Anda di halaman 1dari 76

GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU YANG MEMILIKI

BALITA TENTANG STATUS GIZI BALITA DI DESA


SIDO LEGO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RANTAU PANJANG
TAHUN 2017

KARYA TULIS ILMIAH

Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Mencapai Gelar


Ahli Madya Kebidanan

Diajukan oleh:
ELDA
NIM : 141271110008

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
YAYASAN HAJI SOEHEILY QORY
BANGKO
2017

i
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Elda
Tempat, Tanggal Lahir : Bungo Tanjung, 19 Maret 1997
Agama : Islam
Pekerjaan : Mahasiswi
Nama Orang Tua : Ayah : Rodi Hartono
Ibu : Ida Royani
Alamat : Desa Bungo Tanjung Kecamatan Pangkalan Jambu
Kabupaten Merangin.

B. Riwayat Pendidikan
Tahun 2001-2002 : TK Dharma Wanita Sungai Manau
Tahun 2003-2008 : SD Negeri No. 13/VI Kampung Tengah
Tahun 2009-2011 : Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) Bangko
Tahun 2012-2014 : Sekolah Menengah Kejuruan Negeri ( SMKN) 1
Merangin
Tahun 2014-2017 : STIKes Merangin Program Studi Diploma III
Kebidanan.

iv
KATA PERSEMBAHAN

Bismillahirohmaanirohiim

Dengan segala puja dan puji syukur kepada Tuhan yang Maha Esa dan atas
dukungan dan do’a dari orang-orang tercinta, akhirnya KTI ini dapat
dirampungkan dengan baik dan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, dengan rasa
bangga dan bahagia saya khaturkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada
Allah SWT:

Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas izin dan karuniaNyalah maka KTI ini
dapat dibuat dan selesai pada waktunya. Puji syukur yang tak terhingga pada
Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do’a.

Untuk kedua orang tua tercinta


saya mengucapkan beribu terimakasih amak ku Ida royani
dan bapak ku Rodi Hartono, yang telah memberikan dukungan
moril maupun materi serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesan saya,
karena tiada kata seindah lantunan do’a dan tiada do’a
yang paling khusuk selain do’a yang terucap dari orang tua.
Ucapan terimakasih saja takkan pernah cukup
untuk membalas kebaikan orang tua, karena itu
terimalah persembaha bakti dan cinta ku untuk kalian bapak makku.

untuk yang tersayang neknu ku Hj.Rostini dan nektan ku H.Lijaruddin


yang selalu senantiasa untuk mendo’akan cucu nya ini

v
agar dipermudahkan segala urusan ku
tetap sehat ya neknu dan nektan ku yang selalu sayang
kepada ku selama ini, tetap sayang ya kepada cucu nya,
dan bauat makngah M. Kholik tersayang yang selalu
memberi masukan dan dukungan mu sehingga ponaan mu ini
dapat menyelesaikan studi nya dengan tepat waktu,
jasa mu takkan terbalas dengan apa pun
special for u my family ku tersayang

Saudara saya ( Adik –Adik saya) yaitu ulan, pebbi,


untuk adik ku cowok satu-satunya M.Ghaisan Habibi,
yang masih kecil, maaf ya buat cucu-cucu yang lain
yang tidak tercamtum namanya satu-persatu,
kakak tetap berbangga hati kepada kalian semua
yang senantiasa memberikan dukungan, semangat,
senyum dan do’anya untuk keberhasilan ini, cinta kalian
adalah memberikan kobaran semangat yang menggebu,
terimakasih adik- adik ku sayang
Terima kasih atas cintanya, semoga karya ini dapat mengobati beban kalian
walaupun hanya sejenak, semua jasa-jasa kalian tak kan kulupakan.
Semoga Allah selalu melindungimu dan meningkat
derajatmu di dunia dan akhirat
Terimakasih yng bisa ku ucapkan untuk mu dosen-dosen ku
tercinta di stikes merangin prodi DIII kebidanan, yang tidak bisa
aku sebutkan satu-persatu.

Terimakasih untuk Ibu Deffi Uprianti Bakri, SST selaku PA dan


pembimbing I KTI saya, Terimakasih juga ibu Astari Seto, S,SiT selaku
pembimbing KTI II saya,yang selama ini telah tulus dan ikhlas meluangkan
waktunyauntuk menuntun dan mengarahkan saya, memberikan bimbingan dan
pelajaran yang tiada ternilai harganya,agar saya menjadi lebih baik. Terimakasih
banyak Ibu dosen,
jasa kalian akan selalu terpatri di hati.
Terikasih juga untuk ibu Revinovita, SST.,M.Keb Selaku penguji KTI saya,
makasih banyak bu atas masukan dan sarannya
sangat bermanfaat untuk saya, pelajaran yang tiada ternilai harganya

vi
Sahabat ku Tersayang Perentak City,
Maria susanti, Am.Keb, Yukpe Lindra Gusriani,Am.Keb,
Naiza Amalia,Am.Keb, dan Nola Arnovia,Am.Keb
yang nyasar masuk ke group perentak city,
dukungan dan bantuan kalian semua
tak kan mungkin aku sampai disini,
terimakasih untuk canda tawa, tangis,
dan perjuangan yang kita lewati bersama dan
terimakasih untuk kenangan manis
yang telah mengukir selama ini.
Serta terima kasih kepada teman-teman Angkatan XIII
semua yang telah mendukung satu sama lain dan saling
mendo’akan dari awal hingga akhir
yang tidak bisa disebutkan satu-persatu Dengan
perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa!

Semangat!!
Terimakasih yang sebesar-besarnya untuk kalian semua, akhir kata saya
persembahkan KTI ini untuk kalian semua, orang-orang yang saya sayangi. Dan
semoga KTI ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kemajuan ilmu pengetahuan
di masa yang akan datang,

Amiinnn….
Buat yang special bng Tar yang selalu mendo’a kan dan
dukungan, motivasi terimakasih ya selama 1 tahun
blakangan ini

By : Elda

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i


HALAMAN PERSETUJUAN. ........................................................................ ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... iv
KATA PERSEMBAHAN ................................................................................. xi
DAFTAR ISI...................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL…………………………………………………………….. x
DAFTAR BAGAN……………………………………………………………. xi
PERNYATAAN KEASLIAN………………………………………………. xii
DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………. xiii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xiv
ABSTRAK ......................................................................................................... xvi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang. ................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah. ............................................................................ 4
C. Tujuan Penelitian. ............................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian. ........................................................................... 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Tinjauan Pustaka
1. Pengertian Gizi
a. Gizi ........................................................................................ 8
b. Zat Gizi.................................................................................. 8
c. Status Gizi Balita ................................................................. 9
B. Kerangka Teori.................................................................................. 26
C. Kerangka Konsep .............................................................................. 27

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Jenis dan Disain Penelitian................................................................ 28
B. Tempat dan Waktu Penelitian. .......................................................... 28
C. Populasi dan Sampel ......................................................................... 28
D. Identifikasi Variabel Penelitian......................................................... 29
E. Defenisi Operasional Variabel ......................................................... 29
F. Instrumen Penelitian.......................................................................... 30
G. Teknik Pengumpulan Data. ............................................................... 31
H. Cara Analisa Data ............................................................................. 31
I. Etika Penelitian ................................................................................. 32
J. Keterbatasan Penelitian ..................................................................... 32
K. Jalannya Penelitian ............................................................................ 32
L. Jadwal penelitian ............................................................................... 34

viii
viii
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian…………………………………………………… 35
B. Pembahasan………………………………………………………. 36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan………………………………………………………. 40
B. Saran……………………………………………………………… 40
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ix
DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Halaman


2.1 Kategori Batas Ambang IMT untuk Indonesia………………… 15
2.2 Pengukuran Status Gizi Balita Berdasarkan Z-scroe…………… 18
3.1 Jadwal Penelitian……………………………………………….. 34
4.1 DistribusiFrekuensiPengetahuanIbutentang status gizi pada
anak balita di Desa Sidelego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau
Panjang Tahun 2017…………………………………………… 35
4.2 DistribusiFrekuensiSikapIbutentang status gizi pada anak balita
di Desa Sidelego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
Tahun 2017……………………………………………………. 36

x
DAFTAR BAGAN

Nomor Tabel Halaman


2.1 Bagan Kerangka Teori Penelitian……………………………. 19
2.2 Bagan Kerangka Konsep Penelitian…………………………. 20

xi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Persetujuan Responden


Lampiran 2 : Kuesioner Penelitian
Lampiran 3 : Master Tabel
Lampiran 4 : Surat Izin Melakukan Penelitian
Lampiran 5 : Surat Balasan Melaksanakan Penelitian
Lampiran 6 : Kartu Kegiatan Bimbingan

xii
PERNYATAAN PENELITIAN

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam KTI ini tidak
terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar keserjanaan disuatu
perguruan tinggi dan sepenjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau
pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara
tertulis menjadi acuan dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila suatu saat nanti terbukti saya melakukan plagiat, maka saya akan
menerima sanksi yang telah ditetapkan.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Bangko, Oktober 2017

Elda

xiii
xiiix
KATA PENGANTAR

Dengan mengucapkan syukur Alhamdulillah Kehadirat Allah SWT, atas


segala rahmat dan Hidayah-Nya sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat selesai
tepat pada waktunya dengan judul “Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu
Tentang Status Gizi Pada Balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Panjang tahun 2017”.

Penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tidak lepas dari bantuan dan dorongan
berbagai pihak yang peneliti rasakan sangat besar artinya. Sebagai rasa hormat
dengan setulus hati peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kapada :

1. Bapak H. Handayani, SKM, MPH selaku Pembina Yayasan Haji Soeheilly


Qary
2. Ibu Mursida, S.Pd selaku Ketua Yayasan Haji Soeheilly Qary
3. Ibu Revinovita, SST.,M.Keb selaku Ketua STIKes Merangin sekaligus selaku
Penguji Utama yang telah banyak memberikan arahan, masukan, bimbingan
serta perbaikan selama penyusunan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat
diselesaikan
4. Ibu Dian Mayasari, SST selaku Ketua Jurusan DIII Kebidanan Merangin
5. Ibu Deffi Uprianti Bakri, SST selaku Pembimbing I atas segala bimbingan,
petunjuk dan motivasi yang diberikan dalam menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah
6. Ibu Astari Seto, S,SiT selaku pembimbing II yang telah banyak memberikan
arahan, masukan, bimbingan serta perbaikan selama penyusunan sehingga
Proposal Karya Tulis Ilmiah ini sapat diselesaikan
7. Bapak Lukman, SKM selaku kepala puskesmas Rantau Panjang
8. Bapak/Ibu dosen dan seluruh staf Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes)
Merangin

xiv
xiv
9. Ayah, Ibu dan Kakak tersayang yang telah mencurahkan perhatian dan banyak
memberikan dukungan sehingga Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan
10. Rekan-rekan serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang
telah banyak memberikan dorongan serta bantuan sehingga Karya Tulis
Ilmiah ini dapat diselesaikan.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun
sangatlah peneliti harapkan, semoga Karya Tulis Ilmiah ini bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya.

Bangko, Oktober 2017

Peneliti

xv
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERANGIN
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
Karya Tulis Ilmiah, Oktober 2017
Elda
Pembimbing I : Deffi Uprianti Bakri, SST
Pembimbing II : Astari Seto, S,SiT

Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibu yang Memiliki Balita tentang Status
Gizi Balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
Tahun 2017
xvi + 41 halaman, 5 tabel, 2 bagan, 6 lampiran
ABSTRAK
Latar Belakang :Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013)
Angka kematian pada balita menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia
(SDKI) 2012 yaitu sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup pertahunnya, di
Indonesia angka kematian balita sebanyak 43% sedangkan di Provinsi Jambi
sebesar 36%. Sedangkan data prevalensi gizi buruk di Indonesia yaitu 19,6%, di
Provinsi Jambi lebih besar dari persentase nasional yaitu sebesar 19,7%. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui Gambaran Pengetahuan dan Sikap ibu
yang Memiliki Balita tentang Status Gizi Balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017.
Metode Penelitian : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif, populasi adalah
semua ibu yang memiliki balita di Desa Sido Lego, jumlah 100 responden.
Pengumpulan data bersumber dari data primer yang diperoleh dengan
menggunakan kuesioner yang dilakukan pada bulan September tahun 2017.

Hasil Penelitian :Hasil penelitian di dapatkan pengetahuan cukup 53 responden


(53%) pengetahuan kurang 28 (28%) dan pengetahuan baik sebanyak 19
responden (19%) Dari 100 responden dengan sikap negatif sebanyak 36
responden (36%) dan sikap positif sebanyak 64 responden (64%). Diduga ada
hubungan pengetahuan ibu tentang status gizi pada balita dan tidak ada hubungan
sikap dengan status gizi balita di Desa Sido Lego.

Kesimpulan: Mayoritas Ibu balita yang memiliki balita memiliki pengetahuan


dan sikap positif tentang status gizi pada balita. Puskesmas Rantau Panjang dapat
meningkatkan pengetahuan ibu-ibu yang memiliki balita mengenai kebutuhan gizi
pada balita sehingga ibu mengetahui bagaimana cara memenuhi kecukupan gizi
balita dan tidak ada lagi balita mengalami gizi kurang maupun gizi buruk.

Kata Kunci : Status Gizi Balita, Pengetahuan dan Sikap Ibu

xvi
xvi
1
2

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang

Anak balita merupakan kelompok yang rentan gizi yaitu kelompok


masyarakat yang paling mudah menderita kelainan gizi, karena saat ini mereka
sedang mengalami proses pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga memerlukan
zat makanan yang relatif lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi yang
digunakan untuk proses pertumbuhan manusia, pertumbuhan otak yang
menentukan tingkat kecerdasan seseorang sangat bergantung dari kondisi gizi
dan kesehatan sewaktu masa balita (Achmad Djaelani S, 2000, dalam Khayati,
2010).
Menurut UNICEF (Universal Children federation) (2013) balita
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita kekurangan gizi dan
gizi buruk. kebutuhan gizi untuk anak pada awal masa kehidupannya merupakan
hal yang sangat penting. Kekurangan gizi dapat memberikan konsekuensi buruk
yang tak terelakkan, dimana manifestasi terburuk dapat menyebabkan kematian.
Tercatat ratusan juta anak di dunia menderita kekurangan gizi yang artinya
permasalahan ini terjadi dalam populasi yang jumlahnya sangat besar.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu masalah kesehatan utama di berbagai
negara berkembang adalah malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Kekurangan gizi
biasanya memberikan dampak yang besar pada balita. Jumlah angka kematian untuk
anak usia di bawah 5 tahun akibat kekurangan gizi hampir mencapai 50 %. Hal ini
menunjukkan bahwa malnutrisi merupakan salah satu faktor yang berpengaruh
terhadap status gizi (Anggraeni, 2010).
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2010 menunjukkan bahwa sebanyak
4,9% anak balita di Indonesia mengalami gizi buruk dan 13% mengalami gizi
kurang. Setiap tahun diperkirakan sebanyak 7% anak balita Indonesia (sekitar
300.000 jiwa) meninggal dan hal ini berarti setiap 2 menit terjadi kematian satu
2

anak balita, dimana sebanyak 170.000 anak (60%) diantaranya akibat gizi buruk.
Seluruh anak usia 4-24 bulan yang berjumlah 4,9 juta di Indonesia, sekitar
seperlimanya sekarang berada dalam kondisi kurang gizi (Riskedas, 2010).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2013) Angka
kematian pada balita menurut Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2012 yaitu sebesar 40 per 1.000 kelahiran hidup pertahunnya, di Indonesia
angka kematian balita sebanyak 43% sedangkan di Provinsi Jambi sebesar 36%.
Sedangkan data prevalensi gizi buruk di Indonesia yaitu 19,6%, di Provinsi
Jambi lebih besar dari persentase nasional yaitu sebesar 19,7%.
Status gizi balita merupakan hal penting yang harus diketahui oleh setiap
orang tua yang memerlukan perhatian untuk tumbuh kembangnya, karena
kekurangan gizi pada periode emas ini bersifat Irreversibel (tidak dapat pulih).
Data tahun 2010 memperlihatkan 5 juta balita Indonesia kekurangan gizi,
diantaranya 4,9% mengalami gizi buruk. Kekurangan gizi dapat mempengaruhi
perkembangan otak anak (Depkes RI, 2010).
Status gizi pada balita dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor langsung
dan faktor tidak langsung. Sebab langsung adalah kurangnya asupan gizi dari
makanan dan akibat terjadinya penyakit bawaan yang mengakibatkan mudah
terinfeksi penyakit. Sedangkan kemiskinan diduga menjadi penyebab utama
terjadinya gizi buruk. Selain kemiskinan, faktor lingkungan dan budaya turut
andil dalam kasus gizi buruk (Yogiswara, 2011).
Faktor tidak langsung yang mempengaruhi status gizi balita adalah faktor
pengetahuan ibu mengenai gizi. Ibu adalah seseorang yang paling dekat dengan
anak haruslah memiliki pengetahuan tentang gizi. Pengetahuan minimal yang
harus diketahui ialah pentingnya makanan bagi pertumbuhan atau kesehatan
balita, pemilihan bahan makanan dan usia menyusui bayi sampai usia
penyapihan. Pengetahuan tersebut diharapkan akan menjamin balita dapat
tumbuh dan berkembang secara optimal. Kurangnya pengetahuan gizi dan
kesehatan orang tua, khususnya ibu merupakan salah satu penyebab kekurangan
gizi pada balita (Suhardjo, 1996 dalam Wahyani 2015).
3

Berdasarkan penelitian Kurniawati, (2010) dengan judul Hubungan


tingkat pengetahuan Ibu tentang gizi dengan status gizi balita di Kelurahan
Baledono Kecamatan Purworejo Kabupaten Purworejo berdasarkan hasil
penelitian menunjukkan bahwa proporsi status gizi balita buruk/kurus
berdasarkan tingkat pengetahuan ibu yang rendah (91,3%) lebih besar dari
responden yang berstatus gizi baik/normal (58,9%). Berdasarkan analisis
korelasi Chi Square diketahui p value 0,001 p value <0,05 sehingga secara
statistik dinyatakan bermakna, maka dinyatakan ada hubungan antara tingkat
pengetahuan ibu tentang gizi dengan status gizi balita.
Peranan ibu dalam melindungi keadaan gizi anak adalah dengan
meningkatkan pengetahuannya mengenai gizi (pengetahuan gizi). Gangguan gizi
bisa diakibatkan oleh kurangnya pengetahuan gizi dalam upaya menerapkan
informasi dalam kehidupan sehari-hari (Furqan, 2008). Pengetahuan gizi ibu
berdampak terhadap ketahanan pangan keluarga, dimana pemilihan bahan
makanan keluarga sangat dipengaruhi oleh pengetahuan gizi ibu, ibu yang
mempunyai pengetahuan gizi kurang, akan memilih bahan makanan yang
kurang sesuai dengan persyaratan gizi, sehingga akan berdampak buruk terhadap
pemberian makan dan asupan makan balita yang akan mempengaruhi status gizi
balita (Adisasmito, 2008).
Faktor sikap ibu juga mempengaruhi status gizi pada balita karena sikap
merupakan reaksi atau respon terhadap suatu objek. Apabila ibu mempunyai
sikap posiitif tentang gizi balita, maka ibu akan memahami kebutuhan dan
kecukupan gizi pada balita sehingga gizi pada balita terpenuhi dan balita tidak
mengalami gizi kurang, sebaliknya apabila ibu mempunyai respon yang negatif
tentang gizi balita serta tidak memahami kebutuhan gizi balita, maka balita
beresiko terjadinya gizi kurang maupun gizi buruk pada balita (Yulizawati,
2012).
4

Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Merangin 2015 didapatkan


data gizi buruk sebanyak 7 orang (0,05%), yang paling banyak terdapat di
Puskesmas Rantau Panjang yaitu sebanyak 2 orang, gizi kurang di Kabupaten
merangin sebanyak 263 orang (2,10%).
Berdasarkan data dari Puskesmas Rantau Panjang tahun 2016 didapatkan 4
balita dengan status gizi buruk yaitu di Desa Sido lego sebanyak 2 orang,
Tambang Baru 1 orang, dan Dusun Baru 1 orang.
Berdasarkan survei awal yang dilakukan oleh peneliti didapatkan data
masih terdapatnya balita dengan status gizi buruk yaitu 4 orang yang paling
banyak terdapat di Desa Sido Lego, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai “Gambaran pengetahuan dan sikap ibu tentang status gizi
balita di Desa Sido lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun
2017”.
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, masih terdapatnya balita dengan status
gizi buruk sebanyak 2 orang di Desa Sido Lego Yang menjadikan pertanyaan
penelitian ini adalah :
1. Bagimana gambaran status gizi balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017?
2. Bagaimana gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita di Desa Sido
lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017?
3. Bagaimana gambaran sikap ibu tentang status gizi balita di Desa Sido lego
Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui gambaran antara pengetahuan ibu dan sikap ibu yang
memiliki balita tentang status gizi balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017.
5

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui gambaran status gizi pada balita di Desa Sido Lego
Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017.
b. Untuk Mengetahui gambaran pengetahuan ibu tentang status gizi balita di
Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017.
c. Mengetahui gambaran sikap dengan status gizi balita di Desa Sido Lego
Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017.
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Puskesmas Rantau Panjang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan bagi puskesmas Rantau Panjang untuk meningkatkan kualitas dari
kinerja petugas kesehatan khususnya para bidan desa dengan cara
memberikan penyuluhan tentang masalah kebutuhan gizi pada balita
sehingga kejadian gizi buruk pada balita dapat berkurang.

2. Bagi STIKes Merangin


Penelitian ini diharapakan dapat ddipergunakan sebagai bahan informasi
bagi STIKes Merangin untuk dapat menambah referensi di perpustakaan
sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil Penelitian ini dapat dibergunakan sebagai bahan masukan bagi
peneliti lainnya untuk melakukan penelitian ini dengan penelitian analitik
yaitu gambaran pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita tentang
status gizi balita.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Gizi
1. Gizi

Gizi adalah proses organisme menggunakan makanan yang


dikonsumsisecara normal melalui proses digesti, absorbsi, transportasi,
penyimpanan,metabolisme, dan pengeluaran zat-zat yang digunakan untuk
mempertahankankehidupan, pertumbuhan, dan fungsi normal dari organ-
organ serta menghasilkanenergi (Supariasa, 2001).
Menurut Sunita Almatsiter (2004), zat gizi adalah ikatan kimia
yangdiperlukan tubuh untuk melakukan fungsinya, yaitu menghasilkan
energi,membangun dan memelihara jaringan, serta mengatur proses-proses
kehidupan.Ada 4 bentuk malnutrisi, yaitu:
a. Under Nutrion
Merupakan kekurangan konsumsi pangan secara relatif atau absolut
untukperiode tertentu.
b. Spesific Defisiency
Merupakan kekurangan zat gizi tertentu, misalnya kekurangan vitamin
A,yodium, Fe, dan lain-lain.
c. Over Nutrient
Merupakan kelebihan konsumsi pangan untuk periode tertentu.
d. Imbalance
Malnutrisi yang terjadi karena disproporsi zat gizi, misalnya
kolesterolterjadi karena tidak seimbangnya LDL (Low Density
Lipoprotein), HDL(High Density Lipoprotein), dan VLDL (Very Low
Density Lipoprotein)(Supariasa, 2001).

6
2. Zat Gizi
Balita dalam proses tumbuh kembang, sehingga makanan sehari-hari
harus mencukupi kebutuhan gizi. Zat gizi atau zat makanan merupakan
bahan dasar penyusun bahan makanan zat gizi terdiri dari :
a. Karbohidrat
Susunan kimia karbohidrat dari atom karbon (C), Hidrogen (H)
dan oksigen (O). Jenis karbohidrat dalam makanan dikelompokkan
menjadi monosakarida, disakarida, Dan polisakarida. Fungsi karbohidrat
dalam tubuh antara lain :
1) Sebagai sumber energi
2) Memberi volume pada isi usus dan melancarkan gerak peristaltik
usus sehingga memudahkan pembuangan feses.
3) Bagian struktur sel dalam glikoprotein yang merupakan reseptor
hormon.
4) Memberi rasa manis pada makanan (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2009).
b. Protein
Protein sama halnya seperti karbohidrat dan lemak dibangun oleh
unsur karbon (C), Hidrogen (H), dan Oksigen (O), tetapi juga
mengandung Nitrogen (N). Protein nabati dapat diperoleh dari tumbuh-
tumbuhan, sedangkan protein hewani didapat dari hewan. Protein
berfungsi :
1) Protein mempunyai fungsi yaitu bagian kunci dari semua
pembentukan jaringan tubuh, yaitu dengan mensintesisnya dari
makanan.
2) Pertumbuhan dan pertahanan hidup terjadi bila protein intake
cukup.
3) Cairan tubuh pengatur keseimbangan (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2009).

7
c. Lemak
Lemak adalah senyawa organik yang terdiri dari atom karbon
(C), hidrogen (H) dan oksigen (O). Lemak bersifat larut dalam pelarut
lemak, seperti benzene, eter dan sebagainya. Fungsi lemak antara lain :
1) Sumber energi menghasilkan kalori 9 kkal dalam setiap gram
lemak.
2) Lemak sebagai pelarut vitamin juga membantu transportasi dan
absorpsi vitamin A,D,E,K.
3) Lemak menghemat penggunaan protein untuk sintesa protein dan
sebagainya (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009).
d. Vitamin
Vitamin pertama kali digunakan Cashimir Fink (Polandia) tahun
1912. Penemuan zat dalam dedak beras dapat menyembuhkan beri-beri.
Zat tersebut dibutuhkan oleh tubuh untuk hidup “vita” dan mengandung
N (amine), sehingga diberi istilah vitamin. Fungsi vitamin adalah :
1) Vitamin A : untuk penglihatan, pertumbuhan dan perkembangan,
diferensiasi sel, reproduksi dan kekebalan.
2) Vitamin D : dapat menyembuhkan dan mencegah riketsia.
3) Vitamin E : sebagai antidioksidan, merangsang reaksi kekebalan,
mencegah penyakit jantung koroner, mencegah keguguran dan
strelisasi (Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2009).
e. Mineral
Mineral merupakan zat gizi yang diperlukan oleh tubuh dalam
jumlah yang sedikit. Fungsi mineral sebagai berikut :
1) Sebagai bahan pembentuk bermacam-macam jaringan tubuh,
seperti tulang dan gigi.
2) Mengatasi reaksi yang bertalian dengan pemecahan karbohidrat,
lemak dan protein
3) Merupakan komponen dari enzim.

8
4) Mengatur proses pembekuan darah (Departemen Gizi dan
Kesehatan Masyarakat, 2009).
B. Status Gizi Balita
1. Pengertian
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan
dan penggunaan zat-zat gizi (Almatsier, 2004). Sedangkan menurut Idrus
dan Kunanto dalam Supariasa (2002) Status Gizi adalah suatu keadaan
keseimbangan konsumsi pangan sehingga dapat diekspresikan. Masa kritis
dalam rangka mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas adalah
pada saat masa balita, terlebih pada perieode dua tahun pertama yang
merupakan masa emas untuk pertumbuhan dan perkembangan otak yang
optimal, oleh karena itu pada masa ini perlu perhatian yang serius (Azwar,
2004).
2. Status Gizi Balita
Ditinjau dari masalah kesehatan dan gizi anak balita merupakan
kelompok yang rentan gizi yaitu kelompok masyarakat yang paling mudah
menderita kelainan gizi, karena saat ini mereka sedang mengalami proses
pertumbuhan yang sangat pesat, sehingga memerlukan zat makanan yang
relatif lebih banyak dengan kualitas yang lebih tinggi yang digunakan untuk
proses pertumbuhan manusia, pertumbuhan otak yang menentukan tingkat
kecerdasan seseorang sangat bergantung dari kondisi gizi dan kesehatan
sewaktu masa balita (Achmad Djaelani S, 2000, dalam Khayati, 2010).
Anak balita masih belum bisa mengurus dirinya sendiri dengan baik,
sehingga perlu perhatian dari orang tua, belum dapat berusaha mendapatkan
sendiri apa yang diperlukannya untuk makan. Sedangkan berbagai
pantangan dan tabu mengenai makanan banyak dikenakan kepada anak
balita. Selain itu anak balita mulai turun ke tanah dan mulai berkenalan
dengan berbagai kondisi yang dpat menimbulkan infeksi atau penyakit lain
(Achmad Djaelani S, 2000, dalam Khayati, 2010)

9
3. Status Gizi Balita
Masa balita merupakan proses pertumbuhan yang pesat dimana
memerlukan perhatian dan kasih sayang dari orang tua dan lingkungannya.
Disamping itu balita membutuhkan zat gizi yang seimbang agar status
gizinya baik, serta proses pertumbuhan tidak terhambat, karena balita
merupakan kelompok umur yang paling sering menderita akibat kekurangan
gizi (santoso, 2004).
a. Pengertian Status Gizi Balita
Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi
makanan zat-zat gizi yang dibedakan dalam empat kategori yaitu status
gizi buruk, status gizi kurang, status gizi baik dan status gizi lebih
(Almatsier, 2001).
4. Gizi Seimbang Pada Balita
Gizi Seimbang adalah susunan makanan sehari–hari yang mengandung
zat-zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh,
dengan memerhatikan prinsip keanekaragaman atau variasi makanan,
aktivitas fisik, kebersihan, dan berat badan (BB) ideal (Koalisi Fortifikasi
Indonesia, 2011). Bahan makanan yang dikonsumsi anak sejak usia dini
merupakan fondasi penting bagi kesehatan dan kesejahteraannya di masa
depan. Dengan kata lain, kualitas sumber daya manusia (SDM) hanya akan
optimal, jika gizi dan kesehatan pada beberapa tahun kehidupannya di masa
balita baik dan seimbang. SDM berkualitas inilah yang akan mendukung
keberhasilan pembangunan nasional di suatu negeri. Secara global,
tercapainya keadaan gizi dan kesehatan yang baik serta seimbang ini
merupakan salah satu tujuan utama Millennium Develpoment Goals (MDGs)
2015 yang dicanangkan oleh UNICEF (Soekirman, 2006 dalam Jafar, 2010).

10
Menurut Koalisi Fortifikasi Indonesia dalam Wahyuningsih 2011, PGS
memperhatikan 4 prinsip, yaitu:
a. Variasi makanan;
b. Pedoman pola hidup sehat;
c. Pentingnya pola hidup aktif dan olahraga;
d. Memantau berat badan ideal.
Prinsip Gizi Seimbang adalah kebutuhan jumlah gizi disesuaikan dengan
golongan usia, jenis kelamin, kesehatan, serta aktivitas fisik. Tak hanya itu,
perlu diperhatikan variasi jenis makanan. Bahan makanan dalam konsep gizi
seimbang ternbagi atas tiga kelompok, yaitu:
a. Sumber energi/tenaga (Karbohidrat) : Padi-padian, umbi-umbian,
tepung-tepungan, sagu, jagung, dan lain-lain.
b. Sumber zat Pengatur: Sayur dan buah-buahan
c. Sumber zat pembangun (Protein): Ikan, ayam, telur, daging, susu,
kacang-kacangan dan hasil olahannya seperti tempe, tahu, oncom,susu
kedelai (Candra, 2013).
5. Penilaian Status Gizi
a. Penilaian Status Gizi Secara Langsung
1) Antropometri
Dalam antropometri dapat dilakukan beberapa macam
pengukuran.Pengukuran terhadap berat badan, tinggi badan, lingkar
lengan atas, dansebagainya. Dari beberapa pengukuran tersebut, berat
badan, tinggibadan, dan lingkar lengan sesuai dengan usia adalah
paling seringdilakukan dalam survei gizi.
a) Indikator Berat Badan Dibagi Umur (BB/U)
Indikator Berat Badan Dibagi Umur (BB/U) dapat
normal, lebih rendah,atau lebih tinggi setelah dibandingkan
dengan standar WHO. ApabilaBerat Badan Dibagi Umur (BB/U)
normal, digolongkan pada status gizibaik. Berat Badan Dibagi

11
Umur (BB/U) rendah dapat berarti berstatusgizi kurang atau
buruk.
b) Indikator Tinggi Badan Dibagi Umur (TB/U)
Mereka yang diukur dengan indikator Tinggi Badan
Dibagi Umur(TB/U) dapat dinyatakan Tinggi Badannya normal,
kurang, dan tinggi,menurut standar WHO. Hasil pengukuran
Tinggi Badan Dibagi Umur(TB/U) menggambarkan status gizi
masa lalu.
c) Indikator Berat Badan Dibagi Tinggi Badan (BB/TB)
Pengukuran antropometri yang terbaik adalah
menggunakanindikator Berat Badan Dibagi Tinggi Badan
(BB/TB). Ukuran inidapat menggambarkan status gizi saat ini
dengan lebih sensitif danspesifik. Artinya, mereka yang Berat
Badan Dibagi Tinggi Badan(BB/TB) kurang, dikategorikan
sebagai “kurus”(Soekirman, 2000).
2) Biokimia
Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan
spesimen yangdiuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai
macam jaringan tubuh.Jaringan tubuh yang digunakan antara lain
darah, urien, tinja, dan juga berbagaijaringan tubuh seperti hati dan
otot. Metode ini digunakan suatu peringatan bahwakemungkinan
akan terjadi keadaan malnutrisi yang lebih parah lagi
(Supariasa,2002).
3) Klinis
Pemeriksaan klinis adalah metode yang sangat penting untuk
menilai statusgizi masyarakat. Penggunaan metode ini umumnya
untuk survei klinis secaracepat (rapid clinical surveys). Survei ini
dirancang untuk mendeteksi secara cepattanda-tanda klinis umum
dari kekurangan salah satu atau lebih zat gizi (Supariasa, 2002).

12
4) Biofisik
Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan
status gizidengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan)
dan melihat perubahanstruktur dan jaringan. Umumnya digunakan
dalam situasi seperti kejadian butasenja epidemik (epidemic of night
blindnes) (Supariasa, 2002).
b. Pengukuran Status Gizi Secara Tidak Langsung
1) Survei Konsumsi Makanan
Pengumpulan data konsumsi makanan dapat memberikan
gambaran tentangkonsumsi berbagai zat gizi pada masyarakat,
keluarga, dan individu. Survei inidapat mengidentifikasi kelebihan
dan kekurangan zat gizi.
2) Statistik Vital Pengukuran
Pengukuran dilakukan dengan menganalisis data beberapa
statistik kesehatanseperti angka kematian berdasarkan umur, angka
kesakitan, dan kematian akibatpenyebab tertentu dan data lainya
yang berhubungan dengan gizi.
3) Faktor Ekologi
Pengukuran faktor ekologi dipandang penting untuk mengetahui
penyebabmalnutrisi di suatu masyarakat sebagai dasar untuk
melakukan program intervensigizi
6. Klasifikasi Status Gizi
Dalam menentukan klasifikasi status gizi harus ada ukuran baku yang
seringdisebut reference. Baku antropometri yang digunakan di Indonesia
adalah WHONCS.Berdasarkan semi loka antropometri, Ciloto, 1991 telah
direkomendasikanpenggunaan baku rujukan WHO-NCS, Untuk menentukan
klasifikasi status gizidiperlukan adanya batasan-batasannya. Batasan ini di
setiap negara relatifberbeda, hal ini tergantung dari kesepatan ahli gizi
dinegara tersebut.Berikut ini adalah penggolongan keadaan gizi menurut
indeks antropometri.

13
a. Gizi lebih (Over weight)
Gizi lebih terjadi bila tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam
jumlah berlebihan sehingga menimbulkan efek toksis atau
membahayakan (Almatsier, 2005). Kelebihan berat badan pada balita
terjadi karena ketidakmampuan antara energi yang masuk dengan keluar,
terlalu banyak makan, terlalu sedikit olahraga atau keduanya. Kelebihan
berat badan anak tidak boleh diturunkan, karena penyusutan berat akan
sekaligus menghilangkan zat gizi yang diperlukan untuk pertumbuhan
(Arisman, 2007).
b. Gizi baik (well nourished)
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh
memperoleh cukup zat-zat gizi yang digunakan secara efisien sehingga
memungkinkan pertumbuhan fisik, perkembangan otak, kemampuan
kerja dan kesehatan secara umum pada tingkat setinggi mungkin
(Almatsier, 2005).
c. Gizi kurang (under weight)
Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu
atau lebih zat-zat esensial (Almatsier, 2005).
d. Gizi buruk (severe PCM)

Gizi buruk adalah suatu kondisi di mana seseorang dinyatakan


kekurangan nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di
bawah standar rata-rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein,
karbohidrat dan kalori. Di Indonesia, kasus KEP (Kurng Energi Protein)
adalah salah satu masalah gizi utama yang banyak dijumpai pada balita
(Lusa, 2009).

14
7. Cara Mengukur (Status Gizi)
Indeks Massa Tubuh diukur dengan cara membagi berat badan
dalamsatuan kilogram dengan tinggi badan dalam satuan meter kuadrat
(Gibson, 2005).

IMT =

8. Kategori Indeks Massa Tubuh


Untuk mengetahui status gizi seseorang maka ada kategori ambang
batasIMT yang digunakan, seperti yang terlihat pada bawah ini yang
merupakan ambangbatas IMT untuk Indonesia.
Tabel 2.1 Kategori Batas Ambang IMT untuk Indonesia
2
Kategori IMT (kg/m )
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat < 17,0
Kekurangan berat badan tingkat ringan 17,1 – 18,4
Normal 18,5 – 25,0
Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan 25,1 – 27,0
Kelebihan berat badan tingkat berat ≥ 27,0
Sumber : Depkes, 2003
9. Jenis-jenis Indikator status gizi balita
Masa balita merupakan masa yang menentukan dalam tumbuh
kembangnya yang akan menjadikan dasar terbentuknya manusia seutuhnya.
Karena itu pemerintah memandang perlu untuk memberikan suatu bentuk
pelayanan yang menunjang tumbuh kembang balita secara menyeluruh
terutama dalam aspek mental dan sosial. Pertumbuhan dan perkembangan
saling mendukung satu sama lain perkembangan seorang anak tidak dapat
maksimal tanpa dukungan atau optimalnya pertumbuhan.
Misalnya seorang anak yang kekurangan gizi akan mempengaruhi
perkembangan mental maupun sosialnya, oleh karena itu keduanya harus
mendapat perhatian baik dari pemerintah, masyarakat maupun orang tua.

15
Salah satu indikator untuk melihat pertumbuhan fisik anak adalah dengan
melihat status gizi anak dalam hal ini balita. Sebagai alat ukur untuk
mengetahui tingkat perkembangan seorang anak dengan menggunakan Kartu
Menuju Sehat (KMS) (Soetjiningsih, 2002).
Semua kejadian yang berhubungan dengan kesehatan anak sejak
lahir sampai berumur lima tahun, perlu dicatat dalam KMS, misalnya
identitas anak, tanggal lahir dan tanggal pendaftaran, serta penyakit yang
pernah dideritanya. KMS berisi pesan-pesan penyuluhan tentang
penanggulangan diare, makanan anak. Sehingga ibu senantiasa membawa
KMS pada semua kegiatan kesehatan dan cenderung ingin kontak dengan
petugas kesehatan untuk merujuk anaknya. Hal ini dapat digunakan sebagai
pengamatan status gizi anak, disamping mempunyai kelebihan maupun
kekurangannya (Soetjiningsih, 2002).
Untuk mengetahui apakah berat badan dan tinggi badannormal, lebih
rendah atau lebih tinggi dari yang seharusnya, dilakukanperbandingan dengan
suatu standard internasional yang ditetapkan oleh WHO (Soekirman,
2000).Di dalam ilmu gizi status gizi tidak hanya diketahui dengan mengukur
BB atau TB sesuai dengan umur (U) secara sendiri-sendiri, tetapi juga dalam
bentuk indikator yang dapat merupakan kombinasi antara ketiganya, sebagai
berikut :

a. Indikator BB/U Indikator BB/U


menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini (saat diukur)
karena mudah berubah. Kelebihan indikator BB/U adalah Dapat dengan
mudah dan cepat dimengerti oleh masyarakat umum; Sensitif untuk
melihat perubahan status gizi dalam jangka waktu pendek; dan Dapat
mendeteksi kegemukan. Sedangkan kelemahan indikator BB/U adalah
interpretasi status gizi dapat keliru apabila terdapat pembengkakan atau
oedem; data umur yang akurat sering sulit diperoleh terutama di Negara-
negara yang sedang berkembang; kesalahan pada saat pengukuran karena

16
pakaian anak yang tidak dilepas/ dikoreksi dan anak bergerak terus;
masalah social budaya setempat yang mempengaruhi orangtua untuk
tidak mau menimbang anaknya karena dianggap seperti barang dagangan
(Soekirman, 2000).

b. Indikator TB/U Indikator TB/U


menggambarkan status gizi masa lalu. Adapun kelebihan
indikator TB/U adalah dapat memberikan gambaran riwayat keadaan gizi
masa lampau: dapat dijadikan indikator keadaan social ekonomi
penduduk. Sedangkan kekurangannya adalah kesulitan dalam melakukan
pengukuran panjang badan pada kelompok usia balita, tidak dapat
menggambarkan keadaan gizi saat kini memerlukan data umur yang
akurat yang sering sulit diperoleh di negara-negara berkembang,
kesalahan sering dijumpai pada pembacaan skala ukur, terutama bila
dilakukian oleh petugas non-profesional.
c. Indikator BB/TB
Indikator BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik
status gizi saat ini. Berat badan berkorelasi linier dengan tinggi badan,
artinya dalam keadaan normal perkembangan berat badan akan
mengikuti pertambahan tinggi badan pada percepatan tertentu.
Adapun kelebihan indikator BB/TB adalah independen terhadap
umur dan ras dapat menilai status “kurus” dan “gemuk”; dan keadaan
marasmus atau KEP berat lain.Sedangkan kelemahannya adalah
kesalahan pada saat pengukuran karena pakaian anak yang tidak dilepas
/dikoreksi dan anak bergerak terus, masalah sosial budaya setempat yang
mempengaruhi orangtua untuk tidak mau menimbang anaknya karena
dianggap seperti barang dagangan, kesulitan dalam melakukan
pengukuran panjang atau tinggi badan pada kelompok usia balita,
kesalahan sering dijumpai pada pembacaan skala ukur, terutama bila
dilakukan oleh petugas non-profesional, tidak dapat memberikan

17
gambaran apakah anak tersebut pendek, normal dan jangkung
(Soekirman, 2000).
10. Pengukuran Status Gizi Balita Berdasarkan Z-Score
Batas Pengelompokan Sebutan status gizi

BB/U < -3 SD Gizi Buruk


-3 s/d <- 2 SD Gizi Kurang
-2 s/d + 2 SD Gizi Baik
> = 2 SD Gizi Lebih
TB/U < -3 SD Sangat Pendek
-3 s/d <- 2 SD Pendek
-2 s/d + 2 SD Normal
> = 2 SD Tinggi
BB/TB < -3 SD Sangat Kurus
-3 s/d <- 2 SD Kurus
-2 s/d + 2 SD Normal
> = 2 SD Gemuk
Sumber : Kemenkes RI, (2011)
11. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita
a. Genetik
Faktor genetik merupakan modal dasar mencapai hasil
prosespertumbuhan. Melalui genetik yang berada di dalam sel telur yang
telah dibuahi,dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. Hal
ini ditandai denganintensitas dan kecepatan pembelahan derajat
sensitivitas jaringan terhadaprangsangan, umur pubertas, dan berhentinya
pertumbuhan tulang (Supariasa, 2001).
Faktor genetik antara lain termasuk dalam berbagai faktor
bawaan yangnormal dan patologis, jenis kelamin, dan ras atau suku
bangsa. Apabila potensigenetik ini dapat berinteraksi dalam lingkungan

18
yang baik dan optimal, maka akanmenghasilkan pertumbuhan yang
optimal pula. Faktor genetik ditentukan olehpembawa faktor keturunan
yang terdapat dalam sel tubuh, yang akan diwariskanorang tua kepada
anaknya. Salah satu faktor yang menentukan mudah tidaknyaseseorang
menjadi gemuk adalah faktor genetik atau keturunan (Mary
Courtney,1997).
b. Penyakit Infeksi
Di banyak negara di dunia, penyakit infeksi masih merupakan
penyebabutama kematian pada balita (Sjahmien Moehdji B.Sc).
Scrimshaw et al (1959)dalam I Dewa Nyoman Supariasa (2002)
menyatakan bahwa ada hubunganyang sangat erat antara infeksi (bakteri,
virus, dan parasit) dengan kejadianmalnutrisi. Penyakit yang umumnya
terkait dengan masalah gizi antara lain diare,campak, dan batuk rejan
(Supariasa, 2002).
Menurut Sjahmien Moehdji (2002), memburuknya keadaan gizi
balitaakibat penyakit infeksi dikarenakan oleh beberapa hal antara lain :
1) Turunnya nafsu makan anak akibat rasa tidak nyaman yang
dialaminya,sehingga masukan zat gizi berkurang padahal anak justru
memerlukanzat gizi lebih banyak terutama untuk menggantikan
jaringan tubuhnyayang rusak akibat bibit penyakit.
2) Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah
yangmenyebabkan penderita kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi
sepertiberbagai mineral dan sebagainya. Adanya diare
menyebabkanpenyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu,
sehingga keseluruhanmendorong terjadinya zat buruk.
Naiknya metabolisme basal akibat demam
menyebabkantermobilitasnya cadangan energi dalam tubuh.
Penghancuran jaringantubuh oleh bibit penyakit juga akan semakin
banyak, dan untukmenggantikannya diperlukan masukan protein
yang lebih banyak.Kaitan penyakit infeksi dengan kejadian gizi

19
kurang merupakanhubungan timbal – balik, yaitu sebab-akibat.
Penyakit infeksi dapat memperburukkeadaan gizi dan gizi yang jelek
dapat memudahkan terkena infeksi.
c. Pendidikan Ibu
Wanita yang berpendidikan lebih rendah atau tidak
berpendidikanbiasanya mempunyai anak lebih banyak dibandingkan
yang berpendidikan lebihtinggi. Mereka yang berpendidikan rendah
umumnya tidak dapat/sulit diajakmemahami dampak negatif dari
mempunyai banyak anak (Yayuk Farida Baliwatidkk, 2004).
Keluarga dengan tingkat pendidikan rendah biasanya sulit
menerimaarahan dalam pemenuhan gizi dan sulit diyakinkan mengenai
pentingnyapemenuhan kebutuhan gizi atau pentingnya kesehatan lain
yang menunjang gizianak (A.Aziz Alimul Hidayat, 2006).
d. Pekerjaan Ibu
Ketergantungan wanita bekerja yang sangat besar adalah
padapenerimaan upah (Pandji Anoraga, 2001:120). Pendapatan yang
menunjang akanmemenuhi tumbuh kembang anak, karena orang tua
dapat menyediakan semuakebutuhan anak baik primer maupun sekunder
(Soetjiningsih, 1995).
e. Konsumsi Makanan
Keadaan kesehatan gizi tergantung dari tingkat konsumsi.
Tingkatkonsumsi ditentukan kualitas serta kuantitas hidangan. Kualitas
hidanganmenunjukkan adanya semua zat gizi yang diperlukan tubuh di
dalam susunanhidangan dan perbandingannya yang satu terhadap yang
lain.
Kualitasmenunjukkan masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan
tubuh, baik dari sudutkualitas maupun kuantitasnya, maka tubuh akan
mendapat kondisi kesehatan giziyang sebaik-baiknya yang disebut
konsumsi adekuat. Jika konsumsi baik kualitasmaupun kuantitasnya
dalam jumlah yang melebihi kebutuhan tubuh dinamakankonsumsi

20
berlebih, maka akan terjadi keadaan gizi lebih. Sebaliknya, jikakonsumsi
yang kurang baik kualitas maupun kuantitas, maka akan memberikondisi
gizi yang kurang atau defisit (Achmad Djaeni, 2000).
f. Jumlah Anak
Laju kelahiran yang tinggi berkaitan dengan kejadian kurang gizi,
karenajumlah pangan yang tersedia untuk suatu keluarga yang besar
mungkin cukupuntuk keluarga yang besarnya setengah dari keluarga
tersebut, akan tetapi tidakcukup untuk mencegah gangguan gizi pada
keluarga yang besar tersebut. Anakanakyang tumbuh dalam suatu
keluarga miskin adalah paling rawan terhadapkurang gizi diantara
seluruh anggota keluarga, dan anak yang paling kecilbiasanya
terpengaruh oleh kekurangan pangan. Bila besar keluarga
bertambah,maka pangan untuk setiap anak berkurang dan banyak orang
tua tidak menyadariakan hal itu, sehingga status gizi anak terabaikan
(Suharjo, 2003).
g. Pendapatan Keluarga
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorangadalah tingkat pendapatan keluarga, dalam hal ini adalah daya
beli keluarga.Kemampuan keluarga untuk membeli bahan makanan
antara lain tergantung padabesar kecilnya pendapatan keluarga, harga
bahan makanan itu sendiri, sertatingkat pengolahan sumber daya lahan
dan pekarangan. Keluarga kurang mampukemungkinan besar akan
kurang dapat memenuhi kebutuhan makanannya,terutama untuk
memenuhi kebutuhan zat gizi dalam tubuhnya
(Apriadji,1986).Pendapatan keluarga dapat menentukan pola makan.
Orang dengan tingkatpendapatan rendah biasanya akan membelanjakan
sebagian pendapatannya untukmakanan, sedangkan orang dengan tingkat
ekonomi tinggi akan berkurang belanjamakanan, karena sudah merasa
tercukupi kebutuhan makanan sehingga lebihbanyak dialihkan untuk
keperluan selain membeli makanan.

21
12. Gizi Kurang Pada Balita
Konsumsi makanan berpengaruh terhadap status gizi seseorang.
Status gizi baik atau status gizi optimal terjadi bila tubuh memperoleh cukup
zat-zat gizi yangdigunakan secara efisien, sehingga memungkinkan
pertumbuhan fisik,perkembangan otak, kemampuan kerja, dan kesehatan
secara umum pada tingkat setinggi mungkin.
Gizi kurang merupakan suatu keadaan yang terjadi akibat
tidakterpenuhinya asupan makanan. Gizi kurang dapat terjadi
karenaseseorang mengalami kekurangan salah satu zat gizi atau lebih di
dalam tubuh(Almatsier, 2001).Akibat yang terjadi apabila kekurangan gizi
antara lain menurunnyakekebalan tubuh (mudah terkena penyakit infeksi),
terjadinya gangguan dalam prosespertumbuhan dan perkembangan,
kekurangan energi yang dapat menurunkanproduktivitas tenaga kerja, dan
sulitnya seseorang dalam menerima pendidikan danpengetahuan mengenai
gizi. Gizi kurang merupakan salah satu masalah gizi yang banyak dihadapi
olehnegara-negara yang sedang berkembang. Hal ini dapat terjadi karena
tingkatpendidikan yang rendah, pengetahuan yang kurang mengenai gizi dan
perilaku belumsadar akan status gizi. Contoh masalah kekurangan gizi,
antara lain KEP(Kekurangan Energi Protein), GAKI (Gangguan Akibat
Kekurangan Iodium),Anemia Gizi Besi (AGB) (Apriadji, 1986).
13. Dampak Kekurangan Gizi Pada Balita
Dampak kekurangan gizi sangatlah kompleks. Pada anak, hal ini dapat
menyebabkan gangguan pada perkembangan mental, sosial, kognitif,
pertumbuhan dan keluarga.
a. Perkembangan Mental dan Kognitif
Anak dapat mengalami gangguan pada perkembangan mental
sejak dalam kandungan ataupun setelah kelahiran akibat kekurangan
nutrisi yang dibutuhkan otak untuk dapat bekerja dengan baik.
Kekurangan gizi yang parah dapat menghambat perkembangan anak

22
pada fase oral hingga fase laten. Untuk gangguan kognitif anak dapat
mengalami penurunan IQ.
b. Perkembangan Sosial
Kekurangan gizi dapat membatasi aktivitas anak untuk dapat
bermain dengan teman sebaya, sehingga secara langsung ataupun tidak
langsung tidak akan mempengaruhi intraksi sosial anak tersebut.
c. Gangguan Pertumbuhan
Yaitu berupa ketidakmatangan fungsi organ dimana
manifestasinya dapat berupa kekebalan tubuh yang rendah yang
menyebabkan kerentanan terhadap penyakit-penyakit seperti infeksi
saluran pernafasan, diare, demam dan lain-lain, dengan bentuk terparah
menyebabkan marasmus, kwashiorkor, marasmik-kwashiokor dan
kematian.
d. Keluarga
Pada keluarga, bentuk terparah akibat kekurangan gizi dapat
menghambat produktivitas keluarga dalam mencukupi kebutuhan
kelaurga, bentuk perhatian akan terfokus pada perawatan anak sakit
akibat kekurangan gizi dan hal itu dapat mengganggu keseimbangan
pemenuhan kebutuhan keluarga (Supartini, 2004; Feinstorm, Uauy &
Arroyo. 2001; World Food Program of UK, 2007).
C. Determinan yang Mempengaruhi Ibu yang Memiliki Balita dengan Status
Gizi Balita
1. Pengetahuan Ibu
Pengetahuan merupakan hasil dari tahu yang terjadi setelah orang
melakukan pengindraan terhadap obyek tertentu. Pengindraan terjadi melalui
pancaindra manusia, yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa,
dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui indra
pendengaran dan penglihatan (Notoatmodjo, 2007).
Berdasarkan penelitian Wahyani (2015) menunjukan ada hubungan
tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita dengan status gizi balita di

23
wilayah kerja Puskesmas Pleret Bantul Yogyakarta. Hubungan tersebut
merupakan hubungan positif, artinya semakin baik tingkat pengetahuan ibu
tentang gizi balita maka akan semakin baik status gizi balita. Hal tersebut
disebabkan semakin baik tingkat pengetahuan tentang gizi balita, maka ibu
akan semakin dapat memberikan makanan dengan kandungan gizi yang
dibutuhkan balita. Asupan makanan yang bergizi pada balita akan sangat
berpengaruh terhadap malnutrisi dan kejadian kurang gizi atau gizi buruk
(Notoatmodjo, 2007). Hasil penelitian didapatkan p value 0,000 < 0,05 maka
dapat disimpulkan hasil perhitungan ini menunjukan bahwa hipotesis yang
menyatakan ada hubungan antara tingkat pengetahuan ibu tentang gizi balita
dengan status gizi balita.
Menurut Arikunto (2006) dalam Wawan dan Dewi (2010)pengetahuan
seseorang dapat dikategorikan dan diinterprestasikan dengan skala yang
bersifat kualitatif. Dalam penelitian biasanya dituliskan dalam bentuk
persentase yaitu :
membagi kategori pengetahuan menjadi 3 tingkatan :
a. Pengetahuan baik, jika jawaban benar skor 76%-100%
b. Pengetahuan cukup, jika jawaban benar skor 56-75%
c. Pengetahuan kurang, jika jawaban benar<56%

2. Sikap
Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari seseorang
terhadap suatu stimulus atau objek (Notoatmodjo, 2007). Newcomb, salah
seorang ahli psikologis sosial menyatakan bahwa sikap itu merupakan
kesiapan atau kesediaan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan
motif tertentu. Fungsi sikap belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau
aktivitas, akan tetapi merupakan predisposisi perilaku tindakan atau rekasi
tertutup. Untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang tentang gejala
atau masalah yang ada dimasyarakat atau dialaminya dapat menggunakan

24
skala Likert. Beberapa bentuk jawaban pertanyaan atau pernyataan yang
masuk dalam kategori skala Likert adalah sebagai berikut :

PernyataanPositif
1. SangatSetuju : (SS)
2. Setuju : (S)
3. Tidak Setuju : (TS)
4. SangatTidakSetuju : (STS)
PernyataanNegatif
1.SangatSetuju : (SS)
2.Setuju : (S)
3. Tidak Setuju : (TS)
4. SangatTidakSetuju : (STS)
Sikap positif : Jika ( ≥ mean/median)
Sikap negatif : Jika (< mean/median)
(Nasir dkk, 2011)
Menurut hasil penelitian Suhendri (2009) menunjukkan adanya
hubungan sikap dengan status gizi pada balita, yaitu p value 0,002 <p value
0,05 hubungan tersebut merupakan semakin positif sikap yang ditunjukkan
ibu balita maka semakin baik status gizi pada balita, ibuyang bersikappositif
terhadapstatus gizi balitakarenaia sudah sadar dan mengerti tentang
kebutuhan gizi pada balita sehingga balita tidak mengalami gizi
kurangsebaliknya semakin negatif sikap ibu balita terhadap status gizi balita
semakin beresiko balita mengalami gizi kurang karena ibu tidak
menanggapi dan mengerti kebutuhan gizi pada balita.

25
D. Kerangka Teori

(Predisposing Factors)
1. pengetahuan
2. sikap
3. Kepercayaan
4. Keyakinan
5. Nilai-nilai

(Enabling Factors)
1. Ketersediaan
Fasilitas atau sarana-
sarana kesehatan
seperti Puskesmas,
obat-obatan,
peralatan kesehatan
Perilaku
2. ketersediaan
Kesehatan
makanan

(Renforcing Factors)
1. Budaya
2. Pendidikan Ibu
3. Pekerjaan Ibu
4. Pendapatan
Keluarga
5. Dukungan
Petugas
Kesehatan

Bagan 2.1 Kerangka teori


Sumber : Law Green (1980) dalam Notoatmodjo (2007)

26
E. Kerangka Konsep
Kerangka konsep pada penelitian ini mengacu pada teori Notoatmodjo
(2010) status gizi balita dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu faktor
predisposisi yaitu pendidikan ibu, pengetahuan ibu, sikap ibu, persepsi ibu.
Faktor pendukung yaitu pendapatan keluarga dan faktor pendorong yaitu sikap
dan perilaku petugas serta media promosi. Pada penelitian ini penulis hanya
memasukkan bebrapa variabel yaitu hanya pengetahuan dan sikap ibu mengingat
karena keterbatasan waktu dan kemampuan peneliti maka peneliti hanya
memasukan pengetahuan dan sikap ibu tentang status gizi pada
balita.Berdasarkan hal tersebut maka kerangka konsep peneliti ini secara
skematis dapat digambarkan sebagai berikut:

Bagan 2.2 Kerangka Konsep Penelitian

variabel independen variabel dependen

Pengetahuan Status gizi pada


Sikap balita

27
28

BAB III
METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian


Desain penelitian merupakan bentuk rancangan yang akan
digunakan dalam melakukan prosedur penelitian. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif, dalam penelitian yang akan dilakukan peneliti
menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan metode penelitian
Cross-sectional karena pada penelitian ini variabel independen dan
dependen akan diamati pada waktu yang sama. Rancangan penelitian
deskriftif ini bertujuan untuk menerangkan atau menggambarkan
gambaran pengetahuan ibu dan sikap ibu dengan status gizi balita di Desa
Sido lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang tahun 2017
B. Tempat dan Waktu penelitian
1. Tempat Penelitian
TempatPenelitian ini telah dilakukan di Desa Sido Lego Wilayah
Kerja Puskesmas Rantau Panjang.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini telah dilakukan pada bulan September tahun 2017.
C. Subyek Penelitian
1. Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu yang mempunyai
balita di Desa Sidelego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
Tahun 2017, pada bulan Januari sampai bulan Agustus yaitu sebanyak
100 ibu balita.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti atau
sebagian jumlah dari karakteristik yang dimilki oleh populasi. Kriteria
sampel dalam penelitian ini adalah ibu yang mempunyai Balita di
DesaSido Lego berjumlah100 ibu Balita.
29

3. Cara Pengambilan Sampel


Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah tehnik
Simple Random Sampling yaitu pengambilan sampel secara acak
sederhana,pada penelitian ini tekhnik pengambilan sampel yang
digunakan adalah dengan cara mengundi (lottery technique)
(Notoatmodjo, 2010)
D. Identifikasi Variabel Penelitian
1. Variabel Independen pada penelitian ini adalah pengetahuan ibu dan
sikap ibu.
2. Variabel Dependen pada penelitian ini adalah status gizi pada balita.
E. Definisi Operasional Variabel
Dari kerangka konsep penelitian, maka definisi operasional dari
variabel-variabel penelitian ini adalah :
1. Status Gizi
Status gizi merupakan keadaan tubuh balita yang dinilai menggunakan
indeks antropometri berat badan menurut umur.
Cara ukur : Observasi Register Awal di Puskesmas
Alat Ukur : Daftar Reduplikasi Data
Skala Ukur : Ordinal
Hasil Ukur : 1. Gizi Buruk (Sangat Kurus) : <-3 SD
2. Gizi Kurang (Kurus) : -3SD sampai <-2SD
3. Gizi Baik (Normal) : -2 SD sampai +2SD
4. Gizi Lebih (Gemuk) : > +2 SD
(Kemenkes RI, 2011)
2. Pengetahuan
Pengetahuan adalah segala sesuatu yang di ketahui ibu tentang status
gizi balita.
Cara ukur : wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Kriteria Ukur : Jawaban benar : Nilai 1
30

: Jawaban Salah : Nilai 0


Hasil Ukur : 1. Pengetahuan Baik, jika jawaban benar 76%-100%
2. Pengetahuan Cukup, jika jawaban benar 56-75%
3. Pengetahuan Kurang, jika skor <56%
(Arikunto, 2006)
3. Sikap
Sikap adalah respon atau tanggapan ibu terhadap status gizi pada balita
Cara Ukur :Wawancara
Alat Ukur : Kuesioner
Skala Ukur : Ordinal
Kriteria Ukur :
PernyataanPositif
1.SangatSetuju : (SS)
2. Setuju : (S)
3. Tidak Setuju : (TS)
4. SangatTidakSetuju: (STS)
PernyataanNegatif
1. SangatSetuju : (SS)
2. Setuju : (S)
3. Tidak Setuju : (TS)
4. SangatTidakSetuju: (STS)
Sikap positif : Jika( ≥ mean/median)
Sikap negatif : Jika (< mean/median)
(Nasir dkk, 2011)
F. Instrumen penelitian
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data pada
penelitian ini berupa kuesioner-kuisioner untuk mendapatkan data
meliputi, pengetahuan dan sikap ibu tentang status gizi balita.
31

G. Teknik Pengumpulan Data


Pengumpulan data dilakukan dengan analisis data dilakukan
analisis univariat Pengumpulan data dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut:
1. Editing, melakukan pemeriksaan pada setiap kuesioner yang di isi
oleh responden untuk memastikan bahwa tidak ada kesalahan dalam
pengisian kuesioner.
2. Coding, memberikan kode pada setiap jawaban dalam kuesioner yang
di isi oleh responden untuk memudahkan dalam entry data.
3. Scoring,adalah pemberian nilai pada setiap jawaban yang
dikumpulkan peneliti dari instrumen yang telah disebarkan.
4. Tabulating, adalah setelah data semua terkumpul, data
diklasifikasikan dalam variabel yang diteliti kemudian dimasukkan
kedalam tabel distribusi frekuensi dan dideskripsikan
H. Cara Analisis Data
Metode analisis yang di gunakan dalam metode ini adalah sebagai
yaitu menggunakan analisa univariat. Analisis univariat dilakukan untuk
memperoleh gambaran distribusi frekuensi dan proporsi dari variabel
yang diteliti, baik variabel dependen (Status gizi pada balita) maupun
independen (Pengetahuan, sikap ibu balita).
Menurut Budiarto (2001) analisa univariat ini dilakukan dengan
rumus:
x 100%
Keterangan:
P = Persentase
f = Frekuensi
N = Jumlah sampel
32

I. Etika Penelitian
Masalah etika penelitian kebidanan merupakan masalah yang sangat
penting dalam penelitian, mengingat penelitian kebidanan berhubungan
langsung dengan manusia, maka segi etika penelitian harus diperhatikan.
Masalah etika yang harus diperhatikan antara lain (Hidayat, 2011:93):
1. Informed consent
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan menjadi responden
dan diberikan sebelum penelitian dilakukan
2. Anonimity (Tanpa nama)
Jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara tidak
memberikan atau mencatumkan nama responden. Dalam penelitian ini
ditulis hanya inisial saja.Hal ini dilakukan untuk menjaga kerahasiaan
responden.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Semua informasi yang telah dikumpulkan kemudian dijamin
kerahasiaan oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang akan
dilaporkan pada hasil penelitian

J. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti hanya mandeskripsikan atau
menggambarkan variabel independent tidak sampai mengetahui apakah
ada atau tidak hubungan antara variabel independent dan variabel
dependent.

K. Jalannya Penelitian
Penelitian ini dilakukan dengan langkah dan posedur sebagai beikut:
1. Tahapan pesiapan
Adapun hal-hal yang dilakukan dalam tahap persiapan adalah:
33

a. Pada tahap ini penelitian mengurus surat izin dan kemudian


melakukan suvei awal di tempat yang akan peneliti lakukan
penelitian, serta itu peneliti melakukan kegiatan penyusunan
proposal.
b. Menyiapkan intrumen penelitian yang digunakan dalam
penelitian ini yaitu kuesioner.
c. Menentukan waktu penelitian
2. Tahapan penelitian
Pada tahap ini peneliti melakukan pengambilan data penelitian yang
berupa data primer dengan cara melakukan wawancara langsung
kepada respoden dengan menggunakan panduan kuesioner yang telah
disediakan.
3. Tahapan paska penelitian
Setelah poses penelitian selesai kemudian dilakukan analisis data
untuk mendapatkan hasil dari proses pengambilan data yang telah
dilakukan dan diproleh untuk melengkapi data pendukung yang
deperlukan
34

L. Jadwal Penelitian

Tabel 3.1 Jadwal Kegiatan Penelitian


No. Kegiatan Rencana Kerja Tahun 2017
Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov
1. Pengajuan Judul

2. Konsul BAB I-III

3. Ujian Proposal

4. Perbaikan Proposal

5. Penelitian KTI

6. Konsul BAB VI-V

7. Ujian KTI
8 Pengumpula KTI
35

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan terhadap 100 ibu yang
mempunyai balita di Desa Sidelego Wilayah Kerja dilakukan penelitian tentang
pengetahuan dan Sikap ibu tentang status gizi anak balita di Desa Sidelego
Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017 :
1. Gambaran Pengetahuan Ibu tentang Status Gizi pada Balita di Desa
Sido lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang tahun 2017 :
Distribusi frekuensi pengetahuan ibu menurut Tingkat
Pengetahuan dikategorikan menjadi 3, yaitu Baik, Cukup dan Kurang
dapat dilihat pada tabel 4.1 :
Tabel 4.1
Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu tentang Status Gizi Pada
Balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
Tahun 2017

No Pengetahuan Jumlah
f %
1 Baik 19 19
2 Cukup 53 53
3 Kurang 28 28

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui dari 100 responden


sebagian besar berpengetahuan cukup 53 (53%) tentang status gizi balita
di Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang tahun
2017.
36

2. Gambaran Sikap Ibu tentang Status Gizi Pada Balita di Desa Sido
Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017 :
Distribusi Frekuensi responden berdasarkan sikap tentang status
gizi pada Balita di Desa Sido lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau
Panjang Tahun 2017.
Tabel 4.2
Distribusi Frekuensi Sikap Ibu tentang Status Gizi pada Anak
Balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
tahun
2017

No Sikap Jumlah
f %
1 Positif 64 64
2 Negatif 36 36

Jumlah 100 100

Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui dari 100 responden


sebagian besar dengan sikap positif 64 (64%) tentang status gizi balita di
Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang tahun 2017.
B. Pembahasan Penelitian
1. Gambaran Pengetahuan Ibu yang Memiliki Balita tentang Status Gizi
Balita di Desa Side lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.1 diatas diketahui dari 100 responden sebagian
besar berpengetahuan cukup 53 (53%) tentang status gizi balita di Desa Sido
Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang tahun 2017.
Berdasarkan asumsi peneliti diduga adanya hubungan pengetahuan
dengan status gizi pada anak balita, rata-rata responden memiliki
pengetahuan yang cukup terhadap status gizi pada anak balita. Diasumsikan
bahwa semakin baik pengetahuan ibu tentang status gizi anak balita semakin
ibu mempunyai pengetahuan yang banyak dan ibu lebih mudah memahami
dengan baik tentang pemenuhan dan kecukupan gizi untuk balita sehingga
37

tidak terjadi gizi kurang pada balita, sebaliknya semakin rendah pengetahuan
ibu tentang status gizi balita semakin sedikit pengetahuan yang didapat oleh
ibu sehingga ibu kurang memahami bagaimana cara memenuhi kebutuhan
gizi balita dan balita beresiko mengalami gizi kurang pada balita.
pengetahuan yang baik tentang gizi balita menjadikan lebih memahami
kebutuhan gizi balita dibandingkan ibu dengan pengetahuan yang kurang.
Ibu dapat memberikan menu yang bervariasi sehingga balita tidak bosan
dengan menu yang disediakan dan tercukupinya kebutuhan akan gizi
seimbang bagi balita.
Dengan pengetahuan yang baik maka ibu mempunyai dasar untuk
bertindak dalam memilih dan memberikan asupan gizi yang sesuai dengan
usia bayi, pemberian makanan bergizi seperti memberikan sayur mayur dan
buah yang sangat dibutuhkan oleh bayi dalam masa pertumbuhan dan
perkembangan sesuai usia balita.
Notoatdmojo (2010) berpendapat bahwa pengetahuan seseorang dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku. Pengetahuan yang tinggi dapat
mempengaruhi sikap positif dan perilaku yang baik termasuk dalam
memberikan asupan gizi balita dengan baik. Seperti halnya sesuai dengan
pendapat dari Fatimah (2008), dimana pengetahuan orang tua terutama ibu
tentang gizi sangat berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi yang
diperoleh oleh balita. Orang tua perlu memahami pengetahuan tentang gizi,
terutama yang berkaitan dengan zat-zat yang dikandung dalam makanan,
cara mengolah makanan, menjaga kebersihan makanan, waktu pemberian
makan dan lain-lain, sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu
atau irang tua dalam menentukan pilihan kualitas dan kuantitas makanan.
Menurut Notoatmodjo (2007) menyebutkan bahwa pengetahuan
adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang.
pengetahuan dapat berhubungan dengan status gizi balita, karena
pengetahuan kurang atau baik akan sangat berpengaruh pada perilaku ibu
dalam memperhatikan asupan makanan bergizi bagi balita.
38

Berdasarkan penelitian yang dilakukan Dewi Andarwati (2007)


dengan judul “Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Status Gizi Balita
pada Keluarga Petani di Desa Purwojati Kecamatan Kertek Kabupaten
Wonosobo”. Didapatkan adanya hubungan pengetahuan ibu dengan status
gizi Balita di Desa Purwojati Kecamatan Kertek Kabupaten Wonosobo.
2. Gambaran Sikap Ibu yang Memiliki Balita tentang Status Gizi Balita di
Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017
Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui dari 100 responden sebagian
besar dengan sikap positif 64 (64%) tentang status gizi balita di Desa Sido
Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang tahun 2017.
Menurut asumsi peneliti diduga tidak ada hubungan sikap dengan
status gizi pada anak balita bahwa rata-rata responden bersikap positif
terhadap status gizi balita, jika ibu bersikap positif terhadap status gizi balita
maka balita tidak beresiko mengalami gizi kurang sedangkan responden
yang bersikap negatif terhadap status gizi balita beresiko anak mengalami
gizi kurang karena responden tidak mengerti dan memahami tentang asupan
makanan dan zat gizi yang harus dipenuhi oleh balita, Serta ada faktor-faktor
lain yang lebih dominan yang berpengaruh tentang status gizi balita seperti
faktor pengetahuan.
Notoatdmojo (2010) berpendapat bahwa pengetahuan seseorang dapat
mempengaruhi sikap dan perilaku. Pengetahuan yang tinggi dapat
mempengaruhi sikap positif dan perilaku yang baik termasuk dalam
memberikan asupan gizi balita dengan baik. Seperti halnya sesuai dengan
pendapat dari Fatimah (2008), dimana pengetahuan orang tua terutama ibu
tentang gizi sangat berpengaruh terhadap tingkat kecukupan gizi yang
diperoleh oleh balita. Orang tua perlu memahami pengetahuan tentang gizi,
terutama yang berkaitan dengan zat-zat yang dikandung dalam makanan,
cara mengolah makanan, menjaga kebersihan makanan, waktu pemberian
makan dan lain-lain, sehingga pengetahuan yang baik akan membantu ibu
atau irang tua dalam menentukan pilihan kualitas dan kuantitas makanan
39

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh


Nainggolan (2011) dengan judul Hubungan Sikap Ibu balita tentang Status
Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Heran Kecamatan Rengat
Barat tahun 2012 didapatkan tidak ada hubungan sikap ibu balita tentang
status gizi balita Wilayah Kerja Puskesmas Pekan Heran Kecamatan Rengat
Barat tahun 2012.
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
Dari hasil pembahasan data penelitian tentang gambaran pengetahuan dan
sikap ibu tentang status gizi pada anak balita di Desa Sidelego Wilayah Kerja
Puskesmas Rantau Panjang Tahun 2017.
1. Berdasarkan gambaran pengetahuan ibu diketahui dari 100 responden
sebagian besar berpengetahuan cukup 53 (53%) tentang status gizi balita di
Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang tahun 2017.
2. Berdasarkan gambaran sikap ibu Berdasarkan tabel 4.2 diatas diketahui dari
100 responden sebagian besar dengan sikap positif 64 (64%) tentang status
gizi balita di Desa Sido Lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
tahun 2017.
B. Saran
1. Bagi Puskesmas Rantau Panjang
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipergunakan sebagai bahan
masukan bagi puskesmas Rantau Panjang untuk meningkatkan kualitas dari
kinerja petugas kesehatan khususnya para bidan desa dengan cara
memberikan penyuluhan tentang masalah kebutuhan gizi pada balita
sehingga kejadian gizi buruk pada balita dapat berkurang.
2. Bagi STIKes Merangin
Penelitian ini diharapakan dapat ddipergunakan sebagai bahan informasi
bagi STIKes Merangin untuk dapat menambah referensi di perpustakaan
sehingga dapat mempermudah mahasiswa dalam melakukan penelitian
selanjutnya.

40
3. Bagi Peneliti Lain
Hasil Penelitian ini dapat dibergunakan sebagai bahan masukan bagi
peneliti lainnya untuk melakukan penelitian ini dengan penelitian analitik
yaitu gambaran pengetahuan dan sikap ibu yang memiliki balita tentang
status gizi balita.

41
DAFTAR PUSTAKA

Adisasmito. Wiku. (2008) Sitem Kesehatan. Raja Grafindo Persada : Jakarta

Almatsier. Sunita. (2004). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT Gramedia Pustaka Utama :
Jakarta

Almatsier, S. (2005). Penuntun Diet. Jakarta : Grmedia Pustaka Utama

Azwar,Azrul. (2004) Ketahanan Pangan dan Gizi di Era Globalisasi Jakarta:


Widya karya Nasional Pangan dan Gizi LIPI

Departemen Kesehatan R.I. (2010). Analisis Situasi Gizi dan Kesehatan


Masyarakat. Diunduh dari : http://www.depkes.go.id

Furqon, Muhamad. (2008). Pentingnya Pengetahuan Gizi Bagi Ibu


Http://www.peduligizi.com diakses tanggal 10 April Tahun 2017

Notoatmodjo, Soekidjo. (2003). Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :


Rineka

Cipta

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta :


Rineka Cipta

Notoatmodjo, S. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu & Seni. Rineka Cipta,


Jakarta.

Nainggolan, (2011). Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Gizi Ibu dengan
Status Gizi Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Rajabasa Indah Kelurahan
Rajabasa Raya Bandar Lampung tahun 2011.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). (2013). Badan Penelitian dan Pengembangan


Kesehatan Kementrian Kesehatan RI tahun 2013. Diakses tanggal 25 April
2017, http://www.depkes.go.id/resources/download/general/Hasil
%20Riskesdas%
202013.pdf

Suhardjo. (2002). Perencanaan Pangan dan Gizi. Jakarta: PT Bumi Aksara

Supariasa, I.D.N.,et.al. (2002). Penilaian Status gizi. Jakarta: EGC


LAMPIRAN I

LEMBAR PERSETUJUAN

No. Responden :

Saya yang bertanda tangan dibawah ini bersedia untuk menjadi responden
dari penelitian yang berjudul“Gambaran Pengetahuan dan Sikap Ibutentang Status
Gizi pada Balita di Desa Sido lego Wilayah Kerja Puskesmas Rantau Panjang
Tahun 2017” oleh mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Merangin.

Nama : Elda

Nim : 141271110008

Bangko, Agustus
2017

Responden

(
)
KUESIONER TENTANG GAMBARAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
IBU YANG MEMILIKI BALITA TENTANG STATUS GIZI BALITA
DI DESA SIDO LEGO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RANTAU PANJANG
TAHUN 2017
Identitas Balita
a. Nama :
b. Umur :
c. Berat Badan Anak :
d. Jenis kelamin :
Pertanyaan Tentang Pengetahuan Gizi Anak Balita
1. Sebutkan jenis-jenis status gizi yang ibu ketahui?
a. Status gizi baik
b. Status gizi kurang
c. Status gizi lebih
2. Menurut ibu makanan apa yang bagus untuk dikonsumsi oleh balita?
a. Makanan yang sehat
b. Makanan yang beragam dan bergizi
c. Makanan yang banyak mengandung zat gizi untuk pertumbuhan balita
3. Sebutkan jenis-jenis vitamin yang anda ketahui?
a. Vitamin A
b. Vitamin D
c. Vitamin E
d. Vitamin C
e. Vitamin B
4. Sumber protein banyak terdapat pada?
a. Ikan
b. Tempe, tahu
c. Kedelai
5. Apa yang dimaksud dengan gizi kurang pada balita?
a. Keadaan tubuh balita yang mengalami penurunan berat badan dari
batas normal
b. Balita yang kurus
6. Menurut ibu apa saja tanda-tanda anak yang mengalami gizi kurang?
a. Sering menangis, berat badan berkurang
b. Mudah terserang penyakit
c. Badan melemah
d. Tenaga berkurang
7. Makanan yang baik untuk pertumbuhan dan perkembangan balita adalah?
a. Makanan yang banyak mengandung gizi
b. Makanan seimbang 4 sehat 5 sempurna
8. Apa dampak yang terjadi apabila balita mengalami gizi kurang?
a. Balita sangat kurus dan mudah terserang penyakit
b. Perkembangan mental anak terganggu
c. Bisa menyebab gizi buruk
d. Mengakibatkan kematian pada balita
e. Mengurangi kecerdasan anak
f. Pertumbuhan anak terganggu
9. Penyakit yang sering terjadi dengan balita yang mengalami gizi kurang
adalah?
a. Diare
b. Campak
c. Batuk rejan
10. Apabila anak ibu menderita gizi kurang apa yang harus ibu lakukan?
a. Mengontrol berat badan balita setiap bulan
b. Memberikan asupan makanan yang bergizi untuk balita
Pernyataan Sikap
No Pernyataan SS S TS STS
1 Saya akan memberikan balita makanan yang
bergizi agar dapat mengurangi resiko balita gizi
buruk maupun gizi kurang
2 Saya membatasi anak saya untuk makan
makanan cepat saji karena dapat menyebabkan
gizi lebih
3 Saya memberikan buah-buahan yang banyak
mengandung vitamin pada anak saya untuk
perkembangan anak
4 Saya mendidik anak saya untuk mengenali
makanan yang bergizi
5 Saya menyusun menu makanan untuk anak
mengikuti pola menu keluarga
6 Saya memberikan makanan cepat saji kepada
anak saya karena mudah dan praktis
7 Saya tidak menyajikan makanan yang beragam
untuk anak saya karena butuh biaya yang besar
8 Saya tidak pernah menimbang balita saya karena
saya yakin anak saya sehat
9 Saya tidak membatasi anak saya untuk makan-
makanan jajanan
10 Saya menimbang berat badan anak saya ketika
saya mau saja
MASTER TABEL PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI PADA
ANAK BALITA DI DESA SIDELEGO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RANTAU PANJANG TAHUN 2017

No Nama
Responden Pengetahuan jumlah Persentase baik cukup kurang
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Ny. R 2 2 2 2 2 3 1 3 1 1 19 57,57% √
2 Ny. E 1 2 2 2 1 2 1 2 2 1 16 48,48% √
3 Ny. R 3 2 3 2 2 3 2 4 1 1 23 69,69% √
4 Ny. I 2 1 4 2 1 2 1 3 2 2 20 60,60% √
5 Ny. M 2 2 2 1 1 2 1 2 1 1 15 45,45% √
6 Ny. L 3 2 3 1 2 2 2 4 2 1 22 66,66% √
7 Ny. M 3 2 3 3 1 2 1 3 2 1 21 63,63% √
8 Ny. E 2 1 2 2 1 2 1 3 1 1 16 48,48% √
9 Ny. Y 2 2 3 2 1 4 1 4 3 1 23 69,69% √
10 Ny. A 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 13 39,40% √
11 Ny. R 3 3 4 2 1 3 1 5 1 2 25 75,75% √
12 Ny. U 2 1 1 1 1 2 1 3 1 1 14 42,42% √
13 Ny. R 3 2 4 2 1 3 1 5 2 1 24 72,72% √
14 Ny. A 2 3 2 1 1 3 1 4 1 2 20 60,60% √
15 Ny. W 1 2 3 2 1 1 1 2 2 2 17 51,51% √
16 Ny. D 3 3 2 3 2 4 1 1 2 1 22 66,66% √
17 Ny. S 2 2 2 2 1 3 2 5 1 1 19 57,57% √
18 Ny. S 3 2 1 2 1 4 2 5 1 2 23 69,69% √
19 Ny. D 1 1 1 2 2 1 1 4 1 1 15 45,45% √
20 Ny. M 3 2 5 1 2 1 2 2 1 1 20 60,60% √
21 Ny. A 2 3 4 2 1 2 2 1 2 2 21 63,63% √
22 Ny. L 1 2 1 2 1 3 2 1 1 1 15 45,45% √
23 Ny. R 2 2 2 1 2 1 2 3 2 1 19 57,57% √
24 Ny. P 3 3 2 3 2 4 2 5 2 2 28 84,84% √
25 Ny. M 2 2 2 3 2 4 1 2 2 1 21 63,63% √
26 Ny. F 3 2 3 3 2 2 2 1 1 1 20 60,60% √
27 Ny. L 2 2 3 3 1 4 1 4 2 1 23 69,69% √
28 Ny. F 3 1 2 2 2 3 2 3 2 2 22 66,66% √
29 Ny. C 1 2 1 1 2 2 2 1 3 1 16 48,48% √
30 Ny. N 3 2 5 3 1 4 2 3 1 2 28 84,84% √
31 Ny. E 2 2 3 1 2 4 1 3 2 1 21 63,63% √
32 Ny. N 3 1 4 3 1 2 2 3 1 1 21 63,63% √
33 Ny. K 1 2 1 2 1 2 2 2 1 1 15 45,45% √
34 Ny. I 1 1 1 3 2 2 1 3 2 1 15 45,45% √
35 Ny. R 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 23 69,69% √
36 Ny. N 2 3 3 2 2 4 2 5 2 1 26 78,78% √
37 Ny. L 2 3 1 3 2 3 2 3 2 2 23 69,69% √
38 Ny. I 1 2 1 1 1 2 1 2 2 2 15 45,45% √
39 Ny. P 3 2 3 3 1 4 2 4 1 1 24 72,72% √
40 Ny. L 3 3 3 3 2 2 1 2 2 1 22 66,66% √
41 Ny. F 2 3 1 2 2 4 2 3 2 2 23 69,69% √
42 Ny. E 3 3 3 3 2 4 2 4 2 1 27 81,81% √
43 Ny. R 3 3 4 3 2 4 2 5 2 1 29 87,87% √
44 Ny. P 2 3 4 2 2 3 2 3 2 2 26 78,78% √
45 Ny. N 2 1 2 2 1 2 2 1 2 1 16 48,48% √
46 Ny. B 2 2 1 3 2 4 1 4 2 1 22 66,66% √
47 Ny. R 3 3 4 2 2 4 2 3 2 2 27 81,81% √
48 Ny. F 2 2 2 2 1 2 1 3 1 1 19 57,57% √
49 Ny. J 1 1 2 3 2 1 2 1 2 2 17 51,51% √
50 Ny. F 2 2 4 3 2 3 2 5 1 2 26 78,78% √
51 Ny. S 1 1 2 2 1 2 1 4 1 1 16 48,48% √
52 Ny. D 3 2 4 3 2 3 2 3 1 1 24 72,72% √
53 Ny. N 2 3 3 2 1 3 2 2 2 1 21 63,63% √
54 Ny. S 1 2 1 3 1 4 2 3 1 2 19 57,57% √
55 Ny. H 2 1 2 2 2 4 2 3 1 1 21 63,63% √
56 Ny. M 1 3 1 2 2 2 2 1 2 2 18 54,54% √
57 Ny. H 2 2 4 3 2 3 2 3 2 1 24 72,72% √
58 Ny. I 3 2 2 3 1 2 2 3 1 2 22 66,66% √
59 Ny. E 2 1 2 2 2 4 2 5 2 2 25 75,75% √
60 Ny. M 2 3 2 2 2 4 1 2 2 1 21 63,63% √
61 Ny. H 1 2 2 3 1 2 2 3 2 2 20 60,60% √
62 Ny. I 2 1 1 2 2 2 2 2 1 1 17 51,51% √
63 Ny. M 1 3 1 1 2 4 1 3 1 1 18 54,54% √
64 Ny. N 1 2 4 3 2 2 2 2 1 2 21 63,60% √
65 Ny. I 3 2 3 1 2 4 2 2 3 1 23 69,69% √
66 Ny. W 2 1 2 1 2 2 2 1 1 1 15 45,45% √
67 Ny. S 1 2 1 3 1 2 1 2 2 1 16 48,48% √
68 Ny. N 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 24 72,72% √
69 Ny. J 2 2 3 3 2 4 1 5 1 1 24 72,72% √
70 Ny. A 1 1 2 1 2 2 2 2 1 2 16 48,48% √
71 Ny. F 3 3 2 2 1 4 1 4 2 1 22 66,66% √
72 Ny. T 2 3 2 3 2 1 1 5 2 1 22 66,66% √
73 Ny. C 1 2 4 1 1 2 2 3 1 1 18 54,54% √
74 Ny. W 3 2 2 3 2 3 1 2 3 2 23 69,69% √
75 Ny. L 3 3 5 1 2 4 2 5 2 1 29 87,87% √
76 Ny. E 2 1 2 1 2 2 2 2 1 2 17 51,51% √
77 Ny. S 2 3 4 3 2 4 2 3 1 1 25 75,75% √
78 Ny. H 2 3 2 2 2 4 1 3 2 1 23 69,69% √
79 Ny. V 2 1 2 3 2 2 2 3 1 2 20 60,60% √
80 Ny. L 3 2 2 3 1 3 2 3 1 2 22 66,66% √
81 Ny. N 2 2 3 2 2 4 2 5 2 2 26 78,78% √
82 Ny. H 1 1 1 1 2 3 1 3 1 1 15 45,45% √
83 Ny. S 2 1 3 2 2 3 1 5 2 1 22 66,66% √
84 Ny. J 3 3 2 3 2 4 2 4 1 1 25 75,75% √
85 Ny. E 2 2 2 1 2 3 1 4 2 2 21 63,63% √
86 Ny. S 1 2 3 2 2 4 2 4 1 2 21 63,63% √
87 Ny. S 2 3 3 2 1 3 1 3 2 2 22 66,66% √
88 Ny. S 2 2 1 1 1 3 1 3 2 2 18 54,54% √
89 Ny. F 3 1 2 2 1 2 2 2 1 2 18 54,54% √
90 Ny. T 2 3 4 3 2 1 2 1 1 1 20 60,60% √
91 Ny. M 2 2 3 3 2 2 2 3 2 2 23 69,69% √
92 Ny. L 2 3 5 1 2 3 1 4 2 1 24 72,72% √
93 Ny. E 3 3 3 2 2 4 1 5 1 1 25 75,75% √
94 Ny. Z 1 1 4 2 2 4 2 3 1 2 22 66,66% √
95 Ny. Z 2 3 3 3 1 3 2 4 2 1 25 75,75% √
96 Ny. L 1 2 3 1 2 2 1 5 1 2 20 60,60% √
97 Ny. S 3 2 4 2 2 1 1 3 2 2 22 66,66% √
98 Ny. S 3 3 5 3 2 2 1 4 1 2 26 78,78% √
99 Ny. I 2 2 5 3 2 3 2 5 2 1 28 84,84% √
100 Ny. r 3 2 2 1 1 3 1 2 1 2 18 54,54% √
MASTER TABEL SIKAP IBU TENTANG STATUS GIZI PADA ANAK
BALITA DI DESA SIDELEGO WILAYAH KERJA PUSKESMAS
RANTAU PANJANG TAHUN 2017

No. sikap jumlah positif negatif


1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 4 3 4 4 3 4 3 3 32 √
2 3 4 2 4 3 2 3 4 4 4 33 √
3 3 4 2 3 3 3 4 3 3 4 32 √
4 4 3 3 4 2 3 4 4 3 3 33 √
5 2 3 2 1 2 2 3 2 2 1 20 √
6 2 2 2 1 2 3 2 2 3 1 20 √
7 4 3 3 4 3 4 3 4 4 3 35 √
8 3 2 2 3 3 1 3 2 1 3 23 √
9 2 2 3 2 2 2 3 3 2 2 23 √
10 4 3 3 4 2 3 4 3 4 4 34 √
11 3 4 3 3 4 2 3 3 4 3 32 √
12 2 2 3 2 1 3 2 2 2 1 19 √
13 2 4 4 3 2 4 3 4 4 4 34 √
14 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 35 √
15 2 3 3 4 4 3 3 3 3 4 32 √
16 1 2 3 3 4 2 2 3 2 2 24 √
17 3 3 3 4 3 3 2 4 3 4 32 √
18 2 2 2 3 3 4 1 1 2 2 22 √
19 2 2 2 2 1 2 3 1 3 2 20 √
20 3 2 3 2 3 2 2 2 3 3 25 √
21 4 3 3 4 3 2 3 3 3 4 32 √
22 2 2 1 2 3 2 2 3 2 2 21 √
23 2 2 3 2 2 4 2 3 2 2 24 √
24 3 1 2 2 3 4 2 2 3 3 25 √
25 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 36 √
26 4 2 3 2 3 3 2 3 3 2 27 √
27 4 3 3 3 4 4 4 2 3 3 33 √
28 3 2 4 3 4 3 3 4 3 3 32 √
29 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 23 √
30 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 34 √
31 4 4 4 4 3 3 4 3 4 4 37 √
32 3 4 4 2 3 3 3 2 3 4 32 √
33 2 3 4 4 3 4 3 4 3 4 34 √
34 2 2 2 2 3 2 2 3 2 2 22 √
35 1 2 3 3 2 3 2 3 2 2 23 √
36 1 3 3 4 4 3 4 4 3 4 33 √
37 4 3 4 4 2 2 2 2 2 3 29 √
38 3 2 3 3 4 2 3 2 2 2 26 √
39 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 36 √
40 4 4 3 2 4 4 2 3 3 4 33 √
41 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 26 √
42 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 36 √
43 3 4 3 2 3 4 3 4 4 3 33 √
44 2 3 3 3 4 3 4 4 4 4 34 √
45 3 4 3 4 3 4 3 4 4 3 35 √
46 2 3 3 3 2 3 2 4 2 2 26 √
47 4 3 3 4 3 3 4 2 3 3 32 √
48 2 3 3 2 3 2 3 3 4 3 29 √
49 4 3 4 3 3 4 4 4 3 4 36 √
50 2 3 2 2 3 2 4 2 3 3 26 √
51 4 3 4 2 3 4 4 3 4 4 35 √
52 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 34 √
53 2 3 2 3 3 2 1 3 2 2 23 √
54 4 3 3 3 3 4 3 4 3 3 33 √
55 2 3 2 3 4 3 4 2 2 1 26 √
56 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 36 √
57 3 4 3 4 2 3 4 4 3 3 33 √
58 4 3 4 2 3 2 4 4 3 3 32 √
59 3 4 3 3 3 4 3 4 3 4 34 √
60 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 27 √
61 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 34 √
62 3 3 2 4 3 2 2 3 2 3 27 √
63 4 3 4 2 3 4 3 3 3 4 33 √
64 3 3 3 4 3 4 4 3 4 3 36 √
65 2 3 3 2 4 3 3 2 3 3 26 √
66 3 3 3 3 2 3 4 3 3 2 28 √
67 4 3 3 4 3 2 4 4 4 3 34 √
68 3 4 4 3 4 4 3 4 3 4 36 √
69 2 3 2 4 3 4 2 3 2 3 28 √
70 2 2 3 2 3 2 2 3 3 3 25 √
71 3 3 3 2 3 2 3 4 3 2 28 √
72 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 34 √
73 4 3 3 3 3 2 2 4 3 2 29 √
74 3 4 3 4 4 2 3 3 3 4 33 √
75 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 25 √
76 3 4 4 4 3 3 2 3 3 4 33 √
77 4 3 4 2 3 4 2 4 4 3 36 √
78 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 34 √
79 3 4 3 3 4 3 2 4 4 3 33 √
80 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 36 √
81 4 3 4 3 3 4 3 4 3 3 34 √
82 3 4 3 4 2 3 4 4 3 2 32 √
83 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 34 √
84 4 3 4 2 3 3 4 3 2 3 31 √
85 4 4 3 3 3 2 4 4 3 2 32 √
86 3 4 4 3 3 2 2 3 4 3 31 √
87 4 3 3 4 4 1 2 2 3 3 29 √
88 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 32 √
89 3 4 3 3 3 2 3 4 4 4 33 √
90 4 4 3 3 4 3 3 4 2 3 33 √
91 4 4 2 2 3 3 4 3 4 4 32 √
92 3 3 3 4 3 3 3 4 3 2 31 √
93 4 2 3 4 4 3 3 2 3 4 32 √
94 4 3 4 3 4 2 3 3 2 2 30 √
95 3 4 3 4 3 4 3 3 4 4 35 √
96 3 3 4 4 3 2 3 3 4 3 32 √
97 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 35 √
98 3 3 3 4 4 3 3 4 3 4 34 √
99 4 4 4 3 4 4 3 3 3 2 34 √
100 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 29 √

19,20,20,20,21,22,22,23,23,23,23,23,24,24,25,25,25,25,26,26,26,26,26,26,27,27,2
7,
28,28,28,29,29,29,29,29,30,31,31,31,32,32,32,32,32,32,32,32,32,32,32,32,32,32,3
2,
32,33,33,33,33,33,33,33,33,33,33,33,33,33,33,33,34.34.34.34,34,34,34,34,34,34,3
4,
34,34,34,35,35,35,35,35,35,36,36,36,36,36,36,36,36,36,37
MEAN = 312 = 31,12 MEDIAN = n+1 = 100+1 = 50,5
100 2 2

MEDIAN = Urut ke 50 = Nilainya 32

MODUS = NILAI YANG SERING


MUNCUL = 32

Anda mungkin juga menyukai