(PRESSING)
Pressing station adalah stasiun pertama dimulainya pengutipan minyak dari buah
(fruit) dengan cara melumat (digesting) dan mengempa (pressing). Unit utama dalam stasiun
press adalah digester dan screw press . Digester merupakan mesin pengadukan brondolan
untuk memisahkan minyak (crude oil) dari daging buah dan biji. Sedangkan Screw Press
merupakan mesin pengepresan (ekstraction) brondolan untuk mendapatkan crude oil yang
maksimal dan kernel pecah yang minimal.
Salah satu tolak ukur yang mempengaruhi kinerja mesin dan alat di pressing station
adalah mutu bahan yang keluar dari alat itu sendiri yaitu:
1. Kadar minyak pada ampas kempa (cake) maksimum 4% terhadap sampel.
2. Biji Pecah maksimum 15% terhadap sampel.
1.2. Tujuan Dan Manfaat Dari Pressing Station
Tujuan utama dari proses pengempaan (pressing) adalah mengeluarkan minyak dari
Mass Passing to digester yang telah diaduk.
Secara umum pengambilan minyak nabati dari sumbernya disebut ekstraksi minyak.
Adapun tujuan umumya adalah
- mengurangi oil losses seminimum mungkin
- agar throughput pabrik sesuai
- mengurangi kernel pecah seminimum mungkin
SM / Mill Manager
b. Uraian tugas
1. membuat estimate dan capital tahunan
2. mengelola dan mengawasi tugas-tugas dan tanggung jawab staff dan
karyawan/ti
3. mengawasi quality dan processing cost
4. mengawasi disiplin kerja staff dan karyawan
5. mengawasi pengiriman hasil produksi (CPO dan Kernel)
6. mengawasi penerimaan dan pengeluaran material dan spareparts dari gudang
7. mengawasi mutu dan mengatur penerimaan FFB yang masuk ke Mill
8. mengawasi jam kerja dan lembur
9. mengawasi kinerja shift Assistant dan administrasinya
10. mengawasi jalan nya proses secara menyeluruh
11. mengawasi kebersihan pabrik termasuk emplacementnya
12. mengawasi dan mengatur pembuangan limbah pabrik, seperti janjangan
kosong,abu boiler, dan solid decanter
13. melaksanankan aplikasi ISO,RSPO,ISCC,dan ISPO
14. melaksanankan pengawasan terhadap seluruh pekerjaan kontraktor
15. mengawasi seluruh administrasi di Mill
b. Rincian tugas
1. Membantu mempersiapkan estimasi tahunan dan biaya tahunan yang
dibutuhkan untuk operasional Mill dan pemeliharaan, pemeliharaan dan
perbaikan perumahan, biaya kesehatan dan aktifitas penunjang lainnya
2. Membantu mill manager untuk mencapai estimasi produksi Mill dalam satu
tahun dan mengelola penggunaan estimasi biaya dalam satu tahun
3. Membantu Mill manager mengawasi dan menjaga mutu produk (CPO dan
Kernel)
4. Membantu Mill Manager memeriksa dan mengawasi program :
- Produksi
- Pemeliharaan dan perawatan
- Penyimpanan / stock dan pengiriman produk
5. Membantu Mill Manager memastikan kebenaran data-data yang ada di Mill
6. Memeriksa dan memastikan pelaksanaan administrasi dengan benar
7. Membantu Mill Manager mempersiapkan rapat kerja Staff di Mill
8. Membantu Mill manager memeriksa dan memastikan tersedianya material
yang dibutuhkan Mill untuk tiga bulan berikutnya
9. Membantu Mill Manager menciptakan dan memelihara kebersihan lingkungan
sesuai standar kesehatan
10. Membantu Mill Manager meningkatkan dan memelihara aktivitas dan
komunitas serikat pekerja, keagamaan, dan olah raga
11. Membantu Mill Manager membina dan memberikan arahan kepada staff dan
seluruh karyawan yang kurang produktif dan bekerja sama dengan serikat
pekerja
12. Menciptakan lingkungan kerja dan sosial yang aman dan kondusif
13. Membangun dan melaksanakan dengan baik standar-standar ;
- ISO 9001 ; 2008 (QMS)
- ISO 14001 ; 2004 (EMS)
- RSPO
- ISPO
- ISCC
- Dan standart-standart lainnya
c. Mutu K3 lingkungan
1. Membantu memelihara mutu dan meningkatkan produksi Mill
2. Membantu memelihara dan memastikan penerapan keselamatan, kesehatan
kerja di Mill
3. Membantu memelihara kelestarian lingkungan Mill dan emplacement
b. Uraian tugas
1. Mengawasi pekerjaan processing termasuk administrasinya
2. Memastikan mutu dan losses produksi sesuai target
3. Membuat schedule dan rencana pembersihan peralatan dan lingkungan pabrik
4. Memastikan program dan rencana perusahaan yang berkaitan dengan
processing terlaksana dengan baik
5. Membuat laporan produksi harian
6. Membimbing dan memberikan arahan kepada pekerja yang kurang produktif
7. Melaksanakan aplikasi ISO, RSPO, ISCC, dan ISPO
8. Memastikan operasional pabrik berjalan dengan baik
A. DIGESTER
Alat ini sering disebut ketel aduk yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat
perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah di kempa dalam screw
press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah
sehingga terjadi pelepasan mesocarp dari nut sambil memecahan kantong-kantong minyak
yang terdapat di daging buah (mesocarp). Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan
minyak.
Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang
kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian buah (berondolan) dalam digester akan
menimbulkan tekanan di dasar digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau
semakin tinggi, dan pemecahan kantong minyak serta pemisahan serat dengan serat lain
semakin sempurna. Di Dendymarker Palm Oil Mill terdapat 2 (dua) unit digester dengan
kapasitas 6000 liter, merk GS.
Fungsi :
- Melepaskan sel-sel minyak dari daging buah dengan cara merajang dan mengaduk.
- Memisahkan minyak dari daging buah dan nut.
- Menghomogenkan massa brondolan sebelum diumpan ke press.
- Menaikkan dan mempertahankan temperature brondolan pada suhu antara 90 – 95oC
Digester terdiri dari tabung silinder vertical yang dilengkapi dengan pisau-pisau
pengaduk. Jumlah pisau pengaduk dalam satu buah digester terdiri dari 4 (empat) pasang
pisau pengaduk yang bertingkat dan satu pasang pisau pelempar. Letak pisau-pisau ini di buat
bersilangan antara pasangan yang satu dengan yang lain agar daya adukan cukup besar dan
sempurna. Buah yang terpisah dari janjangan akibat proses perontokan, didalam digester
selanjutnya dilumat hingga terjadi pemisahan antara daging buah dengan biji. Di dalam
digester brondolan diaduk dan di lumatkan dengan putaran string arm selama 10 - 15 menit.
Agar pelumatan berjalan baik maka buah yang ada di dalam digester suhunya antara 90 –
95°C. Pemanasan didalam digester dilakukan dengan menginjeksi uap sebesar 1 – 3 kg/cm2
secara langsung, serta pengisian buah di dalam digester dijaga agar selalu penuh. Hal ini
bertujuan agar pemisahan serat dengan biji semakin sempurna, sehigga proses pengempaan
pada screw press berjalan sempurna..
1. Frekuensi adukan yang lebih tinggi akan menyebabkan kurang memberikan nilai
positif, karena pembuangan energi
2. Jumlah lengan pengaduk yang lebih banyak akan menyebabkan pelumatan yang
berlebihan sehingga terjadi genangan minyak di dasar screw press, tentu ini akan
memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau. Jumlah lengan yang sesuai ialah 4
pasang dengan kedudukan berselang antara 1 pasang dengan pasangan berikutnya.
3. Bentuk lengan dibuat sedemikian rupa yaitu dapat mengangkat dan menekan buah
dengan cara menyapu. Lengan pengaduk mudah mengalami korosi oleh asam, maka
pisau dibuat dari mangan stell
4. Putaran yang lebih tinggi akan menyebabkan genangan minyak dalam alat yang akan
mempersulit pengadukan dan juga sama hal nya dengan jumlah lengan yang
diperbanyak, oleh sebab itu dianjurkan agar putaran yang ideal adalah 23-26 rpm.
b. Kapasitas digester
Ukuran digester yang dipilih harus dapat melayani kapasitas oleh alat selanjutnya
dengan kualitas adonan sesuai dengan kebutuhan alat kempa (press).
Contoh: Digester DLPOM merek CB presan 15 ton
Ukuran bejana digester setinggi 3,10 meter dengan diameter 1,50 meter dengan isi
4461 liter. Jika terisi hanya 75% dengan kerapatan massa 1060 kg/m3, maka digester
dapat mengolah:
V = πr2 x t
V = 3,14 X 0,752 X 3,10
V = 4.704 ton
1060 [ 4.704 x 75 ]
1000 x 100
Penggunaan digester harus disesuaikan dengan kapasitas screw press agar tidak terjadi
perubahan masa aduk, yang dapat menurunkan efisiensi ekstraksi atau tingkat kehilangan
minyak dalam ampas (fibre). Untuk memperlama proses pelumatan maka dianjurkan agar
volume digester terisi 75% / (3/4), apabila tidak terisi penuh buah tidak terajang dengan
sempurna dan dapat menyebabkan kehilangan minyak dalam ampas akan tinggi. Pengisian
yang tidak sempurna sering terjadi pada saat awal pengoperasian pabrik, hal ini dipaksakan
akibat kekurangan persediaan bahan bakar. Dalam keadaan yang demikian efisiensi
pengutipan minyak umumnya sangat rendah.
c. Pemanasan
Suhu adonan yang dikehendaki adalah 90-95°C dengan alasan bahwa pada suhu
tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong-kantong minyak, sedangkan
yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan lainnya, dan kerusakan
minyak seperti oksidasi dan hidrolisa relatif belum terjadi. Semakin tinggi suhu digester
maka perajangan semakin baik dan akan memperingan daya kerja screw press, dan akan
mengurangi biji pecah. Oleh sebab itu suhu digester perlu dipertahan kan pada standart yang
telah ditetapkan. Pada beberapa pabrik juga dirancang dengan menggunakan uap langsung
dalam bejana digester, yang dapat berpengaruh negativ seperti berikut:
1. Menambah jumlah air yang terkandung dalam adonan yang dapat menurunkan daya
gesekan antara pisau dengan adonan
2. Menurunkan tekanan uap pada boiler. Hal ini akan menurunkan kebutuhan uap pada
turbin
3. Menyebabkan kerusakan mutu yakni pemanasan yang berlebihan, yang merangsang
terjadinya proses oksidasi pada minyak dan turunnya derajat pemucatan (DOBI)
4. Menyebabkan kegosongan pada inti sehingga lebih 50% produksi inti berwarna
cokelat yang tidak disukai konsumen. Biji yang gosong umumnya sulit dipecah dalam
ripple mill dan walaupun pecah inti masih menempel pada cangkang.
Oleh sebab itu upaya penggunaan uap langsung (injeksi steam) pada digester sebaiknya
dihindarkan. Lama pemanasan yang terbaik adalah ± 30 menit, tergantung dari kecepatan
masa berondolan mencapai temperatur 90 - 95°C
d. Pengeluaran Minyak
Seperti telah di utarakan di atas, bahwa minyak yang terdapat dalam adonan
digester akan menurunkan efisiensi pengadukan. Oleh karena itu, minyak tersebut
harus dipisahkan dengan cara di alirkan keluar dari ketel. Jika minyak tidak
dipisahkan, maka minyak akan masuk kedalam screw press dan akan menurunkan
kapasitas alat. Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lubang pada dasar
bejana yang dihubungkan dengan pipa. Minyak ini kurang mengandung non oil
solid (NOS), dan akan ikut membantu menurunkan losses dalam serat (fibre) atau
biji (Nut) yang keluar dari screw press.
1. Perawatan harian
Check ampere electro motor
Check kebocoran
Check oli gearbox
Check v-belt
Check baut kopling
Check thermometer
b. perawatan mingguan
o Bersihkan bagian dalam tabung digester
o Check wear plate / bottom strainer
o Check strring arm dan expeller arm
B. SCREW PRESS (MESIN PENGEMPA)
Bahan yang keluar dari digester dilanjutkan proses pengolahannya pada alat kempa
(screw press). Ekstraksi minyak sawit dapat dilakukan dengan mekanis yang disebut dengan
pengempaan (pressing) dan cara menggunakan pelarut disebut solvent extraction. Penerapan
solvent extraction menghasilkan rendement minyak yang tinggi, namun minyak mengandung
zat warna seperti chlorophyl, xanthophyl dan zat warna lainnya, yang sulit dihilangkan dalam
proses pemucatan (bleaching), maka minyak tersebut kurang sesuai dengan keinginan
industri pengolahan minyak Juga dalam proses pengolahan terjadi kehilangan bahan pelarut
yang tinggi dan kalau diterapkan masih dianggap kurang ekonomis. Oleh sebab itu yang
dikembangkan adalah ekstraksi minyak secara mekanis yang disebut dengan pengempaan
(pressing).
Untuk memisahkan minyak kasar ( crude oil ) dari daging buah ( mesocrap ), dengan
cara mengepres daging buah yang telah di aduk di dalam digester lalu di umpankan ke screw
press.
Bagian – bagian screw press :
WORM SCREW SPUR GEAR DAN SHAFT LENGTHING SHAFT CONE GUIDE
Tekanan Berlawanan
Pengerak poros screw press dilakukan dengan electromotor yang dipindahkan dengan
belt, gearbox dan coupling fleksibel. Power dengan putaran sebesar 10-11 rpm untuk
menggerakkan alat screw. Efektifitas tekanan ini tergantung pada tekanan tahanan lawan
pada adjusting cone. Tekanan pada Hydraulic Cone yang sesuai untuk pada Double Pressing
menggunakan tekananpertama 50-70 bar. Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas,
tekanan lawan dinaikkan dengan mengatur Cone, hal ini akan menyebabkan efek samping
yaitu ditemukan persentase biji pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan Screw
Press, bahkan dapat menyebabkan terbakarnya Electromotor. Tekanan kerja Cone yang
rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah
biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press hendaknya
dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya. Kerusakan Cone yang
terjadi di pabrik sering dibiarkan begitu saja tanpa diperbaiki, dan operasi alat Press
dilakukan dengan pengaturan secara manual amper arus masuk pada Panel Board, hal seperti
ini harus dihindarkan karena sangat bertentangan dengan prinsip kerja alat Continuous
Pressing dan berakibat kerusakan yang cepat pada Electromotor.
Stabilitas Tekana
Tekanan yang terlalu bervariasi akan memberi pengaruh negatif terhadap proses
penge-press-an dan terhadap alat press itu sendiri. Penyetelan yang dilakukan pada
Electromotor dan Cone yang secara sendiri-sendiri akan sulitt mempertahankan tekanan
stabil yang diperlukan. Untuk menstabilkan tekanan kerja dan tekanan lawan pada Screw
Press dapat dilakukan dengan cara mengganti “Gear drive” dengan “Hydraulic Transmissi”
sehingga ganjalan-ganjalan yang terdapat dalam screw press yang disebabkan variasi bahan
baku dapat diatur secara otomatis. Alat ini kini sudah banyak dikembangkan pada Screw
Press. Keuntungan dari alat ini ialah dapat mengatur sendiri tekanan tertinggi dan tekanan
terendah dalam screw press, serta dapat diatur arah putaran Screw–nya sehingga Cake yang
berbeda dalam Cylinder Press dapat dikeluarkan.
Untuk menstabilkan tekanan press maka dilakukan suatu sistem interlocking antara
power penggerak Screw dengan Hydraulic Cone. Dengan cara ini satu dengan lainnya saling
mengurangi lonjakan-lonjakan tekanan baik karena variasi adonan maupun akibat perobahan
tegangan arus listrik.
1. Isian digester < ¾ dari volume digester, pisau pengaduk sudah aus dan sekat
penahan diding digester tidak ada, yang mengakibatkan hasil adukan masih kasar
sehingga proses pengadukan tidak sempurna.
2. adanya stagnasi pada stasiun sebelumnya, sehingga mengakibatkan jumlah massa
yang masuk ke digester berkurang.
3. waktu pengadukan yang kurang tepat ± 15 menit.
4. Aliran pada plat bottom digester tidak lancer.
5. Tekanan press yang rendah < 35 ampere.
6. Worm screw cage press sudah aus (lewat umur teknis pemakain)
7. Temperatur < 90 0 C.
Cara pengendalian :
1. Upayakan pengisian digester tetap penuh (3/4 dari Volume digester) dan
kecepatan pengaduk 23 – 25 rpm, operator harus lebih mengontrol pendistribusian
buah ke digester.
2. Pengecekan keausan pisau aduk dan sekat penahan, jika telah aus lebih baik
diganti dengan yang baru.
3. Periksa komponen steam injection, sehingga temperature dpt di pertahankan 90 –
95 0 C.
4. Periksa pengaliran oil pada bottom plate, pastikan aliran lancer dan tidak ada
penyumbatan.
5. Naikan tekanan press > 35 ampere, dengan memeperhatikan Cake yang keluar
diupayakan tidak banyak broken nut.
Perawatan Mingguan
Check kondisi press cage
Check keausan cone
Check tekanan pompa hydroulic
Check sistem automatis hydroulic
1.8 Trouble shooting pressing station
NO MASALAH TINDAKAN