Anda di halaman 1dari 28

Makalah Kimia Anorganik

BAB I
PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Reaksi Redoks adalah reaksi yang didalamnya terjadi perpindahan elektron secara
berurutan dari satu kimia ke jenis kimia lainnya, yang sesungguhnya terdiri atas dua
reaksi yang berbeda, yaitu oksidasi (kehilangan elektron) dan reduksi (memperoleh
elektron). Reaksi ini merupakan pasangan, sebab elektron yang hilang pada reaksi
oksidasi sama dengan elektron yang diperoleh pada reaksi reduksi. Masing-masing reaksi
(oksidasi dan reduksi) disebut reaksi paruh (setengah reaksi), sebab diperlukan dua
setengah reaksi ini untuk membentuk sebuah reaksi dan reaksi keseluruhannya disebut
reaksi redoks.
Ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk oksidasi, yaitu kehilangan elektron,
memperoleh oksigen, atau kehilangan hidrogen. Dalam pembahasan ini, kita
menggunakan definisi kehilangan elektron
Oksidasi adalah reaksi dimana suatu senyawa kimia kehilangan elektron selama
perubahan dari reaktan menjadi produk. Sebagai contoh, ketika logam Kalium bereaksi
dengan gas Klorin membentuk garam Kalium Klorida (KCl), logam Kalium kehilangan satu
elektron yang kemudian akan digunakan oleh klorin. Reaksi yang terjadi adalah sebagai
berikut :
K —–> K+ + e-

Ketika Kalium kehilangan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa logam Kalium itu
telah teroksidasi menjadi kation Kalium.
Seperti halnya oksidasi, ada tiga definisi yang dapat digunakan untuk menjelaskan
reduksi, yaitu memperoleh elektron, kehilangan oksigen, ataumemperoleh hidrogen.
Reduksi sering dilihat sebagai proses memperoleh elektron. Sebagai contoh, pada proses
penyepuhan perak pada perabot rumah tangga, kation perak direduksi menjadi logam
perak dengan cara memperoleh elektron. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut :
Ag+ + e- ——> Ag
Makalah Kimia Anorganik

Ketika mendapatkan elektron, para kimiawan mengatakan bahwa kation perak telah
tereduksi menjadi logam perak.
Baik oksidasi maupun reduksi tidak dapat terjadi sendiri, harus keduanya. Ketika
elektron tersebut hilang, sesuatu harus mendapatkannya. Sebagai contoh, reaksi yang
terjadi antara logam seng dengan larutan tembaga (II) sulfat dapat dinyatakan dalam
persamaan reaksi berikut :
Zn(s) + CuSO4(aq) ——> ZnSO4(aq) + Cu(s)
Zn(s) + Cu2+(aq) ——> Zn2+(aq) + Cu(s) (persamaan ion bersih)
Sebenarnya, reaksi keseluruhannya terdiri atas dua reaksi paruh :
Zn(s) ——> Zn2+(aq) + 2e-
Cu2+(aq) + 2e- ——> Cu(s)

1.2 TUJUAN

 Agar Mahasiswa dapat memahami konsep dasar dari suatu persamaan reaksi
redoks

 Agar Mahasiswa dapat menyebutkan pengertian reaksi redoks

 Agar Mahasiswa dapat mengidentifikasi senyawa yang mengalami peristiwa


reduksi dan oksidasi

 Agar Mahasiswa dapat menentukan bilangan oksidasi suatu spesi berdasarkan


aturan biloks

 Agar Mahasiswa dapat menyetarakan suatu persamaan reaksi redoks.


Makalah Kimia Anorganik

BAB II
PEMBAHASAN

II.1 PENGERTIAN REAKSI REDOKS

Suatu reaksi serah terima elektron dan reaksi yang disertai perubahan bilangan oksidasi
disebut reaksi redoks
Contoh :
HNO3+ H2S ——> NO + S + H2O
+5 -2 +2 0 oksidasi (2)
reduksi (3)

II.2 OKSIDASI DAN REDUKSI

Oksidasi dan Reduksi dalam hal Transfer Oksigen


Makalah Kimia Anorganik

Dalam hal transfer oksigen, Oksidasi berarti mendapat oksigen, sedang Reduksi adalah
kehilangan oksigen.

Sebagai contoh, reaksi dalam ekstraksi besi dari biji besi :

Karena reduksi dan oksidasi terjadi pada saat yang bersamaan, reaksi diatas disebut
reaksi REDOKS.

Zat pengoksidasi dan zat pereduksi


Oksidator atau zat pengoksidasi adalah zat yang mengoksidasi zat lain. Pada contoh reaksi
diatas, besi(III)oksida merupakan oksidator.

Reduktor atau zat pereduksi adalah zat yang mereduksi zat lain. Dari reaksi di atas, yang
merupakan reduktor adalah karbon monooksida.

Jadi dapat disimpulkan:

 Oksidator adalah yang memberi oksigen kepada zat lain,

 Reduktor adalah yang mengambil oksigen dari zat lain

Oksidasi dan Reduksi dalam hal Transfer Hidrogen

Oksidasi berarti kehilangan hidrogen, reduksi berarti mendapat hidrogen.


Perhatikan bahwa yang terjadi adalah kebalikan dari definisi pada transfer oksigen.
Sebagai contoh, etanol dapat dioksidasi menjadi etanal:
Makalah Kimia Anorganik

Untuk memindahkan atau mengeluarkan hidrogen dari etanol diperlukan zat


pengoksidasi (oksidator). Oksidator yang umum digunakan adalah larutan kalium
dikromat(IV) yang diasamkan dengan asam sulfat encer.

Etanal juga dapat direduksi menjadi etanol kembali dengan menambahkan hidrogen.
Reduktor yang bisa digunakan untuk reaksi reduksi ini adalah natrium tetrahidroborat,
NaBH4. Secara sederhana, reaksi tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

Zat pengoksidasi (oksidator) dan zat pereduksi (reduktor)

 Zat pengoksidasi (oksidator) memberi oksigen kepada zat lain, atau memindahkan
hidrogen dari zat lain.

 Zat pereduksi (reduktor) memindahkan oksigen dari zat lain, atau memberi
hidrogen kepada zat lain.

Oksidasi dan Reduksi dalam Hal Transfer Elektron

Oksidasi berarti kehilangan elektron, dan reduksi berarti mendapat elektron.

Contoh sederhana

Reaksi redoks dalam hal transfer elektron:

Tembaga(II)oksida dan magnesium oksida keduanya bersifat ion. Sedang dalam bentuk
logamnya tidak bersifat ion. Jika reaksi ini ditulis ulang sebagai persamaan reaksi ion,
ternyata ion oksida merupakan ion spektator (ion penonton).
Makalah Kimia Anorganik

Jika anda perhatikan persamaan reaksi di atas, magnesium mereduksi iom tembaga(II)
dengan memberi elektron untuk menetralkan muatan tembaga(II).

 Dapat dikatakan: magnesium adalah zat pereduksi (reduktor).


Sebaliknya, ion tembaga(II) memindahkan elektron dari magnesium untuk
menghasilkan ion magnesium. Jadi, ion tembaga(II) beraksi sebagai zat
pengoksidasi (oksidator).

II.3 PENYETARAAN REAKSI REDOKS

 Setengah-Reaksi Elektron

Ketika magnesium mereduksi tembaga(II)oksida dalam suhu panas menjadi tembaga,


persamaan ion untuk reaksi itu adalah:

Kita dapat membagi persamaan ion ini menjadi dua bagian, dengan melihat dari sisi
magnesium dan dari sisi ion tembaga(II) secara terpisah. Dari sini terlihat jelas bahwa
magnesium kehilangan dua elektron, dan ion tembaga(II) yang mendapat dua elektron
tadi.

Kedua persamaan di atas disebut “setengah-reaksi elektron” atau “setengah-persamaan”


atau “setengah-persamaan ionik” atau “setengah-reaksi”. Setiap reaksi redoks terdiri dari
dua setengah-reaksi. Pada salah satu reaksi terjadi kehilangan elektron (proses oksidasi),
dan di reaksi lainnya terjadi penerimaan elektron (proses reduksi).
Makalah Kimia Anorganik

Mengerjakan setengah-reaksi elektron dan menggunakannya untuk membuat


persamaan ion
Pada contoh di atas, kita mendapat setengah-reaksi elektron dengan memulai dari
persamaan ion kemudian mengeluarkan masing-masing setengah-reaksi dari persamaan
tersebut. Itu merupakan proses yang tidak benar.
Pada kenyataannya, kita hampir selalu memulai dari setengah-reaksi elektron dan
menggunakannya untuk membuat persamaan ion.

Contoh 1: Reaksi antara klorin dan ion besi(II)


Gas klorin mengoksidasi ion besi(II) menjadi ion besi(III). Pada proses ini, klorin direduksi
menjadi ion klorida. Sebagai permulaan kita buat dahulu masing-masing setengah-reaksi.
Untuk klorin, seperti kita ketahui klorin (sebagai molekul) berubah menjadi ion klorida
dengan reaksi sebagai berikut:

Pertama, kita harus menyamakan jumlah atom di kedua sisi:

Penting untuk diingat, jumlah atom harus selalu disamakan dahulu sebelum melakukan
proses selanjutnya. Jika terlupa, maka proses selanjutnya akan menjadi kacau dan sia-sia.

Kemudian untuk menyempurnakan setengah-reaksi ini kita harus menambahkan sesuatu.


Yang bisa ditambah untuk setengah-reaksi adalah:
* Elektron
* Air
* Ion hidrogen (H+) (kecuali jika reaksi terjadi dalam suasana basa, jika demikian yang bisa
ditambahkan adalah ion hidroksida (OH-)
Dalam kasus contoh di atas, hal yang salah pada persamaan reaksi yang kita telah buat
adalah muatannya tidak sama. Pada sisi kiri persamaan tidak ada muatan, sedang pada
sisi kanannya ada muatan negatif 2 (untuk selanjutnya disingkat dengan simbol : 2-).
Hal itu dapat dengan mudah diperbaiki dengan menambah dua elektron pada sisi kiri
persamaan reaksi. Akhirnya didapat bentuk akhir setengah-reaksi ini:
Makalah Kimia Anorganik

Proses yang sama juga berlaku untuk ion besi(II). Seperti telah diketatahui, ion besi(II)
dioksidasi menjadi ion besi(III).

Jumlah atom dikedua sisi telah sama, tetapi muatannya berbeda. Pada sisi kanan,
terdapat muatan 3+, dan pada sisi kiri hanya 2+.

Untuk menyamakan muatan kita harus mengurangi muatan positif yang ada pada sisi
kanan, yaitu dengan menambah elektron pada sisi tersebut:

Mengabungkan setengah reaksi untuk mendapat persamaan ion untuk reaksi redoks

Sekarang kita telah mendapatkan persamaan dibawah ini:

Terlihat jelas bahwa reaksi dari besi harus terjadi dua kali untuk setiap molekul klorin.
Setelah itu, kedua setengah-reaksi dapat digabungkan.

Pada persamaan terakhir, terlihat bahwa tidak ada elektron yang diikutsertakan. Pada
persamaan terakhir ini, di kedua sisi sebenarnya terdapat elektron dalam jumlah yang
Makalah Kimia Anorganik

sama, jadi saling meniadakan, dapat dicoret, dan tidak perlu ditulis dalam persamaan
akhir yang dihasilkan.

Contoh 2: Reaksi antara hidrogen peroksida dan ion manganat(VII)


Ion manganat(VII), MnO4-, mengoksidasi hidrogen peroksida, H2O2, menjadi gas oksigen.
Reaksi seperti ini terjadi pada larutan kalium manganat(VII) dan larutan hidrogen
peroksida dalam suasana asam dengan penambahan asam sulfat.
Selama reaksi berlangsung, ion manganat(VII) direduksi menjadi ion mangan(II).

Kita akan mulai dari setengah-reaksi dari hidrogen peroksida.

Jumlah atom oksigen telah sama/ setara, tetapi bagaimana dengan hidrogen?

Yang bisa ditambahkan pada persamaan ini hanyalah air, ion hidrogen dan elektron. Jika
kita menambahkan air untuk menyamakan jumlah hidrogen, jumlah atom oksigen akan
berubah, ini sama sekali salah.

Yang harus dilakukan adalah menambahkan dua ion hidrogen pada sisi kanan reaksi:

Selanjutnya, kita perlu menyamakan muatannya. Kita perlu menambah dua elektron pada
sisi kanan untuk menjadikan jumlah muatan di kedua sisi 0.

Sekarang untuk setengah-reaksi manganat(VII):

Ion manganat(VII) berubah menjadi ion mangan(II).

Jumlah ion mangan sudah setara, tetapi diperlukan 4 atom oksigen pada sisi kanan reaksi.
Satu-satunya sumber oksigen yang boleh ditambahkan pada reaksi suasana asam ini
adalah air.
Makalah Kimia Anorganik

Dari situ ternyata ada tambahan hidrogen, yang juga harus disetarakan. Untuk itu, kita
perlu tambahan 8 ion hidrogen pada sisi kiri reaksi.

Setelah semua atom setara, selanjutnya kita harus menyetarakan muatannya. Pada
tahapan reaksi diatas, total muatan disisi kiri adalah 7+ (1- dan 8+), tetapi pada sisi kanan
hanya 2+. Jadi perlu ditambahkan 5 elektron pada sisi kiri untuk mengurangi muatan dari
7+ menjadi 2+.

Dapat disimpulkan, urutan pengerjaan setengah reaksi ini adalah:

 Menyetarakan jumlah atom selain oksegen dan hidrogen.

 Menyetarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air (H2O).

 Menyetarakan jumlah hidrogen dengan menambah ion hidrogen (H+).

 Menyetarakan muatan dengan menambah elektron.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk membuat persamaan reaksi

Kedua setengah-reaksi yang sudah kita dapat adalah:

Supaya dapat digabungkan, jumlah elektron dikedua setengah-reaksi sama banyak. Untuk
itu setengah-reaksi harus dikali dengan faktor yang sesuai sehingga menghasilkan jumlah
Makalah Kimia Anorganik

elektron yang setara. Untuk reaksi ini, masing-masing setengah reaksi dikalikan sehingga
jumlah elektron menjadi 10 elektron.

Tapi kali ini tahapan reaksi belum selesai. Dalam hasil persamaan reaksi, terdapat ion
hidrogen pada kedua sisi reaksi.

Persamaan ini dapat disederhanakan dengan mengurangi 10 ion hidrogen dari kedua sisi
sehingga menghasilkan bentuk akhir dari persamaan ion ini. Tapi jangan lupa untuk tetap
memeriksa kesetaraan jumlah atom dan muatan!

Sering terjadi molekul air dan ion hidrogen muncul di kedua sisi persamaan reaksi, jadi
harus selalu diperiksa dan kemudian disederhanakan.

Contoh 3: Oksidasi etanol dengan kalium dikromat(VI) suasana asam


Tehnik yang telah dijelaskan tadi dapat juga digunakan pada reaksi yang melibatkan zat
organik. Larutan kalium dikromat(VI) yang diasamkan dengan asam sulfat encer dapat
digunakan untuk mengoksidasi etanol, CH3CH2OH, menjadi asam etanoat, CH3COOH.

Sebagai oksidator adalah ion dikromat(VI), Cr2O72-, yang kemudian tereduksi menjadi ion
kromium (III), Cr3+.

Pertama kita akan kerjakan setengah-reaksi etanol menjadi asam etanoat.

- Tahapan reaksi seperti contoh sebelumnya, dimulai dengan menulis reaksi utama yang
terjadi, yang diketahui dari soal.
Makalah Kimia Anorganik

- Setarakan jumlah oksigen dengan menambah molekul air pada sisi kiri:

- Tambahkan ion hidrogen pada sisi kanan untuk menyetarakan jumlah hidrogen:

- Selanjutnya, setarakan muatan dengan menambah 4 elektron pada sisi kanan sehingga
menghasilkan total muatan nol pada tiap sisi:

Setengah reaksi untuk dikromat(VI) agak rumit dan jika tidak teliti dapat menjebak:

- Buat persamaan reaksi utama:

- Setarakan jumlah kromium. Hal ini sering dilupakan, dan jika ini terjadi akan fatal,
karena hasil reaksi selanjutnya akan salah. Jumlah muatan akan salah, faktor pengali yang
digunakan juga akan salah. Sehingga keseluruhan persamaan reaksi akan salah.

- Kemudian setarakan oksigen dengan menambah molekul air:

- Setarakan jumlah hidrogen dengan menambah ion hidrogen:

- Selanjutnya setarakan muatannya. Tambah 6 elektron pada sisi kiri sehingga jumlah
muatan menjadi 6+ pada tiap sisi.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan reaksi


Makalah Kimia Anorganik

Sejauh ini setengah reaksi yang telah kita dapat adalah:

Untuk menyelesaikan persamaan ini kita harus mengubah jumlah elektron, dengan
jumlah terkecil yang dapat habis dibagi 4 dan 6, yaitu 12. Jadi faktor pengali untuk
persamaan ini adalah 3 dan 2.

Dapat dilihat ada molekul air dan ion hidrogen pada kedua sisi persamaan. Ini dapat
disederhanakan menjadi bentuk akhir persamaan reaksi:

 Reaksi Redoks Dalam Suasana Basa

Ketika mengerjakan setengah-reaksi seperti diatas, kita hanya dapat menambahkan:


* elektron
* air
* ion hidrogen (kecuali reaksi dalam suasana basa, dapat menambahkan ion hidroksida)

Ketika mengerjakan reaksi dalam suasana asam atau netral, urutan pengerjaannya
biasanya:
* Menyetarakan atom, selain oksigen dan hidrogen.
* Menyetarakan oksigen dengan menambahkan molekul air.
* Menyetarakan hidrogen dengan menambahkan ion hidrogen.
* Menyetarakan muatan dengan menambahkan elektron.

Bagaimana Perbedaan dengan Reaksi dalam Susana Basa?


Makalah Kimia Anorganik

Permasalahan dalam pengerjaan ini adalah molekul air dan ion hidrogen yang
ditambahkan untuk menyetarakan persamaan reaksi dalam suasana basa mengandung
hidrogen dan oksigen. Untuk menyetarakan oksigen, kita dapat menambahkan H 2O atau
OH- pada persamaan. Begitu juga ketika ingin menyetarakan hidrogen. Bagaimana kita
tahu harus memulai dengan apa? Dalam beberapa kasus, dapat jelas terlihat bagaimana
mengerjakan soal menggunakan ion hidroksida. Tetapi jika tidak, kita dapat mengerjakan
setengah-reaksi seperti pengerjaan reaksi dalam suasana asam yang telah dijelaskan
sebelumnya, yaitu dengan menulis molekul air, ion hidrogen, dan elektron. Ketika
diperoleh setengah-reaksi yang setara, kita ubah persamaan tersebut dalam suasana
basa. Untuk lebih jelas kita akan lihat contoh berikut.

Contoh

Persamaan reaksi dalam contoh ini mungkin belum anda kenal. Tetapi itu bukan masalah,
yang penting adalah bagaimana mengerjakan persamaan reaksinya.

Oksidasi Kobalt(II) menjadi Kobalt(III) dengan Hidrogen Peroksida

Jika kita menambahkan larutan amonia berlebih ke dalam larutan mangandung ion
kobalt(II), kita akan mendapat ion kompleks, ion heksaaminkobalt(II), Co(NH 3)62+. Ion ini
dioksodasi dengan cepat oleh larutan hidrogen peroksida menjadi ion
heksaaminkobalt(III),Co(NH3)63+.

Larutan amonia, jelas, bersifat basa.

Setengah-reaksi untuk kobalt cukup mudah. Dimulai dengan menulis apa yang kita tahu
dari soal.

Semua atom sudah setara, hanya muatan yang belum setara. Dengan menambah satu
elektron pada sisi kanan akan menyetarakan muatan, yaitu 2+.
Makalah Kimia Anorganik

Setengah-reaksi hidrogen peroksida juga tidak terlalu sulit, kecuali kita belum tahu apa
hasil reaksi dari hidrogen peroksida ini, jadi kita harus menebak. Persamaan akan setara
jika kita buat 2 ion hidrogen pada sisi kanan.

Ini adalah contoh yang baik untuk kasus dimana kita dapat jelas melihat dimana harus
menempatkan ion hidroksida.

Kemudian kita hanya perlu menambah 2 elektron pada sisi kiri untuk menyetarakan
muatan.

Menggabungkan Setengah-Reaksi untuk Mendapat Persamaan Reaksi

Yang telah kita dapat sejauh ini adalah:

Perkalian dan penjumlahan setengah reaksi:

Dan selesai, satu contoh yang mudah!

Oksidasi Besi(II) Hidroksida oleh Udara


Makalah Kimia Anorganik

Jika kita menambah larutan natrium hidroksida ke dalam larutan senyawa besi(II), kita
akan mendapat endapan hijau besi(II)hidroksida. Endapan ini cepat dioksidasi oleh
oksigen dari udara manjadi endapan jingga-coklat besi(III)hidroksida.

Setengah-reaksi untuk besi(II)hidroksida sangat sederhana. Kita mulai dengan yang kita
tahu dari soal.

Kita jelas perlu ion hidroksida lain pada sisi kiri. Ini bahkan lebih sederhana dan mudah
dari contoh sebelumnya.

Untuk menyetarakan muatan, kita tambah satu elektron pada sisi kanan.

Setengah reaksi untuk oksigen tidak terlalu mudah. Kita tidak tahu apa hasil reaksi yang
terbentuk.

Tidak pasti apakah kita perlu menyetarakan oksigen dengan molekul air atau ion
hidroksida pada sisi kanan. Untuk soal ini, kita akan buat seolah-olah reaksi dalam
suasana asam. Pada kasus ini, kita hanya dapat menyetarakan oksigen dengan menambah
molekul air pada sisi kanan.

Setarakan hidrogen dengan menambah ion hidrogen pada sisi kiri.

Lalu, setarakan muatan dengan menambah 4 elektron.


Makalah Kimia Anorganik

Sekarang kita dapat setengah reaksi yang setara. Permasalahannya kini, persamaan itu
hanya jika dalam suasana asam. Reaksi yan gkita kerjakan adalah suasana basa, dengan
ion hidroksida bukan ion hidrogen.

Jadi, kita harus menyingkirkan ion-ion hidrogen. Tambahkan ion hidroksida secukupnya
padakedua sisi persamaan sehingga dapat menetralkan semua ion hidrogen. Karena
persamaan ini telah setara, kita harus menambah ion hidroksida dalam jumlah yang sama
pada kedua sisi untuk mempertahankan kesetaraannya.

Ion hidrogen dan ion hidroksida pada sisi kiri akan menjadi 4 molekul air.

Akhirnya, ada molekul air pada kedua sisi persamaan. Kita dapat meniadakan molekul air
pada salah satu sisi.

Jangan lupa untuk memeriksa kembali bahwa semua penyetaraan telah diselesaikan.

Menggabungkan Setengah-Reaksi untuk Mendapat Persamaan Reaksi

Dari sini, pengerjaan selanjutnya sama dengan yang sebelumnya telah kita kerjakan
berulang-ulang. Kita telah mendapat dua setengah-reaksi:

Persamaan untuk besi harus terjadi 4 kali untuk dapat menyediakan elektron yang cukup
bagi oksigen.
Makalah Kimia Anorganik

Perhatikan bahwa ion hidroksida pada masing-masing sisi saling meniadakan.

Reduksi Ion Manganat(VII) menjadi Ion Manganat(VI) oleh Ion Hidroksida

Reaksi ini agak tidak jelas, tetapi tidak terlalu sulit untuk dikerjakan dan disetarakan. Ion
hidrogen tidak biasanya berperan sebagai reduktor (zat pereduksi).

Larutan ungu gelap kalium mannganat(VII) direduksi perlahan menjadi larutan hijau gelap
kalium manganat(VI) oleh larutan kalium hidroksida. Dari reaksi ini juga dihasilakan
gelembugn oksigen.

Setengah-reaksi untuk perubahan ion manganat(VII) menjadi ion manganat(VI) cukup


mudah (tentu saja jika kita tahu rumus molekulnya).

Lalu bagaimana dengan ion hidroksida utnuk menghasilkan gas oksigen. Akan sangat sulit
untuk mengerjakan setengah-reaksi secara langsung, kita akan buat dengan urutan yang
biasa.

Tuliskan apa yang kita tahu dari soal, setarakan oksigen pada reaksi.

Setarakan hidrogen dengan menambah ion hidrogen.

Kemudian setarakan muatan.

Singkirkan ion hidrogen dengan menambah ion hidroksida dengan jumlah yang cukup
pada kedua sisi persamaan.
Makalah Kimia Anorganik

Selesaikan persamaan diatas.

Menggabungkan Setengah-Seaksi untuk Mendapat Persamaan Reaksi

Sejauh ini, yang telah kita dapat adalah:

Reaksi mangan harus terjadi 4 kali untuk menghabiskan 4 elektron yang dihasilkan dari
persamaaan setengah-reaksi hidroksida.

Persamaan kimia ini mungkin belum anda kenal, tetapi mengerjakannya tidak terlalu
sulit!

Oksidasi Kromium(III) menjadi Kromium(VI)

Jika kita menambahkan larutan natium hidroksida berlebih ke dalam larutan yang
mengandung ion kromium(III), kita akan mendapat larutan hijau gelap yang mengandung
ion kompleks heksahidroksokromat(III), Cr(OH)63-.

Zat ini dapat dioksidasi menjadi ion kromat(VI), CrO42-, yang berwarna kuning terang,
dengan memanaskannya dengan larutan hidrogen peroksida.
Kita tadi telah mengerjakan setengah-reaksi hidrogen peroksida yang berperan sebagai
oksidator dalam suasana basa.

Jadi, sekarang kita hanya perlu mengerjakan setengah-reaksi ion kromium. Yang kita tahu
dari soal adalah:
Makalah Kimia Anorganik

Pada soal ini pun tidak jelas dimana harus menempatkan ion hidroksida atau molekul air,
jadi kita kerjakan seolah-olah dalam suasana asam. Dengan cara ini, kita mulai dengan
menyetarakan oksigen dengan menambah molekul air.
Untuk mendapat 6 oksigen pada tiap sisi, kita perlu dua air pada sisi kanan.

Lalu setarakan hidrogen dengan menambah ion hidrogen.

Dan setarakan muatan dengan menambah elektron.

Akhirnya, ubah dari suasana asam menjadi suasana basa dengan menambah ion hidrogen
dengan jumlah yang cukup pada kedua sisi untuk mengubah ion hidrogen menjadi air.

Dan selesaikan persamaan.

Menggabungkan setengah-reaksi untuk mendapat persamaan reaksi

Kedua setengah reaksi yang kita dapat adalah:

Jika kita mengali satu persamaan dengan 3 dan yang lain dengan 2, akan menghasilkan
total elektron yang ditransfer adalah 6.
Makalah Kimia Anorganik

Akhirnya, selesaikan ion hidrogen yang ada pada kedua sisi sehinga menghasilkan
persamaan ion akhir.

II.4 ATURAN BILANGAN OKSIDASI

Pengertian Bilangan Oksidasi

Dengan bilangan oksidasi akan mempermudah dalam pengerjaan reduksi atau oksidasi
dalam suatu reaksi redoks. Kita akan membuat contoh dari Vanadium. Vanadium
membentuk beberapa ion, V2+ dan V3+. Bagaimana ini bisa terjadi? Ion V2+ akan terbentuk
dengan mengoksidasi logam, dengan memindahkan 2 elektron:

Vanadium kini disebut mempunyai biloks +2.

Pemindahan satu elektron lagi membentuk ion V3+:

Vanadium kini mempunyai biloks +3.

Pemindahan elektron sekali lagi membentuk bentuk ion tidak biasa, VO 2+.

Biloks vanadium kini adalah +4. Perhatikan bahwa biloks tidak didapat hanya dengan
menghitung muatan ion (tapi pada kasus pertama dan kedua tadi memang benar).
Makalah Kimia Anorganik

Bilangan oksidasi positif dihitung dari total elektron yang harus dipindahkan-mulai dari
bentuk unsur bebasnya.

Vanadium biloks +5 juga bisa saja dibentuk dengan memindahkan elektron kelima dan
membentuk ion baru.

Setiap kali vanadium dioksidasi dengan memindahkan satu elektronnya, biloks vanadium
bertambah 1.

Sebaliknya, jika elektron ditambahkan pada ion, biloksnya akan turun. Bahkan dapat
didapat lagi bentuk awal atau bentuk bebas vanadium yang memiliki biloks nol.

Bagaimana jika pada suatu unsur ditambahkan elektron? Ini tidak dapat dilakukan pada
vanadium, tapi dapat pada unsur seperti sulfur.

Ion sulfur memiliki biloks -2.

Mengerjakan Bilangan Oksidasi


Biloks tidak didapat dengan menghitung jumlah elektron yang ditransfer. Karena itu
membutuhkan langkah yang panjang. Sebaliknya cukup dengan langkah yang sederhana,
dan perhitungan sederhana.

Biloks dari unsur bebas adalah nol. Itu karena unsur bebas belum mengalami oksidasi
atau reduksi. Ini berlaku untuk semua unsur, baik unsur dengan struktur sederhana
seperti Cl2 atau S8, atau unsur dengan struktur besar seperti karbon atau silikon.

* Jumlah biloks dari semua atom atau ion dalam suatu senyawa netral adalah nol.
* Jumlah biloks dari semua atom dalam suatu senyawa ion sama dengan jumlah muatan
ion tersebut.

* Unsur dalam senyawa yang lebih elektronegatif diberi biloks negatif. Yang kurang
elektronegatif diberi biloks positif. Ingat, Fluorin adalah unsur paling elektronegatif,
kemudian oksigen.
Makalah Kimia Anorganik

Aturan- aturan itu dapat diringkas sebagai berikut : - Materi Bilangan Oksidasi Biloks
Transfer Elektron

1. Unsur bebas (misalnya H2, O2, N2, Fe, dan Cu) mempunyai bilangan oksidasi = 0

2. Umumnya unsur H mempunyai bilangan oksidasi = +1, kecuali dalamsenyawa


hidrida, bilangan oksidasi H = –1. Contoh:

o Bilangan oksidasi H dalam H2O, HCl, dan NH3 adalah +1

o Bilangan oksidasi H dalam LiH, NaH, dan CaH2 adalah –1

3. Umumnya unsur O mempunyai bilangan oksidasi = –2, kecuali dalam senyawa


peroksida, bilangan oksidasi O = –1. Contoh:

o Bilangan oksidasi O dalam H2O, CaO, dan Na2O adalah –2

o Bilangan oksidasi O dalam H2O2, Na2O2 adalah –1

4. Unsur F selalu mempunyai bilangan oksidasi = –1.

5. Unsur logam mempunyai bilangan oksidasi selalu bertanda positif.Contoh:

o Golongan IA (logam alkali: Li, Na, K, Rb, dan Cs) bilangan oksidasinya = +1

o Golongan IIA (alkali tanah: Be, Mg, Ca, Sr, dan Ba) bilangan oksidasinya =
+2

6. Bilangan oksidasi ion tunggal = muatannya. Contoh: Bilangan oksidasi Fe dalam ion Fe 2+ adalah +2

7. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam senyawa = 0. Contoh : Dalam senyawa H 2CO3 berlaku:
2 biloks H + 1 biloks C + 3 biloks O =0

8. Jumlah bilangan oksidasi unsur-unsur dalam ion poliatom = muatan ion. Dalam ion NH 4+ berlaku 1
biloks N + 4 biloks H = + 1
Makalah Kimia Anorganik

* Beberapa unsur hampir selalu mempunyai biloks sama dalam senyawanya:

Bilangan
Unsur Pengecualian
Oksidasi

Logam
selalu +1
golongan I

Group 2 metals selalu +2

Oksigen biasanya -2 Kecuali dalam peroksida dan F2O (lihat dibawah)

Kecuali dalam hidrida logam, yaitu -1 (lihat


Hidrogen biasanya +1
dibawah)

Fluorin selalu -1
Makalah Kimia Anorganik

Kecuali dalam persenyawaan dengan O atau F


Klorin biasanya -1
(lihat dibawah)

Alasan Pengecualian

Hidrogen dalam hidrida logam

Yang termasuk hidrida logam antara lain natrium hidrida, NaH. Dalam senyawa ini,
hidrogen ada dalam bentuk ion hidrida, H-. Biloks dari ion seperti hidrida adalah sama
dengan muatan ion, dalam contoh ini, -1. Dengan penjelasan lain, biloks senyawa netral
adalah nol, dan biloks logam golongan I dalam senyawa selalu +1, jadi biloks hidrogen
haruslah -1 (+1-1=0).

Oksigen dalam peroksida

Yang termasuk peroksida antara lain, H2O2. Senyawa ini adalah senyawa netral, jadi
jumlah biloks hidrogen dan oksigen harus nol. Karena tiap hidrogen memiliki biloks +1,
biloks tiap oksigen harus -1, untuk mengimbangi biloks hidrogen.

Oksigen dalam F2O

Permasalahan disini adalah oksigen bukanlah unsur paling elektronegatif. Fluorin yang
paling elektronegatif dan memiliki biloks -1. Jadi biloks oksigen adalah +2.

Klorin dalam persenyawaan dengan fluorin atau oksigen

Klorin memiliki banyak biloks dalam persenyawaan ini. Tetapi harus diingat, klorin tidak
memiliki biloks -1 dalam persenyawaan ini.

Menggunakan Bilangan Oksidasi untuk Mengidentifikasi Reaksi Redoks.


Makalah Kimia Anorganik

Materi Bilangan Oksidasi Biloks Transfer Elektron - Dengan memeriksa variasi dari reaksi
redoks dapat terlihat bahwa oksidasi mengalami peningkatan dalam bilangan oksidasi. Ini
karena sebuah atom harus kehilangan elektron untuk meningkat ini merupakan keadaan
oksidasi. Sebaliknya reduksi mengalami penurunan bilangan oksidasi.

Dalam pembakaran magnesium telah dipertimbangkan sebelumnya,

2 Mg (s) + O2(g) à 2 MgO(s)

Magnesium dioksidasi karena telah kehilangan elektron. Itu dapat juga terlihat bahwa
bilangan oksidasi telah mengalami kenaikan.

Mg(s) à Mg2+(s) + 2 e-

(0) (+2)

Oksigen yang direduksi, lihat penurunan bilangan oksidasi.

O2(g) + 4 e- à 2 O2-(s)

(0) (-2)

Catatan bahwa sejumlah elektron yang kehilangan atau kelebihan bersama ke muatan
dalam bilangan oksidasi atom.

Reaksi dari ion dikromat dengan ion iodida,

Itu dapat terlihat bahwa 2 atom kromium masing- masing kelebihan 3 elektron, totalnya 6
elektron. 6 ion iodide kehilangan masing- masing sebuah elektron. Jadi, sejumlah
elektron yang ditranfer seimbang.
Makalah Kimia Anorganik

Bilangan oksidasi berguna untuk menentukan apakah sebuah reaksi adalah reaksi redoks.
Dalam banyak kasus itu merupakan jalan untuk menentukan unsur- unsur mana yang
dioksidasi atau direduksi.

BAB III
PENUTUP

3.1.KESIMPULAN

Dapat disimpulkan sebagai berikut, peran pengoksidasi dalam transfer elektron:

 Suatu zat pengoksidasi mengoksidasi zat lain.

 Itu berarti zat pengoksidasi harus direduksi.

 Reduksi berarti mendapat elektron (OIL RIG).

 Jadi suatu zat pengoksidasi harus mendapat elektron.

Persamaan reaksi redoks adalah reaksi serah terima elektron dan disertai perubahan
bilangan oksidasi.
Reduksi adalah reaksi penurunan BILOKS dan mengalami pengikatan elektron. Sedangkan,
Oksidasi adalah reaksi kenaikan BILOKS dan disertai dengan pelepasan elektron.
Biloks menunjukkan total elektron yang dipindahkan dari unsur bebas (biloks positif) atau
ditambahkan pada suatu unsur (biloks negatif) untuk mencapai keadaan atau bentuknya
yang baru.
Makalah Kimia Anorganik

Oksidasi melibatkan kenaikan bilangan oksidasi


Reduksi melibatkan penurunan bilangan oksidasi

DAFTAR PUSTAKA

http://kabupatenwonogiri.com/bilangan-oksidasi-cara-menentukan-biloks-untuk-
mengidentifikasi-reaksi-redoks

Krisbiyantoro, Adi. 2008. Panduan Kimia Prakis SMA. Yogyakarta : Pustaka widyatama

Anda mungkin juga menyukai