Anda di halaman 1dari 2

2017, RI Produsen Kertas Nomor 6 Terbesar Dunia

Sumber : Pikiran Rakyat (17/11/2016)

BANDUNG, (PR).- Peningkatan penggunaan media online tidak menghambat perkembangan


industri pulp dan kertas tanah air. Selain jumlah konsumsi tanah air yang masih rendah, permintaan
masyarakat dunia akan kertas masih tinggi. Hal tersebut menyebabkan potensi industri pulp dan
kertas di tanah air masih sangat besar.

Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Haris Munandar mengatakan, pada
tahun 2013 Indonesia memiliki 82 industri pulp dan kertas yang terdiri atas 4 industri pulp, 73
industri kertas, serta 5 industri pulp kertas terintegrasi dengan kapasitas terpasang industri pulp dan
kertas sebesar 18,96 juta ton.

Realisasi produksi pulp dan kertas masing-masing 4,55 juta ton dan 7,98 juta ton kertas. Dengan
kemampuan produksi tersebut Indonesia menempati peringkat ke-9 untuk produsen pulp terbesar di
dunia dan ke-6 untuk produsen kertas terbesar di dunia.

Dari sisi ekspor, Indonesia mampu mengekspor pulp sebesar 3,75 juta ton dengan nilai 1,85 miliar
dolar AS dan mengekspor kertas sebesar 4,26 juta ton dengan nilai 3,76 miliar dolar AS. Adapun
negara tujuan ekspor terbesar adalah Uni Eropa, Amerika Serikat, dan Tiongkok.

"Pertumbuhannya sangat bagus. Ini terbukti ada 2 industri dapat fasilitas dari pemerintah. Salah
satunya PT OKI dengan beroperasinya tahun depan ekspor kita bisa naik ke posisi keenam," ujar
Haris pada pembukaan 2nd International Symposium on Resources Efficiency in Pulp and Paper
Technology, Selasa (15/11/2016). Kegiatan yang digelar Balai Besar Pulp dan kertas (BBPK) ini
dilaksanakan di Hotel Crowne Plaza, Bandung hingga Kamis (17/11/2016).

Saat ini konsumsi kertas di dunia se-banyak 394 juta ton dan diperkirakan akan meningkat menjadi
490 juta ton pada 2020. Sementara di dalam negeri konsumsi kertas per kapita masih sangat jauh
dari rata-rata konsumsi negara lainnya sehingga masih sangat potensial untuk berkembang.

"Walaupun ada peningkatan penggunaan media online, pada kenyataannya tidak akan menghambat
perkembangan industri pulp dan kertas karena penduduk dunia diproyeksikan menjadi 9 miliar orang
pada tahun 2050 dan hampir 60%-70% berada di Asia yang diprediksi masih menggunakan kertas
untuk berbagai keperluan," katanya.

Simposium internasional

Lebih lanjut, Kepala Balai Besar Pulp dan Kertas (BBPK) Andoyo Sugiharto mengatakan, sebagai
lembaga riset di bawah Badan Penelitian dan Pengembangan Industri (BPPI) Kementerian
Perindustrian pihaknya terus berperan aktif dalarti menciptakan industri hijau. Gelaran simposium ini
merupakan salah satu peran tersebut.

"Simposium ini untuk mempromosikan dan menyebarluaskan inovasi hasil litbang dan
pengembangan teknologi berwawasan lingkungan serta pengelolaan industri pulp dan kertas dalam
konteks industri hijau," katanya.
Pada simposium ini akan dipresentasikan 86 makalah yang terdiri atas 60 makalah oral dan 20
makalah poster. Presentasi oral di antaranya akan disampaikan oleh 7 pembicara dari Kanada,
Prancis, Jepang, dan Indonesia. Adapun 3 makalah berasal dari Asia Pulp and Paper, PT Valmet,
dan PT Tetrapack. Sebanyak 14 pembicara mewakili Jepang, Tiongkok, Malaysia, dan Indonesia.

Selain kegiatan simposium, dilakukan penandatanganan MOU dengan Universitas Stikubank


(Unisbank) Semarang dan Politeknik Negeri Media Kreatif (Polimedia) Jakarta. Nota kesepahaman
bertujuan untuk mengadakan kerja sama dengan prinsip kemitraan dan saling menguntungkan
dalam bidang pendidikan, penelitian, dan pengabdian masyarakat. (Yulistyne Kasumaningrum)***

http://www.kemenperin.go.id/artikel/16596/2017,-RI-Produsen-Kertas-Nomor-6-Terbesar-Dunia

Anda mungkin juga menyukai