Diterbitkan Oleh:
Direktorat Jenderal Cipta karya – Kementerian Pekerjaan Umum
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP i
ii PETUNJUK ii PETUNJUK
TEKNIS
RPLP &
RTPLP
PRAKATA
Petunjuk teknis ini merupakan salah satu petunjuk pelaksanaan kegiatan PLPBK . Buku
ini merupakan petunjuk teknis bagi pelaku untuk mengetahui dan memahami serta
mampu dilaksanakan oleh para pelaku dalam penyusunan RPLP dan RTPLP. Dalam
petunjuk ini akan diuraikan pengertian, persyaratan dan langkah‐langkah penyusunan
RPLP dan RTPLP. Proses kegiatan ini dimulai setelah adanya kesepakatan‐kesepakatan
diantara para pelaku terkait dengan hal‐hal yang akan dilakukan dalam perencanaan dan
penataan lingkungan dalam skala kelurahan dan kawasan prioritas. Kesepakatan‐
kesepakatan tersebut dapat berupa arahan penataan, arahan pengembangan, visi dan
misi pembangunan, organisasi pemeliharaan dan pengelolaan, serta aturan lainnya yang
merupakan hasil kesepakatan dalam musyawarah warga. Kesepakatan yang terjadi
sepanjang proses penyusunan RPLP dan RTPLP ini dihimpun menjadi aturan bersama
yang dituangkan dalam dokumen Aturan Bersama.
RPLP dan RTPLP diharapkan menjadi acuan baku dalam penyelesaian masalah
permukiman dan lingkungannya, penataan permukiman dan lingkungannya serta
pengembangan kawasan di tingkat kelurahan dan kawasan prioritas secara
berkelanjutan.
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP iii
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP v
vi PETUNJUK ii PETUNJUK
TEKNIS
RPLP &
RTPLP
BAB I
PENYUSUNAN RENCANA PENATAAN
LINGKUNGAN PERMUKIMAN
(RPLP)
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 1
Ketentuan Umum
1.1. Pengertian
a. Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) adalah rencana tata ruang
pembangunan di tingkat kelurahan/desa untuk kurun waktu 5 tahun yang disusun
berdasarkan aspirasi, kebutuhan dan cita‐cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi
lingkungan permukiman mereka serta mendukung kesiap‐siagaan masyarakat terhadap
bencana.
b. RPLP berupa dokumen rencana tata ruang yang dilengkapi dengan peta berskala 1: 1.000
atau 1:5.000 dari suatu kelurahan/desa.
c. RPLP berisi peta kondisi eksisting atau rona awal, peta topografi dan peta rencana
peruntukan lahan lima tahun ke depan, analisis perkara‐perkara kritis kemungkinan
kerusakan lingkungan dan sosial, rencana infrastruktur, rencana fasilitas dan utilitas
permukiman, Rencana Pengelolaan Lingkungan dan Sosial (RPLS), aturan‐aturan dan
kesepakatan‐kesepakatan tentang pembangunan kawasan.
d. RPLP merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan kawasan bagi
masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang ingin berpartisipasi dalam
pembangunan permukiman di tingkat kelurahan/desa.
1.2. Syarat‐syarat Penyusunan RPLP
a. Ada kemauan masyarakat untuk membangun kelurahan/desa mereka secara lebih
terencana, memiliki tata ruang yang tanggap bencana dan lebih baik dari
sebelumnya
b. Tersedia atau dapat diadakan peta topografi peta rencana peruntukan lahan yang
berskala 1 : 1.000 atau 1 : 5.000
c. Telah terbentuk BKM yang berfungsi dengan baik.
d. RPLP harus disusun dan disepakati oleh warga masyarakat dan kesepakatan tersebut
disyahkan oleh Lurah dan BKM/LKM. Sebelum disahkan oleh kedua pihak tersebut, RPLP
perlu dikonsultasikan dengan Bappeda dan dinas/instansi terkait yang tergabung dalam
Pokja Teknis PLPBK, untuk memastikan bahwa RPLP tersebut telah selaras dan terintegrasi
dengan rencana tata ruang dan rencana pembangunan kota/kabupaten secara
keseluruhan dan untuk mengelola lingkungan secara baik.
e. RPLP disusun sebelum atau bersamaan dengan penyususnan RTPLP (Rencana Tindak
Penataan Lingkungan Permukiman) dari kawasan prioritas dan dimulai dengan kegiatan
pemetaan swadaya (Community‐Self Survey).
f. Dinas terkait (seperti: Dinas Tata Kota, Dinas Lingkungan Hidup/ BAPPEDALDA, BAPPEDA,
dsb) yang bertanggung jawab dalam pengembangan dan pengelolaan pelayanan
kota/kabupaten yang tergabung dalam TIM Teknis PLPBK memberikan arahan dan
masukan agar RPLP dapat menghasilkan rencana tata ruang kelurahan/desa yang
2 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
terintegrasi dan berkesinambungan dengan sistem pengembangan infrastruktur atau
jaringan utilitas kota/kabupaten secara keseluruhan.
g. Penyusunan RPLP (Rencana Penataan Lingkungan Permukiman) ini harus dilakukan
secara partisipatif artinya akan melibatkan tiga unsur utama pembangunan yaitu
sektor masyarakat, sektor pemerintah dan sektor usaha dalam proses pengambilan
keputusan, dengan memberikan peran pengambil keputusan final kepada sektor
masyarakat yang untuk siapa pembangunan dilakukan.
h. Proses pelaksanaannya dilakukan dengan pengembangan gagasan dan konsep serta
penyiapan kegiatan dirumuskan oleh masyarakat dan selanjutnya akan melakukan
dialog interaktif dan konsultasi dengan pihak pihak pemangku kepentingan yaitu
unsur pemerintahan dan sektor usaha.
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 3
4 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
BAB II
LANGKAH‐LANGKAH PENYUSUNAN RPLP
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 5
Langkah‐Langkah Penyusunan RPLP
Adapun langkah‐langkah penyusunan RPLP dapat dibaca dibawah ini.
Langkah 1 a. Pemetaan Sosial dan Pemasyarakatan Pemetaan Untuk lokasi‐
Sosialisasi Swadaya (PS) lokasi dimana
tingkat Kegiatan ini dilakukan oleh fasilitator sebelum pelaksanaan fasilitator sdh
Kelurahan/ rembug warga di tingkat kelurahan/desa. Dalam kegiatan ini mengenal
Desa fasilitator akan melakukan orientasi lapangan untuk mengenal kondisi
kondisi sosial/peta sosial masyarakat kelurahan/desa serta peta masyarakat
pelaku (stakeholder) kunci yang ada di wilayah dampingannya dan dikenal
yang nantinya akan dilibatkan dalam kegiatan rembug warga. masyarakat
Dalam kegiatan ini juga dilakukan pemasyarakatan PS secara kegiatan a. Ini
informal melalui kegiatan penyebaran media informasi tentang dpt dilewatkan
kegiatan yang akan dan diskusi‐diskusi informal dengan pihak & langsung ke
pemerintah desa, pengusaha dan tokoh‐tokoh masyarakat. kegiatan b.
b. Rembug Warga
Setelah melakukan pemetaan sosial dan mendapatkan
gambaran kondisi masyarakat, selanjutnya fasilitator
membantu BKM/LKM melakukan rembug warga untuk
menjelaskan rencana kerja yg akan dilakukan dalam rangka
PLPBK. Rembug warga ini harus menghadirkan secara
serimbang kaum perempuan dan laki‐laki serta penyandang
cacat.
Hasil :
Hasil yang diharapkan adalah masyarakat mengetahui dan
memahami tentang apa yang akan dilakukan dalam rangka PLPBK,
yang akan dilaksanakan di kelurahan, serta terbangunnya semangat
masyarakat utk segera melaksanakan
Pelaku:
Lurah, TIPP, BKM dibantu Tim Fasilitator
Langkah 2 a. Penggalangan relawan dan pembentukan Tim PS
Penyiapan b. Penguatan Tim PS melalui pelatihan dan bimbingan
Tim PS c. Penyiapan instrumen survai
Pelaku
TIPP dibantu Tim Fasilitator dan Korkot
6 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Langkah 3 Langkah selanjutnya adalah penyiapkan peta dasar. Peta dasar Bila peta dasar
Penyiapan adalah peta awal sebagai peta kerja dimana kondisi rona sulit diperoleh
Peta Dasar awal/eksisting dapat digambarkan atau dipetakan. dapat
digunakan peta
1) Identifikasi dan pengumpulan berbagai peta yang dapat Google
digunakan untuk menyusun Peta Dasar
Korkot bersama Tim Fasilitator berkoordinasi dengan
berbagai dinas dan lembaga/instansi terkait untuk
identifikasi dan mengumpulkan berbagai peta yang gayut
untuk dikonversikan menjadi Peta Dasar
Sebagai acuan pembuatan peta dasar dapat
menggunakan:
Foto udara
Untuk memperolehnya Korkot dapat berkoordinasi
dengan :
− Pemerintah Kota/Kabupaten, atau
− Bakorsutanal (Badan Koordinasi Survei dan
Pemetaan Nasional), atau
− BPN (Badan Pertanahan Nasional), atau
Peta dari BPN, atau
Peta yang telah ada yang dibuat oleh lembaga lain,
atau
Peta‐peta lain yang layak untuk menjadi acuan
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 7
Contoh:
Foto Udara : Desa Gampong Baro Banda Aceh, sesudah tsunami
2) Tim Korkot kemudian membuat peta dasar dari foto udara
yang telah didapat.
Setelah peta peta yang dibutuhkan terkumpul maka Tim
Korkot merangkum dan mengkonversikannya menjadi
Peta Dasar dalam bentuk peta garis. Upayakan agar
gambar peta dasar ini seakurat mungkin, dengan skala
peta 1 : 1000.
Penggambaran peta dasar dapat dilakukan dengan cara:
a. Menggambar dengan menggunakan computer (Auto
CAD, atau software lainnya).
b. Menggambar secara manual langsung dalam bentuk
hardcopy.
8 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Contoh:
Pembuatan Peta Dasar dengan memakai Foto Udara
3) Tuliskan nama tiap benda (obyek) yang ada dalam peta
dasar (nama jalan yang ada sesuai nama aslinya,
hutan/sawah, gedung, dsb). Penamaan ini boleh dalam
bentuk kode/simbol pada gambar lalu menuliskan
keterangan/nama pada kolom “legenda” disamping
gambar
Hasil :
Telah tersedia peta dasar dalam bentuk peta garis dengan
skala 1:000 atau 1:5000 untuk peta kerja dalam menyusun peta
rona awal (kondisi eksisting) dan peta‐peta tematik lainnya.
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 9
Contoh:
Foto Udara yg telah diubah menjadi peta garis sebagai Peta Dasar
Isi peta dasar minimal meliputi :
Peta dasar harus memuat hal‐hal sbt :
a. Jaringan
Jaringan jalan dan batas‐batasnya
Jaringan pola aliran air (spt selokan, sungai, dsb)
b. Hamparan
Batas‐batas tanah/persil
Batas‐batas hutan, sawah atau pepohonan.
Batas‐batas bukit, danau, sungai, jurang.
Batas‐batas dataran rendah atau tanah yang
terendam air.
Batas‐batas kawasan khusus (kuburan, lindung,
dsb)
c. Bangunan
Bangunan rumah yang masih berdiri.
Bangunan khusus (mesjid, gereja, kantor
kelurahan/desa, dsb)
Sisa‐sisa bangunan \
Pelaku :
Tim Korkot
10 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Langkah 4 Peninjauan terhadap dokumen perencanaan tata ruang Di harapkan hal
Tinjauan merupakan suatu upaya untuk memahami dan sinkronisasi ini sudah
Dokumen terhadap kebijakan penataan ruang yang ada dengan diperoleh pada
Pembanguna penyusunan RPLP, hal ini dilakukan untuk menghindari waktu Forum
n tumpang tindih dalam perencanaan, karena RPLP ini harus Konsultasi 1
merupakan bagian dari perencanaan tata ruang yang lebih dimana
tinggi atau bahkan menjadi masukan bagi perencanaan yang pemkot/kab
ada. Kajian dokumen ini juga sebagai bahan dalam penyiapan menjelaskan
penyusunan RPLP mulai dari langkah pemetaan sampai kebijakan dan
dengan pembuatan program kegiatan program
pembangunan
Dokumen yang perlu ditinjau adalah antara lain : kota/kabupaten
a. Recana Tata Ruang Wilayah Kabupaten (RTRW) Kabupaten
b. Recana Umum Tata Ruang Kota (RUTRK) Ibukota
Kecamatan Bahan/data‐
c. Recana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) data tersebut
d. Recana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL) diperoleh dari
e. RPJM Kota/Kabupaten dinas/instansi
di
f. Rencana pembangunan kelurahan/desa yang ada (Renstra
kota/kabupate
Kelurahan/RPJMDes)
n, lurah dan
BKM sendiri
Hasil :
utk PJM
Kompilasi kebijakan dan program pembangunan pada masing‐
Pronangkis
masing dokumen diatas dan peta‐peta yang relevan sebagai
bahan kelengkapan peta dasar dan peta rona awal.
Pelaku :
TIPP, TAPP, Tim PS, Tim Fasilitator.
Langkah 5 Tinjauan ini perlu dilakukan untuk menilai apakah temuan Bila hasil
Tinjauan thd dalam pemetaan swadaya yang lalu sdh cukup memadai tinjauan
PS yang ada dalam memberikan gambaran persoalan dan potensi menemukan
kelurahan/desa dan dapat diilustrasikan dalam peta rona awal bahwa PS yg
atau peta tematik. Bila ternyata belum cukup maka dapat ada cukup
dilanjutkan dengan melakukan pemetaan swadaya lanjutan. memadai maka
dpt langsung
Tinjauan ini dilakukan setelah peta dasar siap sehingga hasil dikonversikan
tinjauan dapat dikonversikan ke peta dalam peta dan
dilanjutkan ke
Langkah 7
Hasil :
Hasil PS yang ada dikonversikan dalam peta melengkapi peta rona
awal dan peta tematik (potensi dan persoalan)
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 11
Pelaku :
Tim PS, TIIP, TAPP dibantu Tim Fasilitator
Langkah 6 Pemetaan Swadaya adalah suatu metoda survey lapangan Langkah 6 ini
Pemetaan yang dilakukan oleh warga masyarakat secara parisipatif untuk dilakukan bila
Swadaya menilai kondisi masyarakat dan lingkungannya serta Langkah 5
(lanjutan) merumuskan sendiri berbagai persoalan yang dihadapi dan dianggap tidak
potensi yang dimilliki sehingga dapat merumuskan berbagai memadai.
alternatif pemecahan (proses pelaksanaan peta swadaya lihat
lampiran 2).
Survey lapangan adalah untuk mendapat data primer dan dpt
berbentuk teks, angka dan sketsa gambar yang tidak berskala
yang akan dipindahkan kedalam peta yang berskala (peta rona
awal dan tematik). Selanjutnya peta‐peta hasil survey lapangan
ini akan digunakan sebagai penyiapan analisis potensi dan
persoalan serta bagaimana pemecahannya
Hasil
Profil kelurahan
Data dan profil warga miskin
Data kondisi perumahan dan persoalannya
Data dan profil mata pencaharian penduduk
Peta Peruntukkan Lahan (land use)
Peta Persil/Tapak Perpetakan Lahan
Peta Perletakan Rumah (khususnya KK miskin)
Peta Jaringan Jalan
Peta Jaringan Transport dan Simpul‐simpul
Perhentian/Halte
Peta Jaringan Drainasi/Pematusan dan arah aliran air
(sungai)
Peta Jaringan Saluran Limbah Rumah Tangga
Peta Jaringan Pengelolaan Sampah
Peta Jaringan Air Bersih
Peta Jaringan Listrik, dll
Peta kondisi dan penyebaran sarana (jenis, sebaran,
cakupan pelayanan, dsb)
Peta potensi sosial, ekonomi, sumber alam, sumberdaya
manusia
Pelaku :
Tim PS, TIIP, TAPP dibantu Tim Fasilitator
12 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Proses Pemetaan Swadaya:
(1) TIPP dibantu oleh TAPP dan Tim Fasilitator menetapkan
terlebih dahulu aspek‐aspek yang akan dicari informasinya
dan dipetakan dalam Pemetaan Swadaya.
Pada dasarnya yang mau di cari informasinya adalah
a. Potensi dan
b. Persoalan
Potensi ini mencakup
Potensi Alam, Potensi Manusia, Potensi Sosial Budaya
dan Potensi Ekonomi
Persoalan mencakup :
Persoalan Sosial, Persoalan Ekonomi dan Persoalan fisik
(lingkungan alami dan lingkungan buatan termasuk
pelayanan prasarana dan sarana)
Yang termasuk ke dalam prasarana dan sarana
lingkungan adalah:
- Perumahan
- Jalan (termasuk jalan setapak)
- Sistem drainase (saluran pembuangan air)
- Sistem air bersih
- Sistem sanitasi
- Sistem persampahan
- Pelayanan sosial ekonomi (sarana ibadah,
pendidikan, kesehatan, ruang terbuka, perbelanjaan,
dll)
(2) TIPP, TAPP mengorganisasi Tim PS melakukan survai lapangan
(transek) untuk mendata berbagai persoalan yang dihadapi
masyarakat dan potensi yang dimiliki dan menuangkannya
dalam peta dasar/kerja menjadi peta rona awal
(3) Selain itu, Tim PS juga mencatat kondisi prasarana dan
sarana lingkungan (baik yang masih baik atau sudah rusak)
tersebut ke dalam Format Profil Prasarana dan Sarana
Lingkungan.
(4) Tim PS juga mencatatkan daftar persoalan dan potensi
permukiman dengan mengisi Format Persoalan dan
Potensi Masyarakat.
(5) Apabila semua aspek prasarana dan sarana lingkungan
sudah dipetakan dengan lengkap dan kondisi prasarana
dan sarana tersebut juga sudah dicatat, maka disusunlah
peta Rona Awal
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 13
Peta Rona Awal
Peta rona awal adalah peta dasar yang telah dilengkapi
dengan berbagai data dan informasi terbaru. Sumber data dan
informasi peta rona awal dapat diperoleh dari :
Pemetaan swadaya yang telah dilakukan sebelumnya
(melalui P2KP/PNPM MP)
Survey lapangan (untuk melengkapi data‐data hasil
pemetaan swadaya sebelumnya).
Proses Penyusunan Peta Rona Awal
Survey lapangan (ground survey); untuk mengumpulkan
semua data primer dan informasi terkini dari kondisi
lapangan.
Survey pustaka, mengumpulkan data‐data sekunder dan
dokumen perencanaan yang ada (RTRW – RPJMDes)
Verifikasi lapangan, untuk mencocokkan sekali lagi calon
Peta Rona Awal dengan kondisi lapangan dan sekaligus
mengecek apakah semua kondisi lapangan telah
tergambarkan dalam Peta Rona Awal.
Setelah tiga proses tersebut dilakukan dengan baik dan
benar maka siaplah Peta Rona Awal. (proses pentahapan
pembuatan peta rona awal dan contoh‐contoh hasil
verikifikasi dilapangan lihat lampiran 3).
Jadi Peta Rona Awal adalah hasil survai lapangan dalam rangka
PS yang dikonversikan dalam peta, yang mencakup sebaran KK
miskin (PS2), kondisi perumahan, kondisi prasarana dan
sarana
Data tertulis dan peta Rona Awal inilah hasil lengkap PS
Contoh:
Peta Dasar yang telah dilengkapi dengan informasi hasil survei swadaya
14 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
yang terkini sehingga peta tersebut kemudian disebut sebagai draft Peta
Rona Awal
Langkah 7 Langkah ini adalah untuk menetapkan lokasi kawasan yang
Penetapan diprioritaskan untuk digarap dalam PLPBK
kawasan
prioritas Untuk menentukan kawasan priotitas tentunya adalah kawasan
yang paling buruk dalam kelurahan tersebut. Untuk mendapatkan
kawasan tersebut dapat dilakukan dengan superimposed antara
peta‐peta tematik (kondisi perumahan, kondisi pelayanan
prasarana air minum, sanitasi, jalan, drainase, dan sarana dasar spt
kesehatan, pendidikan, transportasi, dsb)
Hal tersebut dilakukan melalui proses diskusi kelompok atau
diskusi kelompok terarah dengan menggunakan peta‐peta hasil PS
Hasil
Lokasi kawasan prioritas ditentukan
Pelaku:
Warga kelurahan, perempuan dan laki‐laki, TIPP. TAPP, Tim PS
dibantu Tim Fasilitator
Langkah 8 Forum konsultasi ini untuk menyepakati lokasi kawasan prioritas Pada akhir
Forum dan garis besar rencana penataan kawasan Langkah 8
Konsultasi 2 Hasil sudah dapat
Kawasan prioritas disepakati dan garis besar penataan kembali dilakukan
kawasan prioritas disepakati penyusunan
Pelaku RTPLP secara
Pokja Teknik PLPBK, Lurah, BKM, TIPP, TAPP paralel
Langkah 9 Analisis adalah tindakan untuk mengkaji dan menilai/mengukur
Analisis sebuah perkara (issue) berdasarkan data‐data secara kualitatif dan
kauntitatif untuk mendapatkan sebuah kesimpulan (contoh
analisis untuk menentukan kebutuhan dalam program kegiatan
lihat lampiran 4).
“Sebaiknya dalam melakukan analisis digunakan metode
pendekatan yang sederhana dan mudah dipahami dan
dimengerti oleh masyarakat”
Hasil :
Data‐data kuantitatif dan kualitatif serta kajian‐kajian dari berbagai
potensi dan permasalahan yang mengarah pada sebuah
kesimpulan, selanjutnya hasil analisis ini digunakan sebagai dasar
untuk langkah penyiapan rencana kebutuhan dan prioritas ke
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 15
depan. Secara visual hasil analisis potensi dan masalah ini
berupa peta‐peta dan ulasan diskriptif.
Kegiatan analisis ini dilakukan melalui mekanisme rembug
warga dengan Diskusi Kelopmpok Terarah (DKT)/FGD. Tata
cara pelaksanaan DKT/FGD dapat dilihat pada Lampiran 5.
Selama proses analisis potensi dan persoalan perlu ditinjau
perencanaan yang sudah ada seperti Renstra Kelurahan, PJM
Pronangkis/RPJMDes, jika dalam tinjauan pada Renstra
Kelurahan dan PJM Pronangkis/RPJMDes terdapat hal‐hal
yang memiliki kesamaan atau kecocokan terhadap prioritas
kegiatan yang akan dilaksanakan dalam penyusunan RPLP,
maka proses analisis ini tidak perlu dilakukan dan bisa
menggunakan data‐data dari dokumen Renstra dan PJM
Pronangkis/RPJMDes dan langsung menuju langkah
selanjutnya (langkah 9) yaitu analisis Resiko Bencana
Hasil analisis penduduk, sosial, ekonomi yang sudah ada pada
studi‐studi atau dokumen‐dokumen sebelumnya dan masih
relevan dengan kondisi saat ini dapat digunakan/dicuplik
kedalam analisis ini.
Pelaku :
Warga kelurahan (perempuan, laki‐laki dan penyandang
cacat), TIIP, TAPP, Tim PS, dibantu Tim Fasilitator
Langkah 10 Melakukan analisis pada desa/kelurahan yang memiliki
Analisis kawasan‐kawasan rawan bencana dan resiko yang
Risiko ditimbulkan, selain itu juga analisis yang berkaitan dengan
Bencana mitigasi bencana
Kawasan‐kawasan yang menjadi bahan analisis resiko bencana
adalah :
Kawasan padat penduduk dan pemukiman
Kawasan yang memiliki kelerengan lahan yang terjal
Kawasan bantaran sungai
Kawasan lereng gunung berapi
Kawasan pantai
Dll
Hasil :
Teridentifikasi kawasan‐kawasan yang memiliki resiko rawan
bencana yang dituangkan kedalam peta kawasan rawan
bencana dan resikonya, dan langkah‐langkah mitigasi
bencana. (lihat lampiran 6 tentang mitigasi bencana).
16 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Untuk melengkapi hasil identifikasi kawasan resiko rawan
bencana, sebaiknya diselaraskan dengan data‐data tentang
kawasan‐kawasan yang memiliki resiko bencana dari
instansi/dinas yang berkompeten (bisa dicari di Kabupaten
Kegiatan analisis resiko bencana ini dilakukan melalui
mekanisme rembug warga dengan Diskusi Kelompok Terarah
(DKT)/FGD
Pelaku :
Warga kelurahan (perempuan, laki‐laki dan penyandang
cacat), TIIP, TAPP, Tim PS dan Tim Fasilitator
Langkah 11 Pembangunan Visi ini penting sekali sebagai kiblat
Pembanguna pembangunan kelurahan/desa tersebut. Memberikan arah
n Visi mau kemana pembangunan kelurahan dilakukan. Sebaiknya
Kelurahan/ dilakukan dengan melibatkan berbagai unsur masyarakat, baik
Desa dari sisi jender dan usia.
Sebelum melakukan kegiatan pengembangan Visi, perlu
ditinjau terlebih dahulu visi kelurahan/desa yang sudah ada
pada PJM atau RPJMDes. Apakah visi tersebut masih sesuai
dan dpt mendukung PLPBK atau harus diperbaharui.
Membangun visi ini dapat dilakukan dengan berbagai cara
dari mulai gerak jalan dilanjutkan rapat akbar, lomba melukis,
diskusi kelompok terarah, sampai dengan penggunakan media
elektronik dan web, dsb
Yang perlu diperhatikan sebanyak mungkin melibatkan
berbagai unsur masyarakat
Hasil
Visi masyarakat untuk kelurahan/desa mereka terbangun dan
disepakati
Pelaku
Lurah, BKM, TIPP, TAPP, Warga kelurahan perempuan dan
laki‐laki dari berbagai tingkatan umum dan matapencaharian
Langkah 12 Dari visi yang sdh dibangun dan kondisi nyata saat ini (lihat
Penyusunan peta Rona Awal) dan persoalan yang sedang dihadapi dengan
RPLP tetap berorientasi pada visi bersama dikembang tata ruang
yang lebih mendukung pola penghidupan dan kehidupan
warga kelurahan tersebut (Sosial‐Ekonomi‐Lingkungan)
Peta tata ruang tersebut harus mencakup 3 hal, tata guna
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 17
lahan, jaringan utama prasarana dan (kalau ada) jalur mitigasi
bencana
a. Peta rencana penggunaan lahan, mengatur tentang
Kawasan permukiman
Kawasan pertanian, perkebunan, tambak, hutan dsb
Kawasan komersial (pasar, toko, warung, dsb)
Kawasan jalur hijau, taman kota, kuburan dsb)
Persebaran fasilitas umum dan sosial (pendidikan,
kesehatan, peribadatan, MCK, dsb)
Kawasan khusus atau sensitif (militer, cagar budaya,
dsb)
b. Peta rencana jaringan, mengatur tentang
Jaringan jalan
Jaringan drainase
Jaringan limbah rumah tangga
Jaringan listrik
Jaringan air bersih
Jaringan irigasi
Pengaturan pembuangan limbah industri (jika
dibutuhkan)
c. Peta rencana mitigasi bencana, mengatur tentang
Jalur evakuasi
Area evakuasi
Kawasan rawan bencana (alam dan buatan manusia)
Hasil
Dokumen RPLP secara umum memuat :
a. Arahan pengembangan kelurahan kedepan, secara Sosial
–Ekonomi – Lingkungn sebagai strategi mencapai Visi
pembangunan kelurahan yang disepakati.
b. Peta penggunaan lahan (kondisi eksisting)
c. Peta analisis kawasan rawan bencana
d. Peta rencana tata ruang kelurahan
e. Peta rencana mitigasi bencana
f. Peta rencana jaringan jalan
g. Peta rencana jaringan drainase dan arah aliran air
h. Peta jaringan pengelolaan sampah
i. Peta jaringan pengelolaan limbah rumah tangga
j. Peta sebaran fasilitas umum dan fasiltas sosial
k. Aturan bersama awal yang disepakati warga
Pelaku
Warga kelurahan (perempuan, laki‐laki dan penyandang
cacat), TIIP, TAPP, Tim PS dan Tim Fasilitator
18 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Langkah 13 Sosialisasi draft ini perlu agar masyarakat kelurahan Sosialisasi ini
Sosialisasi menyadari kemajuan pekerjaan PLPBK dan sebagai peluang dilaku secara
draft RPLP untuk memberikan masukan serial di
dan Aturan berbagai
Hasil
Bersama pertemuan
Draft RPLP, RTPLP dan aturan bersama dipahami warga warga
Warga mendiskusikan draft tersebut sesuai kebutuhan
masing‐masing disetiap kesempatan/pertemuan Publikasi
Warga memberikan masukan melalui
Pelaku berbagai media
TIPP, TAPP, Tim PS dibantu Tim Fasilitator warga
Langkah 14 Hasil
Finalisasi Draft RPLP dan aturan bersama serta kebutuhan
draft RPLP kelembagaan secara garis besar disepakati oleh TIPP,
dan Aturan TAPP, BKM dan Lurah
Bersama TIPP, TAPP dibantu Tim Fasilitator menyusun RPLP dan
aturan bersama yang telah final.
Pelaku
TIPP, TAPP, Tim PS dibantu Tim Fasilitator
Langkah 15 Draft yg sdh disepakati oleh tim kemudian dikomunikasikan lagi Draft RPLP dan
Uji publik dalam suatu bazar pembangunan untuk mendapatkan masukan aturan
dan bazar akhir (public editing) bersama dpt
pembanguna juga dipasang
n di ruang publik
Hasil
RPLP dan aturan bersama sdh dikoreksi masyarakat dan final
Pelaku
TIPP, TAPP
Langkah 16 Forum konsultasi ini untuk menyepakati rencana penataan
Forum lingkungan permukiman (RPLP).
Konsultasi 3
Hasil
RPLP disepakati dan siap untuk disahkan oleh Pemkot/Pemkab
Pelaku
Pokja Teknik PLPBK, Lurah, BKM, TIPP, TAPP
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 19
Langkah 17 RPLP yang sdh final dan sdh dikonsultasikan ke TKPKD Hasil final
Sosialisasi disosialisasi ke masyarakat kelurahan utk membangun sebaiknya
hasil kesepahaman dan semangat. dipasang
ksepakatan diruang publik
dan
Hasil
dikelurahan
Unsur unsur masyarakat menunjukkan komitmen masing‐
masing dan siap melakukan berbagai perubahan
Publikasi
Pelaku melalui
Lurah, BKM, TIPP, TAPP berbagai media
warga
20 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
BAB III
PENYUSUNAN RENCANA TINDAK
PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN
(RTPLP)
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 21
Ketentuan Umum
1. Pengertian
a. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) merupakan bagian dari
Rencana Penataan Lingkungan Permukiman (RPLP) tingkat kelurahan yang diprioritaskan
penanganannya. Penyusunan RTPLP diprioritaskan pada kawasan permukiman miskin
yang terburuk diwilayah Kelurahan.
b. Rencana Tindak Penataan Lingkungan Permukiman (RTPLP) adalah rencana rinci tata
ruang dengan kedalaman rencana penataan bangunan dan lingkungan kawasan prioritas
permukiman miskin, untuk kurun waktu 5 tahun yang disusun berdasarkan aspirasi,
kebutuhan dan cita‐cita masyarakat untuk memperbaiki kondisi lingkungan permukiman
mereka serta mendukung kesiap‐siagaan masyarakat terhadap bencana.
c. RTPLP berupa dokumen rencana tata ruang kawasan prioritas yang dilengkapi dengan
peta berskala 1: 1.000
d. RTPLP merupakan pedoman dan alat kontrol/pengawasan pembangunan kawasan
prioritas permukiman miskin, bagi masyarakat, pemerintah, swasta, LSM dan donor yang
ingin berpartisipasi dalam kegiatan penataan dan pembangunan permukiman di kawasan
prioritas tersebut.
2. Syarat‐syarat Penyusunan RTPLP
Syarat‐syarat penyusunan RTPLP pada dasarnya sama dengan proses penyusunan RPLP.
dua produk perencanaan tersebut dapat dilakukan secara paralel. Namun penekanan
penyusunan RTPLP difokuskan pada hal‐hal, sebagai berikut:
a. RTPLP disusun setelah pelaksanaan kegiatan RPK, Pemetaan Swadaya kelurahan dan
setelah disepakatinya penetapan kawasan prioritas permukiman miskin oleh warga dan
Pemerintah Kabupaten/Kota. Bila kawasan prioritas telah disepakati, maka proses
penyusunan RPLP perencanaan tingkat Kelurahan dan RTPLP perencanaan tingkat
kawasan prioritas dapat dilakukan secara paralel. Hanya saja TIPP dan pelaku
perencanaan lainnya perlu memperhatikan keselarasan/sinkronisasi perencanaan RPLP
dan RTPLP
b. RTPLP merupakan perencanaan yang lebih rinci dan terukur yang disajikan pada
peta dasar dan tematik yang berskala 1 : 1.000
c. RTPLP harus disusun dan disepakati oleh warga masyarakat dan kesepakatan tersebut
disyahkan oleh Lurah dan BKM/LKM. Sebelum disahkan oleh kedua pihak tersebut, RTPLP
perlu disepakati Pemerintah Kabupaten/Kota, melalui forum konsultasi Tim Teknis PLPBK
dan sekaligus untuk memastikan bahwa RTPLP tersebut telah selaras dan terintegrasi
dengan RPLP maupun dengan rencana tata ruang dan rencana pembangunan kelurahan
secara keseluruhan.
22 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
BAB IV
LANGKAH‐LANGKAH PENYUSUNAN RTPLP
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 23
1. Langkah‐Langkah Penyusunan RTPLP
RTPLP merupakan bagian dari RPLP yang fokus pada perncanaan kawasan prioritas yang
disajikan secara lebih rinci dan terukur. Oleh karena itu, Langkah‐langkah penyusunan
RTPLP sama dengan langkah‐langkah penyusunan RPLP dan proses penyusunannya
dapat dilakukan secara paralel. Namun langkah‐langkah penyusunan RTPLP lebih
ditekankan pada hal‐hal, sebagai berikut:
Langkah 1 a. Pemetaan Sosial dan Pemasyarakatan Pemataan Untuk lokasi‐
Sosialisasi tingkat Swadaya lokasi dimana
kawasan Kegiatan ini dilakukan oleh fasilitator sebelum fasilitator sdh
Prioritas pelaksanaan musyawarah warga di tingkat kawasan. mengenal
permukiman Dalam kegiatan ini fasilitator akan melakukan orientasi kondisi
miskin yang lapangan untuk mengenal kondisi sosial/peta sosial masyarakat dan
terpilih sebagai masyarakat kawasan prioritas, mengenal peta pelaku dikenal
lokasi perencanaan (stakeholder) kunci yang ada di kawasan prioritas yang masyarakat.
RTPLP nantinya akan dilibatkan dalam kegiatan musyawarah kegiatan a. Ini
warga. Dalam kegiatan ini juga dilakukan dpt dilewatkan &
pemasyarakatan PS secara informal melalui kegiatan langsung ke
penyebaran media informasi tentang kegiatan yang kegiatan b.
akan dilaksanakan dan diskusi‐diskusi informal dengan
pihak pemerintah desa, pengusaha dan tokoh‐tokoh
masyarakat.
b. Musyawarah Warga
Setelah melakukan pemetaan sosial dan
mendapatkan gambaran kondisi masyarakat,
selanjutnya fasilitator membantu BKM/LKM dan TIPP
melakukan musyawarah warga untuk menjelaskan
rencana kerja penyusunan RTPLP. Musyawarah
warga ini harus menghadirkan secara seimbang
kaum perempuan dan laki‐laki serta kaum rentan,
khususnya di kawasan prioritas
Hasil :
Masyarakat mengetahui dan memahami isi RTPLP
bagian dari RPLP, yang akan dilaksanakan di
kawasan prioritas permukiman miskin,
Terbangunnya semangat masyarakat utk segera
melaksanakan
Pelaku:
Lurah, TIPP, BKM dibantu Tim Fasilitator
24 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Langkah 2 a. Penguatan Tim PS melalui pelatihan dan bimbingan
Penyiapan PS b. Penyiapan instrumen survey
Pelaku
TIPP dibantu Tim Fasilitator dan Korkot
Langkah 3 Langkah selanjutnya adalah penyiapkan peta dasar Bila peta dasar
Penyiapan Peta kawasan prioritas prioritas miskin. Peta dasar adalah peta sulit diperoleh
Dasar Kawasan awal sebagai peta kerja dimana kondisi rona dapat digunakan
Prioritas sebagai awal/eksisting dapat digambarkan atau dipetakan. peta Google
bagian dari wilayah
Kelurahan PLPBK Hasil :
Telah tersedia peta dasar dalam bentuk peta garis
dengan skala 1:1000 untuk peta kerja dalam menyusun
peta rona awal (kondisi eksisting) dan peta‐peta tematik
lainnya.
Isi peta dasar minimal meliputi :
Batas blok peruntukan lahan dan bangunan
(batas antar blok peruntukan)
Kaveling/persil bangunan
Jaringan (jalan, drainase, limbah manusia,
irigasi, utilitas)
Fasilitas umum/sosial
Pelaku :
Tim Korkot, Tim
Langkah 4 Peninjauan terhadap dokumen perencanaan tata Di harapkan hal ini
Tinjauan Dokumen ruang merupakan suatu upaya untuk memahami dan sudah diperoleh
Pembangunan sinkronisasi terhadap kebijakan penataan ruang yang pada waktu Forum
yang ada dengan penyusunan RPLP dan RTPLP, hal ini Konsultasi 1
mempengaruhi dilakukan untuk menghindari tumpang tindih dalam dimana
perkembangan perencanaan. RTPLP harus merupakan bagian dari pemkot/kab
wilayah Kelurahan perencanaan RPLP dan perencanaan tata ruang yang menjelaskan
dan Khususnya lebih tinggi atau bahkan menjadi masukan bagi kebijakan dan
Kawasan prioritas perencanaan yang ada. Kajian dokumen ini juga program
permukiman sebagai bahan dalam penyiapan penyusunan RTPLP pembangunan
miskin mulai dari langkah pemetaan sampai dengan kota/kabupaten
pembuatan program kegiatan
Bahan/data‐data
Dokumen yang perlu ditinjau adalah antara lain : tersebut
o Recana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK) diperoleh dari
o Recana Tata Bangunan dan Lingkungan (RTBL), dinas/instansi di
RP4D dan rencana‐rencana pengembangan kota/kabupaten,
permukiman dan perumahan lainnya. Kajian lurah dan BKM
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 25
dokumen kebijakan ini dilakukan bersamaan pada sendiri utk PJM
saat penyusunan RPLP dan RTPLP. Pronangkis
Hasil :
Kompilasi kebijakan dan program pembangunan pada
masing‐masing dokumen diatas dan peta‐peta yang
relevan sebagai bahan kelengkapan peta dasar dan
peta rona awal.
Pelaku :
TIPP, TAPP, Tim PS, Tim Fasilitator.
Langkah 5 Tinjauan ini perlu dilakukan untuk menilai apakah Bila hasil
Tinjauan thd PS yg temuan dalam pemetaan swadaya yang lalu sdh cukup tinjauan
ada dan terkait memadai dalam memberikan gambaran persoalan menemukan
dengan kawasan dan potensi kawasan prioritas terpilih. Apakah dapat bahwa PS yg ada
prioritas diilustrasikan dalam peta rona awal atau peta tematik. cukup memadai
permukiman Bila ternyata belum cukup maka dapat dilanjutkan maka dpt
miskin dengan melakukan pemetaan swadaya lanjutan. langsung
dikonversikan
Tinjauan ini dilakukan setelah peta dasar siap sehingga dalam peta dan
hasil tinjauan dapat dikonversikan ke peta dilanjutkan ke
Langkah 7
Hasil :
Hasil PS yang ada dikonversikan dalam peta melengkapi
peta rona awal dan peta tematik (potensi dan persoalan)
Pelaku :
Tim PS, TIPP, TAPP dibantu Tim Fasilitator
Langkah 6 Pemetaan Swadaya kawasan prioritas dilakukan Langkah 6 ini
Pemetaan secara paralel dengan kegiatan Pemetaan Swadaya dilakukan bila
Swadaya (lanjutan) Kelurahan. Namun Pemetaan Swadaya kawasan Langkah 5
prioritas harus disajikan lebih rinci dan terukur pada dianggap tidak
peta berskala 1:1000. memadai.
Hasil
Profil kawasan prioritas permukiman miskin
Data dan profil warga miskin
Data kondisi bangunan (rumah dan fasilitas) dan
persoalannya
Data tata letak bangunan dan persoalannya
Data kondisi dan persoalan RTH/Ruang Publik
Data kondisi dan persoalan sistem air bersih
Data kondisi dan persoalan sistem sanitasi
Data kondisi dan persoalan sistem persampahan
Data kondisi dan persoalan sistem drainase
26 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Data kondisi dan persoalan sistem sirkulasi
(jaringan jalan)
Data kondisi dan persoalan sarana (jenis, sebaran,
cakupan pelayanan, dsb)
Data potensi sosial kehidupan
Data potensi kegiatan usaha (ekonomi lokal)
Data potensi sumber daya alam
Data lokasi potensi bencana
Pelaku :
Tim PS, TIIP, TAPP dibantu Tim Fasilitator
Proses Pemetaan Swadaya:
(1) TIPP dibantu oleh TAPP dan Tim Fasilitator
menetapkan terlebih dahulu aspek‐aspek yang
akan dicari informasinya dan dipetakan dalam
Pemetaan Swadaya.
Pada dasarnya informasi yang ingin diperoleh :
1. Potensi
2. Persoalan
Potensi ini mencakup:
Potensi Alam, Potensi Manusia, Potensi Sosial
Budaya dan Potensi Ekonomi
Persoalan mencakup :
Persoalan Sosial, Persoalan Ekonomi dan
Persoalan fisik (lingkungan alami dan lingkungan
buatan termasuk pelayanan prasarana dan
sarana, serta potensi bencana)
Yang termasuk ke dalam prasarana dan sarana
lingkungan adalah:
- Bangunan Perumahan
- Jalan (termasuk jalan setapak)
- Sistem drainase (saluran pembuangan air)
- Sistem air bersih
- Sistem sanitasi
- Sistem persampahan
- Pelayanan sosial ekonomi (sarana ibadah,
pendidikan, kesehatan, ruang terbuka,
perbelanjaan, dll)
(2) TIPP, TAPP mengorganisasi Tim PS melakukan transek
untuk mendata berbagai persoalan yang dihadapi
masyarakat dan potensi yang dimiliki dan
menuangkannya dalam peta dasar/kerja menjadi
peta rona awal
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 27
(3) Selain itu, Tim PS juga mencatat kondisi prasarana
dan sarana lingkungan (baik yang masih baik atau
sudah rusak) tersebut ke dalam Format Profil
Prasarana dan Sarana Lingkungan.
(4) Tim PS juga mencatatkan daftar persoalan dan
potensi permukiman dengan mengisi Format
Persoalan dan Potensi Masyarakat.
(5) Apabila semua aspek prasarana dan sarana
lingkungan sudah dipetakan dengan lengkap
dan kondisi prasarana dan sarana tersebut juga
sudah dicatat, maka disusunlah peta Rona Awal
kawasan prioritas yang lebih rinci dari hasil PS
Kelurahan
Peta Rona Awal
Peta rona awal adalah peta dasar yang telah
dilengkapi dengan berbagai data dan informasi
terbaru. Sumber data dan informasi peta rona awal
dapat diperoleh dari :
Pemetaan swadaya yang telah dilakukan
sebelumnya (melalui P2KP/PNPM MP)
Survey lapangan (untuk melengkapi data‐data
hasil pemetaan swadaya sebelumnya).
Proses Penyusunan Peta Rona Awal
Survey lapangan (ground survey); untuk
mengumpulkan semua data primer dan informasi
terkini dari kondisi lapangan kawasan prioritas
permukiman miskin.
Survey pustaka, mengumpulkan data‐data
sekunder dan dokumen perencanaan yang ada.
Verifikasi lapangan, untuk mencocokkan sekali lagi
calon Peta Rona Awal dengan kondisi lapangan
dan sekaligus mengecek apakah semua kondisi
lapangan telah tergambarkan dalam Peta Rona
Awal.
Setelah tiga proses tersebut dilakukan dengan
baik dan benar maka Peta Rona Awal telah siap.
(proses pentahapan pembuatan peta rona awal
dan contoh‐contoh hasil verikifikasi dilapangan).
Jadi Peta Rona Awal adalah hasil survey lapangan
dalam rangka PS yang dikonversikan dalam peta, yang
mencakup sebaran KK miskin (PS2), kondisi
perumahan, kondisi prasarana dan sarana Data
tertulis dan peta Rona Awal inilah hasil lengkap PS
28 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Langkah 7 Analisis adalah tindakan untuk mengkaji dan
Analisis menilai/mengukur sebuah perkara (issue) berdasarkan
data‐data secara kualitatif dan kauntitatif untuk
mendapatkan sebuah kesimpulan (contoh analisis untuk
menentukan kebutuhan dalam program kegiatan).
“Sebaiknya dalam melakukan analisis digunakan
metode pendekatan yang sederhana, mudah
dipahami dan dimengerti oleh masyarakat”
Hasil :
Data‐data kuantitatif dan kualitatif serta kajian‐kajian dari
berbagai potensi dan permasalahan yang mengarah pada
sebuah kesimpulan, selanjutnya hasil analisis ini
digunakan sebagai dasar untuk langkah penyiapan
rencana kebutuhan dan prioritas ke depan. Secara visual
hasil analisis potensi dan masalah ini berupa peta‐peta
dan ulasan diskriptif.
Kegiatan analisis dilakukan melalui mekanisme
musyawarah warga dengan Diskusi Kelompok Terarah
(DKT)/FGD. Tata cara pelaksanaan DKT/FGD.
Dalam proses analisis potensi dan persoalan, perlu
diselaraskan dengan kebijakan dan rencana‐rencana
pembangunan tingkat Kabupaten/Kota yang
mempengaruhi perkembangan pembangunan
kawasan prioritas permukiman miskin. Proses analisis
ini perlu dilengkapi proses analisis Resiko Bencana
(lihat lampiran 1 dan 2)
Hasil analisis penduduk, sosial, ekonomi yang sudah
ada pada studi‐studi atau dokumen‐dokumen
sebelumnya dan masih relevan dengan kondisi saat ini
dapat digunakan/dicuplik kedalam analisis ini.
Pelaku :
Warga kelurahan (perempuan, laki‐laki dan
penyandang cacat), TIIP, TAPP, Tim PS, dibantu Tim
Fasilitator
Langkah 8 Dari visi kelurahan yang sdh dibangun, hasil pemetaan
Penyusunan swadaya yang lebih rinci di kawasan prioritas dan
Dokumen RTPLP kondisi nyata saat ini (lihat peta Rona Awal) dan
persoalan yang sedang dihadapi serta
mempertimbangkan kesepakatan‐kesepakatan hasil
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 29
analisis, maka dilakukan penataan ruang dan
bangunan yang lebih mendukung pola penghidupan
dan kehidupan warga di kawasan prioritas tersebut.
Dalam RTPLP kawasan priorotas permukiman miskin,
memuat:
a. Peta rencana penataan bangunan dan lingkungan,
mengatur tentang
Zona/Blok peruntukan lahan dan bangunan
(rumah, ruko, pasar, rth, fasilitas sosial,
konservasi dan peruntukan lainnya
Ketentuan teknis bangunan (Kepadatan,
kerapatan, ketinggian, GSB, KDB dan
ketentuan teknis lainnya
b. Peta rencana sistem jaringan, mengatur tentang
Sistem sirkulasi/jalan
Sistem drainase
Sistem pengelolaan limbah rumah tangga
Sistem jaringan listrik
Sistem pelayanan air minum
Sistem Pengaturan pembuangan limbah
industri (jika dibutuhkan)
c. Rencana Indikasi Program Pembangunan
Kawasan prioritas
d. Skenario pentahapan pelaksanaan Infrastruktur
yang mendukung pengembangan sosial, ekonomi
masyarakat dan lingkungan perumahan
e. Ketentuan Pengendalian Rencana
f. Pengendalian Pelaksanaan
Hasil
Dokumen RTPLP secara umum memuat :
a. Arahan penataan permukiman miskin
kawasan prioritas dan pengembangan
kawasan prioritas ke depan sesuai Visi
kelurahan
b. Peta penggunaan lahan dan bangunan
(kondisi eksisting)
c. Peta rencana tata ruang dan penataan
bangunan kawasan prioritas dengan
kedalaman zona/blok peruntukan.
d. Peta rencana sistem jaringan jalan/ sirkulasi
e. Peta rencana sistem drainase
f. Peta rencana sistem pengelolaan sampah
g. Peta rencana sistem pengelolaan limbah
rumah tangga
h. Peta rencana sebaran fasilitas sosial
i. Aturan bersama awal yang disepakati warga
30 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
j. Rencana indikasi program pembangunan yang
memuat rincian kegiatan, volume, biaya,
sumber dana, instansi/stakeholder yang
terlibat, tahun pelaksanaan
k. Rencana kesepakatan kegiatan prioritas
pembangunan kawasan
Pelaku
Warga kelurahan (perempuan, laki‐laki dan
penyandang cacat), TIIP, TAPP, Tim PS dan Tim
Fasilitator
Langkah 9 Sosialisasi draft perlu dilakukan agar masyarakat Sosialisasi ini
Sosialisasi draft kawasan prioritas menyadari kemajuan pekerjaan dilaku secara
RTPLP dan aturan PLPBK dan membuka peluang untuk memberikan serial di berbagai
bersama masukan pertemuan
warga
Hasil
Draft RPLP, RTPLP dan aturan bersama dipahami
warga
Warga mendiskusikan draft tersebut sesuai
kebutuhan masing‐masing disetiap
kesempatan/pertemuan
Warga memberikan masukan
Pelaku
TIPP, TAPP, Tim PS dibantu Tim Fasilitator
Langkah 10 Hasil
Finalisasi draft Draft RTPLP dan aturan bersama serta kebutuhan
RTPLP dan aturan kelembagaan secara garis besar disepakati oleh
bersama TIPP, TAPP, BKM dan Lurah
TIPP, TAPP dibantu Tim Fasilitator menyusun
RTPLP dan aturan bersama yang telah final.
Pelaku
TIPP, TAPP, Tim PS dibantu Tim Fasilitator
Langkah 11 Draft RPLP & RTPLP yg sdh disepakati oleh tim kemudian Draft RPLP &
Uji publik RPLP & disosialisasikan dalam suatu bazar pembangunan untuk RTPLP dan
RTPLP melalui mendapatkan masukan akhir (public editing) aturan bersama
kegiatan bazar dpt juga
Hasil
pembangunan dipasang di
RPLP & RTPLP dan aturan bersama sdh dikoreksi
ruang publik
masyarakat dan final
Pelaku
TIPP, TAPP
Langkah 12 Forum konsultasi ini untuk menyepakati rencana
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 31
Forum Konsultasi 3 penataan lingkungan permukiman (RTPLP selaras dengan
RPLP).
Hasil
RPLP & RTPLP disepakati dan siap untuk disahkan oleh
Pemkot/Pemkab
Pelaku
Tim Teknis PLPBK, Lurah, BKM, TIPP, TAPP
Langkah 13 RPLP & RTPLP yang sdh final dikonsultasikan ke TKPKD Hasil final
Sosialisasi hasil kemudian disosialisasikan ke masyarakat kelurahan sebaiknya
kesepakatan untuk membangun kesepahaman dan semangat. dipasang diruang
publik dan
Hasil
dikelurahan
Unsur unsur masyarakat menunjukkan komitmen
masing‐masing dan siap melakukan berbagai
perubahan
Pelaku
Lurah, BKM, TIPP, TAPP
Langkah 14 Kegiatan prioritas yang telah disepakati (langkah 8, Dokumen DED
Penyusun Detail huruf k) kemudian ditindaklanjuti dengan penyusunan merupakan
Engineering Detail Engineering Desain (DED) sebagai persiapan bagian dari
Desain( DED) dan pelaksanaan pembangunan fisik kawasan prioritas dokumen RTPLP
Persiapan
Pelaksanaan
Pembangunan
32 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
LAMPIRAN‐LAMPIRAN
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 33
LAMPIRAN ‐ 1
ANALISA PENGURANGAN RESIKO BENCANA
Langkah ini dilakukan setelah proses identifikasi bencana (hasil PS)
Logika/ Rumus Pengurangan Resiko Bencana Resiko Bencana = Bahaya X Kerentanan
1. Identifikasi Bahaya (hazard)
Jenis
No Data Pendukung Keterangan
Bahaya/Ancaman
1. Banjir Lokasi dan Luasan wilayah Membuat peta lokasi atau
banjir/genangan kawasan rawan banjir.
Yang terkena dampak: Cara menentukan tingkatan
permukiman atau sawah bahaya adalah dengan
Kejadian masa lalu (waktu, menggunakan skor.
kerusakan, lama Asumsi:
genangan, tinggi a. Tinggi: 3, jika mengancam
genangan, korban) lebih 100 jiwa (banjir pada
Penyebab banjir kawasan permukiman),
waktu genangan lebih dari
3 hari.
b. Sedang: 2, jika mengancam
kurang dari 100 jiwa
(banjir pada kawasan
permukiman), waktu
genangan kurang dari 2
hari.
c. Rendah : 1, jika lebih
rendah dari point b atau
genangan pada kawasan
permukiman.
2. Tanah longsor Lokasi dan Luasan wilayah Membuat peta lokasi atau
longsor. kawasan rawan longsor.
Yang terkena dampak: Cara menentukan tingkatan
permukiman atau sawah bahaya adalah dengan
Kejadian masa lalu (waktu, menggunakan skor.
kerusakan, korban) Asumsi:
Penyebab longsor a. Tinggi: 3, jika mengancam
lebih dari 50 jiwa (longsor
pada kawasan
permukiman),
b. Sedang: 2, jika mengancam
kurang dari 25‐50 jiwa
(longsor pada kawasan
permukiman)
c. Rendah : 1, jika
mengancam hanya
mengancam kawasan non
34 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
permukiman (sawah,
lading, hutan, jalan).
3. Kebakaran kawasan Tingkat kepadatan Membuat peta lokasi atau
permukiman penduduk dan bangunan kawasan rawan kebakaran.
Lokasi dan luasan Cara menentukan tingkatan
kepadatan bahaya adalah dengan
Kejadian masa lalu (waktu, menggunakan skor.
kerusakan, korban) Asumsi:
Penyebab kebakaran a. Tinggi: 3, jika mengancam
penduduk > 50 jiwa/ha
b. Sedang: 2, jika mengancam
penduduk 25‐50
c. Rendah : 1, jika
mengancam penduduk
kurang 25
4 Gempa Bumi Lokasi dan Luasan wilayah Membuat peta lokasi atau
gempa. kawasan rawan gempa.
Yang terkena dampak: Cara menentukan tingkatan
permukiman atau sawah bahaya adalah dengan
Kejadian masa lalu (waktu, menggunakan skor.
kerusakan, korban) Asumsi:
a. Tinggi: 3, jika mengancam
lebih 100 jiwa
b. Sedang: 2, jika mengancam
kurang dari 50‐100
c. Rendah : 1, jika
mengancam kurang dari
50 jiwa
5 Tsunami Lokasi atau sebaran Membuat peta lokasi atau
permukiman penduduk kawasan rawan tsunami
atau bangunan umum berdasarkan zona.
yang berada pada garis Cara menentukan tingkatan
sepadan pantai bahaya adalah dengan
Jumlah penduduk dan menggunakan skor.
rumah yang terancam Asumsi:
Kejadian masa lalu a. Tinggi: 3, jika jarak
(jauhnya limpasan air laut permukiman kurang dari
dan tinggi gelombang 500 meter dari garis
yang sampai daratan, pantai.
jumlah permukiman dan b. Sedang: 2, jika jarak
jiwa yang terkena permukiman antara 500‐
bencana) 1.000 meter dari garis
pantai.
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 35
Peta zona ancaman c. Rendah : 1, jika jarak
bahaya d. permukiman lebih dari
Jaringan jalan (lebar, 1.000 meter dari garis
panjang, kondisi) pantai.
Area/ bangunan evakuasi
6. Letusan Gunung Berapi Lokasi dan Luasan wilayah Membuat peta lokasi atau
ancaman gunung berapi kawasan rawan erupsi
Yang terkena dampak: gunung berapi
permukiman atau sawah Cara menentukan tingkatan
Kejadian masa lalu (waktu, bahaya adalah dengan
kerusakan, korban) menggunakan skor.
Jumlah tempat evakuasi, Asumsi:
dan jarak area evakuasi a. Tinggi: 3, jika wilayah atau
dengan area permukiman area masuk dalam
kawasan bahaya 1 (ring 1)
b. Sedang: 2, jika wilayah
atau area masuk dalam
kawasan bahaya 2 (ring 2)
c. Rendah : 1, jika wilayah
atau area masuk dalam
kawasan bahaya 3 (ring 3)
36 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
2. Identifikasi Kerentanan (vurnerability)
Jenis Faktor
No. Kerentanan Keterangan
Bahaya/Ancaman Kerentanan
1. Banjir (i) Wilayah Sungai Jarak sungai Membuat peta lokasi
kerentanan banjir
Cara menentukan
tingkatan kerentanan
adalah dengan
menggunakan skor.
Asumsi:
a. Tinggi: 3, Jarak
permukiman
dengan sungan
kurang dari 20
meter
(permukiman pada
garis sepadan
sungai)
b. Sedang: 2, Jarak
permukiman lebih
dari 20‐30 meter
c. Rendah : 1, Jarak
permukiman lebih
dari 30 meter
(ii) Saluran drainase Ketersediaan dan Asumsi:
kondisi saluran d. Tinggi: 3, tidak ada
saluran drainase
e. Sedang: 2, ada
saluran tetapi rusak
f. Rendah : 1, ada
saluran kurang
terawat.
2. Tanah Longsor (i) Wilayah Kemiringan lahan Membuat peta lokasi
tebing/lereng kerentanan longsor
Cara menentukan
tingkatan kerentanan
adalah dengan
menggunakan skor.
Asumsi:
a. Tinggi: 3, lokasi
atau area
permukiman
berada pada
kemiringan lahan >
600
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 37
b. Sedang: 2, lokasi
atau area
permukiman
berada pada
kemiringan lahan
150 ‐ 600
c. Rendah : 1, lokasi
atau area
permukiman
berada pada
kemiringan lahan <
150
(ii) Wilayah bantaran Jarak Asumsi:
sungai d. Tinggi : 3, Jarak
permukiman
dengan tepi sungai
kurang dari 5
meter
e. Sedang : 2, jarak
permukiman
dengan tepi sungai
antara 5 – 10
meter
f. Rendah : 1, jarak
permukiman
dengan tepi sungai
lebih dari 10 meter
3. Kebakaran Wilayah padat Jenis Bangunan Membuat peta lokasi
Kawasan bangunan kerentanan kebakaran
Permukiman Cara menentukan
tingkatan kerentanan
adalah dengan
menggunakan skor.
Asumsi:
a. Tinggi: 3, jika
jenis bangunan
temporer
(dominasi
bahan
bangunan dari
kayu)
b. Sedang: 2, jika jenis
bangunan semi
permanen
c. Rendah : 1, jika
jenis bangunan
permanen
38 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Ketersediaan Asumsi:
prasarana a. Tinggi: 3, jika
dimensi jalan
sempit (tidak
dapat dilalui mobil
pemadam) dan
kondisi jelek
b. Sedang: 2, jika
dimensi jalan
sempit (tidak
dapat dilalui mobil
pemadam) dan
kondisi baik
c. Rendah : 1, jika
dimensi jalan bias
dilalui oleh mobil
pemadam.
4. Gempa Bumi Wilayah permukiman Konstruksi Membuat peta lokasi
Penduduk Bangunan kerentanan gempa
bumi
Cara menentukan
tingkatan kerentanan
adalah dengan
menggunakan skor.
Asumsi:
a. Tinggi: 3, jika suatu
kawasan > 60%
konstruksi
bangunannya tidak
tahan gempa
b. Sedang: 2, jika
suatu kawasan 30‐
60% konstruksi
bangunannya tidak
tahan gempa
c. Rendah : 1, jika
suatu kawasan <
30% konstruksi
bangunannya tidak
tahan gempa.
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 39
Ketersediaan area Asumsi:
evakuasi a. Tinggi: 3, area
evakuasi tidak
mampu
menampung 70%
dari jumlah
penduduk
b. Sedang: 2, area
evakuasi mampu
menampung 50% ‐
70% dari jumlah
penduduk
c. Rendah : 1, area
evakuasi mampu
menampung lebih
dari 70% dari
jumlah penduduk.
5. Tsunami Wilayah pantai Ketersediaan area Membuat peta lokasi
evakuasi kerentanan tsunami
Cara menentukan
tingkatan kerentanan
adalah dengan
menggunakan skor.
Asumsi:
a. Tinggi: 3, jika
kawasan/lokasi
bahaya tsunami
tidak tersedia
area/bangunan
yang cukup tinggi
b. Sedang: 2, jika
kawasan/lokasi
bahaya tsunami
tersedia
area/bangunan
yang cukup tinggi
tetapi masih dalam
jarak bahaya
(kurang dari 500 m
dari pantai)
c. Rendah : 1, jika
kawasan/lokasi
bahaya tsunami
tersedia
area/bangunan
yang tinggi dengan
jarak lebih dari 500
m dari pantai
40 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Ketersediaan Asumsi:
jaringan jalan a. Tinggi: 3, kurang
jalan alternative
untuk
penyelamatan (1‐
2 jalur alternatife)
b. Sedang: 2, ada
jalur
penyelamatan ( >
2 jalur alternatif)
c. Rendah : 1, ada
jalur
penyelamatan ( >
2 jalur alternatif)
dan dapat dilalui
angutan roda 4
6. Letusan gunung Wilayah pegunungan Ketersediaan area Asumsi:
berapi evakuasi a. Tinggi: 3, tidak ada
area evakuasi
b. Sedang: 2, ada
area evakuasi tapi
tidak mencukupi
c. Rendah : 1, ada
area evakuasi
Ketersediaan Asumsi:
jaringan jalan a. Tinggi: 3, kurang
jalan alternative
untuk
penyelamatan (1‐
2 jalur alternatife)
b. Sedang: 2, ada
jalur
penyelamatan ( >
2 jalur alternatif)
c. Rendah : 1, ada
jalur
penyelamatan ( >
2 jalur alternatif)
dan dapat dilalui
angutan roda 4
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 41
3. Tingkat Resiko Bencana
Cara menentukan Peta Resiko Bencana :
Tentukan tingkatan ancaman pada masing‐masing jenis bencana dengan nilai tingkatan terendah
adalah 1 dan tertinggi 3 (dari hasil analisis ancaman bencana). Selanjutnya tentukan pula
tingkatan kerentanan dengan nilai tingkatan 1 untuk tingkatan terendah dan 3 tingkatan yang
tinggi ( dari hasil analisis kerentanan). Apabila sudah tentukan besaran masing‐masing tingkatan
maka dikalikan keduanya, hasil perkalian (skor) yang terendah 1 dan yang tertinggi adalah 9.
Cara menentukanderajat tingkatan resiko bencana, derajat tingkatan di bagi menjadi 3, yaitu
tinggi, sedang, dan rendah. Untuk mendapatkan hasil tingkatan perlu ditentukan jarak nilai untuk
masing‐masing tingkatan.
Cara menentukan jarak nilai tingktan dengan menggunakan nilai atas atau skor tertinggi dikurang
nilai atau skor terendah dibagi 3 (sesuai dengan banyaknya jenjang tingkatan), jadi rumusnya :
9 – 1
‐‐‐‐‐‐
3
Dari rumus tersebut akan diperoleh jarak nilai sebagai berikut :
Tingkatan
Skor/Nilai Keterangan
Resiko Bencana
7 s/d 9 Tinggi Semakin tinggi total skor/nilai resiko
4 s/d 6 Sedang Bencana, maka semakin tinggi prioritas
1 s/d 3 Rendah penanganan
42 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
LAMPIRAN ‐ 2
LANGKAH‐LANGKAH PENYUSUNAN PETA SKENARIO PRB ATAU MITIGASI BENCANA
Jenis
No Data Pendukung Langkah ‐ langkah
Bahaya/Ancaman
1. Banjir Peta resiko bencana Ploting lokasi/area resiko
banjir bencana banjir
Ploting jumlah dan
persebaran penduduk
utamanya yang terancam
banjir
(i) mengidentifikasi
lokasi/tempat yang tidak
terkena banjir, (ii) jaringan
jalan terdekat menuju
lokasi/tempat yang tidak
terkena banjir
Membuat petunjuk
arah/rambu penyelamatan
menuju lokasi/tempat
pengungsian yang aman
Kondisi tersebut jika tinggi
genangan lebih dari 50 em
dan lama genangan lebih
dari 5 hari.
2. Tanah Longsor Peta resiko bencana Ploting lokasi/area resiko
tanah longsor bencana longsor
Ploting jumlah dan
persebaran penduduk yang
terancam
(i) mengidentifikasi
lokasi/tempat yang aman
dari longsor, (ii) jaringan
jalan terdekat menuju
lokasi/tempat yang aman
tidak terkena longsor
Membuat petunjuk
arah/rambu penyelamatan
menuju lokasi/tempat
pengungsian yang aman
3. Kebakaran kawasan Peta resiko bencana Ploting lokasi/area resiko
permukiman kebakaran bencana kebakaran
Ploting jumlah dan
persebaran penduduk
utamanya yang terancam
(i) mengidentifikasi
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 43
lokasi/tempat yang aman
dari kebakaran, (ii) jaringan
jalan terdekat menuju
lokasi/tempat evakuasi
yang aman (menghindari
melewati jalan sempit yang
padat bangunan), (iii) lebar
jalan yang dapat dilalui oleh
kendaraan pemadam
kebakaran, (iv) kondisi jalan
pada point iii dan iv.
Membuat petunjuk
arah/rambu penyelamatan
menuju lokasi/tempat
pengungsian yang aman
(area evakuasi bias lebih
dari satu tempat)
4. Gempa Bumi Peta resiko bencana Ploting lokasi/area resiko
gempa bumi bencana gempa bumi
Ploting jumlah dan
persebaran penduduk
utamanya yang terancam
(i) mengidentifikasi
lokasi/tempat yang aman
sebagai area evakuasi, (ii)
mengidentifikasi kapasitas
tampung area evakuasi, (iii)
mengidentifikasi jumlah
penduduk pada area yang
terkena dampak resiko
bencana, (iv) jaringan jalan
terdekat menuju
lokasi/tempat evakuasi
yang aman (menghindari
melewati jalan sempit dan
padat bangunan), (v)
mengidentifikasi jenis
kendaraan yang melewati
jalan menuju area evakuasi,
(vi) lebar jalan yang dapat
dilalui oleh manusia dan
kendaraan, (vii) kondisi
jalan.
44 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
Membuat petunjuk
arah/rambu penyelamatan
menuju lokasi/tempat
pengungsian yang aman
(area evakuasi bias lebih
dari satu tempat)
Dibutuhkan langkah
penyelamatan yang cepat
untuk kawasan yag padat
penduduk dan jalan dilalui
oleh kendaraan sehingga
butuh akses jalan menuju
area evakuasi
Pada kawasan kepadatan
rendah penduduk dan
jaringan jalan sudah
mencukupi tidak perlu
dibutuhkan akses yang
cepat untuk menuju area
evakuasi.
5. Tsunami Peta resiko bencana Ploting lokasi/area resiko
tsunami bencana tsunami
Jumlah penduduk pada Ploting jumlah dan
suatu kawasan persebaran penduduk
Jaringan jalan (status utamanya yang terancam
jalan, dimensi dan (i) mengidentifikasi
kondisi) lokasi/tempat yang aman
Ketinggian area/lokasi sebagai area evakuasi,
evakuasi bukit dan bangunan tinggi
Jumlah bangunan tinggi (ii) mengidentifikasi
sebagai area evakuasi kapasitas tampung area
Jarak dari pantai ke evakuasi, (iii)
area/lokasi evakuasi mengidentifikasi jumlah
penduduk pada area yang
terkena dampak resiko
bencana, point iii dan iv
bisa diluar desa/wilayah,
(iv) jaringan jalan terdekat
menuju lokasi/tempat
evakuasi yang aman/akses
cepat, (v) mengidentifikasi
jenis kendaraan yang
melewati jalan menuju area
evakuasi, (vi)
mengidentifikasi alternative
jalur menuju area evakuasi
(lebar dan kondisi
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 45
Mengarahkan
penyelamatan ke area
evakuasi per kaawasan
(konsentrasi penduduk)
dengan
mempertimbangkan jarak
dan jaringan jalan
Membuat petunjuk
arah/rambu penyelamatan
menuju lokasi/tempat
pengungsian yang aman
(area evakuasi bisa lebih
dari satu tempat)
Dibutuhkan langkah
penyelamatan sehingga
butuh akses jalan yang
lebar dengan kondisi baik
untuk menuju area
evakuasi.
Jalan sebagai jalur evakuasi
dibuat tegak lurus denga
garis pantai.
6. Letusan Gunung Berapi Peta resiko bencana Ploting lokasi/area resiko
letudan gunung berapi bencana erupsi gunung
Jumlah penduduk pada berapi
suatu kawasan Ploting jumlah dan
Jaringan jalan (status persebaran penduduk
jalan, dimensi dan utamanya yang terancam
kondisi) (i) mengidentifikasi
Area evakuasi : lokasi lokasi/tempat yang aman
yang aman sebagai area evakuasi, (ii)
Jarak antara kawasan mengidentifikasi kapasitas
permukiman dengan area tampung area evakuasi, (iii)
evakuasi mengidentifikasi jumlah
penduduk pada area yang
terkena dampak resiko
bencana, bisa diluar
desa/wilayah, (iv) jaringan
jalan terdekat menuju
lokasi/tempat evakuasi
yang aman/akses cepat, (v)
mengidentifikasi jenis
kendaraan yang melewati
jalan menuju area evakuasi,
(vi) lebar jalan yang dapat
dilalui oleh manusia dan
kendaraan, (vii) kondisi
46 PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP
jalan.
Membuat petunjuk
arah/rambu penyelamatan
menuju lokasi/tempat
pengungsian yang aman
(area evakuasi bisa lebih
dari satu tempat)
Dibutuhkan langkah
penyelamatan sehingga
butuh akses jalan yang
lebar dengan kondisi baik
untuk menuju area
evakuasi.
PETUNJUK TEKNIS RPLP & RTPLP 47
KANTOR PUSAT
JL. Pattimura No.20 Kabayoran Baru
Jakarta Selatan, Indonesia - 12110
KANTOR PROYEK
Jl. Penjernihan 1 No. 19 F Pejompongan
Jakarta Pusat Indonesia - 10210
PENGADUAN
P.O. BOX 2222 JKPMT
SMS 0817 48048
e-mail : ppm@pnpm-perkotaan.org
www.p2kp.org | www.pnpm-perkotaan.org