Pembimbing:
dr. Yenny Dewi Purnamawati T, Sp.KJ (K)
Disusun oleh :
Theresia Moniaga (406161023)
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Nn. A P
Umur : 17 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta, 20 Desember 2000
Pendidikan : SD
Agama : Islam
Suku/Bangsa : Betawi
Status Pernikahan : Belum Menikah
Pekerjaan :-
Alamat : Pondok Sentul, ciater, RT/RW 006/010. No. 49 Tangerang
Selatan, Banten
Tanggal Masuk RS : 2 Desember 2017
RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama
Autoanamnesis:
Pasien mengaku dirawat karena penyalahgunaan napza.
Alloanamnesis:
Pasien dibawa ke RSK Dharma Graha karena keluarga pasien sudah tidak sanggup
lagi menangani kondisi pasien yang sering marah-marah tanpa sebab, suka bicara
sendiri, berantem dengan teman, memukul tembok dan diri sendiri sejak 1 minggu
terakhir.
Autoanamnesis :
Pasien mengaku diantar ke RSK Dharma Graha oleh ayah dan paman karena
menggunakan obat-obat penenang. Pasien mengakui ini kedua kalinya dia dirawat di
RSK Dharma Graha karena sering menggunakan obat penenang. Saat pertama kali
dirawat merupakan keinginan pasien sendiri untuk lepas dari obat-obatan tersebut,
yaitu sekitar bulan Juli 2017. Kedua kali dirawat, diantar oleh ayah dan paman karena
pasien berkelahi dengan teman, tonjok-tonjokan, menurut pasien karena temannya
menghina orangtua pasien, kemudian pasien juga mengaku kesal terhadap ayahnya
yang tidak mau melanjutkan pengobatan rawat jalan pasien sehingga pasien berontak
dengan cara meminum obat-obat penenang tersebut di depan ayahnya. Menurut
pasien, obat-obatan yang diminum adalah hexymer, tramadol, reklona, dan
alprazolam. Pasien mengkonsumsi obat-obatan tersebut sebanyak 1 butir per hari, dan
2-3 hari dalam 1 minggu. Pasien mulai mengkonsumsi obat-obatan tersebut sejak
kelas 2 SMP saat pasien putus sekolah, sekitar 2 tahun yang lalu saat pasien berusia 15
tahun. Pertama kali pasien mencoba karena dipaksa oleh temannya. Ia dijebak 3x oleh
temannya dengan cara mencampurkan obat-obatan tersebut ke dalam makanan atau
minuman pasien. Berawal dari hal itu pasien merasakan efek tenang obat tersebut
sehingga pasien mulai mengkonsumsi dengan kemauan sendiri tanpa dipaksa atau
dijebak oleh teman-temannya. Menurut pasien setelah menggunakan obat-obatan
tersebut pasien merasa semua masalahnya hilang dan tidak ada beban pikiran. Selain
itu pasien juga merasakan kantuk dan perasaan badan seperti melayang. Pasien tidak
pernah merasakan berdebar-debar, cemas, sulit tidur setelah efek dari obat tersebut
hilang dan tidak merasakan keinginan untuk konsumsi kembali. Namun pasien
mengakui saat pasien tidak menggunakan obat-obatan tersebut pasien merasa
pikirannya kacau, kusut dan sering emosi atau marah-marah. Pasien juga mengaku
merokok sejak kelas 1 SMP dan mengkonsumsi alkohol sejak 2 SMP. Ia mengaku
merokok 1-2 batang perhari. Tetapi jika sedang menggunakan obat-obatan, ia bisa
menghabiskan sampai 5 batang per hari. Ia juga mengkonsumsi alkohol jika sedang
menggunakan obat-obatan. Jika tidak menggunakan obat-obatan pasien jarang
mengkonsumsi alkohol. Pasien tidak pernah mengalami demam tinggi dan tidak
pernah mengalami kejang sewaktu kecil. Pasien juga tidak pernah mengalami
kecelakaan yang dapat menyebabkan kepalanya terbentur. Pasien juga tidak pernah
mendengar bisikan maupun melihat sesuatu yang tidak orang lain lihat.
Ditanya mengenai aktivitas pasien setelah berhenti sekolah dan berhenti kerja
pasien mengatakan dia menganggur dan jadi sering bepergian dengan teman-
temannya. Mulai dari pergaulan ini pasien mengenal obat-obatan penenang. Pasien
jadi jarang pulang ke rumah dan ketika di rumah pun pasien hanya tidur seharian,
tidak mau keluar kamar dan tidak mau makan. Pasien mengatakan malas untuk
berinteraksi dengan orang rumahnya atau lingkungannya dan hanya memilih untuk
tidur di kamar.
Alloanamnesis :
Menurut keterangan dari perawat di RSKJ Dharma Graha, pasien masuk RS
dengan kondisi marah-marah sendiri tanpa sebab yang jelas, suka bicara sendiri,
berantem dengan teman dan memukul tembok dan dirinya sendiri.
1. Riwayat Psikiatrik
Pasien pernah dirawat di RSK Dharma Graha bulan Juli tahun 2017 karena
penyalahgunaan napza.
a) Riwayat Pendidikan
Pasien bersekolah di SDN 03 Pagi Jaksel, lalu pindah ke SD di BSD saat
kelas 5 karena tinggal kelas. Kemudian pasien melanjutkan ke SMP 19 BSD
dan pindah ke MTS Nurul Fala. Ia tidak melanjutkan sekolah pada saat SMP
kelas 2.
b) Riwayat Pekerjaan
Pasien pernah bekerja di pasar modern sebagai serabutan (angkat-angkat
barang, beli makanan). Tetapi ia keluar setelah 1 bulan bekerja karena tidak
betah.
c) Riwayat Perkawinan
Pasien belum menikah.
d) Riwayat Agama
Pasien beragama Islam sejak lahir hingga sekarang. Menjalankan sholat namun
tidak rutin (bolong-bolong).
f) Riwayat Psikoseksual
g) Riwayat Keluarga
Genogram
tn.
U? Ny. L
U?
D
AP 5 th
16 th
: Pasien
A. Deksripsi Umum
1. Penampilan
Perempuan, usia 17 tahun, tampak sesuai dengan usianya. Berpakaian seperti
laki-laki, pakaian sopan. Rambut hitam dengan bagian depan diwarnai coklat,
pendek, dan tampak seperti laki-laki. Postur tubuh tampak simetris dan kurus.
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara pasien bersikap sopan, ramah, terbuka dan duduk dengan
tenang, terdapat kontak mata, dan aktivitas motorik dalam batas normal.
3. Sikap Terhadap Pemeriksa
Pasien bersikap kooperatif, ramah dan terbuka.
1. Mood : Eutimik
2. Afek : Luas
3. Keserasian : Serasi
C. Bicara
Pasien dapat berbicara spontan, jelas, dan lancar. Kecepatan bicara cukup, intonasi
cukup, artikulasi jelas, volume suara cukup. Pasien dapat menjawab sesuai
pertanyaan.
D. Gangguan Persepsi
E. Pikiran
1. Proses Pikir
- Produktivitas : Cukup
- Kontinuitas Pikiran : Cukup
3. Bentuk Pikir
2. Orientasi
Waktu : Baik, pasien dapat mengetahui waktu siang ataupun malam dan
berapa lama ia sudah dirawat.
Tempat : Baik, pasien mengetahui bahwa ia berada di RSKJ Dharma Graha.
Orang : Baik, pasien dapat mengenali dokter dan pasien-pasien lainnya.
3. Daya Ingat
Daya Ingat Jangka Panjang
Baik, pasien dapat mengingat masa kecilnya.
Daya Ingat Jangka Sedang
Baik, pasien dapat mengingat siapa yang mengantarnya ke rumah sakit.
Daya Ingat Jangka Pendek
Baik, pasien dapat mengingat semalam tidur jam berapa, sudah mandi atau
belum, dan menu sarapan.
Daya Ingat Segera
Baik, pasien dapat mengulang 3 benda yang disebutkan oleh pemeriksa.
6. Kemampuan Visuospasial
Kemampuan visuospasial pasien baik, dimana ia dapat menggambar sebuah jam
dinding menunjukkan pukul dua.
7. Pikiran Abstrak
Pasien dapat mengartikan peribahasa yang ditanyakan oleh pemeriksa. Seperti
tong kosong berbunyi nyaring.
Pasien dapat duduk dengan tenang dan berperilaku sopan selama wawancara. Ia juga
tidak melakukan sesuatu yang membahayakan dirinya maupun orang lain.
3.Tilikan
Tilikan VI
Pasien sadar bahwa dirinya mengalami gangguan penyalahgunaan zat yang berakibat
buruk untuk dirinya dan pasien mau berobat agar ia lepas dari penggunaan obat-
obatan tersebut.
A. Status Internus
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Compos Mentis
Keadaan gizi : Baik
Tanda Vital : TD 120/70 mmHg, N 87x/mnt, suhu 36,7°C
Data antropometri : BB 42 kg, TB 152 cm, IMT 18,1 (BB kurang)
B. Pemeriksaan Fisik
Kepala : bentuk normal, tidak teraba benjolan, rambut hitam, tidak
mudah dicabut
Mata : sklera tidak ikterik, conjunctiva tidak anemis, pupil bulat,
isokor, diameter 3mm/3mm, refleks cahaya +/+
Hidung: bentuk normal, tidak ada sekret
Telinga: bentuk normal, tidak ada sekret
Mulut dan gigi : Bibir tidak kering, letak uvula ditengah, tidak ada sariawan,
tidak ada luka, terdapat karies.
Jantung :
o Inspeksi : pulsasi ictus cordis tidak terlihat
o Palpasi : ictus cordis teraba di MCL sinistra ICS V, kuat angkat
o Perkusi : batas jantung dalam batas normal
o Auskultasi : bunyi jantung I dan II reguler, gallop (-), murmur (-)
Paru-Paru :
o Inspeksi : simetris dalam keadaan statis dan dinamis
o Palpasi : stem fremitus kiri dan kanan sama kuat
o Perkusi : sonor pada seluruh lapang paru
o Auskultasi : vesikuler, ronkhi -/-, wheezing -/-
Abdomen :
o Inspeksi : tampak datar, tidak tampak luka
o Palpasi : supel, nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba pembesaran
o Perkusi : timpani pada keempat kuadran
o Auskultasi : bising usus dalam batas normal
Extremitas : Edema (-), deformitas (-)
Status Neurologis
Pasien seorang perempuan berusia 17 tahun, beragama Islam, suku Betawi, belum
menikah, pendidikan terakhir SD, beralamat di Pondok Sentul, Ciater, Tangsel. Pasien
masuk ke RSKJ Dharma Graha pada tanggal 2 Desember 2017 dibawa oleh keluarga
karena kondisi pasien yang sering marah-marah tanpa sebab, bicara sendiri, berantem
dengan teman dan memukul tembok dan diri sendiri sejak 1 minggu terakhir. Pasien
menyalahkan orang lain atau memberikan rasionalisasi dari perbuatannya, pasien juga
cenderung menarik diri dari lingkungan sekitar dengan memilih untuk diam di kamar.
Dari status mental didapatkan : mood eutimik, afek luas, proses pikir, isi pikir dan
bentuk pikir baik, tidak ada yang terganggu. Kesadaran dan kognisi baik. Tidak ada
gangguan persepsi, tilikan derajat 6, reliabilitas dapat dipercaya.
Pada pemeriksaan fisik dan neurologis tidak ditemukan kelainan yang bermakna.
Pada pasien ditemukan adanya perubahan pola perilaku dan psikologik yang secara
klinis bermakna dan secara khas berkaitan dengan suatu gejala yang menimbulkan
penderitaan (distress) dan hendaya (disability) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial.
Berdasarkan hasil wawancara, pemeriksaan status mental, dan pemeriksaan fisik,
dengan berdasar pada PPDGJ maka dapat disimpulkan bahwa:
Aksis III
Berdasarkan pemeriksaan fisik dan neurologis, kondisi medis umum pasien dalam batas
normal.
Aksis IV
- Terdapat masalah dengan keluarga
- Terdapat masalah dengan lingkungan sosial
Aksis V
Penilaian status fungsional menggunakan skala GAF (Global Assessment of
Functioning), dalam satu tahun terakhir didapatkan GAF dengan skor 80-71 yaitu
gejala sementara dan dapat diatasi, disabilitas ringan dalam sosial, pekerjaan, sekolah,
dll
Axis I : Gangguan mental dan perilaku akibat penggunaan zat multipel dan
penggunaan zat psikoaktif lainnya dengan gangguan psikotik lir-skizofrenia
(F19.50)
Axis II : Tidak ada
Axis III : Tidak ada
V. DAFTAR MASALAH
A. Psikofarmaka :
Clozapine 25 mg 2 x 1 tab
B. Psikoterapi :
1. Terapi Suportif
Pengawasan minum obat teratur
Memotivasi pasien untuk tidak lagi menggunakan napza
Memotivasi dan memberi dukungan kepada pasien tentang masalah keluarganya
(memotivasi supaya pasien menceritakan masalahnya dengan ayahnya dan
bersama-sama dicari jalan keluar)
2. Terapi Psikososial
Counseling Pasien: memberikan edukasi dan informasi mengenai penyakitnya
serta rencana terapi yang akan dilakukan.
Counseling Keluarga: memberikan edukasi dan informasi yang benar tentang
penyakit pasien sehingga diharapkan keluarga dapat menerima pasien dan
3. Behavioural Therapy:
Mendengarkan musik, bernyanyi, menari dan bermain untuk menghilangkan
beban pikiran pasien.
Mendalami masalah-masalah yang dipikirkan oleh pasien dan mencari jalan
keluarnya bersama-sama.
Terapis memberi penghargaan kepada pasien terhadap perilaku yang positif
yang telah ditampilkan oleh pasien. Dengan penghargaan dan umpan balik
positif yang didapat maka perilaku tersebut akan dipertahankan atau
ditingkatkan oleh pasien. Misalkan dengan memberikan hadiah (dapat bekerja
sama dengan keluarga) jika dalam jangka waktu tertentu pasien tidak
menggunakan napza.
VII. PROGNOSIS
TIMELINE
Pasien sempat
kerja serabutan
namun hanya Pasien kembali
Pasien merasa bertahan Pasien ingin
tidak menggunakan
sebulan. Pasien lepas dari
mendapatkan zat psikoaktif
menganggur penggunaan zat
perhatian dari sehingga pasien
kemudian psikoaktif dan
sosok ayah di antar ke RSK
dijebak teman dirawat di RSK
dalam keluarga. Dharma Graha
dengan zat Dharma Graha
Pasien karena sering
psikoaktif kemudian
bermasalah marah-marah
hingga akhirnya pasien
dengan guru tanpa sebab,
pasien mulai menjalani
dan teman di bicara sendiri,
konsumsi zat pengobatan
sekolah hingga memukul
psikoaktif rawat jalan
pasien putus tembok dan diri
dengan sendiri
sekolah kemauan
sendiri