Anda di halaman 1dari 41

KATALOG : 1102001.

3471

STATISTIK DAERAH
KOTA YOGYAKARTA
2017

id
o.
.g
ps
a .b
ot
k
ja
og
//j
s:
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


KOTA YOGYAKARTA
STATISTIK DAERAH
KOTA YOGYAKARTA

.id
2017
go
s.
bp
a.t
ko
ja
og
//j
s:
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK


KOTA YOGYAKARTA

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 i


STATISTIK DAERAH
KOTA YOGYAKARTA

.id
go
2017

s.
bp
a.
ISBN :
t
No Publikasi : 34710.17.22
ko

Katalog BPS : 1102001.3471


ja

Ukuran Buku : 17,6 cm x 25 cm


og

Jumlah Halaman : 44 halaman


//j
s:
tp

Naskah/Penyunting : Ciptaning Yodya DP, SST


ht

Syarif Zully Purwoko, SST

Gambar Kulit : Ciptaning Yodya DP, SST


Diterbitkan oleh : BPS Kota Yogyakarta
Dicetak oleh :-

ii Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


SAMBUTAN

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha

.id
Kuasa, Badan Pusat Statistik Kota Yogyakarta telah

go
menyelesaikan penerbitan buku Statistik Daerah. Penerbitan buku

s.
Statistik Daerah dimaksudkan untuk melengkapi ragam publikasi

bp
statistik di daerah diantaranya Yogyakarta Dalam Angka (YDA)
yang telah terbit secara rutin dalam memotret kondisi daerah.
a.
Buku ini menyajikan indikator-indikator terpilih yang dapat
t
ko

menggambarkan secara ringkas namun menyeluruh tentang


ja

kondisi kota Yogyakarta dalam bentuk analisis sederhana dan dengan tampilan yang lebih
og

menarik.
Melalui publikasi ini dapat dicermati secara berkesinambungan pelaksanaan pembangunan
//j

seluruh sektor dan gerak perubahan khususnya di kota Yogyakarta. Dengan demikian, data
s:

yang tersaji dapat digunakan sebagai informasi dasar bagi seluruh lapisan masyarakat dan
tp

diharapkan dapat ikut berperan serta untuk memantapkan perencanaan, evaluasi, dan
ht

pengendalian pembangunan yang terpadu serta berkelanjutan sebagai upaya mendukung


otonomi daerah.
Akhirnya, disampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih setinggi-tingginya kepada semua
pihak yang telah berpartisipasi hingga terbitnya buku ini. Tanggapan dan saran sangat
diharapkan untuk menambah kesempurnaan penerbitan di masa-masa yang akan datang.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa senantiasa meridhoi usaha kita dan memberikan kemudahan
kepada kita semua dalam mengupayakan hasil yang lebih baik.

Yogyakarta, Desember 2017


BADAN PUSAT STATISTIK
Kota Yogyakarta
Kepala,

Drs. H a r j a n a
NIP. 19631026 199203 1 003

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 iii


.id
DAFTAR ISI

go
s.
Hal bp Hal
a.
SAMBUTAN iii Bab 12 Industri Pengolahan 19
t
ko

DAFTAR ISI iv Bab 13 Kemahalan Konstruksi 20


ja

Bab 1 Geografi dan Iklim 1 Bab 14 Hotel dan Pariwisata 21


og

Bab 2 Sejarah Singkat Yogyakarta 2 Bab 15 Transportasi dan Komunikasi 23


//j

Bab 3 Pemerintahan 7 Bab 16 Perbankan dan Investasi 25


s:

Bab 4 Penduduk 9 Bab 17 Harga-harga 26


tp

Bab 5 Ketenagakerjaan 12 Bab 18 Pengeluaran Penduduk 27


ht

Bab 6 Pendidikan 13 Bab 19 Perdagangan 28


Bab 7 Kesehatan 14 Bab 20 Pendapatan Regional 29
Bab 8 Konstruksi 15 Bab 21 Perbandingan Regional 30
Bab 9 Pembangunan Manusia 16 Bab 22 PDRB Kecamatan 31
Bab10 Pertanian 17 Bab 23 PDRB Penggunaan 32
Bab 11 Energi Listrik dan Air 18 Bab 24 Pertumbuhan Ekonomi 34
Bab 25 Gini Ratio 35

iv Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Luas wilayah Yogyakarta sebesar 1,02 persen dari total luas
Provinsi DI Yogyakarta, mengalami hari hujan sebanyak
236 hari pada tahun 2016 dengan tingkat kelembaban
udara antara 84 persen sampai dengan 89 persen.
Geografi dan
Iklim 1
Kota Yogyakarta terletak antara 110º24’19"-
110º28’53" Bujur Timur dan antara 07º15'24"-
Peta Yogyakarta
07º49'26" Lintang Selatan, dengan luas sekitar
2
32,5 Km atau 1,02 % dari luas wilayah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta. Jarak terjauh dari
Utara ke Selatan kurang lebih 7,5 Km dan dari

.id
Barat ke Timur kurang lebih 5,6 Km.

go
Kota Yogyakarta yang terletak di daerah
dataran lereng aliran gunung Merapi memiliki

s.
bp
kemiringan lahan yang relatif datar (antara 0 - 2 %)
dan berada pada ketinggian rata-rata 114 meter
a.
dari permukaan air laut (dpa). Sebagian wilayah
t
ko

dengan luas 1.657 hektar terletak pada ketinggian


ja

kurang dari 100 meter dan sisanya (1.593 hektar)


og

berada pada ketinggian antara 100 – 199 meter


//j

dpa. Sebagian besar jenis tanahnya adalah


s:

regosol.
tp

Terdapat 3 sungai yang mengalir melewati


ht

wilayah Kota Yogyakarta yaitu : Sungai Gajahwong Uraian Satuan 2016


yang mengalir di bagian timur kota, Sungai Code di
bagian tengah dan Sungai Winongo di bagian Luas km2 32,5
barat kota.
Kelembaban % 87,17
Secara umum, rata-rata curah hujan tertinggi
selama tahun 2016 terjadi pada bulan November, Jumlah hari hujan hari 236
yaitu sebanyak 508,2 mm3 dan terendah terjadi
Tekanan Udara mb 1013,98
pada bulan Agustus yaitu sebanyak 94,5 mm3.
o
Suhu Udara C 26,71
Rata-rata hari hujan per bulan adalah 20 hh/rd.
Kelembaban udara rata-rata cukup tinggi yaitu be- Ketinggian dpa 114
rada pada kisaran 84 - 89 persen, dimana yang
terendah terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar
84 persen dan pada bulan Februari, Maret dan No-
vember kelembaban udara tinggi, yaitu sebesar 89
persen.
Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 1
Sejarah Singkat
2 Yogyakarta

Kota Yogyakarta didirikan pada tahun


1755, bersamaan dengan dibangunnya Kraton
Ngayogyakarta Hadiningrat oleh Sri Sultan
Hamengku Buwono I di Bekas Hutan Bering,
suatu kawasan diantara Sungai Winongo dan

.id
Sungai Code dimana lokasi tersebut nampak

go
srtategis menurut segi pertahanan keamanan
pada waktu itu.

s.
Pemerintah Kotamadya Yogyakarta baru
dibentuk sejak tanggal 7 Juni 1947 dimana
bp
ta.
saat berdirinya disebut sebagai Kota Praja.
ko

Berbeda dengan kota lainnya, dijaman


ja

penjajahan Belanda kota Yogyakarta memang


og

belum pernah menjadi kota otonom. Jadi kota


//j

Yogyakarta belum pernah memiliki


s:

pemerintahan tersendiri. Kota Praja


tp

Yogyakarta lahir dengan ditetapkannya


ht

Undang-undang Nomor 17 Tahun 1947 yang


membentuk kota Yogyakarta sebagai Haminte
Kota atau Kota Otonom. Undang-undang
tersebut merupakan produk perundang-
undangan di jaman kemerdekaan tertanggal 7
Juni 1947. Kotamadya Yogyakarta yang
dikenal sebagai kota perjuangan itu, bukan
dilahirkan oleh penjajahan, melainkan
dilahirkan pada masa kemerdekaan, bahkan
lahir pada saat perjuangan nasional, ketika
bangsa Indonesia sedang menegakkan
kedaulatan negara setelah Proklamasi 17
Agustus 1945.

2 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


2
Sesudah Proklamasi Kemerdekaan tangga 17
Agusutus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX
maupun Sri Paduka Paku Alam VIII menerima
piagam pengangkatan menjadi Gubernur dn
Wakil Gubernur Propinsi DIY dari Presiden

.id
Republik Indonesia, maka pada tanggal 5

go
September 1945, beliau mengeluarkan

s.
amanatnya yang pertama yang menyatakan,
bp
bahwa daerah Kasultanan dan daerah
a.t
Pakualaman merupakan Daerah Istimewa dan
ko

menjadi bagian dari Republik Indonesia menurut


ja

pasal 18 UUD 1945 dan atas keadaan Daerah


og

Istimewa Yogyakarta beliau bertanggungjawab


//j

langsung kepada Presiden Republik Iindonesia.


s:
tp

Selanjutnya pada tanggal 30 Oktober 1945


ht

beliau mengeluarkan amanatnya yang kedua


yang menyatakan, bahwa pelaksanaan
Pemerintahan di Daerah Istimewa Yogyakarta
akan dilakukan oleh Sri Sultan Hamengku
Buwono IX dan Sri Paduka Paku Alam VIII
bersama-sama Badan Pekerja Komite Nasional
Indonesia.
Kota Yogyakarta, baik yang menjadi
bagian dari Kasultanan maupun menjadi bagian
dari Pakualaman telah dapat dibentuk satu DPR
Kota dan Dewan Pemerintahan Kota yang
dipimpin oleh Kedua Bupati Kota Kasultanan dan
Pakualaman ,

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 3


2
akan tetapi kota Yogyakarta belum menjadi
Kota Praja atau Kota Otonom, sebab
kekuasaan otonom yang meliputi bidang
pemerintahan masih tetap di Pemerintahan
Daerah Istimewa Yogyakarta.

.id
Secara Yuridis formal Kota Yogyakarta

go
pada tanggal 7 Juni 1947 telah sah menjadi

s.
Kota Otonom yang telah dibentuk
berdasarkan Undang-undang Perangkat bp
a.
t
Pemerintahan sudah ada seperti: DPRD,
ko

Walikota, wewenangnya telah jelas dan


ja

APBD pertamanya juga telah dilampirkan


og

pada Undang-undang pembentukan tersebut.


//j
s:

Hanya penyerahan wewenang dari Daerah


tp

Istimewa Yogyakarta kepada Kota Praja


ht

Yogyakarta yang menjadi haknya menurut


Undang-undang belum dilaksanakan.
Jika kita melihat keluarnya Undang-
undang Pembentukan Haminte Kota
Yogyakarta pada tangga 7 Juni 1947, maka
kota Yogyakarta dibentuk sebagai Kota Praja
sebelum clash I. Akan tetapi jika kita melihat
penyerahan wewenang itu secara riil dari
Daerah Istimewa Yogyakarta kepada Kota
Praja Yogyakarta baru terjadi dalam tahun
1951,

4 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


2
maka untuk melaksanakan penyerahan
wewenang otonomi tersebut disebabkan
terjadinya clash I dan clash II setelah
keluarnya Undang-undang Nomor 17 Tahun
1947, selain itu juga disebabkan oleh

.id
berbagai hal diantaranya; pertama

go
membentuk Kota Yogyakarta sebagai kota

s.
otonomi harus melalui Undang-undang ,
kedua, dengan terbentuknya Kota bp
a.
Yogyakarta, maka akan merupakan bagian
t
ko

yang terpisah dari daerah Kasultanan dan


ja

Pakualaman serta memiliki otonomi sendiri.


og

Nampaknya dalam pembentukan


//j

Haminte kota Yogyakarta kurang


s:

memperhatikan hal tersebut. Sebab pada


tp

tanggal 7 Juni 1947 itu status Daerah


ht

Istimewa Yogyakarta belum diatur dengan


Undang-undang oleh pemerintah pusat
sesuai dengan pasal 18 UUD1945, padahal
kota Yogyakarta lebih dahulu dibentuk oleh
Pemerintah Pusat sebagai Haminte Kota
dengan Undang-undang. Ini akan berakibat
bahwa pemerintah Daerah Istimewa
Yogyakarta akan kehilangan kekuasaan dan
pengawasan terhadap pemerintah Haminte
Kota Yogyakarta. Sehubungan dengan hal itu
Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
belum bersedia menyerahkan sebagian
wewenangnya, sebelum status Daerah
Istimewa Yogyakarta ditentukan,

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 5


2
maka Haminte Kota Yogyakarta tetap
menjadi bagian dari Daerah Istimewa
Yogyakarta dan tetap mempunyai
wewenang untuk mengawasi jalannya

.id
Pemerintahan Haminte Kota Yogyakarta.
Masalah itu bisa diatasi setelah

go
dikeluarkan Undang-undang Nomor 22

s.
Tahun 1948 yang mengatur tentang Pokok
bp-pokok Pemerintahan Daerah di seluruh
a.
t
wilayah dan berdasarkan Undang-undang
ko

Pokok Pemerintahan Daerah tersebut


ja

dikeluarkan Undang-undang Pembentukan


og

Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor: 3


//j

jo.19 tanggal 15 Agustus 1950 dan


s:
tp

bersamaan dengan itu dikeluarkan Undang


ht

-undang Nomor 16 Tahun 1950 yang


merubah Undang-undang Nomor 17 Tahun
1947, dengan demikian Daerah Istimewa
Yogyakarta maupun Kota Pradja
Yogyakarta sama-sama ditetapkan sebagai
Daerah Otonom berdasarkan Undang-
undang Pokok Pemerintahan Daerah
Nomor 22 Tahun 1948, Daerah Istimewa
Yogyakarta sebagai Daerah Tingkat I dan
Kota Praja Yogyakarta sebagai Daerah
Tingkat II sekaligus menjadi bagian dari
Daerah Istimewa Yogyakarta.

6 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Yogyakarta lebih aman dari gejolak perubahan
Pemerintahan
3
wilayah administrasi
Pemekaran wilayah terjadi baik di tingkat propinsi maupun kabupaten/kota. Namun
demikian Kota Yogyakarta termasuk salah satu daerah tingkat dua sejak
diberlakukannya otonomi daerah pada 2001, tidak terjadi pemekaran/penggabungan
wilayah administrasi.

Jumlah Wilayah
Tidak seperti kabupaten/kota lain, sejak
Administrasi di Yogyakarta
otonomi daerah diberlakukan pada tahun 2001,
jumlah wilayah administrasi di Yogyakarta tidak Wilayah
2014 2015 2016
terlalu mengalami perubahan baik yang Administrasi

diakibatkan pemekaran maupun


Kecamatan 14 14 14

.id
penggabungan. Jumlah kecamatan sebanyak
Kelurahan 45 45 45

go
14 kecamatan. Sementara itu, jumlah
Rukun Warga 615 616 616

s.
kelurahan di kota Yogyakarta sebanyak 45
Rukun Tetangga 2529 2532 2532
kelurahan, 616 rukun warga (RW) dan 2532
rukun tetangga (RT).
bp
a.
Banyaknya Produk Hukum DPRD
t
Total ada 71 produk hukum DPRD pada
ko

Kota Yogyakarta 2014 - 2016


tahun 2016 dan itu berarti mengalami pening-
ja

katan kurang lebih 48 persen dibanding tahun


og

2015. Produk hukum terbanyak berupa Kepu-


//j

tusan DPRD yaitu mencapai 34 keputusan,


s:

meningkat dibandingkan dengan tahun


tp

sebelumnya yang mencapai 20 keputusan.


ht

Sedangkan peraturan daerah yang terbit pada


tahun 2016 ada sebanyak 7 peraturan, sedikit
meningkat dibanding tahun 2015 yang terbit
sebanyak 6 peraturan.
Jumlah pegawai negeri sipil di lingkungan
Pemerintah Kota Yogyakarta pada tahun 2016
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Menurut Jenis
tercatat 7.014 orang, yang terdiri dari 84,19
Kelamin
persen pegawai pemerintah daerah dan 15,81 Kota Yogyakarta, 2014 - 2016
persen pegawai pemerintah pusat (Instansi
Vertikal). Berdasarkan golongan kepangkatan,
di Kota Yogyakarta terdapat pegawai negeri
sipil daerah golongan I sebanyak 180 orang,
golongan II mencapai 1382 orang, golongan III
sebanyak 3644 orang dan sisanya golongan IV
sebanyak 1808 orang.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 7


Kontribusi PAD terhadap APBD meningkat
Pemerintahan
3 APBD Kota Yogyakarta tahun 2016 ditopang oleh PAD
sekitar 34,26% sementara kontribusi DAU terhadap
APBD mencapai 42,49 %.

Jumlah PNS Menurut Tingkat Pendidikan Jumlah Pegawai Negeri Sipil (PNS) di
Kota Yogyakarta, Tahun 2016 kota Yogyakarta mengalami penurunan dari
8728 orang pada tahun 2015 menjadi
sebanyak 7014 orang pada tahun 2016.
Dilihat berdasarkan rasio menurut jenis
kelamin, jumlah pegawai laki-laki di internal

.id
pemkot Yogyakarta ada sebanyak 44,76

go
persen yang berarti jumlah pegawai laki-laki

s.
lebih sedikit dibanding perempuan. Se-

bp
dangkan untuk pegawai pada instansi vertikal
terdapat pegawai laki-laki sebanyak 59,51
t a.
persen yang berarti jumlah pegawai laki-laki
ko

lebih banyak dibanding perempuan.


ja

Data tahun 2016 menunjukkan bahwa


og

sekitar 45,21% PNS di Yogyakarta


berpendidikan D4/S1, sementara masih ada
//j
s:

5,61% yang berpendidikan SD dan SMP. Se-


tp

dangkan yang berpendidikan S2 dan S3 men-


galami peningkatan, yaitu dari 5,74 persen
ht

Anggaran Pendapatan Belanja Daerah


Kota Yogyakarta, Tahun 2014 - 2016 menjadi 6,12 persen untuk yang S2. Dan
yang berpendidikan S3 meningkat dari tidak
ada menjadi ada sebanyak 0,01 persen (1
orang) pada tahun 2016.
Untuk membiayai pembangunan,
pemerintah kota Yogyakarta pada tahun 2016
menghabiskan anggaran sekitar 1665,42
milyar rupiah seperti yang tercatat pada
realisasi APBD Yogyakarta. Sedangkan dari
total penerimaan APBD sebesar 1577,68
milyar, PAD menyumbang sebesar 540,50
milyar atau sekitar 34,26%, dan sebagian
besar penerimaan bersumber dari dana DAU
mencapai 670,28 milyar sekitar 42,49%.

Sumber: Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kota Yogyakarta

8 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Perubahan arah perkembangan penduduk yang perlu
Keberhasilan kota Yogyakarta dalam menurunkan laju
pertumbuhan penduduk selama beberapa tahun ke
belakang terancam dengan adanya kenaikan laju
pertumbuhan penduduk di provinsi DI Yogyakarta pada
tahun-tahun terakhir.
Penduduk 4
Berdasarkan hasil pengolahan akhir Distribusi Persentase Penduduk Kecamatan
Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk Kota Yogyakarta, 2010
kota Yogyakarta adalah 388.627 orang yang
terdiri dari 189.137 laki-laki dan 199.490
perempuan. Dari jumlah tersebut, secara
kewilayahan terkonsentrasi di dua kecamatan

.id
besar yaitu Umbulharjo sebanyak 76.743

go
orang dan kecamatan Gondokusuman
sebanyak 45.293 orang. Sedangkan

s.
Kecamatan Ngampilan, Gondomanan, dan
Pakualaman merupakan tiga kecamatan bp
a.
urutan terbawah yang memiliki penduduk
t
paling sedikit masing-masing berjumlah
ko

16.320 orang, 13.029 orang, dan 9.316


ja

orang.
og

Secara umum jumlah penduduk


//j

perempuan lebih banyak dibandingkan Piramida Penduduk Kota


Yogyakarta, 2016
s:

jumlah penduduk laki-laki. Hal ini dapat


tp

ditunjukkan oleh sex ratio yang nilainya ku-


ht

rang dari 100. Perbandingan laki-laki dan


perempuan atau sex ratio tahun 2016 di kota
Yogya mencapai angka 95,30. Diantara 14
kecamatan di kota Yogyakarta terdapat satu
kecamatan yaitu Wirobarajan memiliki sex
ratio diatas 100 yaitu sebesar 102,98.

Dengan luas wilayah 32,5 km²,


kepadatan penduduk kota Yogyakarta tahun
2016 adalah sebesar 12.854 jiwa/km².
Kecamatan dengan tingkat kepadatan
penduduk paling tinggi adalah Ngampilan
yaitu sebanyak 20.649 jiwa/km², sedangkan
yang memiliki kepadatan penduduk paling
rendah yaitu Umbulharjo mencapai 10.920
jiwa/km².

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 9


4 Penduduk

Laju Pertumbuhan Penduduk Kecamatan


Dengan jumlah penduduk hasil Sensus
di Kota Yogyakarta, 2000 - 2010
Penduduk tahun 2000 sebesar 396.711 jiwa,
maka jumlah penduduk pada tahun 2010
justru mengalami pertumbuhan negatif yaitu
sebesar -0,21 persen pertahun selama
kurun waktu sepuluh tahun terakhir. Jika

.id
dilihat per kecamatan, laju pertumbuhan

go
penduduk tertinggi terjadi di kecamatan
Kotagede yakni sebesar 1,12 persen.

s.
Sedangkan untuk laju pertumbuhan paling
bp
rendah terjadi di kecamatan Pakualaman
a.
yaitu sebesar -1,29 persen pertahun.
t
Kecamatan Umbulharjo yang mempunyai
ko

jumlah penduduk terbesar berjalan linier


ja

dengan laju pertumbuhanya yaitu 1,04


og

persen per tahun.


//j
s:

Kepadatan Penduduk Menurut Kecamatan


Kota Yogyakarta, 2010
tp
ht

10 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Penduduk
4
Peta Sex Ratio Penduduk
Kota Yogyakarta, 2010

.id
go
s.
bp
a.t
ko

Jumlah Penduduk Yogyakarta Th 2016 =


417.744 jiwa
ja

Kepadatan Penduduk = 12.854 jiwa/km²


og

SEX RATIO = 95,30


//j
s:
tp

Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin


ht

di Yogyakarta, 2016

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 11


Kesempatan kerja di Yogyakarta terus
Ketenagakerjaan meningkat.

5 Tingkat kesempatan kerja di Yogyakarta mengalami fluktuasi selama


periode 2013-2015. Porsi terbesar yang menjadi pilihan masyarakat
Yogyakarta adalah lapangan kerja sektor services yaitu perdagangan,
angkutan, dan jasa pada tahun 2015 mencapai 82,86 persen.

Beberapa Indikator Ketenagakerjaan Sasaran utama pembangunan di bidang


Yogyakarta, 2013 -- 2015
ketenagakerjaan adalah terciptanya lapangan
kerja baru dengan jumlah dan kualitas yang
memadai sehingga dapat menyerap angkatan
kerja yang memasuki pasar kerja.

.id
Keterlibatan penduduk dalam kegiatan

go
ekonomi diukur dengan jumlah penduduk
yang masuk dalam pasar kerja (bekerja atau

s.
mencari kerja) yang biasanya disebut sebagai
bp
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK).
a.
Kesempatan kerja memberikan gambaran
t
ko

besarnya tingkat penyerapan tenaga kerja.


ja

Keterlibatan penduduk usia 15 tahun ke atas


og

dalam kegiatan ekonomi di kota Yogyakarta


//j

pada tahun 2015 mencapai 66,70 persen


s:

atau mengalami penurunan dibandingkan


tp

Tingkat Pengangguran Terbuka dengan tahun 2014 yang mencapai 70,07


Kota Yogyakarta, 2011 - 2015
ht

persen.
Pada tahun 2015, di kota Yogyakarta
kelompok lapangan usaha services
(perdagangan, angkutan, dan jasa) sangat
dominan dalam menyerap tenaga kerja. Lebih
dari 80 persen tenaga kerja yang bekerja
terserap pada kelompok lapangan usaha ini.
Sementara peringkat kedua dalam
penyerapan tenaga kerja terjadi pada
kelompok lapangan usaha manufacture
(industri, listrik, gas, air, dan konstruksi) yang
mencapai 15,62 persen dan sisanya sekita
1,52 persen berkerja di sektor pertanian.

12 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Penduduk Yogyakarta secara rata-rata menyelesaikan
jenjang pendidikan hingga kelas 2 SLTA

Rata-rata lama sekolah di kota Yogyakarta terlihat cukup tinggi


yaitu sekitar 11 tahun. Artinya, secara rata-rata penduduk
Yogyakarta menyelesaikan jenjang pendidikan paling tinggi
sampai dengan kelas 2 SMA
Pendidikan
6
Rata-rata Lama Sekolah (Mean Years of Beberapa Indikator Pendidikan
Kota Yogyakarta
Schooling - MYS) didefnisikan sebagai jumlah
tahun yang digunakan oleh penduduk dalam
menjalani pendidikan formal. Angka Harapan Uraian 2014 2015 2016
Lama Sekolah (Expected Years of Schooling Lama Sekolah

.id
- EYS) didefnisikan lamanya sekolah (dalam EYS 15,97 16,32 16,81

go
tahun) yang diharapkan akan dirasakan oleh MYS 11,39 11,41 11,42
anak pada umur tertentu di masa mendatang.

s.
EYS dapat digunakan untuk mengetahui kon- Sekolah
disi pembangunan sistem pendidikan di bp
7-12 100,00 100,00 100,00
a.
berbagai jenjang yang ditunjukkan dalam 13-15 99,52 100,00 100,00
t
ko

bentuk lamanya pendidikan (dalam tahun) 16-18 88,87 92,16 86,17


ja

yang diharapkan dapat dicapai oleh setiap 19-24 65,53 69,35 65,38
og

anak.
//j

APS merupakan proporsi dari semua anak


s:

yang masih sekolah pada suatu kelompok


Jumlah Sekolah, Guru, dan Murid
tp

umur tertentu terhadap penduduk dengan


2016
ht

kelompok umur yang sesuai. Sejak Tahun


2009, Pendidikan Non Formal (Paket A, Pa-
ket B, dan Paket C) turut diperhitungkan.
Capaian di bidang pendidikan terkait erat
dengan ketersediaan fasilitas pendidikan.
Pada jenjang pendidikan SD untuk tahun
ajaran 2016 seorang guru di kota Yogyakarta
rata-rata mengajar 16 murid SD. Semakin
tinggi jenjang pendidikan maka beban
seorang guru semakin sedikit, untuk jenjang
pendidikan SLTP rata-rata seorang guru
mengajar 14 murid dan di jenjang SLTA
beban seorang guru mengajar 11 murid.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 13


Dokter sebagai penolong kelahiran utama.

7 Kesehatan Sebagian besar proses kelahiran di Yogyakarta


mengandalkan tenaga medis khususnya dokter,
sementara kelahiran yang ditolong dukun persentasenya
semakin menurun.

Ketersediaan sarana kesehatan dan


Beberapa Indikator Kesehatan
Kota Yogyakarta tenaga kesehatan sangat penting untuk
meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
Uraian 2014 2015 2016
kepada masyarakat. Jumlah Rumah Sakit,
Puskesmas dan Balai Kesehatan di Kota
Tempat Berobat
Kapasitas Tempat Yogyakarta yaitu dari 110 pada tahun 2014
1 656 1 611 1 811
Tidur Rumah Sakit menjadi 132 pada tahun 2016. Sedangkan

.id
Jumlah RS, Pusk- kapasitas tempat tidur Rumah Sakit terlihat
110 134 132

go
esmas
Apotik/Toko Obat 142 153 154 ada peningkatan dibandingkan dengan tahun

s.
2015, yaitu sejumlah 1611 pada 2015 men-
Persentase Balita Menurut Status Gizi
Gizi Buruk 0,67 0,68 0,94 bp
jadi 1811 pada tahun 2016.
a.
Gizi Kurang 7,26 7,29 8,17 Untuk menekan pertumbuhan penduduk
t
Gizi Normal 87,68 84,99 86,59 pemerintah daerah mencanangkan program
ko

Gizi Lebih 4,39 7,04 4,39 Keluarga Berencana (KB). Respon


ja

Keluarga Ber-
encana masyarakat terhadap program tersebut
og

Peserta KB Aktif 35 901 34 818 32 704 cukup positif. Hal ini terlihat dari tingginya
//j

jumlah penduduk yang aktif menjadi


s:

Peserta KB Baru 5 146 3 969 3 828


Angka Harapan akseptor. Pada tahun 2016 jumlah akseptor
tp

74,05 74,25 74,30


Hidup (tahun) tercatat 32.704 orang atau 73,55 persen dari
ht

pasangan usia subur (PUS) yang terdapat di


Persentase Peserta KB Baru Menurut Jenis Kota Yogyakarta. yaitu sebanyak 44.462
Alat Kontrasepsi, 2016
pasang.
Dilihat dari persentase jenis alat kon-
trasepsi yang digunakan oleh peserta KB
baru di Kota Yogyakarta pada tahun 2016,
terlihat sebanyak 59,30 persen
menggunakan alat KB IUD. Selanjutnya dii-
kuti oleh pengguna KB suntik sebesar 23,64
persen, kemudian MOW, Pil dan Kondom
masing-masing sebesar 5,98 persen, 3,76
persen dan 3,68 persen. Sedangkan yang
paling sedikit adalah pengguna KB Implan
dan MOP (Metode Operasi Pria/ Vasektomi)
yaitu masing-masing sebesar 2,61 persen
dan 1,02 persen.
14 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017
Konstruksi
8
Penggolongan kualifikasi Jumlah Perusahaan Penyedia Jasa Konstruksi
usaha konstruksi didasarkan pada kriteria menurut Klasifikasi dan Kualifikasi
di Kota Yogyakarta, 2016
tingkat / kedalaman kompetensi dan potensi
kemampuan usaha serta kemampuan
melaksanakan pekerjaan konstruksi ber-

.id
dasarkan kkriteria resiko, penggunaan
teknologi dan besaran biaya (nilai proyek).

go
s.
" Kualifikasi menentukan besar
NILAI TENDER dan kemampuan pe- bp
a.
rusahaan dalam mengerjakan
t
ko

PROYEK Jasa Konstruksi


ja

di Indonesia "
og
//j

Dari 701 perusahaan penyedia jasa kon-


s:

struksi di Kota Yogyakarta tahun 2016,


tp

menurut kualifikasinya maka yang terbanyak


ht

adalah perusahaan dengan kualifikasi K1,


yaitu sebanyak 462 perusahaan.
Sedangkan bila dilihat menurut klasifi-
kasinya, maka perusahaan penyedia jasa
konstruksi untuk bangunan gedung adalah
yang terbanyak, yaitu 312 perusahaan. Kon-
struksi bangunan gedung terdiri dari
Bangunan Hunian Tunggal dan Kopel,
Bangunan Multi atau Banyak Hunian,
Bangunan Gudang dan Industri, Bangunan
Komersial, Bangunan Hunian Publik, Jasa
Bangunan Hotel, Restoran, Bangunan Se-
rupa Lainnya, Bangunan Pendidikan,
Bangunan Kesehatan dan Bangunan Ge-
dung Lainnya.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 15


9 Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia Kemajuan pembangunan manusia


Yogyakarta dan Prop DI Yogyakarta,
secara umum dapat ditunjukkan dengan
Tahun 2012 - 2016
melihat perkembangan indeks pembangunan
manusia (IPM) yang mencerminkan capaian
kemajuan di bidang pendidikan, kesehatan
dan ekonomi. Dengan melihat perkembangan

.id
angka IPM sejak tahun 2012 sampai dengan

go
2016, kemajuan yang dicapai kota Yogyakarta

s.
dalam pembangunan manusia cukup

bp
signifikan. Angka IPM kota Yogyakarta
mengalami peningkatan dari 83,29 pada tahun
a.
2012 menjadi 85,32 pada tahun 2016.
t
ko

Sedangkan di tingkat Provinsi, angka IPM


pada tahun 2012 mencapai angka sebesar
ja

76,15 menjadi 78,38 pada tahun 2016.


og
//j

Angka IPM Kota Yogyakarta pada tahun


s:

2016 tercatat tertinggi di Indonesia. IPM


tp

kabupaten Sleman mencapai angka 82,15


Keterbandingan Indeks Pembagunan Manusia
ht

(peringkat 5 se indonesia) Kabupaten Bantul


Kab/Kota di Prop DI Yogyakarta,
Tahun 2014 - 2016 sebesar 78,42, kabupaten Kulonprogo
sebesar 72,38 dan kabupaten Gunung Kidul
sebesar 67,82. Indeks pembangunan manusia
kota Yogyakarta selama kurun waktu satu
tahun terakhir telah mengalami kenaikan dari
84,56 pada tahun 2015 menjadi 85,32 pada
tahun 2016.

Sedangkan perkembangan PDRB per


kapita (dengan Tahun Dasar 2010) sejak
tahun 2012 hingga tahun 2016 mengalami
kenaikan yang cukup signifikan. Pada tahun
2012 PDRB perkapita Yogyakarta mencapai
angka 51,65 juta rupiah per tahun, sedangkan
pada tahun 2016 menigkat menjadi 69,20 juta
rupiah per tahun.

16 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Pertanian
10
Pertumbuhan produksi padi berjalan linier

Sebagai kota budaya dan pendidikan, pertumbuhan produksi


tanaman pangan di Yogyakarta kurang begitu menggembirakan.

Penggunaan lahan dibedakan menjadi Beberapa Indikator Tanaman Pangan dan


lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan Tanaman Buah-buahan
bukan sawah meliputi lahan untuk bangunan
dan sekitarnya, tegal/kebun, ladang/huma,
padang rumput, tambak, kolam/tebat/

.id
empang, lahan yang sementara tidak
diusahakan, lahan untuk tanaman kayu-

go
kayuan dan perkebunan negara/swasta.

s.
Pada tahun 2016 luas penggunaan lahan
di Kota Yogyakarta tercatat 3.250 hektar, bp
a.
terdiri dari 60 hektar lahan sawah dan 3.190
t
ko

hektar lahan bukan sawah. Data tanaman


pangan meliputi tanaman padi, palawija dan
ja

buah-buahan. Luas panen tanaman padi


og

sawah pada tahun 2016 mencapai 108 hektar


//j

dengan produksi 696 ton gabah.


s:

Dibandingkan dengan tahun sebelumnya,


tp

produksi padi sawah mengalami penurunan


ht

sebesar 8,90 persen. Hal ini terjadi karena Produktivitas Tanaman Padi (Ton/Ha), 2014 - 2016
adanya pengaruh musim dan juga perubahan
penggunaan lahan sehingga menghasilkan
luas panen yang lebih rendah dibanding
tahun sebelumnya.

Produksi tanaman buah-buahan pada


tahun 2016 yang tertinggi adalah pisang dan
papaya dengan produksi sebanyak 1337
kuintal untuk pisang dan 1182 kuintal untuk
pepaya. Sedangkan tahun 2015, dimana
yang tertinggi adalah produksi buah mangga
dan nangka.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 17


Persediaan energi listrik dan air di Yogyakarta
Energi Listrik
11 dan Air
relatif aman

Energi listrik terjual di Yogyakarta lebih banyak digunakan


untuk keperluan rumah tangga dan kepentingan bisnis, dan
sebagian kecilnya digunakan untuk industri.

Energi Listrik Terjual di Yogyakarta 2012 - 2016 Jumlah pelanggan listrik PLN di Kota
(KWh) Yogyakarta pada tahun 2016 tercatat
225.282 pelanggan atau mengalami
peningkatan mencapai 10,33 persen
dibandingkan dengan keadaan tahun 2015

.id
yang mencapai 204.185 pelanggan.
Sedangkan untuk jumlah energi listrik terjual

go
dari tahun ke tahun terus mengalami

s.
peningkatan. Pada tahun 2010 mencapai

bp
399.385 MWh dan meningkat menjadi
a.
477.431 MWh pada tahun 2011 dan terus
t
meningkat hingga pada tahun 2016 men-
ko

capai 1.094.872.778 KWh. Energi listrik di


ja

Yogyakarta mayoritas masih digunakan oleh


og

pelanggan rumahtangga dengan jumlah


//j

pemakaian 441.858.601 KWh atau 40,36


s:

persen dari total pemakaian.


tp

Banyaknya Pelanggan Air Minum menurut Berdasarkan data dari PDAM Tirtamarta,
ht

Kelompok Pelanggan produksi air minum pada tahun 2016


di Kota Yogyakarta 2014-2016 3
mencapai 16,43 juta m atau naik 0,66
persen dibandingkan tahun sebelumnya.
Volume air yang disalurkan mencapai 7,34
juta m3 atau 44,68 persen dari total produksi.
Jumlah pelanggan pada tahun 2016 tercatat
33.387 pelanggan dan sebagian besar
adalah kelompok pelanggan non niaga yang
terdiri dari rumahtangga dan instansi
pemerintah. Kelompok pelanggan non niaga
berjumlah 31.033 pelanggan atau 92,95
persen dari total pelanggan, dengan rincian
29.954 pelanggan rumahtangga dan 1.079
instansi pemerintah.

18 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Industri
Pengolahan 12
Industri dibedakan atas industri besar, Sektor Industri Kecil Menengah
Kota Yogyakarta
sedang, kecil dan rumahtangga. Informasi
mengenai industri kecil dan menengah
diperoleh dari Dinas Perindustrian dan
Perdagangan Kota Yogyakarta. Pada tahun

.id
2016 jumlah industri kecil dan menengah
tercatat 6.222 unit dengan jumlah tenaga kerja

go
27.863 orang dan nilai investasi sebesar Rp.

s.
177,3 milyar rupiah. Dibandingkan dengan
tahun 2015 jumlah usahanya mengalami pen-
bp
a.
ingkatan. Dan jumlah tenaga kerja yang
t
terserap mengalami peningkatan sebanyak
ko

1,40 persen dan nilai investasinya meningkat


ja

sebesar 41,58 persen.


og

Hasil Listing Sensus Ekonomi 2016


//j
s:

(SE2016) menunjukkan bahwa jumlah usaha Banyaknya Usaha Industri Pengolahan dan
Penyerapan Tenaga Kerja
tp

industri pengolahan (Kategori C) mencapai


di Kota Yogyakarta, 2016
8.829 usaha atau 12,65 persen dari total
ht

usaha nonpertanian, dengan penyerapan


tenaga kerja mencapai 29.375 orang ( 13.54
persen). Jumlah usaha pada kategori ini 29.375

menempati urutan ketiga setelah Kategori


Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi
dan Perawatan Mobil & Sepeda Motor
(Kategori G) dan Penyediaan Akomodasi &
8.829
Penyediaan Makan Minum (Kategori I).

Namun demikian jumlah unit usaha yang


besar tidak selalu memberi sumbangan nilai
tambah yang besar pula terhadap
perekonomian suatu daerah. Selain jumlah Jumlah Industri Tenaga Kerja Industri
unit usaha, skala usaha dari masing-masing
entitas ekonomi juga akan menjadi penentu
nilai tambah suatu sektor ekonomi.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 19


Tingkat Kemahalan Konstruksi di Yogyakarta
Kemahalan semakin melambung.

13 Konstruksi Ukuran kemahalan konstruksi yang terus meningkat


menggambarkan bahwa rata-rata harga bahan bangunan di
Yogyakarta meningkat lebih cepat dibandingkan dengan
kabupaten lain di Provinsi DI Yogyakarta.

Indeks Kemahalan Konstruksi Indeks Kemahalan Konstruksi (IKK)


Kab-Kota di DI Yogyakarta, Tahun 2016 merupakan angka indeks yang dapat
menggambarkan perbandingan tingkat
kemahalan harga bahan bangunan/konstruksi
(TKK) suatu kabupaten/kota terhadap TKK

.id
kota Balikpapan yang dipilih sebagai acuan.

go
Perbedaan model penyajian IKK 2009 dan
IKK 2011 menyebabkan angka tersebut tidak

s.
dapat diperbandingkan secara langsung.
bp Indeks Kemahalan Konstruksi kota
a.
Yogyakarta tahun 2016 berada pada angka
t
ko

93,81 persen, menduduki peringkat kedua


ja

terendah bila dibandingkan dengan harga


og

barang-barang konstruksi di kabupaten lain di


//j

wilayak propinsi DI Yogyakarta. Tercatat IKK


s:

di Kabupaten Kulon Progo mencapai 94,14


tp

persen, Bantul mencapai 96,52 persen,


ht

Gunung Kidul sebesar 97,10 persen, dan


Sleman sebesar 93,81 persen.

20 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Hotel berbintang lebih dipilih untuk menginap

14
dibanding hotel tidak berbintang
Hotel &
Tingkat hunian kamar hotel berbintang lebih tinggi dibandingkan hotel
non berbintang yaitu sekitar 60,73 persen berbanding 28,92 persen.
Pariwisata

Sampai dengan tahun 2015 jumlah hotel Indikator Hotel


Kota Yogyakarta, 2012-2015
dan penginapan yang ada di wilayah kota
Yogyakarta tercatat sebanyak 413 buah yakni
terdiri dari 59 hotel berbintang dan 354 hotel
non bintang. Jumlah hotel yang terbanyak

.id
terletak di wilayah kecamatan Gedongtengen
yakni sebanyak 116 hotel.

go
Produktivitas suatu hotel/akomodasi

s.
dapat diukur dari tingkat penghunian kamar.
Faktor yang mempengaruhi besarnya tingkat
bp
a.
penghunian kamar hotel adalah banyaknya
t
kunjungan wisatawan baik wisatawan
ko

mancanegara maupun dalam negeri yang


ja

menginap di hotel. Semakin banyak jumlah


og

wisatawan yang datang diharapkan jumlah


//j

tamu yang menginap di hotel semakin


s:

meningkat pula.
tp

Pada tahun 2015 tingkat penghunian


ht

kamar di kota Yogyakarta secara keseluruhan


mencapai 55,37 persen yang berarti bahwa Jumlah Akomodasi, Kamar dan Fasilitas
rata-rata dari seluruh kamar yang dipakai Tempat Tidur Hotel di Kota Yogyakarta
setiap malam mencapai 55,37 persen. Bila 2013-2015
dibandingkan dengan tahun sebelumnya
Tingkat Penghunian Kamar mengalami
penurunan sebesar 2,07 persen. Tingkat
penghunian kamar tertinggi terjadi pada bulan
Desember 2015 yaitu sebesar 65,61 persen
dan terendah pada bulan Januari 2015
dengan tingkat penghunian kamar sebesar
43,64 persen. Sedangkan bila dilihat menurut
kelasnya, tingkat hunian kamar hotel
berbintang mencapai 60,73 persen,
sementara hotel non bintang mencapai 28,92
persen.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 21


Hotel &
14 Pariwisata

Sebagai ibukota Daerah Istimewa


Jumlah Pengunjung Menurut Lokasi Wisata, Yogyakarta, Kota Yogyakarta memiliki daya
Tahun 2016 di Kota Yogyakarta tarik tersendiri bagi wisatawan baik domestik
maupun mancanegara. Keberadaan kraton
Yogyakarta yang masih kental sarat dengan
Kraton budaya jawa, di tengah-tengah kehidupan
Yogyakarta,

.id
Lainnya, masyarakat moderen merupakan salah satu
587,041

go
1,287,071 keunikan yang mampu menarik minat
Taman wisatawan untuk berkunjung di kota

s.
Pintar, Yogyakarta. Pusat perbelanjaan pasar
1,037,711 bp
tradisional seperti Pasar Beringharjo dan
a.
Taman Sari, selaras panjang jalan Malioboro pada
t

514,332
ko

umumnya juga menjadi sasaran utama bagi


wisatawan yang ingin membeli berbagai
ja

Pagelaran
Kraton, kerajinan. Di samping itu terdapat juga
og

437,366 Gembiralok tempat yang menyajikan makanan khas


a,
//j

Kota Yogyakarta seperti Gudeg, Bakpia


1,657,431
s:

Pathuk, dan Yangko. Bagi wisatawan yang


tp

ingin mengetahui sejarah di kota Yogyakarta


ht

terdapat beberapa museum diantaranya


Museum Sono Budoyo, Vredeburg, dan
Jumlah Wisatawan dan Lamanya Menginap
Sasmita loka.
di Yogyakarta
Pada tahun 2016 jumlah wisatawan
yang berkunjung di Kraton mencapai
sebanyak 587.041 pengunjung sedikit
menurun bila dibandingkan tahun
sebelumnya yang mencapai 601.593
pengunjung. Jumlah pengunjung kraton
paling banyak terjadi pada bulan Desember
dimana terdapat hari liburan sekolah. Lo-
kasi wisata dengan pengunjung paling ban-
yak di tahun 2016 adalah Gembiraloka, yak-
ni mencapai 1.657.431 pengunjung. Diikuti
oleh Taman Pintar yang menyedot
pengunjung sebanyak 1.037.711 orang sela-
ma tahun 2016.

22 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Kondisi jalan di Yogyakarta sebagian besar
Transportasi
15
dalam keadaan baik dan sedang

Jalan paling panjang di Yogyakarta memiliki kelas tiga dan dan Komunikasi
paling sering dilalui oleh moda kendaraan roda dua yang
mencapai 84 persen jumlah kendaraan.

Tersedianya prasarana/infrastruktur yang Panjang Jalan dan Jumlah Kendaraan Bermotor


Kota Yogyakarta
memadai merupakan salah satu modal dasar
untuk meningkatkan kegiatan masyarakat
suatu daerah, baik untuk kegiatan yang
sifatnya sosial maupun kegiatan

.id
perekonomian. Salah satu prasarana/
infrastruktur yang pokok adalah jalan. Makin

go
meningkatnya usaha pembangunan menuntut

s.
pula peningkatan pembangunan jalan untuk
memudahkan mobilitas penduduk dan
bp
a.
memperlancar perdagangan antar daerah.
t
ko

Panjang jalan di seluruh wilayah Kota


ja

Yogyakarta pada tahun 2016 mencapai


og

248,09 km. Panjang jalan dalam kondisi baik


mengalami kenaikan dari 145,24 km menjadi
//j
s:

206,95 km atau mengalami kenaikan


tp

mencapai 42,49 persen. Jalan dengan


kondisi rusak mengalami penurunan dari
ht

sepanjang 31,49 km menjadi 13,68 km atau


mengalami penurunan sebesar 56,56 persen.

Untuk memenuhi transportasi darat,


tersedia dua jenis kendaraan angkutan darat
utama yaitu kendaraan bermotor dan kereta
api. Pada tahun 2016 jumlah kendaraan ber-
motor mencapai 491.805 unit yang terdiri atas
mobil penumpang, bus, mobil beban, ken-
daraan khusus serta sepeda motor. Diantara
kelima macam kendaraan bermotor tersebut,
yang paling banyak adalah sepeda motor
yang jumlahnya mencapai 415.749 buah.
Dimana jumlah tersebut mengalami kenaikan
dari tahun sebelumnya yang berjumlah
399.615 sepeda motor.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 23


Transportasi
15 dan Komunikasi

Surat Pos yang dikirim di Kantor Pos dan Giro


Angkutan kereta api yang ada di Kota
Yogyakarta
Yogyakarta meliputi angkutan untuk
penumpang dan barang, yang melewati dua
stasiun yaitu stasiun Tugu yang khusus
diperuntukkan bagi pemberangkatan

.id
penumpang kereta bisnis dan eksekutif,

go
dan stasiun Lempuyangan yang

s.
diperuntukan bagi pemberangkatan

bp
penumpang kereta ekonomi serta barang.
a.
Lalu lintas surat pos dan giro selama
t
ko

kurun waktu 2016 mencapai 3,05 juta surat


yang dikirim melalui kantor pos yang ada di
ja
og

wilayah kota Yogyakarta. Dibandingkan


dengan tahun sebelumnya jumlah surat
//j
s:

yang dikirim mengalami kenaikan sebesar


tp

122 persen.
ht

Sarana komunikasi radio merupakan


sarana komunikasi elektronik massal yang
sampai saat ini masih banyak digemari
masyarakat. Jumlah stasiun radio swasta di
wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2016
mencapai 13 stasiun. Stasiun-stasiun
tersebut tersebar di wilayah kecamatan Kota
Yogyakarta dan yang terbanyak berada di
Kecamatan Gondokusuman yaitu sebanyak
4 stasiun radio swasta, disusul kecamatan
Jetis yang memiliki 3 stasiun radio swasta.
Sedangkan stasiun radio lainnya tersebar di
kecamatan Mergangsan, Umbulharjo, Ko-
tagede, Pakualaman dan Gondomanan.

24 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Sektor Perdagangan menyerap besaran kredit
mikro, kecil, dan menengah
Perbankan dan
Selama kurun waktu 2009-2016 kredit mikro, kecil,
dan menengah di Yogyakarta lebih banyak digunakan
untuk konsumsi.
Investasi 16
Sejak tahun 2009 hingga 2016, Proporsi Kredit Mikro, Kecil dan Menengah
Menurut Sektor Ekonomi, 2016
penyerapan terbesar dari kredit mikro, kecil,
dan menengah yang diberikan bank umum
dan BPR di kota Yogyakarta berasal dari
sektor perdagangan, hotel dan restoran.
Angka pada tahun 2016 menunjukkan

.id
besaran mencapai 5.088 milyar rupiah atau

go
sekitar 63 persen. Sektor ekonomi yang
menempati urutan kedua dalam penyerapan

s.
besaran kredit bank umum dan BPR adalah
sektor Jasa-jasa yang mencapai 705 milyar bp
a.
rupiah atau berkisar 9 persen dari
t
keseluruhan kredit mikro di Yogyakarta.
ko

Sedangkan sektor Industri Pengolahan


ja

mampu menyerap kredit mencapai 667 milyar


og

rupiah atau berkisar 8 persen dari total kredit


mikro, kecil dan menengah. Sektor Keu-
//j

angan, Sewa dan Jasa Perusahaan dengan


s:

Posisi Pinjaman Rupiah dan Valuta Asing yang


besaran angka kredit mencapai 660 milyar diberikan Bank Umum dan BPR
tp

rupiah menempati urutan berikutnya yaitu Menurut Jenis Penggunaan


ht

(Miliar Rupiah)
berkisar 8 persen dari total kredit.
Menurut jenis penggunaannya posisi pin-
jaman rupiah dan valuta asing yang diberikan
bank umum dan BPR di kota Yogyakarta,
sejak tahun 2012 hingga 2016 terbanyak
digunakan untuk konsumsi. Pada tahun 2016
jenis penggunaan untuk konsumsi mencapai
8.370 milyar rupiah atau mencapai 39,25
persen dari total kredit yang diberikan.
Sedangkan yang digunakan untuk modal
kerja pada tahun 2016 mencapai 8.045 milyar
rupiah meningkat sebesar 530 milyar rupiah
dari tahun 2015 atau berkisar 7,05 persen.
Dan selebihnya digunakan untuk investasi,
dimana pada tahun 2015 mencapai 4.238
milyar rupiah menjadi 4.908 milyar rupiah di
tahun 2016 (meningkat sebesar 15,81%).

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 25


Laju inflasi Yogyakarta lebih terkendali

17 Harga-harga Inflasi Yogyakarta mencapai angka yang tinggi pada


tahun 2013 yaitu 7,12 persen. Inflasi pada tahun 2017
hingga bulan oktober telah tercatat mencapai 3,03 persen.

Indeks harga konsumen yang sering digunakan


IHK Beberapa Kota di Sekitar Yogyakarta sebagai indikator kenaikan harga-harga terlihat
meningkat dari tahun ke tahun di beberapa kota
terpilih di Yogyakarta dan sekitarnya. Diantara kota
-kota yang berada di sekitar Yogyakarta, dengan
tahun dasar baru tahun 2012=100, sampai dengan

.id
bulan Oktober 2017 IHK tertinggi terjadi di Kota
Surabaya yaitu sebesar 129,92, kemudian

go
dilanjutkan Kota Semarang dan Kota Madiun yang

s.
masing-masing sebesar 127,88 dan berlanjut di

bp
kota Purwokerto mencapai indeks sebesar 126,83.
a.
Indeks terendah terjadi di kota Surakarta yang
t
mencapai 124,65.
ko

Pola inflasi tahunan yang mengalami puncak


ja

inflasi pada akhir semester tidak terjadi pada tahun


og

2016. Inflasi tahun 2016 di kota Yogyakarta paling


//j

tinggi terjadi pada bulan Juni yaitu sebesar 0,94


s:

persen. Selain itu inflasi cukup tinggi juga terjadi


tp

Laju inflasi Yogyakarta, 2013 - 2017 pada bulan Januari 2016 yaitu mencapai 0,53
ht

persen. Sedangkan inflasi di akhir tahun 2016


mencapai 0,35 persen.
Dari tahun 2013 hingga 2017, ada
kecenderungan berulang yaitu terjadinya inflasi
yang cukup tinggi pada pertengahan tahun. Pada
tahun 2013, inflasi tertinggi terjadi pada bulan Juli
yaitu sebesar 2,58 persen. Sedangkan pada tahun
2014 inflasi cukup tinggi juga terjadi pada bulan
Juli yaitu mencapai 0,85 persen, walaupun bukan
inflasi yang tertinggi pada tahun tersebut. Begitu
pula pada tahun 2015, inflasi yang cukup tinggi
juga terjadi pada bulan Juli yaitu mencapai 0,63
persen. Bahkan inflasi tertinggi tahun 2016 terjadi
pada bulan Juli yaitu mencapai 0,94 persen. Hing-
ga pada tahun 2017, inflasi tinggi di pertengahan
tahun bergeser ke bulan Juni yaitu sebesar 0,61
persen.

26 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Pola pengeluaran makanan masyarakat
Pengeluaran
18
Yogyakarta terus meningkat

Tingkat pendapatan penduduk yang didekati dengan ukuran Penduduk


pengeluaran khususnya untuk makanan menunjukkan
adanya peningkatan dari tahun ke tahun.

Salah satu indikator tingkat Pengeluaran Makanan dan Non Makanan


kesejahteraan masyarakat adalah ukuran Di Kota Yogyakarta, 2012—2016
pengeluaran rumah tangga yang dalam hal ini
terbagi menjadi dua golongan pengeluaran
% pengeluaran makanan % pengeluaran nonmakanan
yaitu pengeluaran untuk makanan dan bukan
70
makanan. Semakin tinggi pendapatan 66.73
64.00

.id
60 60.79 62.18
masyarakat akan berdampak pada porsi
57.13
pengeluaran yang bergeser dari pengeluaran

go
50 42.87
39.21 37.82
untuk makanan menjadi pengeluaran untuk 40 33.27
36.00

s.
bukan makanan (Engel, 1875).
Proporsi pengeluaran non makanan
masyarakat kota Yogyakarta pada tahun
30
bp
a.
20

2012-2016 menunjukkan kecenderungan


t
10
ko

meningkat. Terlihat bahwa pada tahun 2012


-
ja

proporsi pengeluaran non makanan sebagian 2012 2013 2014 2015 2016
og

besar masyarakat kota Yogyakarta mencapai


60,79 persen dan selebihnya sebesar 39,21
//j

Persentase pengeluaran per kapita (Rp/bulan)


persen digunakan untuk pengeluaran Di Kota Yogyakarta, 2016
s:

makanan. Sedangkan pada tahun 2016


tp

proporsi pengeluaran untuk non makanan


ht

sudah mencapai 64,00 persen dan


selebihnya 36,00 persen digunakan untuk
pengeluaran makanan.
Pada kelompok pengeluaran untuk
makanan, pada tahun 2016 masyarakat kota
Yogyakarta mengeluarkan porsi terbesar
adalah untuk makanan dan minuman jadi
yaitu sebesar 21,44 persen. Persentase
pengeluaran makanan terbesar kedua yaitu
untuk konsumsi ikan, daging, telur dan susu
yaitu mencapai angka 5,13 persen.
Sedangkan untuk keperluan non makanan,
masyarakat kota Yogyakarta mengeluarkan
porsi terbesar adalah untuk perumahan yaitu
mencapai 29,53 persen. Kemudian
dilanjutkan pengeluaran untuk barang dan
jasa yang mencapai angka 20,78 persen.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 27


Ketidakseimbangan Ekspor dan Impor
di Yogyakarta

19 Perdagangan
Nilai impor Yogyakarta jauh melebihi nilai ekspornya.
Nilai impor tampaknya menurun sangat tajam dibanding
tahun sebelumnya.

Beberapa Indikator Sektor Perdagangan Ekspor komoditas bukan migas Kota


Yogyakarta pada tahun 2016 mengalami pen-
ingkatan dibandingkan ekspor tahun
Impor (cif) juta US$
sebelumnya, yaitu dari 13,06 juta US $ di
125,00 Ekspor (fob) juta US$ tahun 2015 menjadi 20.38 juta US$. Nilai
120,74 ekspor tertinggi Kota Yogyakarta tahun 2016
100,00

.id
adalah komoditas kulit lembaran, yaitu sebe-

go
sar 4 juta US$. Komoditas sarung tangan
75,00
memiliki kontribusi terbesar kedua dengan

s.
nilai total ekspor mencapai 3.8 juta US$ atau
50,00
37,27 37,27 bp
18.75 persen dari total ekspor Kota
a.
Yogyakarta. Kemudian diikuti oleh produk
25,00 20,38
17,22 16,60 13,06
t
13,06 minyak atsiri dengan nilai 3.1 juta US$ atau
ko

6,83 mencapai 14,97 persen, dan komoditas the


0,00 0,23
ja

dengan nilai ekspor mencapai 3,01 US $ atau


2012 2013 2014
og

2015 2016 14,77 persen.


Kebutuhan dasar manusia akan pangan,
//j

terutama pada makanan pokok yaitu beras


s:

Harga Beras (x100) dan Penyaluran Beras (Juta Kg)


menjadi perhatian pemerintah, untuk itu
tp

di Kota Yogyakarta
pemerintah selalu menjaga ketersediaannya.
ht

Ketersediaan pangan yang diidentikkan


dengan ketersedian beras selama kurun
waktu tahun 2016 dapat dikatakan cukup,
105,31 105,37
93,21 bahkan melebihi kebutuhan yang dikonsumsi
83,74 87,59 masyarakat Kota Yogyakarta.
72,23 Persediaan beras pada gudang dolog
65,30 61,39
56,41 57,79 terutama ditujukan untuk menjaga tingkat
harga konsumen maupun produsen. Total
penyaluran beras pada tahun 2016 mencapai
72,23 ribu ton dan total pengadaan
mencapai 83,80 ribu ton, sedangkan
persedian beras pada akhir bulan Desember
2012 2013 2014 2015 2016 tahun 2016 mencapai 30,64 ribu ton. Jumlah
Penyaluran Beras (Juta Kg) Harga x100 penyaluran beras terbesar yang dilakukan
oleh Dolog yaitu terjadi pada bulan Maret
yang mencapai 11,72 ribu ton.

28 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Dibanding tahun 2010, pendapatan per kapita
penduduk Yogyakarta naik lebih dari dua kali lipat.
Pendapatan
Tingkat produktifitas nilai tambah barang dan Jasa
yang dihasilkan di Yogyakarta menduduki peringkat ke
dua di provinsi DI Yogyakarta.
Regional 20
PDRB sebagai ukuran produktifitas Perkembangan PDRB Yogyakarta
mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa Tahun 2013 - 2016
yang dihasilkan oleh suatu wilayah dalam satu
tahun. Kota Yogyakarta sebagai salah satu
Kabupaten/kota di Provinsi DI Yogyakarta
pada tahun 2016 menduduki peringkat ke dua

.id
di bandingkan empat kabupaten lainnya di

go
provinsi DI Yogyakarta.
Sementara pendapatan perkapita yang

s.
mencerminkan tingkat produktifitas tiap
penduduk menunjukkan bahwa penduduk kota bp
a.
Yogyakarta lebih produktif dibandingkan
t
dengan empat kabupaten lainnya di provinsi
ko

DI. Yogyakarta.
ja

Pada tahun 2016 PDRB per kapita kota


og

Yogyakarta telah menunjukkan besaran 69,2


juta rupiah per tahun jauh di atas rata-rata
//j

pendapatan per kapita DI Yogyakarta yang Distribusi PDRB Menurut Kategori


s:

pada tahun 2016 menunjukkan angka 29,59 Di Kota Yogyakarta, 2016


tp

juta per tahun.


ht

17 1 2 3
15 4 5
Secara umum pertumbuhan ekonomi kota 9%
3% 0% 0% 14%
0% 0%
16
14
Yogyakarta menunjukkan kecenderungan 10%
4%
6
moderat dan berada pada kisaran di atas 8%

pertumbuhan ekonomi DI Yogyakarta.


13
Berbeda dengan distribusi PDRB nasional, 1%
7
7%
dominasi kategori 3 (Industri Pengolahan)
sebesar 14 persen juga menjadi ciri khas 12
9% 8
perekonomian kota Yogyakarta disusul oleh 4%

kategori 9 (Penyediaan Akomodasi dan 11


7%
Makan Minum) kemudian kategori 10 ( Infor- 9
10 13%
masi dan Komunikasi) pada peringkat 10%
berikutnya.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 29


PDRB per kapita kota Yogyakarta lebih tinggi dari

21 Perbandingan
Regional
PDB perkapita Nasional

Perbandingan PDRB Perbandingan PDRB antar kabupaten/kota


Provinsi DI Yogyakarta
di propinsi DI Yogyakarta untuk beberapa
indikator terpilih memperlihatkan variasi yang
cukup besar. Dilihat berdasarkan perbedaan
PDRB per kapita, terlihat ketimpangan yang

.id
sangat tinggi. PDRB per kapita Atas Dasar
harga Berlaku tertinggi tercatat ada di kota

go
Yogyakarta yang mencapai 69,2 juta rupiah

s.
pada tahun 2016. Angka ini berkisar tiga kali

bp
lipat dibandingkan angka Kulonprogo yang
a.
mencapai 20,146 juta rupiah pertahun.
t
Sedangkan kabupaten Sleman tercatat angka
ko

PDRB perkapita atas dasar harga berlaku


ja

sebesar 31,336 juta rupiah. Adapun PDRB


og

perkapita atas dasar harga konstan di Kota


//j

Yogyakarta pada tahun 2016 mencapai


s:

angka 56,3 juta rupiah pertahun.


tp

PDRB per Kapita


ht

Atas Dasar Harga Berlaku dan Harga Konstan


Kota Yogyakarta, 2012 - 2016
(juta Rupiah)

ADHB ADHK 69,219


70,000
64,920
65,000
60,501

60,000 55,970 56,346


51,653 54,259
55,000 52,268
50,262
50,000 48,263

45,000

40,000
2012 2013 2014 2015 2016

30 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Penyumbang terbesar terhadap ekonomi
Yogyakarta adalah Umbulharjo, Gondokusuman
PDRB
dan Danurejan.

Gondokusuman,Danurejan, Jetis dan Gondomanan


merupakan kec. maju dan cepat tumbuh.
Kecamatan 22
Pada tahun 2016 kecamatan Umbulharjo PDRB Kecamatan di Yogyakarta
mampu menciptakan nilai tambah bruto sebesar ADHB dan ADHK, 2016
4,69 milyar rupiah dan menjadi penyumbang
terbesar PDRB kota Yogyakarta. Kecamatan ini
memberikan kontribusi sebesar 22,56 persen dan
yang menjadi sektor andalannya adalah jasa-jasa,
industri pengolahan, bangunan serta angkutan dab

.id
komunikasi. Penyumbang kedua adalah kecamatan

go
Gondokusuman sebesar 17,09 persen dan sektor
andalannya adalah perdagangan , hotel restoran,

s.
jasa-jasa, keuangan, angkutan dan komunikasi.
Selanjutnya adalah kecamatan Danurejan dengan
jumlah penduduk 19.019 jiwa mampu menyumbang bp
a.
kontribusi ekonomi sebesar 9.59 persen.
t
Gambaran tentang pola dan struktur
ko

petumbuhan Ekonomi masing-masing kecamatan di


ja

Kota Yogyakarta dapat diketahui dengan


og

menggunakan analisis Tipologi Klassen. Pada


dasarnya Tipologi Klassen membagi daerah
//j

berdasarkan dua indikator utama, yaitu Klasifikasi Kecamatan di Yogyakarta


s:

pertumbuhan ekonomi dan pendapatan perkapita Menurut Tipologi Klassen, 2016


daerah. Melalui analisis ini diperoleh empat
tp

karakteristik pola dan struktur pertumbuhan


ht

ekonomi yang berbeda, yaitu:


I. Daerah cepat maju dan cepat tumbuh yaitu
Gondokusuman, Danurejan ,Gondomanan dan Jetis
yang mempunyai pertumbuhan ekonomi dan
pendapatan perkapita yang lebih tinggi dibanding
dengan rata-rata Kota Yogyakarta ;
II. Daerah maju tapi tertekan, yaitu Umbulharjo,
memiliki pendapatan perkapita lebih tinggi, tetapi
tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah;
III. Daerah berkembang cepat, yaitu Mergangsan
dan Gedongtengen dengan pertumbuhan tinggi,
tetapi tingkat pendapatan perkapita lebih rendah;
IV. Daerah relatif tertinggal adalah Mantrijeron,
Kraton, Kotagede, Pakualaman, Ngampilan,
Wirobrajan dan Tegalrejo yang memiliki
pertumbuhan ekonomi dan pendapatan
perkapita lebih rendah dibanding dengan rata-
1 Mantrijeron 8 Pakualaman
rata Kota Yogyakarta. 2 Kraton 9 Gondomanan
3 Mergangsan 10 Ngampilan
Catatan : Angka PDRB Kecamatan menggunakan Tahun 4 Umbulharjo 11 Wirobrajan
Dasar 2000 dan 9 sektor lapangan usaha. 5 Kotagede 12 Gedongtengen
6 Gondokusuman 13 Jetis
7 Danurejan 14 Tegalrejo

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 31


Bahagian terbesar dari PDRB kota Yogyakarta
digunakan untuk pemenuhan konsumsi rumah

23 PDRB
Penggunaan
tangga dan pemerintah

59.29 persen dari PDRB digunakan untuk konsumsi sumah


tangga dan 21.05 persen untuk konsumsi pemerintah,
sekitar 26.81persen dialokasikan untuk PMTB

Persentase Pembentukan Modal Tetap Bruto Tingkat pertumbuhan riil PMTB kota
Atas dasar harga berlaku, 2012-2016
Yogyakarta tahun 2016 sebesar 5,47 persen,
lebih cepat 1,99 poin bila dibandingkan
dengan pertumbuhan tahun sebelumnya.
Salah satu indikator yang menggambarkan

.id
hubungan antara PDRB dengan PMTB
adalah Incremental Capital Output Ratio

go
(ICOR). ICOR merupakan indikator yang

s.
menunjukkan tingkat laju pertumbuhan
bp
ekonomi relatif akibat adanya investasi.
a.
Semakin tinggi ICOR memberikan indikasi
t
ko

terjadinya inefisiensi dalam penggunaan


ja

investasi.
og

Nilai PDRB yang dihasilkan kota


//j

Yogyakarta sebesar 28,92


s:

triliun rupiah pada harga berlaku, dimana


tp

sekitar 75,15 persen di antaranya digunakan


Persentase Konsumsi Rumah Tangga
ht

Atas dasar harga berlaku, 2012- 2016 untuk keperluan komponen permintaan akhir,
23,71 persen digunakan untuk pembentukan
modal tetap bruto.
Selama 2012–2016 persentase komponen
permintaan akhir terus meningkat. Hal ini
menunjukan perekonomian Kota Yogyakarta
masih didominasi untuk konsumsi, terutama
untuk konsumsi rumahtangga dan konsumsi
pemerintah. Komponen investasi yang dalam
hal ini dicerminkan oleh besarnya Pemben-
tukan Modal Tetap Bruto juga mengalami
peningkatan yang berarti.

32 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


Kontribusi lembaga swasta / nirlaba dan sektor
pemerintah terus mengalami peningkatan. Sela-
PDRB
Konsumsi lembaga non profit menurun dari 4.93 persen
pada tahun 2015 menjadi 4.83 persen pada tahun 2016,
demikian juga konsumsi pemerintah menurun dari 21.29
persen menjadi 21.05 persen.
Penggunaan 23
Pada tahun 2016 persentase pengeluaran
Persentase Pengeluaran Konsumsi Lembaga
konsumsi lembaga non profit mencapai 4,83 Swasta / Nirlaba, 2012 - 2016
persen dari total PDRB atau sebesar 1.395,45
milyar rupiah. Kontribusi konsumsi lembaga
non profit terhadap PDRB Kota Yogyakarta

.id
dalam dua tahun terakhir mengalami

go
penurunan. Pada tahun 2016 pertumbuhan
kelompok ini mencapai 3,35 persen. Namun

s.
bp
sebesar apapun pertumbuhan kelompok ini
kurang cukup berarti karena peranannya
a.
terhadap total penggunaan PDRB relatif kecil.
t
ko

Pada tahun 2016 pengeluaran konsumsi


ja

pemerintah mencapai 6,1 triliun rupiah atau


og

sebesar 21,05 persen dari total PDRB. Bila


//j

dibandingkan dengan keadaan pada tahun


s:

sebelumnya pertumbuhan konsumsi Persentase Pengeluaran Konsumsi Pemerintah,


tp

pemerintah tahun 2016 mengalami perlambat- 2012 - 2016


ht

an dari 5,76 persen menjadi 3,17 persen.


Seiring dengan perkembangan yang
ada, pengeluaran konsumsi pemerintah
cenderung meningkat. Besarnya realisasi
penggunaan APBD merupakan salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk melihat
tingkat pertumbuhan pengeluaran konsumsi
pemerintah. Selama lima tahun terakhir peran-
an/distribusi konsumsi pemerintah terhadap
total PDRB mengalami kecenderungan
meningkat dari 19,18 persen pada tahun 2012
menjadi sebesar 21,05 persen tahun 2016.

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 33


PERTUMBUHAN
24 Ekonomi

Selama lima tahun terakhir, rata-rata


pertumbuhan ekonomi Kota Yogyakarta
Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi
mencapai 5,27 persen. Tahun 2016 semua kat-
Menurut Lapangan Usaha, Tahun 2016 (%)
egori ekonomi mengalami pertumbuhan positif.
Kategori yang mempunyai rata-rata
pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada
kategori Pengadaan Listrik dan Gas yaitu

.id
5.11
PDRB tumbuh sebesar 12,01 persen. Kemudian
17 5.27
16 4.66

go
3.47 diikuti kategori Informasi dan Komunikasi 8,04
15 5.86
14
13 2.77 persen; kategori Administrasi Pemerintahan,

s.
12 4.50
11 5.25 Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib sebesar
10
9
8 2.82
5.81
8.04
bp
5,86 persen; kategori Penyediaan Akomodasi
a.
7 5.54
6 3.56 dan Makan Minum 5,81, kategori Perdagangan
t
5 2.22
ko

4 12.01 Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda


3 4.25
2 0.58 Motor sebesar 5,54 persen, Jasa Lainnya 5,27
ja

1 0.90
persen dan kategori Jasa Keuangan dan Asur-
og

0.00 2.00 4.00 6.00


ansi sebesar 5,25 persen. Sedangkan 10 kate-
//j

gori lainnya mengalami rata-rata pertumbuhan


s:

ekonomi kurang dari 5 persen. Dan kategori


tp

Rata-rata Pertumbuhan Ekonomi Menurut yang mengalami pertumbuhan terkecil adalah


ht

Pengeluaran Tahun 2016 (%) kategori Pertambangan dan Penggalian yaitu


sebesar 0,58 persen.
Pada tahun 2016, pertumbuhan
pengeluaran konsumsi rumah tangga di Kota
Yogyakarta mencapai 4,87 persen. Nilai
5.11 pertumbuhan lembaga non profit mencapai
PDRB
Impor 1.77 angka sebesar 3,35 persen, kemudian
Ekspor 2.60 dilanjutkan pertumbuhan pengeluaran
Per. Inventori 6.45 pemerintah mencapai 3,17 persen. Untuk
PMTB 5.47
3.17 pertumbuhan PMTB mencapai 5,47 persen.
Pemerintah
LNPRT 3.3 5 Pada perhitungan dengan tahun dasar baru
Rumah Tangga 4.87 terdapat 3 tambahan pengeluaran yaitu Peru-
0.00 2.00 4.00 6.00
bahan Inventori dengan pertumbuhan pada
tahun 2016 sebesar 6,45 persen, Ekspor sebe-
sar 2,60 persen dan Impor sebesar 1,78 per-
sen.

34 Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017


GINI RATIO
25
Tingkat pemerataan pendapatan penduduk
Kurva Lorenz Distribusi Pendapatan Penduduk
Kota Yogyakarta tahun 2016 lebih baik dibanding- Kota Yogyakarta Tahun 2015 dan 2016
kan dengan tahun 2015, walaupun tidak terlalu 100

Persentase Pendapatan
2016
signifikan. Secara kualitatif hal tersebut terindi- 80 2015
kasikan dengan gambaran kurva Lorenz tahun 60

.id
2016 yang bergeser sedikit ke arah garis diagonal 40

go
dibandingkan dengan gambaran kurva Lorenz ta-
20

s.
hun 2015.

bp
0
Secara kuantitatif ukuran tingkat ketimpan- 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Persentase Penduduk
a.
gan distribusi pendapatan penduduk dapat dilihat
t
ko

dari angka Gini Ratio. Pada tahun 2016, Gini Rasio Perkembangan Distribusi Pendapatan Penduduk
Kota Yogyakarta Menurut Kriteria Bank Dunia,
Kota Yogyakarta tercatat sebesar 0,4214, lebih
ja

2014 - 2016
og

rendah 0,0217 poin dibandingkan tahun 2015. Hal


ini berarti distribusi pendapatan Kota Yogyakarta
//j

100%
s:

pada tahun 2016 lebih merata dibandingkan tahun


tp

2015. 80% 47.28 50.50 46.93


20% Penduduk
ht

Berpendapatan
Pada tahun 2016 menurut total penduduk, Tertinggi
60%

kelompok 40 persen penduduk berpenghasilan ren- 40% Penduduk


Berpendapatan
40% 37.02 39.98 Menengah
35.49
dah (masyarakat lapis bawah) menyerap sebanyak
40% Penduduk
13,09 persen dari total pendapatan, kelompok 40 20% berpendapatan
15.7 14.01 13.09 Terendah
persen penduduk berpenghasilan menengah 0%
2014 2015 2016
mendapat 39,98 persen dan kelompok 20 persen
penduduk berpenghasilan tinggi mendapat 46,93
Gini Ratio dan Kriteria Ketimpangan
persen. Berdasarkan kriteria Bank Dunia, kondisi
di Kota Yogyakarta, 2014 - 2016
tersebut dapat dikatakan bahwa distribusi pendapa-
tan di Kota Yogyakarta tahun 2016 tergolong ber- Tahun
Uraian
ketimpangan sedang atau moderat, dimana 2014 2015 2016
(1) (2) (3) (4)
penduduk kelompok berpenghasilan rendah
Gini Rasio 0.3959 0.4431 0.4214
menerima diantara 12 sampai 17 persen dari total
pendapatan. Kriteria Moderat Moderat Moderat

Statistik Daerah - Kota Yogyakarta 2017 35


.id
go
s.
bp
ta.
ko
ja
og
//j
s:
tp
ht

BADAN PUSAT STATISTIK KOTA YOGYAKARTA


Jl Brigjen Katamso Komplek THR Yogyakarta
Telp: (0274) 387752 , Fax: (0274) 387753
Homepage: http://www.jogjakota.bps.go.id

Anda mungkin juga menyukai