Anda di halaman 1dari 26

BATUAN DAN MINERAL

Makalah Ini Disusun untuk Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah Ilmu Pengetahuan Bumi dan Antariksa

Dosen Pengampu Nur Ngazizah, S.Si.,M.Pd.

Disusun Oleh :

Ismail Riyanda (132150003)

Icuk Rahayu (132150037)

Nurul Latifah (142150001)

Tri Fatma Nurdiyani (142150011)

Lutfarida Indah Rahmawati (142150016)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PURWOREJO

2015 / 2016
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, yang


telah berkenan memberi petunjuk dan kekuatan kepada kami sehingga makalah
“Batuan dan Mineral” ini dapat diselesaikan. Kami mengucapkan terimakasih
kepada semua pihak yang telah membantu kami membuat makalah ini, yaitu :

1. Ibu Nur Ngazizah,S.Si.M.Pd. selaku dosen pembimbing mata kuliah


Ilmu Bumi dan Antariksa yang telah membimbing kami sehingga
dapat menyelesaikan tugas makalah ini.
2. Semua pihak yang telah mendukung.

Semoga makalah ini dapat membantu dan bermanfaat bagi semua orang.
Bila ada kata-kata yang kurang berkenan, kami selaku penulis minta maaf
sebesar-besarnya. Terimakasih.

Purworejo, Maret 2016

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Halaman Depan ........................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi...................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................ 1

1.3 Tujuan ............................................................................................... 1

BAB II ISI ................................................................................................... 2

2.1. Material Bumi.................................................................................. 2

2.2. Mineral ............................................................................................ 3

2.3. Unsur-Unsur Mineral ...................................................................... 4

2.4. Pembentukan Mineral...................................................................... 7

2.5. Klasifikasi Mineral .......................................................................... 7

2.6. Batuan .............................................................................................. 10

2.7. Batuan Igneous ................................................................................ 11

2.8. Batuan Sedimen ............................................................................... 12

2.9. Batuan Metamorf ............................................................................. 15

2.10. Siklus Batuan ................................................................................. 19

BAB III KESIMPULAN ............................................................................. 21

Daftar Pustaka
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Bumi merupakan suatu susunan lapisan yang terbentuk oleh batuan.


Selain Bumi, beberapa benda langit juga tersusun dari batuan. Batuan
didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral yang
bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih tetap
terlihat. Ada tiga macam batuan yaitu, batuan beku, batuan sedimen dan batuan
metamorf. Batuan beku terbentuk dari pembekuan magma. Batuan sedimen
terbentuk secara alamiah dipermukaan bumi dari fragmen-fragmen batuan yang
kembali memadat dan mengeras menjadi batuan. Batuan metamorf terbentuk dari
batuan-batuan sebelumnya yang mengalami perubahan mineral dan strukur akibat
pengaruh tekanan dan temperatur.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa saja macam-macam batuan dan mineral di Bumi ?

2. Bagaimana pembentukan dan klasifikasi dari mineral ?

3. Bagaimana proses terbentuknya batuan dan apa saja klasifikasi batuan ?

1.3. Tujuan

1. Mengetahui apa saja macam batuan dan material yang ada di bumi.

2. Mengetahui pembentukan dan klasifikasi mineral.

3. Mengetahui proses terbentuknya batuan dan klasifikasi batuan.

1
BAB II

ISI

2.1 MATERIAL DI BUMI

Bumi, bulan, dan beberapa benda planet lainnya tersusun dari batuan dan
komposisi batuan dalam sistem tata surya semuanya terbuat dari elemen kimia.
Kita mengetahui ada 112 elemen yang terjadi secara alami, namun paling banyak
dibumi adalah elemen kimia. Ada 8 elemen yang ditemukan dari 98 % massa jenis
bumi dan 2 % elemen lain.

Gb.1 Ada delapan elemen bahan kimia yang


ditemukan dalam kelimpahan di bumi

Elemen yang ada di bumi tidak semuanya terdistribusi secara merata


karena ada beberapa yang terkonsentrasi di dekat pusat bumi karena ada beberapa
elemen yang bercahaya di dekat permukaan. Material yang bercahaya di dekat
permukaan menjadi kers untuk membentuk mineral yang berkelompok dan
akhirnya membentuk batuan . Gb.2 menunjukkan komposisi mineral di kerak
bumi. 50% di kerak bumi berupa Oksigen (O) dan 28% Silikon (Si) sehingga 2
elemen kimia yang relative besar ini sebagai penyusun utama padatan di
permukaan bumi.

Gb.2 Presentase elemen dalam kerak bumi oleh massa


Oksigen dan Silikon lebih dari 75% dari kerak bumi

2
2.2 MINERAL

Mineral yang merupakan bagian dari kebutuhan yaitu vitamin dan mineral.
Secara ekonomi sumber mineral berasal dari pembentukan batuan batu bara yang
digunakan untuk tujuan industri. Dalam ilmu bumi, mineral terdiri dari 5
karakteristik yaitu :

a. Sesuatu yang terjadi secara alami ( bukan buatan )


b. Merupakan sebuah padatan
c. Mempunyai rangkaian komposisi kimia
d. Secara umum anorganik
e. Mempunyai sebuah karakteristik struktur Kristal ( atom, ion, molekul )

Mineral juga disebut Polymorphs, salah satu diantaranya Berlian/intan dan


graphite yang terdiri dari elemen yang sama yaitu karbon. Atom karbon rata-rata
berbeda sehingga tidak ada nada kekeliruan antara berlian dan graphite.

Gb.3 (a) Diamond memiliki struktur padat simetris. (b) Grafit


memiliki struktur terbuka.
Di bawah ini merupakan beberapa jenis mineral :

Gb.4 (a) mineral hematite dengan bentuk anggur-cluster. (b) Amethyst berbagai ungu kuarsa
dengan ujung runcing. (c) Pyrite atau Emas Mop yang membentuk kristal kubik ditandai
dengan garis-garis parallel. (d) Rosasite “ striations” berserat, hijau kebiruan kristal. (e)
Rhodochrosite menampilkan kristal rombohedral. (f) Asbes memiliki serat yang kuat dan
tahan panas.

3
2.3 UNSUR-UNSUR MINERAL

Beberapa mineral merupakan radioaktif, dan beracun. Mineral mungkin


memiliki sifat seperti logam yang berkilauan atau seperti mutiara dari lilin,
berminyak, atau rupa tumpul.

1. Pembentukan Kristal
Pembentukan kristal tidak terjadi secara normal di alam. Wujud
sebuah kristal dapat ditentukan secara ilmu ukur dengan mengetahui
sudut-sudut bidangnya. Ada 7 macam sistem kristal yang di ketahui hingga
saat ini, yaitu sistem isometric, tetragonal, rombis, heksagonal, trigonal,
dan monoklin. Dasar penggolongan itu ditentukan oleh 3 hal, yaitu :
a. Jumlah sumbu kristal
b. Letak sumbu kristal yang satu dengan yang lain
c. Parameter yang digunakan untuk masing-masing sumbu kristal.
2. Kekerasan
Kekerasan mineral adalah ketahanan mineral untuk menggores.
Kekerasan bergantung pada kekuatan ikatan mineral itu sendiri, semakin
kuat ikatan mineral maka semakin keras mineral tersebut. Faktor yang
mempengaruhi kekuatan mineral adalah jumlah ion, ukuran ion/atom,
packing.
Ketahanan mineral terhadap goresan secara relative, sifat fisik ini
ditentukan dengan skala Mohs yang dimulai dari skala 1 dari yang paling
lunak hingga skala 10 yang paling keras. Skala Mohs meliputi : 1. Talk, 2.
Gypsum, 3. Kalsit, 4. Flourit, 5. Apatit, 6. Feldspar, 7. Kuarsa, 8. Topaz, 9.
Korundum, 10. Intan.
3. Belahan dan Pecahan
Kelengkapan fisika selain ditentukan oleh struktur kristal dan
kekuatan ikatan kimia juga di tentukan oleh perpecahan. Sebagai
contohnya struktur atom dari mineral mika. Jika kita memukul sebuah
potongan mika dengan sebuah palu, maka mika akan pecah sepanjang
sumbu dengan ikatan lemah seperti pada gb.5.
4
Gb.5 (a) Moskow, merupakan kelompok mika dan memiliki belahan yang sempurna
dalam satu arah.

(b) Kalsit ( kalsium karbonat ) memiliki belahan yang sempurna dalam tiga arah.

Ketika sebuah mineral tidak pecah tetapi retak maka di sebut dengan
fraktur. Fraktur lembut dan segaris sering disebut conchoidal.

Gb.6 Batuan ini terdiri dari kuarsa yang tidak


menunjukkan belahan. Ketika istirahat batuan ini
akan mengembangkan fraktur conchoidal permukaan
halus., melengkung yang menyerupai pecahan kaca.

Belahan merupakan kenampakan mineral berdasar kemampuan


membelah dalam bidang rata dan licin. Belahan di bagi berdasarkan bagus
tidaknya permukaan bidang belahan, yaitu :
a. Sempurna : bidang belah sangat rata, bila pecah tidak melalui bidang
belahan agak sukar.
b. Baik : bidang belah rata, tetapi tidak sebaik yang sempurna dan masih
dapat pecah pada arah lain.
c. Jelas : bidang belahan jelas, tetapi tidak begitu rata dan dapat pecah
pada arah lain.

5
d. Tidak jelas : kemungkinaan membentuk belahan dan pecahan sama
besar.
e. Tidak sempurna : bidang belahan sangat tidak rata.
Pecahan merupakan kemampuan mineral untu pecah melalui bidang
yang tidak rata dan tidak teratur. Pecahan di bedakan menjadi :
a. Pecahan konkoidal: bila memperlihatkan gelombang yang melengkung
di permukaan.
b. Pecahan berserat: bila menunjukkan penampakkan seperti serat,
contohnya asbes dan augit.
c. Pecahan tidak rata: bila memperlihatkan permukaan yang tidak teratur
dan kasar seperti garnet.
d. Pecahan rata: bila permukaannya rata dan cukup halus contohnya
mineral lempung.
e. Pecahan runcing: bila oermukaannya tidak teratur, kasar dan ujungnya
runcing-runcing misalnya mineral kelompok logam murni.
f. Tanah: bila penampakannya seperti tanah, contohnya mineral lempung.
Bentuk mineral itu sendiri dapat dikatakan kristalin bila mineral
tersebut mempunyai bidang-bidang kristal yang jelas dan di sebut amorf.
Struktur mineral di bagi menjadi beberapa, yaitu :
a. Granular: terdiri atas butiran-butiran mineral yang mempunyai dimensi
sama-isometric
b. Struktur kolom: biasanya terdiri dari prisma panjang dan bentuknya
ramping. Bila prisma tersebut memanjang dan halus dikatakan
mempunyai struktur bruss atau berserat.
c. Struktur lembaran: mempunyai penampakkan seperti lembaran, struktur
ini dibedakan menjadi tabular, kosentris dan foliasi.
d. Struktur imitasi: bila mineral menyerupai bentuk benda lain seperti
asikular, liformis, membilah dll.
4. Warna
Beberapa mineral seperti copper dan pirus merupakan contoh
mineral yang mempunyai warna sendiri. Tetapi kebanyakan mineral terjadi
6
di sebuah variasi warna atau dapat di warnai. Sebagai contoh mineral
quartz SiO2 dapat di bersihkan dan di beri warna jika tidak punya kotoran.
5. Gaya Gravitasi yang Spesifik
Semua bahan mineral memiliki kepadatan yang berbeda. Kepadatan
mineral menunjukkan bagaimana rasanya ketika mineral memiliki volume.
Gravitasi spifik merupakan rasio antara substansi berat mineral dan akan
sama dengan volume air. Gravitasi spifik berada pada rentang 1-20.

2.4 PEMBENTUKAN MINERAL

Pembentukan mineral ada dua macam, yaitu :

1. Kristalisasi

Kristalisasi di mulai dari satu kristal yang membentuk mikroskopik


dimana bentuknya datar, permukaan pipih. Kristal mineral terbentuk dari 2
sumber utama yaitu magma dan air solusi. Magma berupa cairan panas
dengan tekstur seperti bubur gandum. Magma utama berupa atom yang
bergerak bebas dari kelompok mineral silikat : silicon, oksigen,
alumunium, potassium, sodium, kalium, besi.

2. Kestabilan

Mineral akan stabil jika dan hanya jika kombinasi atom dapat menarik
atom lainnya secukupnya yang di berikan perlakuan kondisi sesuai dengan
lingkungan. Suhu dan tekanan juga berpengaruh besar pada stabilitas
mineral.

2.5 KLASIFIKASI MINERAL

Terdapat 4000 lebih nama mineral dengan 1 yang teridentifikasi setiap


tahunnya. Klasifikasi susunan mineral yang luas berdasarkan komposisi kimianya

7
dibagi menjadi dua divisi yaitu silikat dan non silikat. Silikat terdiri atas gabungan
silikon (Si) dan oksigen (O2) dimana keduanya menyusun 75% dari komposisi
kerak bumi. Silikon memiliki kecenderungan untuk mengikat oksigen dimana
silikon tidak pernah ditemukan sebagai elemen murni di alam dan selalu
berkombinasi dengan oksigen. Silikat pada umumnya merupakan gabungan
mineral yang komposisinya 92% di kerak bumi.

Silikat dibagi menjadi dua kelompok, yaitu silikat feromagnesia dan silikat
nonferomagnesia. Silikat feromagnesia mengandung besi (Fe), atau magnesium
(Mg), atau keduanya ini merupakan tambahan dari standar atom oksigen dan
silikon. Garnet misalnya, merupakan silikat feromagnesia. Karena mengandung
logam magnesium dan besi, silikat feromagnesia cenderung gelap, tebal, dan
memiliki kilauan seperti kaca. Silikat nonferomagnesia sangat biasa, biasanya
memiliki kepadatan yang rendah dan cahaya yang berwarna. Feldspar merupakan
silikat nonferomagnesia yang mengandung alumunium, sodium, potassium, dan
atau kalsium, ditambah silikon dan oksigen. Feldspar mencapai lebih dari 50%
dari kerak. Kuarsa berada di urutan kedua di kerak bumi dikomposisikan hanya
untuk oksigen dan silikon (SiO2).

Gb.7. Klasifikasi dari susunan mineral

8
Mineral nonsilikat hanya mencapai 8% dari massa kerak bumi. Yang
termasuk kedalam nonsilikat adalah karbonat, oksida, dan elemen asli seperti
emas dan perak, dan beberapa elemen lain. Mineral karbonat memiliki struktur
kimia yang sederhana dibandingkan dengan silikat lain. Dua mineral karbonat
yang terkenal yaitu calsite dan dolomit. Calsite berisi campuran bahan kimia
kalsium karbonat, CaCO3. Dolomit merupakan campuran kalsium karbonat dan
magnesium karbonat, CaMg(CO2)2. Calsite dan dolomit merupakan mineral
utama yang ditemukan dalam kelompok batuan yang disebut limestone (batu
gamping kapur).

b.
a.

Gb.8 (a) ion carbonat CO32-, memiliki struktur


segitiga yang memiliki ciri-ciri pusat atom
karbon terikat pada tiga atom oksigen. (b)
karena mineral karbonat seperti sebagai kalsit
dan dolomit, memiliki lapisan, struktur
sheetlike, mereka menampilakn sifat
perpecahan. (c) batuan dolomit.
c.

Dalam kelompok oksida, oksigen dapat dikombinasikan dengan satu atau


lebih logam. Logam ini termasuk besi, kromium, mangan, timah, dan uranium.
Secara ekonomi, mineral oksida sangat penting karena mengandung banyak biji
besi. Sebagai contoh, besi didapat dari biji besi oksida dan tembaga berasal dari
tembaga oksida yang berasal dari bahan tambang, serta asas industri logam
kromium adalah mineral kromite-besi kromium oksida.

9
Gb.9 Sebagai silikat tetrahedral menghubungkan satu dengan yang lainnya, mereka
berpolimerisasi membentuk rantai, lembar, dan pola jaringan yang berbeda. Kerumitan
struktur silikat menurunkan grafik

2.6 BATUAN

Batuan didefinisikan sebagai agregasi dari satu atau beberapa jenis mineral
yang bercampur menjadi satu, tetapi sifat dasar dari tiap mineral tersebut masih
tetap terlihat (lebih sederhana dari mineral), dimana mineral merupakan campuran
kimia dan batuan merupakan campuran fisika. Seringkali biji mineral dijadikan
“semen” bersamaan dengan materiala alami yang bertindak sebagai lem pada
batuan lain.

Gb.10 batu adalah sekumpulan


dari satu atau lebih mineral.
Batuan adalah campuran fisik
daripada senyawa kimia

10
Granit merupakan tipe batuan yang yang umunya berada di kerak benua
bumi dan berisi kristal dari mineral feldspar, kuarsa, dan hornblende dimana
membuat sebuah ketertarikan antar ornament batuan.

Berdasarkan proses terbentuknya batuan dibagi menjadi tiga kategori,


yaitu batuan igneous (batuan beku), batuan sedimentasi, dan batuan metamorpik
(batuan malihan).

2.7 BATUAN IGNEOUS

Batuan beku terbentuk dari pendinginan dan kristalisasi magma (lava).


Magma dihasilkan ketika mineral batuan bumi bagian dalam mulai padat dan
sebagian meleleh. Pelelehan terjadi akibat adanya tiga faktor yaitu (1) temperatur
tinggi, (2) penurunan tekanan lokal, (3) penambahan air.

Pertama yaitu peran pemanasan. Gradien geothermal mendeskripsikan


bahwa temperatur bumi naik kira-kira setiap kedalaman satu kilometer dari
permukaan bumi. Tetapi temperatur tidak cukup mengubah batuan untuk meleleh,
tekanan memainkan peranan penting. Batuan di dalam bumi disimpan dalam
bentuk padatan dengan berat yang sangat besar, tekanan yang sangat tinggi dalam
mantel batuan mencagah atom dalam mineral dari pecahan rangkaian kimia dan
bergerak dengan bebas membentuk sebuah cairan magma.

 Dari Magma ke Batuan

Mineral membentuk sebuah batuan igneous tergantung pada komposisi


kimia dari maagma yang mengkristal. Variasi dari batuan igneous tidak
sama dengna variasi dari magma. Hanya ada tiga macam utama dari
magma: basalt, andesit, dan granit. Magma berbeda dalam hal komposisi
dan kekayaannya, mereka ditemukan di lempeng yang berbeda. Setiap
magma ini berkumpul membentuk satu kesatuan dari batuan beku.

11
 Intrusi dan Ekstrusi Batuan Igneous

Kata intrusi berarti “desakan kedalam”. Dinamakan intrusi batuan beku


karena memiliki kemampuan untuk mendesak atau memberi desakan
kedalam. Medan intrusi dinamakan Pluton yang terdapat dalam bentuk
variasi yang luas, dari lemping menjadi luas, gumpalan tak berbentuk.
Tanggul merupakan pluton yang terbentuk oleh desakan dari magma
sampai patah agar memotong lintang lapisan dari batuan yang ada. Pluton
terbesar adalah batholit. Mereka menggambarkan lebih dari 100 Km2 dari
permukaan. Batholit terbentuk dari inti beberapa sistem gunung utama di
dunia termasuk Sierra Nevada.

Dilain hal, panas dan magma bergerak dapat membuat jalan ke permukaan
bumi tanpa pemadatan. Ketika magma meletus sebagai lava pada ledakan
yang luar biasa dari gunung berapi, terlebih letusan magma merembes ke
tanah dan mengalir ke laut. Batuan yang terbentuk dari lava disebut
ekstrusi batuan beku. Batuan ekstrusi dapat pula disebut dengan batuan
vulkanik. Contoh batuan ekstrusi adalah basalt.

Gb.11 (a) Lava mendingin dari letusan gunung berapi untuk menciptakan batuan beku
ekstrusife yang juga disebut dengan batuan vulkanik. (b) Berbagai jenis lava
memproduksi berbagai jenis batu ekstrusif. (c) Lava basaltik mendingin membentuk batu
dikenal sebagai batu basalt.

2.8 BATUAN SEDIMEN/ENDAPAN

Kira–kira hanya 5% dari kerak bumi yang dikomposisikan sebagai batuan


sedimen. Batuan sedimen merupakan batuan yang sering dijumpai di permukaan
12
bumi, sebab mereka membentang tipis, dan lapisannya tidak kontinu menutupi
sekitar 70% dari kulit benua. Pada umumnya batuan sedimen berupa batu kapur,
batu gamping, batu pasir, dan batu serpih. Karakteristik yang paling istimewa dari
batuan sedimen yaitu dibangun di atas material atau lapisan yang telah disimpan
dan menyatu bersama lebih dari jutaan tahun.

Gb.12 Batuan sedimen telah membentuk strata


(terlihat di sisi kanan bawah gambar) di Emas
Cap di Dorset, Inggris. Strata ini diletakkan
kurun lebih dari 100juta tahun lalu selama
periode Jurassic.

Pembentukan Batuan Sedimen

Batuan sedimen terbentuk melalui beberapa tahapan, yaitu: pelapukan,


erosi, pengendapan dan sedimentasi.

a. Pelapukan

Pelapukan merupakan tahapan pertama. Pelapukan yaitu dekomposisi


batuan yang ada atau yang dekat dengan permukaan bumi. Seperti air,
angin, es, dan reaksi kimia menyelesaikan batuan-mematahkannya hingga
potongan kecil, permukaannya retak, membulatkan dan merapikan tepi
dan sudutnya, dan kadang-kadang mengubah komposisi kimianya.
Terdapat dua jenis pelapukan-mekanik dan kimiawi. Pelapukan mekanik
biasanya disebabkan oleh air, secara fisik menghancurkan batuan menjadi
ukuran yang lebih kecil. Pelapukan kimia adalah penghasil utama dari
batuan sedimen, senyawa dalam batuan terurai menjadi zat yang lebih
stabil di lingkungan. Terlebih karena air menjadi alat utamanya. Ketika
hujan, air bereaksi dengan karbondioksida di udara dan tanah
memproduksi asam karbon yang mana membuat air hujan berasa asam.
Ketika meresap kedalam batuan, air hujan yang asam ini dapat

13
memecahkan partikel batuan dan mengubah mineral yang terkandung
didalamnya.

b. Erosi

Erosi adalah tahap kedua dari sedimentasi batuan. Erosi adalah proses
dimana partikel pelapukan berpindah dari batuan dan ditransformasikan
oleh sungai gletser, angin atau perantara lainyang dapat bergerak.

c. Pengendapan

Pengendapan adalah tahap ketiga yang mana partikel longsor menetap atau
diam. Endapan disimpan pada lapisan horizontal dengan lapisan termuda
berada di paling atas. Aliran air yang kuat dapat membawa sedimen
partikel yang lebih besar. Ketika air melambat, sedimen yang lebih besar
adalah yang pertama kali disimpan, sementara yang lebih kecil akan tetap
mengalir bersama arus. Dengan cara ii, sedimen cenderung diurutkan
sesuai dengan ukurannya. Batuan besar akan sering ditemukan disepanjang
kaki gunung di air terjun, kerikil disepanjang sungai, serta pasir dan
lumpur berada dibawah sungai dekat dengan sungai gunung.

d. Sedimentasi

Dalam proses sedimentasi batuan, partikel sedimen litify secara harfiah


berarti “perubahan batuan”. Litify terjadi dalam dua tahap yaitu pemadatan
dan sementasi. Pemadatan adalah tahap yang pertama, dimana berat
sedimen bagian atas menekan ke bawah ke lapisan ynag lebih dalam.
Pemadatan menekan banyak air yang keluar melalui pori-pori atau jarak
diantara partikel sedimen. “Air Pori” yang dikeluarkan sering mengandung
senyawa terlarut seperti silika, kalsium karbonat dan oksida besi. Senyawa
ini dapat mengendapkan larutan dan sebagian mengisi ruang pori dengan
material mineral. Material mineral mengikat partikel bersama-sama dan
bertindak sebagai alat penyemenan dalam proses sementasi.

14
Klasifikasi Batuan Sedimen

Berdasarkan jenis sedimen, batuan sedimen diklasifikasikan kedalam dua


kelompok yaitu detrial dan kimia. Tipe detrial dibuat dari bit, potongan dan
partikel “runtuhan” dan pelapukan batuan. Selanjutnya diklasifikasikan menurut
ukuran batuan sedimen yaitu batuan serpih yang dikomposisikan sebagai partikel
yang kecil. Batu pasir yang mana dikomposisikan sebagai partikel berukuran
sedang, seperti yang ditemukan di pasir pantai. Gumpalan terdiri dari partikel
yang lebih besar, mulai dari batu-batu kerikil ke batu besar.

Batuan sedimen kimia tidak terbuat dari partikel padat dari pelapukan
mineral. Sedimen kimia dibuat oleh organisme sehingga disebut dengan sedimen
biokimia. Batu kapur yang terdiri dari mineral kalsit (CaCO3) adalah batuan
sedimen kimia yang paling melimpah. Sekitar 90% batu kapur terbentuk dari
sedimen biokimia, 10% lainnya adalah dari sedimen kimia yang diendapkan dari
air. Gambar 13 menunjukkan contoh Coquina. Coquina adalah kapur biokimia
yang terdiri dari kerang dan fragmen kerang. Selain itu, Travertine adalah kapur
yang terbentuk secara anorganik contohnya dengan pengendapan kalsit dari
sumber mineral.

Gb.13 (a) Coquina dan (b)


Travertine. Keduanya bentuk
kapur yang terdiri dari kalsium
karbonat (CaCO3).

2.9 BATUAN METAMORF

Secara harfiah metamorfosime berarti perubahan bentuk. Batuan metamorf


(atau batuan malihan) adalah salah satu kelompok utama batuan yang merupakan

15
hasil transformasi atau ubahan dari suatu tipe batuan yang telah ada sebelumnya,
protolith, oleh suatu proses yang disebut metamorfisme. Batuan asal atau protolith
yang dikenai panas (lebih besar dari 150 °Celsius) dan tekanan ekstrem (1500 bar)
yang terjadi di bawah tanah dengan kedalaman rata-rata 1 Km di bawah
permukaan sampai batas kulit dan mantel, akan mengalami perubahan fisika
dan/atau kimia yang besar. Protolith dapat berupa batuan sedimen, batuan beku,
atau batuan metamorf lain yang lebih tua. Batuan metamorf membentuk bagian
yang cukup besar dari kerak bumi dan diklasifikasikan berdasarkan tekstur, selain
juga oleh susunan mineral dan susunan kimianya (fasies metamorfik).

Batuan jenis ini dapat terbentuk secara mudah akibat berada dalam
kedalaman tinggi, mengalami suhu tinggi dan tekanan besar dari lapisan batuan di
atasnya. Mereka dapat terbentuk dari proses tektonik seperti tabrakan benua, yang
menyebabkan tekanan horisontal, gesekan dan distorsi. Mereka juga terbentuk
ketika batuan terpanaskan oleh intrusi dari batuan cair dan panas yang disebut
magma dari interior bumi. Studi tentang batuan metamorf ( yang sekarang
tersingkap di permukaan bumi akibat erosi dan pengangkatan) memberikan
informasi tentang suhu dan tekanan yang terjadi pada kedalaman yang besar
dalam kerak bumi. Beberapa contoh batuan metamorf adalah slate, filit, sekis,
gneis, dan lain-lain.

Mineral-mineral yang terkandung dalam batu mineral

Mineral metamorfik adalah mineral yang terbentuk hanya pada suhu dan
tekanan tinggi terkait dengan proses metamorfosis. Mineral ini, yang dikenal
sebagai mineral - mineral indeks, termasuk silimanit, kyanit, staurolit, andalusit,
dan beberapa garnet. Mineral lainnya, seperti olivin, piroksen, ampibol, mika,
feldspar, dan kuarsa dapat ditemukan dalam batuan metamorf, tapi belum tentu
merupakan hasil dari proses metamorfisme. Mineral ini terbentuk selama
kristalisasi batuan beku. Mereka stabil pada suhu dan tekanan tinggi yang secara
kimia tidak berubah ketika selama terjadinya proses metamorfisme. Namun,
semua mineral stabil hanya dalam batas-batas tertentu, dan adanya beberapa

16
mineral dalam batuan metamorf menunjukkan perkiraan suhu dan tekanan di
mana mereka terbentuk. Perubahan ukuran partikel batuan selama proses
metamorfisme yang disebut rekristalisasi.

Beberapa batuan metamorfik adalah foliated yang mengandung mineral


sejajar dalam arah tertentu membentuk lapisan paralel yang terlihat seperti
halaman buku dan berwarna gelap. Ada juga betuan metamorfik non-foliated yang
hanya berisi satu mineral kalsit. Batuan metamorfik non-foliated terbentuk ketika
batuan gamping kapur berubah ke marmer. Kristal kecil berkombinasi
membentuk kristal yang saling berikatan satu sama lain menjadi lebih besar.

Gb. 14 (a) batuan metamorf


foliated seperti gneiss
mengandung mineral selaras
dalam arah tertentu. (b)
biasanya mereka sejajar
dalam arah tegak lurus
untuk gaya yang diterapkan.

Mekanisme lain yang penting dari metamorfisme adalah bahwa reaksi


kimia yang terjadi antara mineral terjadi tanpa mencairnya mereka. Dalam proses
ini, atom dipertukarkan antara mineral, dan dengan demikian mineral baru
terbentuk. Banyak reaksi suhu tinggi kompleks mungkin terjadi, dan masing-
masing kumpulan mineral yang diproduksi memberikan kita petunjuk mengenai
suhu dan tekanan pada saat terjadinya metamorfisme.

Metasomatisme adalah perubahan drastis komposisi kimia batuan yang


sering terjadi selama proses metamorfisme. Hal ini terjadi karena pengenalan
bahan kimia pada batuan dari batuan sekitarnya. Air dapat mengangkut bahan
kimia ini dengan cepat melalui jarak yang jauh. Karena peran yang dimainkan
oleh air, batuan metamorf umumnya mengandung banyak unsur yang awalnya
tidak ada pada batuan asal, dan kekurangan beberapa unsur yang awalnya hadir.
Namun, pengenalan bahan kimia baru tidak diperlukan pada rekristalisasi.

17
Tipe-tipe Metamorfisme
a. Metamorfisme regional
Metamorfisme regional juga dikenal sebagai metamorfisme
dinamik, adalah nama yang diberikan untuk perubahan yang terjadi pada
massa besar batuan di wilayah yang luas. Batuan dapat bermetamorfosis
hanya dengan berada di kedalaman besar di bawah permukaan bumi,
mengalami suhu tinggi dan mengalami tekanan yang besar disebabkan
oleh berat yang sangat besar dari lapisan batuan di atasnya.Sebagian besar
kerak benua bagian bawah adalah batuan metamorf, selain juga ada intrusi
batuan beku yang baru terbentuk.Pergerakan tektonik horizontal seperti
tumbukan benua menghasilkan sabuk orogenik, menyebabkan tingginya
suhu, tekanan, dan deformasi di batuan sepanjang sabuk tersebut.Jika
batuan metamorf yang terbentuk kemudian terangkat dan tersingkap akibat
erosi, mereka dapat tersingkap di dalam sabuk panjang tersebut atau
daerah besar lainnya di permukaan. Proses metamorfosis mungkin telah
menghancurkan fitur asli yang bisa mengungkapkan sejarah batuan
sebelumnya. Rekristalisasi batuan akan menghancurkan tekstur dan fosil
yang hadir dalam batuan sedimen. Metasomatisme akan mengubah
komposisi asli.
b. Metamorfisme Kataklastik
Metamorfisme kataklastik terjadi sebagai akibat dari deformasi
mekanis, seperti ketika dua tubuh batuan bergeser melewati satu sama lain
sepanjang zona sesar. Gesekan di sepanjang zona geser menghasilkan
panas, dan batuan terdeformasi secara mekanik.Batuan tersebut hancur dan
tertumbuk akibat pergeseran tersebut.Metamorfisme kataklastik tidak
umum terjadi terbatas di zona sempit dimana sesar mendatar terjadi.
c. Metamorfisme Hidrotermal
Batuan yang terubah pada suhu tinggi dan tekanan sedang akibat
cairan hidrotermal disebut mengalami metamorfisme hidrotermal.Hal ini
biasa terjadi dalam batuan basaltik yang umumnya kekurangan mineral -
mineral hidrat. Metamorfisme hidrotermal menyebabkan alterasi menjadi
18
mineral-mineral hidrat kaya Mg-Fe seperti talk, klorit, serpentin, aktinolit,
tremolit, zeolit, dan mineral lempung. Endapan kaya bijih sering terbentuk
akibat metamorfisme hidrotermal.
d. Metamorfisme Tindihan
Ketika batuan sedimen terkubur sampai kedalaman beberapa ratus
meter, suhu yang lebih besar dari 300oC dapat berkembang tanpa adanya
stres diferensial. Mineral baru tumbuh, tapi batuan tidak tampak
bermetamorfosis.Mineral utama yang dihasilkan biasanya adalah Zeolit.
Metamorfosis tindihan tumpang tindih dengan diagenesis sampai batas
tertentu , dan metamorfisme ini dapat berubah menjadi metamorfisme
regional seiring meningkatnya suhu dan tekanan.
e. Metamorfisme dampak (impact metamorphism / shock metamorphism)
Ketika material luar bumi, seperti meteorit atau komet jatuh ke
bumi Bumi atau jika ada ledakan gunung berapi yang sangat besar,
tekanan sangat tinggi dapat terjadi pada batuan - batuan yang terkena
dampak.Tekanan-tekanan yang sangat tinggi dapat menghasilkan mineral
yang hanya stabil pada tekanan yang sangat tinggi, seperti polimorf SiO2
seperti koesit dan stishofit.Selain itu mereka dapat menghasilkan tekstur
yang dikenal sebagai shock lamellae di butiran mineral, dan tekstur seperti
kerucut pecah di batuan yang berdampak.

2.10 SIKLUS BATUAN

Siklus batuan adalah model yang menyimpulkan perubahan kerusakan dan


reformasi batuan sebagai sebuah hasil dari igneous (batuan yang keluar dari
bumi), sedimentasi dan proses metamorpik.

Siklus batuan dimulai dari batuan beku yang terbentuk dari proses
pendinginan magma. Kemudian apabila batuan-batuan tersebut telah mengalami
proses pengangkutan (transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya
melalui air atau angin dan saling berikatan satu sama lain maka akan membentuk
batuan sedimen. Apabila terhadap batuan sedimen ini terjadi peningkatan tekanan
19
dan suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses
pembentukan pegunungan, maka batuan sedimen tersebut akan mengalami
perubahan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan terbentuk
batuan malihan atau batuan metamorfis. Apabila batuan metamorfis ini masih
mengalami peningkatan tekanan dan suhu, maka ia akan kembali leleh dan
berubah menjadi magma.

Gb. 15 Siklus batuan menunjukkan terus-menerus memperlambat transformasi dari jenis


batuan ke yang lain. Proses perubahan yang di tunjukkan oleh anak panah danmaterial yang
mengalami perubahan di tampilkan dalam kotak.

20
BAB III

KESIMPULAN

1. Macam-macam batuan berdasarkan proses terbentuknya dibagi menjadi


tiga jenis, yaitu batuan igneous (batuan beku), batuan sedimen, dan batuan
metamorf (batuan malihan).

Macam-macam material di Bumi :

Oksigen, Silikon, Alumunium, Besi, Kalsium, Sodium, Potassium,


Magnesium dan lainnya.

2. Pembentukan mineral:

a. Kristalisasi : Kristalisasi di mulai dari satu kristal yang membentuk


mikroskopik dimana bentuknya datar, permukaan pipih. Kristal
mineral terbentuk dari 2 sumber utama yaitu magma dan air solusi.

b. Kestabilan : Mineral akan stabil jika dan hanya jika kombinasi atom
dapat menarik atom lainnya secukupnya yang di berikan perlakuan
kondisi sesuai dengan lingkungan. Suhu dan tekanan juga berpengaruh
besar pada stabilitas mineral.

Klasifikasi mineral berdasarkan komposisi kimianya dibagi menjadi dua


divisi yaitu:

a. Silikat: merupakan gabungan silikon dan oksigen.

- Silikat feromagnesia: besi, magnesium, garnet.

- Silikat non feromagnesia: feldspar.

b. Non silikat

- Karbonat

21
- Oksida

- Elemen asli: emas, perak dan elemen lain.

3. Proses terbentuknya batuan:

Siklus batuan dimulai dari batuan beku yang terbentuk dari proses
pendinginan magma. Kemudian batuan-batuan tersebut diangkut
(transportasi) dari satu tempat (kawasan) ke tempat lainnya melalui air
atau angin dan saling berikatan satu sama lain dan membentuk batuan
sedimen. Apabila batuan sedimen mengalami peningkatan tekanan dan
suhu sebagai akibat dari penimbunan dan atau terlibat dalam proses
pembentukan pegunungan, maka batuan sedimen akan mengalami
perubahan untuk menyesuaikan dengan lingkungan yang baru, dan
terbentuk batuan malihan atau batuan metamorfis. Apabila batuan
metamorfis ini masih mengalami peningkatan tekanan dan suhu, maka ia
akan kembali leleh dan berubah menjadi magma. Siklus batuan adalah
model yang menyimpulkan perubahan, kerusakan, dan reformasi batuan
sebagai sebuah hasil dari igneous (batuan yang keluar dari bumi),
sedimentasi dan proses metamorpik.

Klasifikasi Batuan berdasarkan proses terbentukanya yaitu batuan beku,


batuan sedimen dan batuan metamorf.

22
Daftar Pustaka

Hewitt, Paul G. Dkk. 2007. Conceptual Intregated Science. San Fransico: addison
Wesley

Anda mungkin juga menyukai