I. Definisi
Menurut WHO (1998) diare adalah buang air besar encer atau cair lebih
gejala diare, dengan atau tanpa disertai muntah, dan sering kali disertai
peningkatan suhu tubuh. Diare yang dimaksudkan adalah buang air besar berkali-
kali (dengan jumlah yang melebihi 4 kali, dan bentuk feses yang cair, dapat
Diare akut adalah buang air besar dengan frekuensi yang meningkat dan
konsistensi tinja yang lebih lembek atau cair dan bersifat mendadak datangnya;
Jenis - jenis diare secara klinik di bedakan tiga (3) yang masig-masing
Diare cair akut adalah diare yang terjadi secara akut dan berlangsung
kurang dari 7 hari dengan pengeluaran tinja yang lunak atau cair yang sering
tanpa darah. Mungkin disertai muntah atau panas. Diare cair akut dapat
mengakibatkan kurang gizi. Kematian terjadi karena diare. Peyebab diare cair
1
Salmonella, dan E.coli enteropatogenik. Diare melanjut adalah diare yang yang
Diare Persisten adalah diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Episode
ini dapat di mulai sebagai diare cair atau disentri. penyebab diare pada diare
Diare kronik adalah diare yang diare yang berlangsung lebih dari 14 hari
dan bukan disebabkan oleh non bakterial seperti penyakit sensitive terhadap
Disentri adalah diare yang disertai darah pada tinja. Akibat terpenting
disentri adalah anoreksi , penurunan berat badan dengan cepat , dan kerusakan
mukosa usus karena bakteri invasi. Penyebab utama disentri adalah Shigella, dan
II. Etiologi
Faktor infeksi
sebagainya
2
ii. Infeksi virus : enterovirus, adenovirus,
dan sebagainya (sering terjadi pada bayi dan umur dibawah 2 tahun)
Faktor Malabsorpsi
Malabsorbsi karbohidrat
Molabsorbsi lemak
Molabsorbsi protein
Faktor makanan
Makanan beracun
Lain-lain
Imunodefisiensi
Faktor-faktor langsung:
o Sosioekonomi
3
III. Patofisiologi
Diare adalah kehilangan banyak cairan elektrolit melalui tinja. Bayi kecil
hari pada orang dewasa. Penyerapan air terbanyak terjadi di usus, kolon
memekatkan isi usus pada keadaan pada keadaan osmotik tinggi.kelainan yang
kelainan yang terjadi di kolon cenderung menyebabkan diare yang lebih sedikit.
Disentri dengan volume sedikit dan sering , tenesmus, rasa ingin buang air besar,
air melalui membran usus berlangsung secara pasif dan ini di tentukan oleh aliran
larutan secara aktif maupun pasif terutama natrium dan klorida dan glukosa.
terjadinya diare cair sekretorik dan osmotik. Infeksi usus dapat menyebabkan
diare dengan 3 mekanisme tersebut. Diare sekretori lebih sering terjadi dan
usus halus. Hal ini terjadi bila absorbsi natrium oleh villi gagal sedangkan sekresi
klorida oleh sel epitel berlangsung terus atau meningkat. Hasil akhirnya adalah
sekresi cairan yang mengakibatkan kehilangan cairan dan elektrolit dari tubuh
sebagai tinja cair. Hali ini menyebabkan terjadinya dehidrasi. Pada infeksi
4
perubahan ini terjadi karena adanya rangsangan pada mukosa usus oleh toxin
bakteri seperti toxin Eschericia coli dan Vibrio colera atau rotavirus
Gangguan osmotik , mukosa usus halus adalah epitel berpori, yang dapat
dilewati air dan elektrolit dengan cepat untuk mempertahankan tekanan osmotik
antara isi usus dengan cairan ekstrasellular. Dalam keadaaan ini diare dapat terjadi
apabila suatu bahan yang secara osmotik aktif dan tidak dapat diserap. Jika bahan
semacam itu berupa larutan isotonik, air, dan bahan yang larut didalamnya akan
sering diencerkan dalam waktu yang lama. Makanan yang diberikan sering
hiperperistaltik
5
IV. Manifestasi Klinis
berkurang kemudian timbul diare. Tinja mungkin disertai lendir dan darah. Warna
tinja makin lama berubah kehijauan karena bercampur dengan, Daerah anus dan
sekitarnya timbul luka lecet karena sering deflkasi dan tinja yang asam akibat
laktosa yang tidak diabsorbsi usus selama diare. Gejala muntah dapat timbul
sebelum atau selama diare dan dapat disebabkan karena lambung turut meradang
atau akibat gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit. Bila kehilangan
cairan terus berlangsung tanpa pergantian yang memadai gejala dehidrasi mulai
tampak yaitu : BB turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun-ubun cekung
(bayi), selaput lender bibir dan mulut, serta kulit kering. Bila berdasarkan terus
jantung menjadi cepat, nadi lemah dan tidak teraba, tekanan daran turun, pasien
tampak lemah dan kesadaran menurun, karena kurang cairan, deuresis berkurang
(oliguria-anuria). Bila terjadi asidosis metabolik pasien akan tampak pucat, nafas
6
V. Derajat Dehidrasi
7
2. Dehidrasi sedang : menurun BB 5 - 10%
PENILAIAN A B C
Lihat
Keadaan Umum Baik, sadar *Gelisah, rewel
*Lesu,lunglai, tidak
sadar
Mata Normal Cekung Sangat cekung
Air Mata Ada Tidak ada Tidak ada
Mulut dan lidah Basah Kering Sangat kering
Rasa Haus Minum Biasa, Tidak *Haus ingin minum *Malas minum atau
haus banyak tidak bias minum
Periksa Turgor Kulit Kembali cepat *Kembali lambat *Kembali sangat
lambat
Derajat Dehidrasi TANPA DEHIDRASI DEHIDRASI DEHIDRASI BERAT
RINGAN SEDANG Bila ada 1 tanda* + 1
Bila ada 1 tanda* + atau lebih tanda lain
1 atau lebih tanda
lain
Terapi Rencana Terapi A Rencana terapi B Rencana C
Diare Akut
Diare Persisten
Diare Kronik
Disentri
Anamnesis
Buang air besar lebih cair/ encer dari biasanya, frekuensi > 3 x / hari
8
Dapat disertai darah (disentri)
Dapat terjadi muntah , nyeri perut atau panas
Pemeriksaan fisik
Tanda dan gejala tanpa dehidrasi atau,
Tanda dan gejala dehidrasi ringan sedang atau,
Tanda dan gejala dehidrasi berat dengan atau tanpa syok
Dapat disertai atau tidak tanda dan gejala gangguan keseimbangan
Laboratorium
Feses : dapat disertai darah atau lender
IX. Komplikasi
2. Renjatan hipovolemik
takikardia
1. Hipoglikemi
hipernatremia.
9
3. Malnutrisi energi protein (muntah dan mual bila lama/ kronik) 2
X. Tatalaksana
dengan memberikan minum lebih banyak dengan cairan rumah tangga yang
dianjurkan seperti air tajin , kuah sayur, air sup. Bila tidak mungkin
Tersedianya oralit
b. Mengobati dehidrasi
yang cepat dan tepat, yaitu dengan oralit. Bila terjadi dehidrasi berat,
c. Memberi makanan
penderita terutama pada anak tetap kuat dan tumbuh serta mencegah
sesuai yang dianjurkan. Anak yang masih mimun ASI harus lebih sering
10
diberi ASI. Anak yang minum susu formula diberikan lebih sering dari
biasanya. Anak Usia 6 bulan atau lebih termasuk bayi yang telah mendapat
rehidrasi. Tidak ada Obat yang aman dan efektif untuk menghentikan
diare.2
mencegah dehidrasi
oralit,makanan yang cair (seperti sup, air tajin ) dan kalau tidak ada air
matang. Gunakan larutan oralit untuk anak seperti dijelaskan dalam kotak
dibawah (catatan jika anak berusia kurang dari 6 bulan dan belum makan
makanan padat lebih baik diberi oralit dan air matang dari pada makanan
11
yang cair ). Berikan larutan ini sebanyak anak mau, berikan jumlah larutan
berhenti 5
Teruskan ASI, Bila anak tidak mendapat ASI berikan susu yang biasa
diberikan, untuk anak kurang dari 6 bulan dan belum mendapat makanan
Bila anak 6 bulan atau lebih atau telah mendapat makanan padat:
kalium
sehari
3. Bawa anak kepada petugas kesehatan bila anak tidak membaik dalam
Muntah berulang-ulang
Rasa haus yang nyata
12
Makan atau Minum sedikit
Demam
Tinja berdarah 5
RENCANA TERAPI B
13
UNTUK TERAPI DEHIDRASI RINGAN/SEDANG
Bila berat badan anak tidak diketahui dan atau untuk memudahkan di lapangan
berikan oralit sesuai tabel dibawah ini
Umur Umur < 1 Tahun 1 – 4 Tahun > 5 Tahun Dewasa
Jumlah oralit 300 ml 600 ml 1200 ml 2400 ml
Bila anak menginginkan lebih banyak oralit berikanlah
Bujuk ibu untuk meneruskan ASI
Untuk bayi dibawah 6 bulan yang tidak mendapat ASI berikan juga 100 200 ml air masak
selama masa ini
Setelah 3-4 jam nilai kembali anak menggunakan bagan penilaian kemudian
pilih rencana terapi a , b atau c untuk melanjutkan terapi
Bila tidak ada dehidrasi , ganti ke rencana terapi A, Bila dehidras telah hilang
anak biasanya kemudian mengantuk dan tidur
Bila tanda menunjukkan dehidrasi ringan/ sedang ulang Rencana terap B ,
tetapi tawarkan makanan susu dan sari buah seperti rencana terapi A
Bila tanda menunjukkan dehidrasi berat ganti dengan rencana terapi C
Bila ibu harus pulang sebelum selesai rencana terapi B
Tunjukkan jumlah orait yang harus dihabiskan dalam terapi 3 jam di rumah
Berikan oralit untuk rehidrasi selama 2 hari lagi seperti dijelaskan dalam
rencana terapi A
Tunjukkan cara melarutkan oralit
Jelaskan 3 cara dalam rencana terapi A untuk mengobati anak dirumah
Memberikan oralit atau cairanlain hingga diare berhenti
Memberi makan anak sebagaimana biasanya
Membawa anak ke petugas kesehatan.
14
RENCANA TERAPI C
UNTUK DEHIDRASI BERAT
Mulai diberikan cairan IV bila penderita bisa minum segera berikan oralit.
Sewaktu cairan IV di mulai beri 100 ml/kgBB
XI. Pencegahan
Air minum yang bersih dari sumber air yang terjaga kebersihannya dan
kontaminasi. Cuci tangan dengan sabun setelah buang air besar, sebelum makan dan
kedalam jamban atau menguburkan. Berikan hanya ASI selama 4-6 bulan pertama,
teruskan pemberian ASI paling sedikit 1 tahun pertama. Berikan makanan sapihan
yang bersih dan bergizi mulai usia 4-6 bulan. Anak usia > 9 bulan yang tidak
1. Pengkajian Keperawatan
a. Aktivitas/ istirahat
15
Gejala : kelemahan, kelelahan, malaise, cepat lelah, insomnia, tidak tidur semalam
karena diare, merasa gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas/ kerja sehubungan
b. Sirkulasi
(dehidrasi/ malnutrisi)
c. Integritas Ego
Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi, perasaan tak berdaya/ tak ada harapan, stress
d. Eliminasi
Gejala : Tekstur feses bevariasi dari bentuk lunak sampai bau atau berair, episode
diare berdarah tak dapat diperkirakan, perdarahan per rectal, riwayat batu ginjal
(dehidrasi).
Tanda : Menurunnya bising usus, tak ada peristaltik atau adanya peristaltik yang
e. Makanan/ Cairan
Gejala : Anoreksia, mual/ muntah, penurunan berat badan, tidak toleran terhadap
Tanda : Penurunan lemak subkutan/ massa otot, kelemahan, tonus otot dan turgor
16
f. Higiene
g. Nyeri/ kenyamanan
Gejala : Nyeri tekan pada kuadran kiri bawah (mungkin hilang dengan defekasi).
h. Keamanan
i. Seksualitas
j. Interaksi social
k. Penyuluhan/ pembelajaran
menunjukan rerata lama dirawat : 7,1 hari, rencana pemulangan: bantuan dengan
2. Diagnosa Keperawatan
17
b) Resiko kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan banyak
inflamasi).
tidak diduga.
normal
Intervensi :
pencetus
18
6) Kolaborasi pemberian obat antikolinergi
Intervensi :
Intervensi :
19
d. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan gangguan
absorbsi nutrient.
sesuai sasaran
Intervensi :
akut.
(proses inflamasi)
Intervensi :
orang lain
20
DAFTAR PUSTAKA
Behrman, Kliagman: Nelson Ilmu Kesehatan Anak. Edisi 15. Vol2 Jakarta 2010
2010
www.depkes.go.id
Ganna, Herry. Melinda, Heda. Ilmu Kesehatan Anak Pedoman Diagnosis dan
www.gizinet.com
Suratun. 2010. Penyakit infeksi tropik pada anak. Jakarta : Penerbit Buku
21