Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tumor paru adalah tumor pada jaringan paru yang dapat bersifat jinak
maupun ganas atau disebut dengan kanker paru. Tumor paru dapat bersifat
primer maupun sekunder. Prevalensi tumor paru di negara negara maju
seperti Amerika Serikat pada tahun 2001 cukup tinggi, diperkirakan sekitar
13% penyebab kematian disebabkan oleh kanker paru (Fosella et al, 2002).
Tumor paru juga merupakan penyebab kematian utama akibat tumor pada
pria dan wanita. Menurut data WHO (World Health Organitation) tahun 2000
diseluruh dunia terdata 1,2 juta penderita tumor paru, atau 12,3% dari seluruh
tumor ganas, meninggal dunia 1,2 juta atau 17,8 dari mortalitas total tumor.
Beberapa faktor risiko dapat mempengaruhi terjadinya kanker paru.
Merokok merupakan salah satu faktor risiko yang diyakini dapat
menyebabkan terjadinya kanker paru-paru. Sebuah studi trial menunjukkan
bahwa 99,07% pria dan 68,7% wanita yang merokok menderita kanker paru.
Faktor lain yang dapat mempengaruhi kejadian adalah adanya faktor genetik,
ras dan etnis dimana studi tersebut menyatakan bahwa ras kulit hitam
memiliki kesempatan 14,2% lebih besar untuk menderita kanker paru. (Shield
dkk, 2012) Faktor risikolain yang perlu dipertimbangkan sebagai prediktor
kanker paru adalah jenis pekerjaan, dimana data penelitian menunjukkan
bahwa seseorang dengan pekerjaan yang memiliki intensitas eksposur dengan
bahan seperti cat, silica, asbes, buangan mesin diesel berisiko lebih besar
untuk menderita kanker paru. Riwayat penyakit pasien baik penyakit paru
maupun ekstrapulmonal juga berpengaruh terhadap risiko terjadinya kanker
paru-paru. Riwayat penyakit PPOK memiliki risiko lebih besar untuk
menderita kanker paru, begitu juga dengan penyakit yang mempengaruhi
imunitas seperti HIVdan auto imun, serta penyakit metabolik seperti diabetes.
Kelebihan berat badan dan obesitas juga dapat memperbesar risikoseseorang
untuk terkena kanker paru. Umur pasien cenderung berbanding lurus dengan

1
kejadian kanker paru, semakin tua umurnya maka semakin besar pula
risikountuk terkena kanker paru. (Cancer Research UK, 2015).
Permasalahan yang lebih serius adalah di semua negara pemakai
tembakau, kasus baru tumor paru terus meningkat menjadi penyakit umum
yang semakin serius mengancam jiwa dan kesehatan penduduk. Berdasarkan
data dari ACS pada tahun 2015, kanker paru mempunyai laju kematian
paling tinggi yaitu 38,5% pada wanita dan 61.6% pada pria. ACS
mengestimasikan bahwa kematian oleh karena kanker paru akan menjadi
28% untuk pria dan 26% untuk wanita di masa ke depannya, Kanker paru
juga merupakan kanker dengan kasus baru terbanyak kedua di Amerika yaitu
adanya 221.000 insiden kasus pada tahun 2015. (American Cancer Society,
2015)
Di Indonesia, kanker paru termasuk dalam 3 besar kanker terbanyak
bersama dengan kanker payudara dan kanker serviks. Kanker paru
merupakan kanker dengan prevalensi terbanyak yang diderita oleh pria.
Berdasarkan data dari RS Kanker Dharmais Jakarta, prevalensi dari kanker
paru dari tahun 2010 hingga 2013 selalu meningkat, dimana pada tahun 2010
terdapat 117 kasus dengan 38 kematian, tahun 2011 terdapat 163 kasus
dengan 39 kematian, tahun 2012 terdapat 165 kasus dengan 62 kematian, dan
pada tahun 2013 terdapat 173 kasus dengan 65 jumlah kematian. (Instalasi
Deteksi Dini dan Promosi Kesehatan RS Kanker Dharmais, 2010-2013).
Berdasarkan data Register pada Poli Paru RSUP Sanglah pada tahun
2014 dan 2015, Kanker paru merupakan salah satu kasus penyakit paru
terbanyak dengan total kasus 583 pada tahun 2014 dan 968 pada tahun 2015.
Oleh karena itu, penulis tertarik untuk mengambil kasus tumor paru
sebagai kasus dalam pembuatan seminar asuhan keperawatan.

B. RumusanMasalah
Dari latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah yaitu bagaimana asuhan
keperawatan pada klien dengan tumor paru.

2
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan tumor
paru.
2. TujuanKhusus
a. Mampu melaksanakan pengkajian terhadap pasien dengan tumor
paru.
b. Mampu menentukan diagnosa keperawatan.
c. Mampu menyusun rencana tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan pasien.
d. Mampu menerapkan rencana keperawatan.
e. Mampu menilai dan mengevaluasi dari hasil keperawatan yang telah
dilakukan pada pasien tumor paru.

D. Metode Penulisan
Dalam laporan kasus ini penulis menggunakan metode deskriptif,
dengan teknik pengumpulan data, wawancara, observasi, pemeriksaan fisik,
tes diagnostik. Pertama wawancara merupakan metode pengumpulan data
melalui wawancara dengan teknik ini dapat digali data-data penting yang
sangat mendukung dalam menentukan diagnosis. Kedua observasi merupakan
salah satu teknik dalam pengumpulan data, misalnya mengobservasi keadaan
pasien. Observasi dapat menggunakan pendengaran, penglihatan, rasa,
sentuhan, maupun sensasi. Ketiga pemeriksaan fisik sangat penting dalam
pengumpulan data, ada empat cara dalam pemeriksaan fisik yaitu ; inspeksi,
palpasi, auskultasi, dan perkusi pada saat pemeriksaan fisik. Keempat tes
diagnostik merupakan data tes diagnostik sangat dibutuhkan karena lebih
objektif dan lebih akurat, tes diagnostik lain misalnya radiologi, pemeriksaan
urine, feses, USG, MRI dan lain-lain (Tarwoto, dkk 2015).

3
E. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penulisan laporan kasus ini dibagi dalam empat
bab antara lain : Bab I Pendahuluan yang meliputi latar belakang, tujuan
penulisan, metode penulisan serta sistematika penulisan. Bab II tentang
Tinjauan Pustaka serta teori asuhan keperawatan meliputi : pengkajian,
diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan WOC. Bab III yaitu
tinjauan kasus. BAB IV yaitu pembahasan membahas kesenjangan antara
teori dengan kenyataan yang ditemukan pada kasus argumentasi masalah
yang terjadi saat memberikan asuhan keperawatan. Bab V yaitu Penutup yang
menguraikan tentang kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai