20
21
Conc
No. Type [ppm] Abs
1 Standard 0,0 0,000
2 Standard 0,2 0,076
3 Standard 0,4 0,181
4 Standard 0,6 0,287
5 Standard 0,8 0,376
6 Standard 1,0 0,469
7 Standard 1,2 0,510
Klorin
0.6 y = 0,4484x + 0,0023
R² = 0,9912
0.5
0.4
absorban
0.3
Abs
0.2
Linear (Abs)
0.1
0
0 0.5 1 1.5
konsentrasi [ppm]
y = bx + a
y = 0,4484x + 0,0023
r 2= 0,9912
22
Conc
No. Type [ppm] Abs
1 Standard 0,0 0,000
2 Standard 0,5 0,092
3 Standard 1,0 0,364
4 Standard 2,0 0,518
5 Standard 3,0 0,924
Nitrit
1
y = 0.3071x - 0.016
0.8 R² = 0.9726
0.6
absorban
0.4 Series1
Linear (Series1)
0.2
0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0
-0.2
konsentrasi
y = bx + a
y = 0,3071x - 0,016
r 2= 0,9726
23
Pengganggu Pengganggu
R Abs Kadar R Abs Kadar
[ppm] [ppm]
Tabel 4.4 Hasil Pengukuran Nitrit 2,5 ppm dengan Penambahan Asam Sulfamat
2.50
Konsentrasi Nitrit
2.00
1.50
conc [ppm]
1.00
0.50
0.00
100
0
10
20
30
40
50
60
70
71
72
73
74
75
76
77
78
79
80
90 Gambar 4.4 Grafik Penurunan Konsentrasi Nitrit
Tabel 4.5 Pengukuran Nitrit 2,5 ppm dan Klorin 0,5 ppm Terhadap Asam Sulfamat
pada Rentang Optimal
Konsentrasi conc
Abs
No. asam sulfamat [ppm]
nitrit
[ppm] nitrit
0,743 2.47
1 0 0,740 2.46
0,744 2.47
0,015 0.10
2 60 0,014 0.10
0,011 0.09
0,009 0.08
3 70 0,008 0.08
0,008 0.08
0,007 0.07
4 71 0,006 0.07
0,005 0.07
-0,015 0.00
5 72 -0,014 0.01
-0,011 0.02
-0,007 0.03
6 73 -0,005 0.04
-0,007 0.03
27
Tabel 4.6 Pengukuran Klorin 0,5 ppm Terhadap Asam Sulfamat pada Rentang
Optimal
1 0 0,192 0.45
0,185 0.45
0,200 0.40
2 60 0,201 0.41
0,201 0.41
0,197 0.42
3 70 0,195 0.43
0,197 0.43
0,192 0.44
4 71 0,193 0.44
0,193 0.44
0,185 0.43
5 72 0,186 0.43
0,186 0.43
28
6 73 0,184 0.41
0,183 0.41
4.2 Pembahasan
Penelitian mengenai penetapan konsentrasi asam sulfamat yang dapat
menghilangkan gangguan nitrit pada penetapan kadar klorin dengan
menggunakan tetrametilbenzidin ini diawali dengan menentukan panjang
gelombang maksimum dari larutan klorin dengan konsentrasi 2 ppm. Dari
hasil pengukuran absorbansi larutan klorin pada konsentrasi 2 ppm dihasilkan
absorbansi tertinggi yaitu panjang gelombang 451 nm yang di tunjukan pada
tabel 4.1. sehingga dapat disimpulkan panjang gelombang maksimum dari
tetrametilbenzidin dalam larutan klorin ini yaitu 451 nm.
Setelah diketahui panjang gelombang maksimum dari
tetrametilbenzidin ini, larutan klorin yang ditambahkan tetrametilbenzidin
diuji linieritasnya dengan membuat variasi konsentrasi dari konsentrasi
terendah hingga konsentrasi tertinggi. Dari uji linieritas didapat nilai
koefisien korelasi (R) yang merupakan nilai linieritas yang menggambarkan
proposionalitas respon analitik (absorbansi) terhadap konsentrasi yang
diukur. Berdasarkan data pada konsentrasi 0,2-1,2 ppm diperoleh persamaan
regresi linier y = 0,4484x + 0,0023.
29
Klorin
0.6 y = 0.4484x + 0.0023
R² = 0.9912
0.5
0.4
abs 0.3
Abs
0.2
0.1 Linear (Abs)
0
0 0.5 1 1.5
ppm
Selain larutan klorin, diuji juga linieritas dari larutan nitrit, sebagai
deret standar untuk mencari kadar nitrit. Berdasarkan data konsentrasi
tersebut di dapat persamaan regresi linier y = 0,3071x - 0,016. Dari
persamaan regresi linier tersebut dapat dilihat linieritasnya, nilai koefisien
korelasi (R) dari persamaan tersebut adalah r 2= 0,9726. Nilai koefisien yang
diperoleh menunjukan hasil yang cukup baik karena mendekati nilai 1. Hal
ini menginformasikan bahwa terdapat hubungan yang proporsional antara
respon analitik (absorbansi) dengan konsentrasi yang diukur. Dari hasil uji
linieritas dapat dilihat kurva deret standar pada gambar 4.3 berikut ini:
30
Nitrit
1
y = 0.3071x - 0.016
0.8 R² = 0.9726
absorban 0.6
0.4 Series1
Linear (Series1)
0.2
0
0.0 1.0 2.0 3.0 4.0
-0.2
konsentrasi
CH2NO2
+ NO2