Anda di halaman 1dari 11

PERCOBAAN 3 : TEKNIK ISOLASI DARI LINGKUNGAN

TUJUAN

Mengetahui dan memahami cara serta prosedur yang digunakan untuk melakukan teknik
isolasi dari lingkungan

PRINSIP PERCOBAAN

Lingkungan merupakan habitat mikroorganisme. Dengan penerapan teknik isolasi ini


bertujuan untuk menumbuhkan mikroorganisme di luar lingkungan asalnya. Mikroorganisme
yang berhasil dipisahkan dari lingkungan akan tumbuh pada media agar nutrisi sebagai
lingkungan baru bagi mikroorganisme tersebut. Dalam media padat tersebut, mikroorganisme
akan membentuk koloni sel yang tetap tak berpindah dari tempat pembiakannya. Pemisahan
ini bertujuan untuk memperoleh biakan bakteri yang murni. Teknik isolasi ini memiliki
prinsip yaitu memisahkan satu jenis mikroorganisme dari mikroorganisme lainnya sehingga
dapat diperoleh biakan murni dari mikroorganisme tersebut. Faktor yang perlu diperhatikan
saat melakukan isolasi mikroorganisme :

a. Sifat mikroorganisme yang akan diisolasi

b. Tempat hidup mikroorganisme

c. Medium pertumbuhan yang sesuai

d. Cara inkubasi mikroorganisme

e. Cara inokulasi mikroorganisme

f. Cara memelihara mikroorganisme

TEORI DASAR

Isolasi mikroorganisme merupakan suatu cara untuk memisahkan mikroorganisme


dari lingkungan asalnya di alam dan menumbuhkan mikroorganisme pada medium buatan.
Pada umumnya, medium yang digunakan saat teknik isolasi menggunakan medium padat,
yakni agar nutrisi cawan. Saat melakukann teknik isolasi, seharusnya telah mengetahui cara-
cara yang tepat dalam menanamkan mikroorganisme pada media yang baru serta memelihara
mikroorganisme sehingga dapat tumbuh dengan baik (Jutono, 1980). Mikroorganisme yang
ada di alam merupakan kumpulan berbagai jenis mikroorganisme. Oleh karena itu, dengan
teknik isolasi ini dapat diperoleh satu jenis mikroorganisme yang biasa dinamakan dengan
kultur murni. Ada beberapa metode untuk memperoleh biakan murni dari biakan camupuran
yang berasal dari lingkungan alam, dan yang paling sering digunakan adalah teknik cawan
gores dan teknik cawan tuang. Sebelum melakukan isolasi, diperlukan sample. Ada beberapa
cara pengambilan sample :

a. Sample udara

Pengambilan mikroorganisme yang berasal dari lingkungan udara sangatlah mudah.


Letakkan cawan petri yang telah berisi medium di suatu tempat dan biarkan terbuka
selama beberapa waktu, maka medium akan terkontaminasi dengan mikroorganisme
dan setelah inkubasi mikroorganisme akan tumbuh.

b. Sample tanah

Pengambilan mikroorganisme yang berasal dari tanah disesuaikan dengan tujuan dan
fungsinya. Sebagai contoh, jika diinginkan mikroorganisme rhizosfer maka sample
yang diambil di sekitar akar tumbuhan.

c. Sample air

Pengambilan mikroorganisme yang ada di air disesuaikan dengan keadaan air. Pada
air yang mengalir, pengambilan sample bisa dilakukan dengan mencelupkan botol
secara miring dengan bibir botol melawan arus air. Jika sample air yang akan diambil
berasal dari air keran, saat akan mengambil air mulut keran dibakar terlebih dulu.

Macam-macam preparasi bergantung sample yang diperoleh :

a. Swab (ulas)

Bentuk swab seperti menggunakan cotton bud. Swab ini digunakan dengan
mengusapkan ujung swab yang steril secara memutar sehingga seluruh permukaan
ujung swab kontak dengan permukaan sample. Swab yang digunakan haruslah steril.

b. Rinse (bilas)

Metode bilas ini untuk melarutkan mikroorganisme yang menempel pada permukaan
substrat yang luas dan berukuran kecil.

c. Maseration (penghancuran)
Pada sample yang padat, mikroorganisme dapat diperoleh dengan menumbuk sample
sehingga mikroorganisme dapat terlepas kemudian dilarutkan ke dalam air.

ALAT DAN BAHAN

Alat :

 Pembakar bunsen

 Swab

 Cawan petri

Bahan:

 Medium NA

HASIL PENGAMATAN

a. Isolasi meja

No. Hasil Pengamatan Keterangan

1. Tanggal pengamatan : 16 September


2015
Durasi inkubasi : 48 jam
Bentuk : bulat
Ukuran : beragam
Pigmentasi : kuning kecoklatan
Gambar 1. Hasil isolasi meja Elevasi : flat

Sumber : Kelompok 7 Permukaan koloni : halus


Bau koloni : pesing
2. Tanggal pengamatan : 18 September
2015

Durasi inkubasi : 96 jam

Bentuk : bulat

Ukuran : beragam
Gambar 2. Hasil isolasi meja
Pigmentasi : orange tua kecoklatan
Sumber : Kelompok 7
Elevasi : flat

Permukaan koloni : halus

Bau koloni : pesing

b. Isolasi air

No. Hasil Pengamatan Keterangan

1. Tanggal pengamatan : 16
September 2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat
Ukuran : beragam

Gambar 1. Hasil isolasi air Pigmentasi : kuning kecoklatan


Elevasi : flat
Sumber : Kelompok 7
Permukaan koloni : halus
Bau koloni : pesing

2. Tanggal pengamatan : 18
September 2015

Durasi inkubasi : 96 jam

Bentuk : bulat
Gambar 2. Hasil isolasi air Ukuran : beragam
Pigmentasi : kuning kecoklatan
Sumber : Kelompok 7
Elevasi : flat
Permukaan koloni : halus
Bau koloni : pesing

3. Tanggal pengamatan : 16
September 2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : rhizoid
Ukuran : beragam

Gambar 3. Hasil isolasi air Pigmentasi : transparan


Elevasi : flat
Sumber : -
Permukaan koloni : halus
Bau koloni : -

4. Tanggal pengamatan : 18
September 2015

Durasi inkubasi : 96 jam

Bentuk : rhizoid
Ukuran : beragam

Gambar 4. Hasil isolasi air Pigmentasi : kuning transparan


Elevasi : flat
Sumber : -
Permukaan koloni : halus
Bau koloni : -

c. Isolasi udara

No. Hasil Pengamatan Keterangan


1. Tanggal pengamatan : 16
September 2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat
Ukuran : beragam

Gambar 1. Hasil isolasi dari udara toilet 3 Pigmentasi : kuning transparan


menit Elevasi : flat

Sumber : - Permukaan koloni : halus


Bau koloni : -

2. Tanggal pengamatan : 16
September 2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat
Ukuran : beragam

Gambar 2. Hasil isolasi udara toilet 10 Pigmentasi : kuning kecoklatan


menit Elevasi : flat

Sumber : Kelompok 4 Permukaan koloni : halus


Bau koloni : pesing

3. Tanggal pengamatan : 16
September 2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat, ada yang seperti


jamur (berserabut)
Ukuran : beragam
Gambar 3. Hasil isolasi udara toilet 3
Pigmentasi : kuning kecoklatan
menit (koloni bakteri), putih susu (jamur)

Sumber : Kelompok 7 Elevasi : flat


Permukaan koloni : halus
Bau koloni : pesing

4. Tanggal pengamatan : 18
September 2015

Durasi inkubasi : 96 jam

Bentuk : bulat, ada yang berserabut


Ukuran : beragam

Gambar 4. Hasil isolasi udara toilet 3 Pigmentasi : orange tua kecoklatan


menit Elevasi : flat

Sumber : Kelompok 7 Permukaan koloni : halus,


berserabut
Bau koloni : pesing

5. Tanggal pengamatan : 16
Sepetember 2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat
Ukuran : beragam
Pigmentasi : kuning kecoklatan

Gambar 5. Hasil isolasi udara TU 3 menit Elevasi : flat


Permukaan koloni : halus
Sumber : Kelompok 5
Bau koloni : pesing

6. Tanggal pengamatan : 16
September 2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat
Ukuran : beragam
Pigmentasi : putih susu kekuningan,
orange tua kecoklatan
Gambar 6. Hasil isolasi udara TU 10
Elevasi : flat
menit
Sumber : Kelompok 2 Permukaan koloni : halus
Bau koloni : pesing

d. Isolasi kulit

No. Hasil Pengamatan Keterangan

1. Tanggal pengamatan : 16 September


2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat
Ukuran : beragam

Gambar 1. Hasil isolasi kulit Pigmentasi : putih susu kekuningan


Elevasi : flat
Sumber : Kelompok 4
Permukaan koloni : halus
Bau koloni : pesing

2. Tanggal pengamatan : 16 September


2015

Durasi inkubasi : 48 jam

Bentuk : bulat, rhizoid


Ukuran : beragam
Pigmentasi : putih susu kekuningan

Gambar 2. Hasil isolasi kulit Elevasi : flat


Permukaan koloni : halus
Sumber : Kelompok 2
Bau koloni : -

ANALISIS

Pada percobaan isolasi udara, digunakan 2 tempat untuk menangkap mikroorganisme,


TU TL dan toilet. Cawan petri yang berisi media agar nutrisi, dibuka dan dibiarkan dalam dua
tempat tersebut selama masing-masing 3 menit dan 10 menit. Cawan petri dibuka dari
tutupnya dengan tujuan agar mikroorganisme yang ada di udara dapat tertangkap dan
mengkontaminasi agar nutrisi. Pada saat cawan petri dibiarkan terbuka, mikroorganisme akan
terjaring sehingga akan tumbuh pada media agar nutrisi tersebut. Bukan hanya satu jenis
mikroorganisme yang tertangkap, melainkan berbagai macam mikroorganisme akan tumbuh
pada media tersebut, dinamakan piaraan campuran. Piaraan campuran ini dapat digunakan
untuk pengamatan morfologi koloni dan isolasi mikroorganisme. Pada piaraan campuran
dapat dibedakan antara koloni jamur dan koloni bakteri. Koloni jamur memiliki permukaan
yang kasar dan koloni bakteri memilliki permukaan licin mengkilap.

Perbedaan waktu juga mempengaruhi terhadap hasil tangkapan mikroorganisme saat


pendedahan. Pada cawan petri yang dibiarkan terbuka selama 3 menit (baik yang di TU
maupun di toilet) menumbuhkan mikroorganisme yang lebih sedikit daripada yang dibiarkan
terbuka selama 10 menit. Adapun yang mempengaruhi banyak ataupun sedikitnya jumlah
organisme yang terdapat pada cawan petri adalah berbedanya lokasi, dan suhu yang berbeda,
dan juga berdasarkan faktor lain seperti sinar matahari, kelembaban, dan zat kimiawi
(Agnipara, 2012). Selama cawan petri dibiarkan terbuka, banyak bakteri yang menetap.
Setelah itu, cawan petri diinkubasi selama 48 jam, maka akan tumbuh koloni mikroorganisme
pada agar nutrisi. Jumlah dan jenis mikroorganisme yang dapat ditangkap selama proses
pendedahan bervariasi sesuai dengan lokasi, cuaca, dan aktivitas orang yang ada di sekitar
area pendedahan. Pada lingkungan yang lembab, mikroorganisme akan lebih senang tinggal.
Oleh sebab itu, hasil cawan petri yang diletakkan di toilet dengan yang diletakkan di TU akan
lebih banyak tumbuh koloni mikroorganisme pada cawan petri yang diletakkan di toilet.
Cawan petri yang diletakkan di toilet selama 3 menit memiliki jumlah koloni yang hampir
sama dengan cawan petri yang diletakkan di TU selama 10 menit.

Pada isolasi meja, menggunakan swab untuk menangkap mikroorganisme yang ada di
meja praktikum. Sebelum digunakan, swab harus dicelupkan pada alkohol supaya swab
menjadi steril dan mikroorganisme yang akan ditangkap menggunakan swab tidak
terkontaminasi. Setelah swab steril, sapukan swab di meja praktikum lalu inokulasikan
dengan metode kontinyu pada agar nutrisi. Balik cawan petri yang telah diinokulasi dan
inkubasi pada suhu kamar selama 48 jam. Hasil pengamatan setelah inkubasi selama 48 jam,
tumbuh koloni bakteri pada media agar nutrisi. Dalam satu cawan petri, terdapat kurang lebih
15 koloni bakteri dengan karakteristik bulat dan berwarna kuning. Cawan petri kembali
diinkubasi selama 48 jam lagi, sehingga total inkubasi selama 96 jam. Hasil pengamatan
setelah inkubasi kedua, koloni bakteri semakin banyak dan menumpuk sehingga nampak
warna koloni menjadi orange kecoklatan.

Sedangkan isolasi berikutnya adalah isolasi air. Proses yang digunakan hampir sama
pada isolasi meja, yakni menggunakan swab untuk menangkap mikroorganisme yang ada di
sample air. Swab yang digunakan haruslah steril. Cuci swab terlebih dahulu dengan alkohol
sebelum dimasukkan pada sample air. Setelah swab tercelup pada sample air, inokulasikan
pada cawan petri yang berisi media agar nutrisi dengan metode gores kontinyu. Tutup cawan
petri dan inkubasi cawan petri dalam keadaan terbalik dengan tujuan agar saat kondensasi
uap air tidak jatuh pada biakan mikroorganisme sehingga tidak mengganggu tumbuhnya
koloni mikroorganisme. Proses inkubasi dilakukan selama 48 jam. Hasil pengamatan setelah
inkubasi diperoleh tumbuhnya koloni pada media agar nutrisi. Koloni yang terbentuk
berjumlah kurang lebih 150 koloni dengan karakteristik bulat dan berwarna kuning. Proses
inkubasi dilanjutkan lagi hingga 96 jam dan diperoleh koloni mikroorganisme yang tumbuh
semakin banyak dan saling menumpuk sehingga meyebabkan warna yang semula kuning
menjadi orange. Dari percobaan dapat disimpulkan bahwa sample air tidak sepenuhnya bersih
dari mikroorganisme. Berbagai macam mikroorganisme terdapat di air.

Pengerjaan teknik isolasi dari kulit juga sama dengan isolasi pada meja dan air, yakni
menggunakan swab yang telah dicelupkan pada alkohol sehingga swab steril dan siap untuk
ditempeli mikroorganisme yang berasal dari kulit. Percobaan ini juga dapat digunakan untuk
tolok ukur seseorang dalam menjaga kebersihannya. Swab yang telah steril dioleskan atau
digesekkan pada kulit tangan sehingga mikroorganisme yang berasal dari kulit dapat
menempel pada swab yang kemudian diinokulasikan pada media agar nutrisi. Perlakuan
selanjutnya sama halnya dengan isolasi lainnya, yakni dilakukan inkubasi selama 48 jam.
Hasil yang diperoleh koloni yang tumbuh pada agar nutrisi memiliki karakteristik bulat dan
berwarna kuning. Koloni yang tumbuh memiliki karakteristik yang hampir sama dengan hasil
isolasi dari lingkungan lainnya, isolasi air, udara, meja. Inkubasi dilanjutkan dengan
menyimpan biakan pada suhu kamar selama 48 jam lagi, sehingga total inkubasi adalah 96
jam. Hasil pengamatan diperoleh jumlah koloni yang tumbuh di media agar nutrisi lebih
banyak daripada setelah inkubasi pertama. Koloni mikroorganisme tumbuh semakin banyak
dan saling menempel sehingga warna koloni yang semula kuning berubah menjadi orange.

Pada umumnya, koloni mikroorganisme yang tumbuh setelah proses inkubasi


memiliki karakteristik yang hampir sama. Teknik isolasi menggunakan medium padat
dikarenakan mikroorganisme akan tumbuh membentuk koloni sel yang tetap pada tempatnya
sehingga memudahkan proses pemisahan. Medium cair tidak dianjurkan untuk digunakan
karena jika sel-sel mikroorganisme tumbuh dengan ukuran yang sangat kecil maka akan akan
sulit untuk proses pemisahan sehingga perlu pengenceran untuk memisahkannya yang
kemudian akan ditumbuhkan pada medium padat. Pada percobaan ini, inokulasi
mikroorganisme dilakukan dengan metode kontinyu. Seharusnya setelah inkubasi
mikroorganisme yang tumbuh juga hanya pada zona kontinyu tersebut, namun di luar goresan
kontinyu juga tumbuh mikroorganisme. Hal ini menandakan bahwa teknik kontinyu yang
digoreskan pada medium belum sempurna.

KESIMPULAN

Teknik isolasi ini menerapkan prinsip memisahkan mikroorganisme dari lingkungan


alamnya. Mikroorganisme yang berhasil dipisahkan dari lingkungannya kemudian dibiakkan
di medium buatan. Teknik isolasi tentunya dilakukan secara aseptik, karena jika tidak secara
aseptik maka mikroorganisme akan terkontaminasi dan dapat menyebabkan proses isolasi
tidak akan baik sehingga sulit untuk memperoleh kultur murni dari proses isolasi ini. Pada
proses isolasi air, meja, dan kulit, mikroorganisme diinokulasi menggunakan swab yang telah
steril. Sedangkan pada isolasi udara, cawan petri dibiarkan terbuka selama beberapa waktu
dan mikroorganisme akan menempel dengan sendirinya pada agar nutrisi. Pada umumnya,
karakteristik koloni mikroorganisme yang tumbuh setelah inkubasi 48 jam adalah bulat dan
berwarna kuning kecoklatan.

DAFTAR PUSTAKA

http://www.kimia.clas.web.id/2014/11/laporan-praktikum-mikrobiologi-isolasi.html

http://www.scribd.com/doc/51954639/isolasi-mikroorganisme

http://digilib.ump.ac.id/files/disk1/15/jhptump-a-lisnayulia-742-2-babii.pdf

http://www.slideshare.net/fitrayagami/teknik-isolasi-mikroba

http://www.scribd.com/doc/66264179/teknik-pemindahan-kultur-secara-aseptik#scribd

Anda mungkin juga menyukai