Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Laboratorium memiliki arti penting dalam perkembangan pengajaran

dan perkembangan kurikulum yang semakin kompleks. Keberadaan

laboratorium juga berperan dalam kemajuan lembaga pendidikan seperti

sekolah, perguruan tinggi, dan pesantren. Pengadaan laboratorium disetiap

lembaga pendidikan adalah keniscayaan dan keharusan untuk meningkatkan

mutu dari lembaga pendidikan itu sendiri. Dari sinilah lembaga pendidikan

dituntut untuk mengoptimalkan penggunaan laboratorium khususnya di

perguruan tinggi.

Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) merupakan perguruan

tinggi swasta di bawah persyarikatan Muhammadiyah. UMS mengelola 11

fakultas, salah satu diantaranya adalah Fakultas Keguruan dan Ilmu

Pendidikan (FKIP). FKIP UMS pada hakikatnya merupakan penyelenggara

pendidikan tinggi sekaligus sebagai pusat pengembangan ilmu pengetahuan.

Keberadaannya senantiasa mengacu pada tujuan yang ingin dicapai yaitu

menghasilkan tenaga profesional kependidikan yang berkepribadian, beriman,

bertakwa, dan berakhlak mulia, serta mampu menghasilkan tenaga

kependidikan yang memiliki keunggulan sesuai dengan kompetensi jurusan

atau program studi. Program studi pendidikan yang terdapat dalam FKIP UMS

ada 9 macam, salah satunya adalah program studi pendidikan Biologi (Tim,

2010).

1
2

Program studi pendidikan Biologi ini bertujuan menghasilkan sarjana

pendidikan yang berkompeten. Untuk mencapai tujuan tersebut, program studi

pendidikan Biologi membekali mahasiswanya dengan mata kuliah kelompok

kompetensi utama (MKU) dan mata kuliah pilihan (MKP) untuk

pengembangan. Sistem perkuliahan yang dilaksanakan selain tatap muka di

kelas juga dilaksanakan di ruang laboratorium Biologi, laboratorium

Komputer, dan green house (Pamflet PS Pend Biologi FKIP UMS, 2013).

Laboratorium Biologi yang terdapat di program studi pendidikan Biologi

terletak di dua tempat terpisah yaitu di lantai III gedung E (Lab I,II, dan III),

green house, kebun botani, laboratorium KJT dan laboratorium Pangan Gizi.

Laboratorium Biologi yang terdapat di lantai III gedung E bersifat umum

digunakan untuk semua mata kuliah praktikum, sedangkan standar minimal

pengelolaan laboratorium untuk satu ruang laboratorium digunakan satu mata

kuliah praktikum. Keadaan tersebut tentunya belum memenuhi standar

minimal yang ditentukan , padahal laboratorium berperan penting bagi setiap

peneliti dan praktikan karena laboratorium sebagai tempat penunjang proses

pembelajaran dengan metode praktikum yang dapat memberikan pengalaman

belajar pada siswa/mahasiswa untuk berinteraksi dengan alat dan bahan serta

mengobservasi berbagai gejala secara langsung. Oleh karena itu, untuk

mencapai standar minimal tersebut pihak pengelola laboratorium diharapkan

memperbaiki sistem pengelolaan laboratorium Biologi.


3

Pengelolaan laboratorium merupakan suatu proses pendayagunaan

sumber daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang

diharapkan secara optimal dengan memperhatikan keberlanjutan fungsi

sumber daya. Untuk meningkatkan efisiensi dan efektifitas, laboratorium

harus dikelola dan dimanfaatkan dengan baik. Sebagus apapun suatu

laboratorium tidak akan berarti apabila tidak ditunjang oleh pengelolaan

laboratorium yang baik. Pengelolaan laboratorium hendaknya dijalankan

berkaitan dengan unsur-unsur dalam pengelolaan (Susilowati, 2012).

Unsur-unsur pengelolaan laboratorium yang paling pokok ada 6 unsur

yaitu: 1) perencanaan, 2) penataan, 3) pengadministrasian, 4) pengamanan, 5)

perawatan, 6) pengawasan. Unsur-unsur pokok tersebut menjadi dasar

peningkatan dan pengembangan laboratorium sebagai fungsi pengelolaan.

Tujuan dari unsur-unsur pengelolaan laboratorium tersebut adalah untuk lebih

meningkatkan hasil penelitian, kemitraan usaha dan kepedulian terhadap

masyarakat, serta kemampuannya sebagai income generating unit yaitu

produk lembaga pendidikan seperti sekolah maupun perguruan tinggi, baik

dari segi kualitas maupun kuantitas (Decaprio, 2013).

Pengelolaan laboratorium berkaitan dengan pengelola dan pengguna,

fasilitas serta aktifitas yang dilaksanakan di laboratorium yang menjaga

keberlanjutan fungsinya. Pada dasarnya pengelola dan pengguna laboratorium

terdiri dari kepala laboratorium, supervisor, penanggung jawab teknis,

koordinator laboratorium, laboran, dan praktikan. Pengelolaan laboratorium

merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Setiap


4

orang yang terlibat harus memiliki kesadaran untuk mengatur, memelihara dan

mengusahakan keselamatan kerja. Mengatur dan memelihara laboratorium

merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap berfungsi sebagaimana

mestinya, sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja mencakup usaha untuk

selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan sewaktu bekerja di

laboratorium dan penanganannya bila terjadi kecelakaan.

Pengelolaan laboratorium dikatakan baik apabila pengelolaaan

laboratorium tersebut sudah sesuai dengan standar minimal pengelolaan

laboratorium yang telah ditentukan. Keberhasilan pengelolaan laboratorium

yang baik sangat berpengaruh terhadap kualitas suatu laboratorium. Selama ini

belum diketahui bagaimana kualitas pengelolaan laboratorium Biologi di

program studi pendidikan Biologi apakah pengelolaannya sudah baik atau

belum, padahal hal tersebut sangat penting bagi program studi untuk

meningkatkan pengelolaan laboratorium Biologi. Kualitas pengelolaan

laboratorium Biologi dapat diketahui melalui evaluasi personal laboratorium

meliputi siswa/mahasiswa sebagai praktikan, tenaga administrasi, laboran,

dosen pengampu praktikum dan kepala laboratorium. Oleh karena itu, peneliti

tertarik untuk mengadakan penelitian tentang pengelolaan laboratorium

Biologi di program studi pendidikan Biologi FKIP UMS.

Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Afwah (2012)

yang berjudul “Pengelolaan Laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan

SMA Negeri 3 Demak dalam Mendukung Pelaksanaan Pembelajaran

Biologi”, dilaporkan bahwa laboratorium Biologi SMA Negeri 1 Demak dan


5

SMA Negeri 3 Demak telah baik dalam mendukung pelaksanaan

pembelajaran Biologi. Olufunke (2012) yang berjudul “Effect of Availabillity

and Utilization of Physics Laboratory Equipment on Students’ Academic

Achievement in Senior Secondary School Physics”, hasil penelitiannya adalah

pemanfaatan yang optimal dari peralatan laboratorium fisika efektif dalam

pengajaran fisika.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah tersebut, maka peneliti

bermaksud mengadakan penelitian untuk mengetahui tentang pengelolaan

laboratorium Biologi, dengan judul penelitian “PENGELOLAAN

LABORATORIUM BIOLOGI DI PROGRAM STUDI PENDIDIKAN

BIOLOGI FKIP UMS”.

B. Pembatasan Masalah

Agar penelitian ini lebih terarah maka perlu dibatasi permasalahannya

sebagai berikut :

1. Subyek penelitian ini adalah mahasiswa, tenaga administrasi, laboran,

dosen pengampu praktikum, dan Kepala laboratorium Biologi.

2. Objek penelitian ini adalah pengelolaan laboratorium Biologi di program

studi pendidikan Biologi FKIP UMS.

3. Parameter pada penelitian ini adalah pengelolaan laboratorium Biologi

ditinjau dari unsur-unsur pokok pengelolaan laboratorium meliputi 1)

perencanaan, 2) penataan, 3) pengadministrasian, 4) pengamanan, 5)

perawatan, 6) pengawasan.
6

C. Perumusan Masalah

Bagaimana pengelolaan laboratorium Biologi di program studi

Pendidikan Biologi FKIP UMS?

D. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui pengelolaan laboratorium Biologi di program studi

pendidikan Biologi FKIP UMS.

E. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dalam penelitian ini memiliki manfaat secara teoritis yaitu

diharapkan dapat memperjelas mengenai pengelolaan laboratorium

Biologi di program studi pendidikan Biologi FKIP UMS.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan

mengetahui pengelolaan laboratorium Biologi di program studi

pendidikan Biologi FKIP UMS.

b. Bagi Program Studi dan Dosen

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi program studi

dan dosen sebagai referensi terhadap pengelolaan laboratorium

Biologi, serta dapat digunakan sebagai bahan evaluasi bagi program

studi untuk meningkatkan kualitas pengelolaan laboratorium, sehingga

diharapkan pengelolaan laboratorium Biologi menjadi lebih baik.


7

F. Definisi Operasional

a. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan adalah program pendidikan di

peguruan tinggi yang berbasis pada pendidikan untuk mencetak para

pendidik/guru.

b. Laboratorium adalah tempat sekelompok orang yang melakukan berbagai

macam kegiatan penelitian (riset), pengamatan, pelatihan, dan pengujian

ilmiah sebagai pendekatan antara teori dan praktik dari berbagai disiplin

ilmu.

c. Laboratorium Biologi adalah sarana pendukung proses belajar mengajar,

baik yang bersifat rutinitas maupun eksidental berupa suatu tempat yang

digunakan untuk percobaan dan pengematan yang berhubungan dengan

ilmu Biologi.

d. Pengelolaan laboratorium adalah suatu proses pendayagunaan sumber

daya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu sasaran yang

diharapkan secara optimal.

e. Mahasiswa adalah seseorang yang menimba ilmu di Perguruan Tinggi.

f. Laboran adalah tenaga kependidikan yang bekerja di laboratorium dan

membantu proses penelitian, praktik, dan eksperimentasi di laboratorium

g. Dosen adalah pendidik profesional dengan tugas utama

mentransformasikan, mengembangkan, menyebarluaskan ilmu

pengetahuan melalui pendidikan, penelitian, dan pengabdian pada

masyarakat.
8

h. Kepala laboratorium adalah tenaga kependidikan yang bertugas

mengkoordinir pelaksanaan kegiatan pendidikan, penelitian dan

pengabdian pada masyarakat dalam cabang ilmu tertentu sebagai

penunjang pelaksanaan tugas jurusan di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai