Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH IPA TERPADU

“RESPIRASI TUMBUHAN”

OLEH
KELOMPOK II
NAMA-NAMA :

1. MARIA H. W. WOTAN (1601060055)


2. SANTI R. E. PAY (1601060024)
3. MERIATI PATA (1601060040)
4. DINDA D. RAGA LAWA (1601060091)
5. PENINE J. KAMLASI (1601060124)
6. SILVIA M. E. SADA (1601060058)
7. SAMUEL TONI (1601060098)
8. JUTAWANTI N. M. SA’U (1601060068)
9. AGNES B. WEKING (1601060008)
10. PETRONELA LOLO MURI (1601060092)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

KUPANG

2017
KATA PENGANTAR

Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat,
rahmat dan hidayah-Nya, makalah ini dapat terselesaikan. Dalam menyelesaikan makalah ini,
penyusun mengalami banyak kesulitan yang dihadapi. Namun, berkat bimbingan dan
motivasi dari berbagai pihak, makalah ini dapat terselesaikan tepat pada waktunya.
Oleh karena itu, sudah selayaknya penyusun menyampaikan banyak terima kasih
kepada teman-teman serta semua pihak atas motivasi serta bantuannya baik secara materil
maupun spiritual.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini, masih terdapat banyak
kekurangan. Oleh karena itu, penyusun sangat mengharapkan saran, kritik yang bersifat
positif dalam penyempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, sebagai gerbang pembuka
cakrawala berpikir untuk kita.

Kupang, … Maret 2017

Penyusun
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ………………………………………………i

DAFTAR ISI ………………………………………………………..ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang ……………………………………………......1


B. Rumusan masalah ………….………………………………….2
C. Tujuan penulisan ………………………………………………2
D. Manfaat penulisan ……………………………………….…….2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian respirasi ………………………………….……….3


B. Jenis-jenis respirasi pada tumbuhan …………………………..5
C. Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi pada tumbuhan
…………………………………………………………………7
D. Proses respirasi pada tumbuhan ……………………….………8

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………9

DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Mahkluk hidup termasuk di dalamnya tumbuhan, hewan dan manusia baik


mikroorganisme maupun makroorganisme sama – sama memiliki aktifitas tertentu
dalam mempertahankan hidupnya, salah satunya adalah respirasi. Namun apakah
respirasi tumbuhan sama dengan respirasi hewan? Tumbuhan dan hewan pada dasarnya
telah berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan dapat tumbuh
dan berkembang melalui pola atau kebiasaan yang berbeda. Tumbuhan juga dapat
tumbuh dan berkembang sepanjang hidupnya. Kebanyakan tumbuhan tidak berpindah,
memproduksi makanannya sendiri, menggantungkan diri pada apa yang diperolehnya
dari lingkungannya sampai batas-batas yang tersedia.Sedangkan hewan sebagian besar
harus bergerak, harus mencari makan, ukuran tubuhnya terbatas pada ukuran tertentu dan
harus menjaga integritas mekaniknya untuk hidup dan bertumbuh.
Suatu ciri hidup yang hanya dimiliki khusus oleh tumbuhan hijau adalah
kemampuan dalam menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi bahan
organik serta diasimilasi dalam tubuh tumbuhan. Tumbuhan tingkat tinggi pada
umumnya tergolong pada organisme autotrof, yaitu makhluk hidup yang dapat
mensintesis sendiri senyawa organik yang dibutuhkannya. Senyawa organik yang baku
adalah rantai karbon yang dibentuk oleh tumbuhan hijau dari proses fotosintesis.
Fotosintesis atau asimilasi karbon adalah proses pengubahan zat-zat anorganik H2O dan
CO2 oleh klorofil menjadi zat organik karbohidrat dengan bantuan cahaya.
Dengan adanya perbedaan dari aktifitas hewan dan tumbuhan, terlebih khusus
pada proses respirasi. Maka melalui makalah ini diharapkan dapat memberikan paparan
yang relefan mengenai respirasi pada tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari respirasi?
2. Apa saja jenis respirasi pada tumbuhan?
3. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi pada tumbuhan?
4. Bagaimana proses respirasi pada tumbuhan?

C. Tujuan Penulisan
Makalah ini ditulis dengan tujuan antara lain :
a) Pengertian respirasi
b) Jenis-jenis respirasi pada tumbuhan
c) Faktor-faktor yang mempengaruhi laju respirasi pada tumbuhan
d) Proses respirasi pada tumbuhan

D. Manfaat penulisan
Adapun manfaat yang dapat dari penulisan makalah ini adalah untuk
memberikan pemahaman dan menambah pengetahuan bagi penyusun maupun
pembaca
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Respirasi

Di dalam sel hidup terjadi proses metabolisme. Salah satu proses tersebut adalah
katabolisme. Katabolisme di sebut pula disiasimilasi, karena dalam proses ini energi yang
tersimpan di timbulkan kembali atau di bongkar untuk menyelenggarakan proses-proses
kehidupan. Katabolisme adalah reaksi penguraian senyawa kompleks menjadi senyawa
yang lebih sederhana dengan bantuan enzim. Penguraian senyawa itu dapat menghasilkan
energi. Energi kimia yang terdapat dalam senyawa tidak dapat di gunakan langsung oleh
sel.Energi akan di ubah terlebih dahulu menjadi adenosin trifosfat (ATP) yang di gunakan
sel sebagai sumber energi terpakai. Energi itu digunakan untuk melangsungkan reaksi-
reaksi kimia, pertumbuhan, reproduksi transportasi dan merespon rangsangan.
Contoh katabolisme adalah proses pernapasan sel atau respirasi. Respirasi berasal dari
kata latin yaitu respirare yang berarti bernapas.
Secara umum pengertian respirasi adalah proses penguaraian bahan makanan yang
menghasilkan energi. Respirasi di lakukan oleh semua sel penyusun makhluk hidup, baik
sel-sel tumbuhan, bakteri, protista, maupun sel hewan dan manusia.
Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam hari. Sebagaimana di ketahui
dalam semua aktivitas makhluk hidup memerlukan energi begitu juga dengan tumbuhan.
Respirasi terjadi pada seluruh bagian tubuh tumbuhan, pada tumbuhan tingkat tinggi
respirasi terjadi baik pada akar, batang maupun daun dan secara kimia pada respirasi
aerobik pada karbohidrat (glukosa) adalah kebalikan fotosintesis. Pada respirasi
pembakaran glukosa oleh oksigen kan menghasilkan energi karena semua bagian
tumbuhan tersusun atas jaringan dan jaringan tersusun atas sel, maka respirasi terjadi
pada sel (Campbell, 2002).
Tumbuhan hijau bernapas dengan mengambil oksigen dari lingkungan, tidak
semua tumbuhan bernapas dengan menggunakan oksigen. Tumbuhan tak berklorofil
benapas tanpa memerlukan oksigen. Tujuan proses pernapasan, yaitu untuk memperoleh
energi. Pada peristiwa bernapas terjadi pelepasan energi. Tumbuhan yang bernapas secara
anaerob mendapatkan energi dengan cara menguraikan bahan – bahan tertentu dimana
mereka hidup. Dalam proses pernapasan aerob / anaerob akan dihasilkan gas karbon
dioksida dan uap air. Gas dan uap air tersebut dikeluarkan dari tubuh. Oksigen diperlukan
dan karbon dioksida yang dihasilkan masuk dan keluar dari tubuh secara difusi.
Gas – gas tersebut masuk dan keluar melalui stomata yang ada pada permukaan
daun dan inti sel yang ditemukan pada kulit batang pegangan. Akar yang berada dalam
tanah juga dapat melakukan proses keluar msuknya gas. Tumbuhan yang hidup di daerah
rawa/berlumpur mempunyai akar yang mencuat keluar deari tanah. Akar ini disebut akar
panas. Kandungan katalis disebut juga enzim, enzim sangat penting untuk siklus reaksi
respirasi (sebaik-baiknya proses respirasi ). Beberapa reaksi kimia membolehkan
mencampur dengan fungsi dari enzim atau mengkombinasikan sisi aktifnya. Penggunaan
ini akan dapat dilihat hasilnya pada inhibitor dari aktivitas enzim (Kimball, 1983).
Mahluk hidup memerlukan respirasi untuk mempertahankan hidupnya, begitu
pula pada tumbuhan. Respirasi pada tumbuhan menyangkut proses pembebasan energi
kimiawi menjadi energi yang diperlukan untuk aktivitas hidup tumbuhan. Pada siang hari,
laju proses fotosintesis yang dilakukan tumbuhan sepuluh kali lebih besar dari laju
respirasi. Hal itu menyebabkan seluruh karbondioksida yang dihasilkan dari respirasi
akan digunakan untuk melakukan proses fotosintesis. Respirasi yang dilakukan tumbuhan
menggunakan sebagian oksigen yang dihasilkan dari proses fotosintesis, sisanya akan
berdifusi ke udara melalui daun.

B. Jenis-jenis respirasi pada tumbuhan


Adapun jenis-jenis respirasi pada tumbuhan antara lain sebagai berikut:
 Respirasi Aerobik
Respirasi aerobik adalah proses biologi dimana senyawa organik tereduksi
dimobilisasi dan kemudian dioksidasi secara terkontrol. Dalam proses ini energi
bebas dilepaskan dan kemudian digabungkan dalam bentuk ATP, yang dapat
segera digunakan dalam perkembangan tanaman.
Respiarsi aerobik secara umum disebut oksidasi senyawa gula berkarbon 6
(glukosa ). Dengan reaksi dasar:
C6H12O6 + 6 O2  6 CO2 + 6 H2O
Glukosa di oksidasi secara sempurna menjadi CO2, dan oksigen (akseptor
hidrogen terakhir) direduksi menjadi air. Oksidasi glukosa dilakukan secara
bertahap dalam beberapa rangkaian reaksi guna menghindari kerusakan struktur
seluler ( kebakaran) akibat pelepasan energi yang sangat besar.
Tahap – tahap repirasi aerobik ( oksidasi glukosa):

1) Glikolisis

Istilah glikolisis yang berarti pemecahan gula, diperkenalkan pada tahun


1909 untuk maksud perombakan gula menjadi etil alkohol. Tetapi sebagian sel
akan menghasilkan asam piruvat, bukan etanol, jika mendapat aerasi secara
normal. Glikolisis terjadi pada semua organisme hidup. Secara evolusi, tahapan
ini dianggap sebagai tahapan yang paling tua dari ketiga tahapan respirasi.
Glikolisis pada tumbuhan terjadi di sitosol atau matriks plastida.
Glikolisis merupakan tahapan pertama respirasi, dimana glukosa dipecah
menjadi 2 buah senyawa 3 karbon, yang kemudian dioksidasi dan diubah
menjadi asam piruvat, yang akan digunakan dalam siklus asam trikarboksilat.
Oksigen tidak dibutuhkan pada konversi glukosa menjadi asam piruvat,
sehingga glikolisis dianggap sebagai cara menghasilkan energi pada jaringan
tanaman ketika konsentrasi oksigen rendah.
Tahapan reaksi glikolisis dimulai dengan terjadinya dua kali fosforilasi
glukosa/fruktosa, dan kemudian pecah menjadi 2 buah senyawa gula 3 karbon:
glyceraldehyde-3-phosphat. Reaksi ini memerlukan 2 ATP/glukosa. Setelah
terbentuk glyceraldehyde-3-phosphat, jalur glikolisis ini mulai dapat
mengekstrak energi. Jika tidak terdapat O2, siklus asam trikarboksilat dan
transport elektron tidak terjadi, sehingga reaksi glikolisis tidak dapat berlanjut
karena tidak adanya suplai NAD+. Akibatnya reaksi yang dikatalisis oleh
glyceraldehyde-3-phosphat dehidrogenase tidak dapat berlangsung.

2) Derkarboksilasi oksidatif (Reaksi antara)


Dekarboksilasi oksidatif merupakan suatu tahapan katabolisme (reaksi
pemecahan/pembongkaran senyawa kimia kompleks yangmengandung energy
tinggi menjadi senyawa sederhana yang mengandung energy yang lebih rendah)
yang merupakan kelanjutan dari proses glikolisis (proses pengubahan molekul
sumber energy yaitu glukosa yang mempunyai 6 atom C menjadi senyawa yang
lebih sederhana, yaitu asam piruvat yang mempunyai 3 atom karbon/3C).
Setelah melalui reaksi glikolisis, jika terdapat oksigen yang cukup maka asam
piruvat akan menjalani tahapan reaksi selanjutnya, yaitu siklus Krebs yang
bertempat di matriks mitokomdria. Akan tetapi, asam piruvat yang mendapat
molekul oksigen yang cukup dan akan meneruskan tahapan reaksi tidak begitu
saja masuk ke dalam siklus krebs, karena asam piruvat memiliki atom C terlalu
banyak yaitu 3 buah.Persyaratan molekul yang dapat menjalani siklus Krebs
adalah molekul tersebut harus mempunyai 2 atom C (2C).

3) Siklus Krebs / daur trikarboksilat


Dinamakan siklus krebs untuk menghargai ahli biokimia dari ingris, Hans A
Krebs, yang pada tahun 1937 mengajukan suatu daur reaksi untuk menerangkan
cara perombakan piruvat pada otot dada burung merpati. Siklus krebs terjadi di
matriks pada mitokondria. Siklus asam trikarboksilat disebut juga siklus asam
sitrat karena pentingnya asam sitrat sebagai substrat intermediet dalam siklus
ini. Siklus krebs pada tumbuhan terjadi di mitokondria.
Asam piruvat hasil glikolisis, ketika memasuki matriks mitokondria,
didekarboksilasi oksidatif sehingga menghasilkan NADH, CO2, dan asam asetat.
Asam asetat selanjutnya digabungkan dengan co-enzim A, membentuk Asetil
Co-enzimA (asetil co-A). Konversi asam piruvat menjadi asetil co-A terdiri atas
tiga tahapan yaitu dekarboksilasi, oksidasi dan konjugasi dengan Asetil co-A.
Oksidasi piruvat dalam mitokondria menghasilkan 3 molekul CO2, 4
NADH,FADH dan ATP.

4) Transpor Elektron

Elektron berenergi tinggi yang ditangkap selama siklus asam trikarboksilat


harus diubah menjadi ATP, untuk dapat dimanfaatkan. Untuk setiap molekul
glukosa yang dioksidasi melalui glikolisis dan siklus Krebs, akan dihasilkan 2
NADH dalam sitosol, 8 NADH dan 2 FADH2 dalam matriks.
NADH + H+ + ½ O2  NAD+ + H20.
Oksidasi glukosa secara sempurna menghasilkan 4 ATP, 2 NADH
dalam sitosol, 8 NADH dan 2 FADH2 dalam mitokondria. Karena 1 NADH
setara dengan 3 ATP dan 1 FADH2 setara 2 ATP, maka dari 1 molekul
glukosa dihasilkan total 38 ATP. Secara umum 56 % dari total energi yang
tersedia dalam glukosa dapat dikonversi menjadi ATP.
 Respirasi Anaerobik
Respirasi anaerobik merupakan respirasi tanpa menggunakan oksigen.
Dalam kondisi tidak ada oksigen, tanaman melakukan metabolisme fermentasi.
Fermentasi dapat terjadi melalui fermentasi asam laktat atau fermentasi
alkohol.
Asam Laktat dianggap merupakan produk akhir fermentasi yang relatif
lebih berbahaya dibanding alkohol karena akumulasi laktat berdampak pada
penurunan pH sitosol.
 Fermentasi asam laktat
Jalur yang ditempuh:
a. Glikolisis
1 glukosa2 as. Piruvat
b. Pembentukan asam laktat
1 as. Piruvat 1 asam laktat + 2ATP
Reaksinya: C6H12O6 —> 2 C2H5OCOOH + Energi
 Fermentasi alkohol
Jalur yang ditempuh:
a. Glikolisis
1 glukosa2 as. Piruvat+ NADH+ 2ATP
b. Pembentukan alkohol
1 as. piruvat 1 asetildehid + 1 CO2
1 asetildehid 1 etanol
(pada reaksi ini dihasilkan 2ATP)
Reaksinya : C6H12O6 —> 2 C2H5OH + 2 CO2 + 2 NADH2 + Energi

Perbedaan
No.
Aerob Anaerob
1. Umumnya terjadi setiap saat Terjadi hanya dalam keadaan khusus
2. Berlangsung secara terus-menerus Terjadi hanya pada fase tertentu saja
3. Energi yang dihasilkan besar Energi yang dihasilkan kecil
4. Tidak menghasilkan senyawa beracun Menghasilkan senyawa beracun
5. Memerlukan oksigen Tidak memerlukan oksigen
6. Hasil akhir berupa CO2 dan H2O Hasil akhir berupa C2H5OH dan CO2

C. Faktor – faktor Yang Mempengaruhi Laju respirasi


Laju respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor antara lain sebagai berikut:
 Faktor internal
Keadaan protoplasma
Jaringan maristematik yang banyak mengandung sitoplasma akan memiliki laju
respirasi yang tinggi.
Ketersediaan subtrat terlarut
Laju respirasi akan meningkat dengan dengan meningkatnya subtrat respirasi
terlarut. Tumbuhan yang kekurangan pati, fruktan atau gulanya rendah melakukan
respirasi pada laju yang rendah.
Hidrasi jaringan
Laju respirasi akan meningkat dengan meningkatnya hidrasi jaringan.
 Faktor eksternal
Temperatur
Sampai dengan suhu tertentu Q10 respirasi = 2-3
Konsentrasi oksigen
Penurunan oksigen akan akan menurunkan dekarboksilasi pada siklus krebs,
akibatnya terjadinya hambatan pada ooksidsi NADH2, NADPH2 dan FADH2.
Konsentrasi CO2
Meningkatnya konsentrasi CO2 akan menurunkan respirasi dan pada konsentrasi
yang tinggi akan menimbulkan keracunan.
Cahaya
Akan meningkatkan respirasi laju respirasi terutama pada daerah yang berklorofil.

D. Proses respisasi pada tumbuhan


Respirasi bertujuan untuk menghasilkan energi. Energi hasil respirasi tersebut
sangat diperlukan untuk aktivitas hidup, seperti mengatur suhu tubuh, pergerakan,
pertumbuhan dan reproduksi. Jadi kegiatan pernafasan dan respirasi tersebut saling
berhubungan karena pada proses pernafasan dimasukkan udara dari luar (oksigen) dan
oksigen tersebut digunakan untuk proses respirasi guna memperoleh energi dan
selanjutnya sisa respirasi berupa gas karbon dioksida (CO2) dikelurkan melalui proses
pernafasan.

1. Respirasi pada Tumbuhan Tingkat Tinggi


Respirasi pada tumbuhan tingkan tinggi. Prosesnya berlangsung sevara aerob
dimana pada pernapasan tersebut terdapat pembebasan energi dari sari-sari
makanan pada bagian dalam sel tubuh tumbuhan yang dilakukan dengan cara
oksidasi secara biologis. Oksidasi sendiri merupakan proses reaksi di antara sari
makanan dengan oksigen yang pada akhirnya akan menghasilkan CO2 atau
karbondioksida, energi dan juga H20. Reaksi tersebut merupakan jenis rekasi
enzimatis yang memiliki peran sebagai katalisator. Energi yang dihasilkan oleh
tumbuhan tersebut akan digunakan dalam proses pertumbuhan, pengangkutan
mineral, pembentukan protein, proses fotosintesis dan masih banyak lagi lainnya.

2. Respirasi pada Tumbuhan Tingkat Rendah


Pernapasan pada tumbuhan tingkat rendah bisa terjadi dengan dua cara yakni
aerob dan juga anaerob. Respirasi anaerob yang biasanya disebut juga dengan
fermentasi yakni suatu proses pengubahan suatu senyawa utama menjadi senyawa
lanjutan dengan menggunakan bantuan enzim. Proses ini bisa kita jumpai pada
pembentukan alhokol yang awalnya merupakan glukosa. Respirasi pada tumbuhan
tak sempurna ini juga bisa dijumpai pada pembentukan tempe.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Respirasi adalah proses penguraian bahan makanan yang menghasilkan
energi. Respirasi dilakukan oleh semua penyusun tubuh, baik sel-sel tumbuhan
maupun sel hewan dan manusia. Respirasi dilakukan baik pada siang maupun malam
hari.
Respirasi tumbuhan terjadi dalam dua proses, yaitu proses aerobik dan
anaerobik. Proses aerobik merupakan proses respirasi dengan bantuan oksigen dan
terjadi melalui tiga tahap, yaitu tahap glikolisis, siklus krebs dan transpor elektron.
Sedangkan proses anaerobik merupakan proses respirasi yang terjadi tanpa oksigen.
Laju respirasi pada tumbuhan dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain :
keadaan protoplasma, keterseiaan substrat terlarut, hidrasi jaringan, temperatur,
konsentrasi O2, konsentrasi CO2, cahaya dan jenis tumbuhan itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Anonymous.2010.Respirasi tumbuhan [online]

http://respirasisi- tumbuhan-fix.pdf

Anonymous.2011. Makalah Respirasi Tumbuhan [online] http://smart2eam.blogspot.com

Kimball W John. Biologi ed.5 Jilid 1. Erlangga. Jakarta.

Salisbury B Frank, Ross W Cleon. Fisiologi tumbuhan jilid 2. Bandung. Penerbit ITB

Anda mungkin juga menyukai