KELAS B. SORE
DISUSUN OLEH
DEDI SUGIARTA
SYAFRUDIN SETYA ARIANSYAH
FERI NURDIANSYAH
ARI KARYA AGUNG PAMBUDI
ACHMAD MUZAKIN
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah,
dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas rekayasa lalu lintas
yang diberikan oleh Bapak Dosen ( AGIT EKA PAMBUDI. MT. ) telah dapat diselesaikan
sesuai dengan tepat waktu.
Tugas makalah ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan mahasiswa untuk mengetahui
permasalahan yang ada di jalan raya dan juga dapat memberikan inspirasi mahasiswa pada
umumnya.
Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadar sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik
dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan
tangan terbuka kami membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan
kritik kepada kami sehingga kami dapat memperbaiki tugas rekayasa lalu lintas
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah tugas rekayasa lalu lintas ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Di dalam memecahkan permasalahan lalu lintas, para pakar lalu lintas perlu
mengenali 3 komponen yaitu jalan, kendaraan dan pelaku perjalanan. Mengenali masalah lalu
lintas yang terjadi dengan mengumpulkan informasi geometrik jalan, besarnya arus lalu
lintas, kecepatan lalu lintas, hambatan/tundaan lalu lintas, data kecelakaan lalu lintas dan
karakteristik pelaku perjalanan. Seluruh data yang dikumpulkan selanjutnya dianalisis untuk
kemudian direncanakan usulan perbaikaan geometrik, pembangunan fasilitas pengaman jalan,
pemasangan rambu lalu lintas, marka jalan atau melakukan pembatasan gerakan lalu lintas
tertentu.Perbaikan geometrik dapat berupa pelebaran jalan, perubahan radius tikung,
pembangunan pulau-pulau lalu lintas, mengurangi tanjakan, membangun jalur rangkak pada
tanjakan yang tinggi, memberikan erioritas bagi angkutan umum seperti Busway dan
berbagai langkah lainnya.
Menurut UU No 38/2004 Jalan adalah sarana Tranportasi darat yang meliputi segala
bagian jalan, termasuk bagunan pelengkap dan perlengkapannya yang diperuntukkan bagi
lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, diatas permukaan tanah , dibawah permukaan
tanag dan/air,serta di atas permukaan air,kecuali jalan kereta api,jalan lori, dan jalan kabel.
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas ini adalah deskriptif analisis,yaitu
dengan mengurai dan menganalisa data untuk dibahas , dalam penulisan tugas ini dilkukan
beberapa tahapan yaitu :
Rekayasa lalu lintas menurut Homburger & Kell adalah suatu penanganan yang
berkaitan dengan perencanaan, perancangan geometrik dan operasi lalu lintas jalan serta
jaringannya, terminal, penggunaan lahan serta keterkaitan dengan moda transportasi
lainnya.Sedang istilah Rekayasa lalu lintas yang banyak digunakan di Indonesia adalah salah
satu cabang dari teknik sipil yang menggunakan pendekatan rekayasa untuk mengalirkan lalu
lintas orang dan barang secara aman dan effisien dengan merencanakan, membangun dan
mengoperasikan geometrik jalan, dan dilengkapi dengan rambu lalu lintas, marka jalan serta
alat pemberi isyarat lalu lintas.
Jumlah kendaraan tiap jam tersebut didapat dari penjumlahan tiap jam dari volume
lalu lintas golongan satu yang dicatat pada formulir survai pencacahan lalu lintas yang
bersangkutan:
WAKTU 1 2 3
06.00-07.00 45 100 15
07.00-08.00 58 95 21
08.00-09.00 74 89 30
09.00-10.00 91 102 14
Penjelasan :
Angka 45 pada kolom golongan 1 pada pukul 06.00-07.00, didapat dari hasil
pencatatan dari kolom golongan 1 untuk jam sesuai(06.00-07.00).
Total : Diisi dengan angka yang merupakan jumlah total selama 24 jam
pencacahan untuk tiap golongan lalu lintas pada ruas jalan yang bersangkutan.
Catatan : Diisi hal-hal yang perlu diutarakan dalam pelaksanaan pencacahan lalu lintas.
Kapasitas ruas jalan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:
a. Ada atau tidaknya pembatas jalan (median)
Jika terdapat median maka kapasitas dihitung terpisah untuk setiap arah.
Jika tanpa pembatas jalan maka kapasitas dihitung untuk kedua arah.
b. Lokasi ruas jalan
Urban (perkotaan) memperhitungkan FCcs yaitu faktor koreksi akibat ukuran kota
(jumlah penduduk).
Interurban (rural) tidak memperhitungkan FCcs.
Persamaan umum untuk menghitung kapasitas jalan menurut Metode IHCM’97 adalah
sebagai berikut :
-. Kapasitas jalan untuk daerah perkotaan adalah
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Dimana,
C : kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co : kapasitas dasar (smp/jam)
FCCw : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp : faktor koreksi kapsitas akibat pembagian arah (tidak berlaku bagi jalan satu arah)
FCsf : faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping.
FCcs : faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
Perbedaan arus dan volume dapat digambarkan pada tabel dibawah ini:
Lajur Waktu Arah
Arus Membedakan Singkat Membedakan
Volume Tidak Membedakan Lama Tidak Membedakan Tabel 1.1
Persamaan umum untuk menghitung kapasitas jalan menurut Metode IHCM’97 adalah
sebagai berikut :
-. Kapasitas jalan untuk daerah perkotaan adalah
C = Co x FCw x FCsp x FCsf x FCcs (smp/jam)
Dimana,
C : kapasitas ruas jalan (smp/jam)
Co : kapasitas dasar (smp/jam)
FCCw : faktor koreksi kapasitas untuk lebar jalan
FCsp : faktor koreksi kapsitas akibat pembagian arah (tidak berlaku bagi jalan satu arah)
FCsf : faktor koreksi kapasitas akibat gangguan samping.
FCcs : faktor koreksi akibat ukuran kota (jumlah penduduk)
*Bila arus jenuh tidak dapat diukur maka persimpangan biasa dapat dinilai dengan pedoman
dari dirjen perhubungan.
Apa bila lalu lintas persimpangan untuk arus jenuh : (s) dengan arus normal yang diketahui
(q) spm/jam. Maka angka banding arus normal dengan arus jenuh sehingga disebut nilai (y).
Y= ∑y maks
Untuk menghitung siklus waktu maksimum atau dengan waktu hilang (L)
Maka : L= 2n+R
Dimana :
N = banyak nya fase ( mis: pada simpang empat yang sederhana US,BT = 2 fase)
R = waktu semua lampu pada posisi merah / hijau/kuning dalam ( 2+3) detik.
L = jumlah kurun waktu waktu hijau dikurangi satu detik setiap hijau.
Ada suatu ketentuan utuk batas panjang waktu siklus panjang siklus minimum 40
detik,sedangkan panjang siklus maksimum 130 detik tetapi masih dioperasikan sampai
dengan 180 detik.
Panjang siklus yang disarankan
Jumlah phase Panjang waktu siklus yang disarankan
2 40-80
3 50-100
4 80-130
Dimana :
Hi = waktu hijau untuk tahap i (detik)
Co = waktu siklus optimal (detik)
y= 0,33 + 0,37
0,758549
L = 2 x 4 + (2+3) = 13
Co = 1,5 x 13 + 5 = 98 (detik)
1 - 0,75
diagram waktu
98 detik
hijau 37 detik kuning 2+3 merah 56 detik
U-S
all red
hijau 35 detik kuning 3 detik merah 60 detik
B-T
BAB III
KESIMPULAN
http://id.wikibooks.org/wiki/Rekayasa_Lalu_Lintas/Pendahuluan#Permasalahan_lalu_lintas
http://ophanophian.blogspot.com/
http://www.pubinamarga-sumenep.net/download/undang-undang-no-38-2004-40.html
http://infotransportasijupri.blogspot.com/2011/02/analisa-kapasitas-ruas-jalan-mkji.html
http://e-journal.uajy.ac.id/1504/4/3TS09768.pdf