus di asumsikan.

2. Koefisien film kondensasi untuk permukaan vertikal

Film-jenis kondensasi pada dinding vertikal atau tabung dapat di analisis secara
analitik dengan mengasumsikan aliran laminar film kondensat menuruni dinding. Ketebalan
film adalah bagian atas dinding atau tabung dan peningkatan ketebalan seperti mengalir ke
bawah karena kondensat. Nusselt (H1,W1) di asumsikan bahwa perpindahan panas dari uap
kondensasi di Tsat.k, lewat film cair ini, dan untuk dinding di Tw.K adalah dengan konduksi.
Menyamakan perpindahan panas ini dengan konduksi yang dari kondensasi uap tersebut,
ekspresi akhir dapat di peroleh untukkoefisien rata-rata perpindahan panas di seluruh
permukaan.

Dalam gambar 4.8-3 uap di Tsat adalah kondensasi pada dinding yang suhu Tw.K
Kondensat mengalir ke bawah dalam aliran laminar. Dengan asumsi ketebalan unit, massa
unsur dengan densitas cairan (ρ) dalam gambar 4.8-3 adalah (ᵟ - y)(dx.1)ρ1. Gaya ke bawah
pada elemen ini adalah gaya gravitasi di kurangi gaya apung atau (ᵟ - y)(dx) x (p1- pv)g
dimana ρv adalah densitas uap jenuh. Gaya ini di imbangi oleh gaya viskos yang bergeser
pada bidang y μ1 (dv/dy) (dx.1). Menyamakan kekuatan-kekuatan ini ,
Mengintegrasikan dan menggunakan kondisi batas yang v = 0 pada y = 0

Laju aliran massa film kondesat pada setiap titik x untuk unit kedalaman,

Mengintegrasikan,

Pada dinding untuk daerah (dx.1)m2, laju perpindahan panas adalah sebagai berikut jika
distribusi temperatur linear di asumsikan dalam cairan anatra dinding dan uap.

Dalam jarak dx, laju perpindahan panas adalah qx. Juga dalam jarak dx ini, penggunaan
massa dari kondensasi dm, menggunakan persamaan (4.8-10).

Membuat keseimbangan panas untuk jarak dx, laju aliran massa dm yang hf0 panas laten
harus sma dengan qx dari persamaan (4.8-11).

Mengintegrasikan dengan ᵟ = 0 at x = 0 and ᵟ = ᵟ at x = x,

Menggunakan perpindahan panas koefisien hx lokal di x, maka keseimbangan panas


memberikan,
Hal ini memberikan,

Gambar 4.8-3. Kondensasi fil pada plat vertikal : (a) peningkatan ketebalan film dengan
posisi, (b) keseimbangan pada elemen kondensat

Menggabungkan persamaan (4.8-14) and (4.8-16),

Dengan mengintegrasikan lebih dari panjang total L, nilai rata-rata h di peroleh sebagai
berikut :

Namun, untuk aliran laminar, data eksperiman di tunjukkan bahwa data sekita 20% di dalam
persamaan (4.8-19).

Oleh karena itu, ekpresi di rekomendasikan final untuk permukaan vertikal dalam aliran
laminar adalah (M1):
Dimana ρ1 adalah densitas cairan dlam kg/m3 dan ρv adalah uap, g = 9,8066 m/s2 , L
adalah ketinggian vertikal permukaan atau tabung dalam m, μ1 adalah viskositas cairan di
Pa.s, K1 adalah konduktivitas termal cairan w/m. K, ΔT = Tsat – Tw di dalam K dan panas
laten (hf0) kondensasi dalam J/kg di Tsat. Semua sifat fisik dari cairan kecuali hf0 yang di
evaluasi pada suhu film Tf = (Tsat + Tw)/2. Untuk permukaan vertikal panajang cairan di
bagian bawah dapat turbulen. Jumlah reynold di definisikan sebagai :

( tabung vertikal, Diameter)

(tempat vertikal, dengan W)

Dimana dalam kondesat total kg.massa/s pada tabung atau plat bawah dan Ґ = m/πD atau
m/W. Bilangan reynold harus di bawah 1800 untuk persamaan (4.8-20) untuk menahan.
Pembaca harus mencatat bahwa beberapa referensi mendefinisikan NRe sebagai Ґ/π.
Kemudian NRe ini harus di bawah 450.

Untuk aliran turbulen NRe > 1800 (M1)

Solusi dari persamaan ini adalah dengan mentrial and error sejak nila NRe yang pertama di
asumsikan, hitunglah nilai h.

Anda mungkin juga menyukai