Pengertian
Syok hipovolemik didefinisikan sebagai penurunan perfusi dan oksigenasi
jaringan disertai kolaps sirkulasi yang disebabkan oleh hilangnya volume
intravaskuler akut akibat berbagai keadaan bedah atau medis
(Greenberg, 2010).
B. ETIOLOGI
Penurunan volume intravaskuler yang terjadi pada syok hipovolemik
dapat disebabkan oleh hilangnya darah, plasma atau cairan dan elektrolit
(Tierney, 2011). Menurut Sudoyo, 2009, penyebab syok hipovolemik
antara lain:
1. Kehilangan darah
a. Hematom subkapsular hati
b. Aneurisma aorta pecah
c. Perdarahan gastrointestinal
d. Trauma
2. Kehilangan plasma
a. Luka bakar luas
b. Pankreastitis
c. Deskuamasi kulit
d. Sindrom dumping
3. Kehilangan cairan ekstraselular
a. Muntah (vomitus)
b. Dehidrasi
c. Diare
d. Terapi diuretic yang agresif
e. Diabetes insipidus
C. KLASIFIKASI
Kelas I Kelas II Kelas III Kels IV
Kehilangan darah <750 750 - 1500 1500 - 2000 >2000
(ml)
Kehilangan darah <15% 15 – 30% 30 – 40% 40%
(%EVB)
Denyut nadi <100 >100 >120 >140
(x/menit)
Tekanan darah N N
Tekanan nadi N/
Frekuensi napas 14 - 20 20 - 30 30 - 35 >35
Produksi urin >30 20 - 30 5 - 15 Sangat
(ml/jam) seidikit
Status mental Sedikit Agak Cemas, Bingung,
cemas cemas bingung letargi
Sumber : American College of Surgeons Commmitee on Trauma, 2009.
Tubuh kekurangan
oksigen dan darah
Pola nafas
Membrane sel tidak
Tonus
Peningkatan lebih permeable efektif
simpatik
nadi
Vasokontriksi Perubahan Angiotensin Elektrolit Iskemia gastro
Hipoksia pembuluh perfusi II dan cairan
darah jaringan mudah
merembes
Pelepasan
Gangguan aldosteron Ulserasi akibat
perfusi Kulit stress lambung
dari korteks
serebal adrenal Kematian sel
Pelepasan
ADH + air
Letargi
Ginjal
Koma
menahan air
lebih banyak
Pelepasan
toksin
Oliguri 20
ml/jam
Resiko tinggi
infeksi
Gangguan
eliminasi urin
E. MANIFESTASI KLINIS
Ringan Sedang Berat
Ekstremitas dingin Sama, ditambah: Sama, ditambah:
Waktu pengisian kapiler Takikardi Hemodinamik tidak
meningkat stabil
Diaporesis Takipnea Takikardi bergejala
Vena kolaps Oliguria Hipotensi
Cemas Hipotensi ortostatik Perubahan
kesadaran
Sumber: Baren, 2009
Perubahan dari syok hipovolemik ringan menjadi berat dapar terjadi
bertahap atau malah sangat cepat, terutama pada pasien lanjut dan yang
memiliki penyakit berat (Baren, 2009).
F. KOMPLIKASI
Komplikasi dari syok hipovolemik menurut (Greenberg, 2010) :
1. Sepsis
2. Sindrom gawat napas akut
3. Koagulasi inravaskular diseminata
4. Kegagalan multiorga hingga kematian
G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Complete Blood Count (CBC), mungkin mterjadi penurunan
hemoglobin, hematokrit, dan platelet.
b. Blood Urea Nitrogen (BUN), mungkin meningkat menandakan
adanya disfungsi ginjal.
c. Kadar elektrolit dalam serum mungkin menunjukan abnormalitas.
d. Produksi urin, mungkin <400 ml/hari atau tidak ada sama sekali.
e. Pulse Oximetry, mungkin menunjukan penurunan saturasi oksigen.
f. AGDA, mungkin mengidentifikasi adanya asidosis metabolic.
2. Ultrasonografi, jika dicurigai terjadi aneurisma aorta abdominalis.
3. Endoskopi dan gastric lavage, jika dicurigai adanya perdarahan
gastrointestinal.
4. Pemeriksaan radiologi, jika dicurigai terjadi fraktur.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pemantauan
Parameter dibawah ini harus dipantau selama stabilisasi dan
pengobatan: denyut jantu g, frekuensi pernafasan, tekanan darah,
tekanan vena sentral (CVP) dan pengeluaran urin. Pengeluaran urinn
yang kurang dari 30ml/jam (atau 0,5 ml/kg/jam) menunjukan perfusi
ginjal yang tidak adekuat.
2. Penatalaksanaan pernafasan
Pasien harus diberikan aliran oksigen yang tinggi melalui masker atau
Kanula. Jalan napas yang bersih harus dipertahankan dengan posisi
kepala dan mandubula yang tepat dan aliran pengisapan darah dan
sekret yang sempurna. Penentuan gas darah arterial harus dilakukan
untuk mengamati ventilasi dan oksigenasi. Jika ditemukan kelainan
secara klinis atau laboratorium analisis gas darah, pasien harus
diintubisi dan diventilasi dengan ventilator yang volumenya terukur.
Volume tidal harus diatur sebesar 12 sampai 15 ml/kg, frekuensi
pernapasan sebesar 12-16 permenit. Oksigen harus diberikan untuk
mempertahankan PO2 sekitar 100mmHg. Jika pasien “melawan”
terhadap ventilator, maka obat sedatif atatu pelumpuh otot harus
diberikan. Jika cara pemberian ini gagal untuk menghasilkan
oksigenase yang adekuat, atau jika fungsi paru-paru menurun harus
menambahkan 3-10 cm tekanan ekspirasi akhir positif.
3. Pemberian cairan
a. Penggantian cairan harus dimulai dengan memasukkan larutan
ringer laktat atau larutan garam fisiologis secara cepat. Umumnya
paling sidikt 1-2 liter larutan RL harus diberikan dalam 45-60 menit
pertama atau bisa lebih cepat lagio bila dibutuhkan. Jika hipotensi
dapat diperbaiki dan tekanan darah tetap stabil, ini merupakan
indikasi bahwa kehilangan darah sudah minimal. Jika hipotensi
tetap berlangsung harus dilakukan tranfusi darah pada pasien ini
secepat miungkin dan kecepatan serta jumalah yang diberikan
disesuaikan dari respon yang dipantau.
b. Celana militer anti syok (MAST = Military Antishock Trousers)
I. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Pola nafas tidak efektif b.d penurunan ekspansi paru
2. Defisit volume cairan b.d mual, muntah
3. Gangguan perfusi serebal b.d penurunan suplay darah ke jaringan
4. Gangguan eliminasi urin b.d oliguria
J. INTERVENSI KEPERAWATAN
No. Diagnosa Keperawatan NOC NIC
1. Pola nafas tidak efektif b.d Respiratory status : 1. Posisikan pasien untuk
penurunan ekspansi paru Ventilation memaksimalkan
Respiratory status : Airway ventilasi
patency 2. Keluarkan sekret
Vital sign Status dengan batuk atau
Setelah dilakukan tindakan suction
keperawatan selama 1 x 24 jam 3. Auskultasi suara nafas,
pasien menunjukkan keefektifan catat adanya suara
pola nafas, dibuktikan dengan tambahan
kriteria hasil: 4. Kolaborasi dengan
1. Mendemonstrasikan batuk dokter pemberian
efektif dan suara nafas bronkodilator
yang bersih, tidak ada 5. Monitor respirasi dan
sianosis dan dyspneu status O2
(mampu mengeluarkan 6. Pertahankan jalan
sputum, mampu bernafas nafas yang paten
dg mudah, tidakada pursed 7. Monitor vital sign
lips)
2. Menunjukkan jalan nafas
yang paten (klien tidak
merasa tercekik, irama
nafas, frekuensi pernafasan
dalam rentang normal, tidak
ada suara nafas abnormal)
Tanda Tanda vital dalam
rentang normal (tekanan
darah, nadi, pernafasan)
Aru W, Sudoyo. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam , jilid II, edisi V.
Jakarta:Interna Publishing.