Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah seseorang yang bekerja secara aktif di bidang
kesehatan baik yang memiliki pendidikan formal kesehatan maupun tidak yang untuk jenis
tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. 1.3.2.
Tenaga Kesehatan
adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam bidang kesehatan serta memiliki
pengetahuan dan/atau keterampilan melalui pendidikan formal di bidang kesehatan yang
untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan. 1.3.3.
Kegiatan Standar
adalah satu satuan waktu (atau angka) yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan
pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan sesuai dengan standar profesinya. 1.3.4.
adalah banyaknya jenis pekerjaan yang dapat dilaksanakan oleh seseorang tenaga kesehatan
profesional dalam satu tahun kerja sesuai dengan standar profesional dan telah
memperhitungkan waktu libur, cuti, sakit, dll
adalah jumlah pegawai yang tersusun dalam jabatan dan pangkat dam kurun waktu tertentu
yang diperlukan oleh organisasi untuk melaksanakan fungsinya. 1.3.6.
adalah upaya menghitung beban kerja pada satuan kerja dengan cara menjumlah semua beban
kerja dan selanjutnya membagi dengan kapasitas kerja perorangan persatuan waktu. 1.3.7.
Beban Kerja
adalah banyaknya jenis pekerjaan yang harus diselesaikan oleh tenaga kesehatan profesional
dalam satu tahun dalam satu sarana pelayanan kesehatan. 1.3.8.
Sarana Kesehatan
Perencanaan Ketenagaan
adalah suatu perencanaan yang dikaitkan dengan keadaan (jangka pendek, menengah,
panjang) yang mungkin terjadi.
WISN (
Work Load Indicator Staff Need
)
adalah indikator yang menunjukkan besarnya kebutuhan tenaga pada sarana kesehatan
berdasarkan beban kerja, sehingga alokasi/relokasi akan lebih mudah dan rasional.
BAB II GAMBARAN UMUM RUMAH SAKIT, DASAR HUKUM, STRUKTUR
ORGANISASI UNIT KERJA
Gambaran Umum
Rumah Sakit XXXXX berdiri sejak tanggal 2 Maret 1981 yang dikategorikan sebagai Rumah
Sakit Umum Swasta Utama setara dengan Kelas B Non-Pendidikan, yang berada di Jl. Raya
Deli Tua, Deli Serdang , Kecamatan Medan Deli, Kotamadya Medan, Propinsi Sumatera
Utara. Rumah Sakit ini memiliki fasilitas Pelayanan Gawat Darurat, Rawat Jalan (umum,
gigi, spesialis, subspesialis), Rawat Inap (247 tempat tidur dari Super VIP,VIP, kelas I, kelas
II, kelas III, HDU, CCU dan ICU), Kamar Bersalin, Kamar Bedah, Laparoskopi,
Hemodialisa, Endoskopi, ENT Endoscopy, Treadmill, Ekokardiografi, Trans Esophageal
Echocardiography (TEE), EKG, Kateterisasi Jantung, USG, Radiologi, CT Scan, Rehabilitasi
Medik, Pelayanan Bedah Jantung, Laboratorium Klinik, Pelayanan Minimal Invasive
Urology, ESWL, Pelayanan Darah & Laboratorium, Gizi, Farmasi dan lainnya. RS XXXXX
melayani berbagai segmen masyarakat, baik kategori umum, perusahaan, Askes, asuransi
lainnya. Melayani masyarakat tanpa membedakan golongan, sosial ekonomi, suku, ras,
agama dan latar belakang
Visi RS XXXXX
adalah : “ Menjadi Rumah Sakit terdepan di Sumat
era pada tahun 2016 dengan jaminan pelayanan profesional dengan mengutamakan mutu dan
keselamatan pasien
”. Dan dengan motto “Kami melayani Anda lebih baik
(
We Serve You Better
)
” menjadi acuan atau panduan untuk seluruh karyawan
rumah sakit untuk mewujudkannya. Misi Rumah Sakit XXXXX adalah : 1.
Memberikan jasa pelayanan kesehatan bermutu dan terbaik kepada seluruh lapisan
masyarakat dan mendukung program pemerintah dalam bidang kesehatan. 2.
Pengelolaan rumah sakit secara profesional dan modern sehingga secara bisnis tumbuh secara
sehat, kompetitif dan berkesinambungan.
Memberikan pelayanan kesehatan secara paripurna kepada segala lapisan masyarakat tanpa
membedakan suku, bangsa, agama, ras dan golongan. 2.
Secara terus-menerus dan konsekuen meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat sesuai standar kesehatan sehingga mampu memberikan keuntungan bagi
pelanggan maupun rumah sakit. 6.
Meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit sehingga
mampu melayani setiap pelanggan dengan perhatian dan penuh tanggung-jawab serta
manusiawi. Nilai-nilai dasar yang digali dari budaya organisasi Rumah Sakit XXXXX
adalah: 1.
Kebersamaan 2.
Keadilan 3.
Kejujuran 4.
Integritas 5.
Tanggung Jawab
Rajin 7.
Melayani 8.
Fokus pada mutu & Keselamatan Pasien. Dengan optimisme adanya pertumbuhan dan
perkembangan RS yang baik, disertai hasil analisis eksternal, persaingan, internal dan pasar
yang masih terbuka dan luas, maka RS XXXXX menetapkan strategi umum adalah: Strategi
Pertumbuhan dengan Tahap Integrasi Vertikal untuk memperkuat posisi persaingan bisnis
utama serta Tahap Diversifikasi yang masih bersifat
Related Diversification.
Undang
–
Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2.2.2.
Undang
–
Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 2.2.3.
4.
Secara terus-menerus dan konsekuen meningkatkan mutu pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat sesuai standar kesehatan sehingga mampu memberikan keuntungan bagi
pelanggan maupun rumah sakit. 6.
Meningkatkan serta mengembangkan kualitas sumber daya manusia di rumah sakit sehingga
mampu melayani setiap pelanggan dengan perhatian dan penuh tanggung-jawab serta
manusiawi. Nilai-nilai dasar yang digali dari budaya organisasi Rumah Sakit XXXXX
adalah: 1.
Kebersamaan 2.
Keadilan 3.
Kejujuran 4.
Integritas 5.
Tanggung Jawab 6.
Rajin 7.
Melayani 8.
Fokus pada mutu & Keselamatan Pasien. Dengan optimisme adanya pertumbuhan dan
perkembangan RS yang baik, disertai hasil analisis eksternal, persaingan, internal dan pasar
yang masih terbuka dan luas, maka RS XXXXX menetapkan strategi umum adalah: Strategi
Pertumbuhan dengan Tahap Integrasi Vertikal untuk memperkuat posisi persaingan bisnis
utama serta Tahap Diversifikasi yang masih bersifat
Related Diversification.
Undang
–
Undang RI Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan; 2.2.2.
Undang
–
Undang Nomor 44 tahun 2009 tentang Rumah Sakit; 2.2.3.
Keputusan Menkes No.004/MENKES/SK/I/2003 tahun 2003 tentang Kebijakan dan Strategi
Desentralisasi Bidang Kesehatan; 2.2.4.
Undang
–
undang No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan; 2.2.5.
Peraturan Pemerintah No.25 tahun 2000 tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan
Propinsi sebagai daerah otonom (Lembaran Negara Tahun 2000 No.54, Tambahan Lembaran
Negara No.3952); 2.2.7.
Undang-undang No.22 tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Tahun
1999 No. 60, Tambahan Lembaran Negara No.3839); 2.2.13.
Peraturan Pemerintah No.32 tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan (Lembaran Negara Tahun
1996 No. 49, tambahan Lembaran Negara No.3637);
BAB III PENGERTIAN DAN POKOK-POKOK PERENCANAAN DAN PENGELOLAAN
SUMBER DAYA MANUSIA
3.1. Pengertian
Sumber Daya Manusia Kesehatan (SDM Kesehatan) merupakan tatanan yang menghimpun
berbagai upaya perencanaan. Pendidikan dan pelatihan serta pendayagunaan tenaga
kesehatan secara terpadu dan saling mendukung guna mencapai derajat kesehatan masyarakat
setingi-tinginya. Tenaga kesehatan adalah semua orang yang bekerja secara aktif dan
profesional di bidang kesehatan, berpendidikan formal keseehatan atau tidak yang untuk jenis
tertentu memerlukan upaya kesehatan. Perencanaan SDM Kesehatan adalah proses estimasi
terhadap jumlah SDM berdasarkan pengetahuan, keterampilan, perilaku yang dibutuhkan
untuk memberikan upaya kesehatan. Perencanaan dilakukan menyesuaikan dengan
kebutuhan pembangunan kesehatan baik lokal, nasional, maupun global dan memantapkan
keterkaitan dengan unsur lain dengan maksud untuk menjalankan tugas dan fungsi pokoknya.
Perencanaan kebutuhan praktisi pelayanan kesehatan lain (bidan, staf radiologi, farmasis,
laboratorium, staf gizi, dll)
Penyusunan perencanaan mendasarkan pada sasaran nasional upaya kesehatan dari Rencana
Pembangunan Kesehatan menuju Indonesia Sehat 2010. d.
Pemilihan metode perhitungan kebutuhan Sumber Daya Manusia kesehatan didasarkan pada
standar ketenagaan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia untuk rumah sakit.
3.3. Jam & Waktu Kerja
Jam Kerja adalah jam
–
jam pekerja berkewajiban untuk berada di tempat kerja, dalam rangka melaksanakan tugas
pekerjaannya pada hari-hari kerja yang sudah diatur dalam jadwal dinas masing-masing.
Waktu kerja adalah dimana pekerja bekerja selama 6 (enam) jam 40 (empat puluh) menit
sehari atau 40 (empat puluh) jam dalam seminggu, dengan ketentuan bahwa apabila rumah
sakit memerlukan kerja lembur sesuai dengan kepentingan rumah sakit yang mendesak,
pekerja harus bersedia kerja lembur. Jam kerja rumah sakit diatur sebagai berikut : a.
Shift
II : Pukul 15.00 WIB-23.00 WIB
Shift
III : Pukul 23.00 WIB-07.00 WIB b.
Jam istirahat antara jam kerja adalah 1 (satu) jam 20 (dua puluh) menit
Hari Libur
Hari libur diberikan setelah bekerja selama 6 (enam) hari berturut-turut, kepada pekerja
diberikan istirahat mingguan sebanyak 1 (satu) hari, atau tergantung kebutuhan dari setiap
bagian sesuai dengan pengaturan jadwal/
shift
oleh Kepala Bagian masing-masing. Hari libur bagi pegawai yang non-shift yaitu hari
Minggu dan hari libur nasional.
3.5. Istirahat Tahunan
Setiap pekerja yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus-menerus berhak atas
istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat upah.
Bagi pekerja yang akan menggunakan istirahat tahunannya, harus mengajukan permohonan
terlebih dahulu kepada Pimpinan seminggu sebelum istirahat tahunan.
3.6. Pekerja/keluarga pekerja
Pekerja adalah semua tenaga kerja yang terdaftar dan bekerja pada Rumah Sakit XXXXX
dengan mendapat upah, sedangkan keluarga pekerja yaitu suami/istri yang pertama serta
anak pekerja sah 1 (satu) sampai dengan 3 (tiga) dan berumur di bawah 18 tahun, belum
menikah dan belum mempunyai penghasilan.
Rekruitmen & Seleksi Staf
Pengelolaan Sumber Daya Manusia Kesehatan adalah sebagai acuan untuk menyusun suatu
unit kerja baik jumlah tenaga dalam unit tertentu, jadwal dinas tiap-tiap bagian,
kualifikasi/kecakapan tenaga kerja maupun pendidikan tenaga kerja. Dalam hal ini perlu
diperhatikan penyesuaian keseimbangan antara kapasitas kerja dan beban kerja. Sehingga
pekerja dapat bekerja secara sehat dan tanpa membahayakan diri sendiri dan masyarakat
sekeliling. Perekrutan pegawai baru oleh Rumah Sakit XXXXX berdasarkan kubutuhan pada
suatu bagian baik karena penggantian staf yang mengundurkan diri maupun
karena penambahan staf di bagian tersebut. Adapun proses penerimaan pegawai
tersebut berdasarkan permintaan Kepala Bagian tertentu kepada Bagian Personalia,
kemudian Bagian Personalia meminta persetujuan Direktur bidang untuk penambahan
tersebut. Seleksi pegawai adalah proses penyaringan calon staf yang dilakukan oleh tim
seleksi sesuai dengan kebutuhan yang diinginkan pada bagian tertentu. Proses perekrutan
pegawai baru dapat dilakukan melalui :
Penyaringan lamaran pekerjaan yang masuk kepada Bagian Personalia sebelum proses
rekrutmen dan seleksi staf b.
Jika lamaran pekerjaan yang masuk kepada Bagian Personalia tidak mencukupi atau tidak
memenuhi kriteria yang diinginkan maka Bagian Personalia membuat pengumuman
penerimaan pegawai baik secara internal (pengumuman di mading rumah sakit, informasi
antar pegawai rumah sakit) maupun eksternal (iklan lowongan pekerjaan di surat kabar). c.
Surat lamaran
Surat Tanda Registrasi (STR), Surat Izin Praktik (SIP), Surat Izin Kerja (SIK)
Foto copy
ijazah legalisir
Foto copy
transkrip nilai legalisir
Foto copy
KTP (1 lembar)
Belum menikah
Jika menikah (sudah memiliki keahlian tertentu) d.
Bagian Personalia mengevaluasi & melaporkan penambahan atau pengganti staf yang mutasi
atau mengundurkan diri kepada Direktur unit kerja yang terkait. e.
Berkas yang lulus persyaratan oleh Bagian Personalia diberikan kepada Bagian Diklat
kerjasama dengan Kepala Bagian terkait yang mengusulkan penambahan tenaga. f.
Calon staf mengikuti ujian tulis (tes pengetahuan & tes psikotes). g.
Hasil ujian tulis diperiksa dan dinilai oleh Kepala Bagian terkait & kerjasama dengan Bagian
Diklat.
Jika calon staf lulus tes kesehatan maka akan diterima menjadi karyawan
training
dan dilakukan orientasi (peraturan rumah sakit,
patien safety
, prosedur di rumah sakit, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI), Keselamatan Kerja,
Kebakaran dan Kewaspadaan Bencana di Rumah Sakit (K3RS), kebijakan rumah sakit dan
lain-lain). k.
Staf akan dievaluasi minimal 3 (tiga) bulan untuk menjadi pegawai tetap
Pengangkatan Menjadi Pegawai Tetap
Pengangkatan menjadi pegawai tetap adalah dimana seorang staf sudah melewati masa
training
dan dinyatakan lulus masa
training
dan sudah berhak atas fasilitas yang diberikan oleh rumah sakit. Adapun tahap pengangkatan
menjadi pegawai tetap adalah sebagai berikut : a.
Setiap karyawan
training
yang akan diangkat menjadi pegawai tetap, wajib menjalani masa
training
selama 3 (tiga) bulan. Kriteria yang dinilai selama masa
training
yaitu : prestasi kerja, tanggung-jawab, kejujuran, kerjasama, ketaatan dan prakarsa
pegawai. b.
Bagian Personalia bekerjasama dengan Kepala Bagian terkait dalam mengevaluasi &
pelaporan mengenai penilaian karyawan masa
training
sebelum 3 (tiga) bulan. c.
Bagian Personalia bekerjasama dengan Kepala Bagian terkait dalam memberikan kesimpulan
dari penilaian tersebut apakah lulus untuk diangkat menjadi pegawai tetap.
Bagian Personalia bekerjasama dengan Kepala Bagian terkait memberikan laporan kepada
Direktur unit terkait mengenai hasil penilaian dan pengangkatan menjadi pegawai tetap. e.
Sistem
Pengupahan
Seperti halnya menurut Desler (1998:85), kompensasi adalah setiap bentuk pembayaran atau
imbalan yang diberikan kepada karyawan yang timbul dari dipekerjakannya karyawan
itu. Nawawi (2001:315) juga mengartikan penghargaan atau ganjaran kepada para pekerja
yang telah memberikan kontribusi dalam mewujudkan tujuannya melalui kegiatan yang
disebut bekerja.
Selain itu Hasibuan (2002:117) menjelaskan, kompensasi adalah semua pendapatan yang
berbentuk uang maupun barang baik lansung maupun tidak langsung, yang diterima oleh
karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikannya pada perusahaan. Handoko (2003,
p.114-
118)”
, mengatakan bahwa kompensasi adalah segala sesuatu yang diterima para karyawan sebagai
balas jasa untuk kerja mereka. Jadi melalui kompensasi tersebut karyawan dapat
meningkatkan prestasi kerja, motivasi dan kepuasan kerja serta meningkatkan kebutuhan
hidupnya. Jadi kompensasi adalah semua bentuk imbalan yang diberikan kepada karyawan
sebagai imbal balik dari pekerjaan mereka. Kompensasi sering juga disebut penghargaan dan
dapat didefinisikan sebagai setiap bentuk penghargaan yang diberikan kepada karyawan
sebagai balas jasa atas kontribusi yang mereka berikan kepada organisasi. Pada umumnya,
kompensasi diberikan untuk:
Upah dasar (
based pay
), merupakan komponen upah dasar bagi kebanyakan karyawan, dan pada umumnya
berdasarkan hitungan waktu, seperti jam, hari, minggu, bulan atau per-tahun.
Mempertahankan pegawai
Pengendalian biaya
Menjamin keadilan
Mempertahankan karyawan
Pembagian Kompensasi
Menurut Rivai (2004:97), kompensasi bisa dibagi dua, yaitu:
Kompensi Finansial : a.
Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada karyawan secara teratur, seperti
tahunan, caturwulan, bulanan atau mingguan. Harder (1992) mengemukakan bahwa gaji
merupakan jenis penghargaan yang paling penting dalam organisasi. b.
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada karyawan karena kinerjanya
melebihi standar yang ditentukan. Dengan meng-asumsikan bahwa uang dapat digunakan
untuk mendorong karyawan bekerja lebih giat lagi, maka mereka yang produktif lebih
menyukai gajinya dibayarkan berdasarkan hasil kerja. Untuk itu diperlukan kemam-puan
untuk menentukan standar yang tepat. Tidak terlalu mudah untuk dicapai dan juga tidak
terlalu sulit. Standar yang terlalu mudah tentunya tidak menguntungkan bagi perusahaan.
Sedangkan yang terlalu sulit menyebabkan karyawan frustrasi.
Non-financial compensation
(kompensasi non finansial)
Kompensasi non-finansial adalah balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawan
bukan berbentuk uang, tapi berwujud fasilitas. Kompensasi jenis ini dibedakan menjadi 2
(dua), yaitu:
Bagi Perusahaan Untuk meningkatkan produksi dengan cara mendorong mereka agar bekerja
disiplin dan semangat yang lebih tinggi serta dapat menggunakan faktor produksi dengan
seefektiv dan seefisien mungkin.
Bagi Karyawan Agar karyawan memperoleh banyak keuntungan, seperti misalnya mendapat
sesuatu yang lebih, dan mendapat dorongan untuk mengembangkan dirinya dan berusaha
bekerja dengan sebaikbaiknya. Hill,Bergma, dan Scarpello (1994) mengemukakan bahwa
kompensasi diberikan untuk:
Agar dapat mempertahankan mereka Tujuh kriteria untuk efektivitas kebijakan kompensasi
non finansial menurut Patton (1977: 122) adalah sebagai berikut: a.
Pantas, patut, wajar, adil. Setiap orang sebaiknya diberi imbalan sesuai dengan usha dan
kemampuannya c.
Seimbang, cocok d.
Ekstrinsik kompensasi
, yang memuaskan kebutuhan dasar untuk survival dan security dan juga kebutuhan sosial
dan pengakuan. Pemuasan ini diperoleh ari faktor-faktor yang ada di sekeliling para
karyawan di sekitar pekerjaannya, misalnya upah, pengawasan,
co-worker
dan keadaan kerja
Intrinsik kompensasi
, yang memenuhi kebutuhan yang lebih tinggi tingkatannya, misalnya untuk kebanggaan,
penghargaan, serta pertumbuhan dan perkembangan yang dapat diperoleh dari faktor-faktor
yang melekat dalam pekerjaan karyawan itu, seperti tantangan karyawan atau interest suatu
pekerjaan yang diberikan, tingkatan keragaman/variasi dalam pekerjaan, adanya umpan balik,
dan otoritas pengambilan keputusan dalam pekerjaan serta signifikansi makna pekerjaan bagi
nilai-nilai organisasional.
2.4. Asas Kompensasi
Penghargaan menjembatani kesenjangan antara tujuan organisasi dengan aspirasi serta
pengharapan karyawan. Supaya efektif, kompensasi seharusnya dapat: a.
a.
serikat pekerja
produktivitas, e.
biaya hidup, f.
pemerintah. Proses atau tahap-tahapan yang dilalui dalam pemberian kompensasi supaya
terasa adil terdiri atas :
Menyelenggarakan survei gaji, yaitu survei mengenai jumlah gaji yang diberikan bagi
pekerjaan yang sebanding di perusahaan lain (untuk menjamin keadilan eksternal)
Menentukan nilai tiap pekerjaan dalam perusahaan melalui evaluasi pekerjaan (untuk
menjamin keadilan internal),
Mengelompokkan pekerjaan yang sama/sejenis ke dalam tingkat upah yang sama pula (untuk
menjamin employee equity /keadilan karyawan),
Upah pokok yang dibayarkan oleh rumah sakit kepada staf sesuai dengan ketentuan upah
yang ditetapkan Pemerintah dan tidak berada di bawah ketentuan Upah Minimum Kota
(UMK) yang berlaku di kota Medan c.
Penilaian kinerja bagi staf diberikan setiap bulan kepada staf berdasarkan :
Pengetahuan meliputi: pengetahuan tentang uraian tugas, standar operasional prosedur kerja,
fasilitas rumah sakit, visi & misi rumah sakit, kebijakan mutu, evaluasi Diklat internal reguler
& penilaian keperawatan (khusus tenaga keperawatan & kebidanan)
Keterampilan meliputi: kerapian dan kebersihan lingkungan kerja, responsif, ketaatan, displin
dan sikap profesional, kerjasama dan komunikasi yang baik, kesiapan alat/obat
emergency
(khusus tenaga keperawatan & kebidanan)
86
–
100% dari nilai BOR rata-rata mendapat nilai 2
70
–
85% dari nilai BOR rata-rata mendapat nilai 1
o
Keterangan lainnya :
o
Mangkir/absen: apabila absen 1 (satu) kali dalam periode sebulan maka tidak mendapat
kinerja pada bulan tersebut.
o
Disiplin (keterlambatan): apabila terlambat 3 (tiga) kali dalam sebulan maka tidak mendapat
kinerja selama bulan tersebut.
o
Surat Peringatan: apabila mendapat surat peringatan maka tidak mendapat kinerja selama 6
(enam) bulan. d.
Untuk penyesuaian upah rumah sakit akan mengadakan peninjauan upah atas dasar prestasi
dan kebijakan rumah sakit. f.
Staf sakit sehingga tidak dapat melaksanakan pekerjaan yang dibuktikan dengan surat
keterangan sakit dari dokter Rumah Sakit XXXXX
Staf tidak dapat melakukan pekerjaannya karena sedang menjalankan kewajiban terhadap
Negara
Staf tidak dapat menjalankan pekerjaannya karena sedang menjalankan ibadah yang
diperintahkan oleh agamanya
Memelihara, memakai dan mengurus sebaik mungkin barang barang milik rumah sakit
seperti alat-alat kerja maupun inventaris milik rumah sakit. d.
Melaksanakan pekerjaan sebaik mungkin dan menjalankan instruksi yang diberikan atas
nama rumah sakit. e.
Rumah sakit memberikan pembinaan kepada pegawai dengan memberikan Surat Peringatan
tertulis bagi yang melakukan pelanggaran tata tertib rumah sakit seperti tersebut di atas. Surat
Peringatan tertulis yang diberikan tersebut berlaku selama 6 (enam) bulan, jika dalam masa
periode Surat Peringatan mengulangi pelanggaran yang sama atau pelanggaran yang lain
maka akan ditingkatkan menjadi Surat Peringatan tertulis II dan III.
3.11. Cuti
Setelah diangkat menjadi pegawai Rumah Sakit XXXXX , ada 3 (tiga) kategori cuti yang
diberikan oleh managemen yaitu : a.
Cuti Tahunan Setiap staf yang telah bekerja selama 12 (dua delas) bulan terus
menerus berhak atas istirahat tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja dengan mendapat
upah. Bagi staf yang akan menggunakan istirahat tahunannya, harus mengajukan permohonan
terlebih dahulu kepada Pimpinan melalui Kepala Bagian seminggu sebelumnya sehingga
operasional berjalan lancar. b.
Staf wanita yang akan melahirkan anak (bersalin) berhak atas cuti hamil selama satu setengah
bulan sebelum melahirkan dan satu setengah bulan sesudah melahirkan anak. Bagi karyawan
wanita yang gugur kandungan diberi cuti bersalin sesuai dengan surat keterangan dokter yang
merawat
Bagi staf yang menggunakan cuti hamil tersebut harus mengajukan permohonan terlebih
dahulu kepada rumah sakit dengan menunjukkan surat keterangan dokter yang merawat
tentang tanggal persalinannya.
Bagi staf wanita dapat diberikan cuti haid selama 2 (dua) hari yaitu hari pertama dan hari
kedua haid dan telah diperiksa oleh dokter rumah sakit dengan persetujuan Pimpinan rumah
sakit maka karyawan berhak mendapat upah. c.
Cuti Perlindungan Cuti Perlindungan adalah cuti yang diberikan kepada staf untuk hal hal
khusus seperti menikah dan kematian anggota keluarga. Rumah Sakit dapat memberikan izin
kepada staf meninggalkan pekerjaannya dengan mendapat upah penuh apabila : a.
Anggota keluarga meninggal dunia yaitu anak, suami, istri, orang tua, mertua diberi ijin
selama 2 (dua) hari. f.
Istri pekerja melahirkan atau keguguran diberi izin selama 2 (dua) hari. g.
Izin meninggalkan pekerjaan tersebut untuk poin a, b, c, d, harus diperoleh terlebih dahulu
dari rumah sakit 1 (satu) minggu sebelumnya kecuali poin e dan f .
3.12.
Seluruh staf di RS. XXXXX mendapat kompensasi langsung (gaji pokok) sesuai dengan
Upah Minimum Kota (UMK)
b.
Seluruh pegawai tetap RS. XXXXX mendapat kompensasi tidak langsung (asuransi
kesehatan)
c.
Seluruh pegawai tetap RS. XXXXX mendapat penghargaan tunjangan siklus hidup (program
kesehatan,
medical check-up
) di Rumah Sakit XXXXX d.
Perawat RS. XXXXX juga mempunyai penghargaan karir & sosial (pengembangan karir,
pengembangan diri) sesuai dengan sistem Model Praktik Keperawatan Profesional (MPKP)
yang diaplikasikan di RS. XXXXX
Perawat yang berprestasi sesuai dengan hasil evaluasi reguler dari bagian Diklat dalam 1
tahun. Kepada perawat terbaik I, rumah sakit memberikan penghargaan karir & sosial
(pengembangan diri) kepada perawat berupa kesempatan serta memfasilitasi perawat untuk
melanjutkan jenjang pendidikan, mengikuti pelatihan sesuai dengan kebutuhan rumah sakit
dan minat perawat.
f.
Pegawai tetap yang ingin melanjutkan pendidikan formal mengajukan permohonan kepada
Direktur unit terkait dengan disertai dokumen yang diperlukan
g.
Pendidikan non-formal jangka pendek yaitu berupa pelatihan, kursus, seminar dan
workshop
.
Mencari informasi & menindaklanjuti undangan tentang pelatihan, kursus, seminar dan
workshop
.
b.
Bagian Diklat membuat anggaran biaya kepada Direktur Administrasi & Keuangan
Sekretaris Direktur, Duty Manager, Kepala Bagian, Dokter Jaga, mendapat fasilitas
perawatan inap (opname) di ruangan Kelas I (satu) b.
Kepala Seksi, Asisten mendapat fasilitas perawatan inap (opname) di ruangan Kelas II (dua)
c.
Bagi pekerja, yang menjadi tanggungan perusahaan adalah suami/istri, anak pertama, anak
kedua dan anak ketiga. e.
Biaya bersalin bagi pekerja dan istri sah pekerja yang melahirkan di Rumah Sakit XXXXX
ditanggung oleh Rumah Sakit sampai dengan anak ke tiga
BAB IV TUGAS POKOK, FUNGSI, URAIAN TUGAS STAF
Pola ketenagaan adalah sebagai acuan untuk menyusun suatu unit kerja baik jumlah tenaga
dalam unit tertentu, jadwal dinas tiap tiap bagian, kualifikasi/kecakapan tenaga kerja maupun
pendidikan tenaga kerja. Dalam pengaturan jadwal dinas perlu diperhatikan antara jumlah
tenaga dengan beban kerja sehingga operasional tetap dapat berjalan lancar dan tidak
menimbulkan overload bagi pekerja tersebut. Jumlah pegawai di setiap bagian dipengaruhi
oleh : jumlah shift, jenis pekerjaan, beban kerja, jumlah
pegawai yang libur maupun cuti. Penghitungan kebutuhan tenaga keperawatan di RS.
XXXXX berdasarkan standar Depkes RI tahun 2005. Adapun jumlah pegawai di tiap-tiap
bagian adalah sebagai berikut :
4.1. Bagian Medis dan Keperawatan
Manajer Keperawatan Tertinggi dipimpin oleh Kepala Bidang Keperawatan. Kepala Bidang
Keperawatan menaungi dan membawahi langsung tenaga keperawatan di setiap unit
pelayanan keperawatan di rumah sakit yang terdiri dari Kepala Seksi, Perawat
Primer/Perawat Penanggung Jawab, Asisten, Perawat Pelaksana/Perawat
Associated
, Perawat
scrub
, Perawat
circulator
, Perawat monitoring, Perawat Anastesi, Bidan, Bidan Pelaksana dan
Information Nurse
(IN). Unit pelayanan keperawatan Rumah Sakit XXXXX terdiri dari : Pelayanan Rawat
Jalan Pelayanan Gawat Darurat Pelayanan Rawat Inap Pelayanan Keperawatan Khusus
Menyusun misi, falsafah dan tujuan pelayanan keperawatan mengacu pada visi dan misi
rumah sakit
Menyusun dan melaksanakan program orientasi bagi perawat baru bekerjasama dengan
bagian Diklat
Melaksanakan supervisi dan pembinaan secara berkala atau sewaktu-waktu ke ruangan agar
tujuan asuhan keperawatan yang ingin dicapai tetap terjamin
Melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan program dan rencana tindak lanjut
Mengadakan rapat dengan Kepala Seksi satu kali setiap bulan atau sewaktu- waktu bila
diperlukan
Bersama dengan Kepala Bidang Keperawatan menyusun kebutuhan tenaga, fasilitas dan
peralatan dan menyusun SPO pelayanan keperawatan
Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik yang dibutuhkan agar selalu siap pakai
Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas semua
kebutuhan di ruangan
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/keluarga dan
tim kesehatan lain, antara lain Kepala Seksi mengingatkan kembali pasien/keluarga tentang
perawat/tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruang yang bersangkutan
b.
Menetapkan rencana Asuhan Keperawatan berdasarkan analisis standar Renpra sesuai dengan
hasil pengkajian
Menerima pasien rawat jalan/rawat inap dan memberikan informasi berdasarkan format
orientasi pasien/keluarga
Bertanggung-jawab pada input alat kesehatan, obat dan tentang pasien selama perawatan
pasien di ruang poliklinik ke Sistem Informasi Rumah Sakit (Program Tera-Medik).
Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik yang dibutuhkan agar selalu siap pakai
Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas semua
kebutuhan di ruangan
Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal lima (5) set setiap hari
Membuat peta risiko (menempatkan pasien di Ruang Rawat Inap menurut tingkat kegawatan,
infeksi dan non-infeksi)
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/keluarga dan
tim kesehatan lain, antara lain Kepala Seksi mengingatkan kembali pasien/keluarga tentang
perawat/tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruang yang bersangkutan
b. Tugas pokok Perawat Primer/PP/Perawat Penanggung Jawab
Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar Renpra sesuai dengan
hasil pengkajian
Menjelaskan Renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah tanggung jawabnya sesuai
pasien yang dirawat (
preconference
)
Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus-menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada pasien/keluarga.
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan pasien setiap
hari
Melakukan pertemuan dengan pasien/ keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas
kondisi keperawatan pasien (bergantung kondisi pasien)
Membina hubungan terapeutik dengan pasien /keluarga, sebagai lanjutan kotrak yang sudah
dilakukan PP
Menerima pasien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi
pasien/keluarga jika PP tidak ada di tempat
Mengikuti
visite
dokter bila PP tidak di tempat
Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien yang menjadi tanggungjawabnya
dan berkoordinasi dengan PP
d.
Information Nurse
(IN)
Membantu ketenagaan di ruang rawat inap bila dibutuhkan dalam situasi mendesak
4.1.4. Pelayanan Gawat Darurat : a. Tugas pokok Kepala Seksi/Kepala Ruangan
Mengenal jenis dan penggunaan barang-barang, alat dan mengusahakannya sesuai dengan
kebutuhan di IGD
Menerima dan meneliti pasien untuk segera mendapatkan pertolongan dengan cepat sesuai
dengan kasusnya
Membantu Kepala IGD dalam membuat perencanaan kegiatan dan kebutuhan IGD
Membantu Kepala IGD dalam hal monitoring dan evaluasi kegiatan IGD
Rekapitulasi harian
o
Laporan bulanan
o
Rekapitulasi pemanfaatan RS
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/keluarga dan
tim kesehatan lain, antara lain Kepala Seksi mengingatkan kembali pasien/keluarga tentang
perawat/tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruang yang bersangkutan
Melaksanakan serah terima tanggung jawab dengan pengganti dinas secara langsung
Tugas Asisten/Perawat Penanggung Jawab
Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar Renpra sesuai dengan
hasil pengkajian dan sesuai dengan SPO
Mengikuti pertemuan berkala yang diajukan oleh Dokter Kepala IGD dan Kasie Keperawatan
IGD
Melaksanakan dan memilihara sistem pencatatan dan pelaporan dalam pelayaan keperawatan
yang benar sehingga tercipta suatu sistem informasi RS yang dapat dipercaya dan akurat.
Melaksanakan serah terima dengan petugas pengganti baik lisan maupun tulisan pada saat
pergantian dinas. Melaksanakan perawatan kepada pasien dalam keadaan gawat, merawat
jenazah sesuai dengan prosedur dan peraturan yag berlaku
Melakukan tindakan keperawatan pada pasien berdasarkan Renpra dan sesuai dengan
program pengobatan dokter
Menerima pasien baru sesuai dengan prosedur dan ketentuan yang berlaku
Melaksanakan program orientasi kepada pasien tentang IGD dan lingkungannya, peraturan,
dan tata tertib yang berlaku di rumah sakit
Memberikan rasa aman kepada pasien dengan cara mencegah terjadinya bahaya kecelakaan,
luka, komplikasi khususnya kepada pasien dengan gangguan kesadaran
Melakukan pertolongan pada pasien dalam keadaan darurat secara cepat dan tepat sesuai
kebutuhan serta petunjuk yang berlaku dan melaporkannya
Menciptakan hubungan kerja sama dengan baik dengan tim kesehatan yang lain dalam
lingkungan IGD
Membantu tim kesehatan dalam menaganani kasus pelayanan keperawatan dan upaya
meningkatkan mutu pelayanan IGD
Mengikuti pertemuan berkala yang diajukan oleh Dokter Kepala IGD dan Kasie Keperawatan
IGD
Melaksanakan serah terima dengan petugas pengganti baik lisan maupun tulisan pada saat
pergantian dinas. Melaksanakan perawatan kepada pasien dalam keadaan gawat, merawat
jenazah sesuai dengan prosedur dan peraturan yag berlaku
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan tenaga, fasilitas dan
peralatan dan menyusun Protap/SOP pelayanan keperawatan
Mengatur pembagian tugas jaga Perawat (jadwal dinas) di ruang perawatan intensif
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan mengevaluasi penampilan kerja,
mutu pelayanan dan kinerja semua tenaga yang ada di ruangan perawatan intensif
Melaksanakan pembinaan terhadap PP dan PA dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan
sesuai dengan MPKP serta Mahasiswa keperawatan yang sedang berpraktek
Melakukan pertemuan rutin dengan semua Perawat setiap bulan untuk membahas semua
kebutuhan di ruangan intensif
Membuat peta resiko (menempatkan & mengelompokkan pasien di Ruang Rawat Inap
menurut tingkat kegawatan, infeksi dan non-infeksi)
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/keluarga dan
tim kesehatan lain, antara lain Kepala Seksi mengingatkan kembali pasien/keluarga tentang
Perawat/tim yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruang yang bersangkutan
Menetapkan rencana Asuhan Keperawatan berdasarkan analisis standar Renpra sesuai dengan
hasil pengkajian
Menjelaskan Renpra yang sudah ditetapkan kepada PA di bawah tanggung jawabnya sesuai
pasien yang dirawat (
preconference
)
Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus-menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada pasien/keluarga.
Melakukan evaluasi asuhan keperawatan dan membuat catatan perkembangan pasien setiap
hari
Melakukan pertemuan dengan pasien/ keluarga minimal setiap 2 hari untuk membahas
kondisi keperawatan pasien (bergantung kondisi pasien)
Menerima pasien baru (kontrak) dan memberikan informasi berdasarkan format orientasi
pasien/keluarga jika PP tidak ada di tempat
Mengikuti
visite
Dokter dan pelayanan tindakan medis
Mengomunikasikan kepada PP/ PJ dinas bila menemukan masalah yang perlu diselesaikan
Memberikan resep dan menerima obat dari keluarga pasien yang menjadi tanggungjawabnya
dan berkoordinasi dengan PP
Bertanggung jawab pada input alat kesehatan, obat dan tentang pasien selama perawatan
pasien di ruang perawatan intensif ke PMO
Bertanggung jawab untuk mengkonfirmasi ulang tentang tindakan pengobatan terutama bila
ada perubahan tindakan kepada unit yang bersangkutan dan kebutuhan
Membantu ketenagaan di ruang perawatan intensif bila dibutuhkan dalam situasi mendesak
Ruang OK a. Tugas pokok Kepala Seksi/Kepala Ruangan
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan tenaga, fasilitas dan
peralatan dan menyusun Protap/SOP pelayanan keperawatan di Kamar Bedah
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan mengevaluasi penampilan kerja,
mutu pelayanan dan kinerja semua tenaga yang ada di ruangan perawatan Kamar Bedah
Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat setiap bulan untuk membahas semua
kebutuhan di ruangan kamar bedah
b. Tugas Asisten/Perawat Penanggung Jawab
Menginventarisasikan obat
–
obat di formasi sesuai konsinyasi di Kamar Bedah
Menginventarisasikan alat
–
alat medis setiap kamar bedah
Sebelum Pembedahan
o
Menyiapkan ruangan operasi dalam keadaan siap pakai meliputi : kebersihan ruang operasi
dan peralatan, meja maya/instrumen, meja operasi lengkap,
suction pump
/diatermi, alat medis yang sesuai tindakan pembedahan
o
Saat Pembedahan
o
Memeriksa dan menghitung alat instrumen yang digunakan yang tersedia di meja instrumen
o
Memberitahu tim bedah yang lain serta perawat sirkular hasil perhitungan alat instrumen,
kain kasa, dll
o
Menentukan daerah yang akan dilakukan pembedahan dengan sebelumnya menanyakan pada
ahli bedah
o
Mendesinfeksi daerah yang akan dilakukan insisi dengan menggunakan lanitar desinfektan,
misal :
bethadin solution
atau alkohol
o
Membantu asisten bedah untuk menutup daerah yang non steril pada daerah sekitar insisi
pembedahan dengan menggunakan doek steril
Menyiapkan alat
–
alat pembedahan yang akan digunakan sesuai dengan tindakan pembedahan misalnya :
selang
suction
, diatermi
o
Mengingatkan dan bekerja sama dengan ahli bedah bila terjadi penyimpangan tehnik steril
dalam pembedahan
o
Membantu ahli bedah dalam melaksanakan pembedah dan memberi instrumen yang
dibutuhkan oleh ahli bedah untuk memberi kenyamanan bekerja pada tim bedah
o
Menjaga agar alat instrument tetap steril dengan membersihkan instrument dari darah dalam
pembedahan agar alat tetap siap pakai
o
Memberitahu pada ahli bedah / ahli anastesi bila terjadi kehilangan cairan tubuh yang
berlebihan
o
Menghitung kain kasa, jarum dan instrumen sebelum luka ditutup lapis demi lapis
o
Memberitahu hasil perhitungan jumlah alat, kain kasa dan jarum pada ahli bedah dan Perawat
sirkular
o
Membersihkan kulit sekitar luka setelah luka dijahit dan menutup dengan kaca yang diberi
larutan bethadin
o
Menutup luka dengan kasa steril
o
Setelah pembedahan
o
Membersihkan dan memeriksa adanya kerusakan kulit pada daerah yang dipasang
electroda/kontak badan
o
Menggantikan alat tenun, baju pasien dan penutup serta memindahkan pasien dari meja
operasi ke kereta dorong/brancard
o
Memeriksa dan menghitung semua instrumen yang digunakan sebelum dikeluarkan dari
kamar operasi
o
Membersihkan kamar operasi setelah tindakan pembedahan selesai agar siap pakai
d. Tugas Pokok Perawat Sirkuler/
Circulating Nurse
Sebelum Pembedahan
o
Kelengkapan obat
–
obatan, cairan, alat kesehatan, persediaan darah bila diperlukan
o
Memberikan penjelasan ulang pada pasien sebatas kewenangan tentang tindakan pembedahan
yang akan dilakukan, tim bedah yang akan menolong, fasilitas yang ada di dalam kamar
bedah antara lain : lampu operasi dan mesin pembiusan, tahap
–
tahap anastesi
Saat Pembedahan
o
Mengigatkan tim bedah jika mengetahui adanya penyimpangan penerapan tehnik aseptik
o
Membantu, mengukur dan mencatat kehilangan darah dan cairan dengan cara mengetahui
jumlah produksi urin, jumlah perdarahan, jumlah cairan yang hilang
o
Menghitung dan mencatat pemakaian kain kasa, bekerja sama dengan Perawat instrumen
o
Mengambil instrumen yang jatuh dengan menggunakan alat dan memisahkan dari instrumen
yang steril
o
Memeriksa kelengkapan instrumen dan kain kasa, bersama Perawat instrumen agar tidak
tertinggal dalam tubuh pasien sebelum operasi ditutup
Setelah Pembedahan
o
Mengukur dan mencatat tanda vital : pernafasan, tekanan darah, suhu, nadi
o
Mengukur tingkat kesadaran dengan cara memanggil nama pasien, memberikan stimulus,
memeriksa reaksi pupil
o
Laporan pembedahan
Laporan anastesi
Laporan pasca bedah
Identitas pasien
Nama Pasien
Umur
Jenis Pembedahan
Hasil evaluasi
o
Obat
–
obatan dan resep baru
o
Sebelum Pembedahan
Melakukan kunjungan pra anastesi untuk menilai status fisik pasien sebatas wewenang dan
tanggung jawabnya
o
Menilai kembali fungsi dan keadaan mesin anastesi dan alat monitoring
o
Menyiapkan kelengkapan meja operasi antara lain : penyikat meja operasi, standart tangan,
kunci meja operasi,
boog
kepala, standart infus
o
Menyiapkan obat
–
obatan anastesi dan membantu Dokter dalam proses pembiusan
Saat Pembedahan
o
Membebaskan jalan nafas, dengan cara mempertahankan posisi kepala tetap extensi,
mengisap lendir, mempertahanakan endotracheal
o
Memenuhi keseimbangan O
2
dan CO
2
dengan cara memantau
flowmeter
pada mesin anastesi
Mempertahankan keseimbangan cairan dengan cara mengukur dan memantau cairan tubuh
yang hilang selama pembedahan
o
Memonitoring tanda
–
tanda vital
o
Memberi obat
–
obatan sesuai program pengobatan
o
Memantau tanda
–
tanda vital untuk mengetahui sirkulasi, pernafasan, dan keseimbangan cairan
o
Bertanggung jawab pada input alat kesehatan, obat dan tentang pasien selama operasi ke Tera
Medik
Bertanggung jawab untuk mengkonfirmasi ulang tentang tindakan operasi terutama bila ada
perubahan tindakan kepada unit yang bersangkutan (ruangan) dan kebutuhan
Bertanggung jawab untuk konfirmasi ulang jadwal operasi ke ruangan, konfirmasi pasien
datang ke kamar bedah
Bertanggung jawab untuk menghubungi operator dan anastesi tentang keberadaan ruang
operasi
Membantu ketenagaan di instalasi bedah (operasi) bila dibutuhkan dalam situasi mendesak
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan tenaga, fasilitas dan
peralatan dan menyusun SPO pelayanan keperawatan/kebidanan
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan mengevaluasi penampilan kerja,
mutu pelayanan dan kinerja semua tenaga yang ada di Ruang kebidanan
Melaksanakan pembinaan terhadap Bidan dalam pelaksanaan Asuhan Keperawatan sesuai
dengan MPKP serta Mahasiswa keperawatan/kebidanan yang sedang berpraktek
Mengatur penggunaan dan pemeliharaan logistik yang dibutuhkan agar selalu siap pakai
Melakukan pertemuan rutin dengan semua perawat/bidan setiap bulan untuk membahas
semua kebutuhan di ruang kebidanan
Memeriksa kelengkapan persediaan status keperawatan minimal (5) lima set setiap hari
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/keluarga dan
tim kesehatan lain, antara lain Kepala Seksi mengingatkan kembali pasien/keluarga tentang
Bidan yang bertanggung jawab terhadap mereka di ruang yang bersangkutan
b. Tugas pokok Bidan Penanggung Jawab
Menjelaskan Renpra yang sudah ditetapkan kepada Bidan di bawah tanggung jawabnya
sesuai pasien yang dirawat (
preconference
)
Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik. Hubungan ini dibina secara terus-menerus pada saat melakukan
pengkajian/tindakan kepada pasien/ keluarga.
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan tenaga, fasilitas dan
peralatan dan menyusun SPO pelayanan keperawatan
Mengatur pembagian tugas jaga perawat (jadwal dinas) di ruang perawatan haemodialisa
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan mengevaluasi penampilan kerja,
mutu pelayanan dan kinerja semua tenaga yang ada di ruangan perawatan haemodialisa
Melakukan pertemuan rutin dengan semua Perawat setiap bulan untuk membahas semua
kebutuhan di ruangan Haemodialisa
Setiap 6 bulan : Air RO (standar perawatan AAMI) dan air RO terhadap bakteri dan
endotoksin
Setiap hari selesai tindakan dialysis : ECG Monitor, spynomanometer, timbangan Berat
Badan (kalibrasi)
o
Setiap bulan : sterilisasi ruangan dialysis, AC, exhaust fan, TV, lampu tindakan, kulkas dan
obat
o
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/keluarga dan
tim kesehatan lain
b. Tugas Perawat Pelaksana Dialysis
Melaksanakan tugas Kepala Seksi/Kepala Ruangan saat berhalangan hadir
Memonitor dan mencatat dengan akurat respon pasien selama dialysis serta melaporkan
perubahan/kelainan yang terjadi kepada Kepala Perawat Dialysis dan Dokter jaga dialysis
Berkolaborasi dengan Dokter Penanggung Jawab Dialysis (DPJD) atau Dokter Jaga Dialysis
dalam mengatasi komplikasi yang timbul selama Dialysis atau sesudah Dialysis (pasien
masih berada di ruang Dialysis)
Menjaga kebersihan dan perawatan mesin dialysis dan dialyser serta memastikan kesterilan
dispossable
yang digunakan (BL, Konsentrat)
Mengikuti perkembangan ilmu dialysis melalui media (buku, pertemuan seminar dan
pelatihan yang diadakan oleh rumah sakit
Ruang Cath-Lab a. Tugas Pokok Kepala Seksi
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan menyusun kebutuhan tenaga, fasilitas dan
peralatan dan menyusun SPO pelayanan keperawatan
Bersama dengan Kepala Bagian Keperawatan memantau dan mengevaluasi penampilan kerja,
mutu pelayanan dan kinerja semua tenaga yang ada di ruang Cath-Lab
Melakukan pertemuan rutin dengan semua Perawat setiap bulan untuk membahas semua
kebutuhan di ruang Cath-Lab
Menciptakan dan memelihara hubungan kerja yang harmonis dengan pasien/keluarga dan
tim kesehatan lain
Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar Renpra sesuai dengan
hasil pengkajian
Mengatur penempatan ruang rawat inap/kamar pasien menurut tingkat kegawatan, infeksi
non infeksi untuk mempermudah pelaksanaan asuhan keperawatan
Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik
Menetapkan rencana asuhan keperawatan berdasarkan analisis standar Renpra sesuai dengan
hasil pengkajian
Mengatur penempatan ruang rawat inap/kamar pasien menurut tingkat kegawatan, infeksi
non infeksi untuk mempermudah pelaksanaan asuhan keperawatan
Melakukan kontrak dengan pasien/keluarga pada awal masuk ruangan sehingga tercipta
hubungan terapeutik
Memelihara kebersihan ruangan ESWL
Mengorientasikan Pegawai baru dan Mahasiswa keperawatan/kebidanan yang akan praktek
di ruangan ESWL dengan menggunakan format orientasi
CSSD (
Central Sterilized and Supply Department
) a. Tugas Pokok Perawat CSSD
Memastikan bahwa tehnik aseptik diterapkan pada saat penyiapan dan penanganan alat steril
baik sekali pakai atau pemakaian ulang
Bekerjasama dengan bagian pemeliharaan sarana dan prasarana dala upaya pemeliharaan
peralatan CSSD
Berdedikasi tinggi
Pengalaman :
Pelayanan Rawat Jalan (Ruang Poliklinik) Tenaga Keperawatan di ruang Poliklinik terdiri dari : a.
Kepala Seksi
Mampu berkomunikasi
Kepala Seksi
Mampu berkomunikasi
Mengikuti masa training selama 3-5 bulan
Ahli bedah b.
Perawat instrumen (
scrub nurse
)
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Perawat sirkuler (
circulating nurse
)
Berdedikasi tinggi
Cepat tanggap
e.
Ahli/Perawat anastesi
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Cepat tanggap
f.
Mampu berkomunikasi
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Cepat tanggap
Ruang ICU/ICCU Tenaga Keperawatan di ruang ICU/ICCU terdiri dari : a.
Kepala Seksi
Berdedikasi tinggi
Cepat tanggap
b. Asisten Kepala Seksi/Perawat Penanggung Jawab
Berpendidikan S-1 Keperawatan dengan pengalaman 1-2 tahun
Perawat Pelaksana/Perawat
Associate
/PA
Mampu berkomunikasi
Berdedikasi tinggi
Cepat tanggap
Kepala Seksi
Berdedikasi tinggi
Cepat tanggap
b. Asisten Kepala Seksi/Perawat Penanggung Jawab
Cepat tanggap
Ruang Cath-Lab
Tenaga Keperawatan di ruang Cath-Lab terdiri dari : a. Asisten Dokter/Perawat Penanggung Jawab
Berdedikasi tinggi
Berkepribadian mantap/emosional stabil
Cepat tanggap
Ruang ESWL
Perawat CSSD
Pelayanan Rawat Inap Ruang Rawat Inap (Lantai ID, IIIA, IIIB, IIIC, IVA, IVC, VA, VC, VIA) Tenaga
Keperawatan di ruang Rawat Inap terdiri dari : a. Kepala Seksi
Perawat Pelaksana/Perawat
Associate
/PA
Mampu berkomunikasi
Jadi kebutuhan tenaga perawat di rawat jalan : 250 x 25 = 14 orang + koreksi 15% = 15 x 14
= 2 orang 7 x 60 100 = 11 orang + 2 orang =
16 orang 5.1.2. Pelayanan Gawat Darurat
:
Dasar perhitungan di Instalasi Gawat Darurat adalah: a.
Ketergantungan pasien :
Operasi Besar : 5 jam/1 operasi
Operasi Kecil : 1 orang Perhitungan kebutuhan tenaga keperawatan sebagai berikut : [(3x5
jam) + (5x2 jam) + (1x1 jam)] X 3 = 11 + 1 (perawat cadangan) 7 jam =
12 orang
Loss day
78 x 12 orang =
3 orang
286 Koreksi = 9 x 1,25 = 1,6 =
2 orang
7 12 + 3 + 2 orang =
17 orang
Ruang Kebidanan/VK
Waktu yang diperlukan untuk pertolongan persalinan mencakup kala I s/d IV = 4 jam/ pasien
Posisi diatur
Observasi tanda-tanda vital setiap 2 jam
Penggunaan
suction
Gelisah
Disorientasi
Nurse Station
ID
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 28 = 11,2 x 2 = 23,4 Pasien dengan Askep Sedang :
50% x 28 = 14 x 3,08 = 44 Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 28 = 2,8 x 4,15 = 12 76,4
Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 76,4 = 11 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 11 = 3 orang 287 Koreksi = 11 orang + 2 orang x 25 = 3 orang 100 Jadi Jumlah Perawat
yang dibutuhkan adalah : 7 orang + 4 orang + 3 orang = 17 orang
b.
Nurse Station
III C
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 24 = 9,6 x 2 = 19,2 Pasien dengan Askep Sedang :
50% x 24 = 12 x 3,08 = 36,9 Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 24 = 2,4 x 4,15 = 9,9
66 Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 66 = 9,7 = 10 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 10 = 2,6 = 3 orang 287 Koreksi = 10 orang + 3 orang x 25 = 3,2 = 3 orang 100 Jadi
Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah : 10 orang + 3 orang + 3 orang = 16 orang
Nurse Station
III A
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 28 = 11,2 x 2 = 23,4 Pasien dengan Askep Sedang :
50% x 28 = 14 x 3,08 = 44 Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 28 = 2,8 x 4,15 = 12,62
76,4 Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 76,4 = 11 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 11 = 3 orang 287 Koreksi = 11 orang + 3 orang x 25 = 3 orang 100 Jadi Jumlah Perawat
yang dibutuhkan adalah : 11 orang + 3 orang + 3 orang = 17 orang
d.
Nurse Station
IV A
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 28 = 1,2 x 2 = 23,4 Pasien dengan Askep Sedang :
50% x 28 = 14 x 3,08 = 44
Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 28 = 2,8 x 4,15 = 12,62 76,4 Jumlah jam perawatan
di ruangan/hari = 76,4 = 11 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 11 = 3 orang 287 Koreksi = 11 orang + 3 orang x 25 = 3 orang 100 Jadi Jumlah Perawat
yang dibutuhkan adalah : 11 orang + 3 orang + 3 orang = 17 orang
e.
Nurse Station
IV C
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 24 = 9,6 x 2 = 19,2 Pasien dengan Askep Sedang :
50% x 24 = 12 x 3,08 = 36,9 Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 24 = 2,4 x 4,15 = 9,9
66 Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 66 = 9,4 = 9 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 9 = 2,6 = 3 orang 287 Koreksi = 9 orang + 3 orang x 25 = 2,7 = 3 orang 100 Jadi
Jumlah Perawat yang dibutuhkan adalah : 9 orang + 3 orang + 3 orang = 15 orang
Nurse Station
VA
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 12 = 4,8 x 2 = 9,6 Pasien dengan Askep Sedang : 50%
x 12 = 6,0 x 3,08 = 18,48 Pasien dengan Askep Maksimal : 10% x 12 = 1,2 x 4,15 = 4,98
33,06 Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 33,06 = 5,7 = 6 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 6 = 2,6 = 3 orang 287 Koreksi = 6 orang + 3 orang x 25 = 3 orang 100 Jadi Jumlah
Perawat yang dibutuhkan adalah : 6 orang + 3 orang + 3 orang = 12
orang
f.
Nurse Station
VC
Pasien dengan Askep Minimal : 40% x 12 = 4,8 x 2 = 9,6
Pasien dengan Askep Sedang : 50% x 12 = 6,0 x 3,08 = 18,48 Pasien dengan Askep
Maksimal : 10% x 12 = 1,2 x 4,15 = 4,98 33,06 Jumlah jam perawatan di ruangan/hari =
33,06 = 5,7 = 6 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 6 = 2,6 = 3 orang 287 Koreksi = 6 orang + 3 orang x 25 = 3 orang 100 Jadi Jumlah
Perawat yang dibutuhkan adalah : 6 orang + 3 orang + 3 orang = 12
orang
Rawat Inap Anak/Perinatal
Anak dengan Askep Minimal : 40% x 37 = 14,8 x 2 = 29,6 Anak dengan Askep Sedang :
50% x 37 = 18,5 x 3,08 = 56,9 Anak dengan Askep Maksimal : 10% x 37 = 3,7 x 4,15 = 15,3
101,8 Jumlah jam perawatan di ruangan/hari = 101,8 = 14,5 = 15 orang Jam efektif perawat 7
Loss day
78 x 15 = 4 orang 287 Koreksi = 15 orang + 4 orang x 25 = 4,7 = 5 orang 100 Jadi Jumlah
Perawat yang dibutuhkan adalah :
15 orang + 4 orang + 5 orang = 24 orang
5.4. Penghitungan Ketenagaan Bagian Penunjang Medis
5.4.1.
Bagian Kepegawaian/SDM
: 3 (tiga) orang yang terdiri dari :
Bagian
House Keeping dan Laundry
: 45 (empat puluh lima) orang
Bagian
House Keeping
:
Bagian
Laundry
:
5.4.3.
Instalasi Pemeliharaan Sarana
& Prasarana
:
Tehnisi Biomedik
Tehnisi Umum
5.4.4.
Instalasi Farmasi
Berdasarkan buku Standar Pelayanan Radiologi Rumah Sakit Umum kelas B Departemen
Kesehatan RI, disebutkan kebutuhan Radiografer 2 orang/alat. Rumah Sakit XXXXX
terdapat 5 alat sehingga dibutuhkan 10 orang Radiografer.
No Jenis Tenaga Kualifikasi Jumlah Tenaga
1 Ka. Bagian Radiologi Spesialis Radiologi 1 2 Dokter Radiologi Spesialis Radiologi 2
Jumlah Dokter Spesialis Radiologi 3 Orang
3 Penanggung Jawab Proteksi Radiasi
D-III Teknik Radiologi Diklat PPR
1 4 Ka. Ruangan Radiologi
D-III Teknik Radiologi
1 5 Penanggung Jawab Ruang CT Scan
D-III Teknik Radiologi
2 6 Penanggung Jawab Ruang USG
D-III Teknik Radiologi
1 7 Penanggung Jawab X - Ray
D-III Teknik Radiologi
5
Jumlah Tenaga Radiologi 10 Orang
8 Petugas Administrasi
D-III Administrasi
2 Orang 9 Perawat Radiologi
D-III Keperawatan
1 Orang Adapun Perhitungan Kebutuhan Jumlah Tenaga berdasarkan Jumlah Alat dan
Jumlah Pasien per hari adalah :
No Pasien Rawat Jalan & Inap Waktu yg di perlukan melayani pasien (menit) Waktu lelah/
koreksi 10% (menit) 2+3 Volume pekerja an (jumlah pasien/ hari) Total waktu melayani
pasien/ hari (menit) Waktu kerja 1 hari efektif (menit) Tenaga yang di perlukan
1 2 3 4 5 6 7 8 1 Registrasi pasien 5 0,5 5,5 50 275 308,7 0,89 2
Coding
Tindakan 3 0,3 3,3 50 165 308,7 0,53 3 Pendaftaran persiapan pasien 5 0,5 5,5 50 275
308,7 0,89
Lama Tindakan
1 X - Ray 15 1,5 16,5 30 495 308,7 1,60 2 BNO IVP 45 4,5 49,5 4 198 308,7 0,64 3
Mamografi 10 1 11 1 11 308,7 0,04 4 USG 15 1,5 16,5 15 247,5 308,7 0,80 5 CT SCAN 30 3
33 5 165 308,7 0,53 6 Pembuatan
Expertise
15 1,5 16,5 50 225 308,7 2,67 7 Penyerahan Hasil 10 1 11 50 550 308,7 1,78
Total Jumlah Tenaga yang di perlukan adalah
10 orang
5.4.7.
Security
Untuk pengamanan dan penjagaan aset rumah sakit yang terdiri dari 6 lantai maka diperlukan
tenaga
security
sebagai berikut :
Mengkoordinir tugas
security
dalam menjalankan tugas untuk pengamanan rumah sakit 1 - - 2
Asst. Chief Security
Assembling
Berkas Rekam Medis Rawat Inap Jenis Kegiatan Waktu yang dibutuhkan
Ekspedisi BRM dari setiap n
urse
s
tation
5 Menit Analisa Kelengkapan BRM 10 Menit Menyusun Formulir BRM 3 Menit
Memberi kode diagnosa pada berkas Rekam Medis 3 Menit Menginput BRM ke komputer 3
Menit
Jumlah 6 Menit
Jlh jam yang diperlukan untuk Koding/Index Jlh seluruh BRM per hari x Waktu penyelesaian
60 menit = 30 x 6 menit 60 menit = 3 jam
Jlh orang yang diperlukan untuk koding/index = Jlh jam yang diperlukan Jumlah jam pada
shift = 3 jam = 0,42
≈ 1 orang
7 jam
c. Penyimpanan (
F i l l i n g
) Jenis Kegiatan Waktu yang dibutuhkan
Memberi kode warna tahun dan memberi nama pada amplop BRM 1 Menit Menyimpan
BRM ke rak penyimpanan 3 Menit Mengambil BRM pasien lama 2 Menit Ekspedisi BRM ke
buku peminjaman 2 Menit
Jumlah 8 Menit
Jlh jam yang diperlukan untuk bagian pelaporan adalah Jlh seluruh BRM per hari x Waktu
penyelesian 60 menit = 30 X 5 menit 60 menit = 2,5 jam
Jlh orang yang diperlukan untuk bagian pengolahan & pelaporan adalah =
Jlh jam yang diperlukan
yang berkembang saat ini, data-data dari unit kerja yang terkait dengan mempertimbangkan
kondisi-kondisi yang dihadapi oleh rumah sakit. Pedoman Kualifikasi dan Pendidikan Staf ini
dibatasi dalam kurun waktu lima tahun (2014
–
2017) berdasarkan pertimbangan manajemen dalam rangka mewujudkan fungsi rumah sakit
sebagai wahana pemeliharaan kesehatan. Kemajuan dalam bidang teknologi kedokteran dan
kesehatan, perkembangan manajemen rumah sakit, kebutuhan masyarakat akan peningkatan
mutu pelayanan dan peningkatan kualitas serta profesionalisme sumber daya manusia.
Pedoman Kualifikasi dan Pendidikan Staf ini terbuka untuk perbaikan dan penyesuaian yang
disesuaikan dengan skala prioritas. Pedoman Kualifikasi dan Pendidikan Staf Rumah Sakit
XXXXX ini berlaku efektif mulai tahun 2014 dan akan dilaksanakan sesuai dengan tahapan
yang telah disepakati