Anda di halaman 1dari 11

Tugas Pembangunan Berkelanjutan

PENGOLAHAN LIMBAH CAIR


Disusun Oleh:

Yuli Yanda
1204103010082

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM BANDA ACEH
2014
PENGELOLAAN LIMBAH CAIR
Badan air penerima limbah cair perlu dilindungi, agar badan air tetap memiliki kualitas
yang sesuai dengan peruntukan air permukaan. Air limbah adalah kotoran dari masyarakat dan
rumah tangga dan juga yang berasal dari industri, air tanah, air permukaan serta buangan lainnya,
dengan demikian air buangan ini merupakan hal yang bersifat kotoran umum. Sesuai dengan
batasan air limbah yang merupakan benda sisa, maka sudah tentu bahwa air limbah merupakan
benda yang sudah tidak dipergunakan lagi. Akan tetapi tidak berarti bahwa air limbah tersebut
tidak perlu dilakukan pengelolaan, karena apabila limbah tersebut tidak dikelola secara baik akan
dapat menimbulkan gangguan, baik terhadap lingkungan maupun terhadap kehidupan yang ada.
Bentuk fisik bahan pencemar dari golongan pencemar air tersebut dapat berupa :

1. Suspended matter, yang merupakan bahan-bahan yang melayang yang tidak dapat
disaring dengan jalan biasa. Bahan ini dapat terdiri
2. Settleable matter, yang merupakan bahan-bahan yang mudah mengendap
3. Dissolved matter, yang merupakan bahan yang berbentuk halus dan terlarut dalam cairan.
Terdiri dari bahan organic, anorganik dan gas
4. Colloidal matter,minyak dan lemak

A. Metode pengolahan pada limbah cair


Metode pengolahan yang digunakan adalah untuk mengatasi bahan-bahan pencemar
tersebut, dapat dilakukan dengan salah satu cara berikut :
1. Pengolahan secara fisika
2. Pengolahan secara kimia
3. Pengolahan secara biologi

A.1 Pengolahan Limbah Cair secara Fisika


Pengolahan air limbah secara fisik merupakan pengolahan awal (primary treatment) air
limbah sebelum dilakukan pengolahan lanjutan, pengolahan secara fisik bertujuan untuk
menyisihkan padatan-padatan berukuran besar seperti plastik, kertas, kayu, pasir, koral, minyak,
oli, lemak, dan sebagainya. Pengolahan air limbah secara fisik dimaksudkan untuk melindungi
peralatan-peralatan seperti pompa, perpipaan dan proses pengolahan selanjutnya. Metode
pengolahan limbah cair ini meliputi :
- Screening (pengayakan)
- Sedimentation (pengendapan)
- Flotation (pengambangan)
- Filtration (penapisan)
- Mixing (pencampuran)
Untuk memahami tiap-tiap metode pengolahan diatas, maka perlu diperhatikan sifat-sifat
fisis dari air limbah, jenis dan komposisinya serta asal air limbah tersebut. Pemakaian dari
operasi-operasi secara fisika tersebut dapat dilihat pada penjelasan berikut ini .

1. Screening (pengayakan)
Pengolahan secara fisika yang bertujuan untuk menghilangkan padatan kasar dan yang
dapat diendapkan dengan cara menghalanginya untuk melewati ayakan agar dapat dibersihkan
bahan-bahan yang tidak larut melalui lubang-lubang dengan ukuran tertentu dan menahan
padatan yang berukuran besar. Dapat juga dilakukan pemecahan-pemecahan secara mekanis dan
pengendapan atas dasar perbedaan berat jenis.

2. Sedimentation (pengendapan)

Pemisahan partikel padat yang tersuspensi dari larutan pembawanya dengan pengendapan karena
adanya gaya gravitasi. Metode ini umumnya dipakai pada pengolahan limbah cair dsecara fisika.
Berdasarkan pada perbedaan konsentrasi dan kecenderungan partikel-partikel untuk berinteraksi,
sedimentasi dapat dibagi menjadi empat macam, yaitu :

2.1 Discrete settling

2.2 Floculant settling

2.3 Zone (hindered) settling

2.4 Compression settling


2.1 Discrete settling (Pengendapan partikel mandiri) / plain settling
adalah pengendapan yang memerlukan konsentrasi suspended solid yang paling rendah,
sehingga analisisnya menjadi yang paling sederhana. Di dalam Discrete settling, partikel secara
individu mengendap dengan bebas dan tidak mengganggu atau tidak mencampuri pengendapan
dari partikel lainnya. Contoh aplikasi dari Discrete settling adalah grit chambers.

2.2 Flocculant settling (Pengendapan partikel floc).


Pada flocculant settling inilah konsentrasi partikel cukup tinggi terjadi pada
penggumpalan (agglomeration). Peningkatan rata-rata massa partikel ini menyebabkan partikel
karam lebih cepat. Flocculant settling banyak digunakan pada primary clarifier.

2.3 Hindred Settling (Pengendapan secara perintangan)

Di dalam Hindred Settling, atau Zone Settling, konsentrasi partikel adalah tidak terlalu
tinggi (cukup) kemudian partikel bercampur dengan partikel lainnya dan kemudian mereka
karam bersama-sama. Hindred Settling sebagian besar digunakan di dalam secondary clarifiers.

2.4 Compression Settling.

Compression Settling (Pengendapan secara pemampatan), berada pada konsentrasi yang


paling tinggi pada suspended solid dan terjadi pada jangkauan yang paling rendah dari clarifiers.
Pengendapan partikel dengan cara memampatkan (compressing) massa partikel dari bawah.
Tekanan (compression) terjadi tidak hanya di dalam zone yang paling rendah dari secondary
clarifiers tetapi juga di dalam tangki sludge thickening.

3. flotation (pengambangan)

proses dimana terjadinya dispersi partikel padatatau cairan,presipitasi,partikel koloid dan


zat terlarut dalam air yang kemudian dapat dibawa kepermukaan pada fase air dengan bantuan
meningkatkan aliran gelembung udara.
4. filtration (penapisan)

Filtrasi adalah pembersihan partikel padat dari suatu fluida dengan melewatkannya pada
medium penyaringan, atau septum, yang di atasnya padatan akan terendapkan. Fluida yang
difiltrasi dapat berupa cairan atau gas aliran yang lolos dari saringan mungkin saja cairan,
padatan, atau keduanya. Suatu saat justru limbah padatnya lah yang harus dipisahkan dari limbah
cair sebelum dibuang.

B . Pengolahan Limbah Cair secara Kimia

Pengolahan air limbah secara KIMIA merupakan pengolahan air limbah dengan
penambahan bahan kimia (padat, cair, dan gas) kedalam air limbah. Bahan kimia yang sering
digunakan dalam pengolahan air adalah bahan kimia yang memiliki sifat koagulatif, yaitu
mampu menggumpalkan bahan atau pengotor yang ada dalam air. Beberapa proses pengolahan
air limbah secara kimia seperti Netralisasi, Koagulasi/flokulasi, dan gas transfer, setiap proses
mempunyai tujuan tertentu. Sebagai bahan koagulan biasanya dipakai kapur, kaustik, alum,
natrium karbonat dan polielektrolit, dan juga koagulan yang banyak dipakai adalah aluminium
sulfat dan ferro sulfat atau ferri sulfat. Masing-masing mempunyai keuntungan dan kerugian
tersendiri

1. Netralisasi

Beberapa cara yang dapat dilakukan untuk menetralkan limbah cair yang sangat asam atau
sangat alkali diantaranya yaitu :

a. Mencampurkan beberapa jenis air limbah sehingga hampir netral Ph nya


b. Mengalirkan air limbah yang asam melewati tumpukan batu kapur
c. Mencampurkan air limbah yang asam dengan luluhan kapur atau luluhan kapur
dolomit
d. Menambahkan larutan kaustik soda yang pekat dengan perbandingan yang tepat
kedalam limbah air yang asam
e. Pembuatan CO2 dari air limbah yang alkalis
f. Menambahkan asam sulfat kedalam air limbah yang alkalis
2.Mekanisme Koagulasi
Koagulasi yaitu mampu menggumpalkan bahan atau pengotor yang ada dalam air.
Koagulan akan menggumpalkan partikel pengotor ukuran halus dan melayang dalam air, biasa
disebut koloid menjadi partikel berukuran besar. Melalui proses flokulasi, partikel partikel
yang sudah membesar akan menyatu membentuk gumpalan yang lebih besar. Gumpalan ukuran
besar hasil proses flokulasi disebut flok. Bahan kimia yang sering digunakan sebagai koagulan
untuk pengolahan air adalah tawas, kapur dan kaporit. Hasil proses koagulasi dan flokulasi ini
selanjutnya dipisah dengan menggunakan metoda penyaringan atau flitrasi atau pengendapan.
Tingkat keberhasilan proses koagulasi dan flokulasi ditentukan oleh factor-faktor seperti: jenis
dan kandungan pengotor dalam air, jumlah dan jenis koagulan, proses pencampuran atau
pengadukan.

Bahan-bahan Kimia sebagai Koagulan

Bahan-bahan kimia yang banyak digunakan sebagai koagulan dalam air limbah cair
adalah Aluminium sulfat atau tawas, garam-garam ferro atau ferro sulfat, potash alum dan
sebagainya. Tawas berguna untuk menggumpalkan lumpur koloidal, sehingga lebih mudah
disaring. Tawas juga membentuk koloidal Al(OH)3 yang dapat mengadsorpsi zat-zat warna atau
zat-zat pencemar seperti detergen dan pestisida. Apabila tingkat kekeruhan air yang diolah
terlalu tinggi, maka selain tawas digunakan karbon akitif.

3. Ion Exchange

PROSES YANG TERJADI : DI CATION EXCHANGER

UNTUK MENGIKAT ION-ION POSITIP SEPERTI

CA++ , NA+ , K+ DAN MG++ , DARI AIR DAN MELEPAS

ION HYDROGEN ( H+ )

PROSES YANG TERJADI : DI ANION EXCHANGER

MENGIKAT ION-ION NEGATIP SEPERTI :


SO4--, CL-,SIO3-- DAN CO3--. DIIKAT OLEH RESIN

DAN MENGGANTIKAN DENGAN ION HYDROKSIL ( OH- ).

C. Pengolahan limbah cair secara biologis:

Peranan mikroorganisme:

1. Bakteri

Paling penting

Kemoheterotropik: BO sebagai sumber energi (umum)

Kemoautotropik: bahan anorganik sebagai sumber energi

Fotosintesis: sinar sebagai sumber energi

Setiap jenis punya substrat spesifik (jenis bakteri yang berbeda menguraikan substrat yang
berbeda pula)

Rumus umum C5H7O2N

Punya kemampuan untuk menggumpal

1. Kapang

Nonfotosintesis, bersel jamak, aerobik

Banyak terdapat pada limbah pH , kadar air , N

Rumum umum C10H17ON

Kurang diinginkan karena sulit diendapkan

1. Protozoa

Motil, bersel tunggal

Penting dalam pengolahan limbah karena akan bakteri mutu efluen (jernih)
1. Ganggang (alga)

Autotrof, fotosintesis

Rumus umum: C106H180O45N16P

Metabolisme: CO2 + H2O sinar matahari CH2O + O2

Mensuplai oksigen untuk pertumbuhan bakteri

Spesies yang penting: ganggang biru hijau, dan ganggang hijau

TIPE METABOLISME:

1. Aerobik

o Mengoksidasi BO

o Memerlukan O2 sebagai aseptor elektron

2. Anaerobik

o Tidak memerlukan oksigen (obligat)

3. Fakultatif

o Sebagian besar mikroorganisme

o Dapat hidup tanpa oksigen (tapi lebih sempurna bila ada O2)

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGOLAHAN LIMBAH SECARA


BIOLOGIS:

1. Nutrien

o Makro: C, N, P

o Mikro: cukup

o Pendekatan ~ rumus sel


o BOD : N : P = 100 : 5 : 1

2. Oksigen

Diperlukan untuk proses anaerobik, min: 1.0 mg/l

Untuk anaerobik tidak perlu

1. Suhu

o 25 35C (mesofilik)

o 45 60C (thermofilik)

1. pH

o Umum = 6,5 8,5

o Limbah asam/alkali netralisasi

PROSES PENGOLAHAN LIMBAH SECARA BIOLOGIS

AEROBIK

1. Pertumbuhan tersuspensi (suspended growth)

o Activated sludge

o Sequenzing batch reactor

o Contact stabilization

o Aerobic digestion

o Aerated tagoons

o Parit oksidasi

2. Pertumbuhan melekat (attached growth)

Tricking filter (filter menetes)


Rotating biological contractors

ANAEROBIK

1. Pertumbuhan tersuspensi

o Anaerobik digestion

o Anaerobic contact process

o Upflow anaerobic sludge blanked

2. Pertumbuhan melekat

Anaerobic filter process

Expanded bed

ANOXIC PROCESSES

1. Suspended growth denitrification

2. Fixed film denitrification

KOMBINASI AEROBIK, ANOXIC, ANAEROBIK

1. Pertumbuhan tersuspensi

Proses: fase, atau multifase

1. Kombinasi pertumbuhan tersuspensi melekat

Proses: fase atau multifase

SISTEM KOLAM

Kolam fakultatif

Kolam anaerobik

Kolam aerobik
Kolam pematangan (stabilisasi/tertiary pond)

PENCERNAAN ANAEROBIK

Waktu retensi padatan lama (15-20 hari)

Padatan yang dihasilkan minimum

Reaksi endogenes metabolisme dominan

Dalam digesteranaerobik (aerasi tidak terlalu intensif)

Cocok untuk menangani limbah/sludge dari proses lumpur aktif/jenis limbah yang pekat

Reduksi padatan menguap 40-60%

Keuntungan VS pencernaan aerobik:

o Tidak perlu insulasi, panas tambahan penutup

o Punya kemampuan untuk menangani konsentrasi lumpur

Anda mungkin juga menyukai