Kadar air dimana terjadi transisi dari keadaan padat kekeadaan semi padat
didefenisikan sebagai batas sudut. Kadar dimana transisi dari keadaan semi padat kekeadaan
plastis menjadi terjadi dinamakan dengan batas plastis (plastic limit), dari keadaan plastis
kekeadaan cair dinamakan batas cair (liquid limit). Batas-batas ini dikenal dengan batas-batas
Atterberg (Atterberg limit).
Tanah
Daerah Plastis Tanah sebagai
Tidak plastis Ip =
wL - wP Cairan kental
w=0 ws wP wL
Gambar 5.2. Lokasi-lokasi relative dari daerah plastis dan cair suatu tanah
Batas Kohesi (Cohesion Limit)
Kadar air dimana butiran tanah tidak dapat melekat lagi, yaitu dimana pengambilan
tanah tidak menghasilkan lempeng-lempengan yang bersatu. Batas ini juga lebih banyak
berguna untuk ahli pertanian dibandingakan untuk insinyur tanah.
Batas-batas cair, batas plastis dan susut diketahui diseluruh dunia ini. Batas lengket
telah diapakai di Eropa, tetapi pada umumnya batas-batas lengket dan kohesi tidak digunakan
oleh insinyur geoteknik.
Uraian ini bersama dengan defenisi-defenisi untuk tanah kohesif dan tanah tak kohesif
dalam bagian sebelumnya, menunjukkan bahwa batas-batas Atterberg lainnya hanya berlaku
untuk tanah kohesif.
Kelembaban Tanah
Kelembaban atau kadar air suatu tanah telah didefenisikan sebelumnya sebagai rasio
dari berat air didalam pori-pori tanah terhadap berat butiran tanah. Perbedaan telah dibuat
antara penentuan kadar air yang dapat dilakukan dilaboratorium lewat sejumlah conto tanah
dan kadar air yang menunjukkan nilai pada suatu saat dilapangan. Nilai yang disebut terakhir
ini diberi nama kelembaban alamiah atau kadar air dari tanah, dan diberi symbol wN.
Nilai kelembaban lapangan alamiah wN ini berfariasi tergantung pada lokasi conto
tanah, yaitu pada ataupun dekat dengan permukaan tanah, dalamnya, didasar danau ; saat
terjadinya hujan yang terakhir dan sebagainya.
Jelas bahwa kadr air conto yang diambil dari tanah yang berada dibawah air tanah yang tetap
mungkin tidak akan berubah dari hari kehari atau dari tahun ketahun.
Alat
batas uji standar
Spatula
Neraca Oven
5.5. Pembahasan
Beradasarkan percobaan maka didapat data sebagai berikut:
Pada Sampel I
Berat kering (W4) = (Berat Cawan + Tanah Kering (W3) ) –
(Berat Cawan (W1)
Berat kering (W4) = 99,1 gr – 82,7 gr
= 16,4 gr
Berat Air (Ww) = ( Berat Cawan + Tanah Basah (W2)) –
( Berat Cawan + Tanah Kering (W3) )
Berat Air (Ww) = 109 gr – 99,1 gr
= 9,9 gr
- = 60,36 %
Maka kadar air Sampel I = 51,5 % pada pukulan ke – 32
Pada Sampel II
Berat kering (W4) = (Berat Cawan + Tanah Kering (W3)) –
(Berat Cawan (W1)
Berat kering (W4) = 94,7 gr – 72 gr
= 22,7 gr
Berat Air (Ww) = ( Berat Cawan + Tanah Basah (W2)) –
( Berat Cawan + Tanah Kering (W3) )
Berat Air (Ww) = 111 gr – 94,7 gr
= 16,3 gr
- = 71,80 %
Maka kadar air Sampel II= 71,80 % pada pukulan ke – 22
- = 74,51 %
Maka kadar air Sampel III = 74,51% pada pukulan ke – 12
Perbedaan hasil yang didapat dengan keadaan conto tanah yang sama namun berat
berbeda disebabkan karena perbedaan distribusi air suling. Semakin banyak penambahan air
suling maka conto tanah akan semakin padat sehingga untuk dapat menyatu diperlukan
jumlah pukulan yang lebih banyak ( > 25 pukulan ), pada sampel diatas telah dilakukan
pukulan lebih dari 25 pukulan.
5.6.2. Saran
Indeks plastisitas adalah selisih antara bc dan bg menunjukkan perbedaan kadar air pada batas cair
dengan batas gulung tanah tanah liat umumnya mempunyai indeks plastisitas yang tinggi sedang
tanah2 pasir mempunyai indeks plastisitas yang rendah
BAB I
TANAH
1.1. UMUM
Mekanika Tanah adalah bagian dari geoteknik yang merupakan salah satu cabang dari
ilmu teknik sipil, dalam bahasa Inggris mekanika tanah berarti soil mechanics atau soil
engineering dan Bodenmechanik dalam bahasa Jerman.
Istilah mekanika tanah diberikan oleh Karl von Terzaghi pada tahun 1925 melalui
bukunya "Erdbaumechanik auf bodenphysikalicher Grundlage" (Mekanika Tanah berdasar
pada Sifat-Sifat Dasar Fisik Tanah), yang membahas prinsip-prinsip dasar dari ilmu mekanika
tanah modern, dan menjadi dasar studi-studi lanjutan ilmu ini, sehingga Terzaghi disebut
sebagai "Bapak Mekanika Tanah".
Dalam pandangan teknik sipil, tanah adalah himpunan mineral , bahan organic, dan
endapan-endapan yang relative lepas (loose), yang terletak di atas batuan dasar (bedrock)
butiran yang relative lemah disebut karbonat, zat organic, atau oksida yang mengendap
diantara partikel-partikel. Proses pelapukan batuan atau proses geologi ataupun yang lainnya
yang terjadi didekat permukaan bumi membentuk tanah dapat juga bersifat fisik maupun
kimia.
Umumnya pelaukan terjadi akibat proses kimia yang dapat dipengarungi oleh oksigen,
karbondioksida, dan air (terutama yang mengandung asam dan alkali). Jika hasil pelapukan
masih berada di tempat asalnya maka tanah ini disebut tanah residual (residual soil) dan
apabila tanah berpindah tempat nya disebut tanah terangkut (transported soil).
Istilah pasir, lempung, lanau atau lumpur digunakan untuk menggambarkan sifat tanah
yang khusus, sebagai contoh lempung adalah jenis tanah yang bersifat kohesif dan
plastis,sedangkan pasir digambarkan sebagai tanah yang tidak kohesif(granular).Ukuran
partikel dapat bervariasi dari lebih besar 100 mm sampai dengan lebih kecil dari 0,001mm.
Dalam tanah yang jenuh juga terdapat dua bagian yaitu bagian padat atau butiran
dan air pori. Dalam keadaan tidak jenuh, tanah terdiri dari tiga bagian yaitu bagian dalam
(butiran), pori-pori udara dan air pori.
Gambar.Diagram fase tanah.
PI = LL – PL
Tanah gambut
Masalah Tanah Ekspansif dan Beberapa Solusi
TANAH
Himpunan mineral, bahan organik, dan endapan-endapan yg relatif lepas (loose) yg
terletak di atas batuan dasar (bedrock)
Proses pelapukan batuan atau proses geologi lainnya yg tjd di permukaan bumi
emmbentuk tanah
Pembentukan tanah : - proses fisik - proses kimia
Klasifikasi
Tanah residual: Tanah hasil pelapukan yg msh berada di tempat asalnya
Tanah terangkut (transported soil) : tanah yg sudah berpindah tempatnya
Lempung: jenis tanah yg bersifat kohesif dan plastis
Pasir : tanah yg tdk kohesif dan tdk plastis
Tanah Bermasalah
-Tanah Lempung Lunak (Soft Soil)
Definisi:
Tanah lempung lunak (soft clay) didefinisikan sebagai tanah lempung yang memiliki
kuat geser undrained, Cu < 0.25 kg/cm2 , atau
perkiraan nilai SPT, N < 5 blows/ft, atau
nilai perlawanan konus qc < 15 kg/cm2
PERMASALAHAN
• Muka air banjir relatif tinggi
• Daya dukung sangat rendah
• Kompresibilitas tinggi
• Konsolidasi terjadi dalam waktu lama
TEKNIK PERBAIKAN TANAH
ü Prakonsolidasi
ü Penggunaan Vertical drain (Sand drain atau PVD)
ü Geosintetis
ü Pondasi tiang
KUAT GESER tanah:merupakan gaya tahanan internal yg bekerja per satuan luas
masa tanah untuk menahan keruntuhan atau kegagalan sepanjang bidang runtuh
dalam masa tanah tersebut
-uji gesr langsung untuk penentuan fondasi -uji tiga paksi untuk kstabilan lereng -uji
tekan bebas
Atterberg limit test
Test aterberg tujuan untuk mengetahui sifat karakteristik serta klasifikasi dari tanah
• Memberikan batas2 konsistensi dari tanah berbutir halus dgn mempertimbangkan
kandungan air tanah
Batas2 tsb :
• Batas cair (liquid limit)
Kadar air yg dibutuhkan tanah kering yg ditunjukan dlm persen sampai mencapai
kondisi plastis
• Batas plastis (plastic limit)
Suatu contoh tnah kadar air yg dinyatakan dlm persen dari suatu mssa tanah pada
kondisi kering pada batas antara kondisi plastis dan stengah cair
• Batas susut (shrinkage limit)
Batas plastis (PL) didefinisikan sbg
n Purpose of Soil Exploration
n Different methods