Anda di halaman 1dari 3

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pengolahan air minum merupakan cara untuk mendapatkan air bersih dan
sehat sesuai dengan standar mutu air untuk kesehatan. Cara pembersihan air yang
dialirkan melalui pipa-pipa air minum dengan cara klorinasi, yaitu salah satunya
dengan menambahkan kaporit Ca(OCl)2. Berbagai jenis senyawa organik yang
berada di dalam air yang bereaksi dengan klorin akan dapat menonaktifkan
klorin. Karena itu, selama masih terkandung senyawa-senyawa tersebut, klorin
yang ditambahkan tidak dapat berfungsi sebagai desinfektan terhadap jasad-
jasad renik. Hanya setelah kebutuhan klorin telah cukup banyak untuk
menghilangkan senyawa-senyawa tersebut di atas, baru penambahan klorin
selebihnya dapat berfungsi dalam membunuh dan menghambat pertumbuhan
mikroba (Winarno,1986).
Klorin bebas dapat dideteksi pada saat pemeriksaan air, jika masih terdapat
klorin bebas yang tersisa, hal itu merupakan bukti bahwa sebagian besar
organisme dalam air berbahaya telah disingkirkan dan air aman untuk diminum.
Pengukuran tersebut dinamakan residu klorin atau penetapan klorin bebas (Reed,
2004).
Metode alternatif yang digunakan untuk menentukan kadar klorin yaitu
dengan menggunakan tetrametilbenzidin yang juga dapat digunakan sebagai
reagen pewarna. Jika tetrametilbenzidin dimasukan pada air yang berklorin

1
2

dengan prinsip metoda spektrofotometri memperlihatkan perubahan warna


menjadi kuning transparan (Mira, 2012).
Tetrametilbenzidin dapat direaksikan dengan klorin dengan persamaan reaksi
sebagai berikut :
C16H20N2(aq) + Cl2(aq) C16H19N2Cl(aq) + HCl(aq)
(Bening) (Kuning transparan)

Adanya reaksi antara matriks nitrit dengan tetrametilbenzidin yang


menyebabkan perubahan warna menjadi kekuningan, reaksi inilah
yangmenyebabkan adanya serapan pada panjang gelombang 450 nm. Sehingga
matriks nitrit tersebut mengganggu pada penetapan hasil sisa klor.

Untuk itu penting dilakukan pemisahan nitrit dengan penambahan asam


sulfamat. Bila larutan suatu nitrit diolah dengan asam sulfamat, nitrit terurai
dengan sempurna;

HO.SO2.NH2 + HNO2 N2 + 2H+ +SO42- +H2O

Tak terbentuk nitrat dalam reaksi ini, maka reaksi ini merupakan metode
yang baik untuk menghilangkan nitrit dengan sempurna.

Berdasarkan uraian di atas, penulis telah melakukan penelitian tentang


penetapan konsentrasi asam sulfamat untuk menghilangkan gangguan nitrit pada
penetapan kadar klorin (Cl2) dalam air dengan menggunakan tetrametilbenzidin
metode spektrofotometri.
3

1.2.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis dapat mengidentifikasi
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Berapakah konsentrasi asam sulfamat yang optimal untuk menghilangkan
nitrit dalam air?
2. Apakah asam sulfamat dapat mempengaruhi konsentrasi klorin dalam air?
1.3. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui konsentrasi asam sulfamat yang optimal untuk
menghilangkan nitrit dalam air.
2. Untuk mengetahui apakah penambahan asam sulfamat dapat
mempengaruhi konsentrasi klorin dalam air.
1.4.Manfaat Penelitian
Mendapatkan wawasan tentang pengukuran klorin dalam air dengan
gangguan nitrit yang dapat dihilangkan dengan penambahan asam sulfamat
sehingga mengurangi kesalahan hasil pengukuran.
1.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan pada latar belakang masalah dan rumusan masalah, maka dapat
diajukan hipotesis sebagai berikut:
1. Pada konsentrasi asam sulfamat yang optimal dapat menghilangkan
gangguan nitrit dalam air.
2. Penambahan asam sulfamat tidak mempengaruhi konsentrasi klorin
dalam air

Anda mungkin juga menyukai