PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Indonesia merupakan negara agraris yang terbentang luas mulai dari sabang
hingga maraoke,yang kaya akan sumber pangan baik di sektor pertanian maupun
yaitu ubi jalar dan singkong.Kedua jenis pangan tersebut sering di konsumsi
karena harga yang murah,serta budidaya yang tidak terlalu rumit.Pengolahan pada
kedua jenis ubi tersebut di masyrakat hanya di jadikan sebagai jajanan dengan
ilmu dan teknologi dalam pengolahan kedua jenis pangan tersebut utamanya pada
Ubi kayu atau Tanaman singkong (Manihot esculenta) merupakan salah satu
ternak. Ubinya mengandung air sekitar 60%, pati 25-35%, serta protein, mineral,
serat, kalsium dan fosfat.Singkong merupakan sumber energi yang lebih tinggi
dibanding padi, jagung, ubi jalar dan sorgum.Singkong terdiri dari beberapa
jenis,dan jenis yang memiliki kandungan pati yang paling tinggi yaitu jenis Adira
1 dengan kadar pati 45% dan adira 4 dengan kadar hanya (18%-22%).
hasil panen, terutama untuk komoditas yang berkadar air tinggi, seperti aneka
umbi dan buah. Keuntungan lain dari pengolahan produk setengah jadi yaitu
sebagai bahan baku yang fleksibel untuk industri pengolahan lanjutan, aman
dalam distribusi, serta menghemat nuangan dan biaya penyimpanan. Teknologi ini
Salah satu pemanfatan singkong agar menjadi produk yang tahan lama
yaitu dengan cara mengolahnya menjadi tepung pati singkong atau tepung
dibudidayakan sejak lama oleh para petani. Singkong juga dibudidayakan secara
luas, hampir disetiap daerah dengan mudah dapat kita temui tanaman ini. Selain
singkong ini tanpa mengetahui varietas apa yang ditanam. Bahkan banyak yang
menanam singkong ini dengan bibit yang asal-asalan hanya mengikuti kebiasaan
setempat saja.
dengan potensi hasil yang tinggi. Potensi hasilnya rata-rata lebih dari 20 ton per
hektar, bahkan ada yang mencapai lebih dari 100 ton per hektar umbi
segar. Namun sayang sekali sosialisasinya dikalangan petani masih sedikit sekali
1.Adira 1.
pada bagian atas dan merah muda pada bagian bawahnya. Bentuk daunya menjari
agak lonjong. Warna batang muda hijau muda sedangkan batang tua coklat
kuning. Umur tanaman antara 7 -10 bulan dengan tinggi tanaman mencapai 1-2
meter.Umbinya berwarna kuning dengan kulit luar coklat dan kulit dalam kuning.
Umbinya mempunyai rasa yang enak direbus, degan kadar tepung 45% dan
kadar protein 0,5% pada saat basah serta kadar sianida (HCN) mencapai 27,5 mg
per kilogram. Umbinya cocok untuk diolah menjadi tape, kripik singkong atau
2.Adira 2.
gemuk dengan warna pucuknya ungu. Warna tangkai daun bagian atas merah
muda dan bagian bawahnya hijau muda. Warna tulang daunya merah muda pada
bagian atas dan bagian bawahnya hijau muda. Warna batang muda hijau muda
dan menjadi putih coklat saat sudah tua. Tinggi tanaman sekitar 1 – 2 meter
Warna umbi putih dengan kulit bagian luar putih coklat dan bagian
pahit. Umbinya mempunyai kandingan tepung 41% dan protein 0,7% saat basah
dengan kadar sianida (HCN) sekitar 124 mg per kilogram. Umbinya cocok untuk
3.Adira 4.
Ciri-ciri dari Adira 4 ini antara lain pucuk daun berwarna hijau dengan
bentuk daunya biasa agak lonjong dan tulang daunya berwarna merah muda pada
bgaian atas serta hijau muda pada bagian bawahnya. Warna tangkai daun bagian
ataas merah kehijauan dan bagian bawahnya hijau muda. Warna batang muda
hijau dan batang tua abu-abu. Tinggi tanaman antara 1,5 – 2 meter dengan umur
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat dan ros bagian
0,8 – 22% dengan kadar HCN sekitar 68 mg per kilogram. Umbinya cocok
solanacearum, dan Xanthomonas manihots, dan agak tahan terhadap hama tungau
4.Malang 1.
menjari agak gemuk. Dengan tangkai daun bagian atas hijau kekuningan dengan
becak ungu merah pada bagian pangkal bawah. Warna batang muda hijau muda
dan hijau keabu-abuan pada bagian bawahnya. Tinggi tanaman mencapai 1,5 –
rasa manis. Kandungan tepungnya mencapai 32-36% dan proteinya mencapai 0,5
% umbi segar. Kadar sianida (HCN) kurang dari 40 mg per kilogram dengan
metode asam pikrat. Umbinya cocok sebagai bahan baku tepung tapioka.
cukup tinggi antara 24,3 sampai 48,7 ton per hektar dengan rata-rata hasil
5.Malang 2.
sempit. Warna pucuk daunya hijau muda kekuningan dengan tangkai daun atas
hijau muda kekuningan dan bagian bawahnya hijau. Warna batang muda hijau
muda dan batang tua coklat kemerahan. Tinggi tanamn mencapai 1,5 – 3,0 meter
Warna umbinya kuning muda dengan warna kulit luar coklat kemerahan
dan putih kecoklatan bagian dalamnya. rasa umbinya enak dengan kandungan
tepungnya mencapai 32 – 36%, protein 0,5% umbui segar dan sianida (HCN)
terhadap penyakit becak daun Cercospora sp dan hawar daun (Cassava bacterial
blight) namun agak peka terhadap tungau merah Tetranichus sp.Potensi hasilnya
tinggi mencapai 20 – 42 ton per hektar dengan rata-rata hasil mencapai 31, 5 ton
6.Malang 4.
Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna daun muda ungu
dan berubah menjadi hijau saat tua dengan tangkai daun berawarna hijau. Warna
Tinggi tanaman kurang dari 2 meter dan umur tanaman mencapai 9 bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar coklat dan kulit bagian dalam
kuning. Ukuran umbinya besar dan kualitas rebusnya baik namun rasanya agak
pahit. Kandungan tepung 25 – 32 % dan sianida (HCN) kurang dari 100 ppm
Malang 4 agak tahan terhadap tungau merah Tetranichus sp. Selain itu
optimal. Potensi hasilnya tinggi mencapai 39.7 ton per hektar umbi basah.
7.Malang 6.
Bentuk daunya menjari dengan lamina gemuk. Warna daun muda ungu
dan yang tua berwarna hijau dengan tangkai daun hijau muda. batang berwarna
abu-abu. Tinggi tanamn kurang dari 2 meter dengan umur tanaman mencapai 9
bulan.
Umbinya berwarna putih dengan kulit luar berwarna putih dan berwarna
kuning pada bagian dalamnya. Ukuran umbi termasuk sedang dengan kualitas
hasilnya tinggi dengan rata-rata hasilnya mencapai 36,41 ton per hektar umbi
8.Darul Hidayah.
Bentuk daunya menjari agak ramping dengan warna pucuk daun hijau
agak kekuningan dan tangkai daun tua berwarna merah. Warna batang muda
cabang. Tinggi tanamn mencapai 3,65 meter dengan umur tanaman mencapai 8 -
12 bulan.
baik dengan rasa umbinya kenyal seperti ketan. kandungan tepung 25 – 31,5 %,
kandungan air 55 – 65%, kandungan serat 0,96% dan dan kandungan sianida
(HCN) cukup rendah kurang dari 40 mg per kilogram dengan metode asam
Potensi hasilnya sangat tinggi mencapai 102,10 ton per hektar umbi
basah namun varietas ini agak peka terhadap tunga merah Tetranichus sp dan
Euphorbiaceae merupakan tanaman semusim yang berbentuk perdu. Ubi kayu ada
dua jenis yaitu ubi kayu dengan kadar sianida (HCN) yang rendah dan ubi kayu
beracun yang mengandung kadar sianida tinggi. Umumnya ubi kayu digunakan
sebagai bahan baku industri tepung tapioka, glukosa, dextrin, asam sitrat
Salah satu pemanfaatan ubi kayu adalah dengan membuat olahan tepung
tapioka. Tepung tapioka merupakan tepung pati ubi kayu. Pembuatan tepung
tapioka adalah salah satu cara yang dapat menurunkan kadar asam sianida sampai
batas yang aman untuk dikonsumsi manusia. Pati ialah bahan utama yang
fotosintesis) dalam jangka panjang. Pati tersusun dari dua macam karbohidrat,
Amilosa memberikan warna ungu pekat pada tes iodin sedangkan amilopektin
tidak bereaksi. Cara pembuatan tepung tapioka yang baik adalah melalui proses
(30 - 40 mesh).
Ubi kayu dalam keadaan segar tidak tahan lama sehingga mudah rusak.
Untuk pemasaran yang memerlukan waktu lama, ubi kayu harus diolah dulu
menjadi bentuk lain yang lebih awet, seperti gaplek, tapioka (tepung singkong),
dengan tepung jagung, kentang dan gandum atau terigu, komposisi zat gizi tepung
tapioka cukup baik sehingga mengurangi kerusakan tenun, juga dapat digunakan
berikut: Pengupasan
2. Pencucian
singkong di dalam bak yang berisi air. Hal ini bertujuan untuk
manusia.
4. Pemerasan
dengan mesin. Pada saat saringan bergoyang, ditambahkan pula air melalui
19%.(Anonim,2010)
DAFTAR PUSTAKA
Web: http://intips-food.blogspot.com/2014/02/jenis-jenis-singkong-yang-enak-
untuk-dimakan.html
pembuatan-pabrik-tepung-kanji/.
definisi-macam-jenis-dan-penggolongan-industri-di-indonesia-perekonomian-bisnis.html
Web: https://www.scribd.com/doc/117276209/Proses-Pembuatan-Tepung-
Tapioka-Dari-Singkong.