TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
sinus frontal (di dahi), sinus etmoid (pangkal hidung), sinus maksila (pipi
kanan dan kiri), sinus sfenoid (di belakang sinus etmoid) (Efiaty, 2007 dalam
1.3. Kronik (berlangsung lebih dari 12 minggu) (Efiaty, 2007 dalam Nurarif &
Kusuma, 2015).
Sinusitis adalah suatu perdangan pada sinus yang terjadi karena alergi,
infeksi virus, bakteri dan jamur. Sinusitis biasa terjadi pada salah satu dari
keempat sinus yang ada (cangjaya, 2002 dalam wijaya & putri, 2013).
6
Sinusitis akut adalah radang sinus pranasal, bila terjadi ada beberapa
pensinus. Sinusitis sub akut sama dengan sinusitis akut, hanya tanda-tanda
2. Etiologi
Sinusitis akut dapat terjadi setelah adanya infeksi virus pada saluran
7
tidak berbahaya akan berkembang biak dan akan menyusup
pembuangan lendir
8
aktivitas mukosiliar, deviasi septum dapat mengubah arus konveksi
2.2.5 Obstruksi hidung kronik akibat rabas dan edema membran mukosa
menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Nares
anterior (lubang hidung) merupakan ostium sebelah luar dari rongga hidung.
rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut
penonjolan turbinasi (juga disebut konka) dari dinding lateral. Rongga hidung
yang disebut mukosa hidung. Lendir di sekresi secara terus menerus oleh sel-
sel goblet yang melapisi permukaan mukosa hidung dan bergerak ke belakang
Hidung berfungsi sebagai saluran untuk udara mengalir ke dan dari paru-
paru. Jalan napas ini berfungsi sebagai penyaring kotoran dan melembabkan
9
terletak dalam mukosa hidung. Fungsi ini berkurang sejalan dengan
lapisi oleh mukosa hidung dan epitel kolumnar bertingkat semu yang
maksilaris.
10
Fungsi sinus pranasal yaitu:
tulang muka . Akan tetapi bila udara dalam sinus diganti dengan
Fungsi ini berjalan jika ada perubahan tekanan yang besar dan
mukosa saluran hidung dan untuk sedikit menghambat arus udara yang
11
Gambar 2.2 Potongan Melintang Rongga Hidung
membran mukosa yang luas, lembab dan hangat yang menangkap partikel-
partikel debu dan organisme dalam udara yang di inhalasi. Udara ini
dengan syaraf yang sensitif. Beberapa dari saraf ini mendeteksi bau, dan
4. Patofisiologi
12
Virus tersebut juga memproduksi enzim dan neuraminidase yang
mukosilia. Hal ini menyebabkan silia menjadi kurang aktif dan sekret yang di
produksi sinus menjadi lebih kental, merupakan media yang sangat baik
atau pembentukan polip dan kista. Sinusitis kronik dapat disebabkan oleh
sekret terganggu, dan terdapatnya beberapa bakteri patogen (Wijaya & Putri,
2013).
pernapasan dan sinus, seperti polip, benda asing, tumor dan pembengkakan
13
tertahannya sekresi dan kemudian menimbulkan retensi mukus yang berujung
5. Gambaran klilnik
5.1 Nyeri
5.1.1 Sinusitis maksilaris: nyeri pipi tepat di bawah mata, sakit gigi, sakit
kepala.
5.1.3 Sinusitis etmoidalis: nyeri di belakang dan diantara mata serta sakit
14
5.1.4 Sinusitis sfenoidalis: nyeri yang lokasinya tidak dapat dipastikan
Sakit kepala merupakan salah satu tanda yang paling umum dan
paling penting pada sinusitis. Pada sinusitis kronik nyeri dan sakit kepala
mungkin tidak ada kecuali bila terjadi gangguan drainase dan ventilasi.
Nyeri bila disentuh dan nyeri pada penekanan jari mungkin terjadi
Jika sinus yang berbatasan dengan kulit terkena secara akut dapat
15
5.7 Tidak enak badan
5.8 Demam
5.1 Gejala hidung dan nasofaring, berupa sekret di hidung dan nasofaring
eustachius.
5.4 Nyeri kepala, biasanya pada pagi hari dan berkurang di siang hari.
5.6 Gejala saluran napas, berupa batuk dan kadang komplikasi di paru.
5.7 Gejala saluran cerna, dapat terjadi gastroenteritis akibat mukopus yang
tertelan
6. Komplikasi
jalan. Pengobatan rawat inap dirumah sakit merupakan hal yang jarang
kecuali jika ada komplikasi dari sinusitis itu sendiri. Walaupun tidak
16
rendah. Komplikasi berat biasanya terjadi pada sinusitis akut atau pada
6.1.1. Mukokel
timbul dalam sinus, kista ini paling sering ditemukan pada sinus
dekatnya.
6.1.2. Osteomilitis
17
yang terbatas pada dahi dibawah kulit dan penimbunan pus di
superiostium.
dekatnya.
orbita. Tahap ini disertai dengan gejala sisa neuritis optik dan
septik.
6.3.1. Meningitis
18
lewat dinding posterior sinus frontalis atau melalui lamina
7. Pemeriksaan Penunjang
7.1. Laboratorium:
meatus medius.
menghindari radiasi, bermakna jika hanya satu sisi sinus sakit sehingga
19
maksila lampu dimasukan ke dalam mulut dan bibir di katubkan. Pada
sinus normal terdapat gambaran bulan sabit yang terang di bawah mata.
baik akan adanya kelainan pada mukosa dan variasi anatominya yang
akurat tentang perubahan mukosa sinus, jumlah sekret yang ada di sinus
8. Penatalaksanaan Medik
8.1. Istrahat yang cukup dan udara disekitarnya harus bersih dengan
lebih dari 5 hari karena dapat terjadi rebound congestioni dan rinitis
dapat timbul rasa nyeri, rasa terbakar dan rasa kering karena atrofi
20
8.6. Kortikosteroid dalam jangka pendek jika ada riwayat alergi yang cukup
parah.
8.7. Pengobatan operatif dilakukan hanya jika ada gejala sakit yang kronis,
otitis media kronik, bronkitis kronik, atau ada komplikasi seperti abses
balon sinus yang kecil dan lentur (fleksibel) untuk membuka sumbatan
1. Pengkajian
1.1.Data biografi
Putri, 2013).
21
1.2.Riwayat kesehatan
1.3.Dasar-Dasar Pengkajian
1.3.1 Aktivitas/istrahat
aktifitas.
1.3.2 Sirkulasi
1.3.4 Eliminasi
22
Gejala: (-)
Tanda: (-)
Tanda: penurunan BB
1.3.8 Pernapasan
23
2. Penetapan Diagnosa keperawatan
2.3. Nyeri akut berhubungan dengan iritasi jalan napas atas sekunder akibat
infeksi
24