Anda di halaman 1dari 8

Burung merupakan tentrapoda yang cepat dikenal, karena anggota kelas ini karakter-

karakternya paling homogeny dibanding kelas- kelas lain. Tak ada satupun binatang yang
memiliki bulu, selain golongan Aves. Oleh sebab itu, tak dapat di pungkiri dengan adanya
tubuh yang ditutupi oleh bulu dan memiliki kemampuan terbang, burung bisa menempati
berbagai habitat bahkan melakukan migrasi dari satu tempat ke tempat yang sangat jauh.
Keindahan bulu burung, suaranya yang merdu, perilaku- perilaku menarik lainnya, bahkan
dagingnya yang banyak di konsumsi merupakan alasan lain golongan burung mudah dikenal
dalam kehidupan manusia. (Adeng, 2007).
Burung berkembang biak dengan bertelur. Telur burung mirip telur reptil, hanya
cangkangnya lebih keras karena berkapur. Beberapa jenis burung seperti burung maleo dan
burung gosong, menimbun telurnya di tanah pasir yang bercampur serasah, tanah pasir pantai
yang panas, atau di dekat sumber air panas. Alih-alih mengerami, burung-burung ini
membiarkan panas alami dari daun-daun membusuk, panas matahari, atau panas bumi
menetaskan telur-telur itu; persis seperti yang dilakukan kebanyakan reptile.
Akan tetapi kebanyakan burung membuat sarang, dan menetaskan telurnya dengan
mengeraminya di sarangnya itu. Sarang bisa dibuat secara sederhana dari tumpukan rumput,
ranting, atau batu; atau sekedar kaisan di tanah berpasir agar sedikit melekuk, sehingga telur
yang diletakkan tidak mudah terguling. Namun ada pula jenis-jenis burung yang membuat
sarangnya secara rumit dan indah, atau unik, seperti jenis-jenis manyar alias tempua,
rangkong, walet, dan namdur. (Harun, 2009).
Anak-anak burung yang baru menetas umumnya masih lemah, sehingga harus
dihangatkan dan disuapi makanan oleh induknya. Kecuali pada jenis-jenis burung gosong, di
mana anak-anak burung itu hidup mandiri dalam mencari makanan dan perlindungan. Anak
burung gosong bisa segera berlari beberapa waktu setelah menetas, bahkan ada pula yang
sudah mampu terbang.
Jenis-jenis burung umumnya memiliki ritual berpasangan masing-masing. Ritual ini
adalah proses untuk mencari dan memikat pasangan, biasanya dilakukan oleh burung jantan.
Beberapa jenis tertentu, seperti burung merak dan cenderawasih, jantannya melakukan
semacam tarian untuk memikat si betina. Sementara burung manyar jantan memikat
pasangannya dengan memamerkan sarang setengah jadi yang dibuatnya. Bila si betina
berkenan, sarang itu akan dilanjutkan pembuatannya oleh burung jantan hingga sempurna;
akan tetapi bila betinanya tidak berkenan, sarang itu akan dibuang atau ditinggalkannya.
(Jasin, 1992).
Karakteristik Umum Aves
1. Tubuh tertutup dengan bulu.
2. Dua pasang anggota gerak, sepasang anterior umumnya mengalami modifikasi menjadi
sayap untuk terbang, sepasang di posterior diadaptasikan untuk berjalan, bertengger atau
berenang. Kaki berjari empat, tulang kering dan cakar terbungkus sisik dengan kulit yang
menanduk.
3. Ranka ringan, kuat, osifikasi sempuran, beberapa tulang berfusi menimbulkan kekakuan,
mulut dengan paruh yang menonjol di seliputi zat tanduk, tidak bergigi pada burung yang
hidup sekarang, tengkorak dengan satu “occipital condyle” yang berartikulasi dengan
vertebra leher, leher umunya panjang dan fleksibel, pelvis bersatu pada sejumlah vertebra,
tulang dada membesar umumnya dengan bagian tengah membentuk “keel” (lunas), vertebra
ekor sedikit dan mampat kea rah posterior.
4. Jantung dengan 4 ruang pompa (2 atrium, 2 ventrikel yang terpisah), hanya ada lengkungan
aorta kanan (sisternik), sel darah merah berinti, oval dan biconvex.
5. Respirasi dengan paru- paru yang kompak (tersusun rapat) dan sangat efesien melekat ke
tulang rusuk dan berhubungan dengan kantung- kantung udara yang berdinding tipis tersebar
di antara organ- organ internal dan sebagian didalam rangka, terdapat kotak suara (syrinx)
didasar trakea.
6. Dua belas pasang saraf kranialis.
7. Ekresi dengan ginjal metanefros, sampah nitrogen utama berupa asam urat, urin semisolid,
tidak ada kantung kemih (kecuali pada Rhea dan burung unta), terdapat system porta renalis.
8. Suhu tubuh pada dasarnya konstan (endodermis).
9. Fertilisasi internal hewan betina umumnya dengan hanya ovarium dan oviduk sebelah kiri,
telur dengan banyak yolk (megalistial/telolisitial ekstrim) ditutupi oleh cangkang yang keras ,
diinkubasi diluar tubuh, segmentasi meroblastik, terdapat membrane ekstraembrio (amnion,
khorion, kantung yolk dan allantois) selama perkembangan di dalam telur, hewan muda yang
baru menetas dijaga induknya.

Perbandingan Beberapa Karakter Aves Dengan Reptilia


Burung memiliki beberapa karakter yang berbeda dan lebih maju dari pada reptile:
a. Terdapat bulu sebagai isolasi panas tubuh.
b. Darah arteri dan darah vena pada burung terpisah sempurna.
c. Ada mekanisme pengaturan suhu tubuh (endotermis, homoitermis)
d. Suara berkembang dengan baik.
e. Hewan muda yang menetas dijaga dengan khusus.
f. Sebagian besar anggota Aves mampu terbang. (Adeng, 2007).

Sitem Respirasi Aves


Sistem pernapasan pada hewan menyusui dan burung bekerja dengan cara yang
sepenuhnya berbeda, terutama karena burung membutuhkan oksigen dalam jumlah yang jauh
lebih besar dibandingkan yang dibutuhkan hewan menyusui. Sebagai contoh, burung tertentu
bisa memerlukan dua puluh kali jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh manusia. Karenanya,
paru-paru hewan menyusui tidak dapat menyediakan oksigen dalam jumlah yang dibutuhkan
burung. Itulah mengapa paru-paru burung diciptakan dengan rancangan yang jauh berbeda.
Pada hewan menyusui, aliran udara adalah dua arah: udara melalui jaringan saluran-
saluran, dan berhenti di kantung-kantung udara yang kecil. Pertukaran oksigen-karbon
dioksida terjadi di sini. Udara yang sudah digunakan mengalir dalam arah berlawanan
meninggalkan paru-paru dan dilepaskan melalui tenggorokan.Sebaliknya, pada burung, aliran
udara cuma satu arah. Udara baru datang pada ujung yang satu, dan udara yang telah
digunakan keluar melalui lubang lainnya. Hal ini memberikan persediaan oksigen yang terus-
menerus bagi burung, yang memenuhi kebutuhannya akan tingkat energi yang tinggi.

Sistem Pencernaan Pada Aves


Organ pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar
pencernaan. Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan.

System Urogenital
Alat ekskresi berupa ren yang relatif besar, bewarna merah coklat, tertutup oleh
peritonium (retroperitonial). Tiap-tiap ren terbagi atas 4 lobi. Dari dataran ren adalah ventral
keluar ureter yang sempit menuju ke cauda dan berakhir pada cloaca. Daeah yang berasal dari
arteri renalis akan disaring secara filtratis. Zat-zat yang tidak berguna dalam darah terutama
berupa ureum akan dibuang dalam proses filtrasi ini (Jasin,1992).
Pada hewan jantan terdapat sepasang testis yang bulat berwarna putih, melekat di
sebelah anterior dari ren dengan suatu alat penggantung. Testis di sebelah kanan lebih kecil
dari pada yang kiri. Dari masing-masing testis terjulur saluran vasa diferensia sejajar dengan
ureter yang berawal dari ren. Pada sebagian aves, memiliki vesicula seminalis yang
merupakan gelembung kecil bersifat kelenjar dan bagi tempat menampung sementara sperma
sebelum dituangkan melalui pupil yang terletak pada kloaka. Pada hewan betina terdapat
sepasang ovari, hanya yang dekskum mengalami atrophis (mengecil dan tidak bekerja lagi).
Dari ovari menjulur oviduct panjang berkelok-kelok, berlubang pada bagian cronial dengan
bentuk corong. Lubang oviduct disebut ostium abdomanalis. (Jasin, 1992).

System sirkulasi
Pada aves, proses pengeluaran darah kotor dan bersih sudah terpisah dengan baik.
Jantung terbagi dalam 4 ruang dan efisiensinya memungkinkan perkembangan suhu tubuh
yang tetap (homeotermi). Ini memungkinkan laju metabolisme yang tinggi pada semua suhu
lingkungan.
Sebagai sentral adalah cor, yang terletak di lenea mediana, berbentuk kerucut, diliputi
oleh pembungkus pericardium. Terbagi atas empat ruangan: atrium sinistrum dan atrium
dextrum, yang terpisahkan oleh septum atrium, vetriculum sinistrum dan ventriculum
dextrum yang terpisah oleh septum ventriculum. Pada Aves tidak terdapat lagi vinus vinoses.
Pembuluh darah dibedakan atas pembuluh darah arteriae dan pembuluh darah venae.
(Radiopoetro, 1996).

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Classis : Aves
Subclassis : Neornithes
Divisio : Carinatae
Ordo : Columbae
Familia : Columbidae
Genus : Columba
Species : Columba livia
Asisten Praktikum I.1990.Anatomi Hewan. PS BIOLOGI P MIPA FT UNSRI
Radiopoetro.1996.Zoologi. Jakarta
Slamet Adeng dan Madang Kodri.2007.Zoologi Vertebrata. Indralaya
Yahya,Harun.2009.http://www.harunyahya.com./indo/buku. htm.
Jasin, M. 1987. Zoologi Vertebrata. Surabaya. Penerbit Sinar Wijaya
http://okaok.multiply.com/journal/item/76/Laporan_Praktikum_Aves?&show_interstitial=1&
u=%2Fjournal%2Fitem
Aves adalah hewan yang paling dikenal orang, karena dapat dilihat di mana-mana,
aktif pada siang hari dan unik dalam hal memiliki bulu sebagai penutup tubuh. Dengan bulu
itu tubuh dapat mengatur suhu dan terbang. Dengan kemampuan terbang itu aves mendiami
semua habitat. Warna dan suara beberapa aves merupakan daya tarik mata dan telinga
manusia. Banyak diantaranya mempunyai arti penting dalam ekonomi, sebagian merupakan
bahan makanan sumber protein. Beberapa diantaranya diternakkan. Kata aves berasal dari
kata latin dipakai sebagai nama Klas, sedang Ornis dari kata Yunani dipakai dalam
“Ornithology” berarti ilmu yang mempelajari burung-burung (Jasin, 1984: h. 74).
Menurut (Jasin, 1984: h. 74-75) aves memiliki ciri-ciri umum diantaranya adalah :

1. Tubuh terbungkus oleh bulu.


2. Mempunyai dua pasang anggota (extremitas), anggota anterior (sepasang) mengalami
modifikasi sebagai sayap, sedang sepasang anggota posterior disesuaikan untuk
hinggap dan berenang (web) masing-masing kaki berjari 4 buah, cakar terbungkus
oleh kulit yang menanduk dan bersisik.
3. Skeleton kecil dan baik, kuat dan penulangannya sempurna, pada mulut terdapat
bagian yang terproyeksi sebagai paruh atau sudu (cocor) yang terbungkus oleh lapisan
zat tanduk pada burung yang terdapat pada masa ini tidak bergigi, tempurung kepala
memiliki sebuah condylus occipitalis, lehernya sangat fleksibel, tulang pembentuk
pelvicus bersenyawa dengan sejumlah vertebrae tapi sebelah ventral terbungka; tulang
sternum membesar dan biasanya memiliki suatu cuatan sebelah median, jumlah
vertebrae ekor sedikit dan mengalami pemadatan.
4. Cor terdiri atas 4 ruangan yakni dua auriculus dan dua ventricula hanya archus
aorticus aorticus kanan yang masih ada, erythrocynya berinti, berbentuk oval dan
convex.
5. Respirasi dilakukan dengan paru-paru yang kompak yang menempel pada costae dan
berhubungan dengan kantung udara (saccus pneumaticus) yang meluas pada alat-alat
dalam, memiliki kotak suara atau syrinx pada dasar trachea.
6. Tidak memiliki vesica urinaria; zat-zat ekskresi setengah padat; pada hewan betina
biasanya hanya memiliki ovarium kiri dan oviduct kiri
7. Memiliki 12 nervi cranialis.
8. Suhu tubuh tetap (homoiothermis).
9. Fertilisasi terjadi di dalam tubuh.

Aves mempunyai beberapa mekanisme yang mengatur pertukaran panas dengan


lingkungan. Vasodilatasi dan vasokontriksi mempengaruhi pertukaran panas dan bisa juga
mempengaruhi suhu regional di dalam tubuhnya. Kekuatan atau daya insulasi lapisan bulu
atau rambut tergantung pada berapa banyak udara diam yang terjerat dalam lapisan tersebut.
Dengan demikian, sebagian besar mamalia dan burung darat bereaksi terhadap keadaan
dingin dengan menegakkan bulu (Campbell, 2004: h. 105).
Hampir setiap bagian dari anatomi burung yang khas termodifikasi dalam beberapa
hal untuk meningkatkan kemampuan terbang. Tulang-tulang burung memiliki struktur
internal yang menyerupai sarang lebah, yang membuat mereka kuat namun ringan. Adaptasi
lain yang mengurangi berat burung adalah tidak adanya beberapa organ. Burung betina,
misalnya memiliki satu ovarium. Selain itu, burung modern juga tidak bergigi, suatu adaptasi
yang mengurangi bobot kepala(Campbell, 2004: h. 260).
Struktur dan fisiologi burung diadaptasikan dalam berbagai cara untuk penerbangan
yang efisien. Yang paling utama di antara semua ini adalah sayap. Meskipun sekarang sayap
itu memungkinkan burung terbang jarak jauh untuk mencari makanan yang cocok dan
berlimpah, mungkn saja sayap itu dahulu timbul sebagai adaptasi yang membantu mereka
meloloskan diri dari pemangsa (Kimball, 2009: h. 939).
Menurut (Ali, 2011) berdasarkan susunan anatomis bulu dibagi 3 meliputi :

1. Filoplumae, Bulu-bulu kecil mirip rambut tersebar di seluruh tubuh. Ujungnya


bercabang-cabang pendek dan halus. Jika diamati dengan seksama akan tampak
terdiri dari shaft yang ramping dan beberapa barbulae di puncak.
2. Plumulae, Berbentuk hampir sama dengan filoplumae dengan perbedaan detail.
3. Plumae, Bulu yang sempurna.

Menururt (Tim Dosen, 2011: h. 35-36) berdasarkan bentuknya, paruh burung dapat
dibedakan menjadi 7 meliputi :

1. Panjang, bila ukurannya lebih panjang dari kepala.


2. Pendek, bila ukurannya lebih pendek dari kepala.
3. Berkait bila bagian atas lebih panjang serta melengkung menutupi bagian bawah.
Kadang-kadang dikatakan berkait bila ujungnya melenkung membentuk bangunan
seperti kait.
4. Pipih datar meninggi, bila paruh itu lebih mendatar daripada meninggi.
5. Lurus bila garis bagian atas dan bagian bawahlurus dari pangkal sampai ujung paruh.
6. Bergigi, bila tepi paruh bagian atas bergigi-gigi
7. Berkantung lebar, bila dagu dan tenggorokan melebar membentuk kantung.

Menurut (Tim Dosen, 2011: h. 36) ciri-ciri dari sayap Aves dapat dibedakan menjadi
3 meliputi :

1. Panjang, bila ukuran dari bengkokan kedua sampai ke ujung lebih panjang dari badan.
2. Pendek, bila bagian itu lebih pendek dari pada badan.
3. Bulat, bila primaries bagian tengah merpakan bulu-bulu yang paling panjang, sisanya
berangsur-angsur memendek berpangkal dan ke ujung sayap runcing, bila primaries
paling ujung merupakan bulu-bulu yang paling panjang.
Amin Tabin, Aves. Blog Amin Tabin.http://amintabin.blogspot.com (3 Januari 2012).
Campbell, dkk. Biologi Edisi kelima Jilid 2. Jakarta: Erlangga. 2003.
Campbell, dkk. Biologi Edisi kelima Jilid 3. Jakarta: Erlangga. 2004.
Departemen Agama RI. Alquran dan terjemahnya. Bandung: Penerbit J-ART, 2005.
Djarubito, Mukayat. Zoologi Dasar. Jakarta: Erlangga. 1989.
Iqbal Ali, Aves. Blog Iqbal Ali. http://iqbalali.com (29 Desember 2011).
Jasin, Maskoeri. Zoologi Vertebrata. Surabaya: Wijaya utama. 1984.
Kimball. Biologi Jilid 3 edisi ke 5. Jakarta: Erlangga. 2009.
Tim Dosen, Taksonomi Vertebrata. Makassar: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2011.

Anda mungkin juga menyukai