PENDAHULUAN
tekanan darah sistolik lebih besar dari 140 mmHg, atau diastolik lebih besar dari
90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu 5 menit dalam keadaan
Berdasarkan data WHO di tahun 2013, prevalensi hipertensi tertinggi pada orang
dewasa terjadi di Afrika sekitar 46%, di Amerika sekitar 35% dan di wilayah Asia
sekitar 36%. Pada tahun 1960, penderita hipertensi mengalami peningkatan dari
5% menjadi 12% dan pada tahun 2008 meningkat lebih dari 30% di India. Pada
pada pria dari 18% menjadi 31% dan pada wanita dari 16% menjadi 29%. Pada
tahun 2008, kenaikan tekanan darah meningkat terhadap populasi orang dewasa di
Indonesia dari 8% menjadi 32%. Data ini menunjukkan bahwa hipertensi masih
Faktor penyebab hipertensi dapat dibagi menjadi dua, yaitu faktor yang
dapat dikontrol dan faktor yang tidak dapat dikontrol. Faktor yang dapat dikontrol
yaitu, merokok yang merupakan salah satu faktor risiko yang kuat untuk
rokok dapat terjadi peningkatan denyut jantung dan tekanan darah selama 15
tubuh (IMT) berkorelasi langsung dengan tekanan darah, terutama tekanan darah
pada obesitas jauh lebih besar. Individu dengan obesitas memiliki risiko lima kali
lebih besar mengalami hipertensi. Pada pasien hipertensi ditemukan sekitar 20%
hingga 33% memiliki berat badan berlebih. Faktor ketiga penyebab hipertensi
Faktor yang tidak dapat dikontrol terdiri dari jenis kelamin, dan menurut
dibandingkan perempuan. Hal ini dikarenakan gaya hidup yang lebih buruk dan
tingkat stres yang lebih besar pada laki-laki dibanding perempuan. Faktor
selanjutnya adalah usia pasien; usia 45 tahun hingga 59 tahun dianggap lebih
cenderung mengalami hipertensi karena pada usia middle age merupakan usia
dimana kondisi tubuh mulai menurun dan rentan mengalami penyakit kronis
(Santrock, 2002). Faktor ketiga penyebab hipertensi yang tidak dapat dikontrol
adalah riwayat keluarga. Individu dengan keluarga atau orang tua mengalami
(Jaya, 2009).
pemilihan obat yang tepat, tetapi juga oleh kepatuhan (compliance) pasien untuk
kurangnya pengetahuan pasien tentang program terapi hipertensi. Oleh karena itu,
sangat penting diberi edukasi tentang manfaat pengontrolan tekanan darah dalam
jangka panjang untuk mencapai hasil terapi yang diinginkan (Kaplan, 2001).
tekanan darah yang memadai hanya sekitar 20%, namun bila pasien berpartisipasi
aktif dalam program terapi, termasuk pemantauan diri mengenai tekanan darah
dan diit, kepatuhan cenderung meningkat karena dapat segera diperoleh umpan
Tingkat
balik yaitu tekanan darah semakin terkontrol (Brunner, 2001).
kesuksesan
pengontrolan
tekanan darah
di dunia
diperkirakan
masih rendah,
yaitu
berkisar
antara hanya
5‐58% .
Salah
faktor satu
terbesar yang
menyebabkan tingkat kontrol tekanan darah yang rendah ialah kepatuhan pasien
(WHO) pada tahun 2003, kepatuhan rata-rata pasien terhadap terapi jangka
panjang penyakit kronis di negara maju hanya sebesar 50%, dan di negara
antara kepatuhan penggunaan obat terhadap kejadian mortalitas yang berasal dari
dimana pasien menggunakan obat, menaati semua aturan dan nasihat serta anjuran
gejala, terapi jangka panjang, efek samping obat, regimen terapi yang kompleks,
pemahaman yang kurang tentang pengelolaan, dan risiko hipertensi serta biaya
Medan”.
1.4 Hipotesis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dilakukan upaya tindak lanjut untuk semakin