Anda di halaman 1dari 5

B.

KONSEP DASAR ASUHAN KEPERAWATAN


1. Pengkajian Keperawatan (6B)
a. Breathing
 Klien mengalami penurunan reflek batuk akibat penurunan kesadaran
 Adanya bunyi gurgling
 RR > 20 x/menit
 Akumulasi sputum di jalan nafas
 Terdengar pernafasan mendengkur, rhonchi saat auskultasi.
 Tampak penggunaan pernafasan cuping hidung atau otot-otot aksesori
pernafasan.
b. Blood
 Klien tampak pucat
 CRT > 2 Detik
 TD > 130/90 mmHg
c. Brain
 Kesadaran dapat mengalami penurunan
 Nyeri pada kepala
 Klien gelisah
d. Bowel
 Dapat terjadi anoreksia akibat nyeri
 Klien dapat terpasang NGT akibat penurunan kesadaran
e. Bladder:
 Umumnya tidak ada masalah
f. Bone:
 Adanya penurunan tonus otot
 Gerak tidak terkoordinasi

Pemeriksaan fisik dan hasil laboratorium dapat menunjukkan seperti pada konsep
dasar penyakit.

2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak berhubungan perdarahan
intraserebri.
b. Hambatan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan neuromuskular, ditandai

dengan kesulitan membolak-balik posisi, keterbatasan kemampuan untuk


melakukan keterampilan motorik dasar.
c. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
ketidakmampuan menelan makanan ditandai dengan kelemahan otot yang
diperlukan untuk menelan.
d. Hambatan komunikasi verbal berhubungan dengan defek anatomis ditandai
dengan kesulitan memahami pola komunikasi yang biasa, kesulitan
mengekspresikan pikiran secara verbal.
e. Defisit perawatan diri : mandi berhubungan dengan gangguan neuromuskular

ditandai dengan ketidakmampuan mengakses kamar mandi


f. Risiko kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imobilisasi fisik.

3. Rencana Asuhan Keperawatan


Terlampir.

4. Evaluasi
Terlampir.

EVALUASI

Diagnosa 1 S:-
Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan O: Px tampak lebih baik, tidak kejang, tidak
otak berhubungan perdarahan intraserebri. mual dan muntah, TTV stabil, peningkatan
TIK mulai menurun
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi
Diagnosa 2 S:-
Hambatan mobilitas fisik berhubungan O : Px tampak mulai mampu berpindah dalam
dengan gangguan neuromuskular, ditandai keadaan berbaring
dengan kesulitan membolak-balik posisi, A : Tujuan tercapai
keterbatasan kemampuan untuk melakukan P : Lanjutkan intervensi
keterampilan motorik dasar.
Diagnosa 3 S:-
Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari O : Hb, protein, albumin dalam batas normal,
kebutuhan tubuh berhubungan dengan mukosa lembab, nutrisi adekuat
ketidakmampuan menelan makanan A : Tujuan tercapai
ditandai dengan kelemahan otot yang P : Lanjutkan intervensi
diperlukan untuk menelan.
Diagnosa 4 S:-
Hambatan komunikasi verbal berhubungan O : Px mulai mampu mengucapkan kata yang
dengan defek anatomis ditandai dengan lebih jelas dari sebelumnya
kesulitan memahami pola komunikasi yang A : Tujuan tercapai
biasa, kesulitan mengekspresikan pikiran P : Lanjutkan intervensi
secara verbal
Diagnosa 5 S:-
Defisit perawatan diri : mandi berhubungan O : Tubuh px tampak bersih
dengan gangguan neuromuskular ditandai A : Tujuan tercapai
dengan ketidakmampuan mengakses kamar P : Lanjutkan intervensi
mandi
Diagnosa 6 S:-
Risiko kerusakan integritas kulit O : Tidak terdapat lesi, integritas kulit
berhubungan dengan imobilisasi fisik membaik
A : Tujuan tercapai
P : Lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Associaton. (2007). Stroke Statistics USA: AHA.


Caplan, L.R. (2009). Caplan’s Stroke : A Clinical Approach. 4rd ed. Philadelphia: Aunders
Elsevier.
Felgin, V,. (2006). Stroke. Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer.
Goetz, C. G. (2007). Cerebrovascular Diseases. In : Goetz : Textbook of Clinical
Neurology, 3rd ed. Philadelphia : Saunders.
Harsono. (2009). Kapita Selekta Neurologi, Edisi Kedua. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Haynes, E., Pancioli, A., Shaw, G., Woo, D. (2012). Peripheral Leucocytes and
Intracerebral Hemorrhage. Opeolu Ohio Edu, 22: 221-228.
Hudak & Gallo. (2010). Keperawatan Kritis Edisi 6. Jakarta: EGC.
Lumbantobing, S.M. (2007). Stroke Bencana Peredaran Darah di Otak. Jakarta: Balai
Penerbit FK UI.
Mardiani, A,S. (2008). Hormon Estrogen Bisa indungi Perempuan Dari Jantung dan
Stroke. http://www.pdpersi.com. Diakses pada 21 Agustus 2016.
Misbach, J., Soertidewi. (2011). Peran Sitokin pada Stroke Akut. Neurona, 19: 4-8.
Rincon, F., Mayer, S. (2012). Intracerebral Hemorrhage: Clinical Overviw Patophysiology
Concept. Translational Stroke Research, 22(1): 510-524.
Price, Slyvia A., dan Lorraine M. Wilson. (2006). Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-
proses Penyakit. Edisi 4. Jakarta: EGC.
Smeltzer, Suzanne C. dan Brenda G. Bare. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medical Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8.Volume 3. Jakarta: EGC.
McCloskey, Joanne. (2004). Nursing Interventions Classification (NIC) Fourth Edition St.
Louis Missouri: Westline Industrial Line.
Moorhead, Sue. (2008). Nursing Outcomes Classification (NOC) Fourth Edition. St.Louis
Missouri: Westline Industrial Line.
T. Heather Herdman. (2015). NANDA Diagnosis Keperawatan Definisi dan Klasifikasi
2015-2017. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai