PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketenagakerjaan bagian yang tidak bisa dipisahkan dari pembangunan nasional yang
berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia tahun
1945.Tenaga kerja mempunyai perananan, kedudukan yang sangat penting sebagai pelaku
dan sasaran pembangunan nasional. Hak-hak tenaga kerja yang diatur dalam peraturan
ketenagakerjaan Indonesia, yang didalamnya termasuk perlindungan tenaga kerja
merupakan hal yang harus diperjuangkan agar harkat dan kemanusian tenaga kerja ikut
terangkat.Perlindungan tenaga kerja dimaksudkan untuk menjamin hak-hak dasar karyawan
dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha nasional dan
internasional. Sebagai mana disebutkan dalam Pasal 28 D Undang-Undang Dasar tahun
1945 bahwa setiap orang berhak untuk bekerja serta mendapatkan imbalan dan perlakuan
yang adil dan layak dalam hubungan kerja.
Sektor Industri mebel di wilayah Pasuruan secara perlahan sudah mulai menggeser
sektor pertanian yang cukup dominan di tahun 1990an. Seiring perubahan tersebut,
perkembangan sektor industri mebel terus meningkat baik dari segi investasi, nilai
produksi, jumlah maupun dari penyerapan tenaga kerja. Kontribusi dari sektor industry
sebesar 17,19 % dari PDRB dengan rata-rata pertumbuhan 3,31% per tahun dibawah sektor
perdagangan, hotel dan restoran. Lokasi wilayah pasuruan yang terletak di persimpangan
jalur regional Surabaya-Probolinggo-Malang merupakan jalur yang sangat strategis dalam
industri dan perdagangan, sehingga memiliki potensi bagi industri kecil untuk
meningkatkan produksi dan memasarkannya. Selain faktor geografis, faktor sosial
masyarakatnya juga turut berperan dalam peningkatan perekonomian.
Penghasil mebel yang terkenal dari Kota Pasuruan adalah Sentra Industri Mebel Bukir.
Jumlah industri kecil mebel di sentra ini adalah 78 persen dari IKM mebel di Kota
Pasuruan yakni sebanyak 482 unit usaha dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 3.968 orang
atau 83 persen. Produk mebel utama dari sentra ini yakni lemari, meja, dan kursi.
Keberadaan industri mebel ini bagi masyarakat sekitar memiliki peran besar dalam
penyerapan tenaga kerja.
Perkembangan produksi industri mebel di Kota Pasuruan di nilai besar. Dilihat dari
permintaan konsumen dari local atau pun luar negeri dalam produksinya mabel ukir
mengalami peningkatan per tahunnya. Ratusan pengusaha mebel tersebut mampu
memproduksi 19.991 item (aneka jenis produk) setiap tahunnya. Permintaan konsumen dari
luar negeri cukup tinggi, dilihat dari nilai ekspor komoditi pengolahan kayu kota pasuruan
Januari-Juni 2013 sebanyak 5.879.974,02 kg dengan nilai 10.166.160,70 dollar Amerika,
meningkat 13,62 persen disbanding periode yang sama pada tahun 2012 yang hanya
mencapai 5.174.884,48 kg. Sementara dari sisi nilai ekspor mengalami kenaikan sebesar
9,55 persen dari periode yang sama pada tahun 2012 yakni 11.239.717,18.
Potensi pasar industri mebel di kota Pasuruan dinilai besar. Potensi pasar yang dapat
dijangkau oleh industri mebel Pasuruan terbilang cukup luas hal ini dapat dilihat dari
pesanan yang datang, Untuk Pemasaran produk mebel Kota Pasuruan dalam negeri terbagi
menjadi pasar local seperti Blitar, Kediri, Tulungagung, dan pasar antar pulau seperti
Kalimantan dan Sulawesi industri mebel di Kota Pasuruan ini tidak hanya dikenal di
tingkat propinsi, tapi sudah keluar sampai mancanegara, Negara-negara seperti Eropa dan
Amerika merupakan negara terbesar untuk pemasaran hasil industri mebel ukir ini. Hasil
dari kerajinan mebel ukir dapat dilihat dalam bentuk perlengkapan rumah, kantor, dan lain-
lain.
Inflasi merupakan suatu proses dimana terjadinya kenaikan harga-harga yang berlaku
dalam suatu perekonomian. Terjadi inflasi di kota Pasuruan tahun 2014 pada bulan juni,
juli, agustus dan desember. Pada bulan juni terjadi inflasi sebesar 0,53 persen dengan IHK
sebesar 113,12. Tingkat inflasi tahun tahun kalender (Desember 2013-Juni 2014) Kota
Pasuruan mencapai 1,69 persen. Bulan juli terjadi inflasi sebesar 0,83 persen dengan IHK
sebesar 114,06. Tingkat inflasi tahun kalender Juli 2014 sebesar 2,54 persen. Bulan Agustus
terjadi inflasi sebesar 0,34 persen dengan IHK sebesar 114,45. Tingkat inflasi tahun
kalender (Desember 2013-Agustus 2017) Kota Pasuruan mencapai 2,88 persen. Dan Bulan
desember terjadi inflasi sebesar 2,63 persen dengan IHK sebesar 119,99. Tingkat inflasi
tahun kalender (Desember 2013-November 2014) Kota Pasuruan mencapai 7,89 persen.
Dari data Badan Pusat Statistika Kota Pasuruan di atas dapat disimpulkan tingkat inflasi
Kota Pasuruan terus meningkat di setiap bulannya.
Penelitian terkait dengan penyerapan tenaga kerja pernah dilakukan oleh beberapa
penelitian sebelumnya, diantaranya penelitian yang dilakukan oleh Arief Rachman Yuditya
(2014) tentang Analisis Pengaruh Upah, Modal, Dan Nilai Produksi Terhadap Penyerapan
Tenaga Kerja Umkm Industri Mebel (Studi Kasus Sentra Industri Mebel Jl. Piranha
Kelurahan Tunjungsekar Kota Malang). Hasil penelitian ini membuktikan bahwa Variabel
upah tidak berpengaruh secara signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada Sentra
UMKM Industri Mebel, Variabel modal berpengaruh positif berpengaruh signifikan
terhadap penyerapan tenaga kerja di Sentra UMKM Industri Mebel, dan variabel nilai
produksi berpengaruh positif dan signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada Sentra
UMKM Industri Mebel.
Penelitian lain yang dilakukan oleh Riyadh Rahmad Prabandana (2015) tentang
Pengaruh Modal, Nilai Produksi Dan Tingkat Upah Terhadap Penyerapan Tenaga Kerja
Industri Kecil Di Kabupaten Sukoharjo. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa modal
tidak berpengaruh signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja, Nilai produksi berpengaruh
positif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri kecil, dan Tingkat
upah berpengaruh negatif signifikan terhadap penyerapan tenaga kerja pada sektor industri
kecil.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah di kemukakan di atas dapat diambil rumusan
masalah sebagai berikut :
1. Apakah variabel jumlah produksi berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja terhadap
industri mebel di Kota Pasuruan ?
2. Apakah variabel upah berpengaruh pada penyerapan tenaga kerja terhadap industri
mebel di Kota Pasuruan ?
3. Bagaimana pengaruh inflasi pada penyerapan tenaga kerja industri mebel di Kota
Pasuruan ?
C. Batasan Masalah
Secara Umum pembahasan masalah ini sangatlah luas. Agar penelitian ini dapat
dilakukan lebih focus, sempurna, dan mendalam maka penulis memandang
permasalaahan penelitian yang perlu dibatasi variabelnya. Oleh sebab itu, penulis
membatasi diri hanya berkaitan dengan “Jumlah Produksi, Upah, dan Inflasi yang akan
diuji pengarunya terhadap penyerapan tenaga kerja industri mebel di Kota Pasuruan.
1. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh jumlah produksi, upah
dan inflasi terhadap penyerapan tenaga kerja industri mebel di bukir kecamatan
gadingrejo Kota Pasuruan.
2. Kegunaan Penelitian
Berdasarkan tujuan penelitian yang telah diuraikan sebelumnya, maka penelitian ini
diharapkan dapat memberikan kegunaan dan sumbangan ilmu baik secara teoritis
maupun praktis. Adapun kegunaan teoritis dan praktis tersebut dapatb diuraikan
sebagai berikut.
a. Kegunaan Teoritis
Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasaan pengetahuan
secara teoritis dan menjadi sumbangan untuk pengembangan penelitian
selanjutnya mengenai pengaruh penyerapan tenaga kerja yang terjadi pada
industri mebel di Kota Pasuruan.
b. Kegunaan Praktis
1) Bagi Masyarakat
Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan, wawasan, dan informasi
kepada masyarakat pada umumnya dan pekerja sektor industri kecil, mengenai
gambaran tentang industri kecil.
2) Bagi Pengusaha (Pemilik Modal)
Penelitian ini diharapkan memberikan tambahan masukan untuk pengusaha
atau pemilik industri dalam mengambil langkah-langkah strategis untuk
meningkatkan pertumbuhan industri kecil dan akhirnya meningkatkan
pertumbuhan ekonomi di Kota Pasuruan.