Anda di halaman 1dari 25

MILL ASSISTANT ASSESSMENT PROGRAM

(PRESSING)

Nama : Dody Suhendra


Jabatan : Mill Assistant Trainee
Mill/Factory : DendyMarker Palm Oil Mill

PT. TOLAN TIGA INDONESIA


SIPEF TRAINING CENTRE
2018
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pressing station adalah stasiun pertama dimulainya pengutipan minyak dari buah
(fruit) dengan cara melumat (digesting) dan mengempa (pressing). Unit utama dalam stasiun
press adalah digester dan screw press . Digester merupakan mesin pengadukan brondolan
untuk memisahkan minyak (crude oil) dari daging buah dan biji. Sedangkan Screw Press
merupakan mesin pengepresan (ekstraction) brondolan untuk mendapatkan crude oil yang
maksimal dan kernel pecah yang minimal.

Gambar.Flow Proses pressing station

Salah satu tolak ukur yang mempengaruhi kinerja mesin dan alat di pressing station
adalah mutu bahan yang keluar dari alat itu sendiri yaitu:
1. Kadar minyak pada ampas kempa (cake) maksimum 4% terhadap sampel.
2. Biji Pecah maksimum 15% terhadap sampel.
1.2. Tujuan Dan Manfaat Dari Pressing Station

Tujuan utama dari proses pengempaan (pressing) adalah mengeluarkan minyak dari
Mass Passing to digester yang telah diaduk.
Secara umum pengambilan minyak nabati dari sumbernya disebut ekstraksi minyak.
Adapun tujuan umumya adalah
- mengurangi oil losses seminimum mungkin
- agar throughput pabrik sesuai
- mengurangi kernel pecah seminimum mungkin

1.3. Rumusan Masalah


berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah yang dapat di ambil adalah
bagaimana mengoptimalkan proses pemisahan minyak (crude oil) dengan serat (fibre)
dan biji (Nut) menggunakan setiap unit alat dan mesin pada pressing station sesuai
standar yang telah di tetapkan perusahaan.

1.4. Ruang lingkup


Adapun ruang lingkup atau batasan tentang topik pembahasan yaitu pembahasan yang
dilakukan hanya meliputi pressing station beserta prosedur atau pun alat dan mesin
yang terkait pada stasiun tersebut.

1.5. Tugas dan tanggung jawab


Berikut ini merupakan tugas dan tanggung jawab setiap personil terkait dengan
kelancaran proses maupun operasional pengolahan pabrik kelapa sawit (Palm Oil Mill).

 SM / Mill Manager

a. Fungsi dan ikhtiar jabatan


Bertanggung jawab penuh atas kelancaran operasional pabrik sesuai peraturan
dan standart yang ada, kesinambungan kegiatan dan melakukan perbaikan yang
berkelanjutan.

b. Uraian tugas
1. membuat estimate dan capital tahunan
2. mengelola dan mengawasi tugas-tugas dan tanggung jawab staff dan
karyawan/ti
3. mengawasi quality dan processing cost
4. mengawasi disiplin kerja staff dan karyawan
5. mengawasi pengiriman hasil produksi (CPO dan Kernel)
6. mengawasi penerimaan dan pengeluaran material dan spareparts dari gudang
7. mengawasi mutu dan mengatur penerimaan FFB yang masuk ke Mill
8. mengawasi jam kerja dan lembur
9. mengawasi kinerja shift Assistant dan administrasinya
10. mengawasi jalan nya proses secara menyeluruh
11. mengawasi kebersihan pabrik termasuk emplacementnya
12. mengawasi dan mengatur pembuangan limbah pabrik, seperti janjangan
kosong,abu boiler, dan solid decanter
13. melaksanankan aplikasi ISO,RSPO,ISCC,dan ISPO
14. melaksanankan pengawasan terhadap seluruh pekerjaan kontraktor
15. mengawasi seluruh administrasi di Mill

c. Mutu K3 dan lingkungan


1. Memelihara kualitas, keselamatan,kesehatan kerja dan keamanan
2. Memelihara kelestarian lingkungan di Mill dan emplacement

d. Wewenang dan tanggung jawab


1. Bertangung jawab terhadap operasional Mill secara keseluruhan
2. Memastikan rencana kerja perusahaan berjalan sebagaimana mestinya
3. Melaksanakan komunikasi dan konsultasi terhadap masyarakat sekitar
4. Melaporkan ke STM / D-Eng mengenai permasalahan yang terjadi baik
internal maupun eksternal
5. Mengusulkan kepada STM / D-Eng mengenai kenaikan grade kepada
karyawan yang berprestasi
6. Memberikan intruksi kerja secara langsung kepada staff assistant, maupun
mandor atau karyawan
7. Memberikan training, conseling, dan couching kepada staff maupun karyawan
 Mill Head Asisstant (MHA)

a. Fungsi dan ikhtiar jabatan


Membantu Mill Manager dalam mengelola seluruh aktivitas kerja produksi,
pemeliharaan, administrasi yang ada di Palm Oil Mill dan berkoordinasi dengan
GMO dan M.HO untuk kelancaran aktivitas kerja Palm Oil Mill

b. Rincian tugas
1. Membantu mempersiapkan estimasi tahunan dan biaya tahunan yang
dibutuhkan untuk operasional Mill dan pemeliharaan, pemeliharaan dan
perbaikan perumahan, biaya kesehatan dan aktifitas penunjang lainnya
2. Membantu mill manager untuk mencapai estimasi produksi Mill dalam satu
tahun dan mengelola penggunaan estimasi biaya dalam satu tahun
3. Membantu Mill manager mengawasi dan menjaga mutu produk (CPO dan
Kernel)
4. Membantu Mill Manager memeriksa dan mengawasi program :
- Produksi
- Pemeliharaan dan perawatan
- Penyimpanan / stock dan pengiriman produk
5. Membantu Mill Manager memastikan kebenaran data-data yang ada di Mill
6. Memeriksa dan memastikan pelaksanaan administrasi dengan benar
7. Membantu Mill Manager mempersiapkan rapat kerja Staff di Mill
8. Membantu Mill manager memeriksa dan memastikan tersedianya material
yang dibutuhkan Mill untuk tiga bulan berikutnya
9. Membantu Mill Manager menciptakan dan memelihara kebersihan lingkungan
sesuai standar kesehatan
10. Membantu Mill Manager meningkatkan dan memelihara aktivitas dan
komunitas serikat pekerja, keagamaan, dan olah raga
11. Membantu Mill Manager membina dan memberikan arahan kepada staff dan
seluruh karyawan yang kurang produktif dan bekerja sama dengan serikat
pekerja
12. Menciptakan lingkungan kerja dan sosial yang aman dan kondusif
13. Membangun dan melaksanakan dengan baik standar-standar ;
- ISO 9001 ; 2008 (QMS)
- ISO 14001 ; 2004 (EMS)
- RSPO
- ISPO
- ISCC
- Dan standart-standart lainnya

c. Mutu K3 lingkungan
1. Membantu memelihara mutu dan meningkatkan produksi Mill
2. Membantu memelihara dan memastikan penerapan keselamatan, kesehatan
kerja di Mill
3. Membantu memelihara kelestarian lingkungan Mill dan emplacement

d. Wewenang dan tanggung jawab


1. Melaporkan kepada Mill manager permasalahan internal dan eksternal
2. Melaporkan kepada Mill Manager permasalahan mutu FFB yang diterima di
Mill
3. Memberikan intruksi lembur kepada karyawan sesuai dengan pendelegasian
pekerjaan yang dilakukan
4. Memberikan pembinaan dan arahan kepada Mill Asisstant, Office Asisstant,
Workshop Asistant, mandor dan seluruh karyawan
5. Mengusulkan kenaikan grade sesuai dengan usulan awal dari Assistant
6. Memastikan pabrik dalam keadaan bersih, rapi dan aman
7. Melaksanakan tugas yang direkomendasikan oleh Mill Manager dengan baik
8. Membantu Mill Manager untuk mengkoordinir karyawan/ti Mill
9. Melakukan process dan quality control terutama mutu FFB yang diterima di
Mill dan pengiriman produksi (CPO dan Kernel)
10. Mengawasi process cost terutama lembur proses
11. Mengatur dan mengawasi pekerja bengkel mekanik dan listrik terutama
administrasinya
12. Mengawasi penerimaan barang, proses produksi, stok material serta
pengeluaran / pemakaiannya dan pembuatan order material
13. Bertanggung jawab atas kebersihan bengkel mekanik dan elektrik
14. Bertanggung jawab atas semua pekerjaan yang di delegasikan oleh Mill
Manager sesuai dengan keinginan perusahaan
15. Bertanggung jawab atas jam kerja dan lembur di bagian bengkel mekanik dan
elektrik
16. Bertanggung jawab atas perawatan mekanik dan elektrikal Mill
17. Melaksanakan penerapan QMS 9001;2008 dan EMS 14001;2004
18. Membuat schedule maintenance peralatan mekanik dan elektrikal di Mill
19. Mengawasi operasional effluent ponds
20. Mengawasi kondisi mesin-mesin produksi, kebersihan, administrasi mesin-
mesin produksi dan kendaraan
21. Mengawasi pekerjaan security
22. Melakukan konsultasi dan komunikasi dengan masyarakat

 Mill Asisstant (Process)

a. Fungsi dan ikhtiar jabatan


Membantu Mill Manager dalam pelaksanaan program perusahaan

b. Uraian tugas
1. Mengawasi pekerjaan processing termasuk administrasinya
2. Memastikan mutu dan losses produksi sesuai target
3. Membuat schedule dan rencana pembersihan peralatan dan lingkungan pabrik
4. Memastikan program dan rencana perusahaan yang berkaitan dengan
processing terlaksana dengan baik
5. Membuat laporan produksi harian
6. Membimbing dan memberikan arahan kepada pekerja yang kurang produktif
7. Melaksanakan aplikasi ISO, RSPO, ISCC, dan ISPO
8. Memastikan operasional pabrik berjalan dengan baik

c. Mutu K3 dan lingkungan


1. Memelihara kualitas, keselamatan, kesehatan kerja dan keamanan
2. Memelihara kelestarian lingkungan Mill

d. Tugas dan tanggung jawab


1. Bertanggung jawab atas pekerjaan-pekerjaan yang didelegasikan oleh Mill
Manager
2. Bertanggung jawab dan memastikan program pembersihan peralatan pabrik
berjalan dengan baik
3. Bertanggung jawab terhadap penggunaan material dan jam kerja / lembur pada
bagian processing
4. Bertanggung jawab atas operasional pengolahan FFB hingga menjadi CPO dan
Kernel
5. Bertanggung jawab atas kebersihan areal processing
6. Melaporkan kepada Mill Manager tentang permasalahan internal
7. Mengusulkan kepada Mill Manager untuk pemberian surat teguran,peringatan
kepada karyawan yang tidak mengikuti aturan perusahaan
8. Mengusulkan kepada Mill Manager kenaikan grade kepada karyawan yang
berprestasi
9. Memberikan intruksi kerja secara langsung kepada foreman dan karyawan
10. Memberikan bimbingan dan arahan kepada foreman dan karyawan
PEMBAHASAN

A. DIGESTER

Alat ini sering disebut ketel aduk yang terdiri dari bejana yang dilengkapi dengan alat
perajang dan pemanas untuk mempersiapkan bahan agar lebih mudah di kempa dalam screw
press. Digester dilengkapi dengan alat pengaduk yang berfungsi untuk merajang buah
sehingga terjadi pelepasan mesocarp dari nut sambil memecahan kantong-kantong minyak
yang terdapat di daging buah (mesocarp). Volume digester berpengaruh terhadap kehilangan
minyak.
Digester yang penuh akan memperlama proses pengadukan dengan tekanan lawan yang
kuat sehingga perajangan sempurna karena ketinggian buah (berondolan) dalam digester akan
menimbulkan tekanan di dasar digester semakin tinggi dan tahanan lawan terhadap pisau
semakin tinggi, dan pemecahan kantong minyak serta pemisahan serat dengan serat lain
semakin sempurna. Di Dendymarker Palm Oil Mill terdapat 2 (dua) unit digester dengan
kapasitas 6000 liter, merk GS.

Fungsi :
- Melepaskan sel-sel minyak dari daging buah dengan cara merajang dan mengaduk.
- Memisahkan minyak dari daging buah dan nut.
- Menghomogenkan massa brondolan sebelum diumpan ke press.
- Menaikkan dan mempertahankan temperature brondolan pada suhu antara 90 – 95oC

2.1. Spesifikasi dan Komponen Digester

Digester terdiri dari tabung silinder vertical yang dilengkapi dengan pisau-pisau
pengaduk. Jumlah pisau pengaduk dalam satu buah digester terdiri dari 4 (empat) pasang
pisau pengaduk yang bertingkat dan satu pasang pisau pelempar. Letak pisau-pisau ini di buat
bersilangan antara pasangan yang satu dengan yang lain agar daya adukan cukup besar dan
sempurna. Buah yang terpisah dari janjangan akibat proses perontokan, didalam digester
selanjutnya dilumat hingga terjadi pemisahan antara daging buah dengan biji. Di dalam
digester brondolan diaduk dan di lumatkan dengan putaran string arm selama 10 - 15 menit.
Agar pelumatan berjalan baik maka buah yang ada di dalam digester suhunya antara 90 –
95°C. Pemanasan didalam digester dilakukan dengan menginjeksi uap sebesar 1 – 3 kg/cm2
secara langsung, serta pengisian buah di dalam digester dijaga agar selalu penuh. Hal ini
bertujuan agar pemisahan serat dengan biji semakin sempurna, sehigga proses pengempaan
pada screw press berjalan sempurna..

. Bagian-bagian utama dari digester terdiri atas :


a. Lengan pengaduk (long arm, short arm dan expeler arm)
Tujuan
1. Mencegah terjadi penumpukan dalam digester, sehingga lebih mudah bergerak
terutama kedalam alat press.
2. Memindahkan panas, yaitu mengatur agar adonan bergantian dalam
mengabsorbsi panas
3. Melumatkan buah, sehingga lebih mudah untuk dikempa di screw press dan
kehilangan minyak yang terjadi semakin kecil
.

Dalam pengadukan perlu diperhatikan beberapa faktor yakni:

1. Frekuensi adukan yang lebih tinggi akan menyebabkan kurang memberikan nilai
positif, karena pembuangan energi
2. Jumlah lengan pengaduk yang lebih banyak akan menyebabkan pelumatan yang
berlebihan sehingga terjadi genangan minyak di dasar screw press, tentu ini akan
memperkecil gaya gesekan buah dengan pisau. Jumlah lengan yang sesuai ialah 4
pasang dengan kedudukan berselang antara 1 pasang dengan pasangan berikutnya.
3. Bentuk lengan dibuat sedemikian rupa yaitu dapat mengangkat dan menekan buah
dengan cara menyapu. Lengan pengaduk mudah mengalami korosi oleh asam, maka
pisau dibuat dari mangan stell
4. Putaran yang lebih tinggi akan menyebabkan genangan minyak dalam alat yang akan
mempersulit pengadukan dan juga sama hal nya dengan jumlah lengan yang
diperbanyak, oleh sebab itu dianjurkan agar putaran yang ideal adalah 23-26 rpm.
b. Kapasitas digester
Ukuran digester yang dipilih harus dapat melayani kapasitas oleh alat selanjutnya
dengan kualitas adonan sesuai dengan kebutuhan alat kempa (press).
Contoh: Digester DLPOM merek CB presan 15 ton
Ukuran bejana digester setinggi 3,10 meter dengan diameter 1,50 meter dengan isi
4461 liter. Jika terisi hanya 75% dengan kerapatan massa 1060 kg/m3, maka digester
dapat mengolah:

V = πr2 x t
V = 3,14 X 0,752 X 3,10
V = 4.704 ton

1060 [ 4.704 x 75 ]
1000 x 100

= 3,73 ton berondolan

Penggunaan digester harus disesuaikan dengan kapasitas screw press agar tidak terjadi
perubahan masa aduk, yang dapat menurunkan efisiensi ekstraksi atau tingkat kehilangan
minyak dalam ampas (fibre). Untuk memperlama proses pelumatan maka dianjurkan agar
volume digester terisi 75% / (3/4), apabila tidak terisi penuh buah tidak terajang dengan
sempurna dan dapat menyebabkan kehilangan minyak dalam ampas akan tinggi. Pengisian
yang tidak sempurna sering terjadi pada saat awal pengoperasian pabrik, hal ini dipaksakan
akibat kekurangan persediaan bahan bakar. Dalam keadaan yang demikian efisiensi
pengutipan minyak umumnya sangat rendah.

c. Pemanasan
Suhu adonan yang dikehendaki adalah 90-95°C dengan alasan bahwa pada suhu
tersebut minyak sudah mencair dan mudah keluar dari kantong-kantong minyak, sedangkan
yang masih berbentuk emulsi akan pecah menjadi minyak dan cairan lainnya, dan kerusakan
minyak seperti oksidasi dan hidrolisa relatif belum terjadi. Semakin tinggi suhu digester
maka perajangan semakin baik dan akan memperingan daya kerja screw press, dan akan
mengurangi biji pecah. Oleh sebab itu suhu digester perlu dipertahan kan pada standart yang
telah ditetapkan. Pada beberapa pabrik juga dirancang dengan menggunakan uap langsung
dalam bejana digester, yang dapat berpengaruh negativ seperti berikut:

1. Menambah jumlah air yang terkandung dalam adonan yang dapat menurunkan daya
gesekan antara pisau dengan adonan
2. Menurunkan tekanan uap pada boiler. Hal ini akan menurunkan kebutuhan uap pada
turbin
3. Menyebabkan kerusakan mutu yakni pemanasan yang berlebihan, yang merangsang
terjadinya proses oksidasi pada minyak dan turunnya derajat pemucatan (DOBI)
4. Menyebabkan kegosongan pada inti sehingga lebih 50% produksi inti berwarna
cokelat yang tidak disukai konsumen. Biji yang gosong umumnya sulit dipecah dalam
ripple mill dan walaupun pecah inti masih menempel pada cangkang.

Oleh sebab itu upaya penggunaan uap langsung (injeksi steam) pada digester sebaiknya
dihindarkan. Lama pemanasan yang terbaik adalah ± 30 menit, tergantung dari kecepatan
masa berondolan mencapai temperatur 90 - 95°C

Retention Time Digester (waktu tinggal)


Contoh : DLPOM merek GS
Kapasitas presan = 20 ton / jam
Volume digester = 4704 liter
Massa jenis berondolan = 0.66 kg/liter

Volume Digester X Massa jenis berondolan


4704 X 0,66 = 3104 kg

FFB = = 4.565 Ton FFB

d. Pengeluaran Minyak
Seperti telah di utarakan di atas, bahwa minyak yang terdapat dalam adonan
digester akan menurunkan efisiensi pengadukan. Oleh karena itu, minyak tersebut
harus dipisahkan dengan cara di alirkan keluar dari ketel. Jika minyak tidak
dipisahkan, maka minyak akan masuk kedalam screw press dan akan menurunkan
kapasitas alat. Pemisahan minyak dilakukan dengan membuat lubang pada dasar
bejana yang dihubungkan dengan pipa. Minyak ini kurang mengandung non oil
solid (NOS), dan akan ikut membantu menurunkan losses dalam serat (fibre) atau
biji (Nut) yang keluar dari screw press.

2.2. Prosedur Pengoperasian Digester

1. Pastikan telah memakai alat pelindung diri


2. Pastikan terlebih dahulu semua peralatan dalam kondisi baik, bila tidak laporkan
kepada mandor/asisten proses
3. Tutup klep corong digester ke screw press, jalankan digester dan buka valve
steam
4. Isi digester sampai 3/4 dan jalankan selama ±10 menit sampai temperatur 90 - 95
0
C
5. Buka klep corong ke screw press setelah screw press telah di operasikan
6. Atur kecepatan feeder thresher untuk memepertahankan isi digester minimum ¾ dan
untuk menghindari banyaknya buah yang kembali ke fruit conveyor
7. Amati turunnya brondolan pada corong digester,ampere elektromotor,temperatur dan
keadaan abnormal. Laporkan kepada mandor/asisten bila ada keadaan abnormal
8. Stop pengoperasian digester pada akhir proses dan pastikan digester dalam keadaan
kosong,tutup kerangan steam serta matikan MCB panel digester
2.3. Prosedur Mematikan Digester
a. Pastikan umpan ke digester sudah berhenti dan steam ditutup
b. Pastikan isi digester sudah kosong dan pintu feeding ditutup
c. Matikan digester ( switch off) dan tutup feeding ke press
d. Control hidraulik cone ke posisi OFF
e. Lakukan pengeluaran press cake dari screw press hingga tersisa sekitar sepertiga
volume screw press
f. Matikan Screw press
g. Matikan air delution

Hal - hal yang perlu diperhatikan sebelum pengoperasian digester :

1. Check buku laporan kerusakan


2. Bersihkan semua bagian digester dari sampah atau kotoran.
3. Lakukan Pemeriksaan Visual pada elektromotor, kopling, gearbox & v-belt.
4. Tutup chute/ corong pengeluaran digester.
Perawatan digester :

1. Perawatan harian
 Check ampere electro motor
 Check kebocoran
 Check oli gearbox
 Check v-belt
 Check baut kopling
 Check thermometer

b. perawatan mingguan
o Bersihkan bagian dalam tabung digester
o Check wear plate / bottom strainer
o Check strring arm dan expeller arm
B. SCREW PRESS (MESIN PENGEMPA)

Bahan yang keluar dari digester dilanjutkan proses pengolahannya pada alat kempa
(screw press). Ekstraksi minyak sawit dapat dilakukan dengan mekanis yang disebut dengan
pengempaan (pressing) dan cara menggunakan pelarut disebut solvent extraction. Penerapan
solvent extraction menghasilkan rendement minyak yang tinggi, namun minyak mengandung
zat warna seperti chlorophyl, xanthophyl dan zat warna lainnya, yang sulit dihilangkan dalam
proses pemucatan (bleaching), maka minyak tersebut kurang sesuai dengan keinginan
industri pengolahan minyak Juga dalam proses pengolahan terjadi kehilangan bahan pelarut
yang tinggi dan kalau diterapkan masih dianggap kurang ekonomis. Oleh sebab itu yang
dikembangkan adalah ekstraksi minyak secara mekanis yang disebut dengan pengempaan
(pressing).

Untuk memisahkan minyak kasar ( crude oil ) dari daging buah ( mesocrap ), dengan
cara mengepres daging buah yang telah di aduk di dalam digester lalu di umpankan ke screw
press.
Bagian – bagian screw press :

WORM SCREW SPUR GEAR DAN SHAFT LENGTHING SHAFT CONE GUIDE

PRESS CAGE ADJUSTING CONE TIE ROD HYDRAULICK CYLINDER


 Press cage baru
Diameter holes
Cap 15 ton = 2 mm
Cap 10 ton = 2 mm
Life time ±2000 Jam
 Worm Screw
Life time ±1000 Jam
 Adjusting cone press
Life time up to ±3000 hours
 Pipa drain pada digester
 Gear box, berfungsi untuk meneruskan putaran 10-11 rpm
dari electric motor sebagai penggerak dangan ratio gear box 80.833,
Menggunakan Oil Masri RG 320 diganti 1000 jam sekali.
 Pressure guge
berfungsi untuk mengukur tekanan hidrolik screw press.
 Hydraulic pack
Menggunakan Oil Turalik T69, kapasitas volume oil 50 liter diganti 1 tahun sekali
Komponen Utama Press :
1. Worm screw 8. Main shaft
2. Press cage 9. Coupling
3. Tie rod 10. Gearbox
4. Adjusting cone 11. Electro motor
5. Cone guide 12. Pulley
6. Lengting shaft 13. V-belt
7. Spur gear 14. Hydrolick Cylinder

Mekanisme penge-press-an ialah masuknya adonan kedalam Cylinder Press dan


mengisi Worm (ulir), volume setiap ruang ulir berbeda, semakin mengarah ke ujung sumbu
screw volume ulir semakin kecil, sehingga perpindahan massa akan menyebabkan minyak
terperas.

3.1 Faktor yang Mempengaruhi Efisiensi ekstraksi.

a. Tipe screw press


Terdapat tiga tipe Screw Press yang umum digunakan dalam PKS yaitu Speichim,
Usine de Wecker dan Stork. Ketiga jenis alat ini mempunyai pengaruh yang berbeda-beda
terhadap efisiensi pengempaan. Alat kempa Speichim memiliki feed screw, sehingga
kontinuitas dan jumlah bahan yang masuk konstan dibandingkan dengan adonan yang masuk
berdasarkan grafitasi. Kontinuitas adonan yang masuk kedalam screw press mempengaruhi
volume ulir yang parallel dengan penekanan ampas, jika kosong maka tekanan akan kurang
dan oil losses dalam ampas akan tinggi. Melihat kondisi ini beberapa pabrik pembuat screw
press menggunakan feed screw, karena disamping pengisian yang effektif juga melakukan
pengempaan pendahuluan dengan tekanan rendah sehingga minyak keluar. Hal ini akan
membantu daya kerja dari screw press, karena kandungan minyak telah berkurang, yang
sering mengganggu dalam pengepresan yaitu membuat kenaikan bahan padatan bukan
minyak dalam cairan. Penggunaan feed screw akan menimbulkan pertambahan investasi dan
biaya perawatan yang lebih besar. Oleh sebab itu dalam pengoperasiannya perlu dilakukan
perhatian yang lebih intensif. Type Stork memproduksikan alat press yang terdiri dari alat
menggunakan feed screw dan tanpa feed screw. Sedangkan Usine de Wecker tidak dilengkapi
dengan feed screw. Screw press terdiri dari single shaft dan double shaft yang memiliki
kemampuan press yang berbeda-beda, dimana alat press yang double shaft umumnya
kapasitasnya lebih tinggi dari single shaft .

3.2 Tekanan kerja Screw Press

Tekanan Berlawanan

Pengerak poros screw press dilakukan dengan electromotor yang dipindahkan dengan
belt, gearbox dan coupling fleksibel. Power dengan putaran sebesar 10-11 rpm untuk
menggerakkan alat screw. Efektifitas tekanan ini tergantung pada tekanan tahanan lawan
pada adjusting cone. Tekanan pada Hydraulic Cone yang sesuai untuk pada Double Pressing
menggunakan tekananpertama 50-70 bar. Untuk menurunkan kadar minyak dalam ampas,
tekanan lawan dinaikkan dengan mengatur Cone, hal ini akan menyebabkan efek samping
yaitu ditemukan persentase biji pecah yang tinggi dan dapat mempercepat kerusakan Screw
Press, bahkan dapat menyebabkan terbakarnya Electromotor. Tekanan kerja Cone yang
rendah akan menghasilkan ampas dengan kadar minyak yang tinggi dengan sedikit jumlah
biji pecah sudah berkurang. Oleh sebab itu pengoperasian screw press hendaknya
dipertimbangkan keuntungan dan kerugian yang diakibatkannya. Kerusakan Cone yang
terjadi di pabrik sering dibiarkan begitu saja tanpa diperbaiki, dan operasi alat Press
dilakukan dengan pengaturan secara manual amper arus masuk pada Panel Board, hal seperti
ini harus dihindarkan karena sangat bertentangan dengan prinsip kerja alat Continuous
Pressing dan berakibat kerusakan yang cepat pada Electromotor.

Stabilitas Tekana

Tekanan yang terlalu bervariasi akan memberi pengaruh negatif terhadap proses
penge-press-an dan terhadap alat press itu sendiri. Penyetelan yang dilakukan pada
Electromotor dan Cone yang secara sendiri-sendiri akan sulitt mempertahankan tekanan
stabil yang diperlukan. Untuk menstabilkan tekanan kerja dan tekanan lawan pada Screw
Press dapat dilakukan dengan cara mengganti “Gear drive” dengan “Hydraulic Transmissi”
sehingga ganjalan-ganjalan yang terdapat dalam screw press yang disebabkan variasi bahan
baku dapat diatur secara otomatis. Alat ini kini sudah banyak dikembangkan pada Screw
Press. Keuntungan dari alat ini ialah dapat mengatur sendiri tekanan tertinggi dan tekanan
terendah dalam screw press, serta dapat diatur arah putaran Screw–nya sehingga Cake yang
berbeda dalam Cylinder Press dapat dikeluarkan.

3.3 Tujuan menstabilkan tekanan Alat Press adalah :

1. Memperkecil kehilangan minyak dalam ampas, dengan meratanya adonam di Digester


masuk kedalam Screw Press yang diimbangi dengan tekanan stabil maka ekstraksi
minyak akan lebih sempurna, dengan demikian kehilangan minyak akan lebih rendah.
2. Menurunkan jumlah biji pecah. Semakin tinggi variasi tekanan dalam screw press maka
jumlah biji pecah semakin tinggi.
3. Memperpanjang umur teknis. Umur teknis alat seperti Screw, bearing Press dan
Electromotor lebih tahan lama karena kurangnya goncangan elektrik dan mekanis.
Jenis bearing yang di gunakan :
 Sperical bearing skf 22220 e
 Trus bearing kecil skf 29320
 Trush bearing besar skf 29420
 Sperical bearing skf 22224 e

Untuk menstabilkan tekanan press maka dilakukan suatu sistem interlocking antara
power penggerak Screw dengan Hydraulic Cone. Dengan cara ini satu dengan lainnya saling
mengurangi lonjakan-lonjakan tekanan baik karena variasi adonan maupun akibat perobahan
tegangan arus listrik.

3.4 Air Pengecer (V-NOUTCH)


Pemberian air pengencer dilakukan dengan cara menyiram cake yang berada dalam
alat press dari atas bagian tengah dan atau di chute Screw Press. Jumlah air pengencer yang
diberikan tergantung pada suhu air pengencer, semakin tinggi suhu air pengencer maka
jumlah air yang diberikan semakin sedikit. Pemberian air pengencer yang terlalu banyak
dapat berakibat terhadap :

a. Kandungan air Cake


Kandungan air Cake yang tinggi dapat menyebabkan :
 Banyaknya kandungan air yang terikut di minyak
 Memperlama pemisahan minyak
Jumlah air pengencer yang diberikan, menurut hasil percobaan pada beberapa alat
screw press yaitu 27-29% terhadap ffb (material balance), misalnya jika rendemen minyak
23% dengan kapasitas Screw Press 15 ton TBS/jam maka air yang disemprotkan sebagai air
pengencer sebanyak 0,93 – 1.0 M³/ton. Apabila suhu air yang terdapat pada Hot Water Tank
tidak cukup panas, maka sering dilakukan dengan pemberian steam langsung kedalam Screw
Press. Cara ini tidak dibenarkan, karena terjadi kerusakan mutu minyak yakni derajat
Bleachability yang jelek yang dapat diketahui dari nilai DOBI yang menurun. Oleh sebab itu
disarankan agar pemakaian uap langsung dihindarkan sedangkan kekurangan panas dapat
diatasi dengan melakukan pengawasan terhadap pemanasan air dalam Hot Water Tank.
3.5 Hal – hal yang harus di perhatikan pada stasiun kempa :

 Kondisi pisau pengaduk digester, jika aus segera diganti


 Level volume buah dalam digester, minimal berisi ¾ dari volume digester (pisau
bagian atas tertutup oleh brondolan).
 Masa adukan jangan terlalu lama, serat-serat buah harus masih jelas terlihat, namun
lumatan harus homogen.
 Temperatur, dijaga pada suhu 90 – 95 0C untuk mempermudah proses pemisahan
minyak dengan air. Temperatur dalam digester dijaga dengan menginjeksikan steam
ataupun dengan menggunakan steam jacket.
 Kebersihan Bottom plat.
 Kematangan buah yang sudah direbus.
 Kecepatan pengadukan, yaitu sebesar 23 - 25 rpm.
 Kondisi worm atau main screw press
 Tekanan cone 50 – 70 bar.
 Kematangan buah yang direbus pada strelizer.
 Kebersihan pada screw press

Perumusan masalah pada stasiun kempa.

1. Jenis kehilangan / losses minyak di stasiun kempa.


2. Penyebab dan penanggulangan / minimalisasi kehilangan minyak pada stasiun
kempa.

Jenis kehilangan losses pada stasiun kempa.

1. % minyak di press Cake tinggi.


2. Kadar Nut pecah tinggi.

3.6 Penyebab dan pengendalian losses di stasiun kempa.

1. Persentase minyak di ampas press tinggi.


Indikasi : Ampas press berminyak bila di genggam minyak melekat

Norma : 4,00 % terhadap sampel.

Hal – hal yang menyebabkan % minyak di ampas press tinggi :

1. Isian digester < ¾ dari volume digester, pisau pengaduk sudah aus dan sekat
penahan diding digester tidak ada, yang mengakibatkan hasil adukan masih kasar
sehingga proses pengadukan tidak sempurna.
2. adanya stagnasi pada stasiun sebelumnya, sehingga mengakibatkan jumlah massa
yang masuk ke digester berkurang.
3. waktu pengadukan yang kurang tepat ± 15 menit.
4. Aliran pada plat bottom digester tidak lancer.
5. Tekanan press yang rendah < 35 ampere.
6. Worm screw cage press sudah aus (lewat umur teknis pemakain)
7. Temperatur < 90 0 C.

Cara pengendalian :

1. Upayakan pengisian digester tetap penuh (3/4 dari Volume digester) dan
kecepatan pengaduk 23 – 25 rpm, operator harus lebih mengontrol pendistribusian
buah ke digester.
2. Pengecekan keausan pisau aduk dan sekat penahan, jika telah aus lebih baik
diganti dengan yang baru.
3. Periksa komponen steam injection, sehingga temperature dpt di pertahankan 90 –
95 0 C.
4. Periksa pengaliran oil pada bottom plate, pastikan aliran lancer dan tidak ada
penyumbatan.
5. Naikan tekanan press > 35 ampere, dengan memeperhatikan Cake yang keluar
diupayakan tidak banyak broken nut.

3.7 Pengoperasian Screw press

Sebelum pengoperasian screw press :


1. Lakukan Pemeriksaan Visual pada elektromotor, kopling, gearbox & v-belt.
2. Periksa Level/Ketinggian oli gearbox.
3. Periksa corong digester dalam keadaan tertutup.
4. Periksa platform, bersihkan jika ada kotoran / rembesan oli.
5. Periksa talang/saluran minyak & sandtrap tank apakah ada sumbatan.

Prosedur pengoperasian screw press :

1. Pastikan telah memakai alat pelindung diri


2. Pastikan terlebih dahulu semua peralatan dalam kondisi baik,bila tidak laporkan
kepada mandor atau asisten proses
3. Pastikan klep corong cake dari screw press ke cake breaker conveyor (CBC) under
pressing sudah di arahkan sesuai dengan jalur yang akan di operasikan
4. Pastikan klep dari CBC under pressing ke CBC depericarper sudah di arahkan sesuai
dengan line yang akan di operasikan
5. Tunggu kode bel dari operator depericarper bahwa screw press sudah dapat di
operasikan
6. Jalankan CBC under pressing kemudian screw press dan hydroulic power pack
7. Atur tekanan adjusting cone sampai kondisi press fibre cake yang keluar cukup
kering (tekanan di atur sesuai setting arus screw press)
8. Buka kerangan air pengencer crude oil (dilution water) pada v-noutch. Atur debit air
sesuai jumlah unit screw press yang beroperasi
9. Amati mesin-mesin selama beroperasi terhadap keadaan yang tidak normal.
Laporkan kepada mandor/asisten jika ada masalah pada mesin
10. Stop screw press pada akhir shift setelah MPD dalam digester kosong dan tidak ada
lagi press fibre cake yang keluar
11. Mudurkan adjusting cone, bersihkan fibre,matikan pompa hydroulic dan off kan
breaker panel screw press. Stop CBC under pressing
12. beritahu pada operator depericarper bahwa proses stasiun pressing sudah selesai
13. Tutup kerangan air apabila oil gutter sudah bersih
14. Bersihkan station dan buat laporan

3.8 Perawatan Screw Press


Perawatan harian
1. Check baut-baut longgar
2. Kapasitas melambat
3. Check Kebocoran seal
4. Check oil gear box
5. Check v-belt
6. Check baut kopling
7. Check kebocoran body press
8. Check ampere elektro motor
9. Check level oli hydroulic
10. Check kebocoran selang/pipa
11. Check tekanan poma hydroulic
12. Check manometer

Perawatan Mingguan
 Check kondisi press cage
 Check keausan cone
 Check tekanan pompa hydroulic
 Check sistem automatis hydroulic
1.8 Trouble shooting pressing station

NO MASALAH TINDAKAN

1 Drain digester tidak lancar Periksa posisi bukaan valve drain


Buka valve inject steam bottom plate
Bersihkan lobang bottom plate saat stop
2 Temperatur < 90 0 Celcius Periksa kondisi temperatur gauge
Periksa posisi valve steam inject
Periksa supply steam dari BPV
3 Ampere digester < 40 Periksa kelancaran drain dari bottom digester
Periksa jam kerja stirer & expeller arm
Periksa kondisi fisik stirer & expeller arm
Periksa kondisi fisik bottom plate
Periksa volume digester minimal ¾ volume
4 Fibre form press cage Periksa apakah drain digester lancar
Periksa volume digester pastikan minimal 3/4
volume
Periksa temperatur digester 90 - 95 0 celcius
Retensi waktu digester 20 - 25 menit.
matikan press sesaat untuk menambah retensi waktu
digester.
Periksa Tekanan hydraulic
Periksa Amper kerja press
Periksa jam kerja screw press & cone
Periksa kondisi fisik screw press & cone
5 Fibre form press cage Periksa jam kerja screw press & cone
Periksa kondisi fisik screw press & cone
Periksa putaran press apakah ada slip pada v-belt &
pully

Anda mungkin juga menyukai